You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya
dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan
negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting.
Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin
memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia
informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang
digunakan untuk menyampaikan informasi.
Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka
berupaya keras menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi
secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang
memiliki kualifikasi sebagai information superhighway.
Hal tersebut di atas telah menimbulkan suatu kondisi persaingan yang
sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan telekomunikasi, yang tingkat
persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional. Sehingga untuk
dapat memenangkan persaingan tersebut, tentu diperlukan suatu strategi yang
tepat dan penerapan yang baik.
Dalam hal ini, penyusun mencoba menganalisis Indosat sebagai salah
satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan jasa
telekomunikasi internasional, sebagai bahan studi.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian diatas, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana
analisis SWOT pada PT. Indosat?.

1
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah tentang Analisis SWOT pada PT. Indosat ini
adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Sistem Pengendalian Manajemen.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Analisis SWOT


Istilah SWOT dari perkataan :
• Strength (Kekuatan)
• Weakness (Kelemahan)
• Opportunities (Kesempatan)
• Threats (Ancaman)
Yang dimaksud dengan analisis SWOT adalah suatu cara menganalisis
faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi dalam
pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan.
Dalam analisis faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan
aspek-aspek yang menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness),
kesempatan (Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Threats) sebuah
organisasi. Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan
alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti, 2005:19).
Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisis
SWOT, bahwa analisis SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang
ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang
mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah
yang dihadapi oleh organisasi.

2.2. Komponen Analisis SWOT


Analisis SWOT terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strengths (S), merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep
bisnis itu sendiri.

3
2. Weakness (W), merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep
bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (O), merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor,
kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (T), merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman
ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2.3. Kombinasi Strategi Analisis SWOT


Kombinasi strategi dari Matrik SWOT adalah sebagai berikut :
1) Strategi SO
Yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2) Strategi ST
Yaitu strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
ancaman.
3) Strategi WO
Yaitu strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
4) Strategi WT
Yaitu strategi yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman.

2.4. Jenis-Jenis Analisis SWOT

2.4.1. Model Kuantitatif


Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan
antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena
diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang

4
tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang
harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strengths (S), harus selalu
memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunities
(O) harus memiliki satu pasangan satu Threats (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan
dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian
dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen,
dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam
komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih
menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar
penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar
subyektifitas penilaian.

2.4.2. Model Kualitatif


Urut-urutan dalam membuat analisis SWOT kualitatif, tidak berbeda
jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya
adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen.
Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan
subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu
subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu,
subkomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas
dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak
dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya,
SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6
buah.
Sebagai alat analisa, analisis SWOT berfungsi sebagai panduan
pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh
berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat
menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan
tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana
menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi
organisasi atau program.

5
2.5. Langkah – Langkah Analisis Data dalam Analisis SWOT
Langkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan,
mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai.
Dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakuka sebagai berikut:
1. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi
kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan
ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan
menghasilkan tabel informasi SWOT.
2. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal
Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal
organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).
3. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan
menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk
dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling
memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling
kecil.

6
BAB III
PT. INDOSAT

3.1. Profil Perusahaan


3.1.1. Sejarah Perusahaan
PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun 1967
sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International
Telephone and Telegraph Corporation (ITT).
Tahun 1969, Indosat memulai operasi komersialnya dan telah menjadi
penyedia utama jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, menghubungkan
Indonesia secara langsung ke hampir 252 negara dan tujuan di seluruh dunia.
Bisnis utama Indosat adalah menyediakan jasa switched dan non-switched
telekomunikasi internasional. Indosat ditugaskan pemerintah Indonesia untuk
membangun, mentransfer, dan mengoperasikan selama 20 tahun sebuah stasiun
bumi Intelsat di Indonesia untuk mengakses penggunaan kapasitas Intelsat di
satelit Indian Ocean Region (IOR).
Tahun 1980, ITT menjual Indosat kepada pemerintah Indonesia. Setelah
transfer, Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Perseroan
Terbatas, dan menjadi satu-satunya penyedia jasa telekomunikasi internasional
di Indonesia. Pada waktu itu, Pemerintah Indonesia mentransfer kepemilikan
fasilitas Indosat kepada Indosat.
Tahun 1982, dalam rangka memisahkan secara efektif jaringan
telekomunikasi domestik dan internasional, seluruh kepemilikan Perumtel pada
kabel bawah laut internasional dan gerbang serta operator internasionalnya di

7
Jakarta ditransfer ke Indosat dan Indosat mentransfer aset tertentu yang
berhubungan dengan telekomunikasi domestik ke Perumtel.
PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan pada tahun 1993 di
bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai
operator GSM. Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan
ia sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu
prabayar Mentari dan pascabayar Matrix.
Pada tanggal 19 Oktober 1994 Indosat mulai memperdagangkan
sahamnya di Bursa Efek di Indonesia, dan Amerika Serikat New York Stock
Exchange
Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi
dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian
obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002
sebesar Rp 175.000.000.000,00. dalam tenor lima tahun. Pada tahun 2005 nilai
emisi obligasi syariah Indosat IV sebesar Rp 285.000.000.000,00. Setelah tahun
2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan
lainnya.
Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di
sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan
demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada
tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan
menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama
Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).
Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham
Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian,
Indosat kembali menjadi PMA. Pada bulan November 2003, Indosat melakukan
penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3,
dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia
Pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual kepemilikan saham Indosat
sebesar 25% di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom.

8
Pada 31 Desember 2008, saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom
Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited
(ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%,
sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik memiliki masing-masing
14,29% dan 44,90%.
Di tahun 2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui tender offer
(memiliki tambahan 24,19% saham seri B dari publik).

3.1.2. Produk dan Jasa Indosat


a. SWITCHED PRODUCT :
International Direct Dialing (IDD), Indosat Calling Card (ICC), Indosat
Prepaid Card, Visa Phone, International Toll-Free, International Video
Confrence, Home Country Direct, Indonesia Direct, International Telegram
and Telex Service, FaxPlus, Data Packet Communication Connection,
ISDN-Pasopati, Inmarsat.
b. NON-SWITCHED PRODUCT :
International Leased Circuit Service, Indosat Business Service, International
Private Circuit, Virtual Private Network, Frame Relay, Television Channel
Service.

3.1.3. Perusahaan Anak dan Afiliasi


Indosat mempunyai investasi di : Acasia Communicationd Sdn.Bhd.
(ACASIA), PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), ASEAN Cableship Pty.Ltd
(ACPL), Astel Tokyo Corporation (Astel), PT Bangtelindo (Bangtelindo),
Cambodian Indosat Telecommunications S.A. (Camintel), PT EDI Indonesia,
PT Duta Sukses Utama, PT Graha Informatika Nusantara, PT Graha Lintas
Properti, I-CO Global Communication (Holdings) Ltd, PT Indokomsat Lintas
Dunia (Indokomsat), PT Mitra Global Telekomunikasi (MGTI), PT Patra
Telekomunikasi Indonesia (Patrakomindo), PT Satelit Palapa Indonesia
(Satelindo), PT Sisindosat Lintasbuana, PT Sistelindo Mitra Lintas, PT
Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), USA Global Link, PT Kalimaya Perkasa
Finance, PT Asitelindo Data Buana, PT Intikom Telepersada, PT Indoprima

9
Mikroselindo (Primasel), Suginami Cable Television Co. Ltd., PT Yasawirya
Tama Cipta (YTC), Indosat Kazakstan Telecommunications Ltd. (Inkasel),
International Satellite Organisations, PT Multi Media Asia Indonesia (MMAI),
PT Pramindo Ikat Nusantara, AlphaNet Telecom Inc, PT Indosat Mega Media
(IMM), PT Menara Jakarta, PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Multimedia
Nusantara, PT Datakom Asia, ASEAN Telecom Holding Sdn.Bhd. (ATH), PT
Indokomsat Lintas Dunia, PT Indosel.

3.1.4. Kantor Pelayanan Indosat


Indosat yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan informasi di
Indonesia memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk pertanyaan
seputar telekomunikasi (seluler, SLI, dll), pengaduan, panduan berlangganan,
pembelian kartu perdana prabayar GSM/ CDMA/ kartu prabayar internet/
voucher isi ulang, dan/ atau pembayaran tagihan, dll langsung di tempat. Indosat
menyediakan kantor pelayanan Indosat yaitu Galeri Indosat yang sudah banyak
tersedia di hampir seluruh wilayah Indonesia. Galeri Indosat tersebar di berbagai
regional di seluruh Indonesia, seperti regional Jabodetabek & Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali Nusra, Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Kalimantan dan Sulampapua.

3.2. Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan


3.2.1. Misi Perusahaan
Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seratus
persen saham PT. Indosat dari the American Cable and Television Corporation
(ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember 1980, kemudian dirumuskanlah misi baru
Indosat pada tahun 1981, yang didasarkan pada suatu pandangan untuk
mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang bersih
dan sukses.
Indosat mendefinisikan misi perusahaan tersebut sebagai berikut:
1. Menyediakan jasa terbaik pada konsumen
2. Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham
3. Mempertahankan dan meningkatkan citra terbaik perusahaan

10
3.2.2. Visi Perusahaan
Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun 1994,
dilakukan redefinisi visi perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan trend
global dalam sektor telekomunikasi dan memperhitungkan strategi dari
perusahaan telekomunikasi kelas dunia.
Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang dalam
visi perusahaan sebagai berikut :
1. Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi
internasional di Indonesia
Dengan masuknya pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai
penyedia jasa telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang untuk
memimpin pasar dengan: 1) mempertahankan pangsa pasar dominan, dan 2)
menyediakan jasa yang terbaik, baik dalam kualitas dan jangkauan produk
dan jasa.
2. Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas
dunia
Adanya kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi
perusahaan negara dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan
masuknya pemain asing dalam industri domestik, menuntut Indosat untuk
dapat bersaing dengan perusahaan multinasional. Dengan strategi untuk
memasuki pasar global diharapkan dapat: 1) meningkatkan nilai perusahaan
melalui ekspansi bisnis , dan 2) meningkatkan citra perusahaan yang
memperkuat posisinya di Indonesia.
3. Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia
Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan
menjadi pemain global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan standard
yang digunakan oleh perusahaan telekomunikasi multinasional, sebagai
operator telekomunikasi global.

3.2.3. Filosofi Perusahaan


Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang
cepat, seiring pertumbuhan permintaan pada jasa dan jangkauan jasa

11
telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci
sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat menerapkan
suatu filosofi yang dikenal dengan “Kami Lebih Peduli” atau lebih populer
dengan “We Care More”.

3.3. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Indosat menyadari pentingnya memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan yang merupakan dasar terciptanya keberlanjutan dan kesejateraan.
Secara khusus Indosat mengacu pada aspek tersebut dalam program
tanggungjawab sosial perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility).
Pada tahun 2008 Indosat membentuk komite CSR dengan tujuan menjadi
perusahaan yang dapat dipercaya seta patuh pada ketentuan dan regulasi yang
berlaku. Program CSR diimplementasikan melalui 5 (lima) inisiatif utama yaitu
Tata Kelola Perusahaan (Organizational Governance), Peduli Terhadap
Pelanggan (Consumer Issue), Pengembangan Sumber Daya Manusia termasuk
Pemenuhan Hak - Hak Pegawai (Labour practice), Pelestarian Lingkungan
Hidup (Environmet) serta Peningkatan Kualitas Hidup dan Kemandirian
Komunitas (Community Involvment).
Kelima inisiatif ini berjala seiring dengan partisipasi Indosat dalam
inisiatif Global Impact, sejak 2006 yang menekankan pada kepatuhan terhadap
hak - hak kemanusiaan (HAM), ketenagakerjaan, lingkungan dan anti korupsi.
Program CSR Indosat di tahun 2007 memiliki tema khusu yaitu 'Indosat
Cinta Indonesia' dan merefleksikan komitmen dan tanggungjawab Indosat
sebagai Perusahaan di Indonesia dan peduli atas kesejahteraan masyarakat dan
lingkungan.

3.4. Tata Kelola Perusahaan


Penerapan prinsip- prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance) merupakan syarat penting bagi tercapainya tujuan
Perusahaan. Indosat senantiasa berupaya maksimal merupakan syarat penting
bagi tercapainya tujuan Perusahaan.

12
Indosat senantiasa berupaya maksimal untuk menjalankan kegiatan
bisnis secara bertanggungjawab agara dapat memberikan manfaat berkelanjutan
bagi para pemegangsaham dan para stakeholder. Terkait dengan hal tersebut,
Indosat berkomitment utnuk menerapkan prinsip-prinsip taat kelola perusahaan
yang baik menuju standar tertinggi.
Kegiatan taat kelola perusahaan dilandari oleh lima prinsip utama yaitu,
a. Transparansi,
b. Akuntanbilitas,
c. Pertanggungjawaban,
d. Independensi, dan
e. Kesetaraan.

13
BAB IV
ANALISIS SWOT pada PT. INDOSAT

4.1. Analisis Eksternal Perusahaan

4.1.1. Lingkungan Umum


Lingkungan ini adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal
organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan
faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
1) Faktor Ekonomi
Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi telah
membuat terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar secara drastis dan fluktuatif, banyak menyulitkan
perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang terutama diakibatkan pinjaman
luar negeri yang besar. Hancurnya sektor keuangan khususnya perbankan
dan tingkat suku bunga yang sangat tinggi mencapai 70% telah membuat
dunia usaha kesulitan untuk mendapatkan kredit yang memadai untuk
mengembangkan usahanya. Krisis ini diperburuk dengan terjadinya krisis
kepercayaan, yang mengakibatkan terjadinya penolakan letter of credit oleh
pihak luar negeri. Kontraksi ekonomi yang diperkirakan mencapai 13%
ditahun 1998 ini, inflasi yang tinggi (menurut data BPS dalam periode
Januari-September 1998 inflasi telah mencapai 75%), banyaknya PHK, dan
pada gilirannya memperbesar jumlah penduduk miskin. Dengan turunnya
pendapatan riel masyarakat maka daya beli masyarakat melemah. Semua
masalah diatas sangat menyulitkan bagi dunia usaha di Indonesia saat ini.
2) Faktor Sosial
Kemajuan ekonomi yang pernah terjadi selama periode 1969-1996, telah
banyak merubah keadaan sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada saat
ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia usaha
maupun di luar dunia usaha. Keberhasilan program Keluarga Berencana juga
telah merubah keadaan demografi Indonesia. Jumlah penduduk usia

14
produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan semakin banyak
memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya . Hal-hal diatas
merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa
telekomunikasi.
3) Faktor Politik
Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini, sedikit-
banyak cukup mempengaruhi kegiatan ekonomi nasional. Disusunnya
beberapa Undang-Undang, seperti: UU Kepailitan, yang berpengaruh pada
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan; dan UU Persaingan Sehat,
untuk bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk menghapus praktek
monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa telekomunikasi internasional,
pemerintah tetap memberikan komitmen untuk mempertahankan duopoli
Indosat-Satelindo hingga tahun 2003. Dengan akan berakhirnya duopoli
tersebut, maka diperlukan kesiapan dalam menghadapi munculnya
pendatang baru.
4) Faktor Teknologi
Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang,
seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend
teknologi telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi digital, semakin
besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau,
keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas
yang lain. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai
kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.
5) Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap
lingkungan. Industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang
ramah lingkungan, dan bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak
menghasilkan limbah sama sekali.

15
4.1.2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal
organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal
memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap
operasionalisasi perusahaan.
Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan
persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok,
yaitu:
1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik,
multi aspek,dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti
empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor
telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh
perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini
terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi
strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara
berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa
telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan-
perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami kesulitan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar,
mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan
jaringan yang luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah
pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan
raksasa yang telah mapan.
Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya
pendatang baru untuk dapat memasuki industri ini, karena banyaknya
barrier to entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan pemain yang
sudah ada.
2) Kekuatan tawar-menawar pembeli
pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
yang pada akhir Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21 juta saluran

16
telepon dengan rasio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan misalnya
padatahun 1996 Swedia (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus
orang, dan hongkong 54 per seratus orang.
Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar
yang cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan
langsung internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi.
Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak
pilihan, tetapi hanya terbatas pada pilihan tertentu dan kurang bisa
memuaskan pelayanan atas jasanya.
Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup
besar dan meningkat dari tahun ke tahun, apalagi di Indonesia banyak
potensi pelanggan yang belum digarap.
3) Kekuatan tawar-menawar pemasok
Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak saja
untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang
sudah sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak
memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi.
Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu memasok
kebutuhan nasional.
Namun demikian, hampir sekitar 90% kebutuhan kabel serat optik dalam
negeri masih diimpor dari luar negeri, sehingga bergantung pada produsen
luar negeri. Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak
terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan
tetapi jika terjadi fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam
negeri, hal ini yang menjadi bumerang terhadap perusahaan.
4) Ancaman dari barang atau jasa pengganti
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu
dengan manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai
dengan fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa jasa
pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa
telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi, jasa pos, jasa pers, dan internet.

17
Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan
kelemahannya, maka kecendrungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa
telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.
5) Persaingan di antara perusahaan yang ada
Kondisi persaingan industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi oleh
aturan mengenai struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta
dan BUMN, sesuai dengan UU No 3/1989, adalah sebagai berikut:
Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar
melalui kerjasama patungan, kerjasama operasi, dan kontrak manajemen
dengan PT Telkom dan PT Indosat.

4.1.3. Lingkungan Operasi


Lingkungan ini meliputi faktor-faktor pada situasi kompetitif yang
mempengaruhi sukses perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau dalam
keuntungan pemasaran barang dan jasa perusahaan.
1) Posisi Kompetitif
Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya
menghadapi satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu
Satelindo. Selain itu juga didukung rangkaian produk dan jasa yang luas,
kapasitas dan produktivitas yang memadai, periklanan, dan yang cukup
penting citra perusahaan.
2) Profil Pelanggan
Pelanggan dari Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam
hal ini pemakai utama dari telekomunikasi internasional adalah kalangan
bisnis, yang banyak digunakan untuk keperluan usaha. Terpuruknya
perekonomian Indonesia yang banyak memacetkan sejumlah besar bisnis,
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan volume pemakaian
telekomunikasi internasional.
3) Pemasok
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi
internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi.
Sehingga, sebagian besar peralatan tersebut didatangkan melalui pemasok

18
luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat, mengingat
culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai tukar Rupiah
sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk mendatangkan
peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar dalam
bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.
4) Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai
struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama.
Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan
keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi
indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada jumlah yang
memadai.
5) Sumber Daya Manusia
Indosat mempunyai SDM yang cukup baik, 40% komposisinya
berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan
berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan keahlian.

4.2. Analisis SWOT


1. Strength (S) :
Kekuatan Indosat antara lain terdapat pada: hak duopoli yang dimilikinya,
pengalaman mengelola bisnis telekomunikasi internasional, kekuatan
manajemen dan budaya perusahaan, rangkaian produk dan jasa yang luas,
teknologi yang mutakhir pada peralatannya, kualitas produk dan jasa, serta
citra perusahaan yang baik.
2. Weakness (W) :
Kelemahan Indosat antara lain terdapat pada: kurangnya kebiasaan bersaing
secara ketat akibat kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya, rentannya
likuiditas perusahaan akibat besarnya kewajiban yang dimilikinya, dan
diversifikasi yang berlebihan seperti pada perusahaan anak dan afiliasi yang
kurang menguntungkan.

19
3. Oppurtunities (O) :
Peluang bagi Indosat antara lain: besarnya pasar domestik yang belum
tergarap, perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup
menguntungkan, dan bisnis telekomunikasi global yang cukup menjanjikan.
4. Threats (T) :
Ancaman bagi Indosat antara lain: masuknya pendatang baru terutama dari
luar negeri sehubungan akan berakhirnya hak duopoli, kompetisi global
yang memasuki pasar domestik, dan krisis ekonomi yang melanda
Indonesia.

20
BAB V
KESIMPULAN

Analisis SWOT merupakan sebuah alat analisis yang cukup baik, efektif,
dan efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemukenali kemungkinan-
kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan awal program-program
inovasi baru di dalam sekolah kejuruan, disamping dapat digunakan sebagai alat
pengambilan keputusan dalam organisasi atau komite bahkan individu. Juga
sebagai alat bantu untuk memperluas dan mengembangakan visi dan misi suatu
organisasi.
Analisis SWOT dapat melihat seluruh kemungkinan perubahan masa
depan sebuah institusi melalui pendekatan sistematik melalui proses instropeksi
dan mawas diri ke dalam, baik bersifat positif maupun negatif.
Makna dan pesan yang paling mendalam dari analisis SWOT adalah apapun
cara-cara serta tindakan yang diambil, proses pembuatan keputusan harus
mengandung dan mempunyai prinsip berikut ini; kembangkan kekuatan,
minimalkan kelemahan, tangkap kesempatan/peluang, dan hilangkan ancaman.
Penggunaannya agar lebih efektif hendaknya analisis SWOT harus
bersifat fleksibel. Mengingat situasi dan kondisi yang cepat berubah seiring
dengan berjalannya waktu, maka analisis harus sesering mungkin dibuat dan
disesuaikan. SWOT sangat praktis dan tidak boros terhadap waktu, serta efektif
karena kesederhanaannya.
Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa
ditarik beberapa kesimpulan mengenai SWOT pada PT. Indosat, yaitu :
1. Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang
sangat ketat dalam industri telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak
lagi domestik, tetapi bersifat internasional.

21
2. Indosat mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan
keuntungan, namun mempunyai posisi yang rentan menyangkut
likuiditasnya.
3. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mempunyai dampak yang
cukup dirasakan oleh Indosat, walaupun tidak mempengaruhi kenaikan
pendapatan namun mengalami penurunan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Community Aji CHRW-95%. “Metode Analisis SWOT”.


http://ajichrw.wordpress.com/2009/07/15/metode-analisis-swot/
(diakses Desember 2010)

Perdana, Wira Gusti. “Bedah Strategi PT. Indosat Tbk”.


http://wira010288.wordpress.com/2010/04/10/bedah-strategi-
manajemen-pt-indosat-tbk/ (diakses tanggal 7 Nopember 2010)

________________. “Lima Kekuatan Persaingan PT INDOSAT Menurut


Michael Porter”. http://wira010288.wordpress.com/2010/04/10/bedah-
strategi-manajemen-pt-indosat-tbk/ (diakses tanggal 7 Nopember
2010)

Wibisono, Agus. “Analisis SWOT”. http://aguswibisono.com/2010/analisis-


swot-strength-weakness-opportunity-threat/ (diakses Desember 2010)

Wikipedia Indonesia. “Indosat”. http://id.wikipedia.org/wiki/Indosat (diakses


tanggal 2 Desember 2010)

23

You might also like