Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah tentang Analisis SWOT pada PT. Indosat ini
adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
2. Weakness (W), merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep
bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (O), merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor,
kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (T), merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman
ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
4
tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang
harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strengths (S), harus selalu
memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunities
(O) harus memiliki satu pasangan satu Threats (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan
dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian
dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen,
dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam
komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih
menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar
penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar
subyektifitas penilaian.
5
2.5. Langkah – Langkah Analisis Data dalam Analisis SWOT
Langkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan,
mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai.
Dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakuka sebagai berikut:
1. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi
kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan
ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan
menghasilkan tabel informasi SWOT.
2. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal
Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal
organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).
3. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan
menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk
dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling
memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling
kecil.
6
BAB III
PT. INDOSAT
7
Jakarta ditransfer ke Indosat dan Indosat mentransfer aset tertentu yang
berhubungan dengan telekomunikasi domestik ke Perumtel.
PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan pada tahun 1993 di
bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai
operator GSM. Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan
ia sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu
prabayar Mentari dan pascabayar Matrix.
Pada tanggal 19 Oktober 1994 Indosat mulai memperdagangkan
sahamnya di Bursa Efek di Indonesia, dan Amerika Serikat New York Stock
Exchange
Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi
dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian
obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002
sebesar Rp 175.000.000.000,00. dalam tenor lima tahun. Pada tahun 2005 nilai
emisi obligasi syariah Indosat IV sebesar Rp 285.000.000.000,00. Setelah tahun
2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan
lainnya.
Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di
sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan
demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada
tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan
menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama
Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).
Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham
Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian,
Indosat kembali menjadi PMA. Pada bulan November 2003, Indosat melakukan
penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3,
dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia
Pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual kepemilikan saham Indosat
sebesar 25% di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom.
8
Pada 31 Desember 2008, saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom
Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited
(ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%,
sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik memiliki masing-masing
14,29% dan 44,90%.
Di tahun 2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui tender offer
(memiliki tambahan 24,19% saham seri B dari publik).
9
Mikroselindo (Primasel), Suginami Cable Television Co. Ltd., PT Yasawirya
Tama Cipta (YTC), Indosat Kazakstan Telecommunications Ltd. (Inkasel),
International Satellite Organisations, PT Multi Media Asia Indonesia (MMAI),
PT Pramindo Ikat Nusantara, AlphaNet Telecom Inc, PT Indosat Mega Media
(IMM), PT Menara Jakarta, PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Multimedia
Nusantara, PT Datakom Asia, ASEAN Telecom Holding Sdn.Bhd. (ATH), PT
Indokomsat Lintas Dunia, PT Indosel.
10
3.2.2. Visi Perusahaan
Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun 1994,
dilakukan redefinisi visi perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan trend
global dalam sektor telekomunikasi dan memperhitungkan strategi dari
perusahaan telekomunikasi kelas dunia.
Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang dalam
visi perusahaan sebagai berikut :
1. Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi
internasional di Indonesia
Dengan masuknya pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai
penyedia jasa telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang untuk
memimpin pasar dengan: 1) mempertahankan pangsa pasar dominan, dan 2)
menyediakan jasa yang terbaik, baik dalam kualitas dan jangkauan produk
dan jasa.
2. Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas
dunia
Adanya kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi
perusahaan negara dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan
masuknya pemain asing dalam industri domestik, menuntut Indosat untuk
dapat bersaing dengan perusahaan multinasional. Dengan strategi untuk
memasuki pasar global diharapkan dapat: 1) meningkatkan nilai perusahaan
melalui ekspansi bisnis , dan 2) meningkatkan citra perusahaan yang
memperkuat posisinya di Indonesia.
3. Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia
Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan
menjadi pemain global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan standard
yang digunakan oleh perusahaan telekomunikasi multinasional, sebagai
operator telekomunikasi global.
11
telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci
sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat menerapkan
suatu filosofi yang dikenal dengan “Kami Lebih Peduli” atau lebih populer
dengan “We Care More”.
12
Indosat senantiasa berupaya maksimal untuk menjalankan kegiatan
bisnis secara bertanggungjawab agara dapat memberikan manfaat berkelanjutan
bagi para pemegangsaham dan para stakeholder. Terkait dengan hal tersebut,
Indosat berkomitment utnuk menerapkan prinsip-prinsip taat kelola perusahaan
yang baik menuju standar tertinggi.
Kegiatan taat kelola perusahaan dilandari oleh lima prinsip utama yaitu,
a. Transparansi,
b. Akuntanbilitas,
c. Pertanggungjawaban,
d. Independensi, dan
e. Kesetaraan.
13
BAB IV
ANALISIS SWOT pada PT. INDOSAT
14
produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan semakin banyak
memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya . Hal-hal diatas
merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa
telekomunikasi.
3) Faktor Politik
Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini, sedikit-
banyak cukup mempengaruhi kegiatan ekonomi nasional. Disusunnya
beberapa Undang-Undang, seperti: UU Kepailitan, yang berpengaruh pada
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan; dan UU Persaingan Sehat,
untuk bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk menghapus praktek
monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa telekomunikasi internasional,
pemerintah tetap memberikan komitmen untuk mempertahankan duopoli
Indosat-Satelindo hingga tahun 2003. Dengan akan berakhirnya duopoli
tersebut, maka diperlukan kesiapan dalam menghadapi munculnya
pendatang baru.
4) Faktor Teknologi
Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang,
seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend
teknologi telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi digital, semakin
besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau,
keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas
yang lain. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai
kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.
5) Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap
lingkungan. Industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang
ramah lingkungan, dan bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak
menghasilkan limbah sama sekali.
15
4.1.2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal
organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal
memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap
operasionalisasi perusahaan.
Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan
persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok,
yaitu:
1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik,
multi aspek,dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti
empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor
telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh
perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini
terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi
strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara
berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa
telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan-
perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami kesulitan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar,
mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan
jaringan yang luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah
pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan
raksasa yang telah mapan.
Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya
pendatang baru untuk dapat memasuki industri ini, karena banyaknya
barrier to entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan pemain yang
sudah ada.
2) Kekuatan tawar-menawar pembeli
pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
yang pada akhir Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21 juta saluran
16
telepon dengan rasio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan misalnya
padatahun 1996 Swedia (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus
orang, dan hongkong 54 per seratus orang.
Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar
yang cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan
langsung internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi.
Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak
pilihan, tetapi hanya terbatas pada pilihan tertentu dan kurang bisa
memuaskan pelayanan atas jasanya.
Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup
besar dan meningkat dari tahun ke tahun, apalagi di Indonesia banyak
potensi pelanggan yang belum digarap.
3) Kekuatan tawar-menawar pemasok
Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak saja
untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang
sudah sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak
memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi.
Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu memasok
kebutuhan nasional.
Namun demikian, hampir sekitar 90% kebutuhan kabel serat optik dalam
negeri masih diimpor dari luar negeri, sehingga bergantung pada produsen
luar negeri. Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak
terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan
tetapi jika terjadi fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam
negeri, hal ini yang menjadi bumerang terhadap perusahaan.
4) Ancaman dari barang atau jasa pengganti
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu
dengan manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai
dengan fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa jasa
pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa
telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi, jasa pos, jasa pers, dan internet.
17
Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan
kelemahannya, maka kecendrungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa
telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.
5) Persaingan di antara perusahaan yang ada
Kondisi persaingan industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi oleh
aturan mengenai struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta
dan BUMN, sesuai dengan UU No 3/1989, adalah sebagai berikut:
Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar
melalui kerjasama patungan, kerjasama operasi, dan kontrak manajemen
dengan PT Telkom dan PT Indosat.
18
luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat, mengingat
culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai tukar Rupiah
sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk mendatangkan
peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar dalam
bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.
4) Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai
struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama.
Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan
keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi
indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada jumlah yang
memadai.
5) Sumber Daya Manusia
Indosat mempunyai SDM yang cukup baik, 40% komposisinya
berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan
berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan keahlian.
19
3. Oppurtunities (O) :
Peluang bagi Indosat antara lain: besarnya pasar domestik yang belum
tergarap, perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup
menguntungkan, dan bisnis telekomunikasi global yang cukup menjanjikan.
4. Threats (T) :
Ancaman bagi Indosat antara lain: masuknya pendatang baru terutama dari
luar negeri sehubungan akan berakhirnya hak duopoli, kompetisi global
yang memasuki pasar domestik, dan krisis ekonomi yang melanda
Indonesia.
20
BAB V
KESIMPULAN
Analisis SWOT merupakan sebuah alat analisis yang cukup baik, efektif,
dan efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemukenali kemungkinan-
kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan awal program-program
inovasi baru di dalam sekolah kejuruan, disamping dapat digunakan sebagai alat
pengambilan keputusan dalam organisasi atau komite bahkan individu. Juga
sebagai alat bantu untuk memperluas dan mengembangakan visi dan misi suatu
organisasi.
Analisis SWOT dapat melihat seluruh kemungkinan perubahan masa
depan sebuah institusi melalui pendekatan sistematik melalui proses instropeksi
dan mawas diri ke dalam, baik bersifat positif maupun negatif.
Makna dan pesan yang paling mendalam dari analisis SWOT adalah apapun
cara-cara serta tindakan yang diambil, proses pembuatan keputusan harus
mengandung dan mempunyai prinsip berikut ini; kembangkan kekuatan,
minimalkan kelemahan, tangkap kesempatan/peluang, dan hilangkan ancaman.
Penggunaannya agar lebih efektif hendaknya analisis SWOT harus
bersifat fleksibel. Mengingat situasi dan kondisi yang cepat berubah seiring
dengan berjalannya waktu, maka analisis harus sesering mungkin dibuat dan
disesuaikan. SWOT sangat praktis dan tidak boros terhadap waktu, serta efektif
karena kesederhanaannya.
Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa
ditarik beberapa kesimpulan mengenai SWOT pada PT. Indosat, yaitu :
1. Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang
sangat ketat dalam industri telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak
lagi domestik, tetapi bersifat internasional.
21
2. Indosat mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan
keuntungan, namun mempunyai posisi yang rentan menyangkut
likuiditasnya.
3. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mempunyai dampak yang
cukup dirasakan oleh Indosat, walaupun tidak mempengaruhi kenaikan
pendapatan namun mengalami penurunan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23