Professional Documents
Culture Documents
= DEFINISI:
= SEJARAH:
Perkembangan Psikologi Agama dalam periode ini seolah macet, tidak ada
penulisan buku atau penelitian tentang perillaku religius pada waktu itu. Hal
ini disebabkan oleh perkembangan psikologi dan kondisi agama pada waktu
itu.
Di samping itu pada waktu itu aliran psikologi yang dominan pula adalah
Behaviorisme, yang mengutamakan hal-hal yang empiris dan inderawi dalam
diri manusia sebagai objek psikologi, kalau mau mengembangkan psikologi
sebagai ilmu yang ilmiah. Perilaku religius dalam Psikologi Agama banyak
membahas hal-hal yang tidak empiris dan tidak inderawi. Mereka takut
psikologinya dianggap tidak ilmiah sehingga Psikologi Agama tidak banyak
ditulis.
Sehabis Perang Dunia II, banyak orang mengalami kekosongan hidup, dan
agama mulai dibutuhkan lagi dalam kehidupan manusia. Bahkan situasi
kontemporer makin menyadarkan manusia, bahwa agama memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia. Psikologi Agama mulai dipelajari
dan diteliti lagi bahkan semakin lebih intensif dan mendalam.
Tapi belum tentu kalau suatu dimensi tinggi pada seseorang, maka dimensi
lain pun tentu tinggi pula. Kadang yang satu tinggi, yang lain rendah. Contoh
seorang orientalis pengetahuan agamanya tinggi, tapi kepercayaannya
rendah. Ada yang masih buta huruf Al-Qur’an yang pengetahuan agamanya
rendah, tapi kepercayaannya tinggi. Apa-apa yang diuraikan pak Kiai tentang
Islam selalu dipercayai penuh. Dimensi yang sering jatuh walau dimensi lain
cukup tinggi adalah dimensi konsekuensi, karena akhlaqnya sering tidak
sesuai sebagai seorang muslim atau bahkan sudah haji. Tapi kalau seluruh
dimensi itu tinggi, maka dikatakan beragama secara kaaffah.
ARTI
Conversion secara etimologis berasal dari kata Conversio yang artinya pindah
atau berubah, taubat (agama).
1. Healthy-Mindedness.
Gembira, optimis, positif, happy (bahagia), joy.
2. Sick Soul.
Sedih, pesimis, negatif.
Konversi pada hakekatnya adalah kelahiran kembali atau lahir
untuk kedua kalinya (twice-born) ke arah beragama yang lebih
positif. Konversi merupakan peningkatan atau perubahan ke arah
kualitas spiritual yang lebih tinggi di bidang state of consciousness.
Ciri-cirinya menurut William James
- Perubahan arah pandangan atau keyakinan,
- Dipengaruhi kondisi kejiwaan: berproses atau mendadak.
TAHAP-TAHAPNYA
1. Masa Tenang.
2. Masa Krisis.
3. Masa Konversi.
4. Masa Tenang Baru.
5. Masa Ekspresi Konversi.
1. Asceticism (Zuhud).
Tidak rakus dunia. Hal-hal yang fana tidak melekat di hatinya, tapi
dimanfaatkan untuk mendapatkan yang kekal abadi.
2. Strength of Soul (Kekuatan Jiwa).
Tahan menderita karena merasa Kekuatan Ideal menyertainya
selalu.
3. Purity (Wara’ – Kemurnian).
Penuh kehati-hatian, bukan yang haram saja yang dihindari, tapi
bahkan yang syubhatpun dijauhinya supaya rasa bahagia dan
kebebasan yang timbul karena ridhoNya jangan sampai terlepas
hilang.
4. Charity (Kedermawanan – Rasa Sosial).
Timbul Rasa Cinta Kasih yang mendalam terhadap sesama manusia,
apalagi terhadap mereka yang sedang menderita atau
membutuhkan.
- Direct.
- Indirect.