Professional Documents
Culture Documents
PERATURAN DAERAH
Naskah Akademik 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1
Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
2
Mohon dibada alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
3
Eki Petrus. 2008. Skripsi Lengkap.
Naskah Akademik 2
1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law):
2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law):
3. Pembatasan Kekuasaan:
4. Asas Legalitas (Due Process of Law):
5. Organ-Organ Eksekutif Independen:
6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak:
7. Peradilan Tata Usaha Negara:
8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court):
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia:
10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat):
11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare
Rechtsstaat):
12. Transparansi dan Kontrol Sosial (Tranfarancy dan Social Control)
Hal ini sejalan dengan pendapat A.V. Dicey mengenai unsur-unsur rule of
law yang menyebutkan bahwa unsur-unsur dari rule of law adalah:4
a. Supremasi aturan-aturan hukum (the absolete supremasi or
predominance of regular law);
b. Kedudukan yang sama dihadapan hukum (equality before the law);
c. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia.
Dari pendapat tersebut maka terlihat dengan jelas bahwa hukum harus
menempati kedudukan tertinggi didalam suatu negara yang mendasarkan
dirinya pada hukum. Indonesia adalah negara Hukum bukan hanya sekedar
pernyataan belaka tapi lebih jauh lagi juga sebagai pedoman hidup Bangsa
Indoensia.
Selanjutnya berdasarkan berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang menyebutkan
4
Ardilafiza, 2004. Kumpulan Makalah Kuliah Ilmu Negara Fakultas Hukum Universitas
Bengkulu: Bengkulu.
5
Baca Soehino, Ilmu Negara, Yogyakarta: Liberty, 2000 Hal.224
Naskah Akademik 3
Maka negara yang membentuk daerah-daerah atau wilayah-wilayah yang
kemudian diberi kekuasaan atau kewenangan oleh pemerintah pusat untuk
mengurusi berbagai kepentingan masyarakatnya. Artinya negara merupakan
sumber kekuasaan. Kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh daerah pada
dasarnya adalah kekuasaan pusat yang didesentralisasikan dan selanjutnya
terbentuklah daerah-daerah otonom.
6
Baca Djuanda Hukum Pemerintah Daerah Edisi II. Alumni. 2008. Hal 23.
7
Ibid. Halaman 24.
8
Op.cit. Djuanda. Halaman. 45
9
Made Suwandi dalam Konsepsi Dasar Otonomi Daerah Indonesia. 15 Juni 2010.
Naskah Akademik 4
Dikaitkan dengan dua nilai dasar konstitusi tersebut, penyelenggaraan
desentralisasi di Indonesia terkait erat dengan pola pembagian kekuasaan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini karena dalam
penyelenggaraan desentralisasi selalu terdapat dua elemen penting, yakni
pembentukan daerah otonom dan penyerahan kekuasaan secara hukum dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus bagian-
bagian tertentu urusan pemerintahan.
10
Krisna Harahap,2008, Konstitusi Republik Indonesia menuju Perubahan kelima, Jakarta;Grafitri
Budi Utami.Halaman 102
11
Op.cit. Krisna Harahap. Hal. 132
Naskah Akademik 5
“Menurut dasar kedaulatan rakyat itu, hak rakyat untuk menentukan
nasibnya tidak hanya ada pada pucuk pemerintahan negeri, melainkan
juga pada tiap tempat, di kota, di desa, dan di daerah dengan keadaan
yang demikian, maka tiap-tiap bagian atau golo-ngan rakyat mendapat
autonomi (membuat dan menjalankan peraturan-peraturan sendiri) dan
zelfgbestuur (menjalankan peraturanperaturan yang dibuat oleh dewan
yang lebih tinggi) Keadaan yang seperti itu penting sekali, karena
keperluan tiap-tiap tempat dalam satu negeri tidak sama, melainkan
berlain-lain”.
Dari apa yang dikemukakan Hatta menjadi jelas bahwa dengan adanya
prinsip otonomi maka meungkinkan pemerintah daerah untuk mengatur
kehidupan rumah tangga daerahnya sendiri secara bertanggungjawab. Salah
satu wujud dari semuanya itu adalah membuat Peraturan Daerah (Perda)
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 25 Undang-undang Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan wewenang kepada
kepala daerah untuk menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan
bersama DPRD.12
Kota Bengkulu merupakan daerah yang sedang melakukan pembangunan
dalam semua segi kehidupan masyarakatnya, sehingga berbagai peluang usaha
dipilih oleh masyarakat di Kota Bengkulu walaupun terkadang peluang usaha
yang dipilih tersebut membawa dampak negatif untuk lingkungan sekitar atau
malah bertentangan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Bengkulu sehingga pembangunan di Kota Bengkulu tidak teratur.
Salah satu peluang usaha yang sedang giat-giatnya dipilih oleh masyarakat
di Kota Bengkulu adalah pengambilan sarang burung walet. Tidak susah untuk
menemukan gedug-gedung tempat burung walet bersarang di kota ini karena
belum adanya peraturan yang jelas yang mengatur tentang bangunan tempat
burung walet yang merusak tatanan kota. 13
Dengan belum adanya aturan yang jelas mengenai sarang walet ini maka
dapat dipastikan usaha pengambilan sarang burung walet belum mempunyai
peranan bagi Pendapat Asli Daerah (PAD) kota Bengkulu atau dengan kata lain
12
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
13
Menurut perhitungan penulis bahwa ada 21 tempat sarang burung walet berada
disekitar pemukiman penduduk, terutama disekitar lokasi wisata Tapak Paderi dan Pantai Panjang.
Naskah Akademik 6
usaha ini hanya mendatangkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar tempat
sarang burung walet ini dan tentunya dapat merusak tatanan kota.
Berdasarkan pengamatan bahwa keberadaan usaha pengambilan sarang
burung walet dapat menimbulkan dampat negatif bagi masyarakat ataupun
tatanan kota Bengkulu namun tidak semua masyarakat menyadari kalau dengan
adanya usaha sarang burung walet disekitar tempat tinggal maka kesehatan
masyarakat tersebut dala bahaya.
Dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa sarang burung walet
merupakan salah satu penyebab berkembangnya nyamuk demam berdarah,
sehingga masyarakat disekitar dapat dengan mudah terserang penyakit DBD,
tidak hanya itu keberadaan kotoran burung walet dapat menyebabkan batuk
berdarah dan Leptopirosis atau sejenis tipus.
Hal ini merupakan permasalahan untuk Pemerintah Kota Bengkulu yang
perlu segera ditemukan solusi yang tepat agar usaha pengambilan sarang
burung walet tidak hanya mendatangkan dampak negatif bagi masyarakat dan
tatanan kota Bengkulu tetapi juga dapat mendatangkan dampak positif bagi
pembangunan di Kota Bengkulu.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan merancang dan
menetapkan Peraturan Daerah (Perda) Usaha Pengambilan Sarang Burung
Walet di Kota Bengkulu.
1.2 Tujuan
Naskah akademik ini dimaksudkan sebagai bahan masukan dan
pembanding bagi penyusunan Draf Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pengaturan Usaha Pengambilan Sarang Burung Walet di Kota Bengkulu.
Manfaat dari naskah akademik ini adalah merupakan gambaran dan
pengkajian untuk pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam
pembuatan peraturan daerah. Pembuatan peraturan daerah bukanlah hak
monopoli pemerintah ataupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah semata.
Pendek kata, dari naskah akademik ini dapat dilahirkan pemahaman bahwa
kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam di sekeliling kita sangatlah
penting dan wajib dilakukan demi kelangsungan generasi selanjutnya. Maka,
Naskah Akademik 7
pembuatan peraturan daerah tentang pengaturan usaha pengambilan sarang
burung walet di Kota Bengkulu sudah sangatlah penting dan mendesak untuk
diwujudkan.
1.3 Metodalogi
14
Mohon dibaca Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Mempersiapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
Naskah Akademik 8
1.4 Pengorganisasian
Koordinator Umum
Pebteson
Sekretaris
Ditta Haptari
BAB II
POTENSI/ SUMBER DAYA DARI USAHA PENGAMBILAN SARANG
BURUNG WALET
Usaha pengambilan sarang burung walet merupakan peluang usaha yang
baru dalam masyarakat. Bukan hanya di Kota Bengkulu, namun hampir
diseluruh pelosok negeri ini. Hal ini terbukti dengan adanya fakta yang
menyatakan bahwa sebagian besar kebutuhan sarang walet dunia dipasok dari
Indonesia yaitu mencapai 80% sisanya disupply dari Vietnam,Thailand,
Malaysia, Myanmar, China dan filipina. Target pasar utama sarang walet
Naskah Akademik 9
Indonesia di luar negeri yaitu Hongkong, Taiwan, China. Pasar China terpusat
di China Town yaitu Eau Tong Seng Road dan South Bridge Road. Sementara
pasar yang mulai terbuka adalah Amerika Serikat yang terpusat di China Town,
Neagara Bagian California, New York dan San Fransisco.15
Sayangnya prospek pasar yang sangat bagus dan semakin cerah ini tidak
diimbangi dengan pengelolaan yang benar dalam budidaya wallet. Produksi
sarang walet Indonesia dalam beberapa item, misalnya ketebalan sarang,
bentuk sarang dan warna sarang kualitasnya masih kurang bila dibandingkan
dengan Malaysia dan Vietnam. Ini disebabkan teknis pengelolaan budidaya
wallet yang masih tradisional.16
Aspek penting dalam pengelolaan budidaya wallet secara modern adalah
digunakannya teknologi suara burung wallet. Burung wallet adalah termasuk
jenis burung koloni (berkelompok banyak) sehingga burung wallet lebih yang
menyukai gedung yang ramai dengan suara wallet. Oleh karena itu belakangan
ini banyak pemilik gedung memasang suara burung walet di gedungnya baik
untuk mendatangkan burung walet atau memberikan nuansa suara burung
walet dalam gedungnya sehingga burung walet lebih betah. Penggunaan
teknologi suara ini lazim digunakan peternak walet di luar pulau jawa.
Sementara dijawa peternak walet belum memanfaatkan secara optimal
teknologi ini. Kecenderungan yang sering terjadi peternak walet dijawa lebih
suka mengandalkan jasa burung sriti sebagai cara menghadirkan walet dengan
teknik putar telur, yaitu dengan mengantikan telur sriti dengan telur walet.17
Khasiat sarang burung walet (Collocalia fuciphaga) cukup terkenal di
seantero dunia. Sarang burung anggota famili apodiae ini sejak puluhan bahkan
mungkin ratusan tahun lalu diyakini punya khasiat dalam memberikan
kesegaran dan bahkan untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.
Mitos baik untuk kesehatan muncul dari pengalaman pengguna yang semula
15
www.media indonesia.com. pasaran walet dunia, indonesia meraja. 23 september 2010.
16
Ibid.
17
www. suaramedia.com. Bisnis Sarang Burung Walet Mengiurkan. 23 September 2010
Naskah Akademik 10
disampaikan dari mulut ke mulut itu kemudian disebarluaskan pula oleh media
massa, dan internet salah satunya.18
Dari beberapa jenis burung walet yang ada, hanya terdapat 4 jenis walet
yang sarangnya bisa dikonsumsi dan laku dijual yaitu: Aerodramus fushipagus
(walet sarang putih/Yen-ou), Aerodramus maxima (walet sarang hitam/Mo-
yen), Collocalia esculanta (seriti), dan Collocalia vanikorensis (seriti lumut).
Kualitas sarang walet mempunyai gradasi kualitas, dari super sampai dengan
C. Untuk memudahkan pembagian, hanya terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas
bersih dan kelas kotor. Karena belum ada suatu standar baku yang jelas. Dan
gradasi kelas yang banyak, sering menimbul misspersepsi antara penjual dan
pembeli, sehingga menimbulkan masalah di saattransaksi terjadi.19
Untuk harga sarang walet, bervariatif 3 s/d 7 juta per kg untuk sarang
walet gua, dan 13 s/d 18 juta per kg untuk sarang walet rumah. Tapi yang
mendasar dari harga sarang walet ditentukan oleh harga pasar saat itu.
BAB III
ISU-ISU USAHA PENGAMBILAN SARANG BURUNG WALET
Naskah Akademik 11
menutup usaha ini sudah tidak mungkin maka solusi yang paling tepat adalah
dengan mengeluarkan Peraturan Daerah tentang Usaha Pengambilan Sarang
Burung Walet di Kota Bengkulu.
Keberadaan usaha pengambilan sarang burung walet sudah seharusnya
mampu menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bengkulu yang
sedang dalam pembangunan.
Fakta telah membuktikan kalau usaha sarang burung walet telah membawa
kerusakan terhadap tatanan kota Bengkulu bahkan bertentangan dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Hal ini dibuktikan dengan tidak segan-
segannya masyakarakat untuk melakukan alih fungsi lahan, dari lahan
pertanian menjadi tempat usaha pengambilan sarang burung walet.
Kalau hal ini dibiarkan terus berlanjut maka dapat dipastikan beberapa
tahun kedepan, lahan pertanian akan makin menyempit dan bangsa ini akan
terus mengimpor beras. Hal yang kedengaranya aneh untuk negara yang
agraris.
Namun tidak hanya berkaitan dengan PAD, tersingkap hal yang lebih
mendasar lagi yakni isu mengenai kesehatan yang menyatakan bahwa dari
beberapa penelitian menyebutkan bahwa sarang burung walet merupakan salah
satu penyebab berkembangnya nyamuk demam berdarah, sehingga masyarakat
disekitar dapat dengan mudah terserang penyakit DBD, tidak hanya itu
keberadaan kotoran burung walet dapat menyebabkan batuk berdarah dan
Leptopirosis atau sejenis tipus. 20
Dengan adanya payung hukum mengenai usaha pengambilan sarang
burung walet maka pemerintah dapat melakukan tindakan terhadap usaha
pengambilan sarang burung walet yang tidak sesuai dengan aturan baik itu
berkenaan dengan izin, syarat-syarat lingkungan, dan lokalisasi usaha
pengambilan sarang burung walet.
Maka ada beberapa permasalahan yang harus dijawab melalui naskah
peraturan daerah yang akan dikeluarkan. Adapun permasalahanya adalah
sebagai berikut:
20
www.media indonesia.com. sarang walet sarang nyamuk demam berdarah. 12 septmber 2010
Naskah Akademik 12
a) Apakah yang menjadi dasar yuridis dari adanya kegiatan usaha
pengambilan sarang burung walet dikota Bengkulu?
b) Bagaimana pengaruh kegiatan usaha pengambilan sarang burung walet
dikota Bengkulu terhadap kesehatan masyarakat?
c) Bagaimana peranan kegiatan usaha pengambilan sarang burung walet
terhadap PAD Kota Bengkulu?
d) Apa saja yang harus diatur dalam Peraturan Daerah yang dikeluarkan?
BAB IV
TINJAUAN PERATURAN-PERATURAN YANG BERKAITAN
4.1 Landasan Filosofis
Naskah Akademik 13
kata pemerintah ada kata sambungannya misalnya pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan sebagainya. Bertolak dari pengertian tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemerintah daerah adalah pemegang kemudi dalam
pelaksaanaan kegiatan pemerintahan di daerah. Penerapan desentralisasi yang
telah melahirkan daerah-daerah otonom memberikan kewenangan kepada
pemerintah daerah untuk membentuk peraturan daerah dalam rangka mengatur
rumah tangganya sendiri. 21
21
Disadur dari Naskah Akademik Perlindungan Terumbu Karang di Kabupaten Belitung.
23 September 2010.
Naskah Akademik 14
warganya dapat mengambil bagian dan memberikan sumbangannya dengan
leluasa.22
Dengan demikian hakikat filosofis dari Peraturan Daerah ini nanti dapat
tercapai yakni menghendaki timbulnya rasa keadilan dalam masyarakat.
Naskah Akademik 15
nomor 21 tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk-
produk Hukum Daerah, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi
Daerah nomor 22 tahun 2001 tentang Bentuk Produk-produk Hukum Daerah,
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 23 tahun 2001
tentang Prosedur Penyusunan Produk-produk Hukum Daerah, Keputusan
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 24 tahun 2001 tentang
Lembaran Daerah dan Berita Daerah.23
23
Maria Farida. 2007.Ilmu Perundang-undangan. Jakarta:Kanisius.
24
www. Legalitas.com. 23 September 2010
Naskah Akademik 16
Pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjalankan otonomi
seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah,
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan
daya saing daerah.”.
Naskah Akademik 17
penempatan ataupun pemilihan lokasi usaha sarang burung walet disesuaikan
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu (RTRW).
Naskah Akademik 18
“pamong” (birokrasi) yang merasa memonopoli informasi acapkali muncul
kepermukaan dalam bentuk yang dituduhkan sebagai “kecongkaan kekuasaan”.
Hampir semua masalah yang kita hadapi dewasa ini dapat ditelusuri kembali
kepada akar masalahnya, yaitu karena tiadanya komunikasi yang sehat, atau
bahkan karena “salah komunikasi”. Semuanya berlatar belakang karena
ketidaksediaan berbagi privilese, berbagi informasi dengan pihak lain.
Naskah Akademik 19
prinsip-prinsip kebaikan serta realitas kebutuhan yang hidup di tengah
masyarakat.
BAB V
ALTERNATIF-ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH/KONFLIK
Dalam perkembangannya usaha pengambilan sarang burung walet telah
mampu menciptakan peluang kerja yang baru bagi masyarakat Kota Bengkulu.
Hal ini tentunya membuat perubahan pada sektor perekonomian masyarakat Kota
Bengkulu. Dengan makin berkembangnya usaha pengambilan sarang burung
walet di Kota Bengkulu maka diharapkan dapat menambah Pendapatan Asli
Daerah (PAD), tidak hanya itu diharapkan pengembang usaha sarang burung
walet memberdayakan masyarakat sekitar sehingga membantu pemerintah
menekan angka pengangguran di Kota Bengkulu atau dengan kata lain membuka
lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Selanjutnya, mengenai perkembangan usaha pengambilan sarang burung
walet sangat membutuhkan payung hukum agar dapat menjadi PAD bagi Kota
Naskah Akademik 20
Bengkulu karena dari beberapa contoh di daerah lain yang terlebih dahulu
mengadakan pengaturan terhadap usaha pengambilan sarang burung walet,
terlihat bahwa usaha pengambilan sarang burung walet mampu menjadi sumber
PAD yang handal bagi daerah itu.
Namun, ada fakta yang terungkap di lapangan bahwa tempat
pengembangan sarang burung walet banyak yang berada di sekitar pemukiman
masyarakat. Hal ini tentunya bertentangan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Bengkulu yang telah ditetapkan sebelumnya. Lebih daripada itu
bertentangan dengan amanat dari Pasal 3 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang yang menyebutkan:25
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Berdasarkan pasal tersebut jelas bahwa diadakan penataan ruang
bertujuannya mewujudkan kemakmuran rakyat sesuai dengan tujuan awal
berdirinya negara ini. Hal ini kemudian disebutkan dalam Pasal 7 ayat 1 dalam
peraturan yang sama yang menyebutkan: 26
Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
25
Pasal 3 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
26
Pasal 7 ayat 1 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
27
Pasal 11 ayat 2
Naskah Akademik 21
Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan
penataan ruang wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b meliputi:
a. perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota;
b. pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota; dan
c. pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota
BAB VI
INVENTARISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Dalam perancangan dan menetapan Peraturan Daerah (Perda) ada
beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar berlakunya
Peraturan Daerah tentang Usaha Pengambilan Sarang Burung Walet di Kota
Bengkulu. Berikut peraturan perundang-undangan tersebut:
a. Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945;
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (LN. 104 Tahun 1960);
c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan;
e. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (LN. No.53 tahun 2004);
Naskah Akademik 22
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemeritahan Daerah
(LN. 125 tahun 2004);
g. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
h. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
i. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3952);
k. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4138);
l. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4139);
BAB VII
MATERI MUATAN
Menurut para ahli umumnya berpendapat materi muatan undang-undang
dalam arti “formele wet” atau “formele gezet” tidak dapat ditentukan lingkup
materinya, mengingat undang-undang merupakan perwujudan kedaulatan raja
atau kedaulatan rakyat sedangkan kedaulatan bersifat mutlak, keluar tidak
tergantung pada siapapun dan kedalam tertinggi diatas segalanya. Dengan
demikian, menurut para ahli itu , semua materi dapat menjadi materi muatan
peraturan perundang-undangan kecuali bila peraturan perundang-undangan “tidak
berkehendak” menagtur atau menetapkanya.28
Hal yang berbeda diungkapkan oleh A. Hamid S Attamimi, pembentukan
undang-undang bergantung pada cita negara dan teori bernegara yang dianutnya,
pada kedaulatan dan pembagian kekuasaan dalam negaranya, pada sistem
pemerintahan negara yang diselengarakan.29
28
Maria Farida. 2007.Ilmu Perundang-undangan. Jakarta:Kanisius. 124.
29
Amancik. Bahan Ajar: Ilmu Perundang-undangan. UNIB Press. Hal.57
Naskah Akademik 23
Dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 menetapkan
bahwa materi muatan Peraturan Daerah, adalah seluruh materi muatan dalam
rangkan penyelegaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung
ondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undanga
yang lebih tinggi.
Penyusunan naskah akademik dalam rancangan peraturan daerah
mempunyai materi muatan sebagai berikut:
A. Bab Ketentuan Umum
7. Burung Walet adalah sarang burung walet yang termasuk marga Collocalia,
yaitu Collocalia Fuchiaphaga, Collocalia Maxima, Collocalia Esculenta dan
Collocalia Linchi;
Naskah Akademik 24
10. Ekosistem terkaitnya adalah kesatuan komunitas tumbuh-tumbuhan, hewan
dan organisme lainnya swerta proses yang menghubungkan mereka dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktifitas,
11. Masyarakat Lokal adalah kelompok orang atau masyarakat yang mendiami
desa/kelurahan pantai sebagai wilayah pesisir dan menjalankan tatanan
hukum, sosial dan budaya yang ditetapkan dan ditaati oleh mereka sendiri
secara turun temurun,
13. Zonasi adalah suatu pengwilayahan berdasarkan pada suatu ciri-ciri tertentu
yang secara alamiah membangun suatu ekosistem sehingga perencanaan
perlindungan dalam mengelola disesuaikan dengan kondisi dan potensi
kawasan tersebut,
a. Bab Materi
Naskah Akademik 25
b) Pendapatan Asli Daerah (PAD) bahwa dengan diatur usaha pengambilan
sarang burung walet dapat mendatangkan pemasukan bagi kas kota
bengkulu.
Dalam rancangan peraturan daerah ini diatur detil dan teknis penerapan sanksi
terhadap pelanggaran pelaksanaan raperda itu nantinya. Dalam hal ini akan
berkaitan dengan pengaturan tentang akibat hukum dan upaya hukum jika
terjadi pelanggaran teknis di lapangan. Rumusan sanksi yang akan diberikan
harus berpegang teguh kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi atau asas-asas umum hukum pidana Buku I.30
30
Amancik. 2003. Bahan Ajar: Ilmu Perundang-undangan. UNIB Press.Hal. 89
Naskah Akademik 26
BAB VIII
KESIMPULAN
Sebagai penutup dalam bab ini, perlu disampaikan beberapa Kesimpulan sebagai
berikut:
Naskah Akademik 27
kewenangan kepada masyarakat untuk mengajukan usulan rancangan
peraturan perundang-undangan termasuk peraturan daerah adalah hal yang
biasa.
5. Untuk mengatur tentang usaha sarang burung walet agar dapat menjadi
sumber pemasukan bagi kas daerah naka diperlukan payung hukum
sebagai landasan yuridis-formal untuk kepastian dan penegakkan hukum.
Daftar Pustaka
Ahmad, Ubbe. 1999. Kedudukan dan Fungsi Penelitian Hukum dalam Proses
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan. Badan Pembinaan
Hukum Nasional Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Jakarta.
Naskah Akademik 28
Farida Indrati S, Maria. 2007. Ilmu Perundang-undangan: Jenis, Fungsi dan
Materi Muatan. Yogyakarta: Kanisius.
Z.A. Maulani. 2000. Demokrasi & Pembangunan Daerah. Pustaka Pelajar dan
CRDS, Yogyakarta.
Naskah Akademik 29