You are on page 1of 7

c 


Ventilasi bangunan dapat berupa ventilasi alami (tidak melibatkan mesin) , ventilasi
buatan (melinatkan mesin pengondisian udara yang akan menurunkan suhu dan kelembapan
udara, AC) dan ventilasi semibuatan (ventilasi alami yang dibantu oleh kipas angin untuk
menggerakkan udara tetapi tidak melibatkan alat penurun suhu). Ventilasi dibutuhkan agar
udara dalam ruangan tetap sehat dan nyaman. Baik aktifitas manusia maupun benda-benda
didalam ruang dapat menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan bila tetap
terkosentrasi didalam jumlah yang melebihi batas toleransi manusia. Udara yang kotor harus
diganti dengan udara yang lebih bersih.
Ventilasi alami adalah pergantian udara secara alami (tidak melibatkan peralatan
mekanis, seperti mesin penyejuk udara yang dikenalsebagai Air Conditioner atau AC) . Vebtilasi
alami menawarkan ventilasi yang sehat, nyaman, tanpa memerlukan energy tambahan.
Namun untuk merancang ventilasi alami perlu dipikirkan syarat awal, yaitu: (1)
tersedianya udara luar yang sehat (bebas dari bau, debu dan polutan lain yang mengganggu),
(2) suhu udara luar tidak terlalu tinggi (maksimal 28ÔC), (3) tidak banyak bangunan disekitar
yang akan menghalangi aliran udara horizontal (sehingga angin dapat berhembus lancar), dan
(4) lingkungan tidak bising. Jika syarat awal tidak terpenuhi sebaiknya tidak dipaksakan untuk
memakai ventilasi alami karena justru akan merugikan . Dengan demikian ventilasi alami
sebenarnya hanya cocok untuk daerah yang beriklim nyaman u   
 dan tidak
ekstrem u  
Jika prasyarat dasar diatas terpenuhi maka ventilasi alami memiliki beberapa nilai
positif , yaitu: (1)hemat energy, (2) menghubungkan iklim didalam ruang dengan luar ruang
yang menciptakan suasana alami , (3) biaya pembuatan dan perawatan relativ murah dibanding
ventilasi buatan, dan (4) tidak memerlukan ruang mesin.
Beberapa nilai negative ventilasi alami adalah : (1) suhu tidak mudah diatur, (2)
kecepatan angin tidak mudah diatur , (3) kelembapan tidak mudah diatur , (4) kualitas udara
tidak mudah diatur (debu, bau dan polusi lainnya) sulit dicegah, (5) gangguan serangga, (6)
gangguan lingkungan (kebisingan dan lain-lain) sulit dicegah, (7) bukaan mungkin akan beresiko
pada keamanan , dan (8) untuk bangunan yang bermassa gemuk maka ventilasi alami sulit
menjangkau bagian tengah.
Sesuai hakekatnya , kualitas ventilsi alami sangat tergantung pada kualitas udara
lingkungan. Oleh karena itu pemahaman akan iklim dan cuaca menjadi sangat penting.
Indonesia memiliki iklim tropis lembab yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
á? ÿidak ada perbedaan yang jelas antara musim kering (kemarau) dan basah
(hujan) . Baik musim hujan maupun musim kering dapat berlangsung lama
sehingga bisa terjadi tumpang tindih musim.
á? Suhu udara relative tinggi dengan amplitudo suhu siang-malam kecil (24ÔC -
32ÔC) walaupun suhu udara didaerah pegunungan dapat jauh lebih rendah dari
angka tersebut.
á? ecepatan angin rendah (terutama pada pagi dan malam hari) . Pada siang hari
umumnya angin berhembus cukup kuat.
á? elembapan udara tinggi (60ÔC-95ÔC). elembapan yang tinggi ini menyebabkan
kulit terasa lengket karena keringat yang tidak dapat dengan leluasa menguap
sehinga menempel dikulit. ondisi ini menyebabkan munculnya rasa tidak
nyaman.
á? [adiasi matahari cukup tinggi (>900W/Î ), walau sering juga tertutup mendung
(<100 W/Î ).
á? ujan deras dapat turun dalam beberapa hari berturut-turut , umumnya pada
siang atau sore hari.
á? ampir selalu berawan . Langit sering berawan merata yang sangat
menyilaukan mata dan menyebabkan perasaan tertekan.
á? *lora beraneka ragam, tanah subur, tidak mengenal musim gugur , jamur
tumbuh dengan pesat.
á? *auna beraneka ragam, termasuk serangga pengganggu yang berbahaya seperti
nyamuk.
á? Berdebu
á? arat logam dan pelapuk organic mudah terjadi
á? Penduduknya mengembangkan budaya kehidupan diluar rumah u
 
á? Pakaian ringan dan longgar. Bertelanjang dada dan kaki adalah hal yang wajar di
hari panas.
á? ÿenaga mudah tersedot habis (kelelahan, fatigure). Untuk mengatasi keadaan
yang tidak nyaman ini diperlukan recovery dalam bentuk tidur siang (siesta).

Ventilasi (lt, ventus, wind, angin) adalah aliran udara , baik diruang terbuka maupun
tertutup (didalam ruang). Dalam konteks bangunan , ventilasi berarti pergantian udara kotor
didalam ruang dengan udara bersih (yang diharapkan dari udara luar). Ventilasi alami adalah
proses pergantian udara ruangan oleh udara segar dari luar ruangan tanpa bantuan peralatan
mekanik.
Angin adalah udara yang bergerak . Penilaian terhadap kualitas ventilasi diukur dengan
standart kenyamanan termal. Enam factor kenyamanan termal (4 faktor lingkungan + 2 faktor
manusia) adalah:
á? Suhu udara, ÿ (temperature), ÔC
á? ecepatan angin, V( velocity), m/detik
á? alambapan udara, [ (relative humidity), %
á? [ata-rata suhu permukaan ruang , M[ÿ ( mean surface radiant temperature), ÔC
á? Aktivitas manusia, met (metabolism), W/Î . 1met = 58,15 W/Î sering
dibulatkan 58 W/Î )
á? Pakaian , clo (cloting), Î degC/W (1 clo=0,155 Î deg C/W)

Penyejukan evaporative(evaporative cooling) adalah penyejukan dengan memanfaatkan


mekanisme pengurangan panas akibat penguapan air (atau zat lain) .Penyejukan radiatif
(radiative cooling) adalah penejukan dengan memanfaatkan mekanisme radiasi. Penyejukan
fisiologis (physiological cooling) adalah sensasi sejuk yang dirasakan manusia karena hembusan
angin yang mengenai kulitnya. Penyejukan konvektif (convective cooling) adalah penyejukan
dengan memanfaatkan aliran angin. Perpindahan panas (heat transfer) adalah proses
perpindahan kalor dari benda yang lebih panas kebenda yang kurang panas. Ada tiga cara
perpindahan panas, yaitu :
á? Perpindahan panas konduktif (conductive heat transfer) adalah perpindahan
panas dari benda yang lebih panas kebenda yang kurang panas melalui kontak
(sentuhan)
á? Perpindahan panas konvektif (convective heat transfer) adalah perpindahan
panas dari benda yang lebih panas kebanda yang kuran panas melalui aliran
angin (atau zat alir lainnya)
á? Perpindahan panas radiatif (radiative heat transfer) adalah perpindahan panas
dari benda yang lebih panas kebanda yang kurang panas dengan cara pancaran

Global warming (pemanasan global) adalah kenaikan suhu rata-rata udara didekat
permukaan bumi dan lautan pada bebarapa dasawarsa terakhir. Pemanasan global
menyebabkan perubahan iklim dan pencairan di kutub serta pegunungan. Perubahan iklim
menyebabkan banyak masalah seperti kegagalan panen dan timbulnya tornado diluar normal.
Salah satu cara agar penambahan kepadatan bangunan disuatu kawasan tidak
menyebabkan kenaikan suhu lingkungan adalah dengan menjaga agar permukaan basah (wet)
dan hijau(green) tetap memiliki porsi yang lebih besar. Permukaan basah dapat berupa kolam
(pond), sungai dan lain-lain. Permukaan basah mengalami kenaikan suhu yang lebih rendah
disbanding permukaan kering bila terkena radiasi matahari yang sama. Permukaan hijau dalah
permukaan dengan tumbuhan

-
   
  ù ‰
 A = Luas Jendela, m2.
I = intensitas radiasi matahari, W/m2.
' = p
 
bahan kaca.
p
   
 u'  dapat diperoleh dar pabrik pembuat kaca. Dalam hal data ' belum
memasukan pertimbangan sudut datang sinar matahari langsung pada bidang kaca, maka I =
   adalah sudut yang dibentuk oleh garis datang sinar matahari dengan garis normal
(tegak lurus) bidang.
    
 + (I.mtotal /fo) oC.
ÿs = suhu permukaan yang terkena sinar matahari langsung. oC.
ÿo = suhu ruang luar, oC.
I = intensitas radiasi matahari, W/m2
mtotal = bilangan serap rata-rata antara permukaan (mw) dan material (mp).
m total = (mw+ mp)/2.
o = konduktan permukaan yang terkena radiasi matahari. W/m2degC.

         !












Gambar. p p p


   
 
" -     #-  $


"  -    c  



"  -  %    c  


" -  "  #  %& $




"& %  '    -  
  ()* )+, -
Dengan Qp = aliran angin oleh perbedaan tekanan, m3/dtk
Qb = aliran angin oleh perbedaan suhu, m3/dtk



Gambar. £ p  

     
  
p p       
   
 u  £!"##

You might also like