Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
tentang ketuhanan sering membuat umat islam merasa terombang ambingkan oleh
peradaban zaman1, terlebih lagi banyaknya perdebatan tentang fitrah Tuhan yang
sebenarnya. Disini kami akan membahas salah satu tokoh dari teologi islam pada abad
Sebelum membahas lebih jauh tentang pemikiran agung Muhammad Iqbal, telah
kita ketahui teologi berkenaan dengan ajaran-ajaran dasar dari suatu agama.
Mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan yang kuat.2 Dalam dunia islam
sendiri sebenarnya lebih dari satu aliran teologi oleh karena itu dirasa perlu
(istilah). Theology terdiri dari perkataan theos artinya Tuhan dan logos yang berarti ilmu
(science, study, discourse). Jadi teologi berarti ilmu tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan.
Definisi teologi menurut Fergilius Ferm yaitu ‘’ theology ialah pemikiran sistematis yang
behubungan dengan alam semesta. Dalam kamus ‘’New English Dictionary’’ susunan
collins disebutkan teologi “ilmu yang membahas fakta-fakta dan gejala-gejala agama
nabi merupakan dasar agama islam yang banyak berisi pembicaraan tentang wujud
tuhan, keagungan serta keEsaan-nya. Akan tetapi gaya bahasanya lebih mendekati ke
gaya percakapan, memberi nasehat serta petunjuk daripada penguraian secara ilmiah.
Sehingga kita tidak dapat mengatakan bahwa Al-quran dan Al-hadist berisi uraian yang
teratur serta sistematis tentang soal kepercayaan dan meletakan metode yang lengkap
serta mencakup untuk ilmu tauhid (teologi islam).4 Dalam hal ini memang bukan tugas
nabi dimana pada waktu itu perhatian utama ditujukan pada penyebaran dakwah.
Penyusunan ilmu teologi sendiri menjadi tugas pengikut dan orang-orang sesudahnya
Nama Iqbal sendiri dikalangan muslim pada masa sekarang tidaklah asing lagi,
beliau dikenal sebagai ulama besar yang memadukan kemampuan pemikiran dan
telah mampu memadukan nilai-nilai pemikiran filosofis, etika dan estetika dalam puisi-
puisimya. Sebagai pemikir, ia telah mewariskan suatu karya filsafat yang hingga kini
BAB II
1. Riwayat Hidup
Muhammad Iqbal adalah anak keturunan dari kelas Brahmana (kelas sosial
Pakistan. Ayahnya bernama Muhammad Nur, seorang sufi yang sangat saleh. Sejak
masih anak-anak, agama sudah tertanam dalam jiwanya. Pendidikan agama selain dari
orang tua, juga didapatkan dengan mengaji dengan Mir Hassan. Di rumah sang guru, ia
Dibantu oleh Mir Hassan, ia memasuki sekolah Scotiish mission School. Tamat
yang banyak membentuk jiwa filosifinya. Guru besar ini menyarankan Iqbal untuk
mengambil program Doktor di London. Dalam waktu satu tahun, program itu dapat
mengambil program studi hukum dengan meraih keahlian di bidang keadvokatan. Ini
5 http://udhiexz.wordpress.com/2008/04/13/pemikiran-muham
pengacara, di India ia juga aktif dalam bidang politik. Selebihnya ia serihg ceramah ke
Pada tahun 1930, Iqbal memasuki bidang politik dan menjadi ketua konfrensi
tahunan Liga Muslim di Allahabad, kemudian pada tahun 1931 dan tahun 1932, ia ikut
konfrensi meja bundar di London yang membahas konstitusi baru bagi India. Pada
pembentukan Universitas Kabul. Pada tahun 1935, ia jatuh sakit dan bertambah parah
2. karya-karyanya
philosophy (1908)
sebagai filosof eskitensialis. Oleh karena itu, agak sulit menemukan pandangan-
pandangannya mengenai wacana-wacana kalam klasik, seperti fungsi akal dan wahyu,
berarti ia sama sekali tidak menyinggung ilmu kalam. Bahkan ia sering menyinggung
golongan pemikir rasionalis Mu’tazilah sebagai bidang perpecahan umat Islam. Akibat
masih global dalam relita kehidupan manusia dan dinamika masyarakat yang selalu
berubah. Inilah yang dalam rumusan fiqh disebut ijtihad yang oleh Iqbal disebut Prinsip
a) Hakikat Teologi
yang melekat pada literatur ilmu kalam klasik. Teologi Asy’ariyah, umpamanya
menggunakan cara dan pola pikir ortodoksi Islam. Mu’tazilah sebaliknya, terlalu
jauh bersandar pada akal, yang akibatnya mereka tidak menyadari bahwa dalam
b) Pembuktian Tuhan
Untuk menopang hal ini, Iqbal menolak pandangan yang statis tentang Matten serta
aliran dinamis yang tidak berhenti. Karakter nyata konsep tersebut ditemukan Iqbal
dalam “jangka waktu murni-nya” Bergson, yang tidak terjangkau oleh serial waktu.
Dalam “jangka waktu murni” ada perubahan, tetapi tidak ada suksesi.
Faham dinamisme Iqbal berpengaruh besar terhadap jati diri manusia. Penelusuran
terhadap pendapatnya tentang persoalan ini dapat dilihat dari konsepnya tentang
ego, ide sentral dalam pemikiran filosofisnya. Kata itu diartikan dengan kepribadian.
Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan
pribadinya, seperti yang dilakukan oleh para sufi yang menundukkan jiwa sehingga
fana dengan Allah. Pada hakikatnya menafikan diri bukanlah ajaran Islam karena
hakikat hidup adalah bergerak dan gerak adalah perubahan. Filsafat khudinya
tampaknya merupakan reaksi terhadap kondisi umat Islam yang ketika itu telah
dibawa oleh kaum sufi semakin jauh dari tujuan dan maksud Islam yang
dinamistentangkehidupan dunia.
d) Dosa
menampilkan ajaran tentang kebebasan ego manusia yang bersifat kreatif. Dalam
memakan buah terlarang) sebagai kisah yang berisi pelajaran tentang “kebangkitan
manusia dari kondisi primitive yang dikuasai hawa nafsu naluriah kepada pemilikan
tanggung jawab yang penuh resiko ini, menunjukkan kepercayaan-Nya yang besar
kemandirian itu.
Dalam membuktikan eksistensi Tuhan, Iqbal menolak argument kosmologis
eksistensi Tuhan yang mengatur ciptaan-Nya dari sebelah luar. Walaupun demikian, ia
menerima landasan teteologis yang imanen (tetap ada). Untuk menopang hal ini, Iqbal
menolak pandangan yang statis tentang Matten serta menerima pandangan Whitehead
tentangnya sebagai struktur kejadian dalam aliran dinamis yang tidak berhenti. Karakter
nyata konsep tersebut ditemukan Iqbal dalam “jangka waktu murni-nya” Bergson, yang
tidak terjangkau oleh serial waktu. Dalam “jangka waktu murni” ada perubahan, tetapi
Iqbal menafsirkan insan al-kamil, atau manusia utama, setiap manusia potensial
adalah suatu mikrokosmos dan insan yang telah sempurna kerohaniannya menjadi
cermin dari sifat-sifat tuhan, sehingga sebagai orang suci dia menjadi khalifah atau
Menurut Iqbal bahwa setiap manusia merupakan suatu pribadi menjadi suatu
ego yang berdiri sendiri, tetapi belumlah ia menjadi pribadi yang utama. Dia yang dekat
kepada tuhan adalah yang utama, semakin dekat semakin utama. Sedangkan kian jauh
jaraknya dari tuhan, kian berkurang bobot kepribadiaanya. Menurutnya tujuan dari
seluruh kehidupan adalah membentuk insan yang mulia dan setiap pribadi haruslah
berusaha untuk mencapainya. Insane al-kamil itu memberikan kita ukuran baik dan
buruk, apa yang dapat memperkuat pribadi adalah bersifat baik dan apa yang
8 http://udhiexz.wordpress.com/2008/04/13/pemikiran-muham
melamahkan bersifat buruk.9
b. Semangat atau keberanian, termasuk bekerja kreatif dan orisinil, artinya asli dari
d. Faqr, artinya sikap tidak mengharapkan imblan dan ganjaran yang akan diberikan
a. takut
b. suka meminta-minta
c. perbudakan
d. sombong
BAB III
PENUTUP
Pena lebih tajam dari pedang. Tak diragukan lagi pengaruh pena Iqbal dalam
khazanah pemikiran Islam luar biasa besarnya. Tak hanya dunia Timur-Islam, tetapi
juga Timur-non Islam dan Barat. Kejeniusannya dalam memadukan syair dan filsafat
ditambah lagi sikap relegiusnya yang mendalam telah menimbulkan decak kagum para
filosof dan penyair di pelbagai belahan dunia. Tak hanya itu, Iqbal juga telah melakukan
sintesis pemikiran Timur dan Barat dengan kekhasan yang belum ada bandingnya.
9 http://khasanahmuslim.blog.com/parapemikir
Muhammad Iqbal merupakan sosok pemikir multidisiplin. Di dalam dirinya
hukum, pendidik, filosof dan mujtahid. Sebagai pemikir Muslim dalam arti yang
sesungguhnya, Iqbal telah merintis upaya pemikiran ulang terhadap Islam demi
kemajuan kaum muslimin. Islam sebagai way of life yang lengkap mengatur kehidupan
manusia, ditantang untuk bisa mengantisipasi dan mengarahkan gerak dan perubahan
tersebut agar sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, Islam dihadapkan kepada
masalah signifikan, yaitu sanggupkah Islam memberi jawaban yang cermat dan akurat
berusaha mengugah cara pandang kaum muslimin yang selama ini terjebak dalam cara
pandang yang statis dalam memandang dunia. Namun karena kehidupan manusia
yang cenderung dinamis malah menjadikan umat Islam menjadi pembebek terhadap
Bangsa Barat, dengan menanggalkan baju keislaman mereka. Dari sinilah Iqbal
kehidupan yang normal namun tetap dalam koridor sebagai seorang muslim yang
.
DAFTAR PUSTAKA
C. A.Qadir. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam. Pustaka Obor Indonesia:
Jakarta, 2002
Jakarta,2009.
Sharif M.M, IQBAL (tentang Tuhan dan keindahan), Mizan : Bandung,1984
http://udhiexz.wordpress.com/2008/04/13/pemikiran-muham