You are on page 1of 10

c   



   
(Menurut buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes. Depkes RI
1992) istilah prematuritas telah diganti dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) oleh WHO pada tahun
1961.Di dalam buku pusdiknakes depkes yang berjudul asuhan kesehatan anak dalam konteks keluarga
BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram
sampai dengan 2499 gram.
(Menurut Buku Ilmu Kesehatan Anak, Staf Pengajar FKUI, 1985) Frekuensi BBLR dinegara
maju berkisar antara 3,6-10,8%, dinegara berkembang berkisar antara 10-43%.Rasio antara negara
maju dan negara berkembang adalah 1 : 4. seringkali faktor penyebabnya tidak diketahui ataupun kalau
diketahui faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri tetapi kombinasi dari beberapa faktor
,diantaranya:
1.| Faktor nutrisi
2.| Infeksi
3.| Bahan toksik
4.| Faktor budaya
5.| insufiensi atau disfungsi plasenta
6.| Faktor-faktor lain, seperti merokok, peminum alkohol, plasenta previa obat- obatan dsb.
Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan, lama-kelamaan
ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya.
(Menurut Buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes. Depkes RI.
1992) menjelaskan bahwa Guren Wald mengatakan bahwa bila digunakan definisi yang lama 30-40%
dari bayi perempuan sebelumnya telah mempunyai masa gestasi 37-38 minggu frekuensi. BBLR
dinegara maju berkisar antara 3,6 -10,8% dinegara berkembang berkisar 10-40%. Rasio antara negara
maju dan berkembang adalah 1 : 4. Menurut kongres European perinatal medicine Ke ll di London
1970, telah disusun definisi sebagai berikut :
1.| Bayi kurang bulan (prematur) : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2.| Bayi cukup bulan (aterm) : bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu sampai 42
minggu (250-293 hari)
3.| Bayi lebih bulan (post date) bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih (294
hari atau lebih)

B. Etiologi
(Menurut Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes. Depkes RI 1992) BBLR
dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, yaitu :

1. Faktor ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang
b. Umur kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun
c. Jarak hamil dan bersalin yang terlalu dekat
d. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi dan jantung
e. Perokok dan bekerja yang terlalu berat

2. Faktor kehamilan
a. Hamil ganda
b. Perdarahan ante partum
c. Plasenta previa

3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim

4. Faktor lain-lain (nutrisi, perokok, peminum alkohol, sosial ekonomi. dll)

C. Gambaran klinik
(Menurut Buku Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998) Makin muda umur kehamilan,makin
jelas tanda-tanda imaturitasnya. Karakteristik dari bayi preterm yaitu:
1.| Berat lahir kurang dari 2500 gr
2.| PB kurang dari 45 cm
LD kurang dari 30 cm
LK kurang dari 33 cm
3.| Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4.| Kepala relatif lebih besar
5.| Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak ,lemak kulit berkurang
6.| Otot hipotonik lemah, pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea
7.| Ektremitas paha abduksi, sendi lutut atau kaki fleksi sampai lurus
8.| Pernafasan sekitar 45 sampai dengan 50 kali permenit
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas :
1.| Syndrome gangguan nafas idiopatik
2.| Pneumonia aspirasi karena reflek menelan dan batuk belum sempurna
3.| Perdarahan spontan dalam prentikel otak lateral, akibat anoxia otak
4.| Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang dan hipotermia
Bayi dengan tanda ³wasting´ dapat dibagi menurut berat ringannya

1.| Stadium 1

Bayi kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering dan belum terdapat mekonium

2.| Stadium II
Tanda stadium I ditambah warna kehijauan pada kulit dan plasenta, umbilicus, hal ini disebabkan
mekonium yang tercampur dengan amnion yang mengendap pada kulit dan plasenta.
3.| Stadium III
Ditemukan stadium II ditambah kulit yang berwarna kuning, kuku dan tali pusatnya. Sering faktor
penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara
lain adalah :

1.| Faktor genetik atau kromosom


2.| Infeksi
3.| Bahan toksik
4.| Radiasi
5.| Insufisiensi atau disfungsi plasenta
6.| Faktor nutrisi

D. Diagnosis dan gejala klinik


(Menurut buku synopsis obstetri,Rustam Mochtar.1998) Diagnosis dan gejala
klinik:Sebelum bayi lahir
1. Sebelum bayi lahir
a.| Pada anamnesa sering ditemui adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati
b.| Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya
c.| Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
d.| Pergerakan janin yang pertama (Quickening) terjadi lebih lambat walaupun kehamilannya
sudah agak lanjut

2. Setelah bayi lahir

a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin


Secara klasik seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras,gerakan
bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit kering, tipis, berlipat-lipat.
b. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak dan mudah bergerak,
abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, kulit tipis, merah dan transparan
c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap
gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Pada bayi kecil untuk masa
kehamilan alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur berat badan
sama, karena hal itu akan mudah hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka terhadap infeksi dan
hipotermi dibandingkan matur dengan berat badan normal.
E.Penatalaksanaan
(Menurut buku synopsis obstetri , Rustam Mochtar. 1998) yang perlu diperhatikan adalah
pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan siap sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi
prematur makin pendek masa kehamilan, makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan
makin tinggi angka kematian perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan,
infeksi, cacat bawaan dan trauma pada otak. Kebutuhan cairan untuk BBL 120 sampai 150 ml/kg
BB/hari atau 100-120 cal/kg BB/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan
bayi untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan atau kalori.
a. Pengaturan suhu
Bayi dimasukkan dalam inkubator. Bila bayi dirawat dalam inkubator, maka suhu untuk bayi
dengan BB kurang dari 2 kg adalah 35oC, dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 34oC,
agar dia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37oC kelembaban inkubator 50-60%.
Suhu inkubator dapat diturunkan 1oC per minggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan
secara berangsur-angsur dapat dilakukan atau diletakkan ditempat tidur dengan suhu lingkungan 27-
29oC prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila berada di lingkungan yang dingin.
Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan
dengan berat badannya. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi ( 36ºC - 37ºC ) adalah
dengan memasukkan bayi dalam inkubator dengan suhu yang diatur.
b. Makanan
Makanan bayi premature refleks hisap,telan dan batuk belum sempurna. Kapasitas lambung
masih sedikit, kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori 110 kalori/kg BB/hari.Pemberian
minum dimulai saat bayi berumur 3 jam. Jumlah cairan yang diberikan pertama kali adalah 1-5 ml/jam
dan jumlahnya dapat ditambah sedikit tiap 12 jam.
Banyak cairan yang diberikan perhari adalah 60 ml/kg BB/hari dan setiap hari
dinaikkan sampai dengan 200 ml/kg BB/hari pada akhir minggu ke dua.

Hari kelahiran Cairan /kg BB/hari Kalori /kg BB/hari


1 60 ml 40 kal
2 70 ml 50 kal
3 80 ml 60 kal
4 90 ml 70 kal
5 100 ml 100 ml
6 110 ml 90 kal
7 120 ml 100 kal
710 150-200 ml 7120 kal

Air susu yang paling baik adalah ASI. Bila bayi belum dapat menyusui, ASI dapat dipompa
dan dimasukkan dalam botol steril. Bila ASI tidak ada, ganti susu dengan susu buatan yang
mengandung lemak yang mudah dicerna oleh bayi (lemaknya dari middle chain trigly ceride) dan
mengandung 20 kalori/30 ml air atau sekurang-kurangnya bayi dapat 110 kal/kg BB/hari.
F. Prognosis
(Menurut buku synopsis obstetri , Rustam Mochtar. 1998) kematian perinatal pada bayi berat
lahir rendah (BBLR ) 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis
akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian bayi yang tinggi terutama
disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia,
perdarahan intrakranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan
pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya.
Prognosis ini juga tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masalah gestasi
asfiksia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan, intraventrikuler displasia bronkopulmuna
retrorental cibroplasia, infeksi, gangguan metabolik.
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan
perawatan pada saat kehamilan, persalinan, post natal. Bila bayi berat lahir rendah ini dapat mengatasi
problematik yang dideritanya maka perlu diamati selanjutynya oleh karena kemungkinan bayi ini akan
mengalami gangguan pendengaran, penglihatan kognitif motor susunan saraf pusat dan penyakit seperti
hidrochepalus cerebral palsy dan sebagainya.
LINGKUP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA
1. Bayi baru lahir normal
2. Bayi baru lahir bermasalah
a. Bercak mongol
b. Hemangioma
c. Ikterik
d. Muntah dan gomoh
e. Oral trush
f. Diaper rash
g. Seborrhea
h. Bisulan
i. Milliariasis
j. Diare
k. Obstipasi
l. Infeksi
3. Kelainan bawaan pada bayi baru lahir
a. Labioskiziz dan labiopalatoskiz
b. Atresia esophagus
c. Atresia anus
d. Hirschprung
e. Obstruksi biliaris
f. Omfalokel
g. Hernia diafragmatika
h. Atresia duodeni
i. Meningokel.ensefalokel
j. Hidrosefalus
k. Fimosis
l. Hipospadia
4. Trauma pada bayi baru lahir
a. Caput suksedaneum
b. Cephal Hematoma
c. Trauma pada fleksus brachialis
d. Fraktur klavikula dan fraktur humerus
5. Neonatus beresiko tinggi
a. BBLR
b. Asfiksia neonatorum
c. Sindroma gangguan pernapasan
d. Kejang
e. Hypotermi
f. Hipertermi
g. Hypoglikemi
h. Tetanus neonatorum


   c   c

  
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4
minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 ± 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 ±
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat
bawaan) yang berat.

c
1. Berat badan 2500 - 4000 gram
2. Panjang badan 48 - 52 cm
3. Lingkar dada 30 - 38 cm
4. Lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Pernafasan - 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan


     !""!
1. Mata
a. Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba tiba atau pada pandel atau obyek
kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya
kerusakan pada saraf cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup
dengan rapat.
2. Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap
rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun,
seperti pada saat tidur.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus
menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
c. Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan
kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira kira 3 -4 bulan
d. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi,
harus menetap sepanjang hidup
e.Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang
pada usia 4 bulan
f.Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup,
biasanya ada setelah hari pertama lahir
3. Ekstrimitas
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan
dan jari
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki
menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
c. Masa tubuh
(1). Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan
abduksi ekstrimitas yang tiba tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari
membentuk ³C´ diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan
lemah.
(2). Startle
Suara keras yang tiba ± tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap
tergenggam
(3). Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan
berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
(4). Neck ± righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh
membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis
(5) Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul
bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.

      c
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru
lahir ialah :
1. Pencegahan Infeksi
Ø Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
Ø Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Ø Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop.
2. Melakukan penilaian
Ø Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
Ø Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap ± megap atau lemah maka segera lakukan
tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3. Pencegahan Kehilangan Panas
`    
 
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena
setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
a. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda ± benda
tersebut
b. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/
ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui
ventilasi, atau pendingin ruangan.
c. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda ± benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda ± benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung)
` 
  
 
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil
untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain
yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan
cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan
panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama
kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum
melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih
dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya
dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah lahir.
›  
       
(1). Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika
bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
(2). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara
36,5º C ± 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali
tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di
tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu ± bayi dan selimuti keduanya. Tunda
memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit)
satu (1) jam.
(3). Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan
(4). Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan
angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan
siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti
tubuh bayi setelah dimandikan.
(5). Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
(6). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
(7). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti
tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik
(8). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik
(9). Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk
menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI
4. Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan
cara sebagai berikut :
Ø Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
Ø Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
Ø Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
Ø Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar.
Ø Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
Ø Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
Ø Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
Ø Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.
5. Merawat tali pusat
Ø Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem
plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
Ø Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5
% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
Ø Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
Ø Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan
kering.
Ø Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau
steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
Ø Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat
dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi
yang berlawanan.
Ø Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
Ø Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
6. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan
pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus
hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat
sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan
cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami
kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi
dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun
berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan
terhadap terjadinya hipotermia.
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :
Ø Keringkan bayi secara seksama
Ø Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
Ø Tutup bagian kepala bayi
Ø Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
Ø Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
Ø Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002)
7. Pencegahan infeksi
Ø Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3
hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 ± 1 mg
IM.
Ø Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu
diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata
eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5
jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi
selesai dengan perawatan tali pusat
Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan
pada mata bayi segera setelah lahir
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi berikut ini :
Ø Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
Ø Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah
didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai
yang bersih dan baru.
Ø Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi
telah dalam keadaan bersih.
Ø Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda
lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi
dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI, 2002)
8. Identifikasi bayi
Ø Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca
persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru
lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
Ø Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan
pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi
Ø Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas
Ø Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir,
nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
Ø Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,
nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002)
Rujukan
1.| DepKes RI, 1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga
2.| Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal.YBP_SP.Jakarta
3.| JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III
kebidanan. Buku 5 asuhan bayi baru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
4.| Modul Asuhan Persalinan Normal

You might also like