Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapatkan jasa timbal (kontra prestasi ) yang langsung dapat ditunjukan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum/negara.
Fungsi pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan
hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.
1. Syarat keadilan
2. Syarat Yuridis
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
3. Syarat Ekonomis
4. Syarat Finansil
5. Sederhana
1. Teori Asuransi: (Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-hak
rakyatnya,untuk itu rakyat harus membayar pajak)
2. Teori kepentingan: (Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada
kepentingan masing-masing orang)
3. teori daya pikul: (Beban pajak sesuai dengan daya pikul masing-masing orang)
untuk mengukur daya daya pikul digunakan dua pendekatan yaitu:
4. Teori bakti: (hubungan rakyat dengan negara sebagai warga negara yang berbakti
rakyat sadar bahwa
pajak adalah suatau kewajiban)
5. Teori asas daya beli: (memungut pajak berarti menarik daya beli di rumah tangga
masyarakat untuk
rumah tangga negara).
Sistem Perpajakan
Ludwig von Bertalanffy, seorang biopsikologi bangsa Jerman yang menulis General
System Theory pada tahun 1950-an mengemukakan bahwa semua fenomena mempunyai
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
hubungan seperti dalam ilmu alam: ada organ, sel dan mulekul. Suatu masyarakat terdiri
dari suprasistem, sistem dan subsistem.
Sistem perpajakan dapat disebut sebagai metode atau cara bagaimana mengelola utang
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dapat mengalir ke Kas Negara. Contoh: Ditinjau
dari tingkatan negara, maka negara adalah suatu suprasistem, Keuangan Negara adalah
sistem dan perpajakan adalah subsistem Ditinjau dari tingkatan perpajakan, maka
perpajakan di Indonesia adalah suatu suprasistem, pajak penghasilan adalah sistem dan
pajak penghasilan atas karyawan adalah subsistem. Dalam sistem perpajakan di Indonesia
dikenal Self Asssessment System, Official Assessment System dan Withholding tax
System.
Self Assessment System adalah suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan
kepada Wajib Pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak
perpajakannya
Withholding tax system adalah suatu sistem perpajakan dimana pihak ketiga diberi
kepercayaan (kewajiban), atau diberdayakan (empowerment) oleh undang-undang
perpajakan untuk memotong pajak penghasilan sekian persen dari penghasilan yang
dibayarkan kepada Wajib Pajak.
Official Assessment System adalah suatu sistem perpajakan dalam mana inisiatif untuk
memenuhi kewajiban perpajakan berada di pihak fiskus.
Tarif Pajak
Dalam berbagai literatur perpajakan dikenal lima macam tarif pajak yakni tarif tetap (fixed
rate), tarif proporsional (proportional rate), tarif progresif (progressive rate), tarif regresif
(regressive rate) dan tarif degresif (degressive rate).
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Tarif tetap adalah tarif yang jumlah pajaknya dalam rupiah (atau dollar) bersifat tetap
walaupun Objek Pajaknya jumlahnya berbeda-beda. Misalnya tarif Bea Meterai
berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1985. Jumlah Bea Meterai atas kuitansi atau
tanda terima uang di atas Rp1.000.000,- adalah Rp6.000,- Walaupun uang yang diterima
besarnya Rp100.000.000,- atau Rp10.000.000.000,- dan seterusnya, jumlah Bea Meterai
yang terutang tetap Rp6.000,-
Sedangkan yang dimaksud dengan tarif proporsional adalah tarif yang prosentasenya tetap
walaupun jumlah objek pajaknya berubah-ubah. Misalnya tarif PPN 10% atas Rp100.000,-
10% atas Rp50.000.000,- 10% atas Rp10.000.000.000,-
Tarif Pajak yang bersifat progresif adalah tarif pajak yang makin tinggi objek pajaknya,
maka makin tinggi pula prosentase tarif pajaknya. Misalnya tarif Pajak Pendapatan tahun
1944, Tarif Pajak Penghasilan berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000.
Adapun tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang makin tinggi objek pajak, maka makin
rendah prosentase tarifnya. Sedangkan tarif Pajak Degresif adalah tarif pajak yang apabila
objek pajaknya makin tinggi, maka makin rendah tarifnya. Tarif ini pernah berlaku untuk
Bea Warisan. Makin tinggi warisan yang akan diterima oleh ahli waris, maka tarif bea
atau pajak atas warisan makin kecil.
Hukum Pajak
Hukum pajak atau hukum fiskal ialah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi
wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya
kembali kepada masyarakat dengan melalui kas Negara, sehingga ia merupakan bagian
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
dari hukum publik, yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-
orang atau badan-badan (hukum) yang berkewajiban membayar pajak.
Hukum Pajak dibedakan antara Hukum Pajak Materiil (Material tax law) dan hukum
Pajak Formal (Formal tax law). Hukum Pajak Materiil adalah hukum pajak yang memuat
ketentuan-ketentuan tentang siapa-siapa yang dikenakan pajak, dan siapa-siapa
dikecualikan dari pengenaan pajak, apa saja yang dikenakan pajak dan berapa yang harus
dibayar.
Hukum Pajak Formal adalah hukum pajak yang memuat ketentuan-ketentuan bagaimana
mewujudkan hukum pajak materiil menjadi kenyataan. Secara mudah dapat dirumuskan
bahwa hukum pajak materiil berisi ketentuan-ketentuan tentang siapa, apa dan berapa.
Hukum Pajak Formal berisi ketentuan tentang bagaimana.
Sanksi Pajak
Sanksi administrasi menurut UU KUP dibagi atas 3 macam yaitu berupa denda, bunga dan
kenaikan. Hukum Pidana Fiskal dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu a). Peraturan
Hukum Pidana mengenai Pajak Langsung dan Pajak Peredaran (PPe)/PPn; b). Peraturan
Hukum Pidana mengenai Bea Cukai; dan c). Hukum Pidana Pemerintahan/Quasi/
Semu/Tidak Sebenarnya.
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Sanksi administrasi berupa denda dikenakan terhadap pelanggaran peraturan yang bersifat
hukum publik. Dalam hal ini, sanksi administrasi dikenakan terhadap pelanggaran
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang akibat pelanggarannya pada
umumnya tidak merugikan negara.
Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dikenakan terhadap wajib pajak
yang membetulkan SPT, dikenakan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), tidak
melunasi utang pajak pada saat jatuh tempo, terlambat membayar SKPKB dan SKPKBT,
mengangsur atau menunda pembayaran pajak serta menunda penyampaian SPT.
Sedangkan sanksi administrasi berupa kenaikan (kenaikan pajak atau tambahan pajak)
dikenakan terhadap pelanggaran ketentuan perundang-undangan perpajakan, yang akibat
pelanggaran itu negara dirugikan. Menurut Undang-Undang KUP tahun 2000, kenaikan
adalah sanksi administrasi yang menaikkan jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak
dengan persentase antara 50-100% dari jumlah pajak yang tidak/kurang dibayar.
Utang Pajak
Menurut faham formal utang pajak timbul karena perbuatan fiskus, yakni fiskus
menerbitkan SKP. Dalam contoh di atas, utang pajak si A baru akan timbul sesudah fiskus
menerbitkan SKP. Secara ekstrim, si A tidak mempunyai kewajiban membayar pajak
penghasilan/ pendapatannya jika fiskus belum menerbitkan SKP.
Menurut faham materiil utang pajak timbul karena terpenuhinya ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan dalam undang-undang. Terpenuhinya ketentuan dalam undang-undang
tersebut disebut sebagai tatbestand. Misalnya syarat timbulnya utang pajak bagi si A
dalam contoh di atas menurut UU PPh 2000 antara lain :
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com
Jika si A telah bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu dua belas bulan, dan si A telah mempunyai penghasilan setahun di atas PTKP,
maka sudah timbul utang pajak bagi si A. Dia tidak perlu menunggu fiskus menerbitkan
SKP. Timbulnya utang pajak menurut faham materiil secara sederhana dapat dikatakan
karena Undang-Undang atau karena tatbestand, yaitu ‘rangkaian dari keadaan-keadaan,
perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa (baik yang feitelijk, yuridis, persoonlijk
maupun zakelijk) yang dapat menimbulkan utang pajak’.