You are on page 1of 8

Versi file lengkapnya dalam Ms.

Wordnya Bisa Di Ambil Di:


https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

DASAR – DASAR PERPAJAKAN

Pengertian
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapatkan jasa timbal (kontra prestasi ) yang langsung dapat ditunjukan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum/negara.

Dari pengertian tersebut diatas pajak memiliki unsur-unsur:

1. Iuran dari rakyat kepada negara


2. Berdasarkan UU
3. Tanpa jasa timbal atau kontra prestasi dari negara secara langsung dapat ditunjuk
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara

Fungsi pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan
hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-


pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai,
belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan,
uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi
pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama


diharapkan dari sektor pajak.

Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan


fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya
dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri,
diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi
dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

Fungsi stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.

Syarat pemungutan pajak:


Pemungutan pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Syarat keadilan
2. Syarat Yuridis
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

3. Syarat Ekonomis
4. Syarat Finansil
5. Sederhana

Teori yang mendukung pemungutan pajak:

1. Teori Asuransi: (Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-hak
rakyatnya,untuk itu rakyat harus membayar pajak)
2. Teori kepentingan: (Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada
kepentingan masing-masing orang)
3. teori daya pikul: (Beban pajak sesuai dengan daya pikul masing-masing orang)
untuk mengukur daya daya pikul digunakan dua pendekatan yaitu:

unsur objektif: besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki.


unsur subjektif : besar kebutuhan materiil yang harus dipenuhi

4. Teori bakti: (hubungan rakyat dengan negara sebagai warga negara yang berbakti
rakyat sadar bahwa
pajak adalah suatau kewajiban)
5. Teori asas daya beli: (memungut pajak berarti menarik daya beli di rumah tangga
masyarakat untuk
rumah tangga negara).

SISTEM DAN TARIF PAJAK

Sistem Perpajakan

Ludwig von Bertalanffy, seorang biopsikologi bangsa Jerman yang menulis General
System Theory pada tahun 1950-an mengemukakan bahwa semua fenomena mempunyai
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

hubungan seperti dalam ilmu alam: ada organ, sel dan mulekul. Suatu masyarakat terdiri
dari suprasistem, sistem dan subsistem.

Sistem perpajakan dapat disebut sebagai metode atau cara bagaimana mengelola utang
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dapat mengalir ke Kas Negara. Contoh: Ditinjau
dari tingkatan negara, maka negara adalah suatu suprasistem, Keuangan Negara adalah
sistem dan perpajakan adalah subsistem Ditinjau dari tingkatan perpajakan, maka
perpajakan di Indonesia adalah suatu suprasistem, pajak penghasilan adalah sistem dan
pajak penghasilan atas karyawan adalah subsistem. Dalam sistem perpajakan di Indonesia
dikenal Self Asssessment System, Official Assessment System dan Withholding tax
System.

Self Assessment System adalah suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan
kepada Wajib Pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak
perpajakannya

Withholding tax system adalah suatu sistem perpajakan dimana pihak ketiga diberi
kepercayaan (kewajiban), atau diberdayakan (empowerment) oleh undang-undang
perpajakan untuk memotong pajak penghasilan sekian persen dari penghasilan yang
dibayarkan kepada Wajib Pajak.

Official Assessment System adalah suatu sistem perpajakan dalam mana inisiatif untuk
memenuhi kewajiban perpajakan berada di pihak fiskus.

Tarif Pajak

Dalam berbagai literatur perpajakan dikenal lima macam tarif pajak yakni tarif tetap (fixed
rate), tarif proporsional (proportional rate), tarif progresif (progressive rate), tarif regresif
(regressive rate) dan tarif degresif (degressive rate).
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Tarif tetap adalah tarif yang jumlah pajaknya dalam rupiah (atau dollar) bersifat tetap
walaupun Objek Pajaknya jumlahnya berbeda-beda. Misalnya tarif Bea Meterai
berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1985. Jumlah Bea Meterai atas kuitansi atau
tanda terima uang di atas Rp1.000.000,- adalah Rp6.000,- Walaupun uang yang diterima
besarnya Rp100.000.000,- atau Rp10.000.000.000,- dan seterusnya, jumlah Bea Meterai
yang terutang tetap Rp6.000,-

Sedangkan yang dimaksud dengan tarif proporsional adalah tarif yang prosentasenya tetap
walaupun jumlah objek pajaknya berubah-ubah. Misalnya tarif PPN 10% atas Rp100.000,-
10% atas Rp50.000.000,- 10% atas Rp10.000.000.000,-

Tarif Pajak yang bersifat progresif adalah tarif pajak yang makin tinggi objek pajaknya,
maka makin tinggi pula prosentase tarif pajaknya. Misalnya tarif Pajak Pendapatan tahun
1944, Tarif Pajak Penghasilan berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000.

Adapun tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang makin tinggi objek pajak, maka makin
rendah prosentase tarifnya. Sedangkan tarif Pajak Degresif adalah tarif pajak yang apabila
objek pajaknya makin tinggi, maka makin rendah tarifnya. Tarif ini pernah berlaku untuk
Bea Warisan. Makin tinggi warisan yang akan diterima oleh ahli waris, maka tarif bea
atau pajak atas warisan makin kecil.

HUKUM PAJAK, SANKSI DAN UTANG PAJAK

Hukum Pajak

Hukum pajak atau hukum fiskal ialah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi
wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya
kembali kepada masyarakat dengan melalui kas Negara, sehingga ia merupakan bagian
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

dari hukum publik, yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-
orang atau badan-badan (hukum) yang berkewajiban membayar pajak.

Hukum Pajak dibedakan antara Hukum Pajak Materiil (Material tax law) dan hukum
Pajak Formal (Formal tax law). Hukum Pajak Materiil adalah hukum pajak yang memuat
ketentuan-ketentuan tentang siapa-siapa yang dikenakan pajak, dan siapa-siapa
dikecualikan dari pengenaan pajak, apa saja yang dikenakan pajak dan berapa yang harus
dibayar.

Hukum Pajak Formal adalah hukum pajak yang memuat ketentuan-ketentuan bagaimana
mewujudkan hukum pajak materiil menjadi kenyataan. Secara mudah dapat dirumuskan
bahwa hukum pajak materiil berisi ketentuan-ketentuan tentang siapa, apa dan berapa.
Hukum Pajak Formal berisi ketentuan tentang bagaimana.

Hukum pajak formal merupakan ketentuan-ketentuan yang mengatur bagaimana


mewujudkan hukum pajak materiil menjadi kenyataan. Misalnya hukum pajak materiil
menetapkan, bahwa seseorang yang bertempat tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu dua belas bulan, dan mempunyai penghasilan yang jumlahnya di atas
PTKP, maka orang yang bersangkutan telah mempunyai kewajiban untuk membayar pajak
dan statusnya telah menjadi Wajib Pajak.

Sanksi Pajak

Sanksi administrasi menurut UU KUP dibagi atas 3 macam yaitu berupa denda, bunga dan
kenaikan. Hukum Pidana Fiskal dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu a). Peraturan
Hukum Pidana mengenai Pajak Langsung dan Pajak Peredaran (PPe)/PPn; b). Peraturan
Hukum Pidana mengenai Bea Cukai; dan c). Hukum Pidana Pemerintahan/Quasi/
Semu/Tidak Sebenarnya.
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Sanksi administrasi berupa denda dikenakan terhadap pelanggaran peraturan yang bersifat
hukum publik. Dalam hal ini, sanksi administrasi dikenakan terhadap pelanggaran
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang akibat pelanggarannya pada
umumnya tidak merugikan negara.

Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dikenakan terhadap wajib pajak
yang membetulkan SPT, dikenakan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), tidak
melunasi utang pajak pada saat jatuh tempo, terlambat membayar SKPKB dan SKPKBT,
mengangsur atau menunda pembayaran pajak serta menunda penyampaian SPT.

Sedangkan sanksi administrasi berupa kenaikan (kenaikan pajak atau tambahan pajak)
dikenakan terhadap pelanggaran ketentuan perundang-undangan perpajakan, yang akibat
pelanggaran itu negara dirugikan. Menurut Undang-Undang KUP tahun 2000, kenaikan
adalah sanksi administrasi yang menaikkan jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak
dengan persentase antara 50-100% dari jumlah pajak yang tidak/kurang dibayar.

Utang Pajak

Menurut faham formal utang pajak timbul karena perbuatan fiskus, yakni fiskus
menerbitkan SKP. Dalam contoh di atas, utang pajak si A baru akan timbul sesudah fiskus
menerbitkan SKP. Secara ekstrim, si A tidak mempunyai kewajiban membayar pajak
penghasilan/ pendapatannya jika fiskus belum menerbitkan SKP.

Menurut faham materiil utang pajak timbul karena terpenuhinya ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan dalam undang-undang. Terpenuhinya ketentuan dalam undang-undang
tersebut disebut sebagai tatbestand. Misalnya syarat timbulnya utang pajak bagi si A
dalam contoh di atas menurut UU PPh 2000 antara lain :
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di:
https://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Jika si A telah bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu dua belas bulan, dan si A telah mempunyai penghasilan setahun di atas PTKP,
maka sudah timbul utang pajak bagi si A. Dia tidak perlu menunggu fiskus menerbitkan
SKP. Timbulnya utang pajak menurut faham materiil secara sederhana dapat dikatakan
karena Undang-Undang atau karena tatbestand, yaitu ‘rangkaian dari keadaan-keadaan,
perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa (baik yang feitelijk, yuridis, persoonlijk
maupun zakelijk) yang dapat menimbulkan utang pajak’.

You might also like