Professional Documents
Culture Documents
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan suatu pikiran yang utuh [Alwi98]. Karena itu, kalimat dapat dilihat
sebagai satuan dasar dalam suatu wacana atau tulisan. Suatu wacana dapat terbentuk
jika ada minimal dua buah kalimat yang letaknya berurutan dan sesuai dengan aturan-
aturan wacana.
kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai objek, pelengkap, atau
keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe verba predikat kalimat tersebut.
Suatu untaian kata yang tidak memiliki predikat disebut frasa. Untuk menentukan
predikat suatu kalimat, dapat dilakukan pemeriksaan apakah ada verba (kata kerja)
dalam untaian kata itu [Sugo97]. Selain verba, predikat suatu kalimat dapat pula
Dalam bentuk lisan, unsur subjek dan predikat itu dipisahkan jeda yang
ditandai oleh pergantian intonasi. Relasi antar kedua unsur ini dinamakan relasi
Sebaliknya suatu unsur disebut frasa jika unsur itu terdiri dari dua kata atau lebih—
tidak terdapat predikat di dalamnya—dan satu dari kata-kata itu sebagai inti serta
BAB II. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA 2
yang lainnya sebagai pewatas atau penjelas. Biasanya frasa itu mengisi tempat subjek,
predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Relasi kata yang menjadi inti dan kata
berikut.
Unsur anak kecil itu (subjek) yang menjadi intinya adalah anak karena dalam
unsur itu anak tidak dapat ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur subjek.
Demikian juga, pandai sekali intinya adalah pandai karena kata pandai tidak dapat
ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur predikat. Contoh di atas merupakan
kalimat karena terdapat dua unsur yang menjadi syarat dari suatu kalimat. Rangkaian
kata anak kecil itu mewakili unsur subjek, sedangkan pandai sekali mewakili unsur
predikat.
Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Dengan kata lain, untaian kata yang diawali
dengan huruf kapital pada kata pertama dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru,
Untuk mengecek apakah kalimat yang dihasilkan memenuhi syarat kaidah tata
bahasa, perlu dikenal ciri-ciri subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan.
Kalimat yang benar harus memiliki kelengkapan unsur kalimat. Selain itu pengenalan
ciri-ciri unsur kalimat ini juga berperan untuk menguraikan kalimat atas unsur-
unsurnya.
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping
unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat
pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk
subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah
takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih
keterangan pewatas.
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata
penunjuk itu.
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas
sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama
digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas
♦ Dapat Diingkarkan
untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata
aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu
kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek.
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak
mendahului predikat.
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek
perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat
preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat
disisipkan preposisi.
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur
kalimat ini :
kalimat.
dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah
yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
♦ Di Belakang Predikat
predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap
tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang
tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau
anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke,
dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang
berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena,
meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
♦ Jenis Keterangan
1. Keterangan Waktu
waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam.
2. Keterangan Tempat
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang
kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
4. Keterangan Sebab
yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti
oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang
berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan
6. Keterangan Aposisi
objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--),
7. Keterangan Tambahan
contoh berikut.
8. Keterangan Pewatas
beasiswa.
tiga lebih.
Dilihat dari unsur pembentuknya, kalimat itu dapat dibedakan atas kalimat
tunggal dan kalimat majemuk. Bagian ini akan membahas kalimat tunggal beserta
perubahannya.
banyaknya. Namun kalimat yang tidak terbatas jumlahnya itu sebenarnya dapat
merupakan struktur yang paling pokok [Sugo97].Peniadaan itu tidak berlaku untuk
unsur yang pokok. Dengan kata lain, unsur subjek, predikat, objek, serta pelengkap
dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum
Tipe 2 itu adalah kalimat dasar yang mempunyai unsur subjek, predikat,
objek, dan pelengkap; subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba dwitransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan
Tipe 3 ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan objek; subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, kata
Kalimat dasar ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan harus memiliki
Tipe 6 itu adalah kalimat dasar yang mempunyai unsur subjek dan
predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal dan predikat berupa
wajib.
Tipe 7 adalah kalimat yang memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal dan predikat juga berupa nomina atau
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek berupa nomina
atau frasa nominal dan predikat berupa adjektiva. Unsur pengisi predikat
Jika subjek suatu kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan pada
predikat, kalimat itu disebut kalimat aktif. Oleh karena itu, kalimat aktif hanya
terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa verba aktif. Kalimat dasar yang
termasuk kalimat aktif adalah kalimat dasar tipe 1, tipe 2, tipe 3, dan tipe 6. Kalimat
aktif dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kalimat aktif yang berobjek
yang dinamakan transitif dan kalimat aktif yang tidak berobjek yang disebut
intransitif.
BAB II. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA 13
Verba yang mengisi predikat kalimat aktif dinamakan verba aktif. Verba aktif
umumnya ditandai oleh awalan me-, seperti menulis, membaca, membawa, mencatat,
Jika subjek suatu kalimat tidak berperan sebagai pelaku, tetapi sebagai sasaran
perbuatan yang dinyatakan predikat, kalimat itu disebut kalimat pasif. Kalimat
semacam ini merupakan kalimat ubahan dari kalimat aktif. Hal ini dilakukan dengan
pengubahan unsur objek kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif. Pengubahan ini
menyebabkan perubahan bentuk verba pengisi predikat, yaitu verba aktif menjadi
verba pasif. Dengan demikian, kalimat pasif ini hanya terdapat dalam kalimat tipe 1
dan 2 serta tipe 3. Kalimat-kalimat tak berobjek (intransitif) tidak dapat dijadikan
Di samping ditandai oleh peran subjek sebagai sasaran, kalimat pasif itu
ditandai pula oleh bentuk verba pengisi predikatnya. Di dalam bahasa Indonesia ada
dua macam bentuk verba pasif, yaitu verba pasif berawalan di- dan verba pasif tanpa
objek dijadikan subjek, dan hal itu akan mengakibatkan perubahan bentuk verba
predikat berawalan me- menjadi berawalan di-. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
Kalimat pasif yang berasal dari kalimat aktif dengan unsur pelaku pronomina
persona (kata ganti orang) pertama, kedua, dan ketiga dapat juga memiliki bentuk
BAB II. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA 14
yang berbeda dengan kalimat pasif di atas. Perbedaan ini terdapat pada predikat yang
tidak berawalan di-. Verba pengisi predikat kalimat pasif ini adalah verba yang
diperoleh dari verba aktif dengan menanggalkan awalan me-. Sebagai pengganti
awalan di-, penanda verba pasif, digunakan pronomina persona atau nomina pelaku
Kalimat aktif diatas kemudian diubah menjadi kalimat pasif dengan predikat tanpa
awalan di- :
Bagian yang dicetak tebal di atas merupakan predikat kalimat. Pada kalimat pasif
jenis ini, verba pasif tidak berupa sebuah kata, tetapi berupa gabungan dua kata, yaitu
verba transitif tanpa awalan di- atau me- dan unsur pelaku yang dalam kalimat aktif
Kalimat pasif juga dapat ditandai oleh predikat verba pasif yang berawalan
ter-. Kalimat yang berpredikat veba berawalan ter- memperlihatkan bahwa subjek
dikenai perbuatan yang dinyatakan oleh predikat dan mempunyai makna tidak
Di samping itu, kalimat pasif dalam pengertian tidak disengaja dapat juga
Selain berciri verba berawalan di-, ter, dan kata kena, kalimat pasif ditandai
oleh verba berimbuhan ke- -an. Verba jenis ini amat terbatas jumlahnya dan biasanya
dapat diperluas sehingga informasi tentang unsur-unsur itu menjadi lebih lengkap.
Struktur pola kalimat masih tetap sama dengan pola kalimat dasar. Sedangkan
peniadaan unsur kalimat tidak dilakukan karena kalimat yang diteliti adalah kalimat
tertulis dan peniadaan unsur kalimat banyak terjadi di dalam penggunaan bahasa
♦ Perluasan Nomina
Nomina, baik yang berfungsi sebagai predikat, subjek maupun objek dapat
diperluas dengan penambahan kata, frasa, atau anak kalimat. Penambahan ini dapat
dilakukan dengan keterangan yang memiliki konjungtor yang atau tanpa konjungtor.
berikut.
c) Anak yang berbakat melukis itu mendapat bantuan berupa alat-alat lukis.
Nomina subjek atau objek dapat diperluas dengan keterangan penjelas tetapi
tidak memakai konjungtor yang. Penambahan keterangan ini dapat dilakukan dengan
menjajarkan saja unsur keterangan dibelakang subjek atau objek itu. Contohnya
♦ Perluasan Verba
Verba pengisi predikat kalimat dapat diperluas dengan penambahan kata atau
frasa. Kata atau frasa ini memberi keterangan pada predikat. Misalnya keterangan
Keterangan aspek ditandai oleh kata seperti telah, sedang, akan, sudah, masih,
belum yang menerangkan perbuatan yang terjadi pada predikat. Contohnya terdapat
kemungkinan, keharusan, atau kenyataan. Keterangan ini ditandai oleh kata ingin,
hendak, mau, barangkali, harus, dan pasti. Kalimat contohnya terdapat di bawah ini.
dalam satu kalimat. Akibat penggabungan itu lahirlah struktur kalimat yang di
terdapat dua kalimat dasar atau lebih disebut kalimat majemuk. Berdasarkan
hubungan antarkalimat dasar itu, kalimat majemuk dapat dibedakan ke dalam dua
dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal disebut kalimat
majemuk setara (koordinatif). Kalimat berikut terdiri atas dua kalimat dasar.
Kalimat itu terdiri atas dua kalimat dasar yaitu saya datang dan dia pergi. Jika
kalimat dasar pertama ditiadakan, unsur dia pergi masih dapat berdiri sendiri sebagai
Kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama)
dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur
kalimat inti itu misalnya keterangan, subjek, atau objek dapat disebut sebagai kalimat
majemuk bertingkat jika diantara kedua unsur itu digunakan konjungtor. Konjungtor
inilah yang membedakan struktur kalimat majemuk bertingkat dari kalimat majemuk
setara.
Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk setara. Tetapi, kalimat itu berubah
berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Sebaliknya pada kalimat majemuk bertingkat,
kalimat penyusun yang didahului konjungtor seperti kalimat ketika mereka diam tidak
BAB II. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA 18
dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, kalimat yang memiliki konjungtor semacam ini
berfungsi sebagai anak kalimat pengisi salah satu unsur kalimat inti.
Anak kalimat pengisi unsur subjek atau objek kalimat transitif ditandai oleh
Bahwa pengurus inti harus segera dibentuk sudah dibahas pada rapat
kemarin.
unsur keterangan, subjek atau objek. Elemen yang berperan memperluas salah satu
unsur kalimat ini merupakan anak kalimat dan diawali oleh konjungtor yang atau kata
penunjuk itu. Contohnya adalah anak kalimat yang menyertai nomina dan berfungsi
sebagai keterangan nomina tersebut. Nomina yang dapat diberi keterangan dapat
berupa nomina yang berfungsi sebagai subjek, predikat atau objek. Perhatikan contoh
kalimat berikut.
Anak kalimat yang ingin mengajukan kredit merupakan anak kalimat yang memberi