Professional Documents
Culture Documents
Oleh : Pura Ys
KEINGINAN
Pengetahuan Wiweka
PIKIRAN
Pengalaman Hidup karmawasana
KARMA
KARMA PHALA
Wujud dari karmaphala yang akan diterima seseorang tidak dapat dipastikan.
Artinya hasil karma tersebut bisa saja berbentuk fisik, atau psikis, ataupun kedua
nya yaitu fisik dan psikis. Demikian pula kapan waktunya akan diterima seseorang
atas perbuatannya juga merupakan rahasia Hyang Widhi. Yang jelas bahwa
karmaphala itu ada dan akan hadir tepat pada waktunya.
Diatas kedua wujud karmaphala di atas yang terpenting untuk menjadi tolok ukur
atas hasil perbuatan seseorang adalah akibat dari wujud karmaphala tersebut.
Artinya seseorang yang menerima karmaphala baik berwujud fisik maupun psikis
apakah mengakibatkan adanya peningkatan kualitas sradha atau tidak. Apakah
menyebabkan kebahagiaan atau penderitaan?
Contoh :
Seseorang yang mendapatkan uang sangat banyak dari hasil judi, diukur dari segi
fisik tentu menyenangkan. Tetapi kemenangan itu justru menyebabkan dia semakin
tergila-gila pada judi, suka berfoya-foya semata-mata memenuhi nafsu
keinginannya. Suatu saat jika dia kalah berjudi maka kekesalan dan kemarahannya
akan dilempahkan pada orang lain, seperti anak atau istrinya.
Ini menunjukkan bahwa uang yang diperoleh dari hasil judi tersebut bukan
karmaphala yang baik, karena akibat dari uang yang diterima terebut justrui
menjerumuskan dirinya pada karma-karma yang lebih buruk.
Contoh lain mungkin ada seseorang yang secara fisik cacat jasmani, tetapi dengan
kekurangannya tersebut memberikan dia inspirasi dan kesadaran bahwa hidup ini
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik, sehingga dia menjadi orang yang
teguh sradha bhakti, serta senantiasa merasa tentram . Jadi cacat jasmani tersebut
bukan hasil karma buruk tetapi merupakan hasil karma baik yang membawa
kebahagiaan bagi dirinya. Seperti halnya seseorang minum obat pahit untuk
kesembuhan dari penyakitnya.
Kesimpulannya:
Karmaphala yang baik adalah yang dapat meningkatkan kualitas sradha bhakti
untuk mencapai kebahagiaan lahir batin ( moksartham jagat hita )
Karmaphala yang buruk adalah yang menyebabkan seseorang menderita lahir batin
dan menurunkan kualitas sradha bhakti.
Sancitha karma adalah karma atau perbuatan yang dilakukan pada masa hidup di
dunia baru akan menerima pahalanya setelah meninggal dunia
Prarabdha karma adalah karma atau perbuatan seseorang yang pahalanya langsung
diterima pada kehidupan ini.
Kramana karma adalah pahala yang diterima seseorang pada kehidupan ini atas
hasil dari perbuatan ( karmanya ) pada kehidupan yang lampau.
Oleh karena itu yang terbaik harus dilakukan adalah melaksanakan tugas sebaik-
baiknya, selalu berbuat kebaikan serta tetap yakin dan bhakti kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa.
Laksanakan semua kewajiban sebagai yadnya dan bhakti kepada Ida sang Hyang
Widhi. Jika hal itu sudah dilakukan maka Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik
bagi kita. Apa yang seharusnya kita butuhkan pasti akan terpenuhi, sebagaimana
wahyu Beliau dalam Kitab Bhagawad Gita Bab IX Sloka 22 :
F. Pelaksana Karmaphala
Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa wujud karmaphala bisa berbentuk fisik
bisa juga berbentuk psikis. Jika karma seseorang harus diterima setelah meninggal
dunia maka atmannya akan menuju sorga atau neraka. Tetapi bagaimana bentuk
pahala dari karma yang harus dinikmati pada kehidupan ini?
Tentu saja akibat karma akan dirasakan oleh seseorang melalui interaksi dengan
lingkungan, baik alam maupun sesama manusia. Pahala karma bisa saja dirasakan
melalui tangan manusia, binatang, tumbuhan, serta bisa juga dari alam. Sehingga
manusia disamping akan menerima pahala atas karmanya, tetapi juga sebagai alat
untuk membalas karma orang lain.
Contoh sederhana mungkin suatu ketika kita menerima bantuan dari orang lain
dimana pada waktu tersebut kita benar-benar memerlukan pertolongan tersebut.
Kejadian ini buakanlah suatu kebetulan. Itu adalah hasil karma kita yang mungkin
kita sudah lupa kapan melakukannya, sehingga disaat yang tepat kita akan
menerimanya. Dalam peristiwa tersebut yang menjadi alat Tuhan untuk
menyampaikan pahala atas karma tersebut adallah manusia ( orang lain).
Meskipun manusia adalah alat pembalas karma, bukan berarti dia terbebas atas
karma yang diperbuatnya itu tetapi pahala akan selalu mengikuti karma yang
dilakukannya.
Misalkan Andi menolong Budi yang terjatuh dari sepeda motor. Dalam peristiwa
tersebut Budi menerima pahala dalam bentuk pertolongan dari Andi, pahala tersebut
mungkin saja atas kebaikan Budi di waktu lalu Dalam kasus ini Andi adalah sebagai
alat pembalas karma perbuatan Budi di masa lalu. Meskipun Andi sebagai alat , atas
perbuatannya menolong budi dia juga akan mendapat pahala atas karma tersebut.
Jadi setiap peristiwa karma yang melibatkan lebih dari satu orang maka dalam
peristiwa tersebut ada dua jenis proses karma yang terjadi yaitu ada pihak yang
menerima hasil karmanya dan ada orang yang yang berkarma dimana hasilnya
belum diketahui kapan akan diterima.
Demikian pula alam bisa saja sebagai alat pembalas karma. Bencana alam bukanlah
hukuman Tuhan, tetapi semua itu akibat perbuatan manusia sendiri.
Kesimpulannya :
a. Pahala atas karma seseorang dapat diterima di alam niskala ( sorga atau
neraka ) juga bisa dinikmati pada saat hidup.
b. Pahala karma di dunia bisa diterima melalui tangan manusia atau alam
lingkungan.
c. Setiap peristiwa karma yang melibatkan lebih dari satu manusia maka akan
ada pihak penerima pahala atas karmanya dan ada pihak sebagai pembalas
karma sekaligus pelaku karma untuk dirinya.
d. Setiap karma yang terjadi akan menjadi penyebab untuk karma-karma
berikutnya.
e. Dalam rangka meningkatkan karma baik maka pada saat berdoa mohonlah
agar kita senantiasa menjadi alat pembalas karma yang baik.
Posted by http://sucita.co.cc