You are on page 1of 14

MATEMATIKA MODERN

Dalam buku “Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer Untuk Guru”, Ruseffendi
mengemukakan bahwa Istilah matematika modern merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
“Modern Mathematics”. Dan di Amerika Serikat dikenal dengan nama “New Mathematics”.

Dalam metode matematika modern, guru mengajarkan siswanya dengan cara guru
menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, membantu dan mendorong siswa untuk
belajar, bagaimana menyusun pertanyaan, bagaimana membicarakan dan menemukan jawaban-
jawaban persoalan.

Adapun tujuan dari mengajarkan matematika modern agar siswa dapat belajar
berpartisipasi aktif dan kreatif, yaitu;
1. Agar siswa diberikan kesempatan berfikir bebas
2. Agar siswa diberi kesempatan untuk mencari aturan-aturan, pola-pola dan relasi-relasi
yang mrupakan bagian-bagian yang penting dan pokok dalam matematika modern.
Aturan-aturan, pola-pola dan relasi-relasi ini bukan saja yang ada dan berlaku pada alam
buatan manusia akan tetapi pada alam semesta.
3. Agar siswa memperoleh latihan-latihan keterampilan yang diperlukan.

Dalam pengajaran matematika modern berhasil tidaknya pengajaran ditentukan dengan


beberapa faktor yaitu; a.)menyeleksi murid-murid, karena kemampuan siswa berbeda-beda
meskipun umurnya sama, b.) kurikulum yang baik, c.) cara mengajar, karena guru merupakan
faktor yang sangat menentukan keberhasilan siswa selain menguasai metode mengajar guru juga
harus memiliki penguasaan yang luas dalam bidangnya, d.) bimbingan dan penyuluhan yang
lebih baik, dan e.) evaluasi hasil belajar yang lebih baik.

Karakteristik Matematika Modern

Menurut (Max A Sobel dan Evan M. Maletsky, 2003: 255) meskipun diberi nama
”matematika modern”, tetapi isi dari materi pelajaran ini akan lebih baik jika digambarkan
dengan tiga kategori sebagai berikut :
1. Menurunkan matematika. Banyak materi pelajaran dari SMSG seperti materi pada
program tradisional tetapi diajarkan pada tingkat yang lebih awal. Misalnya trigonomtri dan
geomeri ruang pada program tradisional selalu diajarkan pada tingkat dua belas. Dalam
pelajaran program yang baru trigonometri dimasukkan pada pelajaran aljabar tahumn kedua,
dan geometri ruang diajarkan bersama-sama geometri bidang. Banyak topik tentang aljabar
elementer diturunkan di Kelas VII dan VIII dan topik-topik sepeti bilangan bertanda dapat
ditemui dalam program matematika ditingkat dasar.
2. Cara pandang baru. Topik-topik tradisional diperlakukan dengan cara pandang
yang berbeda untuk memberi tekanan pada arti dan pemahaman. Sebagai contoh memahami
mengapa seseorang harus “menginversi dan mengalikan” ketika membagi dengan pecahan.
Konsep tenatang himpunan dipakai untuk menyatukan tema-tema dalam aljabar dan
geometri. Prinsip-prinsip dasar seperti sifat-sifat komutatif, assosiatif, dan distributive diberi
tekanan.
3. Matematika modern. Topik-topik tertentu seperti basis hitungan, aritmetika
modula, dan geometri non metrik, yang sebelumnya tidak dimuat dalam program tradisional,
dimasukkan kedalam kurikulum yang baru.

Selain karakteristik matematika modern diatas adapula karakteristik matematika modern


yang dituliskan pada buku Strategi Belajar Mengajar Matematika (Erman Suherman dan Udin S.
Winataputra, 1992/1993: 201) yang menuliskan bahwa matematika modern memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:

1. Menekankan pada pengertian dan penemuan.


Lebih jauh dikatakan oleh Usiskin, bahwa matematika modern mengandung penemuan,
logika yang akurat, membedakan bilangan dari lambang bi;langan atau angka. Semua ciri-
ciri ini adalah ciri khas dari pengajaran matematika proyek UICSM, dan bukan pengajaran
matematika tradsisional.

2. Matematika Modern memuat materi baru.


Terdapat beberapa topik baru yang sebelumnya tidak terdapat didalam kurikulum
matematika tradisional. Diantara topik-topik tersebut adalah bilangan dasar nol desimal,
aritmetika jam atau modular, teori himpunan, sruktur aljabar atau alajabar abstrak, loigika
matematika, aljabar Boole, statistika, probabilitas (teori kemungkinan), dan topologi.

Materi-matei baru ini ada yang diberikan sebagai ilmu, namun ada juga merupakan pengikat
atau pemersatu topik-topik matematika. Misalnya himpunan merupakan landasan topik-
topik matematika lain seperti aljabar, geometri, sehingga himpunan merupkana materi yang
digunakan dalam seluruh cabang pelajaran matematika.

3. Pendekatan materi dalam matematika modern adalah matematika deduktif.


Dalam kurikulum matematika Amerika Serikat, seperti juga halnya kurikulum kita sekitar
tahun 1975, geometri yang diajarkan merupakan geometri deduktif, sedangkan aritmetika
dan aljabar tidak diberikan secara deduktif. Berbeda dengan matematika tradisional, dalam
matematika modern pendekatan deduktif ini tidak saja dalam geometri, namun juga dalam
aritmetikan dan aljabar. Geometri yang sudah ada (dalam matematika modern),
dimodifikasi, sehingga menjadi geometri modern meskipun pendekatan dari ketiga cabang
matematika ini diberikan secara deuktif, namun pelajaran matematika yang deberika kepada
anak usia dini madsih tetap menggunakan pendekatan induktif.

Dalam matematika, pendekatan dedukitif merupakan pendekatan penyajian materi dari


materi yang sifatnya umum menuju materi yang sifatnya khusus. Pendekatan induktif
merupakan pendekatan dari hal-hal yang bersifat khusus menuju hal-hal yang bersifat
umum.

4. Dalam matematika modern ketepatan bahasa sangat diperhatikan.

Dalam matematika modern, istilah “sama“ dibedakan dari “kongruen” contohnya: “sebuah
segitiga sama sisi mempunyai tiga sisi yang sama”, dalam matematika modern adalah:
”sebuah segitiga mempunyai tiga sisi yang kongruen”. Istilah lainnya yang perlu ditertibkan
misalnya “luas daerah”. Dalam matematika lama (berhitung) luas daerah sering dikatakan
“luas segitiga”. Yang lebih tepat adalah luas daerah segitiga.
Istilah bilangan dan ambang bilangan juga mendapat pengetatan. Misalnya, salah bila
dikatakana ia menulis sebuah bilangan yang benar adalah: ia menulis sebuah lambang
bilangan.

Dalam hal lainnya terdapat dua kekhususan. Misalnya untuk menyatakan himpunan
digunakan kurung kurawal. Tidak umum bila digunakan kurung kecil atau kurung biasa atau
kurung siku, seperti pemisahan antara anggotanya juga digunakan koma, bukan titik koma
atau titik.

5. Matematika modern sangat menekankan pada struktur.

Ini terlihat dengan adanya pendalaman struktru alajabar yang memuat sifat-sifat komutatif,
assosiatif, unsur satuan, unsur invers, unsur komplemen, operasi uner, operasi biner, dan
operasi invers. Materi-materi ini termuat dalam penjelasan topik-topik seperti ring, integral
domain, group dan field (lapangan).

Meskipun banyak orang suka mengatakan bahwa matematika modern 1960-an tidak lagi ada
namun fakata menunjukkan bahwa banyak topik-topik baru telah mengurangi tekanan yang
diberikan murid-murid pada program kontemporer. Materi pelajaran yang digambarkan
sebagai matematika “yang diturunkan” dan matematika tradisional tetap merupakan bagian
darai progranm yang paling modern.

Proses pengembangan ide dan konsep matematika yang diawali dengan pengalaman siswa
yang didapat dari dunia real oleh Lange (1987) disebut sebagai matematisasi konsepsi.
Istilah matematisasi dalam tulisan ini siswa-siswa berusaha menemukan dan
mengidentifikasi suatu masalah yang dikembangkan dari situasi real dan menyelesaikan
dengan caranya msing-masing. Proses matematisasi selalu berjalan seiring dengan tindakan
refleksi. Gofree (1985) menyebut proses matematisasi konsepsi sebagai matematisasi
horizontal dan matematisasi vertical. Pada matematisasi horizontal merujuk kapada
matematisasi masalah yang berlatar pada masalah biasa yang pernah ditemui dalam
lingkungan hidupnya sehari-hari, dan matematisasi vertical merupakan matematisasi
persoalan matematika abstrak.
Kelebihan Matematika Modern Dibandingkan dnegan Matematika Tradisional pada
Zamannya.

Matematika modern memiliki beberapa keunggulan daripada matematika tradisional


dalam proses belajar mengajar dikleas, Perbedaan matematika modern dengan matematika
tradisional yaitu;
1. matematika modern lebih mengutamakan pengertian kepada keterampilan
berhitung dan hapalan,
2. dasar dari matematika modern adalah teori himpunan,
3. matematika modern lebih mengutamakan penggunaan bahasa dan istilah yang
lebih tepat,
4. matematika modern menggunakan konsep baru,
5. matematika modern menekankan kepada mempelajari struktur matematika secara
keseluruhan, dan
6. metode mengajar yang digunakan adalah metode modern.

Kelemahan Matematika Modern

Matematika modern banyak ditentang oleh beberapa ahli matematika. Diantara penentang itu
misalnya adalah Prof. Moris Kline, yang dengan tegas mengatakan bahwa matematika modern
pada dasarnya memiliki banyak kelemahan-kelemahan, misalnya:selanjutnya

1. Matematika modern (New Math) terlampau deduktif, maksudnya adalah bahwa


dalam struktur atau sistematika, matematika modern terlalu banyak yang diawali dengan
aksioma atau postulat atau aturan yang bersifat yang kemudian diambil contoh-contoh dan
soal-soalnya.
2. Matematika modern kurang bersifat kongkret. Siswa sulit memahaminya klarena
siswa pada umumnya memerlukan konsep yang dapat ditarik pada dua kongkret.
3. Matematika modern dianggap kurang ada hubungan dengan bidang studi yang
lain. Bagaimana penerapan matematika pada ilmu-ilmu lain kurang mendapat perhatian.
Akibatnya tidak mengetahui bagaimana kedudukan antara matematika dengan bidang studi
lain.
4. Kline juga menyebutkan bahwa matematika modern terlalu banyak mengandung
topik-topik yang kurang berfaedah, misalnya topik sistem bilangan kurang ada gunannya.
5. Masalah lain seperti juga dialami oleh masyarakat di negara kita adalah adanya
keluhan yang muncul dari pihak keluarga. Mereka hampir sepakat berpendapat bahwa
mereka tak mampu memberi bantuan dalam hal belajar matematika pada anak-anaknya,
karena apa yang sedang dipelajari anaknya itu sama sekali tidak dikenal oleh mereka dan tak
pernah mereka temui disepanjang saat-saat belajar disepanjang sekolah.
6. Matematika modern nampaknya sangat membantu bagi anak yang tergolong
pandai sedangkan untuk anak-anak yang lemah semakin terseret dan amat lemah dalam
kemampuan berhitung. Keadaan ini mengakibatkan munculnya ketidak seimbangan antara
penemuan, struktur, bahasa atau notasi yang akurat disatu pihak dengan keterampilan dasar
dipihak lain.
7. Pengajaran matematika modern dinilai kurang memperhatikan kemampuan dasar,
khususnya dalam operasi hitung pada aritmetika, sebagai akibat terlalu berorientasi pada
struktur, analisis, dan kealuratan notasi dan bahasa. Misalnya seorang anak mengerti bahwa 9
x 8 = 8 x9 (sifat komutatif pada perkalian) tetapi bila ditanya berapa hasli kali dari 9 x 8 anak
tersebut tidak tahu. Hal-hal seperti ini jangan sampai terjadi.

Beberapa masalah dari matematika modern adalah masalah topik-topik dan masalah
metodologi, masalah-masalah tersebut sebagai berikut:
1. Masalah topik-topik, dalam matematika modern untuk sekolah dasar hingga sekolah
menengah terdapat topik-topik baru yang pada matematika tradisional tidak ada (kurang
mendapat) penekanan. Padahal, topik-topik tersebut merupakan topik-topik baru di sekolah
dasar dan sekolah menengah, sehingga orang mengambil kesimpulan bahwa matematika
yang diberikan tersebut adalah matematika baru.
2. Masalah metodologi, dalam mengajar seorang guru membutuhkan metodologi modern
karena selain itu guru juga harus memperhatikan minat siswa, kemampuan siswa, dan
metode siswa menemukan sendiri. sumber (http://awhik.blogspot.com)

Pembelajaran Matematika Modern

Pengajaran matematika modern resminya dimulai setelah adanya kurikulum 1975. Model
pembelajaran matematika modern ini muncul karena adanya kemajuan teknologi, di Amerika
Serikat perasaan adanya kekurangan orang-orang yang mampu menangani sejata, rudal dan roket
sangat sedikit, mendorong munculnya pembaharuan pembelajaran matematika. Selain itu
penemuan-penemuan teori belajar mengajar oleh J. Piaget, W Brownell, J.P Guilford, J.S Bruner,
Z.P Dienes, D.Ausubel, R.M Gagne dan lain-lain semakin memperkuat arus perubahan model
pembelajaran matematika.

W Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar


bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan terori Gestalt yang muncul sekitar tahun
1930, dimana Gestalt menengaskan bahwa latihan hafal atau yang sering disebut drill adalah
sangat penting dalam pengajaran namun diterapkan setalah tertanam pengertian pada siswa.

Dua hal tersebut di atas memperngaruhi perkembangan pembelajaran matematika dalam


negeri, berbagai kelemahan seolah nampak jelas, pembelajaran kurang menekankan pada
pengertian, kurang adanya kontinuitas, kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan lain
sebagainya. Ditambah lagi masyarakat dihadapkan pada kemajuan teknologi. Akhirnya
Pemerintah merancang program pembelajaran yang dapat menutupi kelemanahn-kelemahan
tersebut, munculah kurikulum 1975 dimana matematika saat itu mempnyai karakteristik sebagai
berikut ;
1. Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah
himpunan, statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno, penulisan lambang
bilangan non desimal.

2. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian dari pada


hafalan dan ketrampilan berhitung.

3. Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih continue

4. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur

5. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen.

6. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.

7. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.

8. Metode pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan masalah dan


teknik diskusi.

9. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.

Pembelajaran Matematika masa kini


Pembelajaran matematika masa kini adalah pembelajaran era 1980-an. Hal ini merupakan
gerakan revolusi matematika kedua, walaupun tidak sedahsyat pada revolusi matematika pertama
atau matematika modern. Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul
oleh negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman barat, Jepang, Korea, dan Taiwan.
Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemajuan teknologi muthakir
seperti kalkulator dan komputer.

Perkembangan matematika di luar negeri tersebut berpengaruh terhadap matematika


dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu
kurikulum tahun 1984. Alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya
sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan
kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan
lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik.
Dan, CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi karakter yang begitu melekat erat dalam
kurikulum tersebut.

Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial, sementara
untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi baru seperti komputer. Hal lain yang menjadi
perhatian dalam kurikulum tersebut, adalah bahan bahan baru yang sesuai dengan tuntutan di
lapangan, permainan geometri yang mampu mengaktifkan siswa juga disajikan dalam kurikulum
ini.

Sementara itu langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil adalah melakukan hal-hal
sebagai berikut;

1. Guru supaya meningkatkan profesinalisme

2. Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan
computer

3. Sikronisasi dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan

4. Pengevaluasian hasil pembelajaran

5. Prinsip CBSA di pelihara terus

Kurikulum Tahun 1994


Kegiatan matematika internasional begitu marak di tahun 90-an. walaupun hal itu bukan
hal yang baru sebab tahun tahun sebelumnya kegiatan internasional seperti olimpiade
matematika sudah berjalan beberapa kali. Sampai tahun 1977 saja sudah 19 kali diselenggarakan
olimpiade matematika internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi tuan rumah pelaksanaan
olimpiade, dan yang berhasil mendulang medali adalah Amerika, Rusia, Inggris, Hongaria, dan
Belanda.
Indonesia tidak ketinggalan dalam pentas olimpiade tersebut namun jarang mendulang
medali. (tahun 2004 dalam olimpiade matematika di Athena, lewat perwakilan siswa SMU 1
Surakarta atas nama Nolang Hanani merebut medali). Keprihatinan tersebut diperparah dengan
kondisi lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang mampu dalam
menyelsaikan problem-probelmke hidupan dan lain sebagainya. Dengan dasar inilah pemerintah
berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu membekali siswa berkaitan dengan
problem-solving kehidupan. Lahirlah kurikulum tahun 1994.

Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas,
struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti
komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan
dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan
tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal
cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan
pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-
hari.

Kurikulum tahun 2004


Setelah beberapa dekade dan secara khusus sepuluh tahun berjalan dengan kurikulum
1994, pola-pola lama bahwa guru menerangkan konsep, guru memberikan contoh, murid secara
individual mengerjakan latihan, murid mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah hanya kegiatan
rutin saja disekolah, sementara bagaimana keragaman pikiran siswa dan kemampuan siswa
dalam mengungkapkan gagasannya kurang menjadi perhatian.

Para siswa umumnya belajar tanpa ada kesempatan untuk mengkomunikasikan


gagasannya, mengembangkan kreatifitasnya. Jawaban soal seolah membatasi kreatifitas dari
siswa karena jawaban benar seolah-lah hanya otoritas dari seorang guru. Pembelajaran seperti
paparan di atas akhirnya hanya menghasilkan lulusan yang kurang terampil secara matematis
dalam menyelesaikan persoalah-persoalan seharai-hari. Bahkan pembelajaran model di atas
semakin memunculkan kesan kuat bahwa matematika pelajaran yang sulit dan tidak menarik.
Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengan nama kurikulum berbasis
kompetesi. Secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut
mempunyai tujuan antara lain;

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan, konsistensi dan
iskonsistensi

2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan


dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba

3. Mengembangkan kemampuan memcahkan masalah

4. Mengembangkan kewmapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan


gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.

Sementara itu secara umum prinsip dasar dari kurikulum tersebut adalah bahwa setiap siswa
mampu mempelajari apa saja hanya waktu yang membedakan mereka dalam ketuntasan belajar.
Siswa tidak diperkenankan mengikuti pelajaran berikutnya sebelum menuntaskan pelajaran
sebelumnya. Dengan demikian remedial-remedial akan seringa dijumpai terutama siswa yang
sering tidak tuntas dalam belajarnya.

Kesimpulan
Dari paparan di atas terlihat bagaimana lika-liku perkembangan matematika mulai dari
matematika tradisional yang begitu sederhana, hanya sekedar melatih hafalan dan melatih
kemampuan otak. Kemudian berkembang agak maju lagi dengan munculnya terori pembelajaran
dari para ahli psikologi. Teori ini mempengaruhi pembelajaran matematika dalam negeri yang
akhirnya pemerintah mengeluarkan kurikulum baru, yang disesuaikan dengan penemuan teori
pembelajaran yang muncul.
Tidak hanya sampai disitu perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi internasional. Terbukti diera 1980-an dengan merebak dan maraknya
teknologi kalkulator dann komputer akhirnya memaksa pemerintah melaunching kurikulum baru
yang sesuai dengan perkembangan jaman, lahirlah kurikulum 1984. Sepuluh tahun kemudian
pemerintah juga menyempurnakan lagi kurikulum tersebut dengan kurikulum 1994. Dan yang
terbaru adalah kurikulum 2004 yang terkenal kurikulum bebrbasis kompetensi. Prinsip dasar dari
kurikulum tersebut adalah bahwa setiap siswa mampu mempelajari apa saja hanya waktu yang
membedakan mereka dalamketuntasan belajar. (Oleh : Joko Subando, S.Si¨).

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Samsul 2010. Matematika Modern Vs Matematika Tradisional .


http://alfiblog.wordpress.com/2009/11/18/perkembangan-matematika/. Diakses Tanggal
2 Maret 2010.

Subando, Joko. 2010. Pembelajaran matematika modern.


http://s4ms1212.blogspot.com/2010/01/matematika-modern-vs-matematika.html.
Diakses Tanggal 2 Maret 2010.
Tugas individu
MK. Problem Pembelajaran Matematika

MATEMATIKA MODERN
DISUSUN OLEH

SOFYAN
071104136

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2010

You might also like