Professional Documents
Culture Documents
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB II
ISI
1.1. Definisi Komunikasi Terapeutik
• Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan
makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah
bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan
oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang
memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
• Perhatian(Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian
stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli
lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)
• Memori
Dalam komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan
penting dalam memengaruhi baik persepsi maupun berpikir.
Memori adalah system yang sangat berstruktur, yang
menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia
dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing
perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memory melewati tiga
proses yaitu:
1. Perekaman
2. Pencatatan
3. Pemanggilan
• Humor
• Dokumentasi historis, misalnya surat dalam arsip lama yang digali kembali untuk
mengetahui perkembangan masa lampau.
• Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat perintah, surat
pengangkatan.
• Orientasi (Orientation)
Pada fase ini hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi
bersifat penggalian informasi antara perawat dan pasien. Fase ini dicirikan oleh
lima kegiatan pokok yaitu testing, building trust, identification of
problems and goals, clarification of roles dan contract formation.
Pada fase ini perawat dituntut untuk bekerja keras untuk memenuhi tujuan yang
telah ditetapkan pada fase orientasi. Bekerja sama dengan pasien untuk berdiskusi
tentang masalah-masalah yang merintangi pencapaian tujuan. Fase ini terdiri dari
dua kegiatan pokok yaitu menyatukan proses komunikasi dengan tindakan
perawatan dan membangun suasana yang mendukung untuk proses perubahan.
• Fase penyelesaian (Terminasi)
Pada fase ini perawat mendorong pasien untuk memberikan penilaian atas tujuan
telah dicapai, agar tujuan yang tercapai adalah kondisi yang saling
menguntungkan dan memuaskan. Kegiatan pada fase ini adalah penilaian
pencapaian tujuan dan perpisahan (Arwani, 2003 61).
1.8. Sikap yang Ada Dalam Komunikasi Terapeutik
Sebenarnya ada begitu banyak gejala dari pasien krisis ini tetapi, beberapa
hal diatas hanya sebagai representasi dari sebuah situasi krisis pada klien
gangguan jiwa.
3. Melakukan restrain
4. Managemen krisis
5. Pertimbangan melakukan ECT
6. Managemen lingkungan
4. Keselamatan Lingkungan
Managemen krisis dapat terjadi setiap saat dan setiap waktu, sehingga
monitoring pada beberapa pasien - pasien tertentu layak menjadi sebuah
pertimbangan, sebelum akhirnya timbul korban dari situasi labil pada klien
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
www.kuliahkomunikasi.com
www.wikipedia.com
http://suckangel.blogspot.com/2009/12/komunikasi-terapeutik-pada-gangguan_30.html
http://dwiherawanners.blogspot.com/2009/01/komunikasi-terapeutik-pasien-jiwa.html
http://www.authorstream.com/Presentation/husma-383531-KOMUNIKASI-DALAM-
PELAYANAN-KEPERAWATAN-JIWA-dala-Education
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/01/kompas-membangun2.pdf