You are on page 1of 7

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia….

1
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan antara lain pada

kesehatan bayi baru lahir, hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2001

terjadi penurunan angka kematian neonatal dari 25 per 1000 kelahiran hidup pada

tahun 1997 menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup. Meskipun demikian pada

komponen kematian neonatal, penurunannya berlangsung lambat Menurut laporan

kelompok kerja WHO (April 1994), dari 8,1 juta kematian bayi di dunia 48%

adalah kematian neonatal, selanjutnya dari seluruh kematian neonatal sekitar 6%

adalah kematian bayi umur kurang dari 7 hari. (Badan Litbang Kesehatan, 2001)

Proporsi kematian neonatal di Indonesia sebesar 39% dari seluruh kematian

bayi. Rasio kematian postneonatal dan neonatal adalah 1,58. Kematian neonatal

adalah 180 kasus, sedangkan kasus lahir mati berjumlah 115 kasus. Menurut umur

kematian 79,4% dari kematian neonatal terjadi pada usia 7 hari pertama, dengan

penyebab terbesar (57,1%) karena infeksi dan pneumonia (Badan Litbang

Kesehatan, 2001). hal di atas yang mendorong perlu segera pemberian imunisasi

dini pada 7 hari pertama kehidupan bayi, sehingga dapat dibentuk kekebalan sedini

mungkin.

1
Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia…. 2
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

Timbulnya infeksi pada bayi dapat dimulai sejak dalam kandungan yang

dikarenakan saat hamil ibu terserang penyakit. Pada ibu hamil pengidap hepatitis

B, sebesar 50% akan menularkan penyakit tersebut kepada bayinya. Data

epidemiologi menyatakan sebagian kasus pada penderita hepatitis B (10%) akan

menjurus kepada kronis dan dari kasus yang kronis ini 20% akan menjadi

hepatoma serta kemungkinan kronisitas akan lebih banyak terjadi pada anak-anak

balita oleh karena respon imun pada mereka yang belum sepenuhnya berkembang

sempurna, terutama balita di Negara berkembang seperti Indonesia

(www.imunisasi.htm, 2005).

Indonesia adalah negara dengan tingkat endemik penyakit hepatitis B

menengah sampai dengan tinggi, prevalensi pengidap penyakit hepatitis B

di Indonesia sebanyak 2,5 – 25 %. Prevalensi penyakit hepatitis B di kalangan

anak–anak di bawah usia 4 tahun adalah sebesar 6,2 %, oleh karena itu imunisasi

hepatitis B merupakan salah satu imunisasi yang harus diterima oleh bayi pada 7

hari pertama kehidupannya karena efektifitas imunisasi hepatitis B akan tinggi bila

imunisasi hepatitis B diberikan pada usia dini. (Dep.Kes;2002).

Selanjutnya penyakit yang banyak dialami oleh anak – anak bahkan

merupakan urutan yang kelima dari semua penyakit anak di Indonesia adalah

Tuberkulosis (TBC). Berdasarkan hasil pemeriksaan, Indeks tuberkulin positif pada

anak Indonesia semakin tinggi dengan bertambahnya usia yaitu pada umur

1 – 6 tahun 25,9%, pada umur 7-14 tahun 42,4 % dan diatas 15 tahun 58,6 %. Hal

ini disebabkan semakin tinggi usia anak semakin banyak kebutuhan gizi, namun
Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia…. 3
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

karena social ekonomi yang rendah, maka anak mengalami kondisi kurang gizi,

oleh karena itu perlu pemberian imunisasi BCG. (Dep.Kes;2002).

Sebenarnya Morbiditas dan Mortalitas tuberkulosis dapat menurun sendiri

bila keadaan sosial ekonomi meningkat. Di negara berkembang seperti Indonesia

tidaklah tepat bila hanya mengharapkan perbaikan dari sosial ekonomi saja tetapi

juga perlu dilakukan pencegahan penyakit ini, diantaranya dengan pemberian

imunisasi BCG terutama sejak bayi. (Ilmu Kesehatan Anak;1985)

Selanjutnya penyakit yang banyak diderita pada balita adalah polio.

Penyakit polio di Indonesia saat ini diperkirakan terdapat 112.000 anak usia 1

sampai 14 tahun menderita kelumpuhan akibat penyakit polio. Penyakit ini paling

sering di derita oleh anak – anak umur 1 – 2 tahun, karena anak – anak yang

terinfeksi virus polio, 95% tidak memperlihatkan gejala (subklinis) atau gejala

ringan dan 4,5% sakit tanpa kelumpuhan serta 0,5% terjadi kelumpuhan.

(www.imunisasi.htm, 2005). Walaupun hanya 0,5% anak-anak yang terserang virus

polio yang menderita kelumpuhan, imunisasi polio tetap penting. Karena

kelumpuhan yang diderita akan menetap seumur hidup.

Selanjutnya kalau diamati lebih lanjut di Kabupaten Lampung Timur pada

tahun 2006 ditemukan tingginya penyakit TB Paru yaitu 168 Balita, sedangkan

jumlah kematian bayi ada 101 bayi. Kematian bayi yang berumur 0-7 hari adalah

76,2 % ( 77 bayi). Penyebab kematian disebabkan oleh BBLR 41,5% (32 Bayi )

dan Asfiksia 40,2 % ( 31 Bayi ), selanjutnya bayi dengan BBLR 0,60 % (118) dan

Asfiksia 0,72 % (148).


Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia…. 4
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

Di Puskesmas Raman Utara ditemukan 5 bayi meninggal dengan diagnosa

1 bayi karena BBLR dan 3 bayi karena asfiksia Bila bayi dengan BBLR, Asfiksia

menyebabkan bayi rentan terhadap penyakit infeksi.(Profil Lampung Timur; 2006).

Salah satu usaha preventif berkaitan dengan pencegahan penyakit seperti

hepatitis, TBC dan polio pada bayi adalah dengan cara pemberian imunisasi.

Karena kekebalan penyakit-panyakit tersebut tidak dibawa bayi pada saat masih

dalam kandungan sehingga pada bayi perlu diberikan imunisasi sedini mungkin

yaitu pada usia 0-7 hari pertama. Imunisasi yang diberikan sedini mungkin setelah

lahir adalah imunisasi hepatitis B, polio dan BCG (Dep. Kes RI:2002).

Upaya-upaya pencegahan penyakit tersebut tidak hanya dilakukan oleh

pemerintah atau tenaga kesehatan saja tetapi juga perlu dukungan yang kuat

melalui pengetahuan dan kesadaran ibu, sehingga ibu mau melakukan kunjungan

neonatal untuk memperoleh imunisasi pada usia 0-7 hari pertama untuk anaknya.

Di wilayah Puskesmas Raman Utara pada bulan maret 2007 terdapat

persalinan sebanyak 63 bayi, dimana yang mendapat imunisasi hepatitis B1, BCG

dan polio pada umur 0-7 hari sebesar 46 % (29). Angka ini masih sangat kurang

dari target yang ditentukan yaitu 90%. Adanya kesenjangan antara target dan hasil

yang mendorong penulis tertarik untuk meneliti Pengetahuan Ibu Tentang

Pemberian Imunusasi Pada Kunjungan Neonatal Pertama (KN I) Di Puskesmas

Raman Utara Periode Maret tahun 2007.


Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia…. 5
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

B. Rumusan Masalah

Bersadarkan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah penelitian

ini adalah : “Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi

pada kunjungan neonatal pertama (KN I) di Puskesmas Raman Utara tahun 2007?.”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian adalah.

1. Sifat penelitian : Studi deskriptif

2. Subjek penelitian : Ibu yang mempunyai bayi usia 0-7 hari

3. Objek penelitian : Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi pada

kunjungan neonatal pertama (KN I)

4. Lokasi penelitian : Puskesmas Raman Utara

5. Waktu penelitian : 14 Mei – 22 Juli 2007

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu

tentang pemberian imunisasi pada kunjungan neonatal pertama (KN I) di wilayah

Puskesmas Raman Utara tahun 2007.

E. Manfaat Penelitian

Pada hasil penelitian pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi pada

kunjungan neonatal pertama (KN I) ini di harapkan dapat bermanfaat:

1. Peneliti
Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia…. 6
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dalam penelitian,

serta sebagai bahan untuk penerapan ilmu yang telah didapat saat kuliah

khususnya mata kuliah metode penelitian dalam rangka menganalisa masalah

kesehatan masyarakat khususnya kesehatan anak.

2. Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan acuan (refrensi) bagi penelitian lebih lanjut sekaligus sebagai

bahan atau sumber bacaan di perpustakaan institusi pendidikan tentang

pemberian imunisasi pada kunjungan neonatal pertama (KN I).

3. Petugas kesehatan, Puskesmas dan Instansi Terkait

Sebagai bahan informasi atau masukan tentang pengetahuan ibu tentang

pemberian imunisasi pada kunjungan neonatal pertama (KN I) di Puskesmas

yang diharapkan dapat meningkatkan peran petugas kesehatan dalam

memberikan informasi mengenai pentingnya pengetahuan ibu tentang

pemberian imunisasi pada kunjungan neonatal pertama (KN I)di sehingga pada

akhirnya dapat memajukan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

4. Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk

penelitian lebih lanjut yang lebih spesifik.


Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia…. 7
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

You might also like