You are on page 1of 5

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia….

Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di


http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan

perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena

dapat menyebabkan kesakitan dan kematian (Syaifuddin, 2006). Asfiksia

termasuk dalam neonatus dengan risiko tinggi karena memiliki kemungkinan

lebih besar untuk mengalami kematian atau menjadi sakit berat dalam masa

neonatal (Jumiarni, 1994).

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas

spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia atau gagal nafas dapat menyebabkan

suplai oksigen ke tubuh menjadi terhambat jika terlalu lama membuat bayi

menjadi koma, walaupun sadar dari koma bayi akan mengalami cacat otak. Pada

awal asfiksia, darah lebih banyak dialirkan ke otak dan jantung, dengan adanya

hipoksia dan asidosis maka fungsi miokardium menurun, curah jantung menurun

dan aliran darah ke alat-alat vital juga berkurang.

Kejadian asfiksia jika berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan

perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang

(Syaifuddin, 2006). Asfiksia juga dapat menimbulkan kematian jika terlambat di

tangani, mengakibatkan cacat seumur hidup seperti buta, tuli dan cacat otak

(Retayasa, 2007).

1
2

Berdasarkan data WHO (World Health Organization), setiap tahunnya

kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir

satu juta bayi ini meninggal (Dinkes Lampung, 2006), sedangkan survei WHO

tahun 2002 dan 2004 kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfiksia sebesar

(27%) (Warouw, 2006). Angka kematian bayi di Indonesia sebanyak 47%

meninggal pada masa neonatal (usia di bawah 1 bulan). Setiap 5 menit terdapat

satu neonatus yang meninggal. Penyebab kematian neonatal di Indonesia yaitu

asfiksia sebesar (27%) (Depkes RI, 2007).

Angka kematian neonatal atau kematian bayi pada usia 0 – 28 hari di

Lampung tahun 2007 berjumlah 785 kasus, penyebabnya yaitu asfiksia sebanyak

272 neonatus (34,6%) (Laporan Tahunan Dinkes Lampung 2007). Kematian

neonatus di Kota Metro tahun 2007 terdapat 31 neonatus yang meninggal

diantaranya disebabkan oleh asfiksia sebanyak 7 neonatus (22,58%) (Laporan

tahunan Dinkes Kota Metro, 2007).

Data pra survey di ruang anak RSUD Ahmad Yani Metro di peroleh 199

neonatus yang dirawat pada bulan Januari – Desember 2007 yaitu sebanyak 64

(32,2%) neonatus dengan asfiksia, 18 neonatus diantaranya meninggal, BBLR

sebanyak 63 (31,6%) neonatus, sepsis 29 (14,6%) neonatus, ISPA 13 (6,5%)

neonatus, diare 10 (5%) neonatus dan lain-lain 20 (10%) neonatus (Medical

Record RSUD A. Yani, 2008).

Faktor yang diketahui menjadi penyebab terjadinya asfiksia neonatus yaitu

faktor ibu yang meliputi pre eklampsi dan eklampsi, perdarahan abnormal,

kehamilan lewat waktu, partus lama atau partus macet dan infeksi berat, faktor
3

bayi meliputi lilitan tali pusat, prolapsus tali pusat, bayi prematur yaitu sebelum

37 minggu kehamilan, persalinan dengan tindakan meliputi sungsang, ekstraksi

vakum, ekstraksi forsep, kelainan bawaan dan air ketuban bercampur mekonium

(Affandi, 2007).

Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada

masa kehamilan dan persalinan. Bayi dengan berat badan lahir rendah akan lebih

sering menderita asfiksia dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat

badan normal karena belum berfungsinya paru-paru secara normal, makin pendek

masa kehamilan maka kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya,

dengan demikian mudah terjadi komplikasi dan makin tinggi angka kematian

(Syaifuddin, 2006).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan

penelitian tentang karakteristik neonatus dengan asfiksia di Ruang Anak RSUD

Ahmad Yani Metro tahun 2007.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil rumusan

masalah tentang “Bagaimana karakteristik neonatus dengan asfiksia di Ruang

Anak RSUD Ahmad Yani Metro tahun 2007?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Jenis penelitian : Deskriptif

2. Subjek penelitian : Neonatus yang di rawat dengan asfiksia dari

bulan Januari – Desember tahun 2007.


4

3. Objek penelitian : Karakteristik neonatus dengan asfiksia.

4. Lokasi penelitian : Di Ruang Anak RSUD Ahmad Yani Metro.

5. Waktu penelitian : 5-9 Juni 2008

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

neonatus dengan asfiksia di Ruang Anak RSUD Ahmad Yani Metro tahun

2007.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik neonatus dengan asfiksia di Ruang Anak

RSUD Ahmad Yani Metro tahun 2007 berdasarkan usia gestasi.

b. Mengetahui karakteristik neonatus dengan asfiksia di Ruang Anak

RSUD Ahmad Yani Metro tahun 2007 berdasarkan berat badan

sewaktu lahir.

c. Mengetahui karakteristik neonatus dengan asfiksia di Ruang Anak

RSUD Ahmad Yani Metro tahun 2007 berdasarkan jenis persalinan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. RSUD Ahmad Yani Metro

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan

wuntuk mengetahui lebih jelas tentang karakteristik neonatus dengan

asfiksia.
5

2. Program Studi Kebidanan Metro

Dapat digunakan sebagai bahan pengembangan materi, menambah

referensi dan bahan bacaan khususnya tentang karakteristik neonatus

dengan asfiksia serta sebagai bahan dokumentasi.

3. Peneliti

Peneliti dapat mengetahui lebih jelas tentang karakteristik neonatus

dengan asfiksia dan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan.

4. Peneliti Lain

Sebagai bahan yang dapat dijadikan perbandingan dan pertimbangan untuk

melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut.

You might also like