You are on page 1of 16

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASANGAN BARU


MENIKAH

disusun oleh :

AHMAD HAZRY PEBRIAWAN


ERNAWATI PUJI ROHANI
INDAH NURCAHYATI
NI PUTU KRISNA YUNI
YUFLIKHUL KHAIR

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MATARAM

(STIKES MATARAM)

2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang


diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat : –
Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga – Tahu tingkat
pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. – Perlu paham setiap tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya Pengkajian dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangnya.
Pasangan baru (Keluarga baru menikah):

Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk :

1. Keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-


masing.
2. Mempersiapkan keluarga yang baru.
3. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
4. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya.

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
karena adanya ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling
berinteraksi, memiliki peran masing masing dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya (Bailon & Maglaya).
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang
diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat :
 Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga.
 Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya.
 Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keluarga memenuhi tugas perkembangnya.
Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu
pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga.
Orang umum menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan
romatisme, kesan akan manisnya hari-hari yang akan dilalui.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru
menikah
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian kelurga pasangan baru menikah, tugas
perkembangan keluarga pasangan baru menikah, pengkajian dan masalah
pada keluarga pasangan baru menikah.
BAB II
PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru Menikah dengan Masalah KB

A. Pengertian

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit


yang perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang
mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu
atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh
jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu


cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”.

Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih


yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan
yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

Friedman 1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup


bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya
peran masing-masing
Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki
dan perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing.

B. Tahap – tahap psangan baru menikah


 Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing.
 Mempersiapkan keluarga yang baru.
 Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
 Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya.
 Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri.
Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya,
mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social
pasangan
 \\\\\Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan
anak dan jumlah yang diharapkan

C. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah


 Tidak menghadapi masalah utang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah
masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah
menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan
semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada
yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian,
cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya.
Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
 Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan
mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang
berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu
ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena
Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti Anda
tidak bisa menjadi teman yang suportif.
 Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei
mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan
terbanyak, sibuk, tentunya. Namun, itu bukan alasan yang cukup untuk
memadu kasih di atas ranjang bersama pasangan Anda, kan? Cobalah
untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan.
Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk
melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup
kemungkinan akan makin menyukainya juga.
 Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja
menikah akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah
mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau
makan di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada malam hari
sehingga pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam
jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai
memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama pasangan. Tak ingin,
kan, si dia merasa Anda tampil tak segar atau terlihat lebih tambun dari
sebelum menikah?
 Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki
masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur
ekspektasi, seperti Anda akan datang berkunjung bersama p````````````````
akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.
 Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah
Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak
mudah terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah
memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk
sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan
tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat
emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang
tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
 Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup
setelah menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi
terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi
dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-
buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama,
menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan
keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks,
kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.

D. Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-
masing menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri.
orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok
social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan
anak dan jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru
menikah :

1. Membina hubungan intim yang memuaskan.


 Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
 Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
 Peran berubah.
 Fungsi baru diterima.
 Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar.
 Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat
rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi
apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari
kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal
dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga
besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan
perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran
perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga
berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih
metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi,
kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan
tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada
membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.

Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan


karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat
kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi
fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan
tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan
pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi
wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat
memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk
menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang
tinggi klien.

Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat


obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran
sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita
tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa
yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan
satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan penggunaan
metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi
masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang
digunakannya.
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus
dapat menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan
kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut
memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau
berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB
dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan
bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan
tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan
terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan
klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya.
Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan
metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil
keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu
metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam
menggunakan metoda tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi
diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji
faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti
riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari
metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta
keinginan untuk mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang


berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah:
a. Kontrasepsi oral
1) Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara,
telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit
jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari
35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak
dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
2) Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang
harus menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang
mejalani pengobatan kejang
b. Kontrasepsi Hormonal
1) Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung
dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2) Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam
masa menyusui.
c. Kontrasepsi Mekanik
1) Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai
pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock
syndrome.
2) IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit
yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat
reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi, kehamilan ektopik,
metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya
permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau
sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak Analisa Data
Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan
penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam
kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.

E. Pengkajian Keperawatan
Tahap yg perlu dilakukan :
 Bhsp
 Perkenalkan
 Jelaskan tujuan kunjungan
 Berfokus terhadap siklus kehidupan keluarga
 Riwayat keluarga sejak lahir
 Kaji stress yang menimpa keluarga dan masalah yang actual potensial
 Perkembangan keluarga saat ini
 Tanyakan pengalaman-pengalaman dan tugas-tugas umum,
bagaimana hasil tersebut dicapai, dirasakan.
 Tanyakan hubungan di masa lalu dan sekarang dengan orientasi
keluarga mereka dan bentuk kehidupannya àMmemberi Perawat :
pemahaman tentang mereka selama tahun-tahun pertumbuhan
mereka.
 Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya
 Gali riwayat keluarga : pertemuan pertama pasangan, hubungan
sebelum menikah, halangan-halangan terhadap perkawinannya,
respon terhadap perkawinannya,

F. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah

Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan


kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda
Kontrasepsi. Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:

1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi


2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan
metoda kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya
dengan metoda kontrasepsi yang dipilih Rencana Intervensi

G. Intervensi Keperawatan
1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
a. Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
1) Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda
kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya.
2) Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari
metoda kontrasepsi yang dipilih.
3) Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang
dipilih.
4) Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih
salah satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti
metode kontrasepsi.
b. Intervensi
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan
tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga
dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi
keluarga melakukan perawatan

Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat

 Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya


bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu
dan keluarga.
 Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga
memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan
berikutnya.
 Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga
disfungsional.
 Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses
perkembangan keluarga.
 Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan
antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga
secara individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan
keluarga).
 Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan
prevensi primer.
 Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif
yang beda dalam kehidupan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Agustiansyah Tri Aan. 2009.Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru


Menikah dengan Masalah KB. Nursing is a perfect Proffesion.
( http://ners86.wordpress.com di akses pada 24 Oktober 2010)

www.nusaindah.tripod.com
www.olx.co.id
Http://yudhim.blogspot.com/2008/02/

You might also like