Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nama : Elly Fatmawati
NIM : 2101401055
Program Studi : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi.
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Elly Fatmawati
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi ini dapat deselesaikan dengan baik.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan fasilitas yang diberikan oleh
berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada,
1. Prof. Dr. Rustono M. Hu,. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
2. Drs. Moh Doyin, M.Si, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. Subyantoro, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, masuksn ide, dan dorongan sehingga skripsi ini
diselesaikan dengan baik.
4. Drs. Wagiran, M.Hum,, dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, masuksn ide, dan dorongan sehingga skripsi ini diselesaikan
dengan baik.
5. Semua dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan
ilmu dan pengalamannya kepada penulis.
6. Petugas TU Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, TU Fakultas Bahasa dan
Seni, dan petigas KOMBAT, yang telah membantudan memberikan
kemudahan dalam urusan administrasi dan peminjaman buku.
7. Semua pihak dan instansi yang membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.
Penulis
vi
SARI
vii
mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VIII A MTs Miftahul Ulum
Rengaspendawa Kabupaten Brebes setelah mengikuti pembelajaran membaca
cepat dengan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment.
Subjek dalam penelitian ini adalah kecepatan membaca cepat siswa kelas
VIII A MTs Miftahul Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes tahun pelajaran
2004/2005. Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca cepat dan
pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan dua siklus
yang dilaksanakan pada siswa kelas VIII A MTs Miftahul Ulum Rengaspendawa
Kabupaten Brebes. Tiap-tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Pengambilan data digunakan dengan tes dan nontes. Alat
pengambilan data yang digunakan berupa pedoman observasi, wawancara, dan
jurnal. Analisis data yang digunakan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Setelah dilakukan penelitian dalam dua siklus, dihasilkan simpulan bahwa
pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment dapat meningkatkan
kecepatan membaca siswa. Pada kondisi awal rata-rata kecepatan membaca siswa
kelas VIII A hanya 148,03 kpm. Pada akhir siklus pertama meningkat menjadi
222,92 kpm. Hal ini menunjukkan kenaikan 74,89 kpm (50,59%). Pada akhir
siklus II rata-rata kecepatan membaca siswa 251,56 kpm ada kenaikan sebesar
28,64 kpm (12,85%). Perubahan tingkah laku dalam penelitian ini adalah para
siswa tampak lebih semangat, merasa senang, aktif mengikuti pembelajaran, dan
berusaha meminimalisir kebiasaan yang salah dalam membaca, serta siswa merasa
dihargai.
Hasil penelitian tersebut saran yang dapat direkomendasikan antara lain: (1)
guru Bahasa dan Sastra Indonesia seyogyanya berperan aktif sebagai inovator
untuk memilih teknik pembelajaran yang paling tepat sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan menjadi pengalaman yang bermakna bagi siswa; (2) guru Bahasa
dan Sastra Indonesia dapat menggunakan pendekatan kontekstual elemen
authentic assessment dalam membelajarkan kemampuan membaca cepat; (3)
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual elemen authentic assessment dapat
dijadikan alternatif pilihan bagi guru bidang studi lain dalam membelajarkan
bidang garapannya; (4) para praktisi atau peneliti di bidang pendidikan dan bahasa
dapat melakukan penelitian serupa dengan teknik pembelajaran yang berbeda
sehingga didapatkan berbagai alternatif teknik pembelajaran membaca cepat.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................... iii
PERNYATAAN................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... v
PRAKATA........................................................................................ vi
SARI.................................................................................................. vii
DAFTAR ISI..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................. 9
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................... 9
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................... 10
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 10
ix
2.2.5 Pengertian Membaca Cepat.................................................... 25
2.2.6 Hambatan-Hambatan Membaca Cepat .................................. 26
2.2.7 Teknik Membaca Cepat ......................................................... 29
2.2.8 Pembelajaran Kontekstual...................................................... 31
2.2.9 Penilaian Sebenarnya ............................................................. 35
2.3 Kerangka Berpikir...................................................................... 42
2.4 Hipotesis..................................................................................... 43
x
4.1.2.2 Hasil Nontes ......................................................................... 73
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II...................................................... 82
4.1.3.1 Hasil Tes .............................................................................. 82
4.1.3.2 Hasil Nontes ......................................................................... 85
4.2 Pembahasan.......................................................................... 91
4.4.1 Kecepatan Membaca ............................................................ 91
4.4.2 Perubahan Perilaku siswa..................................................... 95
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................... 99
5.2 Saran.......................................................................................... 100
LAMPIRAN..................................................................................... 105
xi
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1. Pedoman Penilaian Tingkat Pemahaman............................... 87
2. Pedoman Kecepatan Membaca.............................................. 58
3. Pedoman Kecepatan Efektif Membaca.................................. 58
4. Hasil Kecepatan Membaca pada Kondisi Awal .................... 67
5. Hasil Pemahaman Membaca Siswa pada Kondisi Awal ....... 68
6. Hasil Kecepatan Efektif Membaca pada Kondisi Awal ........ 69
7. Hasil Kecepatan Membaca pada Siklus I .............................. 71
8. Hasil Pemahaman Membaca Siswa pada Siklus I ................. 72
9. Hasil Kecepatan Efektif Membaca pada Siklus I .................. 73
10. Hasil Kecepatan Membaca pada Siklus II ............................. 81
11. Hasil Pemahaman Membaca Siswa pada Siklus II................ 82
12. Hasil Kecepatan Efektif Membaca pada Siklus II ................. 83
13. Rekapitulasi Rata-Rata Pencapaian Kemampuan.................. 93
14. Perbandingan Observasi Kebiasaan Membaca ...................... 96
15. Perbandingan Observasi Penilaian Proses ............................. 99
xii
DAFTAR BAGAN
BAGAN Halaman
1. Kerangka berpikir.......................................................................... 44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1. Tabel Hasil Kecepatan Membaca Pra Siklus .................................... 105
2. Tabel Hasil Pemahaman Isi Bacaan Tes Pra Siklus.......................... 106
3. Tabel Hasil Kecepatan Efektif Membaca Pra Siklus ......................... 107
4. Tabel Hasil Observasi Kebiasaan Membaca Pra Siklus .................... 108
5. Wacana Kondisi Awal........................................................................ 109
6. Soal-Soal Pemahaman Wacana Kondisi Awal .................................. 111
7. Tabel Hasil Kecepatan Membaca Tes Siklus I .................................. 113
8. Tabel Hasil Pemahaman Isi Bacaan Tes Siklus I............................... 114
9. Tabel Hasil Kecepatan Efektif Membaca Siklus I ............................. 115
10. Tabel Observasi Kebiasaan Membaca Siklus I................................ 116
11. Tabel Observasi Penilaian Proses Siklus I ...................................... 117
12. Wacana Latihan Siklus I .................................................................. 118
13. Soal-Soal Latihan Pemahaman Siklus I ........................................... 120
14. Rencana Pembelajaran Siklus I........................................................ 122
15 Kecepatan Membaca dan Gerakan Mata........................................... 134
16. Wacana Latihan Siklus I ................................................................. 156
17. Soal-Soal Pemahaman Latihan Siklus I ........................................... 158
18. Lembar Observasi Kebiasaan Membaca Siklus I............................. 168
19. Lembar Observasi Penilaian Proses ................................................. 170
20. Jurnal Guru Siklus I ......................................................................... 172
21. Jurnal Siswa Siklus I ........................................................................ 174
22. Kartu Data Pengontrolan Kecepatan Membaca ............................... 177
23. Pedoman Wawancara Siklus I.......................................................... 179
24. Tabel Hasil Kecepatan Membaca Tes Siklus II ............................... 182
25. Tabel Hasil Pemahaman Isi Bacaan Tes Siklus II ........................... 183
26. Tabel Hasil Kecepatan Efektif Membaca Siklus II.......................... 184
27. Tabel Observasi Kebiasaan Membaca Siklus II............................... 185
xiv
28. Tabel Observasi Penilaian Proses Siklus II..................................... 185
29. Wacana Latihan Siklus II ................................................................. 187
30. Soal-Soal Pemahaman Latihan Siklus II.......................................... 189
31. Wacana Latihan Siklus II ................................................................. 191
32. Soal-Soal Pemahaman Latihan Siklus II.......................................... 193
33. Wacana Latihan Siklus II ................................................................. 196
34. Soal-Soal Pemahaman Latihan Siklus II.......................................... 198
35. Wacana Tes Siklus II ....................................................................... 201
36. Soal-Soal Pemahaman Tes Siklus II ................................................ 203
37. Rencana Pembelajaran Siklus II....................................................... 205
38. Lembar Observasi Kebiasaan Membaca Siklus II ........................... 215
39. Lembar Observasi Penilaian Proses Siklus II .................................. 217
40. Jurnal Guru Siklus II ........................................................................ 219
41. Jurnal Siswa Siklus II....................................................................... 221
42. Kartu Data Pengontrolan Kecepatan Membaca Siklus II ................ 224
43. Pedoman Wawancara Siklus I.......................................................... 226
44. Gerakan Mata dan Latihannya pada Siklus II .................................. 229
45. Surat Keterangan ............................................................................. 236
46. Tabel Perbandingan Kecepatan Membaca ....................................... 238
47. Tabel Perbandingan Pemahaman Isi Bacaan ................................... 239
48. Tabel Perbandingan Kecepatan Efektif Membaca........................... 240
49. Tabel Perbandingan Observasi Kebiasaan Membaca ...................... 241
50. Tabel Perbandingan Observasi Penilaian Proses ............................. 242
51. Tabel Rekapitulasi Rata-Rata Pencapaian Kemampuan .................. 243
xv
BAB I
PENDAHULUAN
terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada
berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-
keterampilan berbahasa siswa, serta sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra
untuk perkembangan sikap dan bahasa anak. Dengan kata lain, melibatkan siswa
Standar kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia SMP dan MTs adalah
(1) mampu mendengarkan dan memahami beraneka ragam wacana lisan, baik
dan perasaan secara lisan; (3) mampu membaca dan memahami suatu teks bacaan
berbagai ragam tulisan; dan (5) mampu mengapresiasi berbagai ragam sastra
(Depdiknas 2003b:4).
Siswa belajar, saling belajar, bukan hanya dari guru melainkan dari teman-teman
sekelas, sesekolah, dari sumber belajar lain. Dan pendekatan pembelajaran yang
digunakan oleh guru juga harus dapat membawa siswa ke pembelajaran yang
bermakna.
MTs swasta yang tengah menyiapkan diri terhadap implementasi KBK. Berbagai
usaha telah diupayakan untuk menerapkan KBK seperti: (1) mendorong guru
memahami konsep KBK; (2) mengirim guru mengikuti seminar atau work shop
merupakan sekolah yang sudah menerapkan prinsip KBK tetapi baru diberlakukan
bagi kelas VII. MTs Miftahul Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes belum
menerapkan prinsip KBK pada kelas VIIIA Salah satu indikator penyebab belum
dan motivasi guru dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang berorientasi
kompetensi. Hal itu tampak pada masih diberlakukannya Kurikulum 1994 yang
3
diharapkan siswa mampu menyerap materi tentang berbagai hal; mampu mencari
keterampilan membaca.
karena kemampuan membaca dapat dijadikan sebagai modal utama dalam proses
belajar mengajar. Dengan bekal kemampuan membaca, anak akan menjadi mudah
dalam proses belajarnya. Kelancaran dan kesuksesan prestasi yang akan diperoleh
anak adalah melalui membaca. Dengan sering membaca anak akan memperoleh
a. Menyadari adanya berbagai variasi tujuan membaca, yang berbeda dari satu
b. Selalu merumuskan secara jelas setiap kegiatan membaca, minimal tahu apa
tujuan membaca.
e. Menyadari bahwa seseorang mempunyai daya baca tinggi (baik) akan mampu
Kabupaten Brebes, dilihat dari usia siswanya yang berkisar antara 12-15 tahun,
pada usia tersebut merupakan periode sulit yang dapat mengundang banyak
siswa kelas VIIIA MTs Miftahul Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes masih
Miftahul Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes ada yang cepat, ada yang
karena kecepatan dan pemahaman dalam membaca sebuah teks masih sangat
membaca siswa kelas VIIIA masih dalam tingkat lambat, yaitu berkisar antara 90-
170 kata per menit. Demikian pula dengan pemahaman bacaan hanya mampu
memahami sebesar 60%. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru
Bahasa dan Sastra Indonesia dan pengamatan, siswa di MTs Miftahul Ulum
dilakukan oleh guru. Kebanyakan guru hanya mengejar target materi yang harus
untuk siswa tingkat akhir sekolah dasar kurang lebih 200 kpm, siswa lanjutan
tingkat pertama anatra 200-250 kpm, siswa tingkat lanjutan atas antara 250-325
kpm, dan tingkat mahasiswa antara 325-400 kpm dengan pemahaman isi bacaan
Dikatakan belum efektif, karena dalam menerima pelajaran siswa ada yang ramai,
6
ada yang memperhatikan, dan berbicara sendiri dengan teman sebangku. Hal
tersebut bisa terjadi karena ada rasa jenuh pada diri siswa atau penyampaian
untuk memahami bacaan. Dengan membaca cepat dan pemahaman cepat pula, isi
cepat, peneliti akan meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas VIIIA MTs
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
pembelajaran tersebut akan dikaitkan antara materi yang diajarkan dengan dunia
mencakup seluruh proses mengajar dan belajar melalui kegiatan PBK yang
alat dan bahan belajar, dan administrasi sekolah. Assessment adalah proses
Siswa akan diberi latihan terstruktur, dan tugas-tugas yang berkaitan dengan
membaca cepat. Dari latihan dan tugas-tugas tersebut akan dijadikan data yang
pada bacaan kurang standar, b) kecepatan membaca siswa masih dalam tahap per
suku kata, dan c) kurangnya latihan secara terstruktur yang dilakukan oleh siswa.
diperlukan untuk bisa mengetahui isi buku dan pemahaman isi buku dengan cepat.
Dengan membaca cepat dan pemahaman yang cepat pula, prestasi siswa bisa
membaca dan pemahaman bacaan secara cepat, serta kurangnya latihan secara
terstruktur yang dilakukan oleh siswa kelas VIIIA MTs Miftahul Ulum
penilaian yang dilakukan guru di kelas kurang menggunakan cara dan alat yang
8
bentuk tes objektif. Ini disebabkan oleh adanya beberapa hal sebagai berikut.
b. Bacaan kurang menarik, yaitu isi bacaan tidak sesuai dengan keinginan siswa,
d. Minat baca pada diri siswa yang kecil, yaitu pada diri kurang berminat pada
kegiatan membaca.
cepat.
capai oleh siswa kelas VIII adalah membaca cepat 250 kpm dengan indikator
sebagai berikut: a) mampu mengukur kecepatan membaca untuk diri sendiri dan
gemar membaca.
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
khususnya bagi siswa, guru, dan peneliti yang lain. Bagi siswa, dengan
siswa. Bagi peneliti yang lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan
cepat.
BAB II
suatu penelitian mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik
penelitian lain sangat penting, sebab bisa digunakan untuk mengetahui relevansi
penelitian yang telah lampau dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu,
penelitian yang menarik. Banyaknya penelitian tentang membaca cepat itu dapat
menarik untuk diteliti. Penelitian membaca cepat telah banyak dilakukan, antara
lain oleh Dwi Sulistyowati (2001) dan Tri Apriyanti (2004). Penelitian tentang
kecepatan membaca efektif juga telah banyak dilakukan, antara lain oleh
Sihabudin (1998), S Sumarsono (1998), Yatmin (1998), Siti Alimah, (1999), Ibnu
Suparyanto (2000), Pujito (2000), Sri Wahyuningsih (2000), dan Asih Welasih
(2003).
Teknik Pengontrolan Kecepatan Efektif Membaca Siswa Kelas III SLTP 1 Kudus
13
teknik pengontrolan kecepatan efektif membaca siswa kelas III SLTP 1 Kudus.
cepat dengan teknik pengontrolan kecepatan efektif membaca siswa kelas III
SLTP 1 Kudus.
Teknik Membaca Super Gaya Accelerated Learning pada Siswa Kelas II A SMP N
learning siswa kelas IIA SMP N 1 Doro Kabupaten Pekalongan. Hasil yang
pemahaman dengan teknik membaca super gaya accelerated learning siswa kelas
Membaca (KEM) Siswa Kelas I SLTP dengan Mengacu Buku Krida Basa Jilid I
Terbitan Intan Pariwara Klaten yang Sesuai Tingkat Keterbacaannya Lebih Baik
diperoleh adalah tingkat keterbacaan teks buku Krida Basa Jilid I tidak semuanya
efektif siswa kelas I SLTP berdasarkan teks bacaan yang sesuai tingkat
14
keterbacaannya lebih baik daripada kecepatan efektif membaca siswa dengan teks
Efektif Membaca Siswa Kelas III SLTP dari Teks Buku Pelajaran Bahasa Jawa
Terbitan Aneka Ilmu yang Sesuai dengan Tidak Sesuai Tingkat Keterbacaannya.
Masalah yang diteliti adalah apakah tingkat keterbacaan teks buku pelajaran
bahasa Jawa jilid III semuanya sesuai dengan kemampuan siswa SLTP kelas III.
Hasil yang dicapai dalam penelitian tersebut adalah tingkat keterbacaan teks buku
pelajaran bahasa Jawa jilid III tidak semuanya sesuai dengan kemampuan siswa
SLTP kelas III. Berdasarkan teks bacaan yang sesuai tingkat keterbacaannya lebih
Efektif Membaca Siswa Kelas I SLTP dari Teks Bahasa Indonesia yang Sesuai
dan Tidak Sesuai Tingkat Keterbacaannya. Masalah yang diteliti adalah apakah
kecepatan efektif membaca siswa dari buku Pintar Berbahasa Indonesia I Terbitan
Balai Pustaka yang sesuai tingkat keterbacaanya. Hasil penelitian diketahui bahwa
kecepatan efektif membaca siswa. Sebaliknya, teks yang tidak sesuai tingkat
Membaca Siswa SLTP Kelas I Berdasarkan Teks Bacaan Buku Piwulang Basa
Jawa Jilid I Terbitan Yayasan Studi Bahasa Jawa Khantil Semarang. Masalah
yang diteliti adalah apakah kecepatan efektif membaca siswa SLTP Kelas I
15
berdasarkan teks bacaan yang sesuai tingkat keterbacaannya berbeda dengan yang
bahwa tingkat keterbacaan buku Piwulang bahasa Jawa jilid I tidak semuanya
sesuai dengan kemampuan siswa SLTP Kelas I. Adapun untuk kecepatan efektif
membaca siswa SLTP Kelas I berdasarkan teks bacaan yang sesuai lebih baik
Jawa SLTP (Studi Kasus di SLTP 3 Subah Kabupaten Batang) diteliti oleh
kecepatan efektif membaca wacana berbahasa Jawa siswa. Hasil yang diperoleh
Bahasa Indonesia SLTP diteliti oleh Ibnu Suparyanto (2000) dengan mengangkat
antara kecepatan efektif membaca dengan prestasi belajar mata pelajaran bahasa
perubahan perilaku siswa setelah itu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
dengan Pembelajaran Meresum Bacaan pada Siswa Kelas IIA SLTP Ksatrian I
efektif membaca siswa SLTP. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya
OK5R dalam pembelajaran kecepatan efektif membaca siswa kelas 2.1 SMU 1
tindakan kelas tentang membaca cepat dan kecepatan efektif membaca sangat
menarik dan banyak dilakukan orang. Baik itu dari teks keterbacaan, pengaruh
sumber dan penelitian yang dilakukan para mahasiswa, peneliti ini akan meneliti
tentang peningkatan membaca cepat pada siswa kelas VIIIA MTs Miftahul Ulum
kelas yang terdiri atas dua siklus. Pada penelitian ini akan dikaji tentang
elemen authentic assessment dan perubahan tingkah laku siswa MTs Miftahul
Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes kelas VIIIA. Pada penelitian ini, guru
akan mengaitkan materi yang diajarkannya dengan dunia nyata siswa, dan guru
membaca cepat.
pembelajaran dan proses penilaian membaca cepat yang masih jarang dilakukan
oleh peneliti. Selama ini penelitian tentang membaca cepat dengan menggunakan
kerja siswa harus dihargai oleh guru. Kemajuan hasil siswa juga harus diketahui
hasil belajar membaca cepat siswa. Siswa akan termotivasi dengan hasil belajar
“exercise” atau latihan ulangan dan akan lebih kerap diulangi atau terjadi dan
membaca yang sudah dilakukan oleh peneliti yang sebelumnya. Penelitian ini
melalui media kata-kata bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok
kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas,
dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini
tidak dipenuhi, maka pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap atau
dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson, dalam
Tarigan 1987:7).
recording and decoding process) berlainan dengan berbicara dan menulis yang
19
hal. Kekomplekan dalam membaca meliputi intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat,
membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial
dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat,
membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial
pembuka tabir rahasia hidup dan kehidupan. Seseorang yang ingin maju harus
memiliki alternatif yang banyak berhubungan dengan buku. Selain itu, sering
20
berdialog dan beradu argumentasi dengan buku-buku atau istilah lain, banyak
maupun sosial. Orang yang serius membaca akan dapat memberikan pengarahan
sikap berucap, berbuat dan berpikir. Pembaca yang baik akan selalu dapat
belum atau tidak pernah dialami oleh pembaca secara langsung. Melalui bacaan
sastra, orang banyak sekali menemukan filsafat hidup yang tertuang secara
multidimensi.
dari segala penjuru dunia. Begitu pula dengan membaca dapat mengetahui
(termasuk pelajar) dapat membiasakan diri sebagai pembaca yang baik, karena
dengan kebiasaan membaca itu orang akan dapat menimba segala pengetahuan
dapat sampai pada tingkat perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat
dapat dibedakan menjadi empat antara lain: (1) bacaan pemberi informasi.
Misalnya: surat kabar, majalah, pengumuman dan lain-lain; (2) bacaan yang perlu
21
dipelajari. Misalnya: buku pelajaran, karya ilmiah, diktat dan lain-lain: (3) bacaan
sastra. Misalnya: novel, sajak, cerpen, drama dan lain-lain; (4) bacaan hiburan.
hari tanpa mengembangkan tenaga dan pikirannya kepada sesama, nusa, bangsa
dan negara. Hal tersebut akan mengakibatkan lebih percaya pada kemampuan diri
sendiri dengan dilandasi karya batin. Tidak mungkin seseorang dapat memberikan
membaca akan dapat memiliki apa saja tentang pengetahuan yang diinginkan.
membaca antara lain dapat: (1) menemukan sejumlah informasi dan pengetahuan
yang sangat berguna dalam praktek hidup sehari-hari; (2) berkomunikasi dengan
pemikiran, pesan, dan kesan pemikir-pemikir kenamaan dari segala penjuru dunia;
(3) mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakir dunia; (4)
membaca, juga ada sesuatu yang ingin dicapai. Membaca mempunyai tujuan
22
utama yaitu mencari serta memperoleh informasi yang mencakup isi dan
fakta (reading for facts), (2) membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading
for main ideas), (3) membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi
(1) memahami secara detail dan menyeluruh isi buku; (2) menangkap ide
makna kata-kata (istilah sulit); (5) ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi
di masyarakat sekitar; (7) ingin memperoleh kenikmatan dari karya fiksi; (8) ingin
barang yang cocok untuk dibeli; (10) ingin menilai kebenaran gagasan
tentang pendapat seseorang (ahli) atau keterangan tentang definisi suatu istilah.
Secara singkat tujuan membaca adalah (1) membaca untuk tujuan studi (telaah
23
ilmiah); (2) membaca untuk tujuan menangkap garis besar bacaan; (3) membaca
untuk menikmati karya sastra; (4) membaca untuk mengisi waktu luang; (5)
memahami yang tersirat saja, tetapi juga pemahaman yang tersurat dalam bacaan.
membaca lanjut dilaksanakan mulai kelas III Sekolah Dasar sampai ke Perguruan
dalam praktek hidup sehari-hari sesuai dengan situasi dan kondisi juga
yang beragam itu muncul jenis membaca yang biasa dipakai, yaitu sebagai
berikut: (1) membaca intensif; (2) membaca kritis; (3) membaca cepat; (4)
ilmu. Membaca jenis ini biasanya disebut membaca cermat, karena dilakukan
dengan hati-hati, teliti, dan secara lambat dengan tujuan untuk memahami
kecilnya.
Dalam membaca kritis yang perlu di ingat hanya gagasan pokoknya saja. Jika
bahan bacaan pendek dan bersahaja dapat dibaca dengan cepat. Bacaan perlu
dibaca dengan lambat apabila gagasan yang dikemukakan berbelit-belit, bila perlu
bacaan dengan cepat dan tepat dalam waktu yang relatif singkat. Membaca cepat
dilakukan apabila pembaca hanya akan mengambil gagasan pokok dan garis
besarnya saja. Dalam hal ini waktu harus diperhatikan dan dimanfaatkan sebaik-
baiknya.
segi keindahan yang terdapat pada suatu karya sastra. Alur suaranya hendaknya
dan mimik sejalan dengan pokok gagasan yang terkandung dalam teks, agar apa
kalimat, intonasi kalimat, pemenggalan kata atau kalimat serta pengucapan fonem
yang benar dan tepat. Selain itu, diharapkan dapat membaca kalimat dengan
lancar tanpa cacat baca. Oleh karena itu, seseorang yang akan membaca teknik
agar dapat menangkap maksud atau isi bacaan harus mengerti makna, perasaan
untuk mengambil gagasan pokok dan garis besar dalam bacaan, untuk
mengungkapkan keindahan yang terdapat dalam suatu karya sastra, agar siswa
pemenggalan kata atau kalimat serta pengucapan fonem yang benar dan tepat.
atau lambang tulis dengan pengertian yang tepat dan cepat (Hernowo 2003:9).
membaca harus fleksibel. Artinya, kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada
membaca cepat dilakukan dengan tujuan untuk memahami intisari bacaan, bukan
adalah proses membaca bacaan untuk memahami isi-isi bacaan dengan cepat.
Membaca cepat memberi kesempatan untuk membaca secara lebih luas, bagian-
bagian bacaan yang sudah sangat dikenal atau dipahami tidak usah dihiraukan.
yang belum dikuasai. Dengan membaca cepat bisa memperoleh pengetahuan yang
luas tentang apa yang dibacanya, sesuai dengan sifat bacaan yang tidak
memerlukan pendalaman.
cepat, sering mudah lelah dalam membaca karena lamban membaca, tidak ada
gairah, merasa bosan, tidak tahan membaca buku, dan terlalu lama untuk bisa
membaca. Karena itu berarti mengucapkan kata demi kata dengan lengkap.
Menggumam, sekalipun dengan mulut terkatup dan suara tidak terdengar, jelas
Akibatnya adalah bahwa kita menggerakkan kepala kiri ke kanan untuk dapat
Cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu
gerakan mata.
suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. Gerakan tersebut disebut regresi.
pembaca melakukan regresi adalah sebagai berikut: (1) pembaca merasa kurang
yakin dalam memahami tulisan yang dibacanya; (2) pembaca merasa ada
tersebut dalam hati; (3) pembaca merasa ada kesalahan ejaan; (4) ada kata sulit
atau baru; (5) pembaca terpaku pada detail; (6) pembaca salah persepsi, misalnya
bertanya-tanya angka ang baru dibacanya 266 atau 267; (7) pembaca merasa ada
terus dan kecepatan membaca meningkat, maka usaha mencegah regresi ini akan
lebih mudah lagi. Kecepatan akan memaksa si pembaca untuk berkonsentrasi lagi.
28
melafalkan secara benar daripada berusaha memahami ide yang dikandung dalam
sekolah dasar, yaitu: (1) mengeja kata-kata menjadi suku kata, kata menjadi huruf;
dan (2) mengucapkan berulang-ulang hal yang dianggap penting oleh guru. Usaha
menghilangkan sama sekali cara membaca dengan menghafalkan dalam hati hal
yang kita baca, memang tidak mungkin. Namun ada cara lain untuk memperkecil
akibat buruk dari subvokalisasi, yaitu dengan cara melebarkan jangkauan mata
sehinga satu fiksasi (pandangan mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus
dan langsung menyerap idenya. Cara ini lebih baik daripada melafalkannya
mempelajari bahan bacaan yang tidak menarik perhatiannya. Masalah ini lebih
serius lagi bila ada kosa kata yang sulit atau baru dan belum dipahami oleh
pembaca. Selain itu, pikiran pembaca tidak sepenuhnya tertuju pada bacaan
karena masih ada masalah lain yang lebih menarik dan menganggu perhatiannya.
29
motivasi. Motivasi ini dapat berasal dari dalam diri sendiri, dapat pula dari luar.
Ini sangat penting karena dengan adanya motivasi, pembaca terpacu untuk
diperhatikan.
dalam membaca cepat adalah vokalisasi, gerakan bibir, gerakan kepala, menunjuk
sering berlatih. Ada beberapa teknik membaca cepat, yaitu gerakan mata dalam
lapangan yang luas, mata akan bergerak halus dan rata. Akan tetapi, apabila mata
melihat benda-benda yang berjarak dekat seperti melihat gambar atau membaca
melompat. Dalam membaca mata tidak boleh mengambang liar, tetapi mengarah
ke suatu sasaran (kata) sebentar lalu melompat ke sasaran berikutnya (satu atau
Pemberhentian ini disebut fiksasi. Pada saat berhenti itulah mata membaca. Dan
Pembaca yang tidak efisien dalam fiksasi hanya dapat satu atau dua
kata yang terserap. Pembaca yang efisien dapat menyerap tiga atau empat kata.
Kesulitan fiksasi bukan karena kesulitan fisik, melainkan karena kesulitan mental.
menyerap dengan cepat dan tanpa salah informasi berikutnya (Soedarso 2002: 29).
berikut.
2. Membaca satu fiksasi untuk suatu unit pengertian. Cara ini lebih mudah
menghafalkan kata-katanya.
berhenti dalam satu fiksasi. Percepat gerak mata dari satu fiksasi ke
kata sekaligus. Kata-kata dalam jangkauan mata itu dapat dikenali sekalipun
Gerakan mata dikendalikan oleh enam otot kecil yang kuat. Otot-otot
menelusuri baris demi baris banyak memboroskan gerakan mata. Untuk merubah
pengurangan bidang baca, membaca kolom, membaca pola S. Latihan ini untuk
kemajuan gerakan mata secara otomatis, cepat dan berpola menurut kebutuhan
(Soedarso 2002:39).
yang berbeda. Ada orang yang memerlukan tempat yang tenang untuk membaca,
sementara orang lain perlu ditemani radio. Kurangnya konsentrasi dapat juga
disebabkan oleh kurangnya minat perhatian terhadap apa yang dibaca, karena
tidak menarik, terlalu sulit atau terlalu mudah atau memang membosankan. Dapat
juga memang orang itu belum siap membaca misalnya karena badan terlalu lelah
menjadi kusut dan; (2) memusatkan perhatian secara sungguh-sungguh. Hal ini
termasuk memilih tempat dan waktu yang sesuai dengan dirinya, serta memilih
dalam menentukan pola KBM di kelas bukan ditentukan oleh diktatik metodik “
apa yang akan dipelajari” saja, tetapi pada “bagaimana menyediakan dan
menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar kelas
lebih “hidup”dan lebih “bermakna” karena siswa mengalami sendiri apa yang
luar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia nyata.
tujuh atribut yang mencirikan konsep CTL, yaitu kebermaknaan, penerapan ilmu,
berpikir tingkat tinggi, kurikulum yang digunakan harus standar, berfokus pada
yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota masyarakat, dan pekerja serta
keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses
dialaminya, siswa akan menjadi peserta aktif bukan pengamat yang pasif dan
(2) saling menunjang; (3) menyenangkan, tidak membosankan; (4) belajar dengan
siswa aktif; (8) sharing dengan teman; (9) siswa kritis guru kreatif; (10) dinding
kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar,
artikel, humor, dan lain-lain; (11) laporan kepada orang tua bukan hanya rapor,
tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan-lain-lain
siswa yang berbeda-beda; (5) mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman
belajar lebih bermakna dan menyenangkan. Strategi yang ditawarkan dalam CTL
ini diharapkan dapat membantu siswa aktif dan kreatif. Untuk itu, dalam
(Nurhadi 2003:52). Gambaran itu perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan
bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang
belajar, maka guru segera dapat mengambil tindakan yang tepat agar siswa
informasi tentang kemajuan hasil kerja siswa secara individual dalam mencapai
tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan; (2) informasi yang
dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap
37
masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh kelas; (3) informasi yang
dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan
pendalaman atau pengayaan; (4) motivasi belajar siswa dengan cara memberikan
atau perbaikan; (5) informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan pada
anggota masyarakat dan pribadi yang utuh; (6) bimbingan yang tepat untuk
memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan keterampilan, minat, dan
Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu
dinilai dalam penilaian berbasis kelas meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan
a. Ranah Kognitif
dan prosedural.
atau berupa tes tulis. Ranah kognitif juga dapat diukur menggunakan
b. Ranah Psikomotor
c. Ranah Afektif
Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu
pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap mata
internalisasi.
psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki
minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang
siswa dalam:
kepadanya;
(2) menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai
(3) menilai ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indah tidak indah
(4) menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika dan estetika dalam
Oleh karena itu, data yang dikumpulkan pun harus diperoleh dari kegiatan nyata
yang dikerjakan siswa pada saat proses pembelajaran. Guru yang ingin
Indonesia, baik lisan maupun tulisan, bukan pada saat para siswa mengerjakan tes
bahasa Indonesia. Data authentic adalah data yang dikumpulkan dari kegiatan
siswa pada saat siswa melakukan kegiatan berbahasa Indonesia, baik di kelas
(Depdiknas 2003a:25-28).
tertentu.
ide, minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu.
41
terstruktur. Portofolio berisi hasil karya siswa atau tugas terstruktur yang
diberikan oleh guru. Jenis portofolio dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kemampuan dari siswa. Portofolio untuk satu mata pelajaran disusun untuk
kesenian atau pendidikan jasmani. Isi portofolio ini terdiri dari hasil karya
adalah sebagai berikut: (1) harus mengukur semua aspek pembelajaran: proses,
kinerja, dan produk; (2) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung; (3) menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber; (4) tes hanya
salah satu alat pengumpul data penilaian; (5) tugas-tugas yang diberikan kepada
siswa harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari,
pada bagian-bagian yang terlewati dengan pemahaman isi bacaan secara cepat,
adalah siswa membaca diiringi dengan gerakan anggota badan atau siswa masih
latihan membaca dengan benar, guru belum menggunakan sistem penilaian yang
diharapkan segala hambatan membaca cepat akan hilang dan kecepatan membaca
siswa meningkat.
perkembangan hasil belajar membaca cepat siswa. Siswa akan termotivasi dengan
diperkuat melalui “exercise” atau latihan ulangan dan akan lebih kerap diulangi
faktor yang mendukung, yaitu dukungan pembelajaran membaca, orang tua, minat
dari diri sendiri, latihan secara terstruktur, dan perpustakaan, serta penilaian dalam
siswa dapat mengutarakan segala pemahaman isi bacaan. Selain itu, dapat
membaca yang benar secara terstruktur, serta mengumpulkan hasil belajar siswa
2.4 Hipotesis
peningkatan kemampuan membaca cepat dan perubahan tingkah laku siswa kelas
assessment.
BAB III
METODE PENELITIAN
tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang berbasis kelas, maka masalah-
masalah yang diteliti dalam PTK adalah masalah-masalah yang muncul di kelas.
berdaur. Proses pengkajian ini terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap atau siklus dalam sebuah
P RP
OBA
R Siklus I T R Siklus II T
O O
Keterangan:
OBA : Observasi Awal O : Observasi
P : Perencanaan R : Refleksi
T : Tindakan RP : Revisi Perencanaan.
45
1. Perencanaan
kendali kecepatan membaca, dan (3) peneliti menyiapkan naskah atau teks
wacana. Siswa juga diminta untuk menyediakan alat tulis, jam tangan yang
2. Tindakan
pada siklus I ini adalah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
mengumpulkan data yang authentic dari siswa yang berupa latihan-latihan dan
tindakan, yaitu:
a) Tindakan di Kelas
berikut.
1) Ilustrasi
penjelasan tentang aturan atau teknik membaca cepat yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
suatu rumus yaitu jumlah kata yang di baca perwaktu tempuh baca
dalam satu menit kali skor bobot tes yang dapat dijawab dengan
KEM = p x r x 60
q 100
Keterangan:
ini bisa dilakukan di perpustakaan saat istirahat atau jam-jam tidak efektif
perpustakaan.
49
4. Refleksi
tes siklus II. Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil tes dan nontes siklus
I. Jika hasil tes tersebut belum memenuhi nilai target/nilai yang telah
timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannya pada siklus II.
kecepatan membaca. Ada siswa yang belum begitu paham bagaimana cara
kurang mendapat latihan membaca cepat sebelumnya dari guru. Siswa masih
kebiasaan yang salah pada waktu membaca. Siswa yang tidak membaca
dengan benar diperingatkan, supaya tetap ingat bahwa kebiasaan itu sangat
Setelah melakukan refleksi pada siklus I, pada siklus yang II ini dilakukan
pembelajaran, metode, dan sarana yang digunakan dalam penelitian mulai dari
tahap perencanaan sampai refleksi. Proses penelitian tindakan kelas dalam siklus
1. Perencanaan
memperoleh data nontes siklus II, (3) menyiapkan perangkat tes membaca cepat
2. Tindakan
dilakukan siswa pada saat membaca. Pada siklus II ini lebih dititikberatkan pada
membaca wacana yang sudah disiapkan dalam siklus II. Siswa langsung
3. Observasi
siswa dalam proses pembelajaran, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tes.
4. Refleksi
Aktivitas dan respon siswa pada saat membaca cepat sudah baik.
Siswa merasa tertarik dengan membelajaran, dan siswa merasa aktif dalam
proses pembelajaran. Kerjasama dengan teman terlihat pada saat siswa yang
tidak tahu atau belum paham tentang bagaimana cara menghitung kecepatan
merasa dihargai hasil karyanya dan mereka merasa senang dapat mengukur
pelajaran 2004-2005. Kelas VIIIA tersebut terdiri atas 36 siswa yaitu 11 laki-laki
kemampuan membaca cepat siswa kelas VIIIA masih kurang maksimal atau
masih rendah. Penyebab kecepatan membaca siswa kurang maksimal adalah siswa
kurang latihan dalam membaca secara benar, bacaan kurang menarik, yaitu isi
bacaan tidak sesuai dengan keinginan siswa, sehingga siswa membaca hanya
sekadar pengisi waktu luang. Guru kurang memberikan latihan pada siswa dalam
kegiatan membaca. Minat baca pada diri siswa yang kecil, yaitu pada diri kurang
kemahiran tentang berbagai metode dan teknik penilaian, sehingga kurang dapat
memilih dan melaksanakan dengan tepat metode dan teknik penilaian yang ada.
cepat.
membaca bacaan untuk memahami isi-isi bacaan dengan cepat. Membaca cepat
54
yang sudah sangat dikenal atau dipahami tidak usah dihiraukan. Membaca cepat
ini diharapkan dapat memenuhi target kemampuan membaca para siswa kelas
ini, siswa secara berpasangan mengukur kemampuan membaca diri sendiri dan
jelek dalam membaca dengan bimbingan guru, siswa diberi tugas untuk membaca
buku yang mereka sukai di perpustakaan dan di rumah. Setelah siswa melakukan
pertama sampai minggu yang telah ditentukan dan mengisi kartu data kebiasaan-
kecepatan membaca kepada guru setelah diketahui atau ditandatangani oleh orang
tua. Kemudian hasil kegiatan itu, dikumpulkan menjadi satu untuk mengetahui
penelitian tindakan kelas ini berupa soal tes dan nontes. Soal tes digunakan untuk
mengungkap data tentang kemampuan membaca cepat siswa. Soal nontes (lembar
Bentuk instrumen yang berupa tes yaitu berupa perintah kepada para
penelitian ini. Pertanyaan bacaan diberikan kepada para siswa untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa terhadap teks bacaan yang dibacanya. Bentuk tes ini
berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 butir, setiap nomor yang dijawab benar
akan memperoleh skor satu. Skor yang diperoleh siswa dalam menjawab
56
2. 70-80 % baik
3. 50-60 % sedang
4. 30-40 % kurang
tingkat kecepatan membaca didasarkan pada pedoman yang sudah dibuat yaitu.
lebih dari 250 kpm masuk kategori cepat. Siswa yang mempunyai kecepatan
membaca 200 kpm sampai 249 tergolong sedang. Siswa yang mempunyai
kecepatan membaca 150 sampai 199 kpm rendah, dan siswa yang kecepatan
membaca lebih dari 175 kpm masuk kategori cepat. Siswa yang mempunyai
kecepatan efektif membaca 150 kpm sampai 175 tergolong sedang. Siswa yang
mempunyai kecepatan efektif membaca 125 sampai 149 kpm lambat, dan siswa
yang kecepatan membacanya kurang dari 125 kpm tergolong sangat lambat.
respons siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati dalam
penelitian ini adalah kebiasaan buruk yang masih dilakukan oleh siswa pada
saat membaca, sikap siswa terhadap bahan yang disajikan, keaktifan siswa
wawancara dibuat oleh peneliti dan ditujukan kepada siswa yang berhasil
maupun tidak berhasil tentang membaca cepat dan berbagai kendala dalam
pada saat membaca, gambaran isi bacaan, pemberian tanda baca/cek pada
sefleksi. Jurnal yang dibuat ada dua macam yaitu jurnal peneliti/guru dan
jurnal siswa. Jurnal siswa diisi oleh siswa, sedangkan jurnal guru diisi oleh
guru. Jurnal siswa berisi tentang kesan dan pesan siswa tentang proses
assessment. Jurnal guru berisi tentang uraian pendapat dan seluruh kejadian
yang dilihat dan dirasakan oleh guru selama kegiatan pembelajaran membaca
berlangsung.
ini dilakukan dengan cara mengujicobakan soal tes pada kelas lain, yaitu kelas
VIIIB dan kelas VIIIC. Selain itu juga dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing dan kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Setelah soal dan skor dinyatakan valid (layak guna), maka soal tersebut
assessment.
dilakukan sebanyak dua kali pada siklus pertama dan siklus kedua. Bentuk tes
dan criteria penilaian yang digunakan dalam siklus I dan siklus II sama, yaitu
berbentuk tes objektif dengan jumlah sepuluh butir dengan skor penilaian
c. Setelah selesai membaca para siswa menuliskan lama waktu yang diperlukan
wacana dengan cepat dan dapat memahami isi bacaan 70%-100% yang
wawancara.
3.5.2.1 Observasi
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dan peneliti sendiri sambil
dalam proses pembelajaran, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tes, serta
selama proses pembelajaran yaitu mulai dari penjelasan guru, proses belajar-
3.5.2.2 Jurnal
Jurnal siswa tersebut dibuat pada selembar kertas mengenai kesulitan siswa
3.5.2.3 Wawancara
dilakukan pada 6 orang siswa yaitu 2 orang siswa yang memiliki kecepatan
dan 2 orang siswa yang kecepatan membacanya rendah. Hal ini berdasarkan
nilai tes pada tiap siklus dan berdasarkan observasi yang dilakukan guru
pertanyaan yang akan diajukan pada siswa, (2) menentukan siswa yang
Hasil analisis data tes diperoleh dari hasil tes siswa. Nilai hasil tiap-
tiap tes dihitung jumlahnya dalam satu kelas (∑N) kemudian dihitung dalam
Keterangan:
dibandingkan antara hasil tes awal dengan hasil siklus II. Hasil ini akan
kualitatif ini diperoleh dari data nontes yaitu data observasi, jurnal, dan
Data jurnal dianalisis dengan cara membaca seluruh jurnal siswa dan guru. Data
dengan pemutaran kembali kaset rekaman jika catatan kurang jelas. Hasil
assessment.
BAB IV
Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian.
(kondisi awal), hasil penelitian pada siklus I, dan hasil penelitian pada siklus II.
pertama kali pada hari Sabtu 13 Mei 2005 untuk mengetahui gambaran
kecepatan efektif membaca siswa. Setelah dijelaskan siswa ditugasi membaca teks
dengan teliti, dan waktu yang diperlukan untuk membaca dicatat. Lama waktu
yang diperlukan siswa untuk membaca teks secara utuh diukur dengan jam tangan
atau stop watch. Lama waktu membaca yang diperlukan siswa dicatat untuk
para siswa untuk dikerjakan. Pertanyaan yang diberikan adalah soal-sal tentang isi
bacaan yang berbentuk soal-soal isian yang berjumlah 10 butir. Soal-soal ini
66
diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang isi
bacaan.
hasil pekerjaannya dan diperiksa. Skor perolehan siswa dalam mengerjakan soal
Setelah diketahui kecepatan membaca dan tingkat pemahaman siswa, maka data
didapat kondisi awal perolehan kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA
(kpm)
siswa yang kecepatan membacanya termasuk tinggi (cepat), siswa yang kecepatan
membacanya tergolong sedang adalah 1 orang atau 2,56%, siswa yang kecepatan
67
membacanya lambat adalah 8 orang atau 20,51%, dan siswa yang kecepatan
kecepatan membaca siswa kelas VIIIA pada kondisi awal adalah 148,03 kpm atau
Jumlah 39 100
siswa yang pemahaman isi bacaannya termasuk sangat baik atau 2,56%, siswa
yang pemahaman isi bacaannya tergolong baik adalah 9 orang atau 23,08%, siswa
yang pemahaman isi bacaannya sedang adalah 27 orang atau 69,23%, siswa yang
pemahaman isi bacaannya kurang adalah 2 orang atau 5,13%. Dan tidak terdapat
siswa yang pemahaman isi bacaannya sangat kurang. Hasil rata-rata pemahaman
isi bacaan siswa kelas VIIIA pada kondisi awal adalah 58,97% atau dalam
kategori sedang.
68
Tabel 6 Kecepatan Efektif Membaca Siswa Kelas VIIIA pada Kondisi Awal
(kpm)
Lambat
kecepatan efektif membacanya termasuk tinggi (cepat) adalah 1 orang atau 2,56%,
tidak terdapat siswa yang kecepatan efektif membacanya tergolong sedang, siswa
yang kecepatan efektif membacanya lambat adalah 2 orang atau 5,13%, dan siswa
yang kecepatan efektif membacanya sangat lambat adalah 36 orang atau 92,31%.
Hasil rata-rata kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada kondisi awal
lambat karena memang baru pertama kali ini diadakan pengukuran KEM. Hal ini
merupakan hal yang wajar karena selama ini mereka belum pernah mengalami
membaca. Hal ini terjadi karena mereka mungkin belum mengetahui tentang
teknik membaca cepat dan efektif. Banyak siswa yang masih menunjukkan
69
kecepatan membaca ini akan memberi dorongan pada siswa untuk melakukan
akan merasa senang. Dengan demikian, pembelajaran ini akan membantu para
Pengukuran yang dilakukan pada siklus I ini meliputi hasil tes dan
nontes.
para siswa dijelaskan tentang kegiatan membaca, teknik membaca yang benar,
kecepatan efektif membaca bagi para siswa. Selama kurang lebih dua kali siswa
diberikan latihan secara terus-menerus. Kegiatan membaca ini diawasi dan apabila
bermain, tidak bersungguh-sungguh dalam membaca, dan kegiatan lain yang akan
pengukuran KEM yang kedua. Hasil pengukuran KEM pada pengukuran yang ke
(kpm)
kecepatan membacanya termasuk tinggi (cepat) adalah 2 orang atau 5,13%, siswa
siswa yang kecepatan membacanya lambat adalah 3 orang atau 7,7%, dan tidak
kecepatan membaca siswa kelas VIIIA pada siklus I adalah 222,92 kpm atau
bacaan juga menentukan tinggi rendahnya perolehan KEM karena yang diukur
pemahaman isi bacaan para siswa dalam siklus yang pertama adalah sebagai
berikut.
72
Jumlah 39 100
siswa yang pemahaman isi bacaannya termasuk sangat baik atau 20,51%, siswa
yang pemahaman isi bacaannya tergolong baik adalah 22 orang atau 56,41%,
siswa yang pemahaman isi bacaannya sedang adalah 8 orang atau 20,51%, siswa
yang pemahaman isi bacaannya kurang adalah 1 orang atau 2,56%. Dan tidak
terdapat siswa yang pemahaman isi bacaannya sangat kurang. Hasil rata-rata
pemahaman isi bacaan siswa kelas VIIIA pada tes siklus I adalah 73,08%.
membaca siswa kelas VIIIA pada siklus I. Kecepatan efektif membaca diperoleh
yaitu kecepatan membaca dikalikan dengan skor perolehan yang benar dibagi 100.
berdasarkan pengukuran KEM yang dilakukan pada siklus I ini dapat diketahui
73
tingkat kecepatan membaca para siswa pada siklus I, yang tampak dalam tabel di
bawah ini.
(kpm)
adalah 14 orang atau 35,9, siswa yang kecepatan efektif membacanya lambat
adalah 4 orang atau 10,26%, dan siswa yang kecepatan efektif membacanya
sangat lambat adalah 6 orang atau 15,38%. Hasil rata-rata kecepatan efektif
membaca siswa kelas VIIIA pada siklus I adalah 167,92 kpm atau dalam kategori
sedang.
yang masih dilakukan oleh siswa, sikap siswa terhadap bacaan yang disajikan,
hari di perpustakaan. Observasi dilakukan kepada semua siswa kelas VIIIA yang
berjumlah 39.
dengan isi bacaan sebelum membaca teks bacaan, siswa kelihatan memperhatikan
penjelasan tentang kecepatan efektif membaca, teknik membaca yang benar, dan
yang benar siswa ditugasi membaca bacaan yang sudah disiapkan Lengkap
bacaan. Ketika teks dibagikan, siswa kelihatan sangat tertarik karena teks bacaan
tersebut dekat dengan dunia siswa atau lingkungan siswa, siswa juga tertarik
Siswa membaca bacaan yang sudah diberi petunjuk dan sudah diberi
cara pengukurannya. Siswa menulis mulai membaca dan akhir membaca. Setelah
ada aba-aba mulai, siswa mulai membaca teks bacaan. Pada waktu siswa diberi
tugas membaca ada 1 orang siswa yang tampak masih bingung apa yang harus
kesalahan dalam teknik membaca. Yang paling banyak adalah siswa yang
dengan vokalisasi ada 9 siswa (23,1%). Selain itu ada 9 siswa (23,1%) yang
dengan konsentrasi yang tidak sempurna ada 19 siswa (48,7%). Dan siswa yang
semua siswa membaca dengan bacaan di depan. Jarak mata kurang lebih 30 cm
ada 25 siswa (64,1%), dan siswa membaca dengan sikap badan tegak ada 25 siswa
(64,1%).
waktu akhir membaca. Hanya ada 2 orang yang kelihatan ragu-ragu. Ia menengok
ke kanan dan ke kiri dulu. Kemudian semua siswa mengumpulkan teks bacaan
siswa diberi soal pemahaman dan langsung mengerjakannya. Hal ini dilakukan
membaca mereka sesuai dengan petunjuk yang sudah ada dalam bacaan.
Kecepatan membaca mereka ditulis dalam kartu data yang sudah disediakan oleh
guru.
membaca sebelumnya.
Dalam hal kerja sama dengan teman, tampak 74 siswa atau 63,24%
melakukan kerja sama ketika siswa ada yang tidak bisa cara menghitung
bertanya dengan teman sebangkunya yang sudah bisa cara menghitung kecepatan
pembelajaran membaca cepat ini atau 67,52%. Sharing dengan teman juga terlihat
atau ada sekitar 63,25%. Kekritisan siswa ada 56,41%, terlihat pada siswa yang
77
belum paham dengan apa yang harus mereka lakukan dan masih ragu dengan cara
bahan bacaan yang disediakan. Menurut mereka bacaan yang disediakan mudah
pembelajaran membaca cepat atau ada 86,32%, karena menurut mereka waktu
daftar peminjam yang dimiliki oleh petugas perpustakaan. Selain itu, peneliti
meminta kartu anggota perpustakaan yang dimiliki oleh siswa untuk kegiatan
pemainjamannya.
jangka satu minggu siswa yang hanya satu kali memminjam dan membaca buku 6
siswa atau 15,38%. Siswa yang meminjam 2 kali, ada 17 siswa atau 43,59%, yang
kali ada 3 siswa atau 7,69%. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa semua siswa
dengan baik. Hasilnya pun juga baik. Para siswa kelihatan sangat tertarik dengan
kepada semua siswa kelas VIIIA. Wawancara hanya dilakukan kepada 6 orang
siswa, yaitu 2 orang siswa yang kecepatan efektif membacanya termasuk tinggi, 2
siswa yang kecepatan efektif membacanya tergolong rendah, dan 2 siswa yang
Hanya saja mereka mengaku bahwa mereka masih grogi dan bingung, karena baru
siswa yang KEM-nya rendah, mereka membaca pokoknya asal cepat saja. Biar
lekas selesai atau mendapat waktu membaca yang sedikit. Mereka merasa grogi
harus mengerjakan soal-soal, mereka tidak dapat menjawab dengan benar. Bagi
yang KEM-nya tinggi, mereka senang sekali dengan pengukuran KEM ini karena
bagi mereka ini merupakan ajang untuk berlomba membaca. Selain itu juga, untuk
Koran. Bacaan yang paling mereka sukai sebagaian besar buku fiksi. Ketika diberi
menjawab menarik dan mudah dipahami walaupun ada sedikit kata yang tidak
diketahui maknanya. Sebagian besar tidak memberikan cek atau tanda baca pada
bacaan.
KEM-nya rendah adalah menghilangkan regresi pada saat membaca dan membaca
merasa grogi dan takut kalah cepat dengan temannya, serta ada bagian yang lupa
sehingga ingin untuk mengulang kembali. Bagi mereka yang KEM-nya tinggi
yang kebiasaan agak sulit dihilangkan adalah melakukan regresi. Mereka belum
tahu cara menghilangkan regresi tersebut. Siswa yang KEM-nya tinggi ada yang
mengaku sudah bisa tidak melakukan regresi dan sudah bisa konsentrasi dengan
baik.
siswa yang KEM-nya tinggi dikatakan soalnya mudah sekali sehingga mereka
bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar. Bagi siswa yang berkecepatan
sedang dan rendah mereka berpendapat bahwa soalnya mudah, sehingga mereka
juga bisa menjawab pertanyaan dengan baik, walaupun tidak benar semua.
baik di rumah maupun di sekolah. Di rumah yang ada adalah buku-buku pelajaran
dan televisi. Sehingga mereka lebih tertarik dengan televisi daripada membaca
buruk dalam membaca. Siswa kurang mampu melihat kalimat secara utuh. Siswa
hanya mampu melihat kalimat secara kata demi kata. Siswa ada yang kurang
mampu memahami isi bacaan dengan cepat karena membaca kalimat secara
membaca. Di samping itu, minimnya guru dalam memberikan tugas kepada siswa
untuk membaca buku perpustakaan, membuat rendahnya minat baca pada siswa.
kondisi awal para siswa belum mengetahui tentang pengukuran KEM dalam
pembelajaran membaca. Banyak siswa yang merasa tidak siap untuk menjalani
81
manfaat membaca cepat, dan teknik membaca cepat yang benar, dan diberi latihan
membaca cepat secara teratur, meskipun masih grogi tetapi ketika diukur KEM-
nya sudah dapat menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Rata-rata kecepatan
efektif membaca mereka yang semula tergolong sangat lambat meningkat menjadi
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa berminat pada pembelajaran
beberapa siswa masih kurang begitu paham dengan cara menghitung kecepatan
efektif membaca. Siswa masih memperhatikan stop watch yang dibawa oleh guru.
82
dalam membaca dijadikan perlombaan. Dan hal itu yang memicu minat siswa
membaca siswa. Selain itu juga, dijelaskan kembali tentang teknik membaca yang
itu, diadakan evaluasi pada siklus II. Adapun hasil pengukuran kecepatan efektif
(kpm)
Jumlah 39 100
83
48,72%, tidak terdapat siswa yang kecepatan membacanya lambat, dan juga tidak
kecepatan membaca siswa kelas VIIIA pada siklus I adalah 251,56 kpm atau
untuk menentukan KEM tidak hanya kecepatan membaca saja, tetapi juga
didukung oleh faktor pemahaman isi bacaan. Tingkat pemahaman isi bacaan siswa
Jumlah 39 100
orang siswa yang pemahaman isi bacaannya termasuk sangat baik atau 35,9%,
siswa yang pemahaman isi bacaannya tergolong baik adalah 21 orang atau
84
53,87%, siswa yang pemahaman isi bacaannya sedang adalah 4 orang atau
10,26%, tidak terdapat siswa yang pemahaman isi bacaannya kurang, dan tidak
terdapat siswa yang pemahaman isi bacaannya sangat kurang. Hasil rata-rata
pemahaman isi bacaan siswa kelas VIIIA pada tes siklus I adalah 82,05 atau
membaca dan tingkat pemahaman isi bacaan) dapat diketahui tingkat kecepatan
efektif membaca siswa kelas VIIIA pada siklus II ini, dengan cara memadukan
antara kecepatan memabca siswa dengan pemahaman isi bacaan. Setelah dihitung
siswa kelas VIIIA pada siklus II ini. Perolehan tingkat kecepatan efektif membaca
(kpm)
cepat
Jumlah 39 100
85
79,49%, siswa yang kecepatan efektif membacanya sedang adalah 4 orang atau
10,26%, siswa yang kecepatan efektif membacanya lambat adalah 4 orang atau
10,26%, dan tidak terdapat siswa yang kecepatan efektif membacanya sangat
lambat. Hasil rata-rata kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada kondisi
Pada siklus II, data nontes diperoleh melalui observasi, jurnal siswa
dan wawancara.
4.1.3.2.1 Observasi
siswa tentang perbaikan cara membaca siswa yang sering dilakukan oleh siswa
secara sadar atau pun tidak. Siswa tampak tertib dan antusias dalam menghadapi
yang sering dilakukan oleh para siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,
pelaksanaan kegiatan membaca pada siklus II ini lebih baik daripada pelaksanaan
86
kegiatan membaca pada siklus I. Para siswa kelihatan lebih serius dalam
baik.
yang masih tampak menggerakkan bibir pada saat membaca. Siswa yang masih
termasuk kategori rendah. Siswa yang masih menggerakkan kepala ada 2 orang
atau 5,13%. Kedua siswa ini merasa sulit menghilangkan kebiasaan buruk ini
karena sudah merupakan kebiasaan mereka setiap kali mereka membaca. Sikap
duduk yang dilakukan oleh siswa pada saat membaca sudah benar, yaitu dengan
meletakkan teks di atas meja atau di depan siswa, duduk dengan tegak, dan jarak
dijelaskan. Mereka berusaha membaca dengan benar. Para siswa tidak lagi adu
tentang isi bacaan. Sehingga ada 31 siswa yang mempunyai kecepatan efektif
yang tergolong cepat. Siswa tersebut tampak membaca dengan sangat serius dan
teliti, serta hati-hati. Penjelasan yang diberikan kepada siswa menyadarkan para
siswa, bahwa dalam membaca yang penting bukan hanya cepat, tetapi juga harus
dalam kategori baik. Siswa selalu bekerja sama dengan teman sebangkunya untuk
87
pasif. Siswa selalu bertanya dengan guru tentang hal yang tidak diketahuinya.
Siswa juga kritis menyikapi hal yang ada atau kekritisan siswa mencapai 80,34%.
Sharing dengan teman pun dilakukan oleh siswa bahkan mencapai 98,58%. Sikap
siswa terhadap bacaan yang disediakan, 93,16% siswa merasa tidak kesulitan
dalam membaca bacaan yang disediakan. Ada siswa yang merasa sulit dengan
merasa senang dengan pembelajaran yang digunakan. Siswa merasa dihargai hasil
oleh diri sendiri. Mereka juga merasa senang karena mendapatkan pengetahun
yang baru. Siswa merasa tidak bosan dengan diadakan latihan membaca cepat
perpustakaan sekolah. Melalui lembar bantu yang berisi daftar peminjaman buku,
Hanya intensitas yang dilakukan oleh setiap siswa berbeda. Siswa yang
meminjam dan membaca buku sebanyak 1 kali, ada 4 orang siswa atau 10,26%.
Siswa yang meminjam dan membaca buku sebanyak 2 kali, ada 11 orang siswa
atau 28,21%. Siswa yang meminjam 3 kali, ada 14 orang siswa atau 35,89%, yang
88
meminjam 4 kali sebanyak 4 siswa atau 10,26%, yang meminjam 5 kali, ada 7
siswa atau 17,95%, sedangkan yang lebih dari 5 kali ada 6 siswa atau 15,38%.
4.1.3.2.2 Wawancara
Pada siklus II ini, wawancara dilakukan pada enam orang siswa, yaitu
dua orang siswa yang memiliki kategori KEM rendah, dua orang siswa yang
berkategori sedang, dan dua orang siswa yang berkategori tinggi. Wawancara
assessment.
tertarik pada pengukuran KEM ini. Mereka ingin pengukuran ini dilakukan terus
membacanya. Tetapi ada satu siswa yang hanya senyum-senyum ketika diberi
rasa senangnya mengikuti pembelajaran model ini. Katanya, “Saya juga suka
membaca.
89
diberikan. Soal-soal tentang isi bacaan yang harus dijawab juga tidak sulit. Hal ini
membuat para siswa ingin mengulangi membaca lagi, karena cerita yang
diberikan kepada siswa adalah bacaan yang menarik, dan sesuai dengan
kehidupan yang dialami siswa sehari-hari yaitu cerita tentang kemanusiaan, dan
tidak terlalu panjang. Menurut mereka cerita yang terlalu panjang akan
isinya.
bertambah. Kunjungan tersebut masih seperti biasa, yaitu dilakukan pada saat
setelah siswa membaca, meskipun ada dua orang yang tidak dapat menjawab
dengan pengukuran kecepatan efektif membaca ini. Tetapi ada siswa yang merasa
bosan karena setiap hari disuruh membaca walaupun hanya sebentar. Mereka
merasa bahwa membaca itu sebagai beban, dan merupakan hal yang sangat sulit
untuk dilakukan. Ia lebih suka kegiatan yang banyak bergerak. Memng dia anak
yang tidak bisa diam. Tangan dan kakinya sama lincahnya. Ia kelihatan tertekan
bila ada kegiatan membaca, karena ia memang tidak suka membaca maka
sebagian besar siswa kelas VIIIA, karena sebelum penelitian ini dilakukan mereka
Pengukuran yang dilakukan pada siklus II ini sudah tidak membuat mereka grogi.
Mereka merasa lebih tenang dalam melakukan kegiatan membaca. Mereka merasa
sudah terbiasa. Meskipun begitu, masih ada beberapa siswa yang mengaku masih
deg-degan, masih merasa cemas. Tetapi kecemasannya sudah tidak seperti ketika
siswa meminta tanda tangan orang tua. Ada semangat atau minat untuk sering
mereka juga ingin mempunyai kecepatan efektif membaca yang tinggi, oleh
4.2 Pembahasan
dengan megacu pada pengukuran kecepatan efektif membaca dengan latihan yang
terus menerus dapat diketahui bahwa ada peningkatan kecepatan efektif membaca
pengukuran yang dilakukan pada siklus I dan siklus ke II. Setelah siswa mengikuti
membaca dengan latihan yang terus menerus ternyata kecepatan efektif membaca
meningkat tajam. Kecepatan efektif membaca siswa pada siklus pertama sudah
siswa hanya 89,54 kpm, sehingga termasuk kategori sangat lambat. Pada
pengukuran kecepatan efektif membaca siklus yang pertama, para siswa dapat
membaca siswa mengalami kenaikan sebesar 78,38 kpm pada siklus pertama.
membaca siswa kelas VIIIA pada kondisi awal rata-rata 148,03 kpm, termasuk
dalam kategori sangat lambat. Pada siklus pertama, rata-rata kecepatan membaca
92
pemahaman isi bacaan pada kondisi awal rata-rata 58,97% termasuk kategori
sedang. Pada siklus pertama rata-rata pemahaman isi bacaan siswa mencapai
yang dimiliki siswa pada siklus yang pertama ini mengalami peningkatan.
intelegensi, minat dan motivasi. Sebenarnya para siswa kelas VIIIA adalah anak-
anak yang berintelegensi cukup tinggi. Ini bisa dilihat dari tes intelegensi yang
pernah dilakukan oleh siswa dan hasil nilai mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia yang diperoleh oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Dengan adanya pengukuran kecepatan efektif membaca ini, tumbuh motivasi para
Rasa ingin tahu yang dimiliki oleh para siswa terhadap kecepatan efektif
membaca siswa kelas VIIIA adalah pelatihan membaca cepat atau membaca
efektif yang dilakukan secara kontinyu, penjelasan tentang manfaat membaca dan
cara membaca yang benar. Latihan membaca yang benar dilakukan kepada para
siswa setiap hari dalam waktu kurang lebih 15 menit sebelum pelajaran dimulai,
sehingga siswa tidak bosan. Teks bacaan diambil dari buku-buku pengetahuan
yang menarik untuk dibaca dan sesuai dengan konteks siswa. Bacaan yang
93
disajikan adalah bacaan yang dekat dengan kehidupan siswa sehingga siswa tidak
merasa asing. Hasil karya yang dihargai juga merupakan faktor yang
kecepatan membaca dan dapat mengukur kecepatan membaca kapan pun mereka
mau.
cara membaca yang baik para siswa mulai mengurangi kebiasaan buruk membaca
yang sering dilakukannya pada saat membaca. Siswa yang menggerakkan bibir
pada saat membaca sudah mulai berkurang, apabila dibandingkan dengan kondisi
awal. Peringatan selalu diberikan kepada para siswa yang masih melakukan
mulai tahu bahwa membaca cepat itu perlu, karena mereka harus menguasai
berbagai macam buku pelajaran. Oleh karena itu, mereka berlatih membaca cepat
dengan sungguh-sungguh. Meskipun masih merupakan hal yang baru, tetapi para
dalam mengikuti proses pembelajaran. Mereka juga merasa dihargai dengan hasil
karyanya sendiri.
efektif membaca siswa kelas VIII A mencapai 208,92 kpm. Hasil ini termasuk
94
kategori tinggi atau cepat. Jika dibandingkan dengan siklus I yang mencapai rata-
rata-rata 167,92 kpm, berarti ada peningkatan sebesar 41 kpm atau kenaikan
sebesar 24,42%. Apabila dibandingkan dengan kondisi awal yang hanya mencapai
rata-rata 89,54 kpm, maka pada siklus II ini mengalami peningkatan sebesar
siklus II dapat dirinci sebagai berikut. Kecepatan membaca pada siklus I rata-rata
mencapai 222,92 kpm, termasuk kategori sedang, dan pada siklus II mencapai
ini terjadi karena para siswa sudah dapat mengatasi kelemahan-kelemahan siswa
dalam siswa dalam membaca, terutama karena mereka sudah dapat mengurangi
kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam membaca. Pada siklus II ini siswa sudah
semakin terbiasa untuk membaca cepat karena mereka sudah sering latihan
membaca cepat sehingga mereka lebih cepat daripada pada kondisi awal maupun
pada siklus I.
Dalam hal pemahaman isi bacaan, pada siklus I para siswa mencapai
sebesar 8,97(12,27%). Hal ini disebabkan karena bacaan yang diberikan kepada
siswa tidak terlalu sulit. Pada siklus II ini aspek pemahaman siswa terhadap isi
dan tingkat kecepatan efektif membaca siswa kelas VIII A dapat dilihat dalam
I al-II
PIB 58,97 73,08 82,05 14,11 23,93 8,97 12,27 23,08 28,13
Keterangan:
KM : Kecepatan Membaca
kontinyu para siswa bersikap enggan bila ditugasi membaca. Sekarang minat
ada dua siswa yang masih enggan membaca karena belum tumbuh motivasi
Kebiasaan yang salah yang sering mereka lakukan oleh para siswa
kelas VIIIA pada saat membaca juga sudah semakin berkurang. Para siswa mulai
memperhatikan sikap yang benar pada saat membaca. Mereka tidak lagi membaca
matanya. Para siswa mulai bisa membaca dengan baik, meskipun masih ada
beberapa siswa yang masih melakukan kebiasaan yang salah. Dengan latihan terus
Kebiasaan yang salah dalam membaca dari pra siklus ke siklus I, dan
siklus ke II sedikit demi sedikit hilang. Jarak mata kurang dari 30 cm pada saat
pra siklus ada 20,5%. Pada siklus I ada 64,1%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
kenaikan dari pra siklus ke siklus I sebesar 43,6%. Sikap badan tegak pada saat
pra siklus ada 20,5%. Pada siklus I ada 64,1%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
kenaikan dari pra siklus ke siklus I sebesar 43,6%. Semua siswa sudah membaca
bacaan di depan. Membaca dengan vokalisasi pada pra siklus ada 33,3%. Pada
siklus I ada 23,1. Hal ini menunjukkan bahwa ada penurunan dari pra siklus ke
siklus I sebesar 10,2%. Membaca dengan subvokalisasi dari pra siklus ada 66,6%.
Pada siklus I ada 74,4%. Hal ini dapat dikatakan ada penurunan sebesar 7,7%.
Membaca dengan gerakan bibir pada pra siklus ada 38,5. Pada siklus I ada
sebesar 23,1. Ada penurunan sebesar 15,4%. Membaca dengan gerakan kepala
mulai tertarik dengan bacaan yang fiksi atau bacaan yang ilmiah. Mereka mulai
terbiasa dengan bacaan yang pengetahuan dengan cara membaca cepat. Bacaan
yang dekat dengan dunia siswa sangat membantu mereka memahami isi bacaan
98
sehingga mereka mampu menangkap isi bacaan dengan cepat dan tepat. Dengan
demikian, akan membuat mereka semakin tertarik pada bacaan lain. Siswa juga
perubahan tingkah laku membaca yang positif pada siswa kelas VIIIA MTs
berkurangnya kebiasaan yang buruk dalam membaca dan rasa senang ketika siswa
dapat mengubah perilaku siswa kelas VIIIA dalam kegiatan membaca cepat.
6. Sikap siswa
terhadap teknik 89 76,07 113 96,58 24 26,97
pembelajaran.
7. Pembelajaran
menyenangkan, 101 86,32 113 96,58 12 11,88
tidak
membosankan
99
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
peningkatan. Pada kondisi awal tidak ada siswa yang mempunyai kemampuan
membaca dengan kecepatan tinggi (> 250 kpm), pada siklus I berubah menjadi
ada sebanyak 2 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa. Yang
sebanyak 1 siswa, pada siklus I menjadi 34 siswa dan pada siklus II ada 19
siswa. Yang berkecepatan lambat atau rendah (150-199 kpm) sebanyak 8 siswa
pada siklus I berkurang menjadi 3 siswa dan pada siklus II sudah tidak ada.
perilaku siswa dapat dilihat secara jelas saat proses pembelajaran. Berdasarkan
data observasi pada siklus I kegiatan pembelajaran ada beberapa siswa yang
melakukan kegiatan membaca dengan baik. Siswa selalu bekerja sama dengan
Dalam mengikuti pelajaran siswa aktif, tidak pasif. Siswa selalu bertanya
dengan guru tentang hal yang tidak diketahuinya. Dengan demikian, dapat
5.2 Saran
1. Para guru Bahasa dan Sastra Indonesia berperan aktif sebagai inovator
siswa.
101
dapat dijadikan alternatif pilihan bagi guru bidang studi lain dalam
membaca cepat.
102
DAFTAR PUSTAKA
Alimah, Siti.1999. Tingkat KEM Wacana Berbahasa Jawa SLTP (studi kasus di
SLTP N 3 Subah Kabupaten Batang).Skripsi. Semarang: Jurusan Sastra
Indonesia.
-------------- 2004c. Pedoman Penilaian Afektif. Jakarta: Dirjen Pend. Dasar dan
Menengah.
Puskur. 2002. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Dirjen Pend. Dasar dan
Menengah.
Sihabudin.1998. Perbedaan KEM Kelas 3 SMP dari Teks Buku Pelajaran Bahasa
Jawa Terbitan Aneka Ilmu yang sesuai dengan yang tidak sesuai Tingkat
Keterbacaannya. Skripsi.Semarang:Jurusan Sastra Indonesia.
Sumarsono, S.1998. Perbedaan KEM Kelas 1 SLTP dari Teks Bahasa Indonesia
yang sesuai dengan Tingkat Keterbacaannya. Skripsi.Semarang:Jurusan
Sastra Indonesia.
Yatmin. 1998. Perbedaan KEM Siswa SLTP Kelas 1 Berdasarkan Teks Bacaan
Buku Piwulang Basa jawa Jilid 1 Terbitan Yayasan Studi Bahasa Jawa
Khantil Semarang yang sesuai Tingkat Keterbacaannya dengan yang tidak
sesuai Tingkat Keterbacaannya. Skripsi. Semarang: Jurusan Sastra
Indonesia.
105
106
SARI
Subjek dalam penelitian ini adalah kecepatan membaca cepat siswa kelas
VIIIA MTs Miftahul Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes tahun pelajaran
2004/2005. Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca cepat dan
pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan dua siklus
yang dilaksanakan pada siswa kelas VIIIA MTs Miftahul Ulum Rengaspendawa
Kabupaten Brebes. Tiap-tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Pengambilan data digunakan dengan tes dan nontes. Alat
pengambilan data yang digunakan berupa pedoman observasi, wawancara, dan
jurnal. Analisis data yang digunakan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Setelah dilakukan penelitian dalam dua siklus, dihasilkan simpulan bahwa
pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment dapat meningkatkan
kecepatan membaca siswa. Pada kondisi awal rata-rata kecepatan membaca siswa
kelas VIIIA hanya 144,8 kpm. Pada akhir siklus pertama meningkat menjadi
227,82 kpm. Hal ini menunjukkan kenaikan 83,02 kpm (57,33%). Pada akhir
suklus II rata-rata kecepatn membaca siswa 251,59 kpm ada kenaikan sebesar
23,77 kpm (10,43%). Perubahan tingkah laku dalam penelitian ini adalah para
siswa tampak lebih semangat, merasa senang, aktif mengikuti pembelajaran, dan
berusaha meminimalisir kebiasaan yang salah dalam membaca, serta siswa merasa
dihargai.
Hasil penelitian tersebut saran yang dapat direkomendasikan antara lain: (1)
guru Bahasa dan Sastra Indonesia seyogyanya berperan aktif sebagai inovator
untuk memilih teknik pembelajaran yang paling tepat sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan menjadi pengalaman yang bermakna bagi siswa; (2) guru Bahasa
dan Sastra Indonesia dapat menggunakan pendekatan kontekstual elemen
authentic assessment dalam membelajarkan kemampuan membaca cepat; (3)
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual elemen authentic assessment dapat
dijadikan alternatif pilihan bagi guru bidang studi lain dalam membelajarkan
bidang garapannya; (4) para praktisi atau peneliti di bidang pendidikan dan bahasa
dapat melakukan penelitian serupa dengan teknik pembelajaran yang berbeda
sehingga didapatkan berbagai alternatif teknik pembelajaran membaca cepat.
108
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia
Ujian Skripsi.
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
Elly Fatmawati
110
PRAKATA
Penulis
112
SIKLUS PERTAMA
harinya?
yang lain?
SIKLUS KEDUA
SIKLUS PERTAMA
Jawaban
1. Siswa memanfaatkan buku perpustakaan pada saat ada jam kosong atau
pulang.
5. Agar para guru mau memberi tugas kepada siswanya untuk memanfaatkan
buku-buku di perpustakaan.
115
SIKLUS KEDUA
Jawaban
1. Siswa memanfaatkan buku perpustakaan pada saat ada jam kosong atau
harinya.
ditempat. Namun siswa yang mau meminjam buku untuk dibawa pulang
semakin bertambah.
4. Kelas VIIIA cukup banyak dibandingkan dengan kelas yang lain, karena
yang lalu. Hal ini kemungkinan besar karema ada dorongan/perintah dari
guru atau bahkan ada tugas dari guru sehingga semakin meningkat.
116
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
peningkatan. Pada kondisi awal tidak ada siswa yang mempunyai kemampuan
membaca dengan kecepatan tinggi (> 250 kpm), pada siklus I berubah menjadi
ada sebanyak 2 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa. Yang
sebanyak 1 siswa, pada siklus I menjadi 34 siswa dan pada siklus II ada 19
siswa. Yang berkecepatan lambat atau rendah (150-199 kpm) sebanyak 8 siswa
pada siklus I berkurang menjadi 3 siswa dan pada siklus II sudah tidak ada.
perilaku siswa dapat dilihat secara jelas saat proses pembelajaran. Berdasarkan
101
data observasi pada siklus I kegiatan pembelajaran ada beberapa siswa yang
melakukan kegiatan membaca dengan baik. Siswa selalu bekerja sama dengan
Dalam mengikuti pelajaran siswa aktif, tidak pasif. Siswa selalu bertanya
dengan guru tentang hal yang tidak diketahuinya. Dengan demikian, dapat
5.2 Saran
1. Para guru Bahasa dan Sastra Indonesia berperan aktif sebagai inovator
siswa.
dapat dijadikan alternatif pilihan bagi guru bidang studi lain dalam
membaca cepat.
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA
membaca?
9. Apa yang kamu peroleh dari kegiatan belajar pada hari ini?
115 116 117 118 119 120 121 122 123 124
125 126 127 128 129 130 131 132 133 134
135 136 137 138 139 140 141 142 143 144
145 146 147 148 149 150 151 152 153 154
155 156 157 158 159 160 161 162 163 164
165 166 167 168 169 170 171 172 173 174
175 178 179 180 181 182 183 184 185 186
187 188 189 190 191 192 193 194 195 196
197 198 199 200 201 202 203 204 205 2060
207 208 209 210 211 212 213 214 215 216
217 218 219 220 221 222 223 224 225 226
A. Standar Kompetensi
Mampu memahami ragam teks/bacaan dengan berbagai cara membaca:
membacakan teks untuk orang lain, membaca teks secara intensif, membaca
cepat, dan membaca memindai teks khusus.
B. Kompetensi Dasar
Membaca cepat 250 kata per menit
C. Indikator
• Mampu mengukur kecepatan membaca untuk diri sendiri dan teman.
• Mampu meningkatkan kecepatan membaca dengan:
(1) Metode gerak mata memperluas jangkauan mata, mengurangi regresi
(mengulang).
• Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75 %.
D. Materi Pokok
Teks ± 250, 500, atau 750 kata
Kecepatan membaca:
- mengukur kecepatan membaca
- latihan jangkauan mata I,II,III,IV
- latihan persepsi I,II,III,IV
- menjawab pertanyaan
E. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Teknik Waktu
1. Pendahuluan 5’
a. Guru memberikan ilustrasi, betapa Pemberian
kebutuhan membaca cepat semakin tinggi. ilustrasi
Setiap orang dituntut menjadi pembaca
yang baik.
b.Membaca cepat diperlukan ketika kita
ingin memperoleh gambaran isi bacaan
dengan cepat.
c. Guru bertanya kepada siswa tentang hal- Tanya jawab
hal yang menghambat kecepatan
membaca: membaca kata demi kata,
menyuarakan, dan regresi (mengulang)
d.Guru memberikan prosedur pembelajaran Ceramah
pada hari itu.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Ceramah
pada hari ini yaitu: (1) siswa dapat
mengukur kecepatan membaca untuk diri
sendiri dan teman, (2) siswa mampu
meningkatkan kecepatan membaca dengan
melakukan latihan jangkauan mata dan
persepsi,(3) siswa dapat menjawab
pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%
2. Kegiatan Inti 70’
a. Pengukuran awal kecepatan membaca
siswa. Guru membagikan teks untuk Latihan
mengukur kecepatan membaca. Dalam mengukur
teks tersebut telah tercantumkan prosedur kecepatan
pengukuran kecepatan membaca, jumlah membaca
kata dalam teks, daftar kecepatan
membaca, dan soal-soal tes pemahaman.
Guru memberikan kartu data kepada setiap
siswa.
b.Dengan aba-aba bersama, siswa yang
membaca dengan kecepatan yang
menurutnya memadai, mengukur hasilnya,
dan menjawab soal pemahaman.
c. Guru meminta siswa untuk mencatat Authentic
kecepatan membacanya pada kartu data. assessment
d.Guru meminta siswa untuk berpasang- Latihan
pasangan. Guru meminta siswa untuk jangkauan
latihan jangkauan mata I,II,III,IV. Guru mata dengan
membagikan bahan latihan kepada siswa, learning
dan dengan aba-aba bersama siswa community
melakukan latihan tersebut.
e. Guru bersama siswa mengulas latihan Latihan
jangkauan mata tersebut, kemudian guru persepsi
meminta siswa untuk melanjutkan dengan
kegiatan belajar dengan latihan persepsi learning
I,II,III,IV. Guru membagikan bahan community
latihan persepsi kepada siswa dan dengan
aba-aba bersama siswa memulai latihan
persepsi tersebut.
f. Pengukuran kecepatan membaca siswa Pengukuran
kedua. Guru membagikan teks untuk kecepatan
mengukur kecapatan membaca. Dalam membaca
teks tersebut telah tercantumkan prosedur setelah latihan
pengukuran kecepatan membaca, jumlah jangkauan
kata dalam teks, daftar kecepatan mata dan
membaca, dan soal-soal tes pemahaman. fiksasi
g.Guru meminta siswa untuk merefleksi Refleksi
kebiasaan
kebiasaan siswa dalam membaca dengan
membaca
mengisi daftar pertanyaan yang disediakan
oleh guru.
h.Siswa diminta menuliskan kecepatan
Authentic
membacanya pada kartu data masing-
assessment
masing dan
mengumpulkan/menginventaris latihan
jangkauan mata dan fiksasi
3. Penutup
a. Siswa membuat catatan-catatan tentang 5’
Refleksi
hasil yang diperolehnya dalam berlatih
membaca cepat.
b.Siswa mengisi jurnal siswa. Pengisian
Jurnal
c. Guru meminta siswa di rumah untuk
latihan meningkatkan kecepatan
Pekerjaan
membacanya seperti yang dilakukan
rumah (PR)
disekolah dengan membaca buku yang
sesuai dengan kegemarannya/kesukaannya
yang dipinjam dari perpustakaan.
Jumlah
Skala Penilaian:
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
2. Penilaian Hasil
Kecepatan membaca dan pemahaman bacaan yang dicapai siswa di akhir
pertemuan.
-Kecepatan membaca yang dicapai:
Lebih dari 250 kpm : cepat (target yang diinginkan)
200-249 kpm : sedang
150-199 kpm : rendah
< 150 kpm : sangat rendah
- Tingkat Pemahaman
Menyetujui
Guru Mata Pelajaran, Guru Pratikan,
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
M. Nadiri, B.A
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS I
PERTEMUAN 2
A. Standar Kompetensi
Mampu memahami ragam teks/bacaan dengan berbagai cara membaca:
membacakan teks untuk orang lain, membaca teks secara intensif, membaca
cepat, dan membaca memindai teks khusus.
B. Kompetensi Dasar
Membaca cepat 250 kata per menit
C. Indikator
• Mampu meningkatkan kecepatan membaca dengan:
(1) Metode gerak mata memperluas jangkauan mata, mengurangi regresi
(mengulang).
(2) Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara.
(3) Meningkatkan konsentrasi.
• Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75 %.
D. Materi Pokok
Teks ± 250, 500, atau 750 kata
Kecepatan membaca:
- mengukur kecepatan membaca
- latihan fiksasi
- menjawab pertanyaan
E. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Teknik Waktu
1. Pendahuluan 5’
a. Guru mengecek kartu data masing-masing Pengecekan
siswa, kumpulan hasil latihan-latihan
pada pertemuan sebelumnya, dan tugas
rumah.
b.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Ceramah
pada hari ini yaitu: (1) latihan
meningkatkan kecepatan membaca
dengan memperbaiki gerak mata,
sehingga kecepatan kecepatan membaca
dapat ditingkatkan menjadi 250 kpm.
2. Kegiatan inti 70’
a. Guru meminta siswa untuk berpasangan Pengukuran
mengukur kecepatan membacanya. Satu kecepatan
siswa membaca, temannya menghitung membaca
kecepatan teman yang sedang membaca.
Kemudian mengerjakan soal pemahanan.
b.Guru mengulas hasil pengukuran.
c. Guru meminta siswa untuk berpasang- Latihan fiksasi
pasangan melakukan latihan fiksasi. dengan learning
latihan fiksasi I, dilanjutkan dengan community
fiksasi II, III, IV. Guru membagi bahan
latihan dan memberi aba-aba dimulainya
latihan.
d.Guru mengulas kegiatan latihan yang Ceramah
telah dilakukan siswa dan meminta siswa
untuk mengumpulkan latihan tersebut.
e. Guru mengadakan perlombaan membaca Perlombaan
cepat. Guru membagikan teks kepada membaca cepat
siswa. Guru menyediakan kartu data
dalam bentuk kertas karton. Bagi siswa
yang sudah selesai membaca langsung
mengisi kertas karton tersebut yang ada di
depan kelas.
f. Guru meminta siswa untuk menjawab Mengerjakan soal
soal pemahaman yang telah disediakan. pemahaman
g.Siswa bersama guru membahas soal
pertanyaan tersebut (siswa mencocokkan
jawaban).
h.Guru meminta siswa untuk merekap Authentic
kecepatan membacanya pada kartu data assessment
masing-masing.
i. Guru mengumumkan hasil perlombaan
tersebut.
3. Penutup
a. Siswa mengisi jurnal siswa. Pengisian jurnal
b.Guru memberikan reward kepada siswa Pemberian 5’
yang kecepatannya dan pemahamannya reward
tinggi.
c. Guru memberikan tugas kepada siswa. Pemberian PR
F. Sarana dan Sumber Pembelajaran
Sarana
• Teks untuk mengukur kecepatan membaca dan pemahamannya, yang telah
didesain lengkap: jumlah kata keseluruhan, daftar kecepatan membaca,
dan soal pengukuran pemahaman bacaan.
• Jam tangan/ stop wacth
• Kertas karton
Sumber Pembelajaran
• Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Soedarso, 2002.
• Membaca Cepat, Depdiknas. 2004.
G. Penilaian
1.Penilaian proses dilaksanakan selama proses pembelajaran
Kategori
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Kerja sama dengan teman
2. Keaktifan siswa
3. Sharing dengan teman
4. Kekritisan siswa
5. Sikap siswa terhadap bahan bacaan yang disajikan
6. Sikap siswa terhadap teknik pembelajaran
7. Pembelajaran menyenangkan, tidak membosankan
Jumlah
Skala Penilaian:
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
2. Penilaian Hasil
Kecepatan membaca dan pemahaman bacaan yang dicapai siswa di akhir
pertemuan.
-Kecepatan membaca yang dicapai:
Lebih dari 250 kpm : cepat (target yang diinginkan)
200-249 kpm : sedang
150-199 kpm : rendah
< 150 kpm : sangat rendah
- Tingkat Pemahaman
Menyetujui
Guru Mata Pelajaran, Guru Pratikan,
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
M. Nadiri, B.A
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II
Pertemuan 1
A. Standar Kompetensi
Mampu memahami ragam teks/bacaan dengan berbagai cara membaca:
membacakan teks untuk orang lain, membaca teks secara intensif, membaca
cepat, dan membaca memindai teks khusus.
B. Kompetensi Dasar
Membaca cepat 250 kata per menit
C. Indikator
• Mampu meningkatkan kecepatan membaca dengan
(1) metode gerak mata memperluas jangkauan mata, mengurangi regresi
(mengulang)
(2) meningkatkan konsentrasi
• Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75 %.
D. Materi Pokok
Teks ± 250, 500, atau 750 kata
Kecepatan membaca
Gerakan otot mata dan latihannya:
- Latihan I : Gerakan ke bawah
- Latihan II : Gerakan menyamping
- Latihan III : Pengurangan Bidang Baca.
- Latihan IV : Membaca kolom
- Latihan V : Gerakan pola S
E. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Teknik Waktu
1. Pendahuluan 5’
a. Guru mengulas kembali tentang hasil Ceramah
kecepatan membaca yang telah lalu yang
diadakan pada setiap pertemuan di siklus 1.
b.Guru mengecek kartu data masing-masing Pengecekan
siswa dan tugas rumah. kartu data
c. Guru memberikan penjelasan mengenai Ceramah
manfaat membaca cepat, teknik membaca
cepat yang benar, memberi saran dan
pengarahan tentang latihan membaca cepat.
d.Guru memberikan motivasi kepada siswa
2. agar siswa tidak jenuh/aktif mengikuti
pelajaran. 70’
Kegiatan Inti Pengukuran
Jumlah
Skala Penilaian:
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
2. Penilaian Hasil
Kecepatan membaca dan pemahaman bacaan yang dicapai siswa di akhir
pertemuan.
-Kecepatan membaca yang dicapai:
Lebih dari 250 kpm : cepat (target yang diinginkan)
200-249 kpm : sedang
150-199 kpm : rendah
< 150 kpm : sangat rendah
- Tingkat Pemahaman
Menyetujui
Guru Mata Pelajaran, Guru Pratikan,
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
M. Nadiri, B.A
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II
Pertemuan 2
A. Standar Kompetensi
Mampu memahami ragam teks/bacaan dengan berbagai cara membaca:
membacakan teks untuk orang lain, membaca teks secara intensif, membaca
cepat, dan membaca memindai teks khusus.
B. Kompetensi Dasar
Membaca cepat 250 kata per menit
C. Indikator
• Mampu meningkatkan kecepatan membaca dengan
(1) metode gerak mata memperluas jangkauan mata, mengurangi regresi
(mengulang)
(2) meningkatkan konsentrasi
• Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75 %.
D. Materi Pokok
Teks ± 250, 500, atau 750 kata
Kecepatan membaca
- mengukur kecepatan membaca
- menjawab pertanyaan
E. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Teknik Waktu
1. Pendahuluan 5’
a. Guru mengingatkan kembali materi yang Ilustrasi
lalu dan menjelaskan hasil kemajuan
kecepatan membaca siswa.
b. Guru mengecek kartu data dan kumpulan Pengecekan
hasil kerja siswa, serta tugas rumah.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Ceramah
saat itu, yaitu siswa dapat meningkatkan
kecepatan membaca, melatih konsentrasi
sehingga kecepatan membaca dapat
mencapai target 250 kata per menit
2. Kegiatan Inti 70’
a. Guru meminta siswa mengukur kecepatan Pengukuran
membaca. Kemudian mengukur kecepatan membaca
dengan
pemahaman dengan menjawab soal
pemahaman.
b.Guru membahas pengukuran kecepatan
membaca siswa.
c. Guru melatihkan teknik membaca cepat
Latihan
yaitu dengan melatih meningkatkan
konsentrasi
konsentrasi dalam membaca.
d.Guru membagikan bahan latihan
konsentrasi dan memberikan aba-aba.
e. Siswa melatih konsentrasi dalam membaca
f. Guru membagikan teks bacaan untuk
Pengukuran
mengetahui kecepatan membaca siswa.
kecepatan
Apakah siswa membaca dengan penuh
membaca setelah
konsentrasi dan apakah kecepatan
membaca siswa meningkat setelah latihan latihan
meningkatkan konsentrasi konsentrasi
g.Siswa menjawab pertanyaan.
h.Siswa mencatat hasil kecepatan authentic
membacanya pada kartu data. assessment
i. Guru meminta siswa untuk Mengistirahatkan
mengistirahatkan mata sesuai dengan mata
instruksi guru
j. Guru meminta siswa untuk memberi authentic
tanggapan hasil kerja temannya, yaitu baik assessment
mengenai kecepatan membacanya maupun
hal-hal lain yang telah dikerjakan
temannya.
3. Penutup 5’
a. Siswa mengisi jurnal siswa. Pengisian jurnal
b.Guru menyimpulkan proses belajar yang
telah berlangsung.
Jumlah
Skala Penilaian:
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
2. Penilaian Hasil
Kecepatan membaca dan pemahaman bacaan yang dicapai siswa di akhir
pertemuan.
-Kecepatan membaca yang dicapai:
250- Lebih dari 250 kpm : cepat (target yang diinginkan)
200-249 kpm : sedang
150-199 kpm : rendah
< 150 kpm : sangat rendah
- Tingkat Pemahaman
Menyetujui
Guru Mata Pelajaran, Guru Pratikan,
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
M. Nadiri, B.A
MENGISTIRAHATKAN MATA
Instruksi
a. Letakkan kedua sikut Anda di atas meja. Bentuklah kedua telapak tangan Anda
seolah-olah menjadi dua mangkuk tempat mengistirahatkan mata Anda. Kata
“istirahat…..” di sini mempunyai pengertian yang amat penting. Jangan
menggunakan tekanan pada bola mata, karena hal ini akan menyebabkan latihan
tersebut tidak berguna. Anda harus nyaman.
b.Tutuplah mata Anda dan coba bayangkan sebuah gambar. Bayangkanlah diri
Anda sedang berdiri pada suatu kebun jagung yang kuning keemasan. Saat itu
adalah musim panas yang cerah. Tengoklah ke sekeliling Anda. Lihatlah ke kiri.
Di sana nampak pohon cemara yang menjulang tinggi ke angkasa. Lihatlah hal
itu mulai dari batang bawahnya menuju ke atas, lihatlah hal itu mulai dari
batang bawahnya menuju atas, lihatlah daun-daun menghijau berlatar warna
langit yang biru. Di atas langit, di bagian kanan tampak satu pesawat terbang
yang sedang melayang dari kiri ke kanan. Sekarang lihatlah bagian kaki Anda,
di sana tampak gerombolan bunga-bunga liar, yang berwarna merah terang dan
di kejauhan, di bagian sebelah kanan nampak ujung menara gereja yang
mencuat di kejauhan. Ingatlah bahwa kesemuanya ini harus dilakukan tanpa
menambah tekanan bagi mata Anda itu.
c. Pada saat Anda melepaskan kedua telapak tangan dan membuka mata, maka
keadaan di sekeliling Anda akan tampak menjadi lebih cerah dan mata menjadi
segar. Anda dapat merasakannya? Semoga mata Anda menjadi lebih segar.
Nilai Nilai
kurang lebih
30 cm
tegak
depan
dengan
vokalisasi
dengn
subvokalisasi
dengan
gerakan bibir
dengan
gerakan
kepala
dengan
menunjuk
baris dengan
jari/pena
dengan
konsentrasi
yang tidak
sempurna
kepala