You are on page 1of 5

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia….

Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di


http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingginya Angka Kematian Bayi dan rendahnya status gizi sebagai dampak

krisis ekonomi yang melanda Bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997,

menunjukkan bahwa peran Air Susu Ibu (ASI) sangat strategi, namun keadaan sosial

budaya yang beranekaragaman menjadi tantangan peningkatan penggunaan ASI yang

perlu diantisipasi (Depkes, 1994). di negara Asean, Indonesia merupakan negara

dengan kematian bayi tertinggi yaitu sekitar 56/10.000 persalinan hidup atau

sejumlah 280.000 orang terjadi setiap 18-20 menit sekali (Manuaba, 1998).

Pada umumnya lebih dari separuh yaitu 31,9% - 54,3% dari bayi baru lahir

masih dipuasakan (belum mulai diberi ASI) sampai bayi berumur 12 jam, bahkan

pada 50,9% golongan ibu-ibu berpenghasilan tinggi, masih memuasakan bayinya

sampai 24 jam/lebih (Suradi, 1999) dan hasil survey demografi kesehatan Indonesia

(SDKI, 1997) menunjukkan bahwa hampir semua bayi (96,5%) di Indonesia pernah

mendapatkan ASI dan sebanyak 8% bayi baru lahir mendapat kolostrum dalam 1 jam

setelah lahir dan 53% bayi mendapat kolostrum pada hari pertama

(Setyawati dan Budiarso, 1999).

1
2

Komposisi ASI ini sedemikian rupa, sehingga memenuhi kebutuhan bayi

(protein, karbohidrat, lemak, vitamin / mineral dan air) untuk masa 4-6 bulan.

Sesudah masa tersebut diperlukan tambahan, oleh karena kebutuhan yang meningkat

dan tidak dapat lagi dipenuhi seluruhnya oleh ASI. Hanya sebagian kecil dari ibu-ibu

yang tidak dapat menghasilkan ASI dan ini hanya meliputi 5% jumlahnya. Jadi

sebagian besar ibu-ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup, hanya sayang sekali

banyak ibu-ibu yang kurang memanfaatkan dan bahkan menggantikannya dengan

formula buatan. Ini merupakan kesalahan besar yang telah dilakukan oleh ibu-ibu,

petugas kesehatan maupun oleh penghasil formula buatan dan merupakan tugas kita

semua untuk membetulkannya ( Soedibyo, 1992).

Pemberian ASI mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa terhadap

hubungan batin ibu dan anak, juga perkembangan jiwa si anak. Yang tidak kalah

menarik, pemberian ASI dinyatakan lebih menguntungkan secara ekonomis

dibanding pemberian susu formula tidak heran bila pemerintah Indonesia kerap

mencanangkan program-program yang bertujuan untuk mendukung keberhasilan

pemberian ASI (Wahab 2002).

Penggunaan ASI belum seperti yang kita harapkan pada pertemuan di

Innocenti, Italia tahun 1990, telah disepakati agar pada tahun 2000, sudah 80% para

ibu yang memberi ASI eklusif selama 4 – 6 bulan. Namun kenyataannya berdasarkan

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997, baru 52% para ibu yang

memberi ASI ekslusif pada bayinya dan 30% sudah mendapat kolostrum dalam 1 jam

setelah lahir (Wahab, 2002).


3

Dari hasil pra survei di BPS Junairah Kalianda Lampung Selatan terdapat 20

ibu post partum pada semua jenis persalinan dengan bayi lahir hidup, 8 orang post

partum memberikan kolostrumnya pada hari pertama setelah melahirkan. 12 orang

ibu post partum membuang kolostrumnya setelah melahirkan, kemudian memberikan

ASI pada bayinya setelah hari ketiga melahirkan.

Berdasarkan data di atas, masih banyak ibu post partum yang belum

mengetahui tentang manfaat kolostrum dan tidak memberikan pada bayinya. Dengan

dasar inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengetahuan Ibu

Post Partum tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di BPS

Junairah Kalianda Lampung Selatan. Mengingat manfaat kolostrum lebih baik

dibandingkan dengan ASI matur, tetapi masih diabaikan keberadaannya..

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah upaya untuk menyatakan secara tersurat

pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya dapat juga dikatakan bahwa

perumusan merupakan pernyataan lengkap dengan terinci mengenai ruang lingkup

masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan

masalah(Arikunto,1998)

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana Pengetahuan Ibu Post

Partum tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi Baru Lahir di BPS Junairah

Kalianda Lampung Selatan?


4

C. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai

berikut :

1. Jenis Penelitian : Deskriptif.

2. Subyek Penelitian : Ibu post partum

3. Obyek Penelitian : Pengetahuan ibu post partum tentang pemberian

kolostrum pada bayi baru lahir di BPS Junairah

Kalianda Lampung Selatan.

4. Lokasi Penelitian : Di BPS Junairah Kalianda Lampung Selatan

5. Waktu Penelitian : Tanggal 8 – 13 Mei 2006.

D. Tujuan Penelitian

E. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum tentang pemberian kolostrum

pada bayi baru lahir di BPS Junairah Kalianda Lampung Selatan.

F. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan ibu post partum tentang

pengertian kolostrum

b. Diketahuinya pengetahuan ibu postpartum tentang zat-zat

apa saja yang terkandung dalam kolostrum.

c. Diketahuinya pengetahuan ibu postpartum tentang manfaat

kolostrum.
5

G. Manfaat Penelitian

6. Bagi Bidan

Sebagai bahan masukan khususnya program KIA dalam upaya peningkatan

Gizi pada bayi baru lahir tentang manfaat kolostrum.

7. Bagi Institusi Program Studi Kebidanan Metro

Sebagai referensi institusi untuk penelitian selanjutnya.

You might also like