You are on page 1of 10

ASPEK KESEHATAN DALAM

PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Oleh : Aria Gusti, SKM, M.Kes
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Sejarah Awal Narkoba

Kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria ditemukan sari bunga Opion atau

kemudian lebih dikenal dengan nama opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini

tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan

laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke daerah India, Cina dan wilayah-wilayah Asia

lainnya.

Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilheim

menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang dikenal dengan nama

Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius). Tahun

1806 waktu pecah perang saudara di Amerika Serikat, Morphin ini dipergunakan untuk

penghilang rasa sakit akibat luka-luka perang.

Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London merebus

cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur).

Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing. Anjing tersebut

memberikan reaksi yaitu: tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Tahun

1898 prabrik obat “Bayer” memproduksi obat tersebut dengan nama Heroin, sebagai

obat resmi penghilang rasa sakit.

Saat ini, heroin tidak lagi dipakai sebagai obat, hanya morphin saja. Kokain

(ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolivia.

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 1


Biasanya digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC. Kemajuan teknologi

memungkinkan candu tersebut dijual dalam bentuk obat-obatan setelah diberi

campuran-campuran khusus dan jenisnyapun bertambah banyak seperti ekstasi dan

putauw.

Pengertian-Pengertian

Berikut dijelaskan pengertian kosa kata yang berhubungan dengan NARKOBA

(Narkotika, Psikotropika dan Bahan/Zat Adiktif lainnya):

a. Narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik

sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan.

Terdiri dari Narkotika Golongan I, II dan III. Narkotika Golongan I (Ganja, Heroin

dan Cocain) secara legalnya hanya digunakan untuk pengembangan ilmu

pengetahuan, sedangkan Narkotika Gol II dan III digunakan untuk pengobatan

seperti Codein dan Doveri.

b. Psikotropika, adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,

yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Terdiri dari Psikotropika Golongan I s.d IV, dimana Psikotropika Gol I hanya

dipakai untuk pengembangan ilmu pengetahuan (a.l Amphetamin dan Ekstasi)

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 2


sedangkan Gol II, III dan IV dipakai untuk pengobatan (a.l Luminal dan

Diazapam).

c. Bahan/Zat Adiktif lainnya, adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika

yang penggunanaannya dapat menimbulkan ketergantungan. Aceton dan Bensin

merupakan bahan/zat adiktif yang disalahgunakan dengan cara dihirup. Contoh

lainnya adalah minuman beralkohol dan rokok yang merupakan pintu gerbang

utama menuju penyalahgunaan Narkoba.

Bahaya dari penyalahgunaan pemakaian zat adiktif tersebut adalah ketergantungan,

keracunan, kerusakan jaringan otak dan kematian.

d. Penyalahgunaan NARKOBA adalah penggunaan Narkotika atau Psikotropika

tanpa sepengetahuan dokter.

e. Ketergantungan adalah suatu keadaan dimana sesorang membutuhkan zat dalam

jumlah tertentu agar dapat melakukan fungsi secara wajar.

Ada dua jenis ketergantungan :

 Ketergantungan fisik apabila dosis pemakaian dikurangi atau dihentikan. Gejala

fisik tergantung dari jenis obat yang digunakan. Misalnya heroin menimbulkan

gejala sakit otot dan sendi-sendi, berkeringat, perut kram dan sebagainya.

 Ketergantungan psikis berupa suatu perasaan “rindu” untuk memakai zat

tersebut walaupun tidak ada ketergantungan fisik, secara psikis tersugesti untuk

menggunakan kembali.

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 3


f. Toleransi adalah keadaan dimana jumlah dosis zat yang dipakai semakin lama

semakin meningkat untuk mendapatkan efek yang sama.

g. Overdosis adalah kelebihan obat karena tidak dapat mengontrol dosis yang

dikonsumsi yang terjadi karena adanya toleransi menimbulkan gejala keracunan,

koma sampai meninggal.

h. Sindrom putus zat adalah gejala-gejala spesifik untuk zat tertentu yang timbul

akibat penghentian atau mengurangi dosis pemakaian zat tersebut yang sebelumnya

sudah digunakan secara teratur.

i. Craving (Sakaw) adalah suatu keadaan sangat menginginkan obat.

Penggolongan

Menurut efek yang timbul NARKOBA terbagi dalam 3 (tiga) golongan yaitu :

a. Depresan adalah jenis zat yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional

tubuh. Jenis obat ini membuat pemakai merasa tenang bahkan sampai tertidur

hingga tidak sadarkan diri, contohnya : opium, morphin, heroin, codein dan

sedative.

b. Stimulan adalah zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan

gairah kerja (segar dan bersemangat), contohnya : ekstasi, kafein, kokain dan

amfetamin.

c. Hallusinogen adalah zat yang dapat menimbulkan efek halusinasi sehingga

seluruh perasaan dapat terganggu, contohnya : ganja, meskalin, dll.

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 4


DAMPAK NARKOBA BAGI KESEHATAN

Efek pada Organ-tubuh

 Gangguan fungsi otak antara lain penurunan daya ingat, mempengaruhi alam

perasaan/suasana hati melalui sistem neurotransmitter (antara lain serotonin,

noradrenergik dan dopamine) dan menghilangkan rasa nyeri/sakit.

 Gangguan fungsi pernafasan

 Gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah

 Gangguan fungsi pencernaan

 Akibat penyalahgunaan NARKOBA melalui jarum suntik :

 Infeksi HIV/AIDS;

 Infeksi Hepatitis A, B, C.

Gangguan mental emosional

NARKOBA dapat menyebabkan gangguan emosional, misalnya pada

pemakaian ganja jangka panjang menyebabkan gangguan membaca, berbahasa,

berhitung serta menghambat keterampilan sosial. Dapat timbul sindrom amotivasional

atau perilaku acuh tak acuh terhadap sekeliling.

Memburuknya kehidupan sosial

Pemakaian secara kronis menyebabkan prestasi sekolah/kerja mundur, bahkan

berhenti kerja/sekolah (menjadi penganggur). Disamping itu efek obat itu sendiri

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 5


menyingkirkan rasa malu , membuat pengguna tidak lagi bisa mempertimbangkan tata

nilai, etika dan moral.

DETEKSI DINI

Deteksi dini penyalahgunaan NARKOBA bukanlah hal yang mudah, namun hal ini

sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya masalah tersebut. Secara umum

gejala yang mencurigakan antara lain :

1. Terjadi perubahan sikap/kebiasaan dan perilaku.

 Menjadi kasar, emosional, pemarah, mudah tersinggung dan pencuriga;

 Menjadi pendiam, suka menyendiri dan menarik diri dari pergaulan;

 Menjadi pemalas, pembohong, pembolos, memakai uang sekolah, dll;

 Menjadi pembangkang dan pelawan; dan

 Jarang terlibat di tengah keluarga.

2. Prestasi belajar menurun

3. Senang berkelahi dengan teman atau berbantahan dengan guru

4. Perilaku kriminal (anti sosial: mencuri, menodong, merampok, dll)

5. Kebiasaan-kebiasaan tertentu: sering memakai kacamata hitam, baju lengan

panjang, jaket tebal yang tidak pada tempatnya.

6. Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman barunya.

7. Mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah.

8. Perubahan pola tidur: siang hari mengantuk dan malam hari suka begadang.

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 6


9. Sering pulang larut malam atau menginap di rumah teman.

10. Sering pergi ke diskotik, mal atau pesta-pesta.

11. Tanda-tanda fisik:

 Kesehatan fisik menurun;

 Badan kurus dan lemas;

 Selera makan berkurang; dan

 Penampilan diri menurun: kumal, berpakaian sembarangan, rambut acak-acakan,

gigi tidak terawat.

12. Dijumpai dalam keadaan mabuk atau sedang menjual Narkoba.

DIAGNOSIS

Pemeriksaan fisik dan psikologis.

 Adanya tanda bekas suntikan sepanjang pembuluh darah di lengan, paha, kaki,

bahkan pada batang penis;

 Kemungkinan komplikasi medik seperti hepatitis, TBC, infeksi paru-paru,

penyakit kelamin, HIV/AIDS;

 Kemungkinan gejala overdosis/putus zat: perhatikan kesadaran, pernafasan,

tensi, nadi, pupil mata, cara berjalan, jantung, paru-paru, hati, kulit, dll; dan

 Kemungkinan gangguan jiwa yang menyertainya atau terdapat bersama-sama

dengan penyalahgunaan NARKOBA seperti anxietas, depresi, kepribadian anti

sosial, gangguan pemusatan perhatian atau gangguan psikotik.

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 7


Pemeriksaan Laboratorium.

Pemeriksaan darah dan urine rutin serta pemeriksaan urine terhadap

NARKOBA. Pengambilan urine tidak boleh lebih dari 24 jam setelah pemakaian zat

terakhir dan disaksikan oleh petugas agar tidak ditukar dengan urine orang lain yang

sudah disiapkan terlebih dahulu.

Pemeriksaan Penunjang Lainnya.

Rontgent thorax, EKG, dll

PENGOBATAN DAN REHABILITASI.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara keadaan jiwa individu dan kecanduan obat. Oleh karena itu perlu segera ditolong

dan diobati. Sementara kebanyakan masyarakat menganggap bahwa penderita adalah

penjahat, sehingga dikucilkan, dikeluarkan dari sekolah, dll. Untuk keberhasilan

penanggulangan, sikap ini tentu perlu diubah.

Pemulihan penderita penyalahgunaan NARKOBA bukan semata-mata

menyangkut segi fisik, tetapi juga segi mental psikologik, sosial dan spiritual.

Pengobatan fisik merupakan hal yang mudah dan dapat dilaksanakan dalam waktu

singkat. Yang lebih penting adalah pembinaan mental psikologik yang akan sangat

menentukan proses pemulihan selanjutnya.

Keadaan mental psikologik penderita perlu dibina sedemikian rupa sehingga ia

kuat menghadapi tantangan kehidupan dan tidak tergoda untuk penyelesaian jalan pintas

dengan menggunakan NARKOBA kembali. Proses terapi keadaan mental psikologik ini

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 8


membutuhkan waktu yang lama, tergantung dari berat ringannya masalah dan keinginan

penderita untuk berubah serta dukungan dari keluarga dan masyarakat.

Pada umumnya, terapi meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Fase penerimaan awal: pemastian diagnosis dengan cara wawancara,

pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.

2. Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik:

 Penanggulangan keadaan darurat, yaitu mengatasi kelebihan dosis dan

komplikasi medik yang timbul; dan

 Penanggulangan keadaan putus zat yang dapat berlangsung beberapa jam

(ultra rapid detoxification) sampai dengan 1-3 minggu.

3. Fase stabilisasi: pemantapan berbagai bidang yang meliputi: mental emosional,

sosial, religi, edukasional, vokasional dan lain-lain yang berlangsung selama 3-9

bulan.

4. Fase resosialisasi (penyaluran kembali) ke masyarakat dengan dibekali

kemampuan untuk mengatasi masalah dan peningkatan rasa tanggung jawab

sosial yang berlangsung selama 3-12 bulan.

5. Bimbingan lanjutan dalam masyarakat untuk mencegah kekambuhan yang

berlangsung selama 2-3 tahun.

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 9


REFERENSI

1. Badan Narkotika Nasional: Jenis-Jenis Narkoba dan Aspek Kesehatan

Penyalahgunaan Narkoba.

2. Departemen Kesehatan RI: Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja.

Aspek Kesehatan Masyarakat Penyalahgunaan Narkoba hal - 10

You might also like