You are on page 1of 6

Perang Vietnam, juga disebut Perang Indochina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi antara 1957

dan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar,
yaitu Komunis dan Liberal.

Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik
Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina
bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan USSR dan Tiongkok mendukung Vietnam Utara yang
merupakan negara komunis.

Jumlah korban yang meninggal diperkirakan adalah 280.000 di pihak Selatan dan 1.000.000 di pihak
Utara.

Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika
Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan
komunitas Vietnam yang cukup besar.

Setelah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam tersebut pun pada akhirnya bersatu pada tahun 1976

Latar belakang

Vietnam dijajah oleh Tiongkok sejak tahun 110 SM sampai mencapai kemerdekaan pada tahun 938.
Setelah bebas dari belenggu penjajahan Tiongkok, Vietnam tidak berhenti menentang serangan pihak
asing.

Pada abad ke-19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai Vietnam setelah
melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun 1840-an. Ekspansi kekuasaan
Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi kebangkitan Britania Raya dan kebutuhan untuk
mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk menggerakkan industri di Perancis untuk
menyaingi penguasaan industri Britania Raya.

Semasa pemerintahan Perancis, golongan rakyat Vietnam dibakar semangat nasionalisme dan ingin
kemerdekaan dari Perancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompok-kelompok
nasionalis, tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919, semasa Perjanjian Versailles dirundingkan, Ho
Chi Minh meminta untuk bersama-sama membuat perundingan agar Vietnam dapat merdeka.
Permintaannya ditolak dan Vietnam serta seluruh Indochina terus menjadi jajahan Perancis.

Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil mengusir Perancis dari
Vietnam. Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai oleh Jepang. Pemerintah Perancis Vichy bekerjasama
dengan Jepang yang mengantar tentara ke Indochina sebagai pasukan yang berkuasa secara de facto di
kawasan tersebut. Pemerintah Perancis Vichy tetap menjalankan pemerintahan seperti biasa sampai
tahun 1944 ketika Perancis Vichy jatuh setelah tentara sekutu menaklukan Perancis dan jendral Charles
de Gaulle diangkat sebagai pemimpin Perancis.

Setelah pemerintah Perancis Vichy tumbang, pemerintah Jepang menggalakkan kebangkitan pergerakan
nasionalis di kalangan rakyat Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II, Vietnam diberikan kemerdekaan oleh
pihak Jepang. Ho Chí Minh kembali ke Vietnam untuk membebaskan negaranya agar tidak dijajah oleh
kekuasaan asing. Ia menerima bantuan kelompok OSS (yang akan berubah menjadi CIA nantinya).

Pada akhir Perang Dunia II, pergerakan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Chí Minh berhasil
membebaskan Vietnam dari tangan penjajah, tetapi keberhasilan itu hanya berlangsung sebentar. Pihak
Jepang menangkap pemerintah Perancis dan memberikan Vietnam satu bentuk “kemerdekaan” sebagai
bagian dari rancangan Jepang untuk "membebaskan" bumi Asia dari penjajahan barat. Banyak bangunan
diserahkan kepada kelompok-kelompok nasionalis.

Beberapa peristiwa

* 9 Februari 1965 - Pasukan kombat Amerika Serikat pertama dikirim ke Vietnam Selatan.
* 30 Januari 1968 - Serangan Tet
* 5 Februari 1968 - Pertempuran Khe Sanh dimulai.
* 11 Februari 1973 - Tahanan perang Amerika Serikat pertama dibebaskan oleh Viet Cong.
* 27 Februari 1973 - Persetujuan Damai Paris secara resmi mengakhiri Perang Vietnam.
* 29 Maret 1973 - Pasukan terakhir Amerika Serikat meninggalkan Vietnam Selatan.

1. Latar belakang

Vietnam dijajah oleh Tiongkok sejak tahun 110 SM sampai mencapai kemerdekaan pada tahun
938. Setelah bebas dari belenggu penjajahan Tiongkok, Vietnam tidak berhenti menentang
serangan pihak asing.

Pada abad ke-19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai Vietnam
setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun 1840-an. Ekspansi
kekuasaan Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi kebangkitan Britania Raya dan
kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk menggerakkan industri
di Perancis untuk menyaingi penguasaan industri Britania Raya.

Semasa pemerintahan Perancis, golongan rakyat Vietnam dibakar semangat nasionalisme dan
ingin kemerdekaan dari Perancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompok-
kelompok nasionalis, tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919, semasa Perjanjian Versailles
dirundingkan, Ho Chi Minh meminta untuk bersama-sama membuat perundingan agar Vietnam
dapat merdeka. Permintaannya ditolak dan Vietnam serta seluruh Indochina terus menjadi
jajahan Perancis.

Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil mengusir Perancis dari
Vietnam. Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai oleh Jepang. Pemerintah Perancis Vichy
bekerjasama dengan Jepang yang mengantar tentara ke Indochina sebagai pasukan yang
berkuasa secara de facto di kawasan tersebut. Pemerintah Perancis Vichy tetap menjalankan
pemerintahan seperti biasa sampai tahun 1944 ketika Perancis Vichy jatuh setelah tentara sekutu
menaklukan Perancis dan jendral Charles de Gaulle diangkat sebagai pemimpin Perancis.

Setelah pemerintah Perancis Vichy tumbang, pemerintah Jepang menggalakkan kebangkitan


pergerakan nasionalis di kalangan rakyat Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II, Vietnam
diberikan kemerdekaan oleh pihak Jepang. Ho Chí Minh kembali ke Vietnam untuk
membebaskan negaranya agar tidak dijajah oleh kekuasaan asing. Ia menerima bantuan
kelompok OSS (yang akan berubah menjadi CIA nantinya).

Pada akhir Perang Dunia II, pergerakan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Chí Minh berhasil
membebaskan Vietnam dari tangan penjajah, tetapi keberhasilan itu hanya berlangsung sebentar.
Pihak Jepang menangkap pemerintah Perancis dan memberikan Vietnam satu bentuk
“kemerdekaan” sebagai bagian dari rancangan Jepang untuk "membebaskan" bumi Asia dari
penjajahan barat. Banyak bangunan diserahkan kepada kelompok-kelompok nasionalis.

2. Beberapa peristiwa

 9 Februari 1965 - Pasukan kombat Amerika Serikat pertama dikirim ke Vietnam Selatan.
 30 Januari 1968 - Serangan Tet
 5 Februari 1968 - Pertempuran Khe Sanh dimulai.
 11 Februari 1973 - Tahanan perang Amerika Serikat pertama dibebaskan oleh Viet Cong.
 27 Februari 1973 - Persetujuan Damai Paris secara resmi mengakhiri Perang Vietnam.
 29 Maret 1973 - Pasukan terakhir Amerika Serikat meninggalkan Vietnam Selatan.

 PERANG VIETNAM 1945-1954 DAN 1955-1975

  

 2.1 Vietnam

 Vietnam, dahulu Negara di Indo-China (Perancis) Timur, federasi daripada Tonkin,


Annam dan Chocin China, (yang dahulu termasuk Indo-China Perancis meliputi
Vietnam, Laos dan Kamboja). Setelah perang Dunia kedua Partai Vietminth menentang
pemerintahan Perancis dan membentuk Republik dibawah Ho Chi Minh. Perancis
melawan pemerintahan Vietminth dan mulailah perang gerilya (1946).

 Pada tahun 1949 Perancis mendirikan pemerintahan Vietnam tandingan terhadap


Vietminth. Kemerosotan tentara Perancis pada tahun 1954 memuncak dengan kekalahan
pertempuran di dataran Medji. Perancis terpaksa menerima penentuan genjetan senjata
yang kurang menguntungkan pada konferensi Jenewa (1954). Vietnam di bagi dua
(Vietnam Utara dan Vietnam Selatan) menurut garis lintang 17  Utara. Menurut
ketentuan perjanjian genjetan senjata Jenewa, akan diadakan pemilihan umum pada 1956
untuk menjatuhkan Vietnam, tetapi hal ini tidak terjadi karena Vietnam Selatan
menentangnya, sehingga Vietnam tetap terbagi dua. Vietnam Utara (luas 164.102 km2 ,
penduduk 13.000.000) dengan ibu kota Hanoi, mempunyai pemerintahan komunis di
bawah Ho Chi Minh. (Republik Demokrasi Vietnam); mengadakan perubahan ekonomi
untuk seluruh negeri. Vietnam Selatan (luas 170.230 km2, penduduk pada tahun 1956 ±
12.000.000) dengan ibu kota Saigon mempunyai pemerintahan sendiri yang didukung
oleh Perancis, di bawah Bao Dai.

 Akibat Referendum tahun 1955, Bao Dai diperhentikan dan diproklamasikan  suatu
republik dengan Ngo Dinh Diem sebagai presiden pertama. Sejak itu berkali-kali terjadi
perebutan kekuasaan dan penggantian presiden. Pengaruh Amerika menjadi lebih besar
daripada pengaruh Perancis. Perang saudara Vietnam Selatan dan Vietnam Utara terus
berlangsung. Campurtangan Amerika makin mendalam dan permusuhan maka
menghebat dan meluas. Permusuhan menjadi bersifat perang terbuka tidak hanya antara
Vietnam Selatan dan Vietnam Utara, tetapi lebih berupa perang antara Vietnam Utara dan
Amerika Serikat.

 2.2 Pemulihan Kembali kemerdekaan Nasional

 Sesudah jatuhnya Perancis dalam tahun 1940. Pemerintahan Vichy mempertahankan


kekuasaanya di Indochina sampai tentara pendudukan Jepang mengambil kekuasaan pada
bulan Maret 1945. Sebulan kemudian kaisar Bao Dai memproklamirkan kemerdekaan
Vietnam di bawah perlindungan Jepang dan membentuk suatu pemerintahan Nasional
dengan Tran Trong Kim, seorang patriot dan serjana, sebagai perdana menteri.

 Pada akhir perang, pasukan-pasukan Perancis mendarat untuk menduduki kembali bekas
jajahanya dan segera menghadapi perlawanan yang hebat dari kaum nasionalis Vietnam,
yang bertekad mempertaruhkan kemerdekaan yang baru saja diperoleh. Berkali-kali
berusaha merundingkan nota penyesuaian selama peperangan yang berkobar hamper 10
tahun. Di Perancis, perang menjadi semakin tidak popular sementara bangsa Vietnam
bersatu dalam cita-cita yang sama guna kemerdekaan nasionalnya. Akhirnya, persetujuan
Jenewa tertanggal 21 Juli 1954 ditandatangani yang memberikan kepada Vietnam
kemerdekaan yang sejak lama diperjuangkannya itu. Tetapi kebahagian Vietnam tidak
sempurna. Sejak kaum komunis mendapatkan kekuasaan atas pasukan-pasukan nasionalis
di Utara. Negeri ini terbagi menjadi dua bagian. Kaum komunis diijinkan memerintah di
daerah Utara (Republik Demokrasi Vietnam) yang dipisahkan dengan garis demarkasi
pada garis lintang 17  dari regim bebas di Selatan (Republik Vietnam).

 Dari 1954-1963 Vietnam Selatan diperintah oleh presiden Ngo Dinh Diem. Regim
diktatorialnya efektip dalam mencapai stabilitas nasional yang perlu sekali untuk
mengatasi saat-saat kritis pada permulaan, tetapi dengan bertambahnya stabilitas dalam
negeri politik regim ini bukan menjadi lebih tetapi kurang fleksibel. Dengan demikian
rakyat yang berjuang sedemikian keras dan sekian lama, menjadi kecewa dalam
keinginan kemerdekaan yang sejati. Dari luarpun rakyat Vietnam diancam oleh
kemungkinan akan kehilangan kemerdekaannya karena kaum komunis di utara melancar
kampanye teror dan perang gerilya untuk menaklukan pihak Selatan.
 Akhirnya, pada 1 November 1963, sebuah revolusi besar yang dikendalikan bersama oleh
rakyat dan angkatan darat, menumpas regim dictator Ngo Dinh Diem dan mendirikan
republik kedua. Sejak itu beberapa pemerintahan sipil dan militer secara bergiliran
berkuasa di Saigon dengan aneka ragam sukses, sebelum semua Direktorat Nasional
terbentuk pada 19 Juni 1964. Badan ini telah mengumpulkan para pemimpin utama dari
angkatan bersenjata Republik Vietnam, dan telah mengangkat suatu kabinet Perang untuk
memimpin perjuangan melawan agresi komunis secara efektif melanjutkan tugas revolusi
yang dinyalakan oleh kemenangan 1 November 1963.

 Sekalipun keadaan perang berlaku di Vietnam, namun bangsa Vietnam bertekad untuk
membentuk kembali Negara mereka menurut cita-cita yang mereka perjuangkan sampai
mati. Untuk maksud itu, pemilihan umum telah diadakan, dan langkah-langkah sedang
diambil dengan cermat dan berani dibawah pimpinan presiden Nguyen Van Thieu, dan
melalui lapangan ranjau peperangan untuk mendirikan pemerintahan yang merdeka,
representatip dan konstitusional, yang menjadi idam-idaman rakyat kami dan yang
mereka perjuangkan dengan semangat heroik.

 2.3 Perang Vietnam

 Pada dasarnya perang di Vietnam dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: perang
Vietminh melawan Perancis yang berlangsung antara tahun 1945 hingga 1954, dan
perang antara Vietcong melawan Republik Vietnam yang dimulai pada tahun 1955
hingga 1975. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin. Dua aliansi yang
berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik
Vietnam (Vietnam Utara). Dalam perang tersebut Vietnam Selatan didukung oleh negara
Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina,
sedangkan Vietnam Utara yang merupakan negara komunis didukung oleh USSR / Uni
Soviet dan China.

 2.3.1 Perang Vietminh melawan Perancis

 Pada tanggal 2 September 1945 di Hanoi, Ho Chi Minh secara umum mendeklarasikan
kemerdekaan Vietnam. Ketika para komunis di Vietnam Selatan Viet Minh
mengikutsertakan pemerintahan kolonial Perancis pada perang gerilya, bermula tepat
setelah deklarasi kemerdekaan tersebut, Ho Chi Minh, pada posisinya sebagai pemimpin
pergerakkan kemerdekaan di Vietnam Utara, memutuskan untuk bernegosiasi dengan
Perancis. Alasannya adalah : pada waktu itu lebih dari 180.000 pasukan nasionalis Cina
di Vietnam Utara; Viet Minh di Vietnam Utara merasa secara simultan liberalisasi
mereka untuk melawan kekuatan dari kolonial Perancis dan pasukan Cina.

 Pada tahun 1946, setelah Perancis membangun kembali pemerintahan kolonial mereka di
Vietnam, para nasionalis Cina setuju diberlakukannya kembali pasukan Cina dari
Vietnam. Hal ini telah terjadi, Viet Minh menambah serangan mereka terhadap kekuatan
kolonial Perancis dan memasangnya juga di bagian Selatan dan Utara Vietnam. Ketika
Perancis berhasil dalam menahan kota dibawah kekuasaan mereka, peraturan di daerah
pedalaman makin bertambah karena Viet Minh.
 Dalam perang antara Vietminh (RDV) dan Perancis, segera nampak bahawa kedua belah
pihak mempergelarkan pola yang berbeda. Vietminh dibawah pimpinan Jendral  Vo
Nguyen Giap menggunakan taktik perang geriliya. Sedangkan pihak Perancis untuk
mematahkan kekuatan Vietminh menggunakan cara perang konvensionil dengan cara
berusaha sebanyak mungkin menduduki kota-kota dan Strongpoints (kedudukan-
kedudukan yang diperkuat).

 Sejalan dengan perubahan taktik Komunis Internasional dari garis Dimitrov ke garis
Zdhanov, maka perang Vietnam ini memperoleh penonjolan polarisasi sebagai perang
antara kubu demokrasi yang anti imperialis melawan kubu imperialis yang anti
demokrasi. Dengan cara ini pula pihak Vietminh berusaha mencari dukungan yng luas
dikalangan kaum nasionalis Vietnam. Dengan jalan menjadikan perang ini sebagai suatu
perang kemerdekaan, mereka berhasil memperoleh dukungan tersebut sampai pada
tingkatan tertentu. Tindakan ini, ditambah dengan tersebarnya gerilyawan-gerilyawan
Vietminh diseluruh wilayah ini menjadi suatu medan pertempuran, dengan daerah
Tongkin sebagai medan pertempuran yang paling sengit.

 Suatu hal yang patut diperhatikan dalam perkembangan selanjutnya adalah berdirinya
RRT pada bulan Oktober 1949. Persamaan ideologi antara keduanya, hubungan yang
sudah sejak lama terciptanya antara pemimpin-pemimpin kedua pihak, disamping tujuan
tujuan ideologi dan nasional telah mendorong RRT untuk memberikan bantuannya
kepada RDV. Bantuan ini ternyata sangat mempengaruhi jalannya perang Vietnam untuk
selanjutnya.

             Pada dasarnya, perang Vietminh-Perancis ini dapat dibagi menjadi empat babak,
yakni:

You might also like