Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan praktikum konstruksi ii
1.3 Tujuan
Pengetahuan mengenai kayu wajib dimiliki oleh mahasiswa pada jurusan
Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional Bandung, karena disiplin ilmu ini
berhubungan langsung dengan perkayuan, baik dalam teori maupun dalam praktek
langsung dilapangan.
Praktikum kayu dalam dalam hal ini sangat membantu mahasiswa dalam
memperoleh pengalaman, bagaimana teknik mengolah kayu sehingga
memberikan hal yang baik, mengenal lebih jauh sifat-sifat kayu, disamping
menanamkan rasa tanggung jawab yang sangat diperlukan mahasiswa bila terjun
langsung ke masyarakat.
2
Laporan praktikum konstruksi ii
BAB II
PENGETAHUAN DASAR KAYU
Gambar 1
Penampang Kayu
1. Kulit
Lapisan yang berada disebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan
lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lainnya. Lapisan
yang berada paling dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung.
2. Kayu Gubal
3
Laporan praktikum konstruksi ii
Bagian kayu yang terdiri dari sel-sel hidup yang masih berfungsi. Oleh
karena itu, tugas daripada kayu gubal ini adalah menyalurkan bahan makanan dari
daun kebagian- bagian pohon yang lain.
3. Kambium
Jaringan yang berupa lapisan tipis dan bening yang melingkari pohon.
Tugas kambium ke arah luar yaitu membentuk kulit dan ke arah dalam yaitu
membentuk kayu yang baru.
4. Hati
Merupakan bagian dari pusat kayu. Hati berasal dari kayu awal, yaitu kayu
yang pertama-tama yang dibentuk oleh kambium yang bersifat rapuh
5. Kayu Teras
Bagian yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua dan mati. Kayu teras ini
asalnya dari kayu gubal yang sudah tua dan sudah tidak berfungsi lagi . Kayu
teras ini hanya sebagai pengokoh tumbuhnya pohon saja. Kayu teras lebih awet
dan pada umumnya warna kayu lebih tua dari kayu gubalnya.
6. Pori-Pori
Pori-pori merupakan sel-sel pembuluh yang terpotong, sehingga memberi
kesan merupakan lubang yang kecil. Ukuran besarnya pori-pori berbeda untuk
setiap jenis kayu.
7. Jari-Jari Kayu
Jaringan kayu yang dibentuk dengan susunan sel secara radial, artinya
tumbuh melalui luar menuju pusat. Jaringan ini disebut radial.
8. Lingkaran Tumbuh
Kondisi pertumbuhan pohon ditentukan oleh lingkaran tumbuh, yaitu
iklim. Di daerah yang memiliki perbedaan musim yang jelas, pengaruh iklim
terhadap pembentukan lingkaran tumbuh lebih jelas daripada negara-negara
tropis.
9. Serat
4
Laporan praktikum konstruksi ii
Arah dan ukuran serat ini berbeda-beda. Ada kayu yang berserat lurus,
terpilin, berpadu, berombak, berukuran kecil, sedang dan besar. Serat sebenarnya
adalah susunan sel-sel yang bentuknya seperti gelondongan dan panjang-panjang.
Ukuran relatif sel-sel kayu disebut tekstur.
Pohon-pohon dapat dibedakan atas dua golongan besar yaitu jenis kayu
golongan kayu daun lebar dan jenis dari golongan kayu daun jarum. Kayu ialah
bahan yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan dalam alam. Tumbuh-tumbuhan
ini sebagai sesuatu yang hidup, dipengaruhi oleh kondisi di tempat ia hidup.
Pengaruh ini memberikan sifat atau keadaan yang berbeda-beda dari tiap jenis
kayu yang tumbuh di berbagai tempat dengan kondisi yang berlainan pula.
Perbedaan tercermin pada pola dan ukuran serat, pori-pori, zat pengisi kayu, berat
jenis, kekerasan kayu dan sebagainya.
5
Laporan praktikum konstruksi ii
maka retak dapat dicegah, akan tetapi pengerutan yang tidak merata pada semua
arah tetap terjadi akibat papan atau balok akan melintir.
2. Sifat Mekanis Kayu
Keteguhan kayu adalah perlawanan yang diberikan oleh suatu jenis kayu terhadap
perubahan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya luar yang dapat dibedakan
menjadi :
a. Keteguhan Tekan atau Kompresi
Yaitu daya tahan kayu terhadap gaya-gaya yang bekerja sejajar atau tegak lurus
serat kayu yang sifatnya menekan. Gaya tekan yang sejajar terhadap arah serat
kayu akan menimbulkan bahaya tekuk pada kayu tersebut. Sedangkan gaya tekan
yang bekerja tegak lurus serat akan menyebabkan kayu retak. Kerusakan akibat
menerima gaya tekan sejajar serat adalah lebih besar jika dibandingkan dengan
gaya tekan tegak lurus serat kayu.
b. Keteguhan Gaya Tarik
Yaitu pada daya tahan kayu terdapat dua buah gaya yang bekerja dengan arah
yang berlawanan yang bersifat saling tarik menarik.
c. Keteguhan Lengkung
Yaitu daya tahan kayu yang menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.
Kayu lebih mudah dibelah menurut arah sejajar serat kayu. Keadaan kayu juga
mempengaruhi sifat pembelahan, misalnya kayu yang basah lebih mudah dibelah
daripada kayu yang telah kering.
d. Keteguhan Geser
Yaitu daya tahan kayu terhadap dua gaya yang bekerja yang menyebabkan kayu
tersebut bergeser.
3. Sifat Utama
6
Laporan praktikum konstruksi ii
a. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis apabila kita
tidak lupa untuk mengganti dengan pohon yang baru. Kayu dikatakan juga
sebagai renewable resources.
b. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang
lain.
c. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang elastis, ulet, dan tahan
terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya
dan masih banyak sifat yang lainya.
d. Retak
7
Laporan praktikum konstruksi ii
Retak pada kayu terjadi akibat penyusutan yang tidak merata pada proses
pengeringan sehingga beberapa retak pada kayu dapat mempengaruhi pada
kekuatan kayu .
8
Laporan praktikum konstruksi ii
Bila kayu akan disimpan dalam waktu lama atau akan digunakan pada
konstruksi terbuka maka kayu tersebut harus lebih dahulu diawetkan agar kayu
tahan terhadap serangan pembusukan dan pelapukan.
Pengawetan kayu dapat dilakukan secara sederhana maupun modern. Cara
sederhana meliputi peleburan, penyemprotan, rendaman panas dan rendaman
dingin.
Sedangkan cara modern menggunakan peralatan berupa tangki penutup
yang dilengkapi dengan pompa bertekanan tinggi dan vacum.
Pengawetan kayu dengan cara sederhana mudah dilakukan tetapi memiliki
kelemahan yaitu memerlukan perlindungan tambahan seperti cat supaya bahan
pengawet tidak meresap seluruhnya ke dalam kayu.
BAB III
PENGETAHUAN ALAT
9
Laporan praktikum konstruksi ii
3.1 Meteran
Meteran digunakan dalam pertukangan kayu terbagi atas meteran kayu dan
meteran pita seng. Meteran kayu lipat selain digunakan untuk mengukur panjang
juga dapat digunakan untuk mengukur sudut 600.
3.2 Purusut
Purusut berfungsi memberi tanda berupa goresan garis yang sejajar
terhadap satu sisi kayu. Pada saat menyetel purusut, kita kendorkan baji pengunci,
lalu stel tongkat penggores dengan dibantu penggaris atau meteran untuk
mengukur jarak goresan. Setelah selesai menyetel, kencangkan kembali baji
pengunci dan purusut siap digunakan.
3.3 Pensil
10
Laporan praktikum konstruksi ii
3.4 Gergaji
3.4.1 Gergaji Pembelah
Digunakan untuk menggergaji searah dengan serat kayu.
3.5 Ketam
11
Laporan praktikum konstruksi ii
12
Laporan praktikum konstruksi ii
13
Laporan praktikum konstruksi ii
Adalah alat yang terbuat dari baja yang berfungsi untuk mengikir dan
menghaluskan permukaan kayu dan logam.
14
Laporan praktikum konstruksi ii
Adalah alat yang berfungsi menajamkan mata pisau, mata pahat dan mata
ketam.
BAB IV
TEKNIK PELAKSANAAN KAYU
15
Laporan praktikum konstruksi ii
4.2 Mengetam
4.2.1 Menyetel
Sebelum melakukan pengetaman, ketam terlebih dahulu harus di stel dan
diperiksa ketajamannya. Langkah-langkah yang dapat kita lakukan antara lain :
a. Pisau dilepaskan rangkapnya, periksa apakah sudah tajam dan tidak
berkarat.
b. Stel jarak ujung rangkap dengan ujung pisau menonjol 3 mm, kencangkan
dengan sekrup.
c. Pisau dipasang kembali ke dalam ketam dan kuncilah pisau dengan baji
yaitu, dengan cara memukul dengan palu.
d. Periksa apakah sudah rata atau belum. Bila belum, pukullah bagian
belakang pisau pada bagian belakang kearah kiri atau kanan sehingga pisau
terlihat rata.
e. Senyetel kedalaman pisau dengan jarak kurang dari 1 mm jangan
dilakukan seperti instruksi pada point a, karena pisau akan maju lebih dalam 1
mm. Lakukanlah seperti pada instruksi b untuk menaikan pisau dan kemudian
dengan instruksi c untuk menurunkan pisau.
4.2.1 Pengerjaan
16
Laporan praktikum konstruksi ii
e. Lalu mengetam permukaan II sampai rata dan lurus lalu di sikukan terhadap
permukaan I.
f. Muka III juga diketam seperti muka II dan disikukan terhadap muka I.
g. Pada muka II dan III digoreskan dengan menggunakan purusut sehingga
terdapat ukuran tebal kayu yang dikehendaki.
h. Muka IV juga diketam sebatas goresan sampai rata dan lurus, lalu disikukan
terhadap muka II dan III.
4.3 Memahat
Langkah-langkah dalam melakukan pemahatan :
17
Laporan praktikum konstruksi ii
BAB V
PRAKTIKUM KAYU
18
Laporan praktikum konstruksi ii
Langkah kerja :
1. Ambil kayu (kaso) berukuran 5x7 cm
2. Potong sehingga menjadi ukuran 5x7x75 cm (apabila belum dipotong).
3. Mengetam :
Pada balok diberi no.I (lebarnya), II (tebal), III (tebal kiri), dan IV (lebar
seberangan I
Ketam muka I sehingga rata, dicek dengan dua siku
Ketam muka III hingga betul-betul rata dan siku terhadap muka I. Cek
dengan siku-siku
Ketam muka III hingga rata dan siku terhadap muka I, cek dengan siku
Tarik garis purusut untuk menentukan lebar kayu pada muka II dan muka
III
Ketam muka IV sampai batas garis purusut.
4. Potong muka IV sampai batas garis purusut.
5. Lukis bagian purus, memberi tanda dengan pensil dan melakukan
pemahatan dengan yang diinginkan.
6.Lukis bagian lubang, memberi tanda dengan pensil dan melakukan pemahatan
sesuai dengan lubang yang akan dibuat.
19
Laporan praktikum konstruksi ii
TAMPAK MUKA
TAMPAK SAMPING
20
Laporan praktikum konstruksi ii
TAMPAK ATAS
PERSPEKTIF
21
Laporan praktikum konstruksi ii
3. siku-siku
4. purusut
5. gergaji pemotongan/ pembelah
6. pahat
7. ketam pendek/panjang
8. palu besi/kayu
Langkah kerja :
1.Ambil kayu ( kaso) berukuran 5x7 cm.
2.Potong sehingga menjadi ukuran 5x7x75 cm (apabila belum dipotong)
3.Mengetam :
Pada ujung balok diberi nomor I, II ( tebal kanan ), III (tebal kiri),dan IV
(lebar kanan I)
Mengetam muka I sehingga rata, dicek dengan pasekon
Mengetam muaka II sehingga betul-betul rata dan siku, cek dengan pasekon
Mengetam muka I, cek dengan pasekon.
Menarik garis purusut untuk menentukan lebar kayu pada muka II dan
muka III
Mengetam muka IV sampai batas garis purusut.
4.Bahan hasil ketaman tadi dipotong menjadi dua bagian yang sama panjang.
5.Melukis bagian purus, memberi tanda dengan pensil dan melakukan pemahatan
sesuai dengan yang akan dibuat.
6.Menyetel sambungan .
7.Meratakan merapikan hasil sambungan
8.Hasil akhir seperti gambar di bawah ini :
22
Laporan praktikum konstruksi ii
TAMPAK MUKA
TAMPAK SAMPING
23
Laporan praktikum konstruksi ii
TAMPAK ATAS
PERSPEKTIF
24
Laporan praktikum konstruksi ii
2. Meteran
3. Siku-siku
4. Purusut
5. Gergaji belah/pemotong
6. Pahat
7. Ketam pendek/panjang
8. Palu besi/kayu
Langkah kerja :
1.Ambil papan ukuran 3x8 cm.
2.Potong dan belah hingga berukuran 3 x 10 80 cm.
3.Potong dan belah hingga menghasilkan permukaan kayu yang halus.
4.Memotong bahan hasil ketaman menjadi dua bagian yang sama panjang.
5.Melukis bagian purus
6.Melukis bagian lubang .
7.Mengepas ( menyetel sambungan )
8.Meratakan/menghaluskan sambungan.
9.Hasil sambungan seperti gambar:
25
Laporan praktikum konstruksi ii
TAMPAK SAMPING
TAMPAK ATAS
26
Laporan praktikum konstruksi ii
PERSPEKTIF
5.4 Sambungan Ekor Burung Terbuka dengan Purus Lidah Serong Tembus
Terbuka
Alat-alat yang dipergunakan :
1. Pensil
2. Meteran
3. Siku-siku
27
Laporan praktikum konstruksi ii
4. Purusut
5. Gergaji Pemotong / Pembelah
6. Pahat
7. Ketam pendek/panjang
8. Palu besi / kayu
Langkah Kerja :
1.Ambil papan ukuran 3 x 8 cm
2.Potong dan belah hinga berukuran 3 x 10 x 80 cm.
3.Kayu diketam hingga menghasilkan permukaan kayu yang halus.
4.Potong bahan hasil ketaman menjadi dua bagian yang sama panjang.
5.Lukis bagian Purus.
6.Llukis bagian lubang
7.Mengepas ( menyetel Sambungan ).
8.Ratakan/ menghaluskan sambungan
9.Hasil sambungan seperti gambar :
28
Laporan praktikum konstruksi ii
TAMPAK ATAS
TAMPAK MUKA
29
Laporan praktikum konstruksi ii
PERSPEKTIF
30
Laporan praktikum konstruksi ii
Langkah kerja
1.Mengambil Kayu balok dengan ukuran 5 x 10 cm
2.Memotong sehingga menjadi ukuran 5 x 10 x80 cm ( apabila belum dipotong )
3.Lakukan bahan hasil ketaman menjadi dua yang sangat panjang.
4.Melukis Bagian kanan dan kiri
5.Memberi tanda dengan pensil ( memakai siku-siku ) dan apabila perlu dengan
purusut.
6.Pemahatan sesuai dengan bagian kanan.
7.Lakukan, menghaluskan sambungan.
8.Hasil akhir seperti pada gambar ini :
31
Laporan praktikum konstruksi ii
BALOK LATIHAN
TAMPAK ATAS
32
Laporan praktikum konstruksi ii
TAMPAK SAMPING
PERSPEKTIF
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dengan adanya pengembangan industri kecil akhir-akhir ini bukan kayu
batang saja yang digunakan atau diolah melainkan sampai kecabang dan akarnya.
Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai sifat-sifat yaitu sifat fisis dan mekanis
kayu.
Kayu yang baik untuk digunakan adalah kayu yang kering. Proses
pengerinan kayu yang sempurna terjadi dalam proses penyimpanannnya. Bila
33
Laporan praktikum konstruksi ii
kayu disimpan dalam waktu yang lama atau akan digunakan pada konstruksi
terbuka, maka kayu tersebut terlebih dahulu diawetkan agar kayu tahan terhadap
serangan pembusukan dan kerapuhan.
Teknik pelaksanaan kayu adalah mengukur, mengetam dam memahat.
Semuanya telah dijelaskan dalam makalah ini.
6.2 Saran
Selama kegiatan praktikum ini berlangsung, penulis merasakan adanya
kekurangan-kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya :
1. Sebaiknya sebelum praktikum dimulai, kayu yang akan digunakan
tersediakan. Perawatan praktikum sebaiknya dilaksanakan pada awal, tengah
dan akhir praktek mengingat banyak alat-alat praktikum yang umumnya
tidak dapat dipergunakan karena sudah tumpul atau rusak.
2. PPPK merupakan salah satu pelayanan yang harus benar-benar memadai.
Mengingat seringnya terjadi kecelakaan pada waktu praktek. Oleh karena itu
disarankan agar peralatan atau perlengkapan PPPK lebih dilengkapi.
3. Penyediaan bahan-bahan kayu tidak begitu baik dan merata mutunya.
Banyak yang merasa kecewa mendapatkan kayu yang kualitasnya tidak
baik. Seperti panjang balok yang tidak presisi, balok maupun papan yang
tidak Lurus, kayu yang terlalu lembab / basah, kayu yang sudah retak di
bagian-bagian tertentu, dan sebagainya.
34