Aqidah berasal dari ‘aqoda,ya’qidu ‘aqidah,artinya ikatan,pegangan,prinsip,dan keyakinan ataupun kepercayaan . Dari segi istilah ilmu tauhid,aqidah adalah suatu prinsip atau keyakinan yang tertanam di dalam relung – relung kejiwaan atau hati. Prinsip tersebut adalah merupakan hasil dari getaran,sedangkan getaran tersebut muncul karena adanya kekaguman terhadap hasil objek alam ciptaan Allah Swt . Gambaran proses munculnya aqidah tersebut adalah bahwa akal ( yang dibimbing oleh dasar – dasar ilmu tauhid ) mengarahkan pemikirannya terhadap salah satu unsur alam,mengamati,meneliti,memperhatikan,menyimpulkan,sampai akhirnya muncul rasa kagum,karena ada rasa kagum,lalu timbul getaran ; Getaran itulah yang disebut aqidah . II. Sumber Ilmu Aqidah Alam Sebagaimana diketahui bahwa seluruh rangkaian ajaran Islam,baik yang menyangkut pembinaan hubungan yang baik dengan Allah Swt,pembinaan hubungan yang baik dengan sesama manusia maupun pembinaan hubungan yang baik dengan alam lingkungan adalah bersumber dari Al-Qur’an surat Nisa’ ayat 59 serta hadis Rasulullah Saw .Menggunakan hadis Rasulullah Saw untuk memperkuat landasan atau pundasi ajaran Islam ( aqidah Islam ), hadisnya itu harus yang shohih, tidak boleh digunakan kalau hadis itu hanya berstatus hadis Ahad. III. Unsur – Unsur Yang Mempengaruhi Pembentukan Aqidah Islam Adapun unsur – unsur yang mempengaruhi pembentukan aqidah ada 4 yakni : 1. Konsep 3. Objek Alam 2. Pemikiran 4. Hati 1. Konsep Konsep seperti diketahui adalah suatu ketentuan yang berkaitan dengan suatu hal atau masalah, misalnya Allah Swt disebut “ Maha Esa “. Konsep bahwa Allah Swt maha esa terambil dari firman Allah Swt didalam Al-Qur’an,salah satunya didalam surat Al- Ikhlas. 2. Pemikiran ( tentang teori berpikir ) Ayat-ayat Al-Qur’an adalah merupakan ungkapan dari Allah Swt yang berkait dengan berbagai masalah,khususnya masalah yang berhubungan dengan Allah Swt,masalah yang brhubungan malaikat,masalah yang berhubungan dengan kitab,masalah yang berhubungan dengan rasul,masalah yang berhubungan dengan hari akhir dan masalah yang berhubungan dengan takdir.Mingingat ayat-ayat tersebut adalah merupakan ungkapan dari Allah Swt,maka ia perlu dipahami atau dipikirkan, sebab tidak ada artinya ayat-ayat Al-Qur’an kalau tidak dipahami dengan baik dan benar sesuai pemilik ungkapan tersebut . 3. Objek Alam Konsep dan pemikiran terkadang belum mampu melahirkan keyakinan yang kuat kepada Allah Swt,termasuk unsur-unsur keyakinan lainnya,sehingga menjadi sangat sempurna apabila salah satu unsur alam ciptaan Allah Swt dijadikan sebagai objek penelitian guna memahami lebih dalam tentang kebesaran dan keagungan Allah Swt. Objek ala mini disebut juga dengan ayat dalam bentuk realita . Dari tiga hal yang dijelaskan diatas kiranya dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembentukan aqidah Islam,ada tiga unsure yang sangat berperan,yaitu “ wahyu,akal dan objek alam” . IV. Hubungan Rukun Islam dengan Rukun Iman Seperti yang kita ketahui bahwa rukun Islam itu terdiri dari Syahadatain,Sholat Zakat,Puasa dan Haji, sedangkan rukun Iman itu terdiri dari Iman kepada Allah Swt,Iman kepada Malaikat,Iman kepada Kitab-Kitab,Iman kepada Rasul Allah,Iman kepada Hari Akhir dan Iman kepada Qodo dan Qodar . Jadi hubungan antara rukun Islam dan rukun Iman yaitu merupakan pembuka jalan untuk menganut agama Islam. Sebagai pembuka jalan memasuki Islam,maka seluruh unsure iman tersebut yaitu Syahadatain . V . Pola Pendalaman Aqidah Islam Seperti disinggung diatas bahwa setiap muslim berkewajiban mendalami dan menambah keyakinan semua unsure ilmu aqidah Islam,dan langkah untuk itu adalah dengan melakukan tiga tahapan yaitu : a. Pengenalan Secara Konsepsional Pengenalan secara konsepsional adalah merupakan langkah yang paling mendasar untuk mengetahui sifat dan identitas Allah Swt,sifat para nabi dan rasul,kebenaran dan kepastian hari akhir,serta ketentuan qodo dan qodar Allah Swt. b. Pengenalan Secara Rasional Pengenalan secara rasional maksudnya adalah mendalami dan mendiskusikan semua identitas unsur-unsur rukun iman dengan menggunakan semua teori dan sistematika berpikir,sihingga semua unsur-unsur rukun iman tersebut dapat diterima oleh akal yang sehat,pemikiran yang logis dan wajar. c. Pengenalan Secara Eksperimental Pengenalan secara eksperimental adalah merupakan langkah terakhir untuk mendalami ilmu aqidah Islam. VI. Unsur-Unsur Aqidah Islam a. Keyakinan Kepada Allah Swt 1. Tahap Pengenalan Konsepsional Dari enam rukun iman yang menjadi dasar berdirinya aqidah Islam maka yang menjadi unsur pertama yang mesti dikenal secara konsepsional adalah tentang Allah Swt. Diantara yang wajib diketahui tentang Allah Swt adalah : a. Nama b. Identitas lain,yang terdiri dari : 1). Allah Swt itu ada (wujud ),ini dapat dibuktikan didalam surat Al-Baqoroh ayat 255. 2). Wahdaniyat,artinya Esa atau hanya satu. 3). Tidak pernah tidak ada,ini terbukti didala surat Al-Hadid ayat 3. 4). Baqo yang artinya kekal,ini juga terbukti didalam surat Al-Rohman ayat 26-27. 5). Berdiri sendiri 6). Tidak dapat dilihat,ini terdapat didalam surat Al-An’am ayat 103. 7). Berbeda dengan makhluk. 2. Tahap Rasional Apa yang dikemukakan diatas masih sebatas konsep,lalu kalau untuk dibawa ke tingkat rasio,maka langkahnya adalah memahami satu persatu identitas tersebut. 3. Tahap Eksperimen Pada tahap eksperimen ini banyak langkah yang dapat dilakukan,diantaranya : a. Membuka sejarah nabi Ibrahim as Ibrahim seperti diketahui kelahirannya dirahasiakan,karena adanya ramalan “akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan kerajaan Namrut”.Karenanya Ibrahim dilahirkan dan dibesarkan di sebuah gua . b. Membuka sejarah nabi Musa as Didalam Al-Qur’an surat A’rof ayat 143 yang menceritakan tentang nabi Musa as yaitu artinya “ Dan tatkala Musa dating untuk menjumpai Kami,ia berbicara kepada Tuhannya,seraya mengatakan : Tuhanku,jadikanlah aku dapat melihat Engkau, (Allah) mengatakan : Engkau sama sekali tidak dapat melihat Aku. Cuma lihatlah gunung itu,bila ia tetap ditempatnya,maka engkau akan melihat-Ku. Setelah Tuhan memperlihatkan kekuasaan-Nya kepada gunung tersebut,lalu gunung itu hancur,sehingga Musa jatuh pingsan. Setelah Musa kembali sadar,ia mengatakan : Maha Suci Engkau,aku bertaubat kepada Engkau dan akulah orang pertama yang beriman. Itulah sepintas sejarah nabi Musa as. b. Keyakinan Kepada Malaikat Seluruh makhluk ciptaan Allah di alam semesta ini banyak jenisnya,ada yang berjasad dan ada pula yang tidak berjasad. Salah satu makhluk ciptaan Allah yang tidak berjasad adalah malaikat.Mengingat malaikat tidak berjasad,maka pengetahuan manusia terhadap malaikat tidak banyak berkembang,kecuali berdasarkan keterangan-keterangan yang didapatkan dari wahyu Allah Swt atau hadis Rasulullah saw. Maka sepanjang ajaran Islam adalah merupakan mahkluk ciptaan Allah Swt,dimana identitasnya meliputi : 1. Asal kejadian Kalau manusia berasal dari tanah,ternyata malaikat berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim (Shahih Muslim,jilid IV,h.398) : menyatakan bahwa : Diciptakan malaikat itu dari Nur,diciptakan jin dari nyala api dan Adam as diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada kamu . Mengingat malaikat dijadikan dari nur atau cahaya,maka wajar sekalilah kalau malaikat itu tidak mempunyai jasad,sebagaimana layaknya manusia yang berjasad,karena dijadikan dari tanah . 2.Dapat menjelma dalam bentuk manusia Meskipun malaikat itu tidak memiliki jasad,pada saat-saat tertentu bias menjelma seperti manusia,sebagaimana yang terjadi dihadapan para sahabat nabi Muhammad saw,dengan berpakaian putih,berkulit putih dan dalam bentuk laki-laki . 3. Malaikat lebih dulu dijadikan dibanding manusia Malaikat yang dijadikan dari Nur adalah makhluk generasi kedua yang dijadikan Allh Swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt didalam Al-Qur’an surat Hijir ayat 26,27,30 dan 31 . 4. Patuh melaksanakan tugas Malaikat sejak awal sudah termasuk makhluk yang sangat ta’at kepada Allah Swt. Hal ini dapat dilihat dari firman Allah Swt didalam Al-Qur’an surat Tahrim ayat 6 . Kemudian dalam peristiwa penetapan manusia sebagai khalifah dipermukaan bumi ( Qur’an:Baqoroh:30-34 ) . 5. Malaikat sebagai pesuruh Malaikat di tengah segala macam mahkluk ciptaan Allah Swt,memiliki posisi khusus yaitu sebagai utusan untuk maksud-maksud tertentu,sebagaimana dijalaskan didalam Al-Qur’an Surat Fatir ayat 1 . 6. Daya jelajah Malaikat yang dijadikan dari Nur atau cahaya memiliki daya jelajah yang sangat luar biasa,sebagaimana dijelaskan didalam Al-Qur’an surat Ma’arij ayat 4 . c. Keyakinan Kepada Kitab Kitab yang dimaksud disini adalah kumpulan wahyu dari Allah Swt yang disampaiakan kepada beberapa rasul,diantaranya : 1. Taurot kepada nabi Musa as . 2. Zabur kepada nabi Daud as . 3. Injil kepada nabi Isa as . 4. Al-Qur’an kepada nabi Muhammad saw d. Keyakinan Kepasa Rasul Keyakinana kepada rasul tujuannya adalah setiap muslim harus percaya bahwa Allah Swt telah mengutus kepada umat manusia sejumlah nabi dan rasul guna mengajari manusia tentang pola hidup yang dapat menyelamatkan kehidupan manusia didunia dan akhirat. Nabi atau rasul tersebut didalam Al-Qur’an yang popular sebanyak 25 orang,diantaranya yaitu : 1. Adam as 11. Yusuf as 21. Sulaiman as 2. Idris as 12. Ayyub as 22. Zakaria as 3. Nuh as 13. Zulkifli as 23. Yahya as 4. Hud as 14. Syu’aib as 24. Isa as 5. Sholeh as 15. Yunus as 25. Muhammad saw 6. Ibrahim as 16. Musa as 7. Ismail as 17. Harun as 8. Luth as 18. Ilyas as 9. Ishaq sa 19. Ilyasa as 10. Yaqub as 20. Daud as Dari 25 nabi yang disebutkan namanya diatas,dalam kesempatan ini yang diuraikan hanyalah : 1. Nabi Ibrahim as Ibrahim as adalah salah seorang nabi yang diutus oleh Allah Swt kepada umat manusia pada kurun waktu tersebut. Ibrahim termasuk nabi yang cukup banyak mendapat cobaan,diantaranya : a. Dijatuhi hukuman baker,ini dapat dibuktikan didalam A-Qur’an surat Al-Anbiya’a ayat 51-73 . b. Sudah tua renta belum dikaruniai keturunan Ketika Ibrahim sudah berusia tua bangka ternyata belum juga dikaruniai keturunan yang sangat ia dambakan untuk menggantikannya meneruskan penyebarluasan agama Islam. Tetapi ketika Ibrahim menikah lagi dengan Hajar atas permintaan istrinya Sarah,akhirnya Ibrahim dikaruniai seorang anak laki-laki dan oleh ibrahim diberi nama Ismail . Tapi pada akhirnya setelah kelahiran Ismail,istri pertama Ibrahim,Sarah malah ada rasa iri hati terhadap Hajar,sehingga Ibrahim mendapat petunjuk dari Allah Swt untuk mengasingkan Hajar dan Ismail ke suatu tempat yang sangat jauh . c. Mengasingkan istrinya dan anaknya Ismail . Atas petunjuk Allah Swt dan permintaan Sarah,Dengan rela Ibrahim harus mengasingkan istrinya Hajar dan anaknya Ismail . d. Disuruh menyembelih Ismail Disuatu malam,Ibrahim mendapatkan mimpi dan didalam mimpinya tersebut Allah Swt memerintahkan Ibrahim agar menyembelih anak satu-satunya Ismail. Karen itu adalah perintah dari Allah Swt,maka Ibrahim dan Ismail pun rela menjalankan perintah Allah . 2. Nabi Musa as a. Kelahiran Nabi Musa as lahir pada situasi yang sangat sulit,mengingat adanyaperaturan dari raja-raja Fir’aun agar setiap anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil,harus dibunuh . Tapi pada akhirnya ibu nabi Musa as bisa menyelamatkan diri dari raja Fir’aun Dengan melahirka Musa dengan selamat . b. Cobaan-cobaan Nabi Musa as termasuk di antara sekian nabi dan rasul yang cukup banyak mendapat cobaan,namun semua cobaan tersebut tetap berkait erat dengan tugas yang dibebankan kepada beliau,sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas. Diantara cobaan tersebut adalah : 1. Harus maka api arang 2. Harus mengasingkan diri 3. Jatuh pingsan 4. Kaumnya kembali menyembah berhala 5. Harus belajar kepada Hidir 6. Adu supranatural 7. Diserang Fir’aun 3. Nabi Isa as Nabi Isa sa dilahirkan oleh ibunya yaitu Maryam yang dilahirkan tanpa ayah. Namun itu adalah kekuasaan Allah Swt yang atas izin-Nya telah meniupkan ruh kedalam rahim Maryam. Tentang kelahiran nabi Isa as terdapat didalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 45-48 dan surat Maryam ayat 22-35 . 4. Nabi Muhammad saw Nabi Muhammad saw lahir pada tanggal 12 Radiul Awal tahu 53 SH. Dalam usia 40 tahun ia mendapat wahyu dari Allah Swt. 13 tahun berjuang di Mekkah di tengah- tengah kafir dan musryik mendapatkan tantangan yang luar biasa,sehingga strategi perjuangan dihijrahkan ke Madinah. 10 tahun di Mdinah berhasil membangun masyarakat yang mampu mengemban tugas memajukan kehidupan umat manusia yang dilandasi konsep agama Islam. Beberapa hal yang harus dicatat adalah : 1. Setiap kali turun ayat (wahyu),nabi Muhammad saw langsung menyuruh sahabat untuk menulisnya,kemudian tulisan tersebut dikumpul dalam satu kamar khusus untuk simpanan ayat-ayat Al-Qur’an . 2. Kepada semua sahabat-sahabat Rasul saw semenjak awal sudah dilarang untuk menulis ucapan-ucapannya yang disebut dengan hadis . 3. Larangan menulis dengan hadis tidak pernah dicabut sampai beliau meninggal dunia . 4. Satu tahun setelah Rasulullah saw wafat,kumpulan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut sudah dibukukan secara sendiri,sehingga tidek terjadi percampuran antara wahyu dengan hadis Rasulullah saw . 5. Hadis Rasulullah saw baru ditulis sekitar tahun 100 H,pada masa pemerintahan ‘Umar bin Abdul ‘Aziz,sehingga jarak penulisa ayat-ayat Al-Qur’an dengan hadis kurang lebih 80 tahun . Dari petikan sejarah nabi Muhammad saw sampai selesai penulisan ayat-ayat Al- Qur’an didalam satu naskah tersendiri dan khusus,terdapat satu jaminan bahwa Al- Qur’an tidak bercampur dengan ucapan atau tulisan siapapun . Kemudian sekitar 75 tahun lagi sebelum hadis-hadis Rasulullah saw ditulis,naskah Al-Qur’an yang pertama itu sudah diperbanyak menjadi 5 pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan untuk keperluan umat Islam yang sudah bersebar luas . e. Keyakinan Kepada Hari Akhir Hari akhir adalah salah satu unsur rukun iman yang enam yang harus diyakini oleh setiap muslim. Hari Akhir yang dimaksudkan oleh ajaran Islam ialah suatu hari,dimana tidak ada lagi hari-hari sesudahnya,karena pada hari tersebut banyak peristiwa yang akan terjadi . Dan Hari Akhir ini terbukti didalam Al-Qur’an . 1. Kehidupan kembali Menghidupkan kembali manusia yang biasa disebut oleh kaum muslimin hari berbangkit,sering digambarkan “seluruh manusia secara serentak muncul dari kuburnya masing-masing”. Penggambaran kebangkitan seperti ini tentu sukar diterima,sebagaimana tersebut didalam Al-Qur’an surat Israk ayat 49 yang artinya : “Dan mereka mengatakan , apakah kami setelah menjadi tulang belulang dan menjadi benda yang hancur luluh , masih bisa dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru ? Seperti itulah orang-orang yang sempit pengetahuannya tentang Allah Swt dalam menerima “kepastian terjadinya hari berbangkit”,sebab mereka tidak pernah mengetahui bagaimana luar biasanya kemampuan Allah Swt menjadikan alam semesta yang demikian besarnya ini,mulai dari sesuatu yang tidak mempunyai partkel,yaitu Nur . Apapun yang ada di alam semesta ini,asalnya adalah dari Nur . Di sisi lain pemahaman terhadap hari berbangkit itu ada dua macam yaitu : a. Kebangkitan roh dan jasad Pendapat seperti ini berpedoman kepada firman Allah Swt didalam Al- Qur’an,diantaranya dalam surat Nisa’a ayat 56 dan surat Thoha ayat 55 . Didalam kandungan surat dan ayat tersebut menyatakan bahwa orang yang disiksa kelak di akhirat lengkap roh dengan jasad,sehingga dapat disimpulkan bahwa pada hari akhirat nanti manusia yang dibangkitkan itu adalah dalam keadaan lengkap meliputi roh dan jasad . b. Kebangkitan Roh Apabila kita mendalami ayat-ayat Al-Qur’an,hadis-hadis Rasulullah saw serta hukum alam ciptaan Allah Swt,kita akan mendapati bahwa kelak pada hari akhirat yang dibangkitkan itu hanyalah ruh manusia. Ada tiga landasan yang memperkuat konsep tersebut yaitu : 1. Al-Qur’an 3. Hukum 2. Hadis Rasulullah saw 1. Al-Qur’an Di dalam al-qur’an dinyatakan bahwasanya Allah Swt akan membangkitkan manusia kelak secara lengkap ; roh dan jasad. Ini terdapat dalam al-qur’an surat Ali Imran ayat 133 . Baik ayat maupun hadis menyatakan bahwa manusia itu memiliki ruh yang berasal dari Allah Swt,lalu menurut al-qur’an surat Ma’arij ayat 4 dan surat Zumar ayat 22 yang isinya yaitu bahwasanya ruh itu ada 4 ; yaitu nur,malaikat,ruh dan Islam . 2. Hadis Rasulullah saw Hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang menyatakan bahwa manusia itu memiliki ruh,ruh tersebut berasal dari Allah Swt dsn ruh itu tidak mengalami kematian,yang mengalami hanyalah “yang bernapas” . 3. Hukum Ada dua norma atau aturan yang ditetapkan oleh Allah Swt kepada seluruh mahkluk-Nya yang ada di alam semesta ini. Keduanya adalah hukum alam dan hukum Islam,ini adalah dua aturan yang khusus untuk manusia . Dengan memahaminya bahwa manusia itu memiliki dua silus ; ruh kembali kepada asalnya,yaitu Allah Swt,sementara jasad juga kembali ke asalnya,yaitu nur . Dalam hal ini perlu diketahui bahwa : 1). Ruh yang diberikan Allah Swt itu kepada manusia semasa dalam kandungan,adalah bersih,dalam arti tidak ada kesalahan . 2). Jasad yang dilahirkan oleh Nur,yang kemudian dilengkapi Nur,yaitu konsep-konsep ajaran Islam termasuk konsep hukum alam,tugasnya adalah terus-terus memberikan penerangan ( membersihkan ),agar ruh tersebut tetap bersih . Gunanya Ruh tersebut dijaga agar tetap bersih adalah untuk menghadapi siklus besar atau siklus akhir alam semesta ini . Ketika itu sudah sampailah siklus akhir alam semesta,sehingga yang masih tersisa selain Allah Swt hanyalah ruh-ruh dan Nur. Pada saat itu tempat yang ada di alam semesta ini hanya dua, yaitu baik dan buruk. Yang baik itulah surga,sedangkan yang buruk itu adalah neraka . 2. Masalah Surga dan Neraka Selain kebangkitan kembali seluruh umat manusia di akhirat,juga adanya surga dan neraka. Hal ini banyak sekali dibicarakan dalam Al-Qur’an maupun hadis-hadis Rasulullha saw,diantaranya di dalam surat Kahf ayat 29. Masalah keberadaan surga dan neraka,kalau dihubungkan antara Al-Qur’an dengan hokum alam (sunnah Allah Swt) persoalannya sangat sederhana, sebab : a. Seluruh benda-benda yang ada di alam semesta ini termasuk manusia masa hidupnya akan berakhir,sebagaimana diketahui dala firman Allah surat Al-Rohman ayat 26- 27,surat Rum ayat 11 dan surat Nur ayat 25. Kita mengetahui bahwa adanya alam semesta adalah merupakan bukti adanya Allah Swt. Namun ketika alam semesta ini baru Allah Swt,lalu secara akal yang muncul dari Allah Swt adalah Nur.Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa : 1. Makhluk pertama di alam semesta ini adalah cahaya atau nur. 2. Dari nur tersebut Allah Swt menjadikan malaikat. 3. Ketika nur tersebut mengalami perkembangan sampai muncul “nyala api”,maka dari nyala api tersebutlah Allah Swt menjadikan jin,iblis dan setan. 4. Rentetan berikutnya adalah tentang proses penciptaan benda-benda angkasa yang akan mengisi kolong langit ini. 5. Salah satu benda angkasa yang melayang-layang di kolong langit ini secara teratur adalah bumi. Di bumi tersebut lambat laun muncullah manusia,mulai dari tipe dabbah, insan dan yang terakhir adalah basyar. b. Ketika semua makhluk yang ada di alam semesta ini telah mengikuti proses hokum alam yang telah ditentukan Allah Swt,sehingga yang masih tersisa hanyalah ruh manusia dan nur,maka pada saat itu tempat kembali yang tersedia hanya di sisi Allah Swt . f. Keyakinan Kepada Takdir 1. Pengertian Takdir adalah suatu ketentuan, aturan, program atau mater plan dari Allah Swt berkait dengan semua makhluk yang ada di alam ini.Takdir, ukuran, ketentuan, program atau perencanaan Allah Swt terhadap semua makhluk yang ada di alam semesta ini telah rampungkan sejak awal. Perencanaan final tersebut terdiri dari dua : 1. Hukum Alam ( Sunnah Allah Swt ) Hukum alam ataupun sunnatullah adalah merupakan hokum dasar dari semua yang ada di alam semesta ini selain Allah Swt. Hukum alam adalah aturan yang paling awal dari semua aturan,catatan ataupun konsep . 2. Hukum Islam Hukum Islam dimaksudkan disini adalah “dinul Islam” (agama Islam) yang terdapat didalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw. Ada dua hal yang barangkali sangat penting dipahami oleh kaum muslimin berkenaan dengan latar belakang Allah Swt mewajibkan manusia mengamalkan ajaran Islam : a. Mengantisipasi akibat buruk yang ditimbulkan hukumalam jangka pendek. b. Mengantisipasi akibat buruk yang ditimbulkan hokum alam jangka panjang. VII. Akhlak Dalam Islam a. Pengertian Akhlak dalam pengertian sederhana ialah sopan santun, perangai, budi pekerti atau tingkah laku. Sedangkan akhlak dalam pengertian yang umum adalah merupakan norma yang mengatur hubungan yang baik dan harmonis sesama manusia, misalnya hubungan seorang anak dengan orangtua, hubungan anak-anak dengan orang-orangtua, hubungan bersaudara, hubungan bertetangga, hubungan antar siswa dengan guru, dan lain sebagainya. b. Ruang lingkup akhlak dalam Islam Akhlak bila dipahami dari hadis Rasulullah saw yang menyatakan “sesungguhnya saya dibangkitkan adalah untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti”. Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa akhlak dalam Islam adalah suatu norma yang melekat atau menyatu dengan semua unsur-unsur ajaran Islam. Artinya kalau ajaran Islam itu terdiri dari tiga rumpun pengamalan,maka akhlak juga terdiri dari tiga rumpun : 1. Membina hubungan yang baik dan harmonis dengan Allah Swt yang disebut dengan hablum minallah . 2. Membina hubungan yang baik dan harmonis sesama manusia yang disebut hablum minannas . 3. Membinam hubungan yang baik dan harmonis dengan alam lingkungan yang disebut dengan hablum minal kainat . 1. Membina hubungan yang baik dan harmonis dengan Allah Swt Membina hubungan yang baik dan harmonis dengan Allah Swt adalah merupakan ketentuan syariat Islam,dan sesuai dengan ketentuan fiqih. Sebagai seorang muslim yang taat kepada Allah Swt,yang cinta terhadap Allah Swt serta mengenal nilai-nilai budaya yang Islami,maka untuk mengerjakan ibadat kepada Allah Swtyang bersangkutan seharusnya memakai pakaian yang sopan dan yang lebih penting menutup aurat. Selain itu bila kita ingin melaksanakan ibadat yang di perintahkan Allah Swt hendaknya dengan niat yaitu dari hati jangan hanya sebagai paksaan atas orang lain . 2. Membina hubungan yang baik dan harmonis dengan sesama manusia Membina hubungan yang baik dan harmonis dengan sesama manusia cakupannya sangat luas,namun garis besarnya terdiri dari : a. Dalam pengrtian sempit. Akhlak yang selama ini diajarkan di sekolah atau di pengajian-pengajian umat Islam,majelis ta’lim dan lain-lainnya sebenarnya hanyalah dalam pengertian yang sangat sempit,seperti hubungan anak dengan orangtua, hubungan bersaudara, hubungan bertetangga, hubungan guru dengan siswa dan lain-lain . b. Dalam pengertian luas. Akhlak dalam pengertian yang kedua ini sebenarnya sangat luas,yaitu seluas hubungan yang terjadi antar manusia,baik karena dagang, karena usaha (industri), karena jasa dan lain sebagainya,atau yang lebih tepatnya akhlak tersebut sama luasnya dengan ajaran Islam. Artinya setiap mkali ajaran Islam diamalkan,maka pada saat itu harus disesuaikan dengan bidi pekerti yang baik. c. Membina hubungan yang baik dan harmonis dengan alam lingkungan Membina hubungan yang baik dengan alam lingkungan maksudnya ketika seseorang berusaha yang berkait dengan pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, agri bisnis, agro industri dan sebagainya,maka semua kegiatannya jangan samapi merusak alam lingkungan. Hal itu berlawanan dengan firman Allah Swt di dalam Al- Qur’an surat Rum ayat 41 yang artinya “ Telah bermunculankerusakan didaratn dan lautan disebabkan perbuatan manusia. ( Allah Swt menghendaki ) agar mereka dapat merasakan akibat buruk perbuatan mereka, mudah-mudahan mereka kembali kepada jalan yang benar “ . Jadi intinya siapapun manusianya janganlah sampai kita merusak alam lingkungan ini,karena bagaimanapun kita harus tetap menjaga dan melestarikannya,karena semuanya adalah kepunyaan Allah Swt .