You are on page 1of 13

Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi
suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor
eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering
digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis
SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

 Strengths (kekuatan)

merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis
yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam  tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

 Weakness (kelemahan)

merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis
yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam  tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

 Opportunities (peluang)

merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

 Threats (ancaman)

merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai
tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi
Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa
melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang
paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan
improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita
(weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin
salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi
yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat.
Sebagai contoh misalnya Analisis SWOT yang saya lakukan untuk mengetahui peta kekuatan
dalam blogging. maka analisis SWOT-nya:

 Strength
- tulisan yang saya lakukan merupakan tulisan yang saya peroleh dari pengalaman di
bangku kuliah.
- saya menggunakan blog dengan menggunakan cms wordpress sehingga optimasi dan
fiturnya begitu mudah.
- saya menggunakan domain dot com sehingga mempunyai nilai lebih dalam pengaturan.

 Kelemahan
- tidak memiliki kemampuan menulis jurnalistik.
- lemah dalam programming web.
- tidak memiliki pengalaman dalam blogging.

 Opportunities
- bergabung dengan komunitas blog seperti Bengawan, blogger teknik industri.
- blog saya terintegrasi dengan jejaring sosial.

 threats
-data blog yang hilang.
-server down.
-keterbatasan waktu dalam blog dikarenakan kesibukan di dunia nyata.

setelah dibuat matriknya dan mengetahui kekuatan dan kelemahan kita maka saya melakukan
strategi untuk meningkatkan kemampuan saya dalam ngeblog. Strategi yang yang
memungkinkan yaitu dengan mengurangi faktor weakness dan meningkatkan strength saya
dalam blogging.

Sumber : http://aguswibisono.com/2010/analisis-swot-strength-weakness-opportunity-threat/
Analisis SWOT

Diagram ilustrasi analisis SWOT.

Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari "kekuatan"/strengths, "kelemahan"/weaknesses,


"kesempatan"/opportunities, dan "ancaman"/threats) adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek
atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford
pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan
Fortune 500.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
Evaluasi Diri dan Analisa SWOT MAN 3 Malang

Suatu lembaga dinilai mempunyai kinerja yang baik jika lembaga tersebut  menghasilkan
keluaran yang ditargetkan berupa barang atau jasa yang bermutu secara efektif, efisien, dan
berkelanjutan. Untuk mencapai kinerja seperti ini banyak faktor yang berpengaruh yang perlu
diperhatikan. Faktor-faktor tersebut pada prinsipnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
faktor internal yang berasal dari dalam madrasah itu sendiri, dan faktor eksternal yang berasal
dari luar madrasah. Dengan menganalisis dan mengevaluasi berbagai faktor internal dan faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja suatu madrasah, diharapkan madrasah dapat
mengetahui kapasitas kemampuannya saat ini, dan menentukan strategi untuk meningkatkan
kinerjanya di masa yang akan datang.

Pada prinsipnya hal-hal yang termaksud ke dalam faktor internal yang mempengaruhi
kinerja madrasah adalah hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan
(weaknesses). Sedangkan, hal-hal yang termasuk dalam faktor eksternal adalah yang berkaitan
dengan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dapat mempengaruhi kinerja
madrasah tersebut. Dengan menganalisis kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses)
yang di ada, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang harus di hadapi, maka
Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang menentukan strategi agar dapat mampu mengembangkan
dan meningkatkan kualitasnya secara optimal.

            Dalam sistem pendidikan dasar dan menengah, acuan untuk melihat hal-hal yang
menjadi kondisi internal didasarkan pada delapan (8) standar nasional pendidikan yang
sekaligus merupakan acuan dalam melakukan evaluasi diri. Sedangkan kondisi eksternal
didasarkan pada kondisi yang ada diluar lembaga yang berupa peluang dan tantangan,
termasuk tuntutan pemangku kepentingan (stackholder) yang terkait dengan pendidikan dasar
dan menengah.

Kondisi Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

1. Standar Isi

Kekuatan:

         Adanya komitmen MAN 3 Malang untuk melaksanakan kurikulum berdasarkan standar
BSNP

         Beban belajar siswa sudah sesuai dengan standar BSNP.

         Untuk meningkatkan mutu lulusan yang didasarkan atas UN, siswa diberi tambahan
pengayaan belajar mulai dari kelas X sampai kelas XII.

         Adanya muatan lokal yang berupa pengembangan Information and Communication
Technology (ICT)
         Pengembangan diri diberikan dalam bentuk Bimbingan Konseling, klub bidang studi, klub
pengembangan keterampilan (teater, pramuka, dakwah, BDI, musik, English
Conversation Club, jurnalistik, PMR, KIR, club olimpiade, broadcasting, paduan suara,
nasyid dll)

         Kalender pendidikan di MAN 3 Malang mengacu kepada kalender Pendidikan Nasional

Kelemahan:

         Kerangka dasar kurikulum masih menggunakan standar minimal dari BSNP (belum ada
peningkatan/pengembangan)

         KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masing-masing bidang studi belum semuanya sesuai
dengan standart BSNP (beberapa masih di bawah nilai 70)

         Untuk program akselerasi belum mempunyai kurikulum yang baku

         Beban mengajar guru belum semuanya sesuai dengan BSNP (24 jam)

         Program responsi untuk materi agama dan jurusan, belum mempunyai panduan

         Belum ditemukan sistem (model) pembelajaran yang cocok untuk sistem fullday school
(> jam 14.00)

         Dalam penyusunan jadwal pelajaran masih belum mengikut sertakan rumpun bidang
studi

         Jadwal pelajaran masih sering dilakukan perubahan ketika proses pembelajaran sudah
berjalan

2. Standar Proses

Kekuatan:

         Perangkat Pembelajaran masing-masing bidang studi sudah lengkap

         Mengadakan workshop setiap awal tahun ajaran untuk pengembangan perangkat
pembelajaran (silabus, RPP, dan Sistem Penilaian).

 Fasilitas pembelajaran sudah cukup memadai (buku, ruang kelas, multimedia,


perpustakaan, dll)
 Pemanfaatan sumber belajar bervariasi dan meningkat
 Guru telah mengalokasikan waktu sesuai dengan prosem
 Program remidi dan pengayaan sudah terlaksana pada semua bidang studi.
 Pengembangan muatan local (ICT) sudah berjalan dengan baik
 Pemanfaatan ICT dalam melaporkan hasil belajar siswa
 Laporan hasil belajar siswa sudah bisa diakses lewat internet
 Aturan pengawasan KBM sudah ada
 KBM sudah relative menyenangkan
 Pelaksanaan KBM pada hampir semua mata pelajaran UN sudah dilaksanakan secara
team teaching
Kelemahan:

         Instrumen Penilaian masih belum lengkap

         Media pembelajaran masih belum lengkap

         Belum semua siswa dapat mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minatnya

         Dimungkinkan masih ada guru yang belum menggunakan strategi pembelajaran yang
bervariasi.

         Masih ada guru yang belum memiliki kompetensi dibidang ICT

         Masih ada guru yang belum menginternalisasikan life skill secara universal dalam KBM

         Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran yang tersedia oleh guru

         Belum ada program akselerasi bidang studi

        Belum optimalnya pelaksanaan program pengembangan diri (termasuk perekrutan


Pembina)

         Madrasah belum mempunyai standar proses belajar mengajar

        Belum optimalnya peran komite dalam pengembangan standar proses pembelajaran

         Dimungkinkan pelaksanaan penilaian berbasis kelas belum optimal

        Pelaksanaan laporan hasil belajar siswa setiap dua bulan sekali belum terlaksana secara
optimal (belum tepat waktu)

         Pengelolaan laporan hasil belajar siswa belum optimal

         Pelaksanaan aturan pengawasan  KBM belum optimal

        Sosialisasi tentang aturan pengawasan KBM kepada siswa kurang optimal

         Pengisian jurnal KBM di kelas belum optimal

3. Standar Kompetensi Lulusan

Kekuatan:

     SKL materi Ujian Madrasah (UM) di buat bersama-sama team guru bidang studi se Jawa
Timur yang dikoordinir Mapenda Kanwil Jatim

      Soal UM dibuat oleh team guru bidang studi bersama dengan KKM.
      Upaya meningkatkan kualitas lulusan di setiap tahun

 Upaya mewujudkan lulusan yang kompetitif di tingkat nasional


 Lulusan MAN 3 Malang sudah banyak diterima di PTN/PTS terkemuka di Indonesia dan
di beberapa perguruan tinggi di luar negeri seperti Mesir, Saudi Arabia, Malaysia,
Australia, Sudan, Jepang,  dll
 Adanya organisasi ikatan alumni
Kelemahan:

 Belum memiliki standar mutu lulusan yang kompetitif di tingkat Asia


 Belum mempunyai standar mutu lulusan yang berstandar internasional
 Belum mempunyai program untuk mencetak lulusan yang ahli dibidangnya dan mampu
bersaing di era global
 Kompetensi lulusan yang siap melanjutkan ke luar negeri masih rendah
 Ada indikasi life skill siswa masih rendah
 Belum semua lulusan memiliki akhlak mulia sesuai ajaran Islam
 Indentifikasi profil alumni masih belum optimal
 Daya saing lulusan MAN 3 Malang masih kurang
4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Kekuatan:

 Rasio jumlah guru dan bidang studi sudah sesuai (sebanding)


 Kualifikasi tenaga pendidik sudah sesuai dengan tuntutan BSNP (minimal S1)
 Semua guru telah menentukan tujuan pembelajaran yang dibimbing
 Semua guru telah menghargai peserta didik tanpa membedakan suku, adat, daerah
asal, dan gender
 Guru dapat berkomunikasi secara santun dengan teman sejawat, orang tua, dan siswa
 Beberapa guru sudah menyelesaikan pendidikan tingkat master (S2) baik di dalam
maupun di luar negeri
 Beberapa guru sudah mengisi pelatihan di tingkat sekolah, kota, propinsi, dan nasional.
Kelemahan:

 Jumlah guru GTT masih cukup banyak


 Masih sedikit guru yang memiliki karya pengembangan profesi.
 Masih sedikit guru yang berprestasi dibidang akademik maupun non akademik
 Belum ada program beasiswa guru yang melanjutkan jenjang S-2 dari lembaga
 Ada indikasi bahwa belum semua tenaga pendidik melakukan identifikasi potensi
peserta didik (kemampuan dan kesulitan dalam mata pelajaran yang dibimbing)
 Belum semua guru memahami teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
terkait dengan mata pelajaran yang dibimbing
 Belum semua guru menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam matapelajaran yang dibimbing
 Belum semua guru mampu memilih materi pembelajaran sesuai dengan pendekatan
yang dipilih dan karakteristik peserta didik
 Belum semua guru mampu menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik
untuk kegiatan di kelas, di laboratorium, maupun di luar kelas
 Belum semua guru mampu mengembangkan instrumen penilaian, evaluasi proses dan
hasil belajar
 Belum semua guru mampu melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan
 Ada indikasi bahwa perilaku kepala madrasah, guru, dan karyawan belum dapat dapat
diteladani secara menyeluruh oleh pesereta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya
 Ada indikasi bahwa kepala madrasah, guru, dan karyawan belum menunjukkan etos
kerja dan tanggung jawab yang baik.
 Belum semua tenaga pendidik mengikutkan orang tua peserta didik dan masyarakat
dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik
 Belum semua guru  menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran yang dibimbing
 Belum semua tenaga pendidik mampu mengembangkan materi pembelajaran yang
dibimbing secara kreatif
 Ada indikasi bahwa kepala madrasah, guru, dan karyawan belum dapat melakukan
refleksi terhadap kinerja diri secara jujur dan berkesinambungan
 Belum semua tenaga pendidik dapat melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang dibimbing
 Belum adanya  uji kompetensi guru.
 Rasa kekeluargaan di lingkungan civitas akademika masih kurang kompak.
 Belum  adanya indikator yang jelas untuk mengukur tingkat keberhasilan guru .
 Ada indikasi bahwa kepala madrasah, guru, dan karyawan kurang memiliki rasa empati
(kepekaan dan kepedulian) yang  mendalam kepada siswa.
 Ada indikasi bahwa dedikasi kepala madrasah, guru dan karyawan dalam
melaksanakan tugas masih belum optimal.
 Ada indikasi bahwa kepekaan kepala madrasah terhadap aspirasi guru, karyawan dan
siswa masih belum optimal.
 Kurangnya komitmen kepala madrasah dan guru dalam mengaplikasikan hasil pelatihan
atau work shop.
 Rekruitmen guru dan pegawai yang masih belum melalui prosedur profesionalisme
kelembagaan.
 Belum adanya panduan program pada masing-masing rumpun bidang studi.
 Penyusunan dan supervisi program madrasah belum optimal
5. Standar Sarana dan Prasarana

Kekuatan:

 Madrasah memberikan fasilitas yang bagus terhadap pengembagan pengetahuan ICT


guru melalui Hot Spot Area dan peminjaman tanpa bunga untuk pembelian lap top para
guru dan karyawan
 Sarana kelas, perpustakaan, laboratorium, sanitasi, dan ICT sudah cukup memadai.
 Lokasi yang cukup startegis untuk menjadikan sekolah yang unggul dan diminati oleh
masyarakat.
 Pemeliharaan fasilitas bangunan secara rutin
Kelemahan:

 Belum optimalnya perawatan dan pengamanan terhadap fasilitas madrasah terutama


alat-alat elektronik pembelajaran.
 Ada indikasi belum adanya perencanaan yang matang terhadap pengadaan sarana dan
prasarana madrasah
 Belum tertibnya administrasi fasilitas yang dimiliki madrasah
 Belum tertibnya penempatan barang-barang inventaris madrasah
 Belum optimalnya fungsi komite dalam pengadaan dan pengembangan sarana
madrasah.
6. Standar Pengelolaan
Kekuatan:

 Sekolah telah memiliki KTSP.


         Untuk kepentingan bahan ajar, disamping menggunakan LKS dan buku paket yang
tersedia di perpustakaan, juga banyak guru yang sudah memanfaatkan edukasi-net dari
JARDIKNAS ( lewat ICT ).

         Adanya Team teaching pada bidang studi UN.

         Penggunaan media pembelajaran (laboratorium,LCD, dan internet ) dalam PBM

         Setiap awal tahun ajaran baru, sekolah mengadakan penyegaran lewat workshop
pengembangan pembelajaran.

 Kalender akademik MAN 3 Malang sudah menunjukkan seluruh aktivitas KBM beserta
evaluasinya.
 Sarana UKS, BK, dan PSB sudah memadai.
 Rapot siswa sudah online dan computerized
     Penempatan SDM sudah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

     Penyebaran informasi timbal balik dari dan ke madrasah sudah cukup bagus antara lain
lewat situs internet.

 Pembagian tugas diantara pendidik sebagian besar sudah merata meskipun masih perlu
terus ditingkatkan dan dievaluasi.
 Sudah adanya tata tertib yang baik bagi siswa, guru, dan karyawan
 Rapat koordinasi guru, staf, dan karyawan sudah berjalan dengan baik.
 Pengadaan, penggunaan, dan persediaan bahan habis pakai sudah bagus.
 Adanya dukungan sekolah terhadap acara pelatihan guru, baik yang ada di MAN 3
Malang maupun diluar madrasah
Kelemahan:

 Pelaksanaan KTSP masih belum berjalan secara optimal


 Program responsi untuk materi agama dan bidang studi lain belum mempunyai panduan
 Belum ditemukan sistem (model) pembelajaran yang cocok untuk sistem fullday school
(> jam 14.00)
 Pelaksanaan remidi belum tersusun dengan baik.
 Kurikulum akselerasi belum tersusun secara pasti.
 Materi program responsi belum tersusun secara bersama oleh masing-masing klub
bidang studi.
 Strategi Pembelajaran yang dilakukan guru belum semua mengacu pada pembelajaran
PAKEM.
 Belum ada aturan yang jelas terhadap penilaian kinerja guru setiap tahun sekali (DP3)
oleh kepala madrasah
 Pengelolaan pada kesiswaan perlu di optimalkan.
 Pembinaan dan pengelolaan asrama belum optimal.
 Kedisiplinan input nilai oleh guru masih perlu dioptimalkan
 Belum adanya sistem penerimaan guru dan karyawan yang  baik melalui prosedur
profesional kelembagaan.
 Belum adanya program pengembangan guru secara berencana dan berkesinambungan
 Belum semua bidang studi mempunyai program MGMP yang melakukan kegiatan
secara reguler
 Masih kurang tertibnya administrasi kegiatan penunjang profesi pendidik dalam rangka
mendukung proses sertifikasi.
 Belum ada aturan tentang sertifikat penghargaan bagi siswa, guru, dan karyawan pada
setiap kegiatan lomba atau kejuaraan.
 Pemeliharaan fasilitas madrasah masih belum optimal.
 Belum ada tempat penyimpanan dan sistem peminjaman alat-alat inventaris madrasah
secara terpusat dan tertib
 Belum ada pendataan ulang secara reguler terhadap sarana madrasah (bisa lewat wali
kelas atau penanggung jawab ruang ).
 Perlunya pengadaan laboratorium matematika dan IPS
 Belum meratanya fasilitas yang ada dikelas dan di asrama.
 Belum ada sistem dan panduan yang jelas pada system penganggaran semua program
madrasah
 Perlu ada peninjauan ulang pada insentif guru akselerasi dan guru team teaching.
 Gaji guru GTT dan PTT belum memenuhi standar UKM.
 Belum ada ketua program akselerasi.
 Lembaga Litbang belum terbentuk dan berperan secara optimal
 Masih perlunnya sosialisasi dan evaluasi yang optimal dari peraturan akademik yang
ada.
 Belum adanya tata tertib pendidik,tenaga kependidikan serta penggunaan sarana dan
prasarana.
 Belum adanya kode etik hubungan antara sesama warga didalam lingkungan madrasah
dan hubungan antara warga madrasah dengan masyarakat.
 Biaya operasional madrasah masih belum tersosialisasi secara baik
 Rencana tahunan madrasah belum terkomunikasikan secara transparan kepada guru
dan karyawan.
 Guru dan karyawan belum dilibatkan dalam penyusunan program madrasah.
 Sosialisasi KTSP belum optimal.
 Program konsultasi madrasah dengan orang tua/wali peserta didik belum terjadwal
setiap tahun.
 Belum ada program rapat madrasah dengan komite madrasah secara reguler dan
terjadwal.
 Akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan belum teridentifikasi setiap tahun.
 Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan belum terprogram secara baik.
 Pelaksanaan dari  keputusan-keputusan rapat yang ada belum berjalan dengan baik.
 Istrumen penjamin mutu madrasah belum ada
 Sistem pengawasan, pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan belum optimal.
 Belum ada buku panduan yang jelas dari masing-masing staf kepala  bidang kurikulum,
kesiswaan, humas, keagamaan, sarana dan prasarana, administrasi, litbang, dan
keuangan,.
 Kebijakan yang masih belum mencerminkan bottom-up process (masukan dari bawah)
7. Standar Pembiayaan

Kekuatan:

         Adanya subsidi orang tua/wali siswa baru berupa dana infak

        Dana kontrak prestasi yang sangat membantu dalam proses pengembangan


keterampilan guru
         Adanya dana dari hasil penyewaan fasilitas madrasah seperti aula dan asrama PSBB

Kelemahan:

         Kondisi biaya investasi belum tersosialisasikan dengan baik

         Kondisi biaya operasional setiap bulan belum tersosialisasikan dengan baik

        Dukungan komite madrasah terhadap biaya penyelenggaraan pendidikan di madrasah


selama kurun 3 tahun terakhir belum optimal

8. Standar Penilaian

Kekuatan:

        Pemberlakuan raport berkala setiap 3 bulan.

        Ujian blok bersama setiap 1 semester sekali.

        Try-out mata pelajaran UN bersama, bekerjasama dengan Diknas Kota Malang maupun
Depag propinsi Jawa Timur

         Pelaksanaan sistem remidi dan pengayaan oleh masing-masing guru bidang studi

Kelemahan:

         Madrasah belum memiliki sistem dan prosedur penilaian baku meliputi tehnik, jenis dan
bentuk penilaian sesuai dengan standar penilaian pendidik.

         KKM masih belum sesuai dengan standar yang ada.

         Monitoring dan evaluasi dari kepala dan wakil kepala belum optimal

        Komite madrasah belum terlibat secara optimal dalam mengontrol pelaksanaan standar
penilaian pendidikan.

        Penanganan dan pembinaan guru dan karyawan yang disinyalir bermasalah belum
berjalan dengan baik.

B. Faktor Eksternal

B.1 Peluang

1. Adanya ruang gerak yang terbuka bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan diri
secara maksimal
2. Dukungan Departemen Agama Republik Indonesia baik berupa kebijakan maupun
finansial yang semakin baik
3. Apresiasi masyarakat terhadap madrasah semakin meningkat
4. Terbuka kesempatan lulusan madrasah melanjutkan baik ke perguruan tinggi  bergengsi
baik di dalam maupun di luar negeri
B.2 Ancaman

1. Bermunculan sekolah unggul sebagai kompetitor


2. Lingkungan di luar sekolah yang kurang edukatif
3. Kebijakan publik yang belum menempatkan pendidikan sebagai prioritas dalam
pembangunan
4. MAN 3 Malang belum menjadi pilihan utama bagi sebagian masyarakat
5. Inkonsistensi kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

Sumber : http://imamsujarwo.man3malang.com/?p=67

You might also like