You are on page 1of 10

UNDANG-UNGDANG DASAR 1945

Undang-undang dasar Negara Rl 1945 secara sistematika pada sebelum perubahan/amandemen


UUD 1945 terdiri atas tiga unsur yaitu ; pembukaan batan tubuh dan penjelasan, pembukaan berisi
empat pokok pikiran yang secara yuridis merupakan nilai-nulai pancasila sebagai dasar fundamental
dalam pelaksanaan dan penyelengaraan negar yang direalisasikan lebih lanjut. Pada pasal UUD 1945
paragraf-paragraf yang berisi segala hal tentan asas dasar proklamasi dan pokok-pokok dari ketata
Negara yang dibentuk, sedang batang tubuh berisi pasal-pasal dari UUD yang terdiri atas 37 pasal,
termasuk pasal tentang perubahan, sedang penjelasan memberikan pengertian secara rinci tentang
makna yang tercantum pada pasal-pasal UUD 1945.
Namun, setelah masa reformasi dan terjadinya perubahan terhadap UUD 1945 Sistematika UUD
1945 hanya terdiri dari dua unsur yaitu pembukaan dan pasal-pasal saja. Mengenai UUD 1945 lebih
lanjut akan dijelaskan dalam rangka perubahan atu amandemenya pada bab berikunya.
Pembukaan UUD 1945
Lebih lanjut tentang pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa meskipun seolah-olah pembukaan
merupakan bagian dari UUD 1945, sebenarnya keduanya lahir secara terpisah, masing-masing hanya
bersamaan hari dan tanggal pengesahaannya, sehingga seperti dikemukakan oleh prof.Drs.Notonogoho.
S.H dalam bukunya ( 1959 ), mengenai pembukaan undang-undang dasar 1945 pokok kaidah negara
yang fudamental dalam Undang-undang dasar 1945 bukanlah merupakan hukum yang tertinggi
sedang pembukaan pada hahekatnya terpisha denga UUD 1945, dan merupakan poko kaidah Negara
yang fundamental, sedang intinya adalah pancasilah.
Pembukaan UUD 1945 pada prinsipnya sangat erat kaitanya dengan proklamasi maupun dengan
pancasila. Dalam pembukaan tercantum permasalahan yang sangat berhubungan dengan cita-cita
proklamasi kemerdekaan RI, yaitu suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila, juga ikut
dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaiyan abadi dan keadilan
sosial, pembukaan UUD 1945 juga memuat Asas-asas dan dasar proklamasi kemerdekan hakikatnya
menyatu dan tidak terpisahkan. Selain itu, juga megandung penjelasan yang ringci tentan cita-cita luhur
proklamasi (Declaratuion of Independece) dari bangsah indonesia, dan menjadi satu rangkaian dalam
proklamasi 17 agustus 1945. Cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat dan negara yang
meyakini adanya tuhan yang maha Esa. Dimana tiap warga negara hidup atas atas dasar saling harga-
menghargai dan saling menghormati serta menjadi landasan dasar bagi seluruh masyarakat Indonesia
dan pada akhirnya proklamasi kemerdekaan RI merupakan pencetus atas semangat pancasila sebagai
titik kulminasi tekad bangsa untuk merdeka.
Selanjutnya, pembukaan UUD 945 sebagai pokok kaidah negara yang pundamental memiliki arti,
antara lain sebagai berikut ;

1. Sumber hukum dari Undang –undang dasar 1945 karena pembukaan UUD 1945 mempunyai
hakikat kedudukan yang tetap dan tidak berubah bagi Negara yang dibentuk.
2. Menurut teori hukum, yang meletakkan dasar negara adalah PPKI, yang menjadi pembentukan
yang pertamakali pada tanggal 17 A gustus 1945.
3. Pembentukan Negara (PPKI) mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan pemerintah dan
majelis permusyawaratan rakyat (MPR) sedang pemerintah dan MPR hanyapembentuk negara.
4. Secara hukum, semua produk hukum hanya bisa di ubah/dihapus oleh ketentuan yang lebih
tinggi kedudukannya sehingga pembukaan UUD 1945 hanya dapat diubaha oleh pembentuk
negara (PPKI) yang pada saat ini sudah tidak ada lagi.
Adapun ke Empat poko pikiran yang secara yuridis yang merupakan nilai pancasila dapat dijelaskan
sebagai berikut ;
1. Poko pikiran I : negara persatuan
Maknanya iyalah negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah dara indonesia denga
berdasara atas persatuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan memiliki arti.

a. Negara melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia


b. Negara mengatasi segenap paham golongan dan perseoranagan, dan
c. Negara menghendaki p[ersatuan melindungi segenap bangsa. Yang akhirnya mewajibkan kepada
Negara, penyelenggaran Negara dan setiap warga negara untuk mengutamakan kepentingan
Negara diatas kepentingan golongan maupun perseoranagan.
2. Pokok pikiran II : negAra hendak mewujudkan keadila sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Maknanya ialah sejak dibentuknya negara RI telah ada tujuan, yaitu negara akan berusaha
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dari sabang sampai marauke. Dengan di
dasarkan bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadialan sosial dalam kehidupan masyarakat.
3. Pokok pikiran III : negara berkedaulatan rakyat
Maknanya iyalah berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan artinya yang
berdaulat adalah rakyat dan segala persoalan diselesaiakan dengan jalan musyawara/perwakilan.
4. Pokok pikiran IV : negara berdasar atas ketuhanan yang Maha Esa dasn dasar kemanusiaan yang
adil beradab

Maknanya ialah negara termasuk rakyat Indonesia mengaku dan percaya pada Tuhan yang maha Esa
atau yang tungga.
Dasar kemanusian yang adil dan beradab dengan menghormati segenap manusia yang memiliki
kedabab serta perlakuan yang adil bagi setiap manusia
Sementara itu, Undang-undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-
lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti, kemanusian yangluhur, dan memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
3.2 paragraf-paragraf dalam pembukaan UUD 1945
Mengenai pengertian dari paragraf 1 sampai paragraf 4 dapat dijelaskan sebagai berikut ;
Paragraf Pertama
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itun maka
penjajhan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai denga peri kemanusian dan peri keadilan.
Disini mengandung pengertian bahwea bangsa Indonesia memiliki kesedian serta kemampuan
dalam menyelami persoalan yang secara mendalam tentang kenyatan bahwa keadilan bukan keadaan
kodrati yang sebenarnya karena kodrati harus mengandung pengertian kenyataan peri kemanusian dan
peri keadilan, peri kemanusian dan peri keadilan mengandung makna filosofis, yang dasar peri
kemanusian dan peri keadilan keduanya berkembang atas dasar kepentingan bersama rakyat Indonesia
dan antar bangsa sehingga jelas bangsa Indonesia menolak penghipasan atas manusia oleh manusia dan
atas bangsa oleh bangsa yang lain. Dengan demikian, pelunya menjaga antar individu atau masyarakat
dalam kelompok bangsa serta memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya kepada hak kemerdekaan
setiap manusia sebagai indivudu maupun anggota masyarakat bangsa secara seimbang dan harmonis.
Paragraf kedua
Dan perjuangan Pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kepada pintu gerbang
kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Ditujunkan dalam paragraf ini bahwa kemerdekaan Indonesia itu bukanlah sutau hadiah ataupun
pemberian dari penjajah melainkan suatu hasil perjuanaga dari seluruh rakyat pejuang Indonesia.
Negara Indonesia merdeka yang dicita-citakan memiliki sifat-sifat tertentu yaitu merdeka bersatu
berdaulat adil dan makmur, merdeka berdasarkan atas asas kebebasan, baik terhadap bangsa atau
negara sendiri maupun negara-negara lain dalam arti bebas bertanggung jawab. Bersatu dalam arti
bersatunya yang nyata dalam lingkup Negara maupun dunia luar, sedangkan makmur adalah bahwa
setiap orang harus dapat mencapai kehidupan bekesejahteraan yang layak bagi kemanusian, lahir dan
batin, jazmani dan rohani.
Pargraf ketiga
Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan didorongkan olehn keinginan luhur supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan denga ini kemerdekaannya.
Disini terbukti adanya kesadaran bahwa kemerdekaan Indonesia telah tercapai karena masyarakat
bangsa ini meyakini akan Ridho serta izin dari Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan restunya atas
segenap usaha yang sungguh-sungguh keinginan yang besar untuk menjadi bangsa yang merdeka.
Berdasarkan kenyataan atas hukum Tuhan tersebut, bangsa Indonesia akan mencapai keseimbangan
dalam halkehidupanmaterial, sfiritual, dan akhirat.
Pargraf keempat
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ukit melaksanakan ketertiban Dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamain abdi dan keadila sosial, maka disusunlah kemerdekan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan negara RI yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuahanan Yang
Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang pimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dala pemusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia.
Inti pokok paragraf keempat adalah tertujuh kepada pembentukan suatu pemerintahan negara
yang isinya, diantaranya adalah sebagai berikut ;
1. Perihal tujuan Negara
2. Perihal diadakannya Undang-undang dasar
3. Perihal betuk Negara, dan
4. Perihal asal/dasar kerohanian (falsafah) Negara.
Adapun mengenai perihal tujuan Negara, terlihat dan tercantum dalam kalimat .... untuk
membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang melindungi .... sampai dengan keadilan sosial. Tujuan
negara dimaksud adalah segenap bangsa dan seluruh tumpah dara Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abdi dan keadilan sosial.
Kemudian, tentang ketentuan diadakannya Undang-undang dasar adalah seperti tersebut dala
kalimat .... Maka disusunlah kemerdekan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar
Negara Indonesia, ...... Disini memuat fungsi yang mengharuskan diadakannya Undang-undang dan
bahwa kemerdekaan Indonesia bukan kemerdekaan yang sebenarnya, melainkan yang tersusun secara
teratur menurut ketentuan UUD yang diadakan.
Tentang bentuk Negara terlihat dalam kalimat yang terbentuk dalam suatu susunan Negar RI
yang berkedaulatan rakyat, bentuk Negara yang dimaksud disini adalah NegaraRepublik denga
kekuasaan ditangan rakyat secara mutlak dan Negara berdasar atas hukum.
Isi yang lain dalam paragraf keempat adalah perihal asas/dasar kerohanian (falsafah) Negara dan
ini terlihat pada kalimat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Ynag Maha Esa, menurut kemanusian
yang adil dan beradab, persatuan indonesia, dan kerakyatan yang dipimping oleh Hikmat kebijaksaan
dalam permusyawaratan perwakilan serta denga mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dasar kerohanian mempunyai sifat umum abstrak, karena sedikit isi namun rangkumannya
laus, kemudian juga lestari, dan abadi yang berarti tidak mudah berubah, sedangkan Uniperal artinya
bisa beRlaku untuk siapa saja atau negara mana saja.

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT, DASAR NEGARA, DAN IDEOLOGI


Pancasila Sebagai Suatu Filsafat
1. Pengertian Filsafat
Pancasila sebagai suatu bangsa Indonesia akan di tinjau arti, objek, dan tujuan pada filsafat
umum dan selanjutnya memasuki bidang falsafah hidup bangsa Indonesia.
Pada dasarnya filsafat pertama kali lahir di Yunani, selanjutnya lahir filsafat pada abad
pertengahan, dan seterusnya. Namun tak ada salahnya sebagai pembuka, dicoba menyebutkan kapan
lahirnya filsafat maupun asala-usul filsafat yang diketik dan dibuka oleh beberapa pakar penulisnya,
diantaranya sebagai berikut ;
Prop. Dr. Achamad Tafsir dalam bukunya 2004, edisi refisi filsafat Umum Akal dan hati sejak
thales sampai capra, dalam Bab I hal 1 bahwa orang yang mula-mula sekali menggunakan akal secara
serius adalah orang Yunani yang bernama Thales (kira-kira tahun 624-546 SM). Orang inilah yang digelar
bapak filsfat. Gelar itu diberikan kepadanya iya mengajukan pertanyaan yang aneh, yaitu apakah yang
sesamanya dan sesudahnya mengajukan jawabannya.
Kemudian Dr. Peter Soedoyo B.Sc, dalam bukunya (2004), Pengantara Sejarah Filsafat Ilmu
Pengetahuan Alam, yakni yang berkembang atas dasar kegairahan ingin tahu semata-mata, baru lahir
dan berkembang dalam perdaban Yunani kuno antara 600 tahun Sebelum Masehi, sampai sekitar tahun
100 sesudah masehi. Adalah bangsa yunani yang meletakkan dasar-dasar ilmu filsafat yang melandasi
peradaban umata manusia samapai sekarang. Thales bersma anaximander dan anaximanes adalah filsuf
pertam yang mula-mula membahas keberadaan segala sesuatu dan asal usul alam dalam kebendaan
serta proses perubahan alam kebendaan. Filsafat lahir pertam kali di Yunani dan toko Utama dalam
filsafat adlah seorang filsuf Yunani yang bernama Thales, selanjutnya diikuti silih berganti oleh toko-toko
lain yang sering kita kenal seperti, Plato, Aristoteles, Socrates, Cicero, dan dilanjutkan oleh descartes,
dan immanuel kant.
Selanjutnya, berbicara tentang filsafat, apabila kita mendengar kata filsafat kita akan
membanyangkan mengenai hal-hal yang abstrak, yang tidak konkrit, tidak nyata, dan hanya berupah
bayang-bayangan atau lamunan. Seseorang yang bersifat diilustrasikan sebagai orang yang berpijak di
Bumi dan menengadah kearah bintang-bintang kelangit. Artinya, ia ingin mengetahui tentang hakikat
dirinya dalam kesemestaan alam (Riswandi, 1993:15) sehingga biasa dinyatakan bahwa ruang lingkup
filsafat hanyalah meliputi hal-hala yang tidak riil, yang seolah-olah seseorang berfilsafat digambarka
sebagai seseorang yang dalam kehidupannya hanya melamun sepanjang hari. Padahal, sebenarnya
tidaklah demikian, mengingat filsafat juga mempermasalahkan hala-hal yang tampak atau praktis,
termasuk hal-hal yang konkret karena filsfat berhubungan dengan kehidupan manusia dalam kegiatan
sehari-hari, misalnya hubungan sesama manusia dengan msyarakata luas, dengan Negara dan
berkaiatan pula dengan masalah-masalah bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, huku dan
pendidikan.
Selain itu, juga termasuk perilaku baik dan buruk, jahat dan tidak jahat (diatur dalam etika),
masalah benar dan tidak benar (diataur dalam logika), seolah indah dan tidak indah (diatur dalam
estetika).
Setiap manusia memiliki sifat keterbatasan serta kesadaran dalam hal berfilsafat dan akan
dilakukan apabila dirinya merasa kecil dan terbatas bila dibandingkan dengan alam sekitarnya, ataupun
pada saat seseorang merasa takut mengalami akan kegagalan ataupun penderitaan. Disitulah manusia
berpikir bahwa diluar dirinya yang serba terbatas pasti ada sesutau yang tidak terbatas.
Mengingat filsafat adalah suatu hasil budaya manusia secara kodrtai dibekali oleh Tuhan Yang
Maha Esa kemampuan rohani berupa akal, rasa, dan karsa sehingga filsafat adalah hasil dari kebulatan
akal, rasa, dan karsa tersebut menjadikan kebudayaan yang sifatnya non material. Manusia dengan
masyarakat dan budaya juga mempunyai hubungan yang erat dengan alam sekitarnya, termasuk
lingkungannya, dan filsafatpun sebagai hasil budaya manusia terhadap mekanisme sekitarnya. Oleh
karena itu bebagai jenis filsafat tertentu pasti memiliki ciri-cirinya sendiri karena pengaruh lingkungan,
misalnya filsafat Yunani, filsfat India, filsafat Cina dan filsafat Indonesia.
Berdasarkan tata bahasa, kata filsfat berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas “philein”
(artinya cinta) dan “sopdos” yang artinya (hikma), kebijaksanaan atau wisdorn. Secvara harfia “filsafat”
cinta kebijaksanaan memiliki arti kebenaran yang sesungguhnya, dan berhubungan hasrat ingin tahu
terhadap hal-hal yang benar. Dalam arti praktis, filsafat mengandung makna alam berfikir, sedangkan
berfilsafat adalah bepikir secara mendalam atau rdikal. Radikal berfikir sampai akar-akarnya dan
sungguh kepada hakikat sesuatu. Hakikat sesuatu sama artinya dengan kebenaran dari seuatu yang bisa
berupa apa saja seperti tentang manusia, benda, alam, hukum, ekonomi, dan politik.
2. Sistematika Filsafat
Filsafat mempunyai sistematika yang amat luas yang meliputi tiga hal utama, yaitu ontologi,
epistemologi, dan axilogi.
a. Bidang ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki hakikat dan realita yang ada. Paham-
paham seperti idealisme, spritualisme, materialisme, pluralisme merupakan asumsi-asumsi dasar
antologi yang akan menentukan apa hakikat kebenaran atau kenyataan sebagaiman dicapai
melalui pengetahuan.
b. Bidang epistemologi adalah suatu bidang filsafat yang membahas sumber, batas, proses, hakikat,
dan validasi pengetahuan. Epistemologi meliputi berbagai asarana dan tata cara menggunakan
sarana dan sumber pengetahuan untuk mencapai keberhasilan atau kenyataan rasianalisme,
kritisme, fenomenologi, dan positivisme.
c. Bidang aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki nilai, terutama meliputi nilai-nilai
formatif.
3. Cabang-cabang Filsafat
Yang dimaksud dengan cabang adalah bagian yang termasuk dalam ilmu filsafat, dan memiliki
konsep dasar filsfat tersendiri, yaitu ;
a. Metafisika, cabang filsafat yang membahas dan melukiskan hal-hal bereksintesi dibalik fisis, yang
meliputi bidang-bidang ontologi, kosmologi, dan antropologi secara keseluruhan.
b. Epistemologi, cabang filsafat yang berkaitan denga pemasalahan hakikat daripada ilmu
pengetahuan.
c. Metodologi, adalah filsafat yang membahas persoalan hakikat metode atau metodologi dalam
ilmu pengetahuan.
d. Logika, cabang cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan cara berfikir/filsafat berfikir,
tentang rumus/dalil dan penalaran tentang hal yang benar dan tidak benar yang bai dan yang
buruk.
e. Estika, cabang filsafat yang berkaitan dengan permasalahan pemecahan konsep-konsep yang
mengandung nilai keindahan dalam hal-hal yang bersifat estetik.
f. Etika, cabang filsafat yang berkaitan dengan moralitas, juga tingkah laku manusia/tindaka-
tindakan manusia.
4. Kegunaan Filsafat dan Filsafat Pancasila
Kegunaan teoritik bahwa dengan mempelajari filsafat orang menjadi bertambah pengetahuannya.
Ia akan lebu\ih mampu mempelajari segala seuatu denga cara yang baik,
Kegunaan praktik, bahwa ajaran filsafat dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari,seperti
halnya logika,estika, dan etika.
Logika akan menggerakkan kepada kita agar lebih dapat berfikir Rasional, tertur dan sistematik,
sehingga muidah mengambil kesimpulan yang benar. Kesimpulan tidak akan salah bila kita mendasarkan
diri kepada aturan aturan yang benar dan telah ditentukan secara pasti.
Etika, mengajarkan kegunaan nilai seni yang sangat berharga, seni melalui keindahan tampil dan
berp[eran dalam berbagai kegiatan manusia, termasuk menimbulkan daya tarik karena keindahan
(musik, nyanyian, pakaian, berbahasa, lukisan bunga- bunga dihalam rumah).
Etika, bagian filsafat yang mempelajari tingkah laku dan perbuatan manusia yang baik atau yang
buruk.. oleh karena itu mempelajari etika sangat berguna, termauk didalamnya mengajarkan moral,
kesusilaan, sopan santun, maupun norma yang baik.
Bagi bangsa indonesia, filsafat pancasila sangat berguna, selain manusia sebagai perseorangan juga
sebagai warga suatu masyarakat bangsa dalam mendukung cita-cita ataupun tujuan nasional , karena
filsafat pancsila adalah landasan dasarnya, juga landasan dasar berfikir segenap bangsa dan negara
indonesia. Disampin itu, secara khusus bangsa indonesia berani mempertahankan eksistensi pancasila
bgi nusa dan bangsa, serta akan menjaga kelestarian kelangsungan hidup bangsa dan negara indonesia
dalam membela kebenaran dan kepentingan demokrasi bagi kehidupan bersama yang dilandasi oleh
nilai persatuan dan kesatuan.
5. Falsafat Hidup Bangssa Indonesia
Falsafat dapat dimaksudkan dalam macam falsafat, dalam arti produk sebagai pandangan hidup,
dan falsafat dalam arti praktis.
Filsafat pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam hal
sikap, tingkahlaku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Pada saat sebelum pancasila menjadi dasar filsafat hidup bangsa, yaitu sebelum tanggal 18
Agustus 1945, pancasila menjadi nilai luhur budaya bangsa indonesia yang kita kenal sebagai sifat-sifat
teposeliro, tepotulodo, tepopalupi, suka bekerja keras, tolong-menolong/gotnroyong, peduli kasih dan
sebagainya.
Sesudah tanggal 18 Agustus 1945 pancasila telah sah menjadi landasan dan dasar negara
republik indonesia secarah sah yuridis konstitusional. Disinilah pancasila menjadi suatu saat
fundamental Norm atau Grund Norm, yang setiap orang dan manusia, baik sebagai pribadi, maupun
sebagi warga negara memiliki nilai pribadi yang dilandasi oleh norma/hukum tertulis maupun yang tidak
tertulis. Misal manusia dapat bebas memilih kesenangannya dalam hal berpakaian, bepergian
kemanapun asal memenuhi ketentuan yang ada, bebas jalan-jalan, rekreasi, berbelanja
kepertokoan/mall, membeli rumah, dan mobil. Norma hukum lahir karena otoritas pemerintah atau
wewenang pemerintah/negara berupa ketentuan perundangan, yang selanjutnya bisa berupa
kebawahannya : surat keputusan dari rektor atu dekan perguruan tinggi suasta juga surat keputusan
atau surat edaran dari partai- partai. Semua hal tersebut harus ditaati karena mengandung sangsi. Yang
bukan undang- undang adalah berupa semua ketentuan yang lain sampai dengan kententuan pada
rukun warga atau rukun tetangga, tetapi harus juga dipatuhi warga masyarakat. Hukum yang tidak
tertulis merupakan ketentuan yang lahir dari masyarakat berupa auran atau norma-norma, seperti
norma susila, norma sopan santun dan norma agama yang dilandasi kesadaran kehidupan bersama dalm
masyarakat (masih ada sangsi walaupun tidak seberat undang- undang).
Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa tumbuh dan berkembang bersam dengan tumbuh dan
berkembangnya bangsa indonesia. Pancasila yang merupakan filsafat hidup bangsa indonesia
mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa indonesia. Nilai dasar yang dimaksud
adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial,
yang tata urutangnya termuat dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 ( sesudah tanggal 14 Agustus
1945).
Nilai adalah suatu yang diinginkan (positif) atau sesuatu yang tidak diinginkan (negatif). Menilai
mengandung arti menimbang yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesutau yang
lain dan mengambil keptusan atau menilai berarti menimbang atau perbandinkan sesuatu denga
sesuatu yang lain untuk kemudian menganbil suatu keputusan.
Sebagi falsafah hidup bangsa indonesia, filsafat pancasila dapat diartikan sebagi kemampuan
rohani bangsa indonesia melakukan pemikiran yang sedalam- dalamnya tentang kebenaran pancasila
sebagi landasan dasar falsafah kehidupan bangsa indonesia sehungga hasilnya adalah memperoleh
suatu kebenaran yang sesungguh-sungguhnya dan hakiki dari arti nilai sila-sila pancasila.
6. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Moral dan Etika.
Moral dan etika sangat berkaitan dengan nilai tatanan ataupun nilai norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarkat, yang menjadi ukuran menilai manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.
Menurut Prof.Dr.Drs.Notonagoro, S.H. dalam bukunya (1947), filsafat dasar negara menyebutkan
nilai dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur Jasmani manusia.
b. Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melakukan kegiatan atau
aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa nilai moral dan etika dalam pancasila adalah nilai nilai yang
bersumber kepada kehendak atau kemampuan manusia untuk berbuat sesuatu, tetapi berlandaskan
kepada unsur kemauan yang baik dan positif, disamping adanya unsur pembenar perbuatan yang
bersumber kepada rasio atau akal manusia.
Selain itu dalam perbedaan dalam nilai- nilai yang lain, moral dan etika religius dari budaya yang
memiliki tingkat maju dan tinggi.
Berkaitan dengan penilaian terhadap estetika atau keindahan mengingat keindahan juga melengkapi
kehidupan manusia yang serba luas yang bisa diperoleh melalui rasa indah yang akan mendoronh atas
bershasil baik/buruknya penyelesaian tugas-tugas dalam lingkup kehidupannya misalnya, pada hari libur
melakukan rekreasi melihat pemandangan yang indah (gunung- gunung yang menjulang tinggi, sawah-
sawah yang membentang Luas dan rapi) yang akan memberiikan kesan yang indah atau estetik.
Sehubungan dengan perasaan sosial, mengingat kepada kehidupan manusia (indonesia) hakikatnya,
selain sebagai mahluk individu (dilengkapi rasa diri), juga sebagai mahluk sosial dengan perasaan
sosialnya, tampaklah bahwa mahluk sosial tidak terlepas dari lingkungan sosialnya, sehingga yang
menentukan baik buruknya tingkah laku, moral etikanya lebih banyak dipengaruhi dan ditentukan
lingkungan sosialnya dari pada pribadinya.
Yang berkaitan perasaan religius, mengingat manusia pada umumnya hidup bersandar pada sang
penciptanya sehingga segenap perbuatannya yang baik dan buruk merupakan dampak dari moral
etikanya akan mendapatkan penilaian dari Tuhan Yang Maha Esa, yang maha adil, Maha pengasih dan
Penyayang dalam arti rasa religi kehidupan manusia.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa Tuhan sebagai pencipta alam semesta dan seisinya selalu
memberikan petunjuknya dalam membantu mengatasi hal yang baik dan yang buruk didalam
kehidupan, termasuk mendapatkan estetis kehidupan manusia yang selalu dalam bimbingan-Nya. Tak
ada suatu tindakan yang dilakukan manusia tanpa pertolongan Tuhan (Poedjawiyanta, 2003:22)

You might also like