Professional Documents
Culture Documents
Keberadaan Rumah Sakit Umum akhir-akhir ini menjadi sorotan, karena fungsi
rumah sakit umum sebagai sarana pelayanan kesehatan sudah menjadi
kebutuhan. Sebagaimana dikucurkannya dana Jamkesmas, tak heran hampir
semua rumah sakit sudah mulai kewalahan menerima pasien.
Ayat 7, indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuatitatif dan kualitatif
yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi
dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses hasil dan atau
manfaat pelayanan.
Ayat 8, pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan
mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalaam kehidupan sosial,
ekonomi dan pemerintahan. Dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 PP RI N0 58 tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan standar pelayanan minimal adalah tolok ukur kinerja dalam
menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib daerah.
Pengertian Umum SPM : Adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga
secara minimal.Juga merupaklan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan
minimum yang diberikan oleh Badan layanan Umum kepada masyarakat.
SPM ini dapat dijadikan acuan bagi pengelola rumah sakit dan unsur terkait
dalam melaksanakan perencanaan, pembiyaan dan pelaksanaan setiap jenis
pelayanan agar dapat dukungan. Untuk itu bagi Pemerintah Daerah Propinsi
maupun kabupaten/kota dapat menjadikan SPM sebagai bahan verifikasi kepada
para Direktur rumah sakit diwilayahnya apakah komit dan serius dalam
penerapan SPM jikalau ingin mewujudkan pelayanan rumah sakit yang lebih
bernas dan berkualitas.
* 2. Indikator
Merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-
indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit ada
beberapa indikator, yaitu:
* a. Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang
yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat,
prosedur tetap dan lain-lain.
* c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya
jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
* d. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil
pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap
pelayanan dan lain-lain.
* e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah
sakit maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang
lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.
* f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas
misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.
b. Manajemen Keuangan.
c. Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit, kedalam dan keluar rumah sakit.
d. Sarana prasarana.
e. Mutu Pelayanan.
* - Length of stay.
Bed occupancy rate (BOR) atau Pemakaian Tempat Tidur dipegunakan untuk
melihat berapa banyak tempat tidur di rumah sakit yang digunakan pasien
dalam suatu masa.
Prosentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang
tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Bila nilai ini mendekati 100
berarti ideal tetapi bila BOR Rumah Sakit 60-80% sudah bias dikatakan ideal.
BOR antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa dibandingkan oleh karena
adanya perbedaan fasilitas rumah sakit, tindakan medik, perbedaan teknologi
intervensi. Semua per bedaan tadi disebut sebagai “case mix”.
Turn over internal (TOI), waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu
antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh
pasien lain.
Bed turn over (BTO), berpa kali satu tempat tidur ditempati pasien dalam satu
tahun. Usahakan BTO lebih besar dari 40.
Length of stay yang baik 5-13 hari atau maksimum 12 hari, 6-10 hari.
Foetal Death Rate (FDR) atau angka bayi lahir mati. Standar 2%.
Post Operative Death Rate (FODR) atau angka kematian pasca bedah. Standar
1%.
Dalam usaha memperkecil pengaruh “case mix” untuk menilai tingkat efisiensi
digunakan indikator yang lebih tajam, indikator yang dimaksud adalah:
Pasien yang akan dioperasi biasanya harus menjalani pemeriksaan radiologi dan
laboratorium serta perlu observasi terhadap keadaan tertentu. Jadi sebelum
operasi pasien telah menggunakan jasa rumah sakit yang tidak sedikit. Lebih
banyak pemeriksaan atau lebih lama observasi tentunya lebih banyak
menggunakan sumber daya rumah sakit. Agar efisiensi maka pemborosan harus
ditekan. Bertambah singkat Av LOS prabedah, bertambah hemat atau
bertambah efisien pelayanan yang diberikan.
INDIKATOR PENILAIAN
* - Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk dalam, catchment area
* - Hospitalization rate
Mutu pelayanan ditinjau dari GDR & NDR