Professional Documents
Culture Documents
“KEJANG”
Disusun Oleh :
Ismawati (070-300-69)
Rr. Ayu Arinta (070-300-85)
Supriadi (070-300-89)
Yulika Rudiana (070-300-94)
Yuni Susanti (070-300-95)
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, dan Karunia-
Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Keperawatan Anak
Management Terpadu Balita Sakit (MTBS) KEJANG”, sebagai salah satu tugas mata kuliah
keperawatan anak II pada semester 6 program studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya.
Penyusunan proposal penelitian ini tidak lepas dari segala bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Mariani, S Kep. Ns selaku dosen mata kuliah keperawatan anak II yang telah
memberikan tugas penyusunan makalah ini sehingga kami mendapatkan pengetahuan
tentang management terpada balita sakit kejang.
2. Semua pihak khususnya anggota kelompok yang telah meluangkan waktu dan pikirannya
untuk mengerjakan tugas ini
3. Serta teman teman semuayang telah mendukung terselesaikannya makalah ini
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga nakalah ini berguna baik bagi penulis maupun pihak lain yang
memanfaatkan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan nakalah ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................
B. Batasan Masalah .................................................................
C. Rumusan Masalah ...............................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................
1. Pengertian kejang ............................................................
2 Insiden kejang pada bayi ................................................
3 Ppatofosiologi kejang pada bayi ...................................
4 Jenis-Jenis Kejang pada bayi ..........................................
5 Manifestasi Klinik kejang pada bayi ...........................
6 Komplikasi kejang pada bayi .........................................
7 Uji Laboratorium dan Diagnostik pada bayi kejang
8 tindakan pengobatan kejang pada bayi dengan
menggunakanmanagement terpadu balita sakit ( MTBS )
A. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain
sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa.
Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit,
lebih-lebih bila anaknya mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering
dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab
demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi
saluran pencernaan. (Ngastiyah, 1997; 229).
Insiden terjadinya kejang terutama pada golongan anak umur 6 bulan
sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah
menderita kejang . Kejang lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada
perempuan. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral
yang lebih cepat dibandingkan laki-laki. (ME. Sumijati, 2000;72-73)
Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab./SMF Ilmu Kesehatan
Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden
kejang demam. Pada tahun 1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang
dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Pada tahun 2000 ditemukan pasien
kejang demam 132 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Dari data di
atas menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar 37%.
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan
kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya cacat
baik secara fisik, mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. (Iskandar Wahidiyah, 1985 : 858) .
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat
diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan
kejang yang sering. Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif
dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan
kepada keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai
satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual. Prioritas asuhan
keperawatan pada kejang demam adalah : Mencegah/mengendalikan aktivitas kejang,
melindungi pasien dari trauma, mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri
yang positif, memberikan informasi kepada keluarga tentang proses penyakit,
prognosis dan kebutuhan penanganannya. (I Made Kariasa, 1999; 262).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik membuat karya tulis
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak “A” dengan Kejang Demam di Ruang
Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya”.
B. Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas dan untuk bisa
memfokuskan masalahnya, maka hanya dibatasi pada masalah kejang pada bayi.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi kejang pada bayi ?
2. Berapakah jumlah insiden kejang pada bayi ?
3. Bagaimanakah patofosiologi kejang pada bayi ?
4. Sebutkan Jenis-Jenis Kejang pada bayi ?
5. Apa saja Manifestasi Klinik kejang pada bayi?
6. Apa saja Komplikasi kejang pada bayi ?
7. Apa saja Uji Laboratorium dan Diagnostik yang dilakukan pada bayi kejang?
8. Bagaimana tindakan pengobatan kejang pada bayi dengan
menggunakanmanagement terpadu balita sakit ( MTBS )?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi
• Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara
sebagai akibat dari aktifitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan
listrik serebral yang berlebihan. Aktivitas ini bersifat dapat parsial atau vokal,
berasal dari daerah spesifik korteks serebri, atau umumnya melibatkan kedua
hemisfer otak. Manifestasi jenis ini bervariasi, tergantung bagian otak yang
terkena. (nirwanatjeh, 2008)
• Kejang adalah gangguan lepas muatan listrik yang berlebihan dari
sinkron pada sekelompok sel neuron otak. (Ngastiyah,1997)
2. Insidens
Sedikitnya kejang terjadi sebanyak 3% sampai 5% dari semua anak-anak sampai
usia 5 tahun, kebanyakan terjadi karena demam.
3. Patofosiologi
Untuk mempertahankan hidup sel atau organ otak diperlikan energi yasm
didapat dari metabolisme.bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting
adalah glukosa. Sifat proses itu adalah oksidasi dengan perantaraan fungsi paru-
paru dan diteruskan keotak melalui sistem kardiovaskuler.
Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa sumber energi otak adalah
glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi
oleh membran yang teridri dari permukaan membran yaitu lipoid dan permukaan
luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilaalui
dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan
elektrolit lainnya,kecuali ion klorida (Cl-). Akibat konsentrasi K+ dalam sel
neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang diluar sel neuron terdapat
keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan
sdiluar sel, maka terdapat keadaan potensial membran yang disebut potensial
membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbengan potensial membran ini
diperlukan energi dan bantuan en zim Na-K ATP- ase yang terdapat pada
permukaan sel.
Intoksikasi anastesi
Drug withdrawal (penghentian obat)
3. Kelainan diturunkan
gangguan metabolisme
kekurangan peridoxin
Kernikterus
a. Ekstrakanial
Asfiksia
Trauma ( perdarahan )
Infeksi - bakteri dan virus
Kelainan
b. Idiopatik
5. Jenis Kejang
a. Kejang Parsial
a) Kejang Parsial Sederhana : Kesadaran tidak terganggu; dapat
mencakup satu atau lebih hal berikut ini:
Tanda-tanda motoris→kedutaan pada wajah. Tangan, atau salah satu
sisi tubuh : umumnya gerakan kejang yang sama.
Tanda atau gejala otonomik→muntah berkeringan, muka merah,
dilatasi pupil.
Gejala somatosensoris atau sensoris khusus→-mendengar musik,
merasa seakan jatuh dari udara, parestesia.
Gejala psikik→dejavu, rasa takut, sisi panoramic.
b) Kejang Mioklonik
Kedutaan-kedutaan involunter pada otot atau sekelompok otot yang
terjadi mendadak
Sering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik,
berupa kedutaan-kedutaan sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan kaki.
Umumnya berlangusung kurang dari 15 detik dan terjadi
didalam kelompok.
Kehilangan kesadaran hanya sesaat
c) Kejang Tonik-Klonik
Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku
umum pada otot ektremitas, batang tubuh, dan wajah, yang langsung
kurang dari 1 menit.
Dapat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kebih dan
usus.
Tidak adan respirasi dan sianosis
Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas
dan bawah.
letargi, konfusi, dan tidur dalam fase postical
d) Kejang Atonik
Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat
menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh
ketanah.
Singkat, dan terjadi tampa peringatan.
e) Status Epileptikus
Biasanya. Kejang tonik-klonik umum yang terjadi berulang.
Anak tidak sadar kembali diantara kejang.
Potensial untuk depresi pernapasan, hipotensi, dan hipoksia
memerlukan pengobatan medis darurat dengan segera.
6. Manifestasi Klinik
a. kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat
dan kejang-kejang selama 5 menit .
b. bola mata berbalik ke atas
c. gigi terkatup
d. muntah
e. tak jarang Bayi berhenti napas sejenak.
f. pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air
besar/kecil.
g. pada kasus berat, Bayi kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas
waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan
menit.
h. Kadang disertai peningkatan suhu tubuh
7. Komplikasi
a. Pnemonia aspirasi
b. Asfiksia
c. Retardasi mental
d. Cacat fisik atau kelumpuhan
e. Kematian
f. Kepayahan
g. Hipertensi
h. Tekanan intra kranial
i. Cidera
8. Pemeriksaan fisik
Tanyakan pada ibu mengenai masalah anaknya Jika bayi muda ditemukan dalam keadaan kejang,
Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut ? henti nafas, segera lakukan tindakan/pengobatan
• Pada setiap kunjungan pertama dilakukan penilaian pada bayi muda sesuai dengan bagan
sebelum melakukan penilaian yang lain dan RUJUK
• Jika kunjungan ulang, lakukan penilaian secara lengkap, sedangkan untuk klasifikasi
dari kunjungan pertama dilakukan pelayanan tindak lanjut SEGERA
MEMERIKSA
TANDA/GEJAL KLASIFI TINDAKAN/PENGOBATAN
KEJANG KASI
Ada
A riwayat kejang
ATAU Jika bayi kejang :
Klasifikasikan Ada tanda / gejala Bebaskan jalan nafas dan
TANYA : LIHAT, DENGAR, RABA kejang berikan oksigen (jika ada)
• Apakah ada Adakah tanda/gejala kejang Kejang Tremor dengan K Tangani kejang dengan obat anti
riwyat kejang berikut kejang
atau tanpa
? • Tremor dengana atau tanpa kesadaran E Jika kejang berulang lihat bagian
kesadaran menurun ? menurun menangani kejang dengan
• Menangis melengking tiba- ATAU obat anti kejang
tiba? Menangis J Jika hanya riwayat kejang atau tremor
• Gerakan yang tidak melengking tanpa kesadaran menurun, idak perlu
terkendali pada mulut, mata, tiba-tiba ATAU A diberi obat anti kejang
atau anggota gerak ? Gerakan yang Cegah agar gula darah tidk menurun
tidak terkendali Nasehati ibu agar bayi tetap hangat
• Mulut mecucu
pada mulut,
N selama dalm perjalanan
• Kaku sseluruh badan dengan
atau tanparangsangan mata, atau Jika ditemukan tersangka tetanus beri
anggota gerak G obat anti kejang Diazepam dan dosis
ATAU pertama antibiotik intramuskular
Mulut mecucu, penisilin prokain (PP)
ATAU RUJUK SEGERA
Kaku sseluruh CATATAN
badan dengan Jika ditemukan tersangka tetanus
atau tanpa neonatorum , lihat pedoman eliminasi
rangsangan tetanus neonatorum
10. TINDAKAN/PENGOBATAN
a. TANYA: adakah riwayat kejang?
Ajukan pertnyaan ini pada ibu. Riwayat kejang pada episode sakit ini, kadang
sulit diketahui. Jika ibu mengatakan bayinya kejang atau ada gerakan yang
tidak biasa, pikirkan kemungkinan bayi kejang. Istilah lokal yang mudah
dimengerti ibu seperti “setep”
Diazepam
Fenobarbital
5 mg/ml (dalam ampul 1 ml) atau 10 mg/2
100 mg/2 ml (dalam ampul 2 ml)
ml (dalam ampul 2 ml)
Diberikan secara intramuskular
diberikanperrektal
2. Lakukan observasi secara teliti dan catat aktivitas kejang untuk membantu diagnosis
atau pengkajian respons pengobatan.
o Waktu awitan dan kejadian pemicu.
o Aura (semacam peringatan akan terjadinya kejang).
o Jenis kejang atau deskripsi gerakan motoris dan tingkat kesadaran.
o Lamanya kejang.
o Intervensi selama kejang (Pemberian obat atau tindakan keselamatan).
o Fase Postical.
o Tanda-tanda vital.
Status Epileptikus
o Stabilkan kepatenan jalan napas:.lakukan pengisapan bila perlu.
o Beri tambahan oksigen 100 % melebihi masker.
o Siapkan jalur IV untuk pemberian terapi anti konvulsan atau obat lain; pada
pemberian lorazepam, diazepam, fenitoin, atau fenobarbital, bersiaplah terhadap
kemungkinan timbulnya depresi pernapasan dan penatalaksanaan jalan napas jika
perlu.
o Pantau tanda-tanda vital.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai
akibat dari aktifitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral
yang berlebihan.
Jika bayi muda ditemukan dalam keadaan kejang, henti nafas, segera lakukan
tindakan/pengobatan sebelum melakukan penilaian yang lain dan rujuk segera. Lihat, dengar,
dan raba adakah tanda/gejala kejang berikut : tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun,
menangis melengking tiba-tiba, gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata, atau anggota
gerak, mulut mencucu, dan kaku seluruh badan atau tanpa rangsangan.
Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi bayi kejang antara lain
membebaskan jalan nafas dan memberikan oksigen, menangani kejang dengan obat anti
kejang, mencegah agar gula darah tidak turun, menghangatkan tubuh bayi dengan segera, dan
memberikan antibiotik intramuskular.
A. Saran
Untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan
kejang yang sering, tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam
mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada
keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai
satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual. Prioritas asuhan
keperawatan pada kejang demam adalah : Mencegah/mengendalikan aktivitas kejang,
melindungi pasien dari trauma, mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri
yang positif, memberikan informasi kepada keluarga tentang proses penyakit,
prognosis dan kebutuhan penanganannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wordpress.com/tag/kejang/
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1682709-kejang-pada-bayi/
http://jovandc.multiply.com/journal/item/36/LAPORAN_PENDAHULUAN_KEJANG_PAD
A_ANAK
http://kautsarku.wordpress.com/2009/08/11/mengatasi-kejang-pada-bayi-dan-balita/
http://www.irwanashari.com/2009/04/kejang.html