Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadhirat Allah SWT, karena dengan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah untuk Laboratorium Pengantar
Digital ini. Selawat dan salam kami hantarkan ke pangkuan nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh
kami dalam menyusun makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan bahan-
bahan yang kami peroleh dari beberapa buku dan situs internet. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut membantu kami
sempurna. Karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman semua yang bersifat membangun makalah ini ke depannya agar menjadi
lebih baik. Dan kami harap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Oktober, 2008
Penulis
1
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka
2
BAB I
GERBANG LOGIKA
Sebuah gerbang logika sederhana mempunyai satu terminal output dan satu
atau lebih terminal input. Keluarannya dapat tinggi (1) atau rendah (0),
tergantung level digital yang diberikan pada terminal input. Ada 7 jenis gerbang
logika yaitu OR, AND, NAND, NOR, Inverter, EXOR, dan EXNOR.
Gerbang logika NOT, NAND, dan NOR adalah gerbang logika dasar pada
teknologi CMOS, sedangkan gerbang logika NOT, AND dan OR adalah gerbang
logika yang diturunkan dari gerbang logika dasar tersebut. Hal ini karena proses
pembuatan gerbang logika, jumlah transistor yang dipakai pada pembuatan
NAND lebih sedikit sehingga lebih sederhana daripada AND, begitu pula dengan
NOR.
Gerbang NOT atau juga bisa disebut dengan pembalik (inverter) memiliki
fungsi membalik logika tegangan input nya pada outputnya. Membalik dalam hal
ini adalah mengubah menjadi lawannya. Karena dalam logika tegangan hanya
ada dua kondisi yaitu tinggi dan rendah atau satu dan nol, maka membalik logika
tegangan berarti mengubah satu menjadi nol atau sebaliknya mengubah nol
menjadi satu.
Keadaan awal dari rangkaian tersebut adalah: saklar 1 terbuka dan saklar 2
tertutup yang berarti lampu menyala. Yang perlu dicatat disini adalah relay yang
dipakai normal on, artinya dalam keadaan tak bekerja relay menyebaban saklar 2
3
menutup, sebaliknya bila ia bekerja saklar 2 justru terbuka. Saklar 1 dianggap
sebagai input gerbang sedangkan lampu sebagai outputnya. Bila saklar 1 ditutup
(input berlogika satu), tegangan akan masuk ke relay dan menyebabkan bekerja
A B
0 1
1 0
Gerbang AND
Gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi
hanya satu sinyal keluaran. Dalam gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal
keluaran tinggi maka semua sinyal masukan harus bernilai tinggi. Gerbang Logika
AND pada Datasheet nama lainnya IC TTL 7408. Sama dengan gerbang OR,
gerbang AND minimal memiliki 2 input. Berbeda dengan ilustrasi untuk gerbang
4
OR, disini saklar dipasang secara seri sehingga lampu akan menyala (output
berlogika satu) hanya jika kedua saklar ditutup (kedua input berlogika satu).
Untuk kombinasi penutupan saklar yang lain, lampu akan tetap padam (output
berlogika nol). tabel kebenarannya ditunjukkan pada tabel. Dari tabel ini bisa
dilihat bahwa output akan berlogika satu hanya bila kedua inputnya berlogika
satu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa gerbang AND memiliki fungsi
mengalikan logika dari kedua inputnya.
A B C
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
5
Gerbang OR
Gerbang OR akan memberikan sinyal keluaran tinggi jika salah satu atau
semua sinyal masukan bernilai tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang
OR hanya memiliki sinyal keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai
rendah. Gerbang Logika OR pada Datasheet nama lainnya IC TTL 7432. Gerbang
OR berbeda dengan gerbang NOT yang hanya memiliki satu input, gerbang ini
memiliki paling sedikit 2 jalur input. Artinya inputnya bisa lebih dari dua, misalnya
empat atau delapan. Yang jelas adalah semua gerbang logika selalu mempunyai
hanya satu output. Disini input untuk rangkaian adalah saklar 1 dan 2, bila
rangkaian 1 ditutup (Input 1 berlogika satu) dan saklar 2 terbuka (input 2
berlogika nol) maka lampu akan menyala (output berlogika satu). Demikian pula
bila saklar 1 dibuka (input 1 berlogika nol) dan saklar 2 ditutup (input 2 berlogika
1) lampu akan tetap menyala (output berlogika satu). Bila kedua saklar
dibuka(kedua input berlogika nol) lampu akan padam (output berlogika nol).
Tabel Kebenaran OR
A B C
0 0 0
0 1 1
6
1 0 1
1 1 1
Gerbang NAND adalah suatu NOT-AND, atau suatu fungsi AND yang
dibalikkan. Dengan kata lain bahwa gerbang NAND akan menghasilkan sinyal
keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai tinggi. Gerbang Logika NAND
pada Datasheet nama lainnya IC TTL 7400. Gerbang NAND adalah
pengembangan dari gerbang AND. Gerbang ini sebenarnya adalah gerbang AND
yang pada outputnya dipasang gerbang NOT.
A B C
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
7
Gerbang NOR
Gerbang NOR adalah suatu NOT-OR, atau suatu fungsi OR yang dibalikkan
NOR pada Datasheet nama lainnya IC TTL 7402. Gerbang NOR adalah
pengembangan dari gerbang OR.Pengembangan ini berupa pemasangan
A B C
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
Gerbang XOR
Gerbang X-OR akan menghasilkan sinyal keluaran rendah jika semua sinyal
masukan bernilai rendah atau semua masukan bernilai tinggi atau dengan kata
lain bahwa X-OR akan menghasilkan sinyal keluaran rendah jika sinyal masukan
8
bernilai sama semua. Gerbang Logika XOR pada Datasheet nama lainnya IC TTL
7486.
A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
9
Tabel Kebenaran X-Nor
A B C
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1
10
BAB II
ALJABAR BOOLEAN
Aljabar boolean merupakan aljabar yang terdiri atas suatu himpunan
himpunan B dengan dua operator biner (. dan +), satu operasi singular (yang
diberi notasi ..’), dan dua elemen khusus (0 dan 1) sedemikian rupa sehingga
membentuk aksioma.
Aljabar Boolean menggunakan beberapa hukum yang sama seperti aljabar
11
Tiga hukum ini mempunyai kebenaran untuk beberapa variable. Sebagai
1. A+B = B+A 1. A . 0 = 0
AB = BA 2. A . 1 = 0
2. A+(B+C) = (A+B)+C 3. A + 0 = A
A(BC) = (AB)C 4. A + 1 = 1
3. A(B+C) = AB+AC 5. A + A = A
7. A . A = 0
8. A + A = 1
9. A = A
10. a. A + A B = A + B
b. A + AB = A + B
12
Penjumlahan Boolean dituliskan dengan + atau OR, mempunyai aturan sbb : 1 +
1 = 1, 1 + 0 = 1, 0 + 1 = 1, 0 + 0 = 0
Sedangkan perkalian Boolean yang dituliskan dengan “⋅” atau AND, mempunyai
aturan sbb: 1 ⋅ 1 = 1, 1 ⋅ 0 = 0, 0 ⋅ 1 = 0, 0 ⋅ 0 = 0
13
BAB III
SISTEM BILANGAN
yaitu sistem bilangan biner. Bilangan biner yang direpresentasikan dalam logika 0
dan 1 itulah yang akan dikenal rangkaian digital. Rangkaian digital mempunyai
Banyak sistem bilangan yang dapat dan telah dipakai dalam melaksanakan
perhitungan. Tetapi ada sistem bilangan yang sudah jarang dipakai ataupun tidak
dipakai lagi sama sekali dan ada pula sistem bilangan yang hanya dipakai pada
hal-hal tertentu saja. Sistem bilangan limaan (quinary) dipergunakan oleh orang
Eskimo dan orang Indian di Amerika Utara zaman dahulu. Sistem bilangan
Romawi yang sangat umum dipakai pada zaman kuno, kini pemakaiannya
terbatas pada pemberian nomor urut seperti I untuk pertama, II untuk kedua, V
untuk kelima dan seterusnya; kadang-kadang dipakai juga untuk penulisan tahun
dipakai seperti 1kaki = 12 Inci, 1 lusin = 12 buah dan sebagainya. Namun yang
paling umum dipakai kini adalah sistem bilangan puluhan (decimal) yang kita
14
yang paling sesuai untuk komputer digital adalah sistem bilangan biner (binary).
karena itu dikatakan bahwa dasar/basis atau akar (base, radix) dari pada sistem
bilangan ini adalah sepuluh. Kesepuluh angka dasar tersebut, sebagaimana telah
value). Jelaslah bahwa harga maksimum yang dapat dinyatakan oleh hanya satu
angka adalah 9. Harga-harga yang lebih besar dapat dinyatakan hanya dengan
memakai lebih dari satu angka secara bersama-sama. Nilai yang dikandung oleh
setiap angka di dalam suatu bilangan demikian ditentukan oleh letak angka itu di
dalam deretan di samping oleh nilai mutlaknya. Cara penulisan ini disebut
sebagai sistem nilai (berdasarkan) letak/posisi (positional value system). Angka
yang berada paling kanan dari suatu bilangan bulat tanpa bagian pecahan
disebut berada pada letak ke 0 dan yang di kirinya adalah ke 1, ke 2 dan
seterusnya sampai dengan ke (n-1) jika bilangan itu terdiri dari n angka. Nilai
letak dari pada angka paling kanan, yaitu kedudukan ke 0, adalah terkecil, yaitu
100 = 1. Nilai letak ke 1 adalah 101, nilai letak ke 2 adalah 102 = 100, dan
seterusnya nilai letak ke n-1 adalah 10n-1.
15
Untuk bilangan yang mengandung bagian pecahan, bagian bulat dan
pecahannya dipisahkan oleh tanda koma (tanda titik di Inggris, Amerika, dan lain-
lain).Angka di kanan tanda koma puluhan (decimal point) disebut pada
kedudukan negatif, yaitu letak ke -1, ke -2 dan seterusnya dan nilai letaknya
adalah 10-1, 10-2, dan seterusnya 10-m untuk kedudukan ke (-m) di kanan koma
puluhan. Nilai yang diberikan oleh suatu angka pada suatu bilangan adalah
hasil1kali dari pada nilai mutlak dan nilai letaknya. Jadi, nilai yang diberikan oleh
atas n angka di kiri tanda koma puluhan dan m angkadi kanantanda koma
puluhan, yang dapat dinyatakan dalam bentuk:N = an-1 an-2 ... a1 a0, a-1 a-2 ...
sejumlah bilangan biner uang menyatakan dalam keadaan hidup atau mati (on or
off) dengan angka 1 dan 0. Sehingga semua yang diproses komputer hanya
16
16 + 8 + 0 + 2 + 0
32 + 16 + 0 + 4 + 2 + 1
Operasi tambah pada sistem biner
0 0 00
1 0 01
0 1 01
1 1 11
Contoh :
Hal-hal penting :
Setiap digit bilangan biner disebut satu bit
17
Sistem Bilangan Oktal
Contoh :
dalam program yang digunakan dengan utility 'DEBUG' (DOS) dan 'COMPILER
TURBO ASSEMBLER'.
18
Cara mengkonversi bilangan desimal ke bilangan hexadesimal :
48 + 10 = 58 Desimal
· A341 bilangan desimalnya adalah :
Konversi Bilangan
ke/dari desimal.
Konversi ini banyak dilakukan karena disamping cacah angka biner yang
disebut juga "bit", singkatan dari "binary digit", jauh lebih besar dibandingkan
dengan angka-angka pada sistem oktal dan heksadesimal, juga karena konversi
itu sangat mudah. Konversi dari biner, oktal dan heksadesimal ke sistem bilangan
desimal, seperti telah dijelaskan di bagian depan dapat dilakukan dengan
Konversi Desimal-Biner
Kalau kita perhatikan konversi dari biner ke desimal, maka dapat dilihat
bahwa untuk bagian bulat (di kiri tanda koma) kita peroleh dengan melakukan
19
perkalian dengan 2 setiap kita bergerak ke kiri.Untuk bagian pecahan, kita
sebaliknya, yaitu untuk bagian bulat bilangan desimal kita bagi dengan 2 secara
berturut-turut dan sisa pembagian pertama sampai yang terakhir merupakan
angka-angka biner paling kanan ke paling kiri. Untuk bagian pecahan, bilangan
desimal dikalikan2 secara berturut-turut dan angka di kiri koma desimal hasil
Contoh 1.
29 : 2 = 14 sisa 1 1 : 2 = 0 sisa 1
14 : 2 = 7 sisa 0 0 : 2 = 0 sisa 0
tetap 0 dan sisanya juga tetap 0. Ini benar karena penambahan angka 0 di kiri
bilangan tidak mengubah harganya.
Konversi Biner-Oktal-Heksadesimal
yaitu 7, dan 4 bit tepat dapat menyatakan angka terbesar dalam heksadesimal,
yaitu F=(15)10.
20
Ini berarti bahwa untuk mengubah bilangan biner ke oktal, bilangan biner
dapat dikelompokkan atas 3 bit setiap kelompok dan untuk mengubah biner ke
heksadesimal, bilangan biner dikelompokkan atas 4 bit setiap kelompok.
Pengelompokan harus dimulai dari kanan bergerak ke kiri. Sebagai contoh, untuk
memperoleh setara dalam oktal dan heksadesimal, bilangan biner
(1 3 1 7)8 (2 C F )16
Konversi sebaliknya, dari oktal dan heksadesimal ke biner juga dapat
dilakukan dengan mudah dengan menggantikan setiap angka dalam oktal dan
heksadesimal dengan setaranya dalam biner.
Contoh 1.
Dari contoh ini dapat dilihat bahwa konversi dari oktal ke heksadesimal
dan sebaliknya akan lebih mudah dilakukan dengan mengubahnya terlebih
dahulu ke biner.
desimal-biner di bagian depan. Sebenarnya cara ini berlaku untuk semua dasar
sistem bilangan.
21
205 : 8 = 25 sisa 5 205 : 16 = 12 sisa 13 = D
25 : 8 = 3 sisa 1 12 : 16 = 0 sisa 12 = C
3 : 8 = 0 sisa 3
0,60 x 8 = 4,8
0,80 x 8 = 6,4
0,40 x 8 = 3,2
0,20 x 8 = 1,6
22
BAB VI
MULTIPLEXER
(biasanya satu kuasa dua) masukan data. Mari kita berkata 2n dan n alamat
digunakan sebagai masukan nomor binari untuk memilih salah satu masukan
data. Multiplexer yang memiliki satu output, yang memiliki nilai sama yang
dipilih sebagai masukan data.
Dengan kata lain, yang bekerja seperti multiplexer input selector rumah
musik dari sistem. Hanya satu masukan dipilih sekaligus, dan masukan yang
dipilih adalah dikirim ke satu output. Sedangkan pada sistem musik, pemilihan
input dibuat secara manual, yang multiplexer dengan memilih masukan
beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu
sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya,
23
pesan atau aliran data yang ingin disalurkan. Sebuah proses kebalikannya, dikenal
informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia
telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik
misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel optik. Contoh
aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik
24
Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran
sedemikian rupa sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim melalui satu
saluran secara bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa mereka
kabel optik dipakai untuk menyalurkan lebih dari satu sumber sinar dimana satu
25
BAB V
MULTIVIBRATOR
hanya mempunyai satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa
transisi. Peralihan (switching) di antara kedua tingkat tegangan keluaran tersebut
pemicu dari luar. Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1), yang lamanya
ditentukan oleh komponen-komponen penyusun rangkaian multivibrator
keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah stabil dan
rangkaian multivibrator hanya akan mengubah kondisi tingkat tegangan
26
b. Multivibrator monostable (one-shot)
keluaran-nya adalah stabil sedangkan tingkat tegangan keluaran yang lain adalah
quasistable. Rangkaian tersebut akan beristirahat pada saat tingkat tegangan
c. Multivibrator astable
Rangkaian multivibrator astabil yang dibuat dengan teknologi film tebal ini
memanfaatkan kombinasi dua buah transistor NPN, dua buah kapasitor, dan
empat buah resistor. Pada rangkaian multivibrator astabil ini. Dua buah transistor
yang digunakan akan dioperasikan sebagai suatu saklar (switch). Nilai-nilai 4
27
buah resistor yang digunakan, yaitu 2 buah digunakan sebagai resistansi kolektor
dan 2 buah digunakan sebagai resistansi basis haruslah memiliki nilai resistansi
yang tepat untuk memastikan transistor akan on pada saat transistor berada
dalam keadaan saturasi (on) dan akan off pada saat berada dalam keadaan cutoff
(tersumbat). Resistor-resistor tersebut akan menentukan besarnya arus basis
transistor, nilai arus basis ini yang akan menentukan apakah transistor akan
berada dalam keadaan saturasi atau berada dalam keadaan tersumbat. Untuk
menghantar, maka sinyal umpan balik kepada basis transistor akan meningkat
dan transistor tersebut akan secepat mungkin berubah menjadi on. Dengan
proses yang sama, transistor kedua akan secepat mungkin berubah menjadi off.
Multivibrator (MV) adalah rangkaian pembangkit pulsa yang menghasilkan
28
BAB VI
FLIP-FLOP
sekuensial karena sistem kerjanya diatur dengan jam atau pulsa, yaitu sistem-
sistem tersebut bekerja secara sinkron dengan deretan pulsa berperiode T yang
flop J-K, dan flip-flop D. Sebagai tambahan akan dibahas pula masalah pemicuan
yang akan mengaktifkan kerja flip-flop.
29
Pemicuan Flip-Flop
terjadi. Clock yang dimaksud di sini adalah sinyal pulsa yang beberapa
kondisinya dapat digunakan untuk memicu flip-flop untuk bekerja. Ada beberapa
kondisi clock yang biasa digunakan untuk menyerempakkan kerja flip-flop yaitu :
1) Tepi naik : yaitu saat perubahan sinyal clock dari logika rendah (0) ke
logika tinggi.
2) Tepi turun : yaitu saat perubahan sinyal clock dari logika tinggi (1) ke
30
Selanjutnya cara pengujian pemicuan suatu flip-flop akan dijelaskan dalam
Tabel 3.2. Pada tabel tersebut, kita gunakan penerapan logika positif. Kondisi
Clock High, yaitu saat clock ditekan sama artinya dengan logika 1, sedangkan
saat clock dilepas sama artinya dengan logika 0. Jika pada langkah pengujian
pertama keadaan sudah sesuai dengan tabel, pengujian dapat dihentikan,
demikian seterusnya.
Langkah
Clock Input Output Jenis Pemicuan
Pengujian
Diubah- Beruba
1. 1 Logika Tinggi
ubah h
Diubah- Beruba
2. 0 Logika rendah
ubah h
Diubah-
0 Tetap
ubah
0 ke 1 Diubah- Beruba
3. Tepi naik
(ditekan) ubah h
Diubah-
1 Tetap
ubah
Diubah-
1 Tetap
ubah
1 ke 0 Diubah- Beruba
4. Tepi turun
(dilepas) ubah h
Diubah-
0 Tetap
ubah
31
Flip-Flop R-S
Flip-flop R-S adalah rangkaian dasar dari semua jenis flip-flop yang ada.
Terdapat berbagai macam rangkaian flip-flop R-S, pada percobaan ini flip-flop R-
S disusun dari empat buah gerbang NAND 2 masukan. Dua masukan flip-flop ini
adalah S (set) dan R (reset), serta dua keluarannya adalah Q dan Q’.
Sedangkan pada kondisi masukan R dan S berlogika 1 maka kedua keluaran akan
berlogika 1, hal ini sangat dihindari karena bila kondisi masukan diubah menjadi
berlogika 0 kondisi kelurannya tidak dapat diprediksi (bisa 1 atau 0). Keadaan ini
disebut kondisi terlarang. Selanjutnya kondisi terlarang, pacu, dan tak tentu akan
32
Gambar 1.4.a. rangkaian internal flip flop R-S
Tabel 1.4.b. Kondisi terlarang, pacu, dan tak tentu, karena perubahan clock
(Berubah dari 1 ke
0)
Tabel 1.4.c. Kondisi terlarang, pacu, dan tak tentu, karena perubahan clock dan
terlarang
tentu
Flip-flop D
Flip-flop D dapat disusun dari flip-flop S-R atau flip-flop J-K yang
masukannya saling berkebalikan. Hal ini dimungkinkan dengan menambahkan
salah satu masukannya dengan inverter agar kedua masukan flip-flop selalu
dalam kondisi berlawanan. Flip-flop ini dinamakan dengan flip-flop data karena
33
keluarannya selalu sama dengan masukan yang diberikan. Saat flip-flop pada
Flip-flop J-K
kondisi terlarang seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu pada kondisi
masukan J dan K berlogika 1 yang akan membuat kondisi keluaran menjadi
34
berlawanan dengan kondisi keluaran sebelumnya atau dikenal dengan istilah
4. Flip-flop T
T Flip-flop merupakan rangkaian flip-flop yang dibangun dengan
menggunakan flip-flop J-K yang kedua inputnya dihubungkan menjadi satu maka
akan diperoleh flip-flop yang memiliki watak membalik output sebelumnya jika
(J dan K) digabungkan menjadi satu sehingga hanya ada satu jalan masuk.
35
Karakteristik dari flip flop ini adalah kondisi dari keluaran akan selalu toogle atau
36
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta, 2005.
Tokheim, Roger L, Elektronika Digital edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1990.
www.ilmukomputer.com
www.id.wikipedia.org
37