You are on page 1of 92

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Agar memperoleh gambaran yang lebih tentang maksud dari judul PERANAN

ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI ANAK TENTANG PENGALAMAN

AGAMA, maka terlebih dahulu penulis memberikan penegasan mengenai istilah-istilah

dalam judul skripsi diatas yaitu sebagai berikut:

1. Peranan

Peranan berasal dari kata dasar “Peran” mendapatkan akhiran “an” artinya:

Suatu yang menjadi bagian atau memegang peran utama ( dalam terjadinya

suatu peristiwa). Sedangkan maksud peranan dari judul diatas adalah suatu

bagian yang diambil atau diperankan oleh orang tua dalam memotivasi

anaknya untuk memperoleh pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari.1

Peranan yaitu bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan .2 Sedangkan

menurut Gross Masson dan Mc Eachem yang dikutip oleh David Barry

mendefinisikan peranan sebagai seperangkat hrapan-harapan yang dikenakan

kepada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.3

Sarjono Arikunto memberi arti peran bagi peranan sebagai perilaku individu

atau lembaga yang punya arti bagi struktur sosial.4

Maksud dari peranan disini berkaitan dengan peranan orang tua yang

membebaskan anaknya untuk dapat menemukan pengalaman beragama yang

sangat menarik sehingga dapat menjadi bekal kelak menjadi dewasa nantinya.
1 WJS Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1987, hal 735
2 Ibid, hal 667
3 David Barry, Pokok-pokokPikiran dalam Sosiologi, Jakarta: CV Rajawali Press, 1984, hal 268
4 Sarjono Arikunto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : UI Press, 1982, hal 148
2

2. Anak

Anak dalam bahasa Arab disebut “walad” ( ‫) َوَلد‬, yang berati keturunan

kedua atau manusia kecil. Anak secara umum dapat diartikan masa tumbuh.5

Anak adalah seseorang yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu

dan mempunyai potensi-potensi untuk menjadi dewasa. Anak disini adalah

anak kandung yang belum dewasa usia pra sekolah (Taman Kanak- kanak)

sampai usia sekolah (Sekolah Dasar).

3. Orang Tua

Orang Tua yang dimaksud disini adalah ayah dan ibu kandung yang

mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab pertama dan utama bagi anak.

Karena anak merupakan amanat Allah atas orang tua yang harus dibina dan

didik sehingga menjadi insan yang sholeh dan sholehah, dan sesuai kodratnya

oarng tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam kehidupan anak,

yang bertanggung jawab atas fitrah yang dibawa anak ketika lahir.

4. Pengalaman Agama

Pengamalan berasal dari kata “amal” yang berarti perbuatan atau pekerjaan,

mendapat imbuhan pe-an yang mempunyai arti hal atau perbuatan yang

5 Rahmat Suyud, Pokok-pokok Ilmu Jiwa Perkembangan, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah IAIN
SUKA,1978, hal 27
3

diamalkan .6

Pengamalan adalah 1 Proses ( perbuatan) atau melaksanakan, 2 Proses

( perbuatan) menunaikan ( kewajiban tugas)7

Menurut Glock dan Stark ada lima dimensi keberagamaan yaitu keyakinan
(ideologis), dimensi peribadatan atau praktek (ritualistik), dimensi
penghayatan ( eksperiensial), dimensi pengetahuan agama (intelektual).8

Jadi pengalaman Agama Islam adalah proses ( perbuatan) melaksanakan atau

menunaikan kewajiaban yang berupa pengalaman ajaran Agama Islam yang

dibawa Nabi Muhammad SAW sebagai Rosul.

Kesungguhan hati ini dapat dilihat melalui dua aspek yaitu aspek lahir dan

spek batin. Aspek lahir dapat dilihat melalui ketetapannnya dalam melakukan

suatu tindakan atau pekerjaan. Sedang aspek batin terletak pada pemahaman

dan penghayatannya terhadap terhadap tindakan atau pekerjaan yang ia

lakukan. Keagamaan yaitu segala sesuatu mengenai agama 9.

Dalam judul skripsi ini penulis akan membatasi pembahasan yaitu

pengalaman Agama Islam yang akan penulis teliti dalam pengalaman sholat,

pengalaman puasa.

5. SD Muhammadiyah Suronatan

SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta yang terletak dikampung

Suronatan adalah sebuah lembaga pendidikan yang dibawah yayasan

Muhammadiyah. SD Muhammadiyah para penerus bangsa dididik yang


6 11 WJS Poerdaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1985, hal 33
7 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1976, hal 25
8 Djamaluddin Ancok, Fuad Nashori, Psikologi Islam, Yogyakarta, Pustaka Belajar, 1994 hal 77
9 Ibid, hal 19
4

berbasis Muhammadiyah.

Dari pengertian diatas maka penulis menfokuskan pada penulisan skripsi yaitu :

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK MENGAMALKAN

AGAMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI, jadi disini penulis ingin menjabarkan

anak harus bisa melakukan kegiatan yang berhubungan agama dengan sendirinya, tanpa

bantuan lagi orang tua, disini orang tua hanya memantau atau mengingatkan jikalau anak

tidak melaksanakan kewajibannya

B. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang sempurna dan telah disempurnakan.10 Yang ajarannya

meliputi aqidah, ibadah, akhlak, dan syari’ah, sehingga umat yang menganutnya akan

terjamin kebahagiaan baik didunia dan diakhirat jika mau melaksanakan ajaran-ajaran

Islam ini pun sudah termasuk ibadah, jika diniatkan ikhlas karena Allah SWT.

Ibadah adalah tali yang menghubungkan antara hamba dan pencipta Nya, dan

pergaulan adalah tali yang menghubungkan antara sesama ciptaan Nya, sedangkan

diantara keduanya erat hubungannya dengan akhlak. Didalam tata pergaulan terdapat

bermacam-macam tata aturan dan kewajiban baik yang dibedakan menurut tingkatan usia

maupun menurut jenis kelamin. Untuk bias bergaul dalam berbagai macam pergaulan

tersebut, maka akhlak islamiyah sangat diperlukan agar dapat terwujud ukhuwah

islamiyah yang baik. Disamping itu melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-

hari menyebabkan umatnya menjadi tentram sebab hati mereka selalu mengingat Allah

SWT, yang kemudian diwujudkan dalam kehidupan nyata.

Oleh karena itu ibadah sholat fardlu yang lima waktu yang diperintahkan Allah

SWT atas umat Islam seluruhnya baik diwaktu sehat maupun sakit, sebab sholat itu

10 Al Qur’an dan terjemahan ,Jakarta, Depag RI 1999, hal 157


5

merupakan dasar dan fondasi keimanan seseorang lebih dari itu dengan sholat juga

mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar, jika dikerjakan secara rutin dn benar

sebagaimana dikatakan oleh Maulana Muhammad Ali, bahwa “menjalankan sholat itu

dimaksudkan untuk membebaskan manusia dari kejahatan”.11

Disamping ibadah, maka bidang akhlak juga merupakan bagian yang sangat

penting untuk diperhatikan dan diamalkan. Terlebih bagi manusia yang memiliki jaringan

yang luas, baik hubungan dalam hubungan dengan khalik, maupun terhadap sesama

makhluk, ataupun dalam hubungan dengan sesama manusia. Untuk mewujudkan

ukhuwah islamiyah yang baik ini maka manusia harus memiliki sifat-sifat yang mulia

yaitu: rasa hormat, taat, patuh terhadap yang lebih tua, rasa ikhlas dalam tolong

menolong, berkurban untuk kepentingan umum dengan menyisihkan kepentingan pribadi,

saling cinta, setia kawan yang didasarkan atas kebenaran dan lapang dada.

Sebagaimana pengertian anak usia (7-12) tahun mempunyai pengalaman agama

yang bebas di bangku SD yaitu 7-12 tahun pengalaman dan rasa keagamaan demikian

banyak macam dan ragamnya. Pergaulan mereka dan teman-temannya banyak

perhatiannya terhadap agama juga dipengaruhi oleh teman-temannya12.

Sementara perlu kita ketahui bahwa kepercayaan anak terhadap Allah pada umur

permulaan masa sekolah (SD) itu bukanlah bahwa kepercayaan berupa keyakinan hasil

pemikirannya sendiri, akan tetapi merupakan sikap emosi yang membutuhkan pelindung.

Hubungan dengan Tuhan sifatnya individual dan emosional. Oleh karena itu ditonjolkan

sifat pengasih dan peyayang Tuhan kepada si anak dan jangan dulu dibicarakan

mengenai sifat Tuhan yang menghukum, membalas dengan neraka dan sebagainya. 13
11 Maulana Muhammad Ali, Islamologi, R Kealam HM Bachrun, Jakarta, PT Iktiar Baru Vanbeur,
1980, hal 275
12 Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang,1979, hal 135
13 ibid, hal 135
6

Dengan anak mengenal dan mempercayai adanya kekuasaan Tuhan maka mereka

mulai memperoleh sikap yang lebih matang terhadap agama. Pengalaman masa

mendekati kematangan yang demikian itulah merurut Crow and Crow akan

mengembangkan rasa kedamaian, kebahagiaan yang tidak ternilai.14

Begitu pula orang tua menduduki peranan sangat penting baik dalam kehidupan

keluarga secara umum dalam pembinaan anak-anaknya. Keluarga nyata dan teramat

strategis dalam mengarahkan pada kehidupan Islam guna mencapai tujuan kebahagiaan

dunia dan akhirat, sebagaimana cita-cita kehidupan insan, sedang jalan yang bisa

dijadikan jalan penerang adalah dengan ilmu, karenanya anak-anak harus diberi

kesempatan untuk menuntut Ilmu Pengetahuan sebanyak-banyaknya baik ilmu

pengetahuan umum maupun agama, akan tetapi agama yang lebih penting dan terutama

adalah ilmu pengetahuan agama Islam karena itu nantinya sebagai pedoman hidup

didunia dan di akhirat.

Pendidikan merupakan usaha sadar bertujuan, yaitu menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan juga latihan bagi peranan dimasa yang akan

datang. Pendidikan memperhatikan perkembangan selalu pribadi anak, hal ini sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional kita yaitu:

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu


manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.”15

Erat kaitannya dengan pendidikan disekolah adalah motivasi, karena motivasi

merupakan daya pendorong yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dalam

14 HM. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan Penyuluhan Agama, Jakarta, Bulan
Bintang 1979, hal 62
15 Undang-undang RI No 2 tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Semarang , Aneka
Ilmu, 1989, hal 4
7

pencapaian suatu tujuan. Begitu pula motivasi sangat penting bagi anak dalam menempuh

pendidikkannya juga dalam tempat belajarnya.

Dalam pendidikan anak inilah ada tujuan yang hendak dicapai sebagaimana yang

diungkapan Al-Ghazali dalam tujuan pendidikan Islam:

1. Kesempurnaan manusia yang puncaknya adalah dekat dengan Allah.

2. Kesempurnaan manusia yang puncaknya adalah kebahagiaan dunia dan

akhirat.16

Dan anak tidak akan dapat mencapai kedua kesempurnaan diatas tanpa ditunjang

usaha – usaha orang tua sebagai pendidik pertama dan utama anak.

Peranan orang tua dalam mengembangkan aspek fitrah anak harus didasarkan

pada ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang merupakan dasar

pokok pendidikan Islam.

SD Muhammadiyah Suronatan sebagai sekolah swasta yang berciri keislaman

adalah termasuk sekolah yang ikut berperan serta dalam usaha menyelenggarakaan

pendidikan nasional. Dengan keberadaan ditengah-tengah SD negeri dan SD swasta yang

lain ternyata termasuk sekolah yang diminati, terbukti jumlah siswa cukup memadai. Hal

ini menunjukkan keberadaan cukup diperhitungkan. Dan hal ini tersebut tidak lepas dari

langkah-langkah yang ditempuh pihak sekolah, serta kondisi keagamaan masyarakat

cukup mendukung keberadaan sekolah milik persyarikatan Muhammadiyah.

Sistem pengajaran dan kurikulum SD Muhammadiyah Suronatan sama seperti

dengan sekolah-sekolah dasar yang lainnya. Tetapi di SD Muhammadiyah Suronatan ada

yang berbeda dengan mengadakan kegiatan extrakulikulier yaitu berupa: Drum Band,

Komputer dan sebagainya. Setiap harinya oleh pihak sekolah diberikan les sesuai

16 Fathiyah Hasan Sulaiman,, Konsep Pendidikan Al-Ghazali, Jakarta, P3M,1986, hal 20


8

dengan kelas masing-masing

Dengan melihat kenyataan yang ada maka penulis merasa tertarik untuk

mengambil judul : Peranan Orang Tua Terhadap Motivasi Anak Tentang Pengalaman

Agama.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis mengungkapan rumusan

masalah yang dapat menjadi acuan dalam pembahasan berikutnya. Diantara pokok

masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan orang tua dalam memotivasi anak melakukan

pengalaman beragama?

2. Bagaimana hambatan orang tua demi motivasi anak melakukan pengalaman

beragama?

D. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana peranan orang tua memotivasi

anaknya untuk mendapatkan pengalaman beragama.

b. Untuk mengetahui bagaimana anaak memotivasi dirinya

mendapatkan pengalaman beragama.


9

E. Kegunaan Penelitian

a. Hail penelitian diharapkan dapat dijadikan alternatif dalam memotivasi anak

dalam mendapatkan pengalaman agama.

b . Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Ilmu

Pengetahuan ditinjau dari segi psikologi anak.

F . Kerangka Teoritik

1. Tinjauan Tentang Peranan

A. Pengertian

Peranan adalah suatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan,

terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa.17

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, menerangkan bahwa peranan adalah

suatu aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang telah melaksanakan hak-

hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan, maka dia menjalankan suatu peranan.18

Peranan yaitu bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.19 Sedangkan

menurut Gross Masson dan Mc Eachem yang dikutip oleh David Barry mendifinisikan

peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada individu yang

menempati kedudukan sosial tertentu.20 Sarjono Arikunto memberi arti peran sebagai

perilaku individu atau lembaga yang punya arti bagi struktual sosial.21

Sesuai dengan pendapat Gross Masson dan Mc Eachem diatas bahwa peranan itu

mempunyai dua harapan yaitu : pertama ; harapan-harapan yang muncul dari masyrakat

17 Tim Penyusun, Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka cet II,1989, hal 667
18 Sorjono,Soekanto, OP Cit
19 Tim Penyusun Op Cit
20 David Barry, Op Cit
21 Sarjono Arikunto, Op Cit
10

terhadap yang memegang peranan atau kewajiban yang harus dilaksanakan daei

pemegang peranan. Kedua ; harapan yang harus dimiliki untuk pemegang peran terhadap

masyarakat atau orang yng berhubungan dengan dan dalam menjalankan perannya atau

kewajiban-kewajiban lainnya.

B. Ruang Lingkup

1. Selanjutnya suatu peranan setidaknya mencakup tiga unsur yaitu:

2. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan bermasyarakat.

3. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

4. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

bagi struktur sosial masyarakat.22

Berdasarkan ketiga ruang lingkup peranan diatas maka dapat diambil kesimpulan:

pertama orang tua harus bisa membiarkan anak untuk memperoleh pengalaman agama

dalam kehidupan sehari-hari, terutamanya sholat dan puasa, tetapi tidak melepaskan

kewajiban orang tua yang mengawasi nya, kedua peranan orang tua ini sangat di

butuhkan sekali apabila anak ada yang menyimpang setidaknya orang tua dapat

memperingatkanbahwa anak berbuat yang salah, ketiga perilaku anak yang tidak benar

menurut agama dapatlah menjadikan orang tua dewasa dalam menghadapi anak yang

bermasalah,dengan cara memberitahu mana yang buruk dan mana yang benar dalam

menurut agama.

22 Sarjono Soekanto, Op Cit


11

Setiap peranan bertujuan agar individu yang melaksanakan peranan tadi denagn

orang yang di sekitarnya yang bersangkutan atau ada hubungan dengan peranan tersebut

terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang diterima dan ditaati oleh kedua

belah pihak nilai-nilai sosial. Apabila hal tersebut tidak dipenuhi atau adanya

kesenjangan antar kedua belah pihak maka terjadilah tok ditance.23

c. Unsur-unsur Peranan

Peranan atau peran merupakan pola perilakuan yang dikatakan dengan status

atau kedudukan peran ini dapat di ibaratkan dengan peran yang ada di dalam sandiwara

yang pemainnya mendapatkan peranan dalam suatu cerita.

Sedangkan pola perikelakuan mempunyai beberapa unsur:

 Peranan ideal

Peranan ideal peran yang diharapkan oleh masyarakat terhadap status

tertentu, peranan yang ideal merumuskan hak-hak dan kewajiban yang

terkait dalam status tertentu misalnya peranan ideal ayah ibu terhadap

anak-anaknya.

 Peranan yang dianggap oleh diri sendiri

Peranan ini merupakan hal yang oleh individu pada saat tertentu, artinya

situasi tertentu seorang individuharus melaksanakn tertentu misalnya

seorang ayah yang mempunyai anak remaja menggangap bahwa ia harus

sebagai kakak daripada sebagai ayah.

 Peranan yng harus di kerjakan

Peranan ini adalah peranan yang sesungguhnya harus dilaksanakan oleh


23 ibid, hal 222
12

individu dalam kenyataannya misalnya peran seorang guru terhadap anak

didiknya, yaitu menyerasikan kedisplinan dengan kebebasan dari murid-

muridnya, sehingga dengan kebebasan dari murid-murid sedang perilaku

berubah sesuai dengan tujuan pendidikan.24

2. Tinjauan tentang Motivasi

Pengertian Motivasi

Dalam Islam kata Motivasi lebih dikenal dengan Niat yaitu dorongan yang

tumbuh dalam hati manusia,yang menggerakkan untuk melaksanakan amal

perbuatan atau ucapan tertentu.25

Sedangkan menurut Woodworth motivasi ialah: sesuatu yang

24 Soejono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, Jakarta : CV Rajawali,1982, hal 35


25 M .Ali Usman, Hadits Qudsi Pola Pengembangan Akhlah Muslim , Bandung, CV Diponegoro,
1989, hal 276
6. Woodworth, Psikologi Suatu Pengantar kedalam Ilmu Jiwa ,Jilid III, Jemmarss, Bandung, 1977, hal 39
13

menimbulkan motive ini merupakan suatu pengertiannya yang melingkupi

semua penggerak, alasan-lasan atau dorongaan dalam diri manusia yang

menyebabkan ia berbuat sesuatu untuk mencapai tujuannya.

Banyak para ahli psikologi menempatkan motivasi pada posisi determint

atau penentu bagi kehidupan individual dalam rangka mencapai cita-cita.

Diantaranya Hubart Bonner menyatakan bahwa:

Motivasi adalah secara fundamental bersifat dinamis yang melukiskan


ciri-ciri tingkah laku manusia yang terarah kepada tujuan. Maksudnya dalam
motivasi terkadang suatu dinamis yang mendorong segala tingkah laku
manusia. Bilamana terhadap rintangan-rintangan yang menghalangi
pencapaian tujun yang diinginkan, dengan motivasi itu seseorang melipat
gandakan usahanya untuk mengatasinya dan berusaha mencapai tujuan itu.26

Motivasi merupakan salah satu aspek untuk memahami tingkah laku

manusia karena motivasi merupakan tenaga penggerak pada jiwa untuk

melakukan kegiatan. Untuk lebih jelas mengenai pengertian motivasi berikut

dikutip pendapat para ahli yang membahas, apakah motivasi itu

Menurut Sardiman Am, motivasi adalah


“Daya penggerak (daya) yang telah menjadi aktif dimana ini akan menjadi
aktif apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasakan sangat mendesak.”

Menurut Dr Singgih Dirgagunarsa:

“ Motif adalah dorongan atau kehendak menjadi yang menyebabkan


timbulnya semacam kekuatan agar seseorang berbuat atau bertindak, dengan
perkataan lain bertingkah laku karena tingkah laku tersebut dilatar belakangi
oleh adanya motif, maka disebut: tingkah laku bermotivasi”27.

Sedangkan menurut WS. Winkel.S.J. MSc ss

“Motif adalah daya penggerak dari dalam dan dalam subyek untuk
melakukan akvitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif

26
27 Singgih Dirganuarsa, Pengantar Psikologi, Jakarta, Mutiara, 1978, hal 92
14

merupakan suatu kondisi intern/ disposisi (kesiap siagaan).”28

“Motivasi adalah penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif
pada saat – saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasakan /
dihayati.”29

Menurut Nico Syukur Dister, motivasi ialah: Penyebab psikologi yang


merupakan sumber serta tujuan dari tindakan dan perbuatan yang dilakukan
manusia.30

Dalam kalangan kaum muslimin memberikan pendidikan agama

hendaknya selama masa dalam kandungan. Dalam suatu hadits Nabi

memberikan petujuk kepada lelaki yang menjadi penanggung jawab wanita

yang ingin mereka kawinkan agar mencarikan jodoh laki-laki yang taat

terhadap ajaran-ajaran Islam serta memiliki watak setia sehingga ia akan

memelihara keluarganya sepenuh hati dan memperhatikan hak-hak isterinya

serta tanggung jawab membesarkan dan mendidik anak

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam

dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas – aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan.Bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi intern

(kesiap siagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka “motivasi” dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi

aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

dirasakan mendesak

Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri


seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan31
28 WS Winkel, Psikologi pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, PT Gramedia, 1978, hal 27
29 Ibid, hal 27
30 Nico Syukur Dister, Pengalaman dan Motivasi Beragama,Jakarta, Leppanas, 1982 hal 77-78
31 Sardiman, A.M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , Jakarta, PT Raja Grafindo Persada
15

Macam dan Jenis Motivasi

a. Menurut Isi

Menurut isinya ada tiga jenis yaitu motif jasmani, maotif rohani, motif

sosial

1. Motif Jasmani,yaitu motif untuk memenuhi kebutuhan biologis demi

kelangsungan hidup individu misal untuk bergerak dan sebagainya.

2. Motif Ruhani, yaitu motif untuk memenuhi kebutuhan batin, misal

kemauan.

Tahap-tahap kemauan:

 Timbulnya alasan automotif, misal belajar jika akan ada ujian

 Langkah memilih atau timbulnya alternatif, memilih beberapa alternatif

dengan pertimbangan untung ruginya.

 Mengambil keputusaan dari pertautan beberapa alternatif hasil keputusan

 Terbentuknya kemauan atau dorongan untuk bertindak melaksanakan

keputusan yang diambil pada langkah ketiga.

3. Motif Sosial, yaitu motif yang timbul setelah kita berhubungan

dengan manusia, motif untuk menolong.

b. Berdasarkan atas terbentuknya

Motif ini dibedakan menjadi dua yaitu motif bawaan dan motif yang

dipelajari

 Motif bawaan, yaitu motif-motif yang

dibawa sejak lahir jadi tanpa dipelajari,


2001, hal 71
16

seperti misalnya dorongan untuk makan,

untuk minum, dorongan seksual. Motif-

motif ini sering disebut motif yang

disyaratkan secara biologis artinya ada

dalam warisan biologis manusia.

 Motif yang dipelajari, yaitu motif yang

timbulnya karena dipelajari, misal

dorongan untuk belajar sesuatu cabang

ilmu pengetahuan, dorongan untuk

mengejar kedudukkan dalam masyarakat,

dan sebagainya. Motif ini sering disebut

motif yang diisyaratkan secara sosial,

karena motif ini terbentuk adanya

hubungan manusia dalam lingkungan

sosial.

c. Menurut Jalarannya, motif dibedakan dua ekstrinsik dan motif instrinsi

 Motif Ektrinsik, yaitu motif yang

berfungsinya karena adanya perangsang

dari luar, misalnya orang yang giat belajar

karena diberitahu akan ada ujian, belajar

sepuya orang tua nya senang dan

sebagainya.

 Motif Instrinsik, yaitu motif yang


17

berfungsinya tidak usah dirangsang dari

luar, memang dalam diri individu sendiri

telah ada dorongan itu. Misal orang yang

gemar membaca tidak usah ada yang

mendorong sudah melakukannya, anak

belajar karena ingin menguasai pelajaran

tertentu.

d. Menurut Jenis, Motif dibedakan menjadi tiga, menurut B. Burton

1. Organic Motive, yaitu motif yang didasarkan atas sesuatu dan

kebutuhan manusia.

2. Emergency Motive, yaitu motif yang didasarkan karena dorongan

daurat ini tergantung lingkungan ini sudah ada sejak lahir, tetapi

bentuknya disesuaikan dengan perangsang yang ada ini dapat

dipelajari, misalnya melarikan diri dari bahaya yang mengancam.

3. Objektive Motif, yaitu motif yang diarahkan untuk berhubungan

secara efektif dengan keadaan lingkungan atau orang dalam suatu

lingkungan ini dapat berupa tingkah laku dalam menghadapi sesuatu

yang menarik perhatian, misal kebutuhan untuk mendapatkan rangking

tinggi.

Kendala Yang Menghambat Motif

Pertarungan antara motif-motif dapat terjadi pada diri anak untuk diri

seseorang apabila ada beberapa motif yang muncul secara serempak dan ini

bisa membawa seseorang kedalam suatu situasi konflik. Situasi konflik adalah
18

situasi dimana seseorang merasa bimbang atau bingung karena harus antara

dua motif yang muncul pada saat bersamaan. Kebimbangan itu ditandai pula

adanya ketegangan dalam mengambil suatu keputusan untuk pilihan. Konflik

ada tiga macam bentuk yaitu.

a. Approach- apporoach conflict (konflik-konflik mendekat), konflik ini

timbul apabila pada saat sama terdapat dua motif yang semua positif,

sehingga timbul kebimbangan mana yang akan dipilih, memilih satu

motif berarti mengorbankan atau mengecewakan motif yang lain. Contoh

seseorang ibu memiliki uang pas disatu sisi akan dibelanjakan untuk

keperluan sehari-hari, disisi lain anaknya minta keperluan sekolah,

sehingga ia menjadi bimbang mana yang akan dipilih.

b. Apporoach-avoidance conflict (konflik mendekat-menjauh), konflik ini

timbul bilamana pada suatu saat yang sama timbul dua motif yang

berlawanan mengenai satu obyek, motif yang satu positif, motif yang lain

negatif, karena itu ada kebimbangan apakah akan menjauhi atau

mendekati. Contoh seorang siswa diberi uang untuk membayar SPP oleh

orang tuanya, satu sisi ia membayarkan, disisi lain ada dorongan untuk

digunakan bersenang-senang, sehinggaa timbul kebimbangan pada anak.

c. Avoidance-avaoidance conflict (konflik menjauh- menjauh), konflik ini

terjadi bila pada satu saat yang bersamaan timbul dua motif yang negatif,

timbul dua motif dan timbul kebimbangan karena menjauhi motif yang

satu berarti harus memenuhi motif yang lain yang juga negatif. Contoh

seorang siswa menghadapi ujian kebetulan tidak siap, ingin mencontek


19

takut ketahuan, tidak mencontek takut ketahuan, Tidak mencontek takut

tidak ujian.32

Memilih Di Antara Alternatif-Alternatif Pilihan

Seseorang sering dihadapkan pada situasi konflik, karena ada motif yang

muncul bersamaan dan harus memilih satu di antara dua motif yang saling

bertentangan untuk dipuaskan. Kadang kita yang bertentangan itu adalah

antara dua motif kesenangan. Pada saat yang lain yang bertentangan itu adalah

dua motif kesenangan dan motif kewajiban Kalau seseorang dalam situasi

memilih kesenangan maka kemauannya lemah. Kalau ia memilih kewajiban

berarti kemauan yang kuat. Pada umumnya perbuatan yang berkemauan kuat

adalah perbuatan yang lebih menaruh perhatian pada pemuasan saat sekarang.

Menunda hadiah-hadiah yang lebih besar dan lebih jauh adalah salah satu

pertanda kepribadian yang matang33.

Fungsi Motivasi.

Pada dasarnya motif itu berfungsi :

a. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak motif itu berfungsi

sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi (kekuatan)

seseorang untuk melakukan tugas.

b. Motif itu menentukan arah perbuatan, yaitu kearah perwujudan suatu cita-

cita motivasi mencegah penyelewangan dari jalan yang harus ditempuh

untuk mencapai tujuan.

c. Motif itu menyeleksi perbuatan kita, menentukan perbuatan-perbuatan

32 Singgih Dirgagunarso, Op Cit, hal 98


33 Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta: P2LPTK, 1989, hal 206
20

mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuam itu dengan

menyampingkan perbutan-perbutan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.34

Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang

agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga

dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu35

Berarti ada dua pihak, yang satu adalah yang memberi motivasi

(memotivasi), sedangkan pihak lain adalah yang dimotivasi. Tindakan

memotivasi akan dapat lebih berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh

yang dimotivasi, serta sesuai dengan kebutuhan yang dimotivasi karena itu

orang atau pihak yang memotivasi, kebutuhan, dan kepribadian oleh pihak

yang diberi motivasi.

Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, dikatakan bahwa

manusia hidup itu memiliki berbagai kebutuhan:

 Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk suatu aktivitas.

Hal ini bagi anak sangat penting, karena perbuatan sendiri itu mengundang

suatu kegembiraan baginya.

 Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

Banyak orang yang dalam kehidupan memiliki motivasi untuk banyak

berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat

dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang

lain.

34 M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1992, hal 70-71
35 Ibid , hal 73
21

 Kebutuhan untuk mencapai hasil

Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan hasil baik kalau disertai

dengan pujian ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja

dalam belajar dengan giat.

 Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

Suatu kesulitan atau hambatan, mngkin cacat, mungkin menimbulkan rasa

rendah diri menjadi dorongan untuk mencaari kompensasi dengan usaha

dan luar biasa sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang

tertentu.36

Teori tentang motivasi ini lahir dari awal perkembangannya ada

dikalangan para psikologi. Menurut ahli jiwa, dijelaskan bahwa dalam

motivasi itu ada suatu hirarki.

 Teori Instink

Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah

jenis animal / binatang. Tokoh ini adalah Mc. Daugall.

 Teori Fisiologis

Teori ini juga disebutnya “Behavior theories” menurut teori ini semua

tindakan ini berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan

organik / kebutuhan untuk kepentingan fisik.

 Teori Psikoanalitik

36 Ibid
22

Teori ini mirip dengan teori instink, tetapi lebih ditekankan pada unsur-

unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan

manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego, dari teori

ini adalah Freud 37.

3. Tinjauan tentang Anak.

Maksud “anak” adalah anak yang hidup dilingkungan masyarakat, ia

belum mendapatkan pengakuan disekitar lingkungn keluarga dan masyarakat

dalam mengambil keputusan, mereka masih membutuhkan arahan dan binaan

orang,hal ini menurut Siti Rahayu Haditono, posisi mereka dalam masa

transisi atau marginal. Menurut batasan usia istilah anah anak dapat

dikatagorikan usia remaja yaitu pada masa ini anak sedang mengalami proses

perubahan, mencakup perubahan dalam hal kehidupan rohani dan jasmani,

pikiran, perasaan dan social anak.38

A. Periodesasi Perkembangan Anak.

Sebelum kita membahas masalah periodesasi perkembangan anak

terlebih dahulu akan kami jelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan

perkembangan itu.

Perkembangan adalah suatu perubahan-perubahan dari tingkat

rendah ketingkat yang lebih maju perubahan dari kanak – kanak menjadi

kedewasaan.

Menurut Zakiyah Drajat, perkembangan manusia dari kandungan

sampai tua dapatlah dibagi menjadi beberapa macam, salah satu

37 ibid
38 Zakiyah Drajat, Problematika Remaja di Indonesia, Jakarta, Bulan Bintang, 1978, hal 38
23

pembagian umur pertumbuhan manusia dibagi atas tiga kelompok besar,

yaitu: masa kanak-kanak ( 0-12 tahun), masa remaja (13-21 tahun) dan

masa dewasa (21 tahun keatas). Perinciannya sebagai berikut, kanak-

kanak pada tahun pertama (0-6 tahun), anak-anak masa sekolah (6-12

tahun), masa remaja pertama (13-16 tahun) dan masa remaja akhir (17- 21

tahun )39

Sedangkan menurut pendapat Drs Sophian Waluyo

perkembangan manusia terdiri dari tiga macam pokok ialah masa muda

sejak lahir sampai dewasa ( 0:0-21:0) masa dewasa (21:0-30:0) daan masa

tua (30:0 – 70:0). 40

Sesuai dengan pembahasan judul skripsi ini maka kami akan

membahas periode masa muda.

a. Aristoteles membagi masa muda dalam tiga masa yaitu:

1. Masa anak kecil atau masa bermain, berumur 0:0 sampai berumur

7:0 tahun.

2. Masa anak atau masa belajar atau masa sekolah, berumur 7:0 sampai

dengan 14:0 tahun.

3. Masa remaja atau masa pubertas, berumur 14:0 sampai dengan 21:0

tahun.

b. Menurut Johan Amor Comenius, dalam bukunya Didactica Magna atau

Didaktik besar membagi masa muda dalam empat masa:

1. Masa sekolah ibu atau scola materna (0: 0 –

39 Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang , 1991 hal 56
40 Ibid, hal 20
24

6-0) ialah masa kanak-kanak

mengembangkan panca inderanya dibawah

asuhan ibu, diselenggarakan dalam rumah

masing-masing.

2. Masa sekolah bahasa ibu atau scala

vernakula yaitu ( 6-12) ialah masa anak-

anak mengembangkan ingatan dan

perasaannya disekolah yang berbahasa ibu

( berbahasa daerah) didirikan tiap desa-desa.

3. Masa sekolah latin atau scola latina yaitu

mengembangkan fikirannya di sekolah yang

telah diajarkan bahasa latin ialah sekolah

menegah atau gymnasium, didirikan ditiap-

tiap daerah.

4. Masa sekolah tinggi atau academesia (6-24

tahun) ialah masa anak-anak

mengembangkan kemauanya dan memilih

suatu lapangan hidup. Dilakukan di

perguruan tinggi yang didirikan ditiap-tiap

propinsi atau kerajaan (kingdom).41

Menurut Amir Hamzah Nasution, syarat-syarat untuk masuk sekolah

dasar dapat penulis ringkasan sebagai berikut:

1. Jasmaniah sudah harus cukup kuat dan sehat untuk dapat mengikuti

41 Ibid. hal 6
25

hidup dan peraturan-peraturan serta latihan-latihan disekolah panca

inderanya harus sedemikian majunya dan kesan-kesannya.

2. Intelektualnya, penginderaan, pengamatan, penggambaran kembali

(reproduksinya) harus cukup maju. Ia harus sanggup berfikir untuk

menerima dan mengolah pelajaran-pelajaran.

3. Perasaan-perasaannya seperti perasaan sosialnya perasaan keindahaan

harus ada seperlunya. Ia harus sanggup menyesuaikan diri dengan

hidup dalam masyarakat.

4. Kemauan, keingintahuan dan nafsu-nafsunya ia sebagian telah dapat

mengatasi dan mengaturnya. Ia tidak demikian terpengaruh lagi untuk

keinginan dan nafsu-nafsu kepentingan dirinya sendiri. Ia dapat

menerima pengaruh dan kuasa orang lain dan mau melaksanakan

perintah-perintah.42

Anak merupakan amanat orang tua untuk dipelihara, dididik dan

dibimbing agar menjadi anak sholeh.43 Petunujuk dalam Al-Qu’ran dan

Hadits Nabi lebih banyak mengingat tentang bagaimana hubungan anak

dengan orang tua dan kewajiban anak kepada orang tuanya, peringatan-

peringatan tentang bagaimana seharusnya orang tua memperlakukan anak

dengan tidak membandingkan antara laki atau perempuan. Karena mereka

adalah generasi penerus yang akan menerima warisan nilai-nilai budaya

generasi sebelumnya.

Pengertian Sekolah Dasar.

42 Amir Hamzah Nasution, Jiwa dan Alam Kanak-kanak, Jakarta, Gunung Agung , 1954, hal 97-
98
43 Departemen Agama RI, QS 7 : 189, Jakarta, 1999
26

Sekolah dasar merupakan suatu jenjang pendidikan formal yang paling

rendah setelah melewati sekolah taman kanan-kanak, selanjutnya masuk

pendidikan sekolah dasar. Tetapi boleh jiga tanpa melewati pendidikan taman

kanak-kanak. Murid sekolah dasar adalah anak yang berumur 6-12 tahun, ini

merupakan pendidikan wajib bagi anak Indonesia. Pada sekolah negeri tidak

dipungut biaya. Tetapi lain halnya dengan swasta besarnya pendidikan ini

bervariasi tergantung pengolalanya. Sekolah berdiri dibawah Departeman

Pendidikan dan Kebudayaan.

A .Pengertian Anak Sekolah Dasar

Sebelum kami membahas tentang pengertian anak dalam sekolah dasar,

terlebih dahulu kami akan membahas tentang siapakah yang disebut dengan

anak itu menurut kamus bahasa Indonesia arti “anak adalah manusia yang

masih kecil”.44

Menurut para ahli ilmu jiwa sebelum abad 17 ( jaman purba), mereka

menduga pada mulanya bahwa: anak itu bukan manusia, anak diakui sebagai

manusia setelah dia dewasa kemudian orang mengakui bahwa anak adalah

dewasa, yang diduga sampai dengan mnusia, bedanya hanya pada ukuran,

masih berukuran kecil dan akan besar dengan sendirinya, jadi cukup dibiarkan

saja.”45

Menurut Johan Amos Comenius bahwa anak bukanlah manusia dewasa


yang berukuran kecil melainkan manusia sedang tumbuh, jadi belum
dewasa.46

Setelah mempelajari pendapat-pendapat para ahli tersebut diatas, penulis

44 WJS Poerwardaminta ; Op Cit hal 38


45 Sophian Waluyo, Ilmu jiwa Anak, Yogyakarta: MP Sring, 1962, hal 2
46 Ibid. hal 3
27

berpendapat bahwa yang dimaksud anak adalah: manusia yang belum dewasa

yang berkembang menuju kedewasaan setelah mengetahui siapakah anak itu

maka dapatlah diketahui pengertian dari anak sekolah dasar.

Yang kami maksud anak sekolah dasar dalam skripsi ini adalah: semua

manusia sebagai makhluk Allah yang belum menginjak masa dewasa dan

berkembang menuju masa kedewasaan, dimana anak tersebut sedang

menduduki sekolah tingkat dasar

Freud mengemukakan bahwa tahap perkembangan bagi anak sangat

penting terutama bagi pembentukkan kepribadian ini kemudian hari. Secara

singkat tahapan perkembangan ini sebagai berikut:

 Fase Oral

Terjadi sejak lahir hingga akhir tahun pertama.Pada fase ini anak

berkembang berdasarkan kenikmatan erotik pada daerah mulut.

Kepuasan anak melalu tindakan mengisap akan mempengaruhi

kehidupan di masa dewasanya.Anak yang tidak mendapatkan kasih

sayang dari ibu dan tidak mendapatkan kepuasan dalam makan dan

minum akan menghambat perkembangan kepribadiannya dikemudian

hari.

 Fase Anal

Fase ini terjadi mulai usia dua sampai akhir tahun ketiga. Perkembangan

anak pada ini berpusat pada kenikmatan pada daerah anus. Pada fase ini

anak mulai belajar untuk mengendalikan buang kecil. Pada fase anal

anak harus mulai belajar mengelola segenap pengalaman yang tidak


28

menyenangkan.

 Fase Falik

Berkembang mulai usia empat hingga lima tahun. Pusat kenikmatan

berpusat pada alat kelamin, yaitu penis ada anak lelaki dan klitoris pada

anak perempuan. Pada fase ini anak mulai belajar menerima perasaan-

perasaan seksualnya sebagi hal yang alamiah dan belajar memandang

tubuhnya sendiri secara sehat. Mereka mulai mengidentifikasi model-

model yang memadai bagi identifikasi terhadap figur sejenis pada fase ini

sangat penting.Pada fase ini terjadi oedipus complex yaitu perasaan

mencintai ibunya bagi anak laki-laki, dan electra complex yaitu perasaan

mencintai ayahnya bagi anak perempuan.Kegagalan pada fase ini dapat

berakibat kebingungan akan peran seks secara wajar, kegagalan dalam

menemukan standar moral yang tepat.

 Fase Laten

Juga disebut sebagai tahap pregenital. Periode ini terjadi antara lima atau

enam tahun hingga pubertas. Pada tahap ini terjadi perhentian

perkembangan.Sepanjang tahap ini terjadi perhentian perkembangan.

Sepanjang masa ini anak menjalankan tugas-tugas belajar. Sekalipun

instink seksual direpresi sepanjang masa-masa sebelumnya masih ada dan

akan mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

 Fase Genital

Terjadi pada masa pubertas yang ditandai oleh perilaku yang tidak

narsistik. Mereka mulai tertarik lawan jenis, bersosialisali dan beraktivitas


29

kelompok, perkawinan dan membangun keluarga, menjalin hubungan

kerja. Sepanjang fase ini mereka lebih memfokuskan pada hubungan

dengan orang lain. Tidak terjadinya integrasi pada fase ini seringkali

dihubungkan dengan kesalahan-kesalahan pada fase-fase sebelumnya 47.

B. Ciri-ciri Anak Sekolah Dasar.

Dalam periodesasi perkembangan anak, masa sekolah dasar juga disebut masa

anak sekolah, masa matang belajar. Disebut masa anak sekolah karena mereka sudah

mematangkan tingkat sebagai lembaga persiapan sekolah yang sebenarnya. Disebut

masa matang untuk belajar karena mereka sudah berusaha untuk mencapai sesuatu

sebagai perkembangan aktivitas bermain yang hanya bertujuan untuk mendapatkan

kesenangan pada waktu melakukan aktivitas itu sendiri. Disebut masa matang untuk

sekolah karena sudah menginginkan kecakapan-kecakapan baru yang baru dapat

diberikan oleh sekolah.

Masa anak sekolah dasar ditandai dengan adanya berbagai perkembangan antara

lain:

1. Perkembangan Sifat Sosial Anak

Sifat ini sebenarnya sudah dibawa sejak lahir, mula-mula berkembang terbatas

dalam keluarga kemudian bertambah luas. Ia mulai mencari teman-teman

sebaya untuk berkelompok dalan permainan bersama makin lama lingkup

pergaulan makin luas.

2. Perkembangan Perasaan Anak

47 Latipun, Psikologi Konseling, Malang ,Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2001, hal
63-65
30

Anak yang semula hanya merasakan senang dan sedih makin lama perasaan

itu terdefersiasi menjadi perasaan:menyesal, kasihan, marah, jengkel, simpati,

bersalah, wajib dan sebagainya. Ini semua disebabkan oleh pengalaman yang

semakin meluas. Saat seperti berguna sekali untuk menerima bahkan

pengajaran dari guru, memudahkan anak dalam memahami bahan

pengetahuan dari gurunya.

3. Perkembangan Motorik

Hal inilah yang memungkinkan anak dapat melakukan segala sesuatu, yang

terkandung dalam jiwanya dengan sewajarnya. Anak akan dengan mudah

akan menyampaikan isi jiwanya, sebagai dari pernyataan jiwanya yang

dinyakan dalam bentuk bahasa.

4 Perkembangan Bahasa

Dengan makin luasnya pergaulan anak diluar keluarga, didalam permainan

dalam kelompok memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkaya

perbendaharaan bahasa, baik secara pasif menerima ekspresi jiwa orang lain

maupun secara aktif yaitu menyampaikan isi jiwanya kepada orang lain.

5. Perkembangan Fikiran

Perkembangan fikiran setingkat dan sejalan dengan perkembangan sosial,

bahasa yang juga merupakan alat untuk berfikir. Pada masa ini anak berada

dalam tingkat berfikir kongkrit, artinya fikirannya masih erat hubungannya

dengan benda-benda atau keadaan nyata.

6. Perkembangan Pengamatan

Anak sudah bisa mengamati apa-apa yang dihadapinya baik melalui bagian-
31

bagiannya dari keseluruhan yang banyak ataupun sebaliknya.

7. Perkembangan Kesusilaan dan Keagamaan

Perkembangan dalam hal ini, sangat bergantung kepada penghayatan keluarga

terhadap norma-norma kesusilaan dan agama. Keluarga anak itu sendiri, artinya

anak akan mengalami perkembangan dalam hal itu menurut bagaimana keluarga

berbuat dan mematuhi norma-norma kesusilaan dan agama.

8. Perkembangan Tanggapan

Dari hasil pengamatannya kedunia luar anak mendapatkan tanggapan yang

berasosiasi secara mekanis sehingga menghasilkan tanggapan yang komplek

emosional suatu kekomplekan tanggapan yang didalamnya emosi anakikut

campur.

9. Perkembangan Fantasi.

Dengan cerita-cerita yang didengarnya serta bacaan-bacaan yang telah

dibacanya anak akan berkembang fantasinya.

10 . Perkembangan di dalam Mengambil Keputusan

Pada waktu anak masih kecil, dia hamya mampu mengambil keputusan secara

sederhana misalnya panas, dingin, baik, buruk namun makin lama dapat

membedakan sesuatu atas beberapa keputusan misalnya, buruk sekali, agak

buruk, hampir buruk, kurang baik, sedang baik dan baik sekali.

11. Perkembangan Perhatian

Perhatian termasuk salah satu faktor kemampuan psikis yang dibawa sejak

lahir dan perkembangannya ditentukan oleh faktor endogen dan faktor

eksogen.
32

12. Perkembangan Estetika

Estetika adalah suatu kemampuan jiwa yang dipergunakan untuk menentukan

sesuatu dengan ukuran bagus tidak bagus serta indah tidak indah. Kemampuan

ini juga merupakan kemampuan kodrat perkembangannya ditentukan oleh

faktor endogen dan eksogen 48.

C. Pendidikan Agama Anak Usia Sekolah Dasar

Pembinaan keberagamaan mngupayakan agar setiap orang menjadikan agama itu

sebagai bagian dari dirinya, menjadi materi kehidupan yang memberikan corak warna

dalam setiap perilaku. Oleh karena itu pembinaan agama perlu secara kontinue dan

berbarengan dengan pertumbuhan pribadi seseorang.49

Periode usia Sekolah Dasar merupakan pembentukan nilai-nilai agama sebagai

kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh

proses pembelajaran atau pendidikan yang diterimanya.

Pendidikan agama pada usia Sekolah Dasar ini ditekankan pada upaya

mengusahakan anak sudah dapat memahami, menghayati dan mengamalkan dengan baik

tiga rukun Islam, yaitu syahadat, sholat, dan puasa. Disamping itu akhlaq yang sesuai

dengan Al-Qur’an dan Hadits, serta sudah dapat membaca dan menulis ayat –ayat Al-

Qur’an.50

Karakteristik Perkembangan Anak Sekolah Dasar.

a. Perkembangan Aspek Motorik

Pada usia ini anak mengalami perkembangan jasmani atau fisik yang pesat, dan

48 Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, Jakarta, Rineka Cipta, 1996, hal 74 – 75


49 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah,Jakarta, Ruhama, 1995, hal 55
50 HMS Prodjoditoro, DKK. Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam pada
Pendidikan Dasar, Laporan Penelitian Proyek Perguruan Agama Islam, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
tahun 1998, hal 63
33

perkembangan motoriknya sudah terkoordinasikan dengan baik sehingga berlaku sesuai

dengan kebutuhannya.51 Masa ini di tandai dengan kelebihan gerak atau aktifitas motor

yang lincah ini merupakaan masa yang ideal ketrampilan yang bersifat motorik.52 Anak

pada masa ini selalu giat dan penuh semangat, dan permainan bebas memberikan

kepuasan baginya.

Kematangan perkembangan motor anak jadi sempurna berkaitan dengan

perkembangan mental anak. Disamping mengandalkan kekuatan otot, perkembangan

fungsi kognitif juga menentukan kemampuan motoris. Oleh karena itu gerakan-gerakan

yang dilakukan anak tidak lagi sekedar latihn organ-organ tubuhnya tetapi telah

mengandung arti dan maksud yang memang diinginnya.

b. Perkembangan Aspek Intelektual.

Pada usia ini kemampuan intelektual berkembang pesat oleh karenanya disebut

pula masa intelektual atau masa belajar. Usia ini merupakan masa penuh semangat untuk

belajar dan memperoleh pengalaman – pengalaman yang baru.

Dengan kemampuan intelektual demikian, anak pada usia ini sudah dapat

diajarkan dasar-dasar keilmuan seperti membaca, menulis dan berhitung.

c. Perkembangan Aspek Sosial

Perkembangan sosial anak pada usia anak ini telah mencapai kematangan, hal

ini ditandai dengan adanya perluasan hubungan dan proses belajar menyesuaiakan diri

dengan norma keluarga.53 Pada tingkat ini anak mulai dapat menghargai kenyataan dan

memahami dasar-dasar pergaulan sosial, kerjasama dan kesenangan bwersaing tampak

sekali pada masa ini juga ,merupakan imitasi sosial terbesar anak akan berusaha untuk
51 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, Remaja Rosdakarya,
2001, cet 2 hal 183
52Ibid, hal 184
53 Ibid, hal 180
34

dapat berlaku sama dengan orang lain agar bisa diterima oleh lingkungan.

2. Karekteristik Perkembangan Kognitif pada anak usia Sekolah Dasar

Dari pengelompokan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dalam

pembahasan terdahulu dapat diketahui usia sekolah dasar termasuk pada tahap

perkembangan concrete opersional. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan

lebih jauh mengenai karateristik perkembangana anak pada tahap concrete operasional

ini.

Tahap ini disebut conrete operasional, karena adanya keterbatasannya-

keterbatasan kapasitas anak dalam mengkoordinasikan pemikirannya yang baru mampu

berpikir sistematis mengenai benda dan peristiwa yang kongkrit saja.54

Seperti yang disebutkan pada tahap conrete operasional, anak mulai berpikir

secara logis, namum masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret dan masih

mengalami kesulitan dalam memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Dalam bukunya

Muhibbin Syah juga menyebutkan bahwa tahap ini anak mempunyai kemampuan yang

disebut satuan langkah berpikir yang mana dengan kemampuan itu anak dapat

mengkoordinasikan sistem pemikirannya sendiri.55 Jadi anak mampu melakukan aktifitas

logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkret.

Ciri lain yang menonjol pada tahap ini adalah makin berkurangnya egosentris

pada anak. Artinya anak sudah memiliki kemampuan mengkoordinasikan pandangan

sendiri. Ia mulai banyak memperhatikan dan menerima pandangan orang lain.

Pembicaraannya mulai ditujukan pada lingkungan sosial tidak pada dirinya. Anak mulai

54 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, Bandung, Remaja Rosdarya,
1999, hal 50
55 Ibid, hal 51
35

dapat berfikir dari banyak obyek atau dimensi pada satu obyek. Berkurangnya egosentris

ini juga disebabkan oleh adanya dorongan bersosialisasi yang berkembang pesat pada

masa ini.

Perkembangan kognitif pada masa ini pada dasarnya bila ditinjau dari segi

karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan orang dewasa.56 Nanum dari segi

kapasitasnya tentu saja anak masih memiliki keterbatasan dalam mengkoordinasikan ide-

idenya, yang hanya terbatas pada hal-hal yang ditangkap pengamatannya. Oleh karenanya

perkembangan kognitif anak pada masa ini sangat bergantung pada pengalaman

langsung.

Perkembangan kognitif sebagai sentral kontrol perkembangan anak sangat

mempengaruhi aspek-aspek lain kematangan kemampuan kognitif ini diiringi pula

matangnya kemampuan aspek-aspek lain. Perlu diingat bahwa fungsi kognitif tidak hanya

terbatas menjadi pusat aktifitas akal pikiran, akan tetapi jangan menjadi pengontrol

perasaan dan perbuatan.57

56 Ibid, hal 73
57 Ibid, hal 81
36

4. Tinjauan tentang Pengalaman Beragama.

I. Pengertian Agama Islam

Yang dimaksud agama menurut bahasa adalah

 ada yang berpendapat bahwa kata agama berasal dari sansekerta

yang artikan dengan haluan, peraturan, jalan atau kebaikaan kepada

Tuhan,

 ada juga yang berpendapat bahwa kata agam itu sebenarnya terdiri

dari dua buah perkataan yaitu “A” yang berarti tidak dan “gama”

yang berarti kacau balau, tidak teratur, jadi kata agama berarti tidak

kacau balau atau teratur.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa agama adalah suatu haluan,

peraturan, jalan yang ditentukan untuk berbakti kepada Tuhan sehingga dapat mengikuti

peraturan Tuhan itu manusia akan dapat hidup teratur, tidak kacau balau dan tidak

tersesat dari jalan yang benar.

Sedangkan pengertian agama menurut istilah akan kita akan dapaati beberapa

pendapat diantaranya pengertian agama yang dikemukakan oleh Drs M Noor Mutdawam

sebagai berikut :

“ Pengakuan manusia tentang adanya yang dianggap suci kemudian manusia itu
insyaf bahwa suci itu mempunyai kekuatan yang melebihi dari segala kekuatan.”58

58 M Noor Matdawam, Pembinaan Aqidah Islamiyah, Yogyakarta, Bina Karier, 1984, hal 1
37

Pengertian agama terbatas bagi pemeluk agama samawi terutama agama Islam

adalah:

“ Agama merupakan petunjuk Allah yang terpenting dalam bentuk kaidah-kaidah


perundang-perundangan yang ditunjukan kepada orang-orang yang berakal budi agar
sepuya mereka mampu berusaha di jalan yang benar dalam rangka memperoleh
kebahagian hidup didunia dan diakhirat.”59

Nama Islam tidak disandarkan para pendirinya atau daerah dimana agama itu

dilahirkan sebagaimana nama – nama agama lain, seperti Budha berasal dari nama

pendirinya Budha Gautama, agama Zarathustra menggunakan nama pendiri Zaroaster,

dan agama Yahudi berasal dari kota Judah dimana agama ini lahir, demikian juga nama-

nama agama lain.

Akan tetapi Islam adalah meupakan sebutan agama yang diturunkan Allah kepada

manusia, petunjuk Allah yang beberapa peraturan-peraturan atau perundangan yang

khusus dikerjakan oleh manusia agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan

diakhirat. Kata Islam di gunakan untuk nama sebutan agama Allah ini termaktub dalam

Al-Qur’an surat Al- Imron: 19

-±à6~ /Ø[ /ã +v6´0— µ6Ã/v«[9²[/


“Sesungguhnya agama ( yang diridhoi) disisi Allah hanyalah Islam”60

Juga dalam Al-Qur’an Surat Al Maidah: 3

\´6Ã/u+±â6€/Ø5[-±.¨+ª -d6Ä0Œ +y+½…


“….dan telah Aku ridhoi Islam itu jadi agama bagi mu..”61

59 M Arifin, Kapita Seletja Pendidikan ( Islam dan Umum), Jakarta, Bumi Aksara, 1993, hal 267
60 Al –Qur’an , Op Cit, hal 40
61 Ibid hal 56
38

Dan Surat Al Imron ayat 85:

-¹6´0¯+ª,_6¤:Ã5µ,¬,ŸB\µÃ/u/®+؀ /Ú [ +yÄ,›/

 ,c_:Ã5µ,¯ +½
“ Barang siapa mencari agama, selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima ( agama itu dari padanya).”62

Pengertian Islam menurut bahasa arab mempunyai arti bermacam-macam:

a. Salam: keselamatan, peraturan. Peraturan yang datang dari Allah untuk


membimbing keselamatan manusia di dunia dan diakhirat.
b. Taslim: penyerahan. Penyerahan diri kita kepada Allah dalam keadaan suka
dan duka.
c. Slim: perdamaian. Perdamaian kita kepada Allah ( tidak durhaka) dan dengan
manusia tidak bermusuhan.
d. Sullami: titian. Peraturan – peraturan yang merupakan titian untuk
menghubungkan kita ke jalan kebahagian dunia dan akhirat.63

Arti Islam menurut istilah ( syara’) adalah peraturan (uu) Allah SWT, dengan

peraturan wahyu kemudian diwujudkan menjadi kitab suci sebagai pegangan hidup

manusia.64

Jadi yang dimaksud agama islam adalah aturan-aturan yang datang dari Allah

(yang memberi nama Islam) yang diturunkan kepada umat manusia melalui

perantaranya, sebagai pedoman hidup di dunia dan di akhirat.

Dalam memahami kriteria agama yang benar, Drs M Noor Matdawam

memberikan kriteria sebagai berikut:

62 Ibid hal 48
63 M Noor Matdawam, Op Cit, hal 1
64 Ibid, hal 13
39

 Mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa dalam arti yang sebenarnya yang

memiliki alam semesta.

 Mempunyai Rosul, untuk menyampaikan ajaran-ajaran yang benar dari

Allah yang Maha Esa.

 Mempunyai kitab suci yang datang dari Allah dan terjamin kemurniannya,

tidak dapat di ubah dan dicampur pendapat-pendapat manusia.

 Mempunyai hukum tersendiri untuk membimbing kebahagiaan hidup para

penganutnya, materi dan hukum tersebut selalu aktual.

 Tujuan terakhirnya dari hukum tersebut untuk mencapai keharmonisan

hidup dalam dunia dan akhirat.65

Dari batasan tersebut agama Islam adalah agama yang benar karena memiliki

rukun iman sesuai hadits:

/¹0_.c.§+½/¹0b,¨0Æ à,¯+¼ ِã \0^-µ0¯Ìb5²+[ :+ª,£-

²+\¯6ÃÙ+[

/¶/y6Ä,o/y5v,¤«\0^-

²0¯5Ì.b+¼/z0sà[®/5½,Ä«[¼+/¹0«5½.€y+¼+

O®¬€¯¶[¼yN /¶7/z,„¼+
“Iman kata Nabi : bahwa engkau akan beriman (percaya) kepada Allah, para
malaikat –malaikat Nya, Kitab-kitab Nya, Rosul-rosul Nya, hari akhirat (Qiamat)
65 Ibid, hal 2
40

dan engkau akan percaya kepada adanya takdir yang baik dan buruk ( dari
Allah) . ( HR Muslim)

II Pengamalan Ajaran Agama Islam

Orang yang Iman atau Islam wajib melaksanakan rukun Islam sesuai dengan

hadits Nabi :

[Bv:°,o.¯5²+[+¼-ã9×[/-¹,«/[+×5²+[+u,¸6„,b5²+[-

®à6€à[

-®6

ˆ.b+¼+º+\§9|«[+Á0bÌ.Ã+¼/ºà:ˆ«[+®6Ä0¤.b+¼/ã [5½.€

+y

BØ6Ä0_,€/¹6Ä,«/[+d6˜,

‘ ,c6€[5²/É+d6À,_«[9l0o.b+¼+²\,Œ,¯y+

O®¬€¯¶[¼yN
“ Agama Islam itu yaitu engkau akan membaca syahadat ( penyaksian) bahwa
tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah, engkau
bersholat (yang lima waktu), menuaikan zakat, berpuasa Ramadhan, berhaji ke
baitullah ( masjidil Haram) jika engkau mampu menuju padanya (mekkah dan
41

sekitarnya)66

Berbicara mengenai agama berarti mengabdikan diri, yang mana ia tidak akan

puas dengan pengetahuan agama, akan tetapi memerlukan membiasakan dirinya dengan

hidup secara agama. David Trueblood mengambil pendapat dari William Temple seorang

ahli agama membedakan fisafat antara agama:

Filsafat itu ialah menuntut pengetahuan untuk mengetahui atau memahami,


sedangkan agama ialah menuntut bukan pengetahuan tentang Tuhan, akan tetapi
perhubungan antara seorang manusia dan Tuhan.67

Jadi suatu hal yang penting untuk diketahui tentang agama ialah rasa pengabdian.

Dimana didalam pengabdian ini dapat dilakukan dengan mengamalkan agama tersebut

dengan sebaik-baiknya. Karena didalam skripsi ini yang dibahas berkisar pada agama

Islam, maka rasa pengabdiannya yaitu dengan mengamalkan segala perintah-perintah dan

menjauhi segala larangan-larangan Allah SWT sesuai dengan apa yang telah ditetapkan

didalam Al –Qur’an dan Sunnah Rosul. Amal dalam Islam merupakan usaha yang

bertujuan merombak masyarakat yang tidak baik menjadi lebih baik dalam berbagai segi

iman sendiri belumlah betul-betul bernama iman jika belum mendorong orangnya untuk

bekerja dan beramal secara terus menerus dalam upaya mewujudkan ajaran Islam.

Pengalaman agama adalah perbuatan melaksanakan ajaran-agama yang dilakukan

dengan kesenangan hati.68

Perbuatan tersebut merupakan hasil dari penghayatan ajaran agama yang

dipelajari kemudian dipelajari kemudian diamalkan jadi bukanlah hanya sedekar rutinitas

saja melainkan merupakan aktifitas yang mempunyai motif yang kuat dalam menjalankan

66 Ibid, hal 75
67 David Trueblood, Philosophy of Religion, Filsafat Agama,Terj Prof Dr HM Rasjidi, Jakarta,
Bulan Bintang, 1986, hal 3
68 WJS Poerdaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1985, hal 33
42

ajaran agama.

Pengalaman agama juga dapat dikatakan sebgai perwujudan iman dalam diri

seseorang disamping pengabdian kepada Allah SWT, dengan demikian akn terlihat kadar

kualitas dari iman seseoarng antara yang benar-benar menghayati ajaran agama dengan

tidak menghayati ajaran agama.

Menurut Zakiyah Drajat pengalaman atau perilaku keagamaan seseorang itu

terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang langsung dialami yang terjadi dalam

hubungannya dengan langsung dialami yang terjadi dalam hubungan dengan lingkungan

materi dan tertetu ( orang tua jamaah dsb). 69

Robert H Thouless menyebutnya dengan faktor sosial antara lain berupa

pendidikan yang pernah diterima pada masa lalu. Berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi pengalaman agama yang berbeda pula.70

Namun demikian manusia sebagai kholifah Allah dimuka bumi haruslah

mengembangkan pengetahuan serta kemampuan rohani untuk menghayati ajaran-ajaran

Allah sehingga manusia mampu menangkap petunjuk nurilah dari Allah SWT,

sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 89 yang berbunyi:

َ‫ن ٭‬
َ ‫سِلمْي‬
ْ ‫شَرى ِلْلُم‬
ْ ‫حَمًة َوُب‬
ْ ‫ي َوُهًدىَوَر‬
ْ ‫ش‬
َ ‫ل‬
ّ ‫ك ْاِلكَتبِْتبيَا نَاّلُك‬
َ ‫عْلي‬
َ ‫َوّنْزلَنا‬

۸۹
Artinya: “ Dan Kami turunkan kepada Al-Kitab ( Al-Qur’an) untuk menjelaskan
segala sesuatu, dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri” .71

69 Jalaluddin Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, hal 132


70 Robert H Thauless, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta, Rajawali Press, 1992, hal 37
71 An-Nahl (16) : 89
43

Juga firman Allah SWT dalam surat Ar- Rum ayat 30 yang berbunyi

َِ ‫خْل‬
‫ق‬ َ ‫ل ِل‬
َ ‫يِفطَر الّناعلْيهاَ ل َتْبِد ْي‬
َ ‫ل اّلت‬
ِ ‫تا‬
َ ‫طَر‬
ْ ‫حِنْيفًا ِف‬
َ ‫ن‬
َ ‫ك ِلِلّدْي‬
َ ‫جَه‬
ْ ‫َفأ ِقْم َو‬

۰٣‫ن ٭‬
َ ‫لَيْعلُمْو‬
َ ‫س‬
ِ ‫ن َأْكَثَر الّنا‬
َّ ‫ن الَقّيُم وَلِك‬
ُ ‫ك اّلد ي‬
َ ‫ل َذ ِل‬
ِ ‫ا‬
Artinya: “ Maka hadapkanlah wajahmu dan luruskan kepada agama Allah
( tetaplah) atas fitrah Allah yang telah mencipatakan manusi menurut
fitrahnya. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.( Itulah) agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”72

1. Ajaran Islam

Islam yang aturannya diwahyukan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad

SAW untuk umat manusia guna menjadi dasar (pedoman) dalam hidup dan kehidupan

didunia dan diakhirat. Didalamnya terdapat sistem nilai dan norma yang dapat

mengarahkan manusia, sehingga manusia dapat dan mampu memecahkan masalahnya,

yang pada gilirannya mempunyai dampak positif serta mampu membawa kepada

kebahagiaan, kesejahteraan dan kemuliaan.

Ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits secara global dapat

dibagi menjadi :

 Aqidah, yaitu hal-hal yang bertalian dengan kepercaayaan dan

keimanan.

 Akhlak, yaitu kelembagaan semua tata nilai ajaran Islam tentang

baik dan buruk mengenai perilaku seseorang.

 Sya’riah, yaitu peraturan dean hukum yang telah disyahri’ahkan

Allah dan diwajibkan kepada kaum muslimin untuk berpegang

kepadanya dalam berhubungan dengan Allah dan sesamanya.


72 Ar-Rum (30) : 30
44

Syari’ah dapat dibagi menjadi dua yaitu:

 Ibadah, yaitu perbuatan yang dilakukan untuk mendekatkan

diri kepada Allah, seperti Sholat, Puasa, Zakat dan Haji.

 Mu’alamah, yaitu perbuatan yang dilakukan untuk

memelihara keselamatan, sehingga tercipta keamanan dan

ketenangan hidup, seperti persoalan – persoalan keluarga,

harta pusaka, jual beli, hubungan kemasyarakatan dan

sebagainya73.

Pengertian Ibadah

Ibadah menurut bahasa adalah penyembahan, pemujaan, pengabdian, tunduk

yang setingginya dan disertai dengan do’a.74

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa ibadah itu

merupakan hak manusia kepada Allah dalam segala aspek yang didorong oleh rasa cinta

dan tauhid kepada Allah SWT.

Ibadah Sholat

Sholat adalah ibadah badaniyah yang terdiri beberapa ucapan dan perbuatan yang

dimulai takbir dan diakhiri dengan salam, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.

1. Kedudukan Sholat.

Sholat lima waktu disamping merupakan salah satu manisfestasi keimanan

seseorang juga merupakan perintah yang harus dikerjakan seseorang yang

beragama Islam. Untuk mengukur keimanan seseorang minimal dapat dilihat

dari kerajinan mengerjakan sholat.

73 Endang Syaifuddin Ashori, Kuliah Al Islam, Jakarta, Rajawali, 1984 , hal 90


74 TM Hasby Ash Shidiqqi, Kuliah Ibadah, Jakarta, Bulan Bintang,1989, hal 186
45

‫ن حَاَلة‬
ْ ‫ مَا ِم‬:‫ل رسول ال ص م‬
َ ‫ل عنه قال قَا‬
ّ ‫وعن حد يفة رضي ا‬

‫جْهُه‬
َ ‫جدًا َيْغَفُر و‬
ِ ‫سا‬
َ ‫ن يراُه‬
ْ ‫نا‬
ْ ‫ل ِم‬
ّ ‫ب الي ال ا‬
ّ ‫ح‬
َ ‫عَلْيَها ا‬
َ ‫يكفن الَعْبُد‬

‫ب )روا ه الطبرين‬
ِ ‫ي الّترَا‬
ِ ‫)ف‬

“ Dari Hudaifah RA berkata : Bersabda Rosulullah SAW tiadalah suatu


keadaan pada seseorang hamba yang lebih disenangi oleh Allah jika Dia
melihat hamba Nya kecuali hambanya keadaan bersujud, maka diampunilah
dosanya dan wajahnya tersujud tanah” (HR Thabrani) 75

Disamping itu sholat juga merupakan pangkal ibadah, sebagaimana sabda Nabi

Muhammad SAW sebagai berikut:

‫ح َلُه‬
َ ‫صِل‬
َ ‫ت‬
ً ‫صلَع‬
َ ‫ن‬
ْ ‫صل ُة فَا‬
ّ ‫بِه الَعْيِد َيْو َم الِقيَاَمِة ال‬/ ‫ب‬
ُ ‫س‬
َ ‫ل مَا ُيعَا‬
ُ ‫اَاّو‬

‫عَمِلِه‬
َ ‫سَد سَاِإَر‬
َ ‫ت َف‬
ْ ‫سَد‬
َ ‫ن َف‬
َ ‫عَمِلِه َوا‬
َ ‫سَا ِأَر‬
“ Amal yang pertama kali akan dihisap bagi sesorang hamba dihari kiamat
adalah sholatnya, jika sholatnya baik maka baik pula segala amalnya yang
lain, jika sholatnya rusak maka rusak pula segala amal yang lain”.76

Dari hadits diatas dapat dikatakan bahwa segala amal kebaikan seseorang bila

tidakdiiringi sholat tidak berarti apa-apa.

Kedudukan Sholat dalam Islam adalah bahwa kewajiban hamba kepada Allah,

bahwa sholat merupakan tiang agama garis pemisah antara kafir dan muslimin,

merupakan syarat untuk mencapai keselamatan, dan merupakan penjga iman seseorang.

Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah dalam Surat Ar-Rum ayat:31

75 Az Zakiquddin, At- Tharghib Wa Tarhib, I, Mesir, Musthafa Al Bab, 1993 M/ 1353H, hal 214
76 Jalaluddin As Suyuti, Al Jami’ush Shagir,(Thk) An-Nunitsik (tt) hal 112
46

َ ‫شِرِكْي‬
‫ن‬ ْ ‫ن اْلُم‬
َ ‫لَتُكْو ُنْوا ِم‬
َ ‫و‬+ ‫صلوَة‬
ّ ‫ن ِاَلْيِه َواَتُقوُهََواِقْيُموا ال‬
َ ‫ُمِنْيِبْي‬
“ dengan kembali bertaubat kepada Nya dan bertaqwalah kepadaNya serta
dirikanlah sholat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah”.77

Hikmah diulang – ulangnya sholat sehari semalam terdapat hikmah yang besar,

sebagai santapan sehat dan komplit untuk jiwa sebagai penjagaan dari melalaikan Allah

sebagai penyucian hati dan jiwa dari debu-debu materi. Tentang hal ini syeikhul Islam

Ad- Dahlawi berkata:

“Permasalahan dan program hidup umat tidak akan beres kecuali jika ada
perhatian dalam setiap kesempatan, sehingga pekerjaan menunggu, dan mempersiapkan
sholat termasuk dalam hukum sholat. Maka teralisirlah penguasaan banyak waktu jika
tidak menguasai seluruhnya.”78

Shalat merupakan mira’j bagi orang yang beriman kepada Allah kesempatan

melapangkan ruhnya dan memerangi hatinya dan membersihkan jiwanya, sesuai dengan

Firman Allah SWT dalam surat An- Ankabut: 45

۴ ‫شاِء َوالُمْنَكِر٭ە‬
َ‫ح‬ْ ‫ن الَف‬
ِ‫ع‬
َ ‫صَلو َة َتْنَهى‬
ّ ‫ن ال‬
ّ ‫ِا‬
“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan – perbuatan keji dan
mungkar”79

Thoha : 14

َ ‫صَلَو َة ِلِذ ْكِری‬


‫٭‬ ّ ‫وَأ ِقِم ال‬
“Dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku.”80

77 Depag RI,hal
78 Abul Hasan Ali An –Nadwa, Ibadah Shalat, Zakat, Puasa, Haji. Bandung, Per Risalah,1985,
hal 19
79 Depag RI, hal 635
80 Ibid, hal 477
47

Al- A’raf : 170


۰٧١‫صلَو َة ٭‬
ّ ‫ب َوَأ قَاُمْو ال‬
ِ ‫ن ِباالِكَت‬
َ ‫سُكْو‬
ّ ‫ن ُيَم‬
َ ‫وَ اّلِذ ْي‬
“Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al-Kitab (taurat) serta
mendirikan sholat” ( Al – A’raf: 170)81
Walaupun berpegang kepada Al Kitab menunjukannya kepada kewajiban

mengerjakan sholat yang merupakan keistemewaan tersendiri bagi mereka yang

mengerjakannya.

Dalam suatu riwayat yang menyebutkan bahwa sesunggugnya amal seseorang

hamba-hamba yang pertama-tama diperhatikan pada hakikat adalah sholat. Bila ternyata

sholat baik dan sempurna, maka diterima sholatnya mereka itu dan semua amalan lainnya

sebaliknya bila ternyata sholatnya masih kurang, maka ditolak sholatnya dan semua

amalan-amalan lainnya.82

Seseorang mukmin yang hanya menyerahkan diri kepada Allah SWT, pasti

melaksanakan pokok-pokok kebajikannya dengan melaksanakan sholat suatu haq Allah

sendiri dan membelanjakan sebagian harta, suatu haq masyarakat yang melengkapi zakat

dan segala haq yang lain, baik berdasarkan wajib maupun sunnah. Sholat adalah suatu

rangka iman yang mendirikannya itulah mukmin yang benar, yang sungguh-sungguh

menegakkan perumahan Islam.

Kedudukan sholat diantara berbagai macam taat sholat terhadap difardhukan sejak

permulaan Islam pada ketika itu Nabi Muhammad SAW senantiasa melaksanakan sholat

sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Mukmin: 55

81 Ibid, hal 250


82 Imam Al-Ghozali, Ihya Ulumddin: Cahaya Di Belakang Shalat Khusu’, Terjemahan Drs
Rasihin Agami, Solo, CV Ramadhan,1988, hal 47.
48

‫ل ْبَكِر‬
ِ ‫شّر َو‬
ِ ‫ك ِبِالَع‬
َ ‫حْمِد َرَّب‬
َ ‫ح ِب‬
ْ ‫سّب‬
َ ‫َو‬
“Dan bertasbilah seraya memuji Tuhanmu pada waktu pagi dan petang”83

Ibadah malam hari pada ketika itu hanya membaca Al-Qur’an setahun sebelum

hijrah, barulah difardlukan sholat lima kali. Seperti diketahui, bahwa tidak ada suatu

perintah yang dipentingkan oleh Al-Qur’an sebagai sholat sungguh Allah SWT sebagai

yang telah oleh Imam Ahmad telah membesarkan urusan sholat dan kََedudukannya dalam

Al-Qur’an.84

Kesimpulan yang dapat diambil dari hikmah sholat adalah sholat dapat

mnciptakan ketenangan jiwa sebagai sarana pembinaan moral yang tinggi dan yang

terakhir mengandung pendidikan disiplin.

2. Macam-macam Sholat

a. Sholat Fardhu

Yaitu sholat lima waktu dikerjakan dalam sehari semalam ditentukan

waktunya, yaitu:

 Sholat Shubuh, awal waktunya mulai terbit fajar sampai terbenamnya

matahari.

 Sholat Dhuhur, awal waktunya setelah cenderung matahari di

pertengahan langit, akhir waktunya bila bayang-bayang sesuatu telah

sama dengan panjangnya selain bayang-bayang ketika matahari

menungguk persis diatas ubun.

 Sholat Ashar, awal waktunya mulai habis dhuhur bayang-bayang

sesuatu telah panjangnya selain bayang-bayang ketika matahari diatas

83 Depag RI, hal 767


84 TM Hasby Ashshidiqi, Pedoman Sholat, Jakarta, Bulan Bintang, 1986, hal 46
49

ubun-ubun sampai terbenamnya matahari.

 Sholat Maghrib, awal waktunya mulai terbenamnya matahari sampai

hilangnya teja merah.

 Sholat Isya’, awal waktunya mulai terbenamnya teja merah sampai

terbitnya fajar .85

3. Ibadah Puasa

Puasa menurut bahasa Arab menahan dari segala sesuatu seoerti menahan

tidur, menahan berbicara, menahan makan dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah

agama Islam yaitu menahan sesuatu yang membukakan satu hari lamanya mulai tertib

fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat.

Ibadah puasa adalah rukun Islam yang keempat yang diwajibkan kepada para

muslimin untuk mengerjakannya. Sebagimana firman Nya dlam surat Al Baqarah : 183

ْ ‫ن ِم‬
‫ن‬ َ ‫ى ّالذ ْي‬
َ ‫عل‬
َ ‫ب‬
َ ‫صَياُم َكمَا ُكِت‬
ِ ‫عَلْيُكْم ال‬
َ ‫ب‬
َ ‫ن َاَمُنْوا ُكِت‬
َ ‫يَا َاّيها الِذ ْي‬

۱۸۳‫ن ٭‬
َ ‫َقْبِلُكْم َلّعلُكْم َتّتُقو‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian
bertaqwa”.86

Berdasarkan ayat di atas, maka ada beberapa golongan yang mendapatkan keringan

dan bebas dari kewajiban puasa itu adalah:

a. Orang sakit dan orang yang dalam perjalanan golongan ini dibebaskan dari wajib

puasa selama sakit atau selamamusafir. Akan tetapi mereka diwajibkan mengganti

puasa sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari lain.

85 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Jakarta, Attahiriyah, Cet ke 17 tt, hal 71-72
86 QS Al Baqaroh, (2), : 183
50

b. Perempuan dalam keadaan haidl (menstruasi), perempuan hamil dan perempuan

menyusui anak, tetapi mereka harus menqadho hari-hari mereka yang tidak

berpuasa atau mereka membayar fidyah bagi kedua golongan yang terakhir ini.

c. Orang tua yang sudah lanjut umur tiada kuasa lagi berpuasa.

d. Orang sakit yang tidak harapan lagi sembuh dari sakitnya.87

Jadi orang yang meniggalkan puasa di bulan Ramadhan dengan sengaja tanpa

halangan, yakni yang tidak ada termasuk dalam kategori yng telah disebutkan diatas,

orang itu di pandang melakukan pelanggaran besar atau mereka dapat dikatakan tingkat

pengalaman ibadahnya rendah atau sebaliknya jika orang tidah mudah meninggalkan

puasa selama tidak ada halangan yang dibolehkan, berarti tingkat pengalaman ibadahnya

tinggi.

1. Macam-macam Puasa

 Puasa Wajib, ibadah puasa Ramadhan, puasa kafarat, dan puasa

Nadzar.

 Puasa Sunnah, puasa ‘Asyuro’, puasa Arafah, puasa senin kamis, dan

puasa yang sederajat dengannya.

2. Yang diwajibkan puasa

 Orang Islam, baligh, dan berakal.

 Kuat dan sehat.

Cara berpuasa adalah bila kamu menyaksikan bulan Ramadhan

 Dengan melihat bulan

 Persaksian orang yang adil

87 Nasaruddin Razak, Dienul Islam, Bandung, Al Maarif, 1977, hal 44


51

 Menyempurnakan bulan sya’ban 30 hari apabila berawan

 Dengan hisab

 Maka puasalah dengan ikhlas niatmu karena Allah SWT

 Niatlah puasa sebelum fajar

 Kecuali bila kamu (wanita) sedang datang bulan atau sedang nifas,

maka berbukalah dan gantilah puasa pada hari yang lain.

 Bila mana kamu sedang menderita sakit atau berpergian, maka

bolehlah kamu meninggalkan puasa kemudian meninggalkan pada hari

yang lain, dengan puasa berturut atau berpisah-pisah.

 Dan bila puasa terasa berat bagimu karena tuamu.

 Sakit lama yang tidak sembuh-sembuh maka boleh berbuka, tetapi

berfidyah dengan memberi makan kepada orang miskin buat satu hari

satu mud. Begitu juga karena mengandung atau menyusui.88

Adapun hikmah puasa adalah pertama bahwa puasa mencegahkan dan

meninggalkan. Dan dari puasa itu sendiri adalah rahasia. Tidak ada padanya perbuatan

yamg tidk terlihat sedang amalan-amalan nilainya adalah dengan di persaksikan dan

dilihat orang ramai. Dan puasa itu tiada yang melihatnya selain Allah Azza Wa Jalla.

Dari puasa adalah amalan pada batin dengan kesabaran semata-mata karena Allah. Kedua

puasa itu paksaan bagi musuh Allah SWT sesungguhnya jalan bagi setan dikutuk oleh

Allah dia kiranya ialah hawa nafsu.89

2. Bentuk-bentuk pengamalan Agama Islam

88 H Endang Syaefuddin Anshori, Ilmu Filsafat dan Agama, Surabaya, PT Bina Ilmu,1987, hal
122
89 Himpunan Putusan Tarjih, Op Cit, hal 170
52

Dalam kehidupan Islam, iman merupakan dasar yang akan menentukan dan

memacarkan perbuatan-perbuatan yang baik seperti yang dikatakan Sayyid Sabiq bahwa

“Apabila aqidah (keimanan) itu baik maka baik pula seluruh kehidupan dan kedudukan.

Jika iman rusak semuanya itu akan binasa dan berantakan.90

Untuk itu orang Islam dituntut bukan hanya beriman saja, akan tetapi juga bukti nyata

sebagai realisasi dari iman yaitu melaksanakan petunjuk-petunjuk dan perintah Nya,

menjauhi semua larangan Nya.91

Bentuk-bentuk pengalaman agamadibawah ini merupakan bukti nyata dari

terwujudnya iman dalam bentuk praktek kehidupan sehari-hari:

1.Yang berkaitan dengan ibadah meliputi:

 Sholat

 Zakat

 Puasa

 Haji

 Thaharah.92

Bentuk-bentuk pengalaman diatas adalah persoalan yang berkaitan dengan urusan

akherat, yang dikerjakan diri pada Allah. Adapun perintah dan cara melaksanakannya

telah diatur oleh Allah melalui Rasul Nya. Dalam pembahasan ini penulis membatasi

pada pengalaman ibadah sholat fardhu dan puasa Ramadhan.

Bagi seseorang muslim sholat merupakan kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap

orang mualaf, karena sholat itu merupakan dasar dan fondasi,keimanan sesorang dalam

90 Sayyid Sabiq, Sumber kekuatan Islam, Salim Buhreisy dan Said Buhreisy, Surabaya, PT Bina
Ilmu, 1980, hal 61
91 Sayyid Sabiq, Nilai-nilai Islam., HMS Prodjodikoro, AMujab Mahali, dan Dalil Hamid,
Yogyakarta, Sumbangsih Offest, 1988, hal 43
92 Nasaruddin Rozak, Dienul Islam, Bandung Al Ma’arif, 1977, cet II, hal 177
53

Islam. Disamping juga sebagai alat pendidikan rohaniah manusia yang efektif, yaitu

mendidik kedisplinan dan hidup teratur, jika dilakukan secara kontiyu.

Firman Allah dalam surat

‫ن ِكَتبًا َمْو ُقْو تًا‬


َ ‫عَلى َالُمْو ِمِنْي‬
َ ‫ت‬
ْ ‫صلوَة كَاَن‬
ّ ‫ن ال‬
ّ ‫صَلوَة ِا‬
ّ ‫َفَأِقْيُموا ال‬
“Dirikanlah sholat ( sebagaimana biasa) sesungguhnya sholat itu adalah fardlu
yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”93

Hadits Nabi Muhammad SAW:

‫جُعُه‬
ِ ‫ل ُأ را‬
ْ ‫ن‬
ْ ‫ل ًة َفَلْم َا‬
َ‫ص‬َ ‫ن‬
َ ‫سْي‬
ِ ‫خْم‬
َ ‫سَرا ِء‬
ْ‫ل‬
ِ ‫ى َلْيَلَة ا‬
ِ ‫ل ُأّمت‬
َ‫ع‬
َ ‫ضل‬
َ ‫َفَر‬

‫ت َيْو ٍم َوَلْيَلٍة‬
ِ ‫سا ِفى َك‬
ً ‫خْم‬
َ ‫جَعَلَها‬
َ ‫حَتى‬
َ ‫ف‬
َ ‫حغِي‬
َ ‫سَا َلُه ِلَت‬
ْ ‫َوَأ‬

“Telah difardlukan Allah atas umatku pada malam Isra’ lima puluh sholat, maka
senantiasa saya kembali ke hadirat Ilahi, dan saya minta keringanan sehingga
dijadikan Allah lima puluh menjadi lima dalam sehari semalam.94

2. Yang berkaitan dengan akhlak, yaitu:

 Akhlak manusia kepada kholik

 Akhlak manusia kepada makhluk, baik makhluk bukan

manusia (flora, fauna, alam sekitar) maupun terhadap sesama

93 Depag, Op Cit, hal


94 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Bandung, Sinar Baru, 1990, cet XXIII, hal 71
54

manusia (diri sendiri, keluarga, tetangga, masyarakat)95.

Dalam bentuk pengalaman agama yang bekaitan dengan akhlak sangatlah luas yaitu

terdapat pada seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia baik yang berhubungan

dengan penciptanya maupun terhadap sesama ciptaan Nya.

Budi pekerti yang baik merupakan pengikat persatuan dan kesatuan yang kuat dalam

kehidupan manusia didunia. Rasa senasib dan sepenagangguan akan terwujud dalam

kepentingan dan memelihara ketentraman hidup bersama, karena akhlak atau budi pekerti

nilai kepribadian manusia sebagai manifestasi dari sikap kehidupannya secara konkrit.

Farid Ma’ruf Noor menyatakan:

“….agama Islam itu sendiri pada prinsipnya adalah merupakan landasan hidup manusia
agar memiliki akhlak yang baik dan mulia, baik akhlak yang dihadapkan Allah sebagai
khaliq yang dihadapkan terhadap sesama manusia bahkan terhadap sesama makhluk.”96

Dalam kaitannya dengan akhlak terhadap manusia Islam menetapakan untuk

senantiasa taat dan patuh serta berlaku hormat kepada orang tua, bahkan anak dilarang

keras membantahnya apalagi membentak hingga menyakitkan hatinya.

Hal demikian difirmankan oleh Allah dalam surat Al Isro’: 23-24

‫حد‬
َ ‫ك اْلِكَبَرا‬
َ ‫عْنَد‬
ِ ‫ن‬
ّ ‫ساًناِاّما َيْبلَغ‬
َ‫ح‬ْ ‫ن ِا‬
ِ ‫ل ِايَاُه ِباْلَوا ِلَدْي‬
ّ ‫ل َتْعُبُد ْوآ ا‬
َ ‫ك َا‬
َ ‫ض َرّب‬
َ ‫َو َق‬

٣٢‫ل َكرْيًما ٭‬
ً ‫ل ّلُهَما َقْو‬
ْ ‫لَتْنَهْر ُهَما َو ُق‬
َ ‫ُهَمآ َاْو ِكَلُهَما َفلََتُقلّْلُهَمآ ُافّّو‬

ْ ‫حْمُهَما َكَما َرّبَيِن‬


‫ى‬ َ ‫ل ّربّ ار‬
ْ ‫حَمَِة َوُق‬
ْ ‫ن ا لّر‬
َ ‫لّم‬
ِ ‫ح الّذ‬
َ ‫جَنا‬
َ ‫ض َلُهَما‬
ْ ‫خِف‬
ْ ‫َوا‬

٤٢‫صِغْيًرا٭‬
َ
“ Dan Tuhanmu telah memerintahkan kamu sepuya jangan menyembah selain Dia

95 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, Bandung Pustaka,1982, cet III, hal 26
96 Farid Ma’ruf Noor, Dinamika dan Akhlak Dakwah, Surabaya, Bina Ilmu, 1981, cet I, hal 54
55

dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya sebagaimana mereka mendidik aku waktu kecil”.97

Masih dalam lingkup akhlak terhadap sesama manusia disamping taat dan patuh

pada orang tua dan guru, maka hubungannya antara sesama pelajar pun masuk dalam

pembahasan ini, karena didalam usaha untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah yang baik

dalam siswa tentunya menjadi satu rangkaian pula bahwa pergaulan antara sesamanya

pun sangat perlu diperhatikan. Terlebih dalam hal berkawan atau memilih teman serta

kesetiakawanan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman agama Islam

 Faktor lingkungan keluarga

Keluarga merupakan tempat persemaian tumbuhnya generasi muda yang

diharapkan dapat mengganti generasi tua, pemegang kendali nilai moral

agama dan Negara. Pengaruh keluarga amat besar pada proses

pertumbuhan, perkembangan dan pengembangan potensi serta

pembentukkan kepribadian anak sehingga menjadi anak yang sholeh.

Disamping keluarga adalah pelaksana pertama dan utama bagi pembentuk

pribadi anak yang agamis.

Orang tua sebagai orang terdekat sekaligus penanggung jawab dalam

pendidikan keluarga, harus tahu perkembangan jiwa anak terlebih pada

masa remaja menuju kedewasaan karena secara psikologis pada masa itu

97 Al-Qur’an dan terjemahannya, Op Cit hal 427


56

banyak mengalami kegoncangan hal mana dorongan dalam dirinya dirasa

tidak sesuai dengan keadaan yang ada pada dirinya. Dalam hal seperti ini

ajaran dan ketentuan agama sangat dibutuhkan untuk mengembalikan

jiwanya pada ketenangan dan kestabilan.98

 Faktor lingkungan Sekolah

Pergaulan anak dengan orang lain (diluar lingkungan keluarga) terutama

teman-temannya telah banyak menambah pengamalan agama dalam

kehidupan, karena perhatiannya terhadap agama juga banyak dipengaruhi

oleh teman-temannya.99

Lingkungan sekolah, dimana anak mendapatkan ilmu pengetahuan yang

akan memupuk kecerdasan dan pengembangan bakatnya.

 Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat dimana keluaraga tinggal ikut mempengaruhi

pengamalan agama anak yang bersangkutan, karena pergaulan anak di

masyarakat akan lebih banyak menyita waktu, misalnya melalui kelompok

bermain , kelompok belajar atau yang lain, jika hal itu tidak mendapat

perhatian dari masyarakat sekitar dengan baik, mengenai didikan dan

pengetahuan agamanya. Sementara didikan agama dari dalam keluarga

dan disekolah pun sangat terbatas dan sesekali, maka tidak mustahil jika

jiwa pertumbuhan dan peerkembangan keagamaan anak akan sangat

minim lain hal nya jika pengetahuan agama lebih terjamin dengan baik

demikian pula di sekolah, serta dalam pergaulan masyarakat akan sangat

98 Dr Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang 1990, Cet XII, hal 137
99 Ibid, hal 46
57

mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak atau siswa, maka

tingkat pemahaman dan pengalamannya dalam melaksanakan ajaran

agama lebih nampak dan lebih dan lebih terjamin.

Dengan demikian lingkungan yang ada, baik dalam keluarga, sekolah dan

masyarakat dimana anak tinggal dan bergaul kan sangat berpengaruh

dalam pendidikan dan pengamalan agama bagi anak yang bersangkutan.

 Faktor Ekonomi

Selain faktor pendidikan dan sosiologis, didalam membentuk membentuk

kepribadian dan sikap beragama seseorang, maka pengaruh ekonomi tidak

begitu saja dapat di lepaskan, ekonomi merupakan satu hal sangat penting

bagi manusia didalam memenuhi kebutuhan hidup, bahkan juga

mempengaruhi keagamaan seseorang. Bahkan Mukti Ali pernah

berpendapat:

“ Suatu yang tidak bisa di pungkiri,bahwa tidak jarang karena kekurangan


dan pemikirannya seseorang mau terpaksa meninggalkan agama; memang
kefakiran dekat sekali kepada kekafiran”.100

Didalam kenyataan banyak kita lihat bagaimana mereka saudara kita yang

lemah ekonomi menjadi sasaran empuk bagi agama lain,yang

menggunakan materi sebagai umpan mereka. Banyak mereka terjebak

dengan misi, ini karena iman mereka masih dangkal dan lemah. Akan

tetapi tidak sedikit diantara mereka yng berhati – hati dengan hal semacam

ini. Jadi faktor ekonomi ini erat hubungan dengan masalah pendidikan,

khususnya pendidikan agama, sebab apabila seseorang sejak kecilnya

sudah tertanam didalam jiwanya rasa keagamaan yang kuat dan berurat

100 Mukti Ali, Faktor-faktor Penyiaran Islam, Yogyakarta, Yayasan Nida, 1971, hal 13
58

akar dan tempat pendidikannya menunjang maka mereka tentu tidak akan

mudah terpengaruh dengan hal ini, demikian juga sebaliknya orang-orang

yang terpenuhi bidang ekonominya bahkan bisa dikatakan telah cukup, ia

juga bisa lalai dengan kewajiban agamanya. Dikarenakan limpahan harta

dan mereka terbuai dengan kekayaan yang telah mereka miliki dan

mengabaikan kewajiban – kewajiban nya selaku makhluk Allah SWT. Hal

ini menujukan adanya pebgaruh ekonomi terhadap sikap dan kepribadian

seseorang.

 Faktor Psikologi

Manusia didalam menjalani hidupnya tidak selamanya berjalan mulus,ada

kalanya tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, sering ia terbentuk

dengan penderitaan, kesedihan, kekecewaan, kegagalan dan sebagai

berikutnya.

Kondisi psikologi semacam ini terkadang bisa membuat manusia

tergoncang jiwanya, frustasi dan putus asa yang berkepanjangan. Wal

hasil aktifitas-aktifitas hidupnya dapat terganggu karena nya mungkin

kondisi semacamnya ini di sebabkan kegagalan seseorang dalam mencapai

cita-cita, pecahnya kehidupan berumah tangga, ditinggal mati orang yang

dia cintai dan sebagainya, maka seorang muslim dituntut bersikap tawakal

dan tabah dan seketika itu juga harus ingat pada Allah seraya memohon

petunjuk dan pertolongan Nya, sehingga mereka tidak akan berlarut dan

terbawa dengan kesedihan yang akan membawa pengaruh dan dampak

yang sifatnya negatif.


59

Murtadha Muttahari mengatakan bahwa akibat kehidupan kontemporer

yang bersumber pada ketiadaan agama adalah dengan meningkatnya

penyakit syaraf dan psikologis.101

Dengan demikian semakin jelaslah bahwa hubungan antara psikis dan

tingkat keagamaan seseorang erat kaitannya, didalamnya jiwa yang damai

dan tenang sangat memungkinkan seseorang akan semakin tekun dalam

mengamalkan perintah agamanya sebaliknya orang yang tidak sungguh-

sungguh didalam mengamalkan ajaran agamanya, dan dangkal imannya ia

di mungkinkan mudah tergoncang jiwanya.

Selain pengamalan agama Islam juga memerintahkan kepada setiap muslim

untuk menuntut ilmu mempergunakan akal yng diberikan Allah dengan cara membaca

segala sesuatu yang ada di alam. Perintah untuk menuntut ilmu ini termaktub dalam surat

Al- Alaq 1-5:

OQN4¥,¬,—5²0¯\,€6³/Ú[+¥,¬,sOPN+¥,¬,s5Â9x«[+©0^+y/

±6€\0^Õ+z6¤/[

OSN/±,¬,¤6«\0^+±,¬,—Ð/x:«[ORN-

®+z6§+Ú[+©;^+y+¼Ç+z6£/[

OTN5±,¬6˜,Ã5±,«\,¯+²\,€0³/Þ[+±:¬,—
“ 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, 2. Dia yang
mencipatakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. 5. Dia

101 Murtadha Muttahari, Perspektif Al-Qur’an tentang Manusia dan Agama, Bandung, Mizan,
1990, hal 92
60

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya. “102

Pada ayat tersebut manusia di perintahkan untuk membaca. Adapun membaca

tersebut dapat digolongkan : membaca tulisan, membaca alam dan membaca pengamalan

yang telah lalui

Bila manusia ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akherat maka ia hendaklah

mempunyai ilmu berdasarkan hadits:

/¹6Ä,¬,˜,Ÿ+º+z0n+Ú[+u[+y+[5²,¯+¼ G/

±6¬0˜«\0^/¹6Ĭ,˜,Ÿ;v¬[+y+[5²,¯

J±6¬0˜«\0^/¹6Ä,¬,˜,Ÿ+\¯.·+y+[5²,¯¼ G/±6¬0˜«\0^

“ Barang siapa ingin dunia hendaknya ia berilmu, dan barang siapa ingin akhirat
hendaklah ia berilmu, barang siapa inginkan keduanya maka hendaklah ia
berilmu.”103

102 Al-Qur’an, Op Cit hal,1079


103 Prof Dr Umar Muhammad Al Taumy Al Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, alih bahasa
Dr Hasan Langgung, Jakarta: Bulan Bintang,1979
61

G. Metode Penelitian

A. Metode Penelitian

Adapun metode yang kami gunakan penelitian ini adalah

1. Metode Penentuan Subyek

Yang dimaksud dengan metode penelitian subyek penelitian adalah

untuk mengetahui siapa-siapa yang akan menjadi subyek dalam

penelitian, sebagai sumber data ini penelitian ini adalah:

a. Kepala sekolah dasar Muhammadiyah

Suronatan Yogyakarta.

b. Guru Agama Islam kelas IV, V, VI sekolah dasar tersebut.

c. Siswa kelas IV,V, VI sekolah dasar tersebut.

2. Objek Penelitian

Yang dimaksud objek penelitian adalah apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian.

Sedangkan objek yang dimaksud dalam penelitian disini adalah orang tua anak

dan anak SD Muhammadiyah Suronatan Kelas IV,V,VI.

B. Metode Pengumpulan Data

Yaitu cara untuk mengumpulkan data atau keterangan dalam suatu

penelitian. Data yang diambil harus sesuai dengan persoalan yang akan

dibahas yaitu data-data yang akan hubungan dengan penelitian tersebut.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:104

104 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, Yogyakarta, Andi Offset, 1989 hal 136
62

1.Interview atau Wawancara.

Metode Interview adalah sebagai suatu proses tanya jawab lisan dalam mana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang satu dapat melihat yang lain dan
mendengarkan suaranya.105

Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara bebas, dalam pengertian

penulis hanya pokok-pokok masalah yang akan dipertanyakan dalam wawancara akan

penulis lakukan kepada kepala sekolah dasar Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta,

Guru Agama Islam IV, V, VI, yang mengajar di sekolah dasar, siswa kelas IV, V, VI,

untuk mendapatkan data mengenai:

1. Sejarah berdiri dan perkembangan sekolah dasar Muhammadiyah

Suronatan Yogyakarta.

2. Pandangan kepala sekolah tentang peranan orang tua dalam memotivasi

anak tentang pengalaman agama di sekolah dasar tersebut.

3. Peranan guru agama dalam memotivasi anak didiknya dalam

mendapatkan pengalaman agama di sekolah dasar tersebut.

4. Hal-hal yang mendorong maupun penghambat dalam memotivasi anak

dalam mendapatkan pengalaman agama disekolah dasar tersebut.

2. Metode Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan


pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.106

105 Winarno Surachmad, Dasar dan Tehnik-tehnik Research, Bandung, Tarsito, 1975, hal 23
106 Ibid, hal 206
35. Winarno Surachmad,Op Cit, hal125
63

Jadi observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan

pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki.

Jenis observasi yang penulis pergunakan dalam penulisan ini adalah observasi non

partisipan, yaitu peneliti tidak ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh

obyek yang diobservasi. Ini dilakukan untuk menghindari adanya tingkah laku yang

dibuat-buat karena mengerti sedang diobservasi. Jika hal itu terjadi, maka data diperoleh

kurang menyakinkan. Adapun metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data

tentang aktifitas pelajaran agama adapun aktifitas itu seperti sholat berjama’ah, mengaji

disekolah tersebut. Observasi ini juga digunakan dalam rangka melengkapi data-data

yang ada.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa itu yang ditulis
dengan sengaja untuk menyimpan atau memasukkan keterangan mengenai
peristiwa tersebut.107

Kedudukkan metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah sebagai metode

primer, karena memperoleh kedudukkan utama jika dibandingkan dengan metode-metode

yang lain. Dalam hal ini penulis mengambil dokumen-dokumen yang ada sangkut

pautnya dengan data yang dibutuhkan seperti struktur organisasi, sejarah berdirinya, dan

lain-lainnya.

4. Metode Angket

Metode angket ini penulis untuk memperoleh data atau informasi dari siswa

dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang dirinya yang ada pengamalan

agamanya disamping juga tentang kondisi keberagaman orang tuanya.

Menurut Sursimi Arikunto angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

107
64

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal – hal yang ia ketahui.108

C. Metode Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah penganalisaan dan

pengolahan data. Oleh data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif,

maka metode yang digunakan :

Data kualitatif adalah penulis menyajikan data kemudian menganalisa dalam bentuk

kata-kata kalimat. Dalam hal ini penulis menggunakan metode:

a. Metode Induktif

Yaitu suatu metode yang berupa proses penarikan kesimpulan umun dari

faktor-faktor, peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus.

b Metode Deduktif

Yaitu metode yang bertitik tolak dari pengetahuan umum itu untuk menilai

kejadian yang bersifat khusus.109

D. Metode Analisis Data.

Yang dimaksud dengan metode analisa data suatu usaha yang ditempuh untuk

memberikan interpretasi terhadap data yang diperoleh dari hasil pengetahuan yang telah

masuk seleksi dan tersusun dalam suatu rangkaian tertentu.

Metode analisia kualitatif adalah menganalisa data dengan penggambaran kalimat

yang teratur, sehingga mudah dimengerti makna dan yang terkandung didalamnya.

Sedangkan untuk mengolah data atau menganilisa data yang sifatnya kuantatif

menggunakan analisa statistik sederhana dengan formasi:

108 Suharsimi Arikunto, Prosedur dan Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , Jakarta, Bina
Aksara, 1996, hal 120
109 Sutrisno Hadi,Metologi Research I, Yogyakarta, Yasbit Fakultas Psikologi UGM, 1980 hal 49
P=F 65
N x100%

Keterangan:

P = Angka Persentasi

F = Frekunsi yang sedang dicari persentasenya

N = Number Of Cheses ( Jumlah frenkuensinya ataunya banyaknya

individu)110. Dari angket yang sebar 214, sedangkan yang kembali 205, dari seluruh siswa

sebanyak 214 siswa, jadi yang tidak kembali ada 9 angket.

Rumus ini di gunakan untuk mencari persentase dari hasil penyebaran angket siswa,

baik untuk mengetahui pengamalan ajaran Islam , siswa maupun kondisi kehidupan

beragama orang tuanya.

110 Ibid, hal 42


66

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan yang akan disajikan dalam skripsi ini secara utuh adalah

sebagai berikut: sebagai langkah awal dari skripsi ini masih merupakan sisi formalitas

yang harus diperhatikan sebagai syarat keabsahan diterima skripsi ini sebagai suatu karya

tulis ilmiah. Ini terdiri dari halaman judul, halaman nota dinas,halaman pengesahan,

halaman motto, halaman daftar isi, halaman tabel.

Selanjutnya bagian isi yang meliputi empat bab yang terdiri dari bab satu yang berisi

pendahuluan. Dalam bab ini terkandung latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, kerangka teoritik, metode penelitian , dan sistematika

pembahasan.

Bab dua penulis cantumkan gambaran umum lokasi penelitian yang berisi gambaran

umum SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta meliputi Letak geografis, sejarah

singkat dan perkembangan, struktur organisasi, keadaan karyawan dan guru, keadaan

siswa serta sarana dan prasarana.

Bab tiga tentang peranan orang tua terhadap motivasi anak tentang pengamalan

agama, terdiri dari bentuk-bentuk upaya pembinaan keberagamaan, kondisi kehidupan

beragama di lingkungan keluarga siswa dan pengamalan agama islam siswa.

Bab empat penutup, terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan kata penutup sebagai

tanda syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi kesehatan, rahmat, serta petunjuk

atas selama penulisan skripsi ini.

Bab terakhir dari skripsi ini adalah memuat daftar kepustakaan , lampiran-lampiran,
67

serta riwayat hidup.

BAB II

GAMBARAN UMUM

a. Letak Geografis

SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta, yang terletak didaerah Suronatan,

tidak jauh dengan jantung kota Yogyakarta. SD Muhammadiyah Suronatan berbatasan

langsung dengan rumah-rumah yang ada daerah Suronatan, sebelah barat berbatasan

dengan kampung Kauman, sebelah Timur berbatasan dengan kampung Notoprajan,

sebelah utara berbatasan dengan jalan KHA Dahlan Yogyakarta.

b. Sejarah Singkat Berdiri SD Muhammadiyah Suronatan

Pada masa penjajahan Belanda, dimana masa itu bangsa Indonesia mengalami

masa yang sulit untuk mendapatkan pendidikan, karena hanya orang-orang tertentu saja

yang bisa memperoleh kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Terdorong oleh

keadaan tersebut maka salah satu putera bangsa pada saat itu KHA Dahlan, telah

memberanikan diri untuk memberikan kesempatan, kepada anak bangsa untuk merasakan

dunia pendidikan.

SD Muhammadiyah Suronatan berdiri sejak tahun 1918 merupakan salah satu

sekolah yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan yang diberi nama Standard School.

Pada awal berdiri sekolah hingga tahun 1973 para siswanya putra semua, pada tahun

1974 para siswanya putra- putri sampai sekarang.111

Menyikapi perkembangan dan tuntutan zaman SD Muhammadiyah senantiasa

111 Wawancara dengan kepala sekolah SD Muhammadiyah Suronatan , tanggal 6-Agustus 2003,
jam 09.30 WIB
68

melakukan pembenahan dan pembangunan. Baik pembangunan fisik maupun

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya.

Saat ini SD Muhammadiyah Suronatan sedang giat melaksanakan pembangunan

gedung sekolah berlantai tiga dan dikerjakan dalam tiga tahap.

Berkat kerja keras, ketekunan, keikhlasan serta kerjasama yang baik dari pihak-

pihak terkait, maka out put sekolah ini makin dapat dibanggakan. Animo masyarakat

untuk menyekolahkan anaknya di SD ini makin meningkat.112

c. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan suatu bagan tatanan dalam suatu lembaga atau

badan atau perkumpulan tertentu, dalam menjalankan roda organisasi untuk itu

diperlukan struktur organisasi yang mapan dalam menjalankan tugas dan tujuan

pendidikan yang dicita-citakan, agar tidak terjadi kekacauan dan ketimpangan dalam

tugas.

Struktur organisasi yang ada di SD Muhammadiyah Suronatan adalah merupakan

struktur organisasi dimana merupakan rentangan kekuasaan kepala sekolah, dimaksudkan

sebagai pembagian tugas dan tanggung jawab bersama seluruh personil yang terlibat

dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.

112 Dokumen SD Muhammadiyah Suronatan tahun 2003


Waka I Waka II Waka III
Karyawan
Guru M UGuru
RID Satpam
Guru Sekolah
Kepala
Tata usaha Sekolah
Bendahara Komite
PCM Ngampilan Dinas P dan P Kota Yogyakarta 69

Tabel 1 Struktur Organisasi

SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta113

113 Dokumen Sekolah, 17 Maret 2004


70

Keterangan:

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ngampilan : Drs Sunari.

Dinas P dan P Kota Yogyakarta : Drs Sugito, MSi

Kepala Sekolah : Kismadi, S.Pd

Komite Sekolah : Ahmad Husein, SE

Wakil Kepala Sekolah Bid Kurikulum : Supiyani, Ama, Pd

Wakil Kepala Sekolah Bid Keuangan : Martini, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah Bid Permuridan : Repi Sardiyah

Tata Usaha : Sumardjono, S.Pd

Bendahara : Dwi Budi Ningsih, S. Ag

d. Sarana dan Prasarana

Fasilitas yang ada di SD Muhammadiyah meliputi:

1. Lingkungan sekolah cukup kondusif: bersih, sehat, indah, nyaman, dan Islami.

2. Terletak di tengah kota, mudah dijangkau dengan kendaran umum

3. Disediakan mushalla sebagai pusat kegiatan ibadah dan keagamaan

4. Ada warung sekolah, sehingga makanan lebih terjamin.

5. Ruang Lobaratium dan Laboratium Komputer.

6. Pembinaan siswa berbakat

7. Tersedia perpustakaan yang cukup lengkap

8. Pelayanan tabungan sekolah

9. Gedung dan ruang kelas cukup representatif untuk belajar, tenang, sejuk.
71

10. Pelayanan kesehatan siswa.114

BAB III

HASIL DAN PENYAJIAN

PERANAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI ANAK

TENTANG PENGALAMAN AGAMA

A. Pembinaan Kehidupan Beragama

Kegiatan pendidikan agama Islam dilaksanakan di SD Muhammadiyah Suronatan

merupakan pengembangan dari ciri khas keagamaan Islami yang melekat pada lembaga

pendidikan ini

Adapun strategi pelaksanaan ciri agama Islam yang pelaksanaan penyampaian

materi agama ini berpaduan pada garis-garis program pengajaran, merupakan perpaduan

kurikulum Depdiknas dan Kurikulum Persyarikatan Muhammadiyah.

Guru yang diberi tanggung jawab untuk memberikan pengajaran agama kelas I,

II, III dengan model guru kelas masing-masing. Untuk kelas IV A Bapak Subarjo, IV B

Ibu Supiyani, Kelas VA Ibu Sudarsih, VB Bapak Sumardjono, VI A Bapak Hartoyo, VI

B Bapak Zabidi.115

Adapun metode pengajaran yang digunakan metode bergantian sesuai dengan

cukup bervariasi menggunakan metode bergantian sesuai dengan materi yang

disampaikan. Diantaranya metode ceramah, tanya jawab, demontran crill( latihan) dan

pemberian tugas. Namun dari berbagai menurut para guru metode yang paling sering

114 Ibid

115 Wawancara dengan Kepala Sekolah tanggal 06 Agustus 2003


72

dipaakai adalah metode ceramah yang dikombinaikan tanya jawab.116

Disamping usaha yang berkaitakan secara langsung dengan materi ajar pengajaran

agama Islam dikelas ( kegiatan intra kuriluler) Sekolah Dasar Suronatan Muhammadiyah

Yogyakarta juga menciptakan suasana keislaman dilingkungan sekolahan.

Suasana keagamaan ini direalisasikan diantaranya dalam bentuk simbol-simbol

keislaman yakni:

 Berkaitan dengan pakaian, SD Muhammadiyah mewajibkan setiap

individual baik guru maupun murid untuk berbusana muslim.

 Tata ruang, dalam hal ini diwujudkan dengan cara meletakkan gambar-

gambar dan kaligrafi tulisan ayat-ayat Al-Qur’an terutama yang berkaitan

dengan keutamaan belajar disemua ruangan kelas dan penulisan basmalah

diatas papan tulis.117

Hal ini diatas dilakukan dengan harapan semua anak didik mendapatkan suasana

agamis, disamping pula itu SD Muhammadiyah Suronatan juga mempunyai musholla

yang dibangun oleh KH Ahmad Dahlan yang dahulu dipakai sholat jama’ah sholat

dhuhur, tetapi dengan anak didik yang begitu banyak sehingga mushola tersebut tidak

dipergunakan.

Upaya lain dengan pembinaan kehidupan beragama pada siswa adalah penciptaan

suasana keagamaan berupa kegiatan . Adapun bentuk- bentuk keagamaan yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

116 Hasil observasi tanggal 01 Oktober 2003


117 Hasil Observasi tentang nuansa keagamaan di SD Muhammadiyah Suronatan, tanggal 20
Oktober 2003
73

 Membiasakan do’a bersama.

Ketika memulai dan sesudah selesai belajar mengajar. Hal ini dilakukan

sebagai upaya membimbing siswa untuk selalu dekat dengan Allah SWT

karena berdo’a berharap dan memohon kepada Allah untuk mengabulkan apa

yang menjadi harapan atau keinginannya, dan setelah mendengar suara azan

dhuhur.

 Melaksanakan sholat Dhuhur berjama’ah

Kegiatan ini biasanya dilakukan pada jam istiharat kedua yakni jam 11.15-

11.30. Adapun tempat pelaksanaan di masjid At- Tahkim dan masjid At –

Taqwa yang berjarak tidak jauh dengan sekolahan. Namun kegiatan karena

alasan tempat dan waktu bapak kepala sekolah hanya diwajibkan bagi siswa

III, IV, V, VI yang memang mendapatkan pelajaran tambahan sampai sore.

 Peringatan hari-hari besar Islam

Kegiatan hari-hari besar tidak seluruhnya diperingati SD Muhammadiyah

Surontan. Hanya peringatan tahun baru Islam (Muharam) dan Nuzulul Qur’an

yang biasanya diperingati untuk kegiatan peringatan atau muharam selalu diisi

ceramah keagamaan, sedangkan untuk peringatan hari besar lainnya tidak

dilakukan dengan alasan mayarakat sekitar juga sudah melaksanakan dengan

berbagai pengajian umum untuk pihak SD Muhammadiyah Suronatan hanya

memberikan anjuran pada siswa untuk mengikuti atau menghadiri berbagai

hari besar itu.


74

 Kegiatan semarak bulan Ramadhan

Kegiatan ini dilakukan untuk mengisi liburan sekolahan dan juga untuk

membiasakan diri pda anak didik untuk mengisi bulan Ramadhan dengan

kegiatan yang positif. Pelaksanannya bertempat di SD Muhammadiyah

Suronatan biasanya dimulai seminggu setelah Ramadhan dan diakhiri

seminggu menjelang Lebaran. Kegiatan ini wajib diikuti oleh siswa kelas.

Adapun isi kegiatan meliputi jama’ah sholat dhuhur, tadarus Al-Qur’an dan

buka puasa bersama. Untuk buka puasa bersama hanya dilakukan satu kali.

Untuk ceramah keagamaan agar tidak bosen selain diisi oleh para guru secara

bergantian juga mengundang para guru yayasan.

Selain berbagai upaya diatas menurut bapak kepala sekolah selalu diupayakan

pencipatan pergaulan yang baik didasari oleh rasa kasih sayang dan kekeluargaan antara

guru dengan guru, guru dengan siswa dan antara siswa sendiri.

Para guru dianjurkan untuk selanjutnya untuk selalu menjadi teladan yang baik

pada siswa karena keberadaannya, sikap dan tindakan atau perbuatannya selalu menjadi

modal atau contoh bagi siswa. Untuk melatih pergaulan yang baik antar siswa maka bila

ada yang teman yang sakit para siswa bersama seorang guru menegok kerumah siswa

tersebut. Dan berbagai upaya pembiasaan berakhlak karimah dalam pergaulan sehari-

hari seperti tolong menolong, menghormati para guru, meminta maaf bila berbuat salah

dan sebagainya. Hal ini dilakukan dengan harapan siswa menjadi terbiasa untuk

berakhlak yang baik dalam kehidupannya.118

118 Hasil wawancara dengan Bapak Kismadi, tanggal 20 Oktober 2003


75

Hal ini di tegaskan oleh pihak sekolah dengan wawancara sebagai berikut:

“Setiap harinya untuk kelas satu sampai tiga jam 06.30-07.30, siswa belajar iqro’,
sholat dhuha, sampai sholat dhuhur berjama’ah setiap harinya untuk semua
kelas.”119

Demikianlah berbagai upaya yang dilakukan oleh para guru dalam pembinaan

kehidupan beragama siswa baik melalui penciptaan suasana keagamaan baik yang

bersifat fisik, pergaulan maupun kegiatan baik yang bersifat ritual maupun sosial.

B. Kondisi Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga Siswa.

Dari sudut pandang proses, pendidikan agama merupakan proses interalisasi,

pembentukkan dan pengembangan potensi individu melalui kegiatan interaksi pendidikan

antara guru, murid , bahan pengajaran dan lingkungan. Sehubungan dengan kenyataan

bahwa kenyataan bahwa pendidikan agama .Islam dipengaruhi oleh lingkungan peserta

didik, maka dengan sendiri keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam yang

dilaksanakan SD Muhammadiyah Surontan sebagai pembentukan perilaku keagamaan

siswa akan dipengaruhi kondisi kehidupan masyarakat pada umumnya dan khususnya

kondisi kehidupan keluarga atau orang siswa.

Hal ini cukup beralasan karena frekuensi peserta didik lingkungan keluarga lebih

dari pada lingkungan sekolah. Terlebih pada usia anak SD dimana situasi sangat terikat

dengan lingkungan keluarga.

Oleh karena itu sebelum membahas lebih jauh tentang pengalaman ajaran agama

Islam pnting karenanya penulis menyajikan data tentang kehidupan beragama. Orang tua

sebagai penanggung jawab pendidikan siswa di keluarga. Karena bagaimanapun sikap

119 Hasil wawancara dengan Bapak Hartoyo,guru Agama Islam, tanggal 15 April 2004
76

orang tua terhadap pelaksanaan ajaran agama sangat mempengaruhi sikap anak didik

yang mendapatkan pembinaan dari sekolah. Bila orang tuanya secara konsisten

melaksanakan ajaran Islam kehidupannya dan mendorong untuk melakukannya akan

menimbulkan dampak positif bagi anak. Namum sebaliknya mereka cenderung tidak

melaksanakan kegiatan keagamaan secara sungguh-sungguh.

Data tentang kondisi keberagamaan di lingkungan keluarga siswa diperoleh

dengan metode angket sebagi metode pokok, metode observasi dan metode wawancara

sebagai cheching silang (cross cheek).

Hal yang menjadi titik tekan dalam mengungkap kondisi tersebut adaalah

mengenai tingkat keehidupan agama orang tua siswa yang dibatasi pada pengetahuan

agama, pengamalan ajaran agama dan pembiasan pendidikan agama dikeluarga, baik

dalam bentuk ajaran, anjuran, perintah, teguran dan pujian.

Berdasarkan data yang diperoleh baik melalui wawancara dan observasi langsung

di lapangan, orang tua SD Muhammadiyah Suronatan memiliki kesadaran yang cukup

baik akan pentingnya pendidikan agama bagi perkembangan anak yakni 196 orang tua

atau 88 %, selebihnya yakni 9 orang atau 21,5 % kurang memilliki kesadaran dan orang

tua lainnya cenderung memiliki sikap acuh tak acuh terhadap pendidikan keagamaan

putra-putrinya.

Para orang tua yang memiliki kesadaran cukup baik pada umumnya mereka

memiliiki pengetahuan agama yang cukup baik yang di dapat kan dari lembaga

pendidikan khusus seperti madrasah atau pesantern, dan bagi yang tidak, mereka rajin

menambah pengetahuannya dari kegiatan ceramah agama ( pengajian) yang mereka aktif

ikuti. Dari pengalaman ajaran agama bisa dikatakan cukup atau konsisten terutama
77

ibadah sholat dan puasa Hal ini menjadi teladan yang baik bagi siswa, karena menurut

kebiasaan orang tua akan diikuti oleh anak. Disamping itu secara umum, mereka juga

mempunyai kecendurangan mendorong untuk kemajuan pendidikan agama bahkan orang

tua yang senantiasa mengajak anak-anaknya untuk menjalankan ibadah dalam kehidupan

sehari-hari.

Sedangkan untuk selebihnya yakni 9 orang atau 22,5 % dari jumlah keseluruhan

oarng tua siswa kondisi kehidupan beragama didalam keluarganya cukup

memprihatinkan, mereka umumnya tidak mempunyai kesadaran terhadap pendidikan

agama anak-anaknya sehingga para orang tua ini cenderung bersikap acah tak acuh

terhadap keagamaan yang dilakukan anak baik sholat, puasa. Hal ini karena mereka

sendiri tidak mempunyai kesadaran menjalankan ajaran agama dalam kehidupan secara

konsisten. Dan berdasarkan pengamatan orang tua siswa tersebut tidak aktif mengikuti

yang diselenggarakan oleh masyarakat di lingkungan Suronatan Yogyakarta baik karena

alasan malas maupun karena alasan terlalu sibuk oleh pekerjaan.

Hal ini ditegaskan dengan wawancara dengan orang tua siswa, sebagai berikut:

“ Saya sebagai orang tua menkontrol gimana dalam menjalankan ibadah


nya,hanya saja memberikan kebebasan untuk dia, tapi itupun harus dikontrol, kalau tidak
nanti besarnya tidk memiliki dasar agama yang kuat.”120

Demikianlah kondisi lingkungan kehidupan keluarga siswa baik ditinjau dari

ketaatan maupun kebiasaan yang mereka lakukan terhadap putra putrinya. Data tentang

kondisi agama dalam kehidupan siswa tersebut dipergunakan untuk mempertajam

analisis tentang pengalaman agama Islam siswa dalam kehidupan sehari-hari.

120 Wawancara dengan orang tua Siswa, tanggal 18 April 2004


78

C. Pengalaman Agama Islam Anak

Data tentang pengalaman ajaran agama di kalangan siswa SD Muhammadiyah

Suronatan dalam penelitian di himpun melalui metode observasi, baik di lingkungan

sekolah maupun siswa , wawancara guru dan para orang tua serta aktif sebgaimana

dijelaskan dalam bab pendahuluan bahwa aspek pengalaman ajaran agama Islam yang

dimaksud adalah pengalaman sholat dan puasa di Bulan Ramadhan.

1. Pengalaman Ibadah Sholat.

Ibadah sholat dalam ajaran sholat merupakan soko guru atau tiang agama Islam,

sehingga bila orang teguh dalam menjalankan sholatnya, maka berarti dia menjaga

agamanya dengan baik. Sebaliknya orang-orang yang mengabaikan sholat berarti telah

menghancurkan soko guru agama.

Berdasarakan pengamatan penulis, siswa-siswa di SD Muhammadiyah Suronatan

sudah dapat melaksanakan ibadah sholat secara tertib dalam hal gerakan-gerakan yang

ada dalam sholat dari takbiratul ikhram hingga salam. Adapun mengenai penguasaan

bacaan dalam sholat berdasarkan wawancara dengan guru agama, siswa kelas IV (enam)

mayoritas sudah dapat menghafal bacaan dalam sholat dengan baik. Hal ini dikuatkan

dengan hasil angket mengenai seberapa besar kemampuan siswa tentang hafalan do’a

dalam hafalan, mayoritas menjawab sudah hafal yakni 193 siswa atau 70 %, sedangkan

selebihnya mengatakan kurang hafal yakni 12 orang atau 30 % dari populasi.

Mengenai keaktifan mengerjakan sholat lima (5) waktu berdasarkan observasi di

lapangan dalam sehari semalam rata-rata siswa melakukan sholat. Namum dari segi
79

keaktifan cukup bervariasi. Untuk sholat dhuhur karena diharuskan oleh SD

Muhammadiyah Suronatan untuk ikut, maka hampir semua siswa aktif mengikuti sholat

berjama’ah di Masjid At- Taqwa dan masjid At – Takhim. Hampir ada 10 siswa atau 15

% yang sering membolos. Tetapi jika diketahui oleh giru biasanya langsung ditegur. Hal

ini dilakukan agar siswa tidak mengulangi lagi.

Sedangkan tentang pelaksanaan ibadah sholat sholat, siswa diluar sekolah banyak

dipengaruhi oleh kondisi masyarakat dan kondisi keluarga siswa. Untuk sholat maghrib

dan Isya’ kebanyakan dari mereka megikuti. Hal ini karena terkondisikan tiap masjid atau

musholla mengadakan pengajian Al-Qur’an setelah sholat maghrib sehingga sebelum

maghrib mereka sudah berkumpul di musholla yang dekat rumah siswa untuk sholat

berjamaah bahkan beberapa ank yang datang mengumandangkan adzan. Berdasarkan

pengamatan ada sebuah langgar yang menjadi sentral ibadah subyek penelitian yakni

Langgar Pusaka. Sehingga kebanyakan sudah aktif melaksanakan sholat walaupun belum

teratur, pada umumnya mereka dalam sehari semalam sudah melakukan sholat 2-3 waktu,

bahkan dalam keluarga yang taat dari perhatian terhadap agama anaknya pelaksanaan

sholat subuh. Sehingga seringkali dibiarkan saja tidak sholat.

Berkaitan dengan sholat jum’at sebagai ibadah rutin mingguan menurut para

orang tua dan siswa sudah aktif melaksanakannya. Berdasarkan pengamatan penulis para

siswa cukup bersemangat melaksanakan sholat Jum’at yang bertempat di Masjid At-

Taqwa dan Masjid At- Takhim121

Untuk mengetahui lebih rinci data tentang pengamaln ibadah sholat, siswa

sebagai data pelengksp untuk mengetahui informasi lebih detail dibawah ini penulis tabel

dari hasil tabulasi data item 1, 2 dan 3.

121 Hasil Observasi dan Wawancara dengan Guru dan Orang Tua siswa pada tanggal 21 Oktober 2003
80

Tabel 2

Hasil tabulasi dat Item No 1,2 dan 3

Pengamalan Ibadah Sholat Wajib 5 Waktu

Item Alternatif Jawaban F %


No 1 a.Ya, semua hafal 191 88

b. Kurang hafal 14 10

c. Tidak hafal - -
No 2 a. Aktif 5 Waktu 95 88

b. Kurang Aktif - -

c. Tidak Aktif - -
No 3 a. 3-4 Waktu 89 2,30

b. 2-3 Waktu 20 10,25

c. 1-2 Waktu 1 2,05


Sumber: Hasil angket siswa-siswi SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengamalan ibadah sholat dalam segi

terampilnya sebagian besar menguasai yakni ada 95 siswa atau 88 % dari populasi.

Kondisi ini cukup menggembirakan karena penguasaan bacaan- bacaan do’a dalam sholat

unsur utama selain gerakan-gerakan didalam pengamalan ibadah sholat siswa. Dan

pelaksanaan sholat jama’ah di SD Muhammadiyah Suronatan diyakini memantapkan

siswa dalam menuaikan ibadah sholat. Nanum yang perlu juga mendapat perhatianadalah

adanya masih adanya siswa yang belum menguasai bacaan-bacaan sholat dengan baik

yakni 98 siswa atau 30 % responden. Oleh karena itu pihak SD Muhammadiyah

Suronatan sebaiknya mencari solusi untuk hal ini misalnya dengan membiasakan siswa
81

menghafal bacaan – bacaan do’a sholat 10 menit sebelum pelajaran di mulai. Selain

terampil melaksanakan kaifyah sholat juga siswa diharuskan mampu mengamalkan

dalam kehidupan sehari-hari. Dari jawaban responden mengenai keaktifan mengerjakan

sholat wajib 5 waktu sebagian siswa belum mengerjakannya secara teratur 5 waktu sehari

semalam. Terlihat dari tabel diatas mampu melaksanakannya 5 waktu secara rutin sudah

hampir mampu melaksanakannya 98 siswa atau 88 % saja, adapun siswa yang kurang

aktif sebagian besar melakukan sholat dalam sehari semalam hanya 2-3 waktu yakni 20

anak atau10,25 % dari 205 responden. Hal ini sesuai dengan pengamatan di mana siswa

kebanyakan aktif pada saat sholaat maghrib, Isya’ dan tentunya sholat dhuhur di

lingkungan sekolah. Dari sini dapat diketahui bahwa siswa belum mempunyai kesadaran

penuh untuk melaksanakan sendiri tanpa pengkoordinasikan dari luar dirinya, dan pihak

SD Muhammadiyah Suronatan sebaiknya merencanakan program sholat dhuhur

berjama’ah tidak hanya pada kelas VI saja tetapi untuk semua siswa, sehingga setelah

lulus mereka mempunyai pemantapan untuk melakukan sholat secara teratur, termasuk

juga upaya membangun kesadaran orang tua tentang pentingnya pembiasaan ibadah

sholat pada anak karena bagaimana pengamalan ibadah sholat pelaksanaannya lebih

banyak di bulan Ramadhan lebih efektif jika orang tua sendiri yang secara langsung

memantau pelaksanaan ibadah wajib ini.

2. Pengalaman Ibadah Puasa


82

Puasa dalam istilah Agama artinya adalah menahan dari makan, minum mulai dari

waktu fajar sampai maghrib, karena mencari ridha Allah. Puasa dalam kehidupan anak-

anak merupakan upaya agar anak terbiasa menghayati kehidupan beragama sehingga

lambat laun kesadaran beragamanya berkembang kearah yang lebih baik.

Puasa disamping melatih anak untuk memiliki kepekaan sosial juga melatih

kejujuran. Karena dalam pelaksanaan ibadah puasa manusia bebas tidak ada pengawasan

dari luar kecuali dari Allah semata, tidak seorang pun yang dapat mengetahui secara

pasti apakah seseorang yang dapat mengetahui itu puasa atau tidak. Ini berarti bahwa

dengan berpuasa melatih diri anak-anak untuk jujur dalam pelaksanaan ibadahnya.

Berdasarkan dari wawancara dengan guru, sebagian besar siswa sudah dapat

melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan secara penuh selama sebulan. Hal ini

diketahui dari buku kegiatan Ramadhan yang selalu di bagikan bila bulan puasa tiba. SD

Muhammadiyah Suronatan juga berusaha mengkondisikan siswa mengadakan kegiatan

positif untuk mengisi bulan Ramadhan di SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta.

Dukungan dari orang tua juga sangat besar berkaitan dengan pelaksanaan ibadah

puasa. Dalam keluarga yang kondisi keagamaan dalam kategori cukup baik, semua putra-

putrinya sudah bisa melaksanakan ibadah puasa secara penuh, bahkan menurut mereka

sejak kelas IV umur 10 tahun sudah bisa menjalankan secara konsisten bulan Ramadhan

tiba.

Adapun anak yang hidup di lingkungan keluarga yang taat mereka berpuasa lebih

karena dorongan para guru juga dukungan dari kondisi lingkungan masyarakat yang

agamis sehigga sebagian dari peserta didik dalam katogori keluarga yang sudah dapat

melaksanakan secara teratur. Rata-rata dari peserta didik yang tidak melaksanakan ini
83

berada di lingkungan keluarga yang acuh tak acuh terhadap pendidikan agama anak.122

Kondisi intern juga karena kurangnya faktor keteladanan dari para orang tua terdapat

beberapa orang tua yang belum mampu melaksanakan puasa secara ajeg bahkan

berdasarkan infomasi yang penulis dapatkan ada yang tidak menjalankan puasa sama

sekali di bulan ramadhan. Tidak adanya faktor keteladanan dari orang tua sebagai figur

dan pendidik dalam keluarga mengurangi kesungguhan anak untuk menjalankannya,

walaupun dari mereka mengatakan tetap dorongan namun kenyataannya peserta didik

dalam katogori keluarga seperti ini belum dapat melaksanakan secara penuh. Karena

anjuran atau perintah buat anak-anak tidak cukup, harus ada figur yang lebih visual dapat

dijadikan idola yang akan lebih memantapkan pengamalan ibadah khususnya dalam hal

ini adalah puasa.

Untuk lebih memperkuat pemaparan data diatas, di bawah ini di cantumkan informasi

yang di berikan siswa melalui jawaban yang mereka berikan terhadap beberapa

pertanyaan mengenai pengalaman ibadah puasa.

Tabel 3

122 Wawancara dengan guru dan para orang tua pada tanggal 31 Dsember 2003
84

Hasil Tabulasi Untuk Item no 8 dan 9

Pengalaman Ibadah Puasa Siswa

Item Alternatif Jawaban F %


No 8 - Sebulan Penuh 98 90

- kadang-kadang 14 10

- Tidak Pernah Berpuasa - -

No 9 -1-5 hari 5 45,45

-6-10 hari 4 36,36

- Lebih 10 hari 3 18,18


Sumber: Hasil angket siswa-siswa SD Muhammadiyah Suronatan

Yogyakarta.

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa 183 orang atau 90 % siswa yang menjadi

subyek penelitian sudah dapat melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Selebihnya yakni 14 orang atau 10 % menyatakan kadang-kadang sebenarnya sudah

menunjukan semangat melaksanakan puasa yakni 5 orang diantaranya atau 45,45 %

dalam sebulan hanya meninggalkan 1-5 hari saja, 4 siswa mengatakan 6-10 hari,

sedangkan yang menjawab lebih dari 10 hari terdapat 3 siswa atau 18,18 %. Walau pun

yang belum melaksanakan ibadah puasa secara penuh lebih kecil tetapi sebaiknya harus

menjadi perhatian baik oleh pihak SD Muhammadiyah Suronatan maupun orang tua

siswa yang bersangkutan langsung dengan tanggung jawab sebagai pendidik utama.

Hal ini ditegaskan dengan wawancara dengan seorang siswa sebagai berikut:

“Pengalaman yang saya bisa ambil adalah saya bisa menghargai waktu, kalo tidak
sholat seolah ada yang hilang,dan apabila tidak puasa saya akan malu dengan
teman-teman apalagi saya yang paling gede diwilayah sini. Dan ini akan
85

membuat saya ada bekal yang kuat bila saya nanti besar.”123

Jadi peranan orang tua disini yang dimaksudkan adalah orang tua tetap

mengkontrol keadaan pengalaman kehidupan beragama sang anak, tetapi dengan cara

membebaskan sang anak, tetapi tetap di bawah pengawasan sang orang tua.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

123 Wawancara dengan seorang siswa, tanggal 18 April 2004


86

1. Motivasi anak dalam menghadapi pengalaman beragama adalah

a. Karena disuruh oleh orang tua.

Hal ini menuntut kesadaran orang tua, jikalau anak

menjalankan kehidupan agama sehari- sehari dengan paksaan

akan menjadikan anak malas untuk menjalankan kehidupan

beragama.

b. Karena kesadaran diri sendiri.

Hal ini sangat baik bagi anak maupun orang tua. Dimana

anak dapat membuat orang tua bangga melihat anak dapat

melakukan kehidupan beragama tanpa di suruh-suruh lagi

2. Hambatan yang biasanya dikeluhkan oleh orang tua adalah

a. Anak yang terlalu bandel.

Anak –anak zaman sekarang memang kadang – kadang susah

diatur, sehingga orang tua kurang bisa mengkontrol kebiasaan

mereka untuk sholat, atau menjalankan kewajiban sehari-hari.

b. Suka melawan apabila di beritahu mana yang baik dan mana

yang buruk

Anak-anak yang biasa melawan apa yang dikatakan sama

orang tua, mereka merasa orang tua mencampuri urusan

pribadi mereka, biasanya anak yang melawan itu karena

mereka terlalu banyak menonton televisi.

Motivasi orang tua agar anak menjadi anak yang baik, dan dapat

mengamalkan ilmunya yang didapati dari sekolah dalam kehidupan sehari-


87

hari, sehingga orang tua tidak menyuruh lagi, jadi anak dapat melakukannya

dengan kesadaran diri sendiri.

B. Saran-saran

1.Saran kepada kepala sekolah

a. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengalaman ajaran

agama Islam

b. Kegiatan keagamaan hendaknya lebih di intensifkan terutama

berkaiatan dengan ibadah sholat dhuhur berjama’ah, sebaiknya

segera diupayakan agar semua siswa bisa mengikuti sehingga

setelah lulus para siswa lebih mantap pengalaman ibadah sholatnya.

c. Mengingat masih ada orang tua yang tidak menyadari akan

pentingnya pendidikan agaama pada anak, mka pihak orang tua

diharapkan untuk lebih mengfungsikan BP3 untuk menciptakan

hubungan yang serasi antara sekolah dan lingkungan keluarga.

2. Saran kepada Orang Tua

a. Sebagai penangung jawab pelaksanaan pendidikan agama di

lingkungan keluarga hendaknya orang tua senantiasa taat


88

mengamalkan ajaran agama Islam sebagai upaya memberi

keteladaan yang lebih baik pada anak.

b. Menciptakan suasana keagamaan di lingkungan keluarga yang dapat

mendorong anak untuk mengamalkan ajaran agamanya secar

sungguh-sungguh dalam kehidupan sehari-sehari . Hal ini karena

frekuensi siswa di lingkungan disekolah lebih kecil sehingga

dorongan orang tua sangat di butuhkan dalam upaya mengawasi

perilaku keagamaan selama di rumah.

C. Kata Penutup

Alhamdulillahi Robil’alamin, Maha Besar Allah yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah Nya, penyusunan skripsi dapat terselesaikan.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skiripsi ini masih banyak kekurangan –

kekurangan dan kejanggalan-kejanggalan di sana sini. Oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun tentunya sangat di butuhkan sebagai upaya memperoleh sempurna.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik

secara moril maupun material, sejak awal hingga ahkir penulisan skripsi ini semoga

kebaikannya mendapat rahmat yang melimpah dari Allah SWT dan dicatat sebagai

amalan sholeh.

Penulis berharap semoga penulisan skripsi dapat berguna bagi penulis pada

khususnya nusa, bangsa, dan agama (Islam) pada umumnya.


89

Sebagai penutup kata, semua kesalahan dan kekurangan hanyalah terletak pada diri

sendiri dan apabila ada benarnya itu semua semata – mata datangnya dari Allah SWT.

Akhirnya semoga kita selalu dalam bimbingan dan keridhaan Allah SWT dalam

mengembankan agama Islam.Amin

DAFTAR PUSTAKA

AM Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Grafindo

Persada, 2001.
90

Arifin, Drs. HM, Hubungan Timbal Balik Pendidikan di Lingkungan Sekolah

Keluarga, Jakarta, Bulan Bintang, 1977.

----------,Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan Penyuluhan Agama, Jakarta,

Bulan Bintang, 1979.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan, Jakarta

1999.

Drajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang, 1979.

Gunarso, D Singgih, Pengantar Psikologi, Jakarta, Mutiara , 1978.

Hadi Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta, Andi Offest, 1989.

…………….., Metodologi Research II, Yogyakarta, Yasbit, Fakultas Psikologi ,

UGM, 1980.

Latipun, Psikologi Konseling, Malang, UMM Press, 2001

Mahmud Dimyati, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta, P2LPTK,1989.

Nasution Amir Hamzah, Jiwa dan Alam Kanak-Kanak, Jakarta, Gunung Agung,

1954.

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Reka

Sarasen,1999.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bagian Tarjih, Himpunan Putusan Tarjih,

Yogyakarta. Pimpinan Pusat Muhammadiyah,Cetakan ke 3,1962.

Poerdarminto WJS, Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai

Pustaka, 1987.

Purwanto Ngalim M, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya,1992

Siahaan Henry , Peranan Ibu Bapak Mendidik Anak, Bandung, Angkasa,1991


91

Simanjuntak B dan Pasaribu, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar

Baru,1989.

Shaluddin, Mafhud, Pengantar Psikologi, Surabaya, Bina Ilmu, 1990.

Sujana Nana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,

Bandung, Sinar Baru 1989.

Surjaningrat Suwardjono, Pendidikan Kependudukkan dalam Rangka Sosial

Planning, Jakarta, Badan Koordinasi Keluarga Berencana, Biro Penerangan dan

Motivasi, 1979.

Soerjono, Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Prees, 1987.

Suyud, Rahmat, Pokok- pokok Ilmu Jiwa Perkembangan, Yogyakarta, Fakultas

Tarbiyah, IAIN Sunan Kalijaga,1978.

Undang-undang RI No 2 tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Semarang, Aneka Ilmu, 1989.

Winkel W.S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, Gramedia,

1983.

Woodworth, Psikologi Suatu Pengantar kedalam Ilmu Jiwa, Jilid III, Bandung,

Jemmarss, 1977.

PERANAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI


ANAK TENTANG PENGALAMAN AGAMA

(Study Kasus di SD Muhammadiyah


Suronatan Yogyakarta)
92

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan

Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam

Disusun oleh :
ANDARI NUROCHMAH WISDANINGRUM
NIM : 9822 2514

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS


DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
2004

You might also like