Professional Documents
Culture Documents
1. Fossa glenoidalis
2. Prosesus kondiloideus
3. Ligamen
4. Rongga Synovial
5. Diskus artikularis
Makro trauma
Mikro trauma
Dimana trauma ini merubah posisi diskus dan kondilus
secara perlahan-lahan.Trauma ringan tapi berulang dalam
jangka waktu yang lama, seperti bruxism dan clenching.
Kedua hal tersebut dapat menyebabkan microtrauma pada
jaringan yang terlibat seperti gigi, sendi rahang, atau otot.
Kondisi oklusi
Stress emosional
Pertumbuhan abnormal
Suatu perubahan fungsi atau rasa sakit yang ada bukan yang
utama dalam perubakan struktur. Ketidakseimbangan klinis mungkin
berhubungan dengan perubahan struktur dan juga menunjukan
berhentinya pertumbuhan atau perkembangan. Radiograph pada
TMJ, sebagaimana CT scans, sangat penting dan mengidentifikasi
perubahan struktur tulang .
Dislokasi
Kelainan lain dapat berupa dislokasi dimana di bagi atas 2
bagian: Dislokasi tanpa adanya pengurangan atau reduksi dan
dislokasi dengan adanya pengurangan atau reduksi.
Ankylosis
1. Extracapsular ankylosis
2. Intracapsular ankylosis
Fibrous ankylosis
Bony ankylosis
Trauma / Fraktur
Neoplasia
Neoplasma pada TMJ sangatlah jarang. Kadang-kadang
menimbulkan restriksi/pembatasan pada pembukaan rahang dan
sakit pada sendi.Tumor di dalam TMJ mengakibatkan kelainan
pada kondilus dan hubungan fossa serta dapat mengakibatkan
ankylosis intracapsular.
Infeksi
Dislokasi
Internal derangement
Merupakan salah satu kelainan intraartikular sendi
temporomandibular,dimana terdapat hubungan yang tidak harmonis
antara diskus artikularis dengan kondilus.baik itu bersifat unilateral
ataupun bilateral.
Jika perlekatan meniscus pada kutub processus condylaris
lateral mengendur atau terputus, atau jika zona bilaminar mengalami
kerusakan atau degenerasi akibat trauma atau penyakit sendi
(terutama stratum superior, yaitu serabut elastic), atau keduanya,
maka stabilitas sendi akan terganggu. Akibatnya akan terjadi
pergeseran discus ke arah anteromedial akibat tidak adanya penahan
terhadap musculus pterygoideus lateralis superior. Berkurangnya
pergeseran ke arah lateral anterior yang spontan dari discus ini akan
menimbulkan “clicking” yang khas, yang akan terjadi bila jarak antar
insisal meningkat (Gb. 13-6). Sumber “clicking” sendi ini
berhubungan dengan pergeseran processus condylaris melewati pita
posterior meniscus yang tebal. Dengan memendeknya pergeseran
anterior dari meniscus, terjadi “clicking” berikutnya. Pada tahap
inilah diskus akan bersifat fibrokartilagenus, yang mendorong
terbentuknya konfigurasi cembung-cembung
Terdapat 2 klasifikasi dalam internal derangement:
1. dengan reduksi
cliking opening dan closing (reciprocal
cliking)
pembukaan mulut normal
rasa sakit
deviasi mandibula
2. tanpa reduksi
tidak adanya cliking
keterbatasan membuka mulut
pain
mandibular deflection
closed lock
Merupakan akibat dari pergeseran diskus ke anterior yang
terus bertahan. Bila pita posterior dari diskus yang mengalami
deformasi tertahan di anterior processus condylaris, akan terbentuk
barier mekanis untuk pergeseran processus condylaris yang normal
(Gb. 13-7). Jarak antar insisal jarang melebihi 25mm, tidak terjadi
translasi, dan fenomena “clicking” hilang. Closed lock dapat terjadi
sebentar-sebentar dengan disela oleh “clicking” dan “locking”, atau
bias juga bersifat permanen. Pada kondisi persisten, jarak antara
insisal secara bertahap akan meningkat akibat peregangan dari
perlekatan posterior discus yang disertai dengan osteoarthritis pada
processus condylaris dan eminentia articularis.
o Rentang Pergerakan
o Bunyi Sendi
kliking
Krepitus
1. Hubungan Oklusi.
2. Freeway space.
1. Pemberian obat-obatan
2. Phsioterapi
3. Reposisi secara manual
4. Occlusal Splint
5. Pembedahan
Pemberian obat
Phisioterapi
Occlusal splint
Pembedahan