You are on page 1of 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

peranan suatu negara sangatlah besar. Dan hampir semua sektor yang

berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa

perbankan. Oleh karena itu, saat ini dan masa datang kita tidak akan lepas dari

dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktifitas keuangan, baik perorangan

ataupun suatu perusahaan.

Bagi masyarakat yang hidup di Negara-negara maju, seperti Negara-

negara Eropa, Amerika dan Jepang, mendengar kata bank sudah bukan merupakan

barang asing. Bank sudah merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua

kebutuhan keuangan mereka. Bank dijadikan tempat untuk melakukan berbagai

transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang,

melakukan pembayaran, pengiriman uang, melakukan penagihan.

Sementara itu, mengenai sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari

zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang

memegang peranan penting di Hindia Belanda antara lain: De Javasche NV, De

Post Paar Bank, De Algemenevolks Crediet Bank, Nederland Handles

Maatscappij (NHM), Nationale Handles Bank (NHB), dan De Escompto Bank

NV. Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik pribumi, Cina, Jepang, dan

Eropa lainnya. Bank-Bank tersebut antara lain: Bank Nasional Indonesia, Bank

1
2

Abuah Saudagar, NV Bank Boemi, The matsui Bank, The Bank of China, dan

Batavia Bank.

Di masa kemerdekaan perbankan di Indonesia bertambah maju dan

berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah

Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan, antara lain:

1. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946

kemudian menjadi BNI 1946.

2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946.

Bank ini berasal dari DE ALGEMENE VOLKCREDIET bank atau

Syomin Ginko.

3. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo.

4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.

5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.

Dengan berjalannya waktu, pertumbuhan bank di Indonesia meningkat.

Hingga pada sampai tahun 1990 berdirilah Bank Syariah. Bank Syariah adalah

bank yang menganut sistem Syariah. Pendirian bank syariah di Indonesia baru

pada tahun 1990. Itupun juga masih sebatas lokakarya yang membahas khusus

“bunga bank dan perbankan,” di mana MUI sebagai pemerkasanya. Baru pada

tahun 1991, berdirilah Bank Muamalat Indonesia (BMI), kemudian pada 1992

BMI mulai beroprasi. Berdirinya BMI merupakan cita-cita masyarakat muslim

Indonesia untuk merealisasikan terbentuknya satu bank yang terbebas dari sistem

bunga sebagaimana yang dipraktekkan oleh bank konvensional. Selain itu ada

beberapa faktor kenapa bank syariah merasa perlu diwujudkan, yang intinya
3

terdapat perbedaan yang mencolok antara bank konvensional yang selama itu

berlaku di Indonesia dengan bank syariah. (http://aliciakomputer.blogspot.com)

Secara umum kedua bank ini memiliki persamaan, terutama dalam sisi

teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan,

syarat-syarat umum untuk memperoleh pembiayaan, seperti KTP, NPWP,

proposal, laporan keuangan. Namun terdapat banyak perbedaan yang cukup

esensial di antara keduanya.

Dalam bank syariah ada akad yang harus dilakukan, dan akad ini memiliki

konsekuensi duniawi dan ukhrowi, sebab akad yang dilakukan berdasarkan hukum

Islam. Akad di sini dibagi menjadi dua yaitu rukun dan syarat. Bisa saja bank

syariah memiliki struktur organisasi sama dengan bank konvensional, misalnya

dalam hal komisaris dan Direksi. Tetapi unsur yang amat membedakan adalah

keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi

operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah.

Dalam Bank Syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari

saringan syariah. Karena itu bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha

yang terkandung di dalamnya hal-hal yang diharamkan.

Saat ini banyak Bank syariah berdiri di Indonesia, semua bank syariah

saling bersaing dalam membuat produk, dan juga memberikan layanan kepada

masyarakat. Banyak produk-produk yang telah diciptakan Bank syariah antara

lain produk pembiayaan, penghimpun dana, ataupun produk jasa. Semua produk

tersebut ditujukan untuk melayani masyarakat.

Produk perbankan syariah yang sangat populer dan banyak diminati

adalah produk pembiayaan. produk pembiayaan ini banyak macamnya antara lain:
4

produk pembiayaan konsumtif. Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna

dana untuk memenuhi kebutuhan yang langsung dikonsumsi. Kebutuhan

konsumtif dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan

kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer misalnya, makanan, minuman, pakaian,

rumah tinggal, maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar atau pengobatan.

Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang secara kuantitatif

maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer baik

berupa barang ataupun jasa, seperti pendidikan, pariwisata, hiburan, dan

sebagainya.

Indonesia merupakan Negara berpenduduk muslim terbesar didunia

hampir 85% yang tersebar dari sabang sampai merauke, oleh karena itu

merupakan salah satu modal utama kenapa banyak bank-bank konvensional

membuka unit usaha syariah ataupun membuka bank syariah yang terlepas dari

induk usahanya. (www.syariahmandiri.co.id)

Perbankan Syariah memiliki sebuah produk yang dikhususkan untuk

nasabahnya yang akan segera berangkat ke tanah suci. Produk seperti ini bisa

bermacam-macam namanya. Ada sebagian bank yang menamakannya Tabungan

Haji Indonesia, ada juga yang menyebutnya Tabungan Arafah atau Tabungan

Mabrur.

Apapun namanya produknya, ini adalah produk tabungan yang bersifat

khusus yang diselenggarakan oleh bank. Tabungan ini selain berfungsi sebagai

sarana menyimpan uang, juga membantu nasabah dalam hal administrasi

pendaftaran haji. Karena tabungan ini khusus dirancang untuk membantu nasabah

mempersiapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dengan cara


5

mendaftarkan nasabah langsung ke Departemen Agama secara on-line melalui

SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu).

Pada saat ini banyak nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji

menggunakan jasa dari bank. Jika waktu pendaftaran haji sudah dibuka, bank akan

mendaftarkan nasabahnya sebagai calon jamaah haji hingga mendapatkan

kepastian untuk berangkat pada musim haji berikutnya. Bahkan sekarang ini,

pemerintah hanya menerima pendaftaran haji melalui tabungan haji di bank agar

bisa serentak dan membatasi kuota.

Kelebihan lain dari tabungan haji ini adalah, bank juga dapat memberikan

dana talangan pada nasabah yang ingin naik haji tahun itu tapi memiliki kendala

arus kas. Bank bisa menyediakan dana talangan pelunasan BPIH sebelum tanggal

akhir pelunasan, tentu saja jika bisa dipastikan bahwa nasabah itu mampu untuk

mengembalikan dana talangan tersebut sebelum berangkat.

Produk pembiayaan ini merupakan produk yang prospeknya bagus karena

banyak orang muslim ingin sekali menunaikan ibadah haji, akan tetapi selalu

terbentur masalah biaya yang sangat mahal, oleh karena itu peranan perbankan

syariah sangat besar disini. Bank bukan hanya sebagai tempat untuk mencari

keuntungan ataupun berinvestasi untuk kehidupan dunia saja akan tetapi sebagai

jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.


6

1.2 Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada maka penulis merasa tertarik untuk

mengetahui bagaimana cara mengajukan pembiayaan talangan haji di

Bank Syariah Mandiri cabang Malang.

1.3 Tujuan Magang

Adapun tujuan pelaksanaan magang pada Bank Mandiri Syariah Cabang

Malang adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum Magang Report ini mempunyai tujuan untuk

memperoleh gambaran kegiatan kerja dan sistem pemberian produk

perbankan yang ada pada Bank mandiri Syariah Cabang Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus Magang Report ini dilakukan dengan tujuan

mendeskripsikan dan menjelaskan tentang produk perbankan syariah yang

memberikan fasilitas kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan naik

haji pada Bank Mandiri Syariah yang meliputi prosedur pemberiaan

fasilitas dan mekanisme perolehan fasilitas untuk nasabah pada Bank

Mandiri Syariah cabang Malang.


7

1.4 Manfaat Magang Report

Manfaat secara praktis yang diperoleh dari hasil Magang Report ini

adalah memberikan pengetahuan tentang kinerja perbankan syariah dan Produk-

produk yang di sediakan pada Bank Mandiri Syariah cabang Malang.

Adapun manfaat teoritis yang diperoleh dari hasil Magang Report ini

adalah memberikan sumbangan pengetahuan perbankan baik kepada lembaga

formal Pendidikan maupun kepada Masyarakat.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Talangan

2.1.1 Pengertian Talangan

Talangan adalah Perantara dalam jual beli, sedangkan menalangi

adalah memberi pinjaman uang untuk membayar sesuatu atau membelikan

barang dengan membayar kemudian. Sedangkan menurut Ensiklopedia

Ekonomi Talangan sama dengan Bail yaitu seseorang yang menerima

harta milik orang lain dibawah suatu bailment contract, dan bertanggung

jawab atas kontrak tersebut, untuk memelihara harta tersebut dan

mengembalikannya dalam keadaan baik ketika kontrak itu berakhir.

(Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan dan Perdagangan, 1982, h. 75-76)

Pengertian Talangan bisa diartikan Lend dalam bahasa Inggris

yaitu, memberikan sesuatu yang berharga kepada orang lain, selama

jangka waktu tertentu, tanpa memberikan atau melepaskan hak miliknya,

dan tetap mempunyai hak untuk memintanya kembali barang tersebut.

Orang yang Lends atau meminjamkan mesin atau tanah, misalnya dapat

mengharapkan kembalinya harta milik yang semula itu, akan tetapi orang

yang meminjamkan uang atau barang-barang yang dapat dijual/belikan,

mengharapkan akan mendapatkan kembali sejumlah uang yang sepadan.

(Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan dan Perdagangan, 1982, h. 606-607)

Istilah Talangan hampir sama dengan kafalah (perwalian) letak

kesamaanyan adalah sama-sama sebagai pemberi dana kepada nasabah

yang diwakili oleh bank kepada lembaga yang ditunjuk nasabah.

8
9

Sedangkan menurut penulis setelah membaca pengertian talangan diatas

maka penulis mengambil kesimpulan bahwa talangan adalah memberikan

harta milik kepada orang lain (nasabah) sebagai alat untuk membayar

sesuatu yang diperlukan nasabah karena kebutuhan yang sangat mendesak

nasabah tidak dapat mencairkan dananya karena berbentuk deposito.

2.1.2 Manfaat Talangan

1. Sebagai pencairan dana yang sangat mendesak untuk nasabah.

2. Merupakan produk perbankan syariah yang sangat diminati

kepada nasabah yang ingin melaksanakan ibadah haji karena

terganjal masalah biaya.

3. Merupakan sebagai modal bagi Pengusaha kecil yang

memerlukan dana mendesak untuk membeli barang-barang

modal.

(Sumber : http://aliciakomputer.blogspot.com)

2.2 Qardh

2.2.1 Pengertian Qardh

Dalam Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Qardh adalah

simpanan. (Ensiklopedi dan Bank Syariah,h.480)

Sedangkan menurut bahasa Al-Qardh berasal dari kata yang berarti

Al-qit’u yaitu cabang atau potongan. (Sayid Sabiq, h.139)

Secara Syar’i, Qardh menurut Hanafiyah, adalah harta yang

memiliki kesepadanan yang diberikan untuk ditagih kembali. Atau dengan

kata lain, suatu transaksi yang dimaksudkan untuk memberikan harta yang
10

memiliki kesepadanan kepada orang lain untuk dikembalikan yang

sepadan dengan itu. Menurut Ijma ulama, Qardh hukumnya termasuk Jaiz

(diperbolehkan). ( Wahbah Zuhaili, h.2)

Kata Qardh ini kemudian diadopsi menjadi Credo (Romawi),

Credit (Inggris) dan kredit (Indonesia). Objek dari pinjaman Qardh

biasanya adalah uang atau alat tukar lainnya, yang merupakan transaksi

pinjaman murni tanpa bunga ketika peminjam mendapatkan uang tunai

dari pemilik dana (dalam hal ini Bank) dan hanya wajib mengembalikan

pokok utang pada waktu tertentu dimasa yang akan datang. Peminjam

dapat mengembalikan lebih besar sebagai ucapan terima kasih. (Ensiklopedi

dan Bank Syariah,h.483)

Sedangkan ulama-ulama tertentu membolehkan pemberi pinjaman

untuk membebani biaya jasa pengadaan pinjaman. Biaya jasa ini bukan

merupakan keuntungan, melainkan merupakan biaya aktual yang

dikeluarkan oleh pemberi pinjaman, seperti biaya sewa gedung, gaji

pegawai dan peralatan kantor.

Menurut istilah, Qardh adalah Harta yang diberikan oleh seseorang

(Muqridh) kepada yang membutuhkan (Muqtaridh), yang kemudian si

peminjam akan mengembalikannya setelah mampu. Sedangkan menurut

mazhab Maliki, Syafii, dan Hambali berpendapat, diperbolehkan

melakukan Qardh atas semua harta yang bisa dijualbelikan obyek salam,

baik itu ditakar atau ditimbang, seperti emas, perak dan makanan atau dari

harta yang bernilai, seperti barang-barang dagangan, binatang dan

sebagainya. (Ensiklopedi dan Bank Syariah,h.485)


11

Hak kepemilikan dalam Qardh meurut Abu Hanifah dan

Muhammad berlaku melalui qabdh (penyerahan), jika seseorang berutang

satu karung gandum dan sudah terjadi qabdh, maka ia berhak

menggunakan dan mengembalikan dengan yang semisalnya meskipun

muqridh meminta pengembalian gandum itu sendiri, karena gandum itu

bukan lagi milik muqridh. Yang menjadi tanggung jawab muqtaridh

adalah gandum yang semisalnya dan bukan gandum yang telah

diutangnya, meskipun Qardh itu berlangsung. (Wahbah Zuhaili, h.6-7)

Perjanjian Qardh adalah Perjanjian pinjaman. Dalam perjanjian

Qardh, pemberi pinjaman (kreditur) memberikan pinjaman kepada pihak

lain dengan ketentuan penerima pinjaman akan mengembalikan pinjaman

tersebut pada waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama

ketika pinjaman itu diberikan. (Sutan Remy Syahdeini, h.75)

Qardh termasuk produk pembiayaan yang disediakan oleh bank,

dengan ketentuan bank tidak boleh mengambil keuntungan berapapun

darinya dan hanya diberikan pada saat kedaan emergency. Bank terbatas

hanya dapat memungut biaya administrasi dari nasabah. Nasabah hanya

berkewajiban membayar pokoknya saja. (Abdul Ghofur Anshori, h.100)

2.2.2 Rukun dan Syarat Qardh

Seperti halnya akad-akad yang lain, Qardh memiliki rukun-rukun

utama antara lain:

1. Muqridh ( pemilik Barang )

2. Muqtaridh ( yang mendapat barang atau peminjam )

3. Ijab Qabul ( serah terima)


12

4. Qardh ( barang yang dipinjamkan )

(Sumber : http://aliciakomputer.blogspot.com)

Seperti semua jenis akad jual beli, akad Qardh juga merupakan

perpindahan hak dalam pemakaian barang oleh karena itu rukun Qardh

diatas sudah sesuai dengan rukun Qardh itu sendiri.

Syarat sahnya Qardh

1. Qardh atau barang yang dipinjamkan harus barang yang

memiliki manfaat, tidak sah jika tidak ada kemungkinan

pemanfaatan, karena Qardh adalah akad terhadap harta.

2. Akad Qardh tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan ijab dan

qabul, seperti halnya dengan jual beli.

(Sumber : http://aliciakomputer.blogspot.com)

Setiap akad dalam perpindahan hak guna pakai/hak milik harus

merupakan barang yang bermanfaat, tidak ada gunanya jika barang yang

itu tidak dipergunakan semestinya, dan juga harus ada ijab qabul antara

peminjam dengan yang meminjamkan.

2.2.3 Manfaat Qardh

Seperti halnya dengan produk-produk bank syariah yang lain,

Qardh mempunyai beberapa manfaat antara lain:

1. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak

untuk mendapat talangan jangka pendek.

2. Merupakan salah satu ciri pembeda antara bank syariah dengan

bank konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial di

samping misi komersial.


13

3. Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra

baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank

syariah.

(Sumber : Adiwarman Karim, h.121)

Dalam setiap akad dalam produk bank syariah pasti ada

manfaatnya, Qardh ini sangat membantu nasabah dalam memerlukan dana

secara singkat karena urusan yang mendesak dalam hal ini pergi haji,

karena kalau ingin mendapatkan satu kursi perjalanan haji, jamaah harus

menyetorkan uang.

2.2.4 Ketentuan Umum Qardh

Ketentuan Umum Qardh adalah seperti yag ada di bawah ini :

1. Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah

(muqtaridh) yang memerlukan

2. Nasabah Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang

diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.

3. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.

4. Bank Syariah dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana

dipandang perlu.

5. Nasabah Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan)

dengan sukarela kepada Bank Syariah selama tidak

diperjanjikan dalam akad.

6. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh

kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan Bank Syariah

telah memastikan ketidakmampuannya, maka bank syariah


14

dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau

menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.

(Sumber : www.BI.co.id)

Pada ketentuan umum dalam Qardh, akad Qardh merupakan salah

satu akad tabaru yaitu akad yang berdasarkan tolong-menolong tanpa ada

imbalan apapun dalam pengembalian uang pokok pinjaman, nasabah boleh

memberi tambahan dalam pengembalian akan tetapi tidak ada dalam akad

awal antara peminjam dengan yang meminjamkan (bank).

2.3 Ijarah

2.3.1 Pengertian Ijarah

Secara etimologi Al-Ijarah berasal dari kata Al-Ajru yang berarti

Al-Iwadhu (ganti). (Sayid Sabiq, h.12)

Ijarah (sewa-menyewa) adalah akad atas manfaat benda yang

diketahui dan tukaran (prestasi dari manfaat benda itu). (Ibrahim Lubis,

h.12)

Sedangkan menurut istilah, para ulama berbeda-beda

mendefinisikan Ijarah, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menurut Hanafiyah bahwa Ijarah adalah akad untuk


membolehkan kepemilikan yang diketahui dan disengaja dari
suatu zat yang disewa dengan imbalan. Hanafiyah menjelaskan
bahwa “akad (perjanjian)” maksudnya adalah ijab dan qabul.
Dan hal ini tidak wajib diucapkan. Masalah itu seperti ketika
seseorang menyewa rumah dari orang lain untuk masa setahun,
maka setelah masanya telah habis, pemilik rumah berhak
meminta agar rumah itu dikosongkan. Jika orang yang
menyewa tersebut tidak mengosongkan rumah, maka baginya
setiap harinya ada perongkosannya. (Suhendi, 2002)
15

Maksud dari mazhab Hanafiyah ini adalah yang menyewakan

berhak mendapatkan uang ganti rugi/denda apabila si penyewa

mangkir dalam pembayaran sewa tersebut.

2. Menurut Malikiyah bahwa Ijarah adalah nama bagi akad-akad


untuk kemanfaatan yang bersifat manusiawi dan untuk
sebagian yang dapat dipindahkan. Malikiyah menjelaskan
Ijarah dan Kira adalah kata yang semakna atau searti. Hanya
saja mereka mengatur dalam pemberian nama dari perjanjian
atas manfaat manusia dan sebagian barang dipindahkan seperti
perkakas rumah tangga, pakaian dan bejan-bejana.
Menanamkan perjanjian persewaan atas sebagian barang yang
lain, yaitu seperti perahu dan binatang secara khusus dengan
istilah “kira”, meskipun keduanya termasuk barang yang bisa
dipindah. (Suhendi, 2002)

Maksudnya adalah, Ijarah adalah akad-akad yang penggunaan

manfaatnya bersifat manusiawi yang merupakan kebutuhan primer

dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menurut Syaikh Syihab al-Din dan Syaikh Umairah bahwa


yang dimaksud dengan Ijarah adalah akad atas manfaat yang
diketahui dan disengaja untuk memberi dan membolehkan
dengan imbalan yang diketahui ketika itu. Syaikh Syihab al-
Din dan Syaikh Umairah menjelaskan Ijarah sama dengan
Hanafiyah. Boleh dibatalkan penyewaan karena sesuatu
peristiwa yang terjadi walaupun dari pihak yang menyewa,
umpamanya ia menyewa suatu kedai untuk berniaga, lalu
terbakar atau dirampas maka bolehlah dia membatalkan
penyewaan. (Ash Shiddieqy, 1997)

Maksud dari pendpat ulama diatas adalah dalam perjanjian akad

ijarah disepakati kedua pihak lalu terjadi musibah atas barang yang

disewakan maka si penyewa boleh membatalkannya.

4. Menurut Ahmad Menjelaskan Ijarah adalah upah artinya


mengambil manfaat tenaga orang lain dengan jalan memberi
ganti menurut syarat-syarat tertentu, Idris Ahmad menjelaskan
mengambil manfaat dari tenaga orang lain itu dibolehkan
Karena sah mengambil upah untuk mengerjakan taat, seperti
mengerjakan haji, mengajarkan Al-Qur’an, menjadi imam
sholat dan menjadi muadzin. (Ash Shiddieqy, 1997)
16

Maksud Ijarah ini adalah memakai jasa seseorang untuk

dimanfaatkan keahliannya itu kemudian setelah selesai segera

diberikan upahnya.

5. Menurut Sayid Sabiq Ijarah adalah suatu jenis akad untuk


mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Sayid Sabiq
menjelaskan dimana akad tersebut untuk mengambil manfaat
dengan jalan penggantian. Seperti halnya, penyewaan rumah.
Apabila terjadi kerusakan atas rumah tersebut maka salah satu
dari kedua belah pihak tersebut dapat melakukan pengambilan
manfaat dengan jalan penggantian. (Sayid Sabiq)

Berdasarkan definisi diatas, dapat dipahami bahwa ijarah adalah

menukar sesuatu dengan ada imbalannya, diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia berarti sewa menyewa artinya “menjual manfaat” sedangkan

upah mengupah artinya “menjual tenaga atau kekuatan”.

Adapun menurut Fatwa Dewan Pengawas Syariah Nasional bahwa

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau

jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa

diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan

demikian akad Ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya

perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa.

(Adiwarman Karim, h.128)

Menurut Undang-Undang Sipil Islam kerajaan Jordan dan Uni

Emirat Arab (UAE) mendefinisikan Ijarah adalah memberi penyewa

kesempatan untuk mengambil pemanfaatan dari barangsewaan untuk

jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati

bersama. (Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syari’ah, h.34)


17

Didalam teknis perbankan Ijarah adalah akad atau perjanjian

antara bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barang atau cek milik

bank, dimana bank mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya,

dan diakhiri periode nasabah membeli barang atau obyek yang disewakan.

Pengalihan kepemilikan yang diakadkan diawal, hanya semata-mata untuk

memudahkan bank dalam pemeliharaan asset itu sendiri baik sebelum dan

sesudah berakhir masa sewa. (Konsep Produk dan Implementasi Operasional

Bank Syariah, h.141)

Sedangkan macam-macam Ijarah itu ada dua bagian yaitu:

1. Persewaan yang terselenggara pada kemanfaatan benda-benda,

seperti penyewaan tanah, rumah, binatang, pakaian dan

semisalnya. Persewaan pada barang-barang tersebut adalah

terselenggara pada manfaat-manfaatnya. Karena tujuan

menyewakan tanah adalah menggunakan manfaatnya untuk

ditanami. Tujuan menyewa rumah adalah mengambil manfaat

untuk menempatinya.

2. Persewaan yang terselenggara pada keadaan pekerja, seperti

menyewa orang-orang yang mempunyai pekerjaan untuk

bekerja melaksanakan perdagangan, menukang besi,

melakukan pencelupan dan semisalnya. Perjanjian sewa pada

bagian ini adalah terselenggara pada pekerjaan yang mereka

lakukan. Sedangkan kemanfaatan yang diakibatkan oleh

pekerjaan mereka adalah perkara lain diluar perjanjian.

(Abdulrahman Al-Jaziri, h.166.170)


18

2.3.2 Rukun dan Syarat Ijarah

Ijarah memiliki rukun-rukun utama antara lain:

1. Mu’jir dan Musta’jir, yaitu orang yang melakukan akad

sewa-menyewa atau upah mengupah, mu’jir adalah orang

yang memberikan upah dan yang menyewakan, musta’jir

adalah orang yang menerima upah untuk melakukan sesuatu

dan yang menyewa sesuatu.

2. Shighat Ijab Qabul antara mu’jir dan musta’jir.

3. Ujrah, disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah

pihak baik dalam sewa-menyewa maupun dalam upah

mengupah. Barang yang disewakan atau sesuatu yang

dikerjakan dalam upah mengupah.

4. Barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam

upah mengupah.

(Hendi Suhendi, h.117-118)

Syarat Ijarah

1. Kesepakatan kedua pihak untuk melakukan penyewaan.

2. Barang yang disewa tidak termasuk kategori haram.

3. Harga sewa harus terukur.

4. Pada akhir penyewaan barang akan dibeli oleh penyewa.

(Hendi Suhendi, h.119)

Syarat diatas ini merupakan syarat yang mutlak dalam Ijarah,

seperti dalam akad lainnya dalam perbankan Syariah barang tersebut tidak

boleh mengandung unsur yang diharamkan atau kategori barang yang

haram yang dapat memberikan kemudharatan kepada manusia.


19

2.3.3 Manfaat Ijarah

Ijarah mempunyai beberapa manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Bank: Merupakan salah satu bentuk pembiayaan atau

diversifikasi portofolio asset bank serta sarana fee based

income dimana bank berpeluang untuk mendapatkan fee.

Maksudnya adalah salah satu pendapatan bank diluar

operasional bank.

2. Bagi Nasabah: Sebagai sumber pembiayaan dan layanan

perbankan bagi nasabah baik untuk tujuan pembelian barang

modal (investasi) maupun pengadaan rumah, kendaraan dan

barang jasa lainnya. Maksudnya adalah pembiayaan untuk

barang-barang modal contohnya untuk mendirikan sebuah

pabrik memerlukan mesin, mesin inilah dalam pembeliannya

sesuai dengan akad Ijarah.

(Sumber : www.BI.co.id)

2.3.4 Ketentuan Umum Ijarah

Akad dalam Ijarah ini mempunyai beberapa ketentuan antara lain:

1. Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan jasa.

2. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan

dalam kontrak.

3. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan.

4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai

dengan syari’ah.
20

5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk

menghilangkan jahala (ketidaktahuan) yang akan

mengakibatkan sengketa.

6. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah

kepada LKS (Lembaga Keuangan Syariah) sebagai

pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga

dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijarah.

7. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis

yang sama dengan obyek kontrak.

8. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa dapat

diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

(Sumber : www.BI.co.id)

Dari ketentuan–ketentuan Ijarah diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa ijarah adalah penggunaan manfaat yang berbentuk jasa maupun

barang yang semuanya itu diakhiri dengan kepemilikan barang dari yang

menyewakan kepada penyewa dengan syarat penewa sudah melunasi

pembayaran tanpa ada tunggakan.

Dari definisi akad maka pengertian Qardh wal Ijarah adalah kombinasi

dua akad antara Qardh dan Ijarah yang dilakukan untuk menalangi suatu

pendanaan dan memberikan fasilitas sewa atas penggunaan dari manfaat tersebut.
21

2.4 Pembiayaan Talangan Haji BSM (Bank Mandiri Syariah)

Pembiayaan Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari

bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh

kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH. Dan sebagai gantinya nasabah

hanya membayar ujroh atau sering disebut dengan fee (biaya) kepada pihak bank.

2.4.1 Manfaat dana talangan

1. Memberikan kepastian keberangkatan Ibadah Haji tanpa

dibayang–bayangi kekhawatiran kehabisan quota porsi Haji.

2. Memudahkan dalam hal pembayaran cicilan dana talangan,

karena tidak ditentukan waktu dan besaran uang

pembayaran cicilan.

3. Tidak ada tempo pembayaran cicilan bulanan.

4. Tanpa agunan/jaminan.

5. Tanpa disurvei ke rumah.

6. Tidak ada pungutan lagi selain biaya fee ujroh 1 tahun

sekali.

Peruntukkan: Perorangan Muslim


22

2.4.2 Biaya Pembiayaan Talangan Haji.

Berikut ini adalah rincian biaya dan dana yang harus dipenuhi oleh

nasabah untuk mendapatkan talangan haji dari BSM (Bank Syariah

Mandiri) :

1. Dana Talangan 18.000.000,-

A. Program 1 tahun

• Dana Nasabah : Rp. 2.000.000,-

• Saldo Minimal : Rp. 500.000,-

• Fee Ujroh : Rp. 1.700.000,-

JUMLAH : Rp. 4.200.000,-

B. Program 2 tahun

• Dana Nasabah : Rp. 2.000.000,-

• Saldo Minimal : Rp. 500.000,-

• Fee Ujroh : Rp. 2.800.000,-

JUMLAH : Rp. 5.300.000,-

2. Dana Talangan 15.000.000,-

A. Program 1 tahun

• Dana Nasabah : Rp. 5.000.000,-

• Saldo Minimal : Rp. 500.000,-

• Fee Ujroh : Rp. 1.700.000,-

JUMLAH : Rp. 7.200.000,-


23

B. Program 2 tahun

• Dana Nasabah : Rp. 5.000.000,-

• Saldo Minimal : Rp. 500.000,-

• Fee Ujroh : Rp. 2.800.000,-

JUMLAH : Rp. 8.300.000,-

3. Dana Talangan 10.000.000,-

A. Program 1 tahun

• Dana Nasabah : Rp. 10.000.000,-

• Saldo Minimal : Rp. 500.000,-

• Fee Ujroh : Rp. 1.000.000,-

JUMLAH : Rp. 11.500.000,-

B. Program 2 tahun

• Dana Nasabah : Rp. 10.000.000,-

• Saldo Minimal : Rp. 500.000,-

• Fee Ujroh : Rp. 1.400.000,-

JUMLAH : Rp. 11.900.000,-.

Keterangan dari data diatas adalah sebagai berikut :

1. Dana Talangan : adalah besarnya dana yang akan

diberikan oleh bank kepada nasabah yang

mendapat fasilitas talangan haji. Besarnya

talangan di tentukan oleh nasabah sendiri.

Karena besarnya dana talangan

mempengaruhi ujroh dan besar dana


24

nasabah wajib yang harus dipenuhi oleh

nasabah.

2. Fee Ujroh : adalah suatu biaya yang dikenakan

kepada nasabah oleh bank yang berfungsi

sebagai pengganti keuntungan. Dalam

bank konvensional disebut juga sebagai

biaya dan bunga dalam pembiayaan yang

sejenis. Besarnya Ujroh berbeda

tergantung dari besarnya talangan haji

yang dipilih oleh nasabah.

3. Dana Nasabah : adalah Dana yang harus di miliki nasabah

pada tabungan mabrur yang harus dipenuhi

oleh nasabah sebagai syarat dalam

pemenuhan kewajiban nasabah untuk

memperoleh fasilitas talangan haji ini.

Contoh perhitungan pembiayaan talangan haji adalah sebagai

berikut :

Contoh (1) : Seorang nasabah ingin berangkat haji dengan

fasilitas talangan haji di Bank Syariah Mandiri

(BSM). Nasabah tersebut mengambil fasilitas

talangan haji dengan option talangan sebesar Rp.

10.0000.000,00. Dengan jangka waktu 2 tahun.

Maka perhitungannya adalah sebagai berikut :


25

• Nasabah melakukan setoran awal/dana

tabungan mabrur sebesar Rp. 10.000.000,00

(Sesuai talangan yang dipilih nasabah).

• Membayar biaya bank / Fee Ujroh sebesar

Rp. 1.400.000,00. (Sesuai talangan yang

dipilih nasabah).

• Perhitungan total biaya yang harus di

tanggung nasabah untuk talangan haji Rp.

10.000.000,00 adalah :

Rp. 10.000.000,00 + Rp. 1.400.000,00 +

Rp. 500.000,00 (saldo minimal)

= Rp. 11.900.000,00

Contoh (2) : Seorang nasabah ingin berangkat haji dengan

fasilitas talangan haji di Bank Syariah Mandiri

(BSM). Nasabah tersebut mengambil fasilitas

talangan haji dengan option talangan sebesar Rp.

15.0000.000,00. Dengan jangka waktu 1 tahun.

Maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

• Nasabah melakukan setoran awal/dana

tabungan mabrur sebesar Rp. 5.000.000,00

(Sesuai talangan yang dipilih nasabah).


26

• Membayar biaya bank / Fee Ujroh sebesar

Rp. 1.700.000,00. (Sesuai talangan yang

dipilih nasabah).

• Perhitungan total biaya yang harus di

tanggung nasabah untuk talangan haji Rp.

15.000.000,00 adalah :

Rp. 5.000.000,00 + Rp. 1.700.000,00 +

Rp. 500.000,00 (saldo minimal)

= Rp. 7.200.000,00
27

2.4.3 Mekanisme Pembiayaan Talangan Haji.

Berikut ini adalah mekanisme pembiayaan Talangan Haji pada

Bank Mandiri Syariah.

Gambar 2.1
Prosedur Pembiayaan Talangan Haji
Permohonan SPPH START
Pembuatan (Nasabah)
SPPH
(DEPAG)

Penginputan SPPH Permohonan Nasabah


SISKOHAT
(Customer Services)
(Back Office)

Pembuatan Customer
PORSI Facility
(Marketing)

Pengecekan Dokumen
persyaratan pembiayaan dan
Pencairan Dana
(Admin)

(Sumber : Bank Syariah Mandiri)

Untuk memudahkan memahami gambar diatas, maka mekanisme

talangan haji dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu :

1. Tahap pengajuan fasilitas talangan haji.

Gambar 2.2

Nasabah Customer Marketing Admin


Service
Bank
28

Di tahap ini nasabah melakukan permohonan pembiayaan

talangan haji pada bank syariah mandiri (BSM). Permohonan

Nasabah akan di layani oleh pihak bank melalui bagian Customer

Services (CS). Customer Services bertugas memberikan informasi

tentang syarat dan prasyarat yang di butuhkan untuk proses

pemberian pembiayaan talangan haji.

Permohonan pembiayaan nasabah beserta dokumen

persyaratan yang diterima oleh Customer Service akan diteruskan

ke bagian marketing untuk diperiksa. Bagian Marketing bank

mempunyai tugas untuk pembuatan customer facility. Dari

dokumen nasabah, maka marketing akan membuatkan customer

facility bagi nasabah. Pemberitahuan informasi kepada nasabah

mengenai pembiayaan talangan haji akan di lakukan oleh bagian

marketing. Baik pencairan maupun pemberitahuan lebih lanjut

tentang syarat-syarat yang di butuhkan. Setelah customer facility

selesai, maka customer facility beserta dokumen persyaratan dari

nasabah akan diberikan kepada bagian admin bank untuk dilakukan

pengecekan.

Di sini bagian admin bertugas untuk mengecek dan melihat

persyaratan dari nasabah. Kelengkapan syarat-syarat akan diperiksa

disini. Apabila Syarat dan prasyarat Nasabah telah lengkap, maka

proses pencairan akan di lakukan. Apabila dokumen-dokumen

yang diterima oleh pihak bank masih kurang atau belum lengkap,

maka belum dapat melakukan pencairan. Apabila Permohonan


29

pembiayaan talangan haji disetujui maka dana yang dicairkan akan

di tempatkan pada tabungan haji mabrur milik nasabah. Dan jika

nasabah mendapat informasi bahwa syarat-syarat nasabah belum

lengkap, maka nasabah harus melengkapi syarat-syarat tersebut.

2. Tahap Permohonan SPPH Nasabah ke DEPAG.

Gambar 2.3

Nasabah DEPAG

Nasabah yang telah mendapat Dana Talangan Haji pergi ke

DEPAG untuk melakukan permohonan pembuatan SPPH.

3. Tahap penginputan SISKOHAT Nasabah.

Gambar 2.4

Nasabah Customer Back Office


Services
Bank

SPPH dari DEPAG diserahkan kepada Bank oleh nasabah.

Untuk SPPH dari nasabah, akan di berikan kepada bagian Back

Office oleh Customer Services. Back office bertugas menginput

data SISKOHAT untuk nasabah. Hasil yang diperoleh adalah Porsi

bagi nasabah. Porsi ini akan di berikan kepada nasabah.


30

Diatas adalah Mekanisme pemberian fasilitas pembiayaan talangan

haji. Mekanisme tersebut menjelaskan bagaimana dan cara masyarakat

atau nasabah untuk melakukan pendaftaran diri untuk mendapatkan

fasilitas pembiayaan talangan haji guna mendapatkan porsi Haji.

2.4.4 Syarat – syarat yang harus dipenuhi.

Berikut ini akan dijelaskan lebih detail lagi tentang persyaratan

yang harus dipenuhi oleh masyarakat dan nasabah dalam pemenuhan

persyaratan untuk mendapatkan fasilitas Talangan Haji.

Syarat-syarat :

1. Foto copy Kartu Keluarga 1 lembar.

2. Foto copy Surat Nikah 1 Lembar.

3. Foto copy KTP yang masih berlaku 15 lembar.

4. Pas photo Close up, berwarna, 80 % wajah, latar belakang putih,

ukuran 3 x 4 = 45 lembar dan ukuran 4 x 6 = 15 lembar.

5. Sanggup melunasi dana talangan paling lambat satu tahun sejak

disetujuinya dana talangan (bagi jamaah yang mengambil

program dana talangan 1 tahun) dan dua tahun sejak

disetujuinya dana talangan (bagi jamaah yang mengambil

program dana talangan 2 tahun)

Keterangan Tambahan

• Apabila salah satu persyaratan tidak dipenuhi, maka belum

mendapatkan alokasi porsi.

• Calon jama'ah haji berhak berangkat berdasarkan nomor urut

porsi.
31

• Dalam pendaftaran haji tidak ada yang namanya jual beli porsi.

• Calon jama'ah haji yang mengundurkan diri atau membatalkan,

tidak dapat digantikan.

• Pembayaran cicilan bisa dilakukan setiap minggu, setiap bulan,

atau disekaliguskan pada akhir waktu dengan besaran cicilan

tidak ditentukan.

• Bila pada akhir waktu yang telah ditentukan diatas, jama’ah

tidak sanggup melunasi dana talangan, maka secara otomatis

jama’ah tersebut akan dimasukan dalam calon Haji musim

keberangkatan tahun berikutnya, dengan membayar kembali

ujroh tahun kedua (bagi jamaah yang mengambil program dana

talangan 1 tahun) atau tahun ketiga (bagi jamaah yang

mengambil program dana talangan 2 tahun) dengan besaran

belum ditentukan.
32

2.5 Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan magang ini dilakukan dengan cara ikut serta dalam

kegiatan rutin yang berjalan di BSM ( Bank Syariah Mandiri ) cabang Malang. Di

samping itu penulis di sela-sela waktu bekerja juga mencari data-data yang

diperlukan untuk melengkapi laporan dengan bertanya kepada staff bank dan

analis officer.

Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2010 s/d 25 Februari

2010 yang bertempat di Bank Syariah Mandiri cabang Malang.

Pelaksana Kegiatan dan Pembimbing

Pelaksana kegiatan adalah mahasiswa STIE Malangkuçeçwara angkatan

tahun 2006/2007 sebanyak 3 orang yaitu :

1. Deby Yusianto ( K.2006.1.30289 )

2. Arif Setiawan ( K.2006.1.30318 )

3. Febrian Pradana Putra ( K.2006.1.30389 )

Kegiatan ini dibimbing oleh pembimbing dosen dari STIE

Malangkuçeçwara yaitu Irawan Budi Prasetyo, SE, MM dan Pembina dari Bank

Syariah Mandiri yaitu Faris Baya’sud, ST.


33

Tabel 2.2

Daftar Kegiatan Magang di Lapangan

No Hari Tanggal Kegiatan Yang Dilakukan


1 1 Februari 2010 s/d 5 1. Briefing dengan Supervisor Bank
Februari 2010 Syariah Mandiri
2. Di Bagian Admin Pembiayaan:
a. Training menginput data
nasabah dengan program SID
(Sistem Informasi Debitur) yang
terdiri dari:
1. Interface
2. Form 1-a
3. Form 3-c
4. Form 4-c

2 8 Februari 2010 s/d 12 Di bagian admin Pembiayaan:


Februari 2010 1. Mengecek kelengkapan dokumen
pembiayaan murabahah dan
mudharabah berdasarkan
ketentuan yang telah ditentukan.
2. Menginput data-data nasabah
talangan haji dengan program
SID.
3. Mengarsipkan berkas dan
dokumen pembiayaan
mudharabah dan haji.
3 15 Februari 2010 s/d 19 1. Mengupdate baki debet
Februari 2010 pembiayaan mudharabah dan
murabahah pada form 3-c
2. Menginput data-data nasabah
talangan haji dengan program SID
34

3. Mengarsipkan berkas dan


dokumen pembiayaan
mudharabah dan haji
4. Menginput data nasabah dengan
program SID (Sistem
Informasi Debitur) yang terdiri
dari:
1. Interface
2. Form 1-a
3. Form 3-c
4. Form 4-c
4 22 Februari 2010 s/d 25 1. Menginput data nasabah dengan
Februari 2010 program SID (Sistem
Informasi Debitur) yang terdiri
dari:
1. Interface
2. Form 1-a
3. Form 3-c
4. Form 4-c
2. Menginput data perpanjangan
talangan haji pada form 3-c
5 1 Maret 2010 s/d 5 Maret Mencari data untuk mengerjakan laporan
2010 dan melengkapi data-data yang
diperlukan untuk laporan
35

2.6 Hasil yang dicapai

2.6.1 Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri Cabang Malang

Berdirinya Bank Syariah Mandiri Cabang Malang terhitung jumat

1 Agustus 2002 yang pada saat itu diresmikan oleh salah satu Direksi

Bank Syariah Mandiri Bapak Akmal Aziz. Dibukanya Syariah mandiri

Cabang Malang yang berlokasi di Jl. Brigjen Slamet Riadi No 8 yang

merupakan upaya untuk mengembangkan jaringan Bank Syariah mandiri.

Jabatan Kepala cabang saat itu di amanahkan dari personel kantor pusat

Bapak Lutfianto, manager Marketing bapak Gazali Hasan (mutasi dari

Bank Syariah mandiri Cabang Surabaya) dan Manajer Operasi bapak Arie

Darma Permana.

Dalam perjalanan waktu pada bulan juni 2004 terjadi pergantian

kepemimpinan dari Bapak Lutfianto digantikan Bapak Zulfikar dan pada

bulan Juli 2005 kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Malang pindah

lokasi dengan alamat Jl. Basuki Rahmat No. 8 Malang. Terjadi pergantian

Kepala Cabang dari Bapak Zulfikar digantikan Bapak Didi Sunardi (dari

Cabang Pontianak) dua minggu sebelum ditempati kantor baru. Kemudian

ada bulan Mei 2006 Bapak Sunardi digantikan oleh Bapak Ramelan untuk

menduduki jabatan Kepala Cabang. Pada tahun 2008 tepatnya bulan Juli

Bapak Ramelan digantikan oleh Bapak Dwi Pudji Widodo yang menjabat

Kepala Cabang Malang sampai sekarang.


36

2.6.2 Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

Pada umumnya Bank Syariah Mandiri mempunyai visi dan misi

dalam melaksanakan fungsinya sebagai bank syariah yaitu ;

1. Visi

PT Bank Syariah Mandiri mempunyai visi yaitu menjadi : bank

syariah terpercaya pilihan mitra usaha

2. Misi

a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat

berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang

terkondisi dengan baik.

b. Mencapai petumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah

terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para

pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat

luas.

c. Memperkerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya

mengerti operasional perbankan syariah.

d. Menunjukkan komitmen terhadap standart kinerja operasional

perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir serta

memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian.

(Bank Syariah Mandiri)

Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat menengah

dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah kecil serta
37

mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq dan shadaqah yang lebih efektif

sebagai cerminan kepedulian sosial.

2.6.3 Struktur Organisasi.

Berikut ini adalah Gambar struktur organisasi Bank Syariah Mandiri

Cabang Malang.

Gambar 2.5

Struktur Organisasi

Kepala Cabang DKP

PKP
Marketing KCP Pasuruan ;
Manager Operating Manager Kepanjen; Probolinggo

Account Funding Custumer Head Teller Bank Office


Officer Officer Offifer
Service

Teller

Customer
Service BO SDI/UMUM Admin BO
D&C Pembiaya Accounting
an

Messenge Securit Driver Office

(Sumber : Bank Syariah Mandiri)

Adapun tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Kepala Cabang

1) Mengelola secara optimal sumber daya Cabang agar dapat

mendukung kelancaran operasional Bank.

2) Mengkoordinir pembuatan rencana kerja (RKAP) tahunan Cabang.


38

3) Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank guna

mencapai tingkat volume/sasaran yang telah ditetapkan baik

pembiayaan, dana, maupun jasa.

4) Memastikan realisasi target operasional Cabang serta menetapkan

upaya-upaya pencapaiannya.

5) Melakukan kegiatan penghimpunan dana; pemasaran pembiayaan;

pemasaran jasa-jasa dan mencapai target yang telah ditetapkan.

6) Melakukan review terhadap ketajaman dan kedalaman analisis

pembiayaan guna antisipasi risiko dengan penekanan kepada:

a) Kesalahan pemohon pembiayaan

b) Aspek legalitas nasabah

c) Kewajaran dan limit pembiayaan

d) Perhitungan nisbah/margin

e) Aspek pengamanan, termasuk penetapan prasyarat dan syarat

pembiayaan.

7) Bersama dengan anggota komite lainnya memutuskan pembiayaan

sesuai dengan batas wewenangnya atau dimintakan persetujuan dari

Kantor Pusat.

8) Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan wewenangnya.

9) Melakukan pembinaan, baik terhadap nasabah maupun investor.

10) Memantau kualitas aktiva produktif dan mengupayakan kolektibilitas

lancar minimal sama dengan target yang telah ditetapkam direksi.

11) Memonitor pelaksanaan penagihan tunggakan kewajiban nasabah.


39

12) Mengambil keputusan atas semua kegiatan-kegiatan dibidang

pemasaran dan operasi sampai batas wewenangnya.

13) Mensosialisasikan pedoman/ketentuan-ketentuan/kebijakan Direksi

kepada pegawai terkait.

14) Member persetujuan pengeluaran biaya untuk kepentingan Cabang

sesuai dengan batas wewenangnya.

15) Mengarahkan para pejabat/petugas yang diberikan wewenang

pengoperasian AS-400 untuk selalu memelihara dan menjaga

kerahasiaan password dan sandi masing-masing termasuk password

yang menjadi tanggung jawabnya.

16) Melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung terhadap

kondisi lingkungan serta keamanan Cabang.

17) Memastikan bahwa seluruh transaksi Cabang telah dicatat secara

benar pada laporan keuangan Cabang.

18) Melakukan pemantuan terhadap ketepatan dan kebenaran pengiriman

laporan ke Kantor Pusat dan Bank Indonesia setempat.

19) Memastikan bahwa prinsip kepatuhan telah dilaksanakan oleh

seluruh jajaran Cabang.

20) Menandatangani surat-surat keluar atas nama Cabang.

21) Mewakili direksi untuk tugas-tugas intern maupun ekstern yang

berhubungan dengan kegiatan Cabang.

22) Secara berkala (minimal sebulan sekali) dan dadakan melakukan

cash opname.
40

23) Menyelenggarakan pengumpulan data/informasi mengenai

perkembangan ekonomi, pembangunan dan dunia setempat untuk

dijadikan indikator pengembangan usaha Cabang.

24) Mengarahkan dan mendorong seluruh pegawai Cabang untuk selalu

memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh nasabah dan

meningkatkan produktifitas individu.

25) Meningkatkan bantuan sepenuhnya terhadap pelaksanaan audit

intern/ekstern.

26) Mengimplementasikan bagan struktur organisasi, fungsi, dan tugas

setiap unit kerja Cabang sesuai dengan pedoman organisasi Cabang.

27) Merencanakan pendidikan pegawai dan mengusulkan ke kantor

pusat.

28) Melakukan evaluasi berkala terhadap kualitas dan kuantitas sumber

daya yang tersedia guna menetapkan langkah-langkah/strategi yang

akan dilakukan.

29) Menetapkan/mengesahkan dan merotasi pegawai serta meberikan job

descripsion kepada masing-masing pegawai Cabang.

30) Melakukan penilaian pegawai, mengusulkan kenaikan gaji/ pangkat,

promosi jabatan, penghargaan/penegakan hukuman pegawai Cabang

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

31) Menegakkan disiplin dan meningkatkan dedikasi pegawai dengan

memberi contoh yang baik dalam segala bidang.

32) Mengimplementasikan corporate culture Bank Syariah Mandiri

kepada seluruh Cabang.


41

2. Manajer Pemasaran

1) Mengelola secara optimal sumber daya agar dapat mendukung

kelancaran operasional Cabang.

2) Membuat rencana kerja (RKSP) tahunan bidang pemasaran agar

dapat mendukung kelancaran operasional Cabang.

3) Memonitor realisasi target operasional Cabang serta menetapkan

upaya-upaya pencapaiannya.

4) Melaksanakan strategi pemasaran guna mencapai tingkat

volume/sasaran yang telah ditetapkan, baik pembiayaan, pendanaan

maupun jasa-jasa.

5) Melaksanakan peninjauan atas proses pembangunan pembiayaan

dan penekanan kepada upaya antisipasi risiko pembiayaan meliputi:

a) Peninjauan kelengkapan dan keabsahan dokumen permohonan

pembiayaan.

b) Peninjauan kecukupan hasil invetigasi.

c) Peninjauan ketajaman dan kedalaman analisis pembiayaan.

d) Peninjauan kewajaran limit pembiayaan dan nisbah bagi

hasil/margin.

e) Peninjauan kelengkapan persyaratan/syarat pembiayaan yang

ditetapkan sehingga pembiayaan aman ditinjau dari segala

bidang.

6) Bersama-sama dengan anggota komite pembiayaan lainnya

memutuskan pembiayaan sesuai dengan batas wewenangnya.


42

7) Peninjauan prasayarat/syarat dalam surat penegasan persetujuan

pemiayaan (SP3) telah sesuai dengan yang diputuskan Komite

Pembiayaan Cabang/Kantor Pusat.

8) Peninjauan akad pembiayaan dan surat sanggup telah sesuai dengan

yang dipersyaratkan dalam SP3

9) Meyakini bahwa kelengkapan-kelengkapan dokumen sbagai

prasyarat/syarat pencairan fasilitas pembiayaan telah dipenuhi

nasabah.

10) Meyakini bahwa pengikatan jaminan dan penutupan asuransi telah

dilaksanakan pada kesempatan pertama setelah akad pembiayaan

ditandatangani dan biayanya telah dibebankan kepada nasabah.

11) Mengawasi ketertiban penyelengaraan dokumen pembiayaan yang

telah dilakukan bawahannya.

12) Melakukan pemantauan terhadap kualitas aktiva produksi dan

mengupayakan pencapaian kolektifbilitas lancar, minimal sama

dengan target yang ditetapkan direksi.

13) Mengkoordinir/melaksanakan penagihan kewajiban nasabah yang

telah jatuh tempo/menunggak.

14) Melakukan pembianaan terhadap nasabah maupun investor.

15) Mengkoordinir pelaksanaan penilaian ulang atas pembiayaan yang

telah diberikan Cabang.

16) Mengkoordinasikan dengan bagian lain dalam

memecahkan/menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.


43

17) Melaksanakan pengumpulan data/informasi mengenai

perkembangan ekonomi, pembangunan dan dunia usaha setempat

untuk dijadikan pengembangan usaha Cabang.

18) Memberikan bantuan terhadap pelaksanaan Audit Intern/Ekstern

khususnya yang berkaitan dengan bidang pemasaran dan

melaksanakan pelurusan atas penyimpangan yang ditemukan leh

auditor.

19) Melakukan pembinaan akhlak pegawai secara rutin agar diperoleh

banker-bankir yang islami dan member nasihat terhadap pegawai

yang mengalami masalah pribadi/ keluarga yang dapat/telah

menganggu kelancaran tugas-tugasnya.

20) Membina, melatih, dan mengarahkan pegawai agar mampu

mengembangkan kemampuan, motivasi, dan disiplin kerja dalam

rangka meningkatkan profesionalisme.

21) Menegakkan disiplin dan meningkatkan dedikasi pegawai bidang

pemasaran dengan memberi contoh yang baik dalam segala bidang.

22) Merencanakan dan mengusulkan pendidikan dan pelatihan yang

diperlukan bagi pegawai dalam bidang pemasaran.

23) Melakukan evaluasi berkala terhadap kualitas dan kuantitas sumber

daya yang tersedia guna menetapkan langkah-langkah/strategi yang

akan dilakukan.

24) Menjaga kebersihan dan keserasian lingkungan kerjanya.

25) Mengusulkan penempurnaan pedoman/ketentuan pembiayaan

kepada pimpinan Cabang.


44

26) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikn oleh Cabang.

27) Mengimplementasikan corporate culture Bank Syariah Mandiri

kepada seluruh pegawai di bidang pemasaran.

3. Manajer Operasional

1) Mengelola secara optimal sumber daya bidang operasi agar dapat

mendukung kelancaran operasional Cabang.

2) Membuat rencana dan sasaran kerja tahunan Cabang di bidang operasi.

3) Melakukan pengecekan pemenuhan prasyarat/syarat pembiayaan

berdasarkan Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3) dan akad

pembiayaan.

4) Memberikan rekomendasi disetujui/ditundanya pencairan pembiayaan

berdasarkan hasil pengecekan persyaratan pembiayaan yang telah

dilakukan.

5) Melakukan pemuatan terhadap Kualitas Aktiva Produktif dan

menginformasikan hasilnya kepada Pimpinan Cabang serta Manajer

Pemasaran.

6) Mengkoordinir pelaksanaan administrasi pembiayaan dan

pelaporannya.

7) Mengkoordinir dan memastikan terselenggaranya kegiatan akutansi,

pelaporan pelayanan bidang kas, logistic, sumber daya insane,

pengamanan, kebersihan, kearsipan, dan pengoperasian computer

Cabang dengan baik dan benar.

8) Mengkoordinir dan memastikan terselenggaranya filing dokumen

pembiayaan (legal file) secara tertib dan aman.


45

9) Memastikan pencapaian target operasional Cabang.

10) Berkoordinasi dengan bagian lain dalam memecahkan/menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi.

11) Mengusulkan penyempurnaan Pedoman Operasional Bank atau

ketentuan lainnya kepada Pimpinan Cabang.

12) Menjaga kebersihan dan kerapian di lingkungan kerjanya.

13) Melakukan pembinaan akhlak pegawai secara rutin agar diperleh

banker-bankir yang islami dan member nasihat terhadap pegawai yang

mengalami masalah pribadi/keluarga yang dapat/ telah mengganggu

kelancaran tugas-tugasnya.

14) Merencanakan dan mengusulkan pendidikan dan pelatihan yang

diperlukan bagi pegawai di bidang operasi.

15) Melakukan evaluasi berkala terhadap kecukupan kualitas dan kuantitas

sumber daya bidang operasi guna menetapkan strategi yang akan

dilakukan.

16) Mengarahkan dan mendorong pegawai di bidang operasi untuk bekerja

sama secara optimal dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada

nasabah.

17) Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan bawahan yang

menjadi binaannya.

18) Mengimplementasikan corporate culture Bank Syariah Mandiri kepada

seluruh karyawan di bidang operasi.

19) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Cabang.

4. Pengawas Internal dan Kepatuhan


46

1) Kebijakan/Peraturan

a) Memastikan kebijakan intern, prosedur operasional atau

peraturan lainnya yang telah tersedia di Cabang Malang.

b) Memastikan bahwa kebijakan/ketentuan Kantor Pusat telah

disosialisasikan.

2) Operasional

a. Memeriksa ulang terhadap keabsahan dan kebenaran

proses transaksi harian serta keabsahan bukti-bukti

pendukungnya (dengan proofshet)

b. Memastikan kebenaran posting transaksi pada AS-400.

c. Memastikan kebenaran pelaksanaan kegiata operasional

telah sesuai dengan Pedoman Operasional Bank (BOP),

Surat Edaran, atau ketentuan lainnya bak dari kantor pusat

maupun pihak eksternal (BI atau pihak ketiga lainnya).

d. Memastikan bahwa pembuatan laporan unit kerja, baik

laporan kepada Kantor Pusat maupun pihak eksternal (BI

atau pihak ketiga lainnya) telah dilakukan dengan benar

dan tepat waktu.

e. Menilai kesesuaian pelaksanaan tugas masing-masing

pegawai dengan job description.

f. Melakukan pemantauan atas tindak lanjut rekomendasi

Auditor (baik SKAI-DPI atau auditor eksternal), maupun

rekomendasi dari unit kerja Kantor Pusat lainnya.


47

g. Melakukan bahwa keamanan dan kebersihan ruang

komputer telah memadai.

h. Memastikan bahwa keamanan dan kebersihan ruang kerja

komputer telah memadari.

3) Pembiayaan

a. Memastikan bahwa proses pemberian pembiayaan telah sesuai

dengan kebijakan/ketentuan internal bank.

b. Memastikan bahwa semua pembiayaan telah mendapatkan

persetujuan pejabat berwenang.

c. Memastikan kebenaran administrasi pembiayaan yang diberikan.

d. Memastikan kelengkapan dan keabsahan legal dokumen.

e. Memastikan bahwa fisik jaminan telah dikuasai oleh bank dengan

aman dan sesuai dengan nilai dan lokasinya.

4) Umum

a. Mengawasi absensi pegawai.

b. Memastikan bahwa hak pegawai telah terpenuhi/dibayar sesuai

ketentuan.

c. Memastikan kecukupan sarana logistic dan sumber daya insane

serta serta pemanfaatanya telah diakukan secara efektif dan efisien.

d. Memastikan pengalokasian arsip Cabang talah berjalan sesuai

dengan ketentuan.

e. Menyimpan, membuat daftar file, da bertanggung jawab atas

bukti/file pembukuan yang telah dilakukan pemeriksaan.


48

5) Pelaporan

a. Membuat laporan isidentil apabila terjadi hal-hal khusus yang perlu

dilaporkan (kasus).

b. Secara mingguan membuat laporan kepada Cabang atas

temuan/penyimpangan yang terjadi.

c. Setiap bulan membuat laporan kepada unit kepatuhan atas temuan

yang bersifat prinsipil.

5. Marketing Officer dan Assistant Marketing

a) Membantu manajemen pemasaran dalam menetapkan rencana

kerja (RKAP) tahunan bidang pemasaran, baik pembiayaan,

pendanaan, maupun jasa-jasa bank.

b) Melaksanaan strategi pembiayaan produksi bank guna mencapai

volume/sasaran yang telah ditetapkan.

c) Melakukan survey/pengamatan secara langsung terhadap

kondisi/potensi bisnis daerah.

d) Membuat perencanaan solistiasi nasabah maupun investor untuk

memperoleh nasabah / investor yang baik.

e) Melasanakan sosilitasi nasabah maupun investor sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.

f) Melayani permohonan pembiayaan nasabah, baik baru maupun

perpanjangan.

g) Memberikan informasi terhadap nasabah mengenai persyaratan

pembiayaan yang harus dipenuhi sehubungan dengan

permohonan pembiayaan nasabah.


49

h) Menerima dan memeriksa kebenaran dan kelengkapan berkas

permohonan pembiayaan nasabah.

i) Melaksanakan investigasi melalui wawancara, bank checking,

pemeriksaan setempat, tread and market cheking.

j) Membuat surat penolakan atas pemohonan pembiayaan nasabah

yang ditolak.

k) Melakukan pengawasan dan membantu nasabah sehubngan

dengan fasilitas pembiayaan yang sedang dinikmati.

l) Melaksanakan penagihan rutin atas kewajiban nasabah yang

jatuh tempo.

m) Menyelesaikan fasilitas pembiayaan nasabah yang tergolong

kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet.

n) Melakukan pemantauan terhadap kualitas aktiva produktif dan

mengupayakan pencapian kolektabilitas lancar minimal sama

dengan target yang ditetapkan direksi.

o) Melakukan koordinasi kerja dengan analis.

p) Memonitor realisasi pengajuan permohonan pembiayaan dan

penyimpangan dana atas nasabah-nasabah/investor yang telah

disolitasi dan kesuksesan dalam pemberian pinjaman.

q) Secara terus-menerus berupaya meningkatkan/ pemahaman

produk-produk Bank Syariah Mandiri dan tata cara

pelayanannya, termasuk syarat-syarat di masng-masing jeni

produk.

r) Melaksanakan pendidikan yang ditugaskan oleh atasan.


50

s) Menjaga kebersihan dan keserasian lingkungan kerja.

t) Mengimplementasikan budaya SIFAT.

u) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk oleh atasan.

6. Customer Service

a) Memberikan penjelasan nasabah/calon nasabah atau investor

mengenai produk-produk Bank Syariah Mandiri berikut syarat-

syaratnya maupun tata cara prosedurnya.

b) Melayani pembukaan rekening giro dan tabungan sesuai dengan

permohonan investor.

c) Melayani percetakan cek atau bilyet giro.

d) Melayani permintaan nasabah untuk melakukan memblokiran,

baik rekening giro maupun tabungan.

e) Melayani penutupan rekening giro atas permintan investor

sendiri karena ketentuan bank (yang telah disepakati investor)

maupun karena peraturan Bank Indonesia.

f) Melayani prmohonan penerbitan dan pencairan deposito

berjangka dari investor.

g) Melayani investor yang butuh invormasi tentang saldo dan

mutasi rekeningnya.

h) Melayani investor dalam permintaan ‘standing order’ atau

instruksi pembayaran berjangka lainnya.

i) Melayani investor yang menginginkan pindah ke cabang lain.

j) Melayani nasabah dalam hal ada permintaan advice / tembusan

rekening giro.
51

k) Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa bank saperti

transfer, inkaso, pemindah-bukuan antar rekening nasabah, auto

save, surat refrensi bank, dan sebagainya.

l) Melayani transaksi transfer masuk berikut melakukan

pemeriksaan kebutuhan tanda bukti dari nasabah dengan data-

data yang ada pada Surat Pembritahuan Kiriman Uang (SPUK)

dan membubuhkan paraf pada SPUK.

m) Memberikan usulan-usulan kepada manager pemasaran untuk

perbaikan pedoman/ketentuan tentang pelayanan kepada

nasabah/investor.

n) Menyelenggarakan administrasi kartu-kartu yang diperlukan

untuk pelayanan kepada nasabah/investor.

o) Mengiplementasikan budaya SIFAT

p) Input data customer facility.

q) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk atasan.

7. Administrasi Pembiayaan

1) Melakukan pengecekan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan

senelum fasilitas dicairkan berdasarkan prasyarat/syarat yang telah

disepakati.

2) Monitoring ketertiban pelaksanaan pembayaran kewajiban nasabah

(angsuran/bagi hasil)

3) Melakukan administrasi jaminan pembiayaan.


52

4) Monitoring kewajiban nasabah yang telah jatuh tempo (menunggak)

untuk diinformasikan kepada manajer Operasi dan diteruskan kepada

Manajer Pemasaran untuk ditindak lanjuti.

5) Membuat dan menyampaikan laporan dibidang pembiayaan, baik

kepada Kantor Pusat maupun kepada Bank Indonesia secara benar dan

tepat waktu.

6) Melakukan monitoring atas kualitas aktiva produktif dan

menginformasikan hasilnya kepada manajer Operasi.

7) Melakukan pengelolaan filing dokumen pembiayaan (legal dokumen)

secara aman dan tertib.

8) Menerima surat permintaan informasi bank lain dengan melakukan:

a. Pemeriksaan surat permintaan informasi bank dari bank lain serta

mencocokkan dengan data nasabah yang ada.

b. Meneruskan jawaban informasi bank kepada yang membutuhkan.

9) Mengikuti pendidikan sesuai yang ditugaskan oleh atasan.

10) Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan oleh manajer operasi

maupun kepala cabang.

8. SDI dan Umum

1) Mentatausahakan absensi harian pegawai (pagi dan sore hari)

2) Mentatausahakan dan membayar uang lembur pegawai.

3) Mentatausahakan dan membayar penggantian uang kesehatan pegawai.

4) Mentatausahakan cuti tahunan pegawai.

5) Mentatausahakan pembayaran gaji pegawai.

6) Mentatausahakan pemberian pinjaman pegawai.


53

7) Mensosialisasikan peraturan perusahaan dan ketentuan-ketentuan

bidang ketenagakerjaan kepada seluruh pegawai cabang.

8) Membuat analisis kebutuhan pegawai seluruh unit kerja dikaitkan

dengan kondisi usaha yang telah dibuat akurat.

9) Membuat rencana pendidikan dan pelatihan pegawai telah terlaksana

dengan baik.

10) Melaksanakan rotasi/mutasi pegawai sesuai dengan keperluan atasan.

11) Membuat Laporan Personalia Cabang ke Kantor Pusat.

12) Membuat procfing atas tiket-tiket KKR yang berada dalam

pengelolaannya, seperti tiket KKR pajak, KKR Tunjangan Hari Raya,

BCD Persekot Gaji (jika ada), dan berbagai bentuk kontijensi lain yang

berhubungan dengan personalia setiap akhir bulan atau akhir periode.

13) Mengimplementasikan corporate culture Bank Syariah Mandiri secara

optimal.

14) Memberikan masukan kepada atasan untuk perbaikan ketentuan-

ketentuan yang berkaitan dengan personalia.

15) Melaksanakan tugas-tugaslain yang diberikan oleh atasan.

9. Teller

a) Bersama-sama dengan manajer operasional:

a. Membuka dan menutup brangkas.

b. Menghitung uang yang akan disimpan ke dalam brangkas.

c. Mengambil/menyimpan uang tunai dari/ke dalam brangkas

kas/teller.

d. Melaksanakan pengawasan brangkas.


54

b) Pada awal/akhir hari mengambil/menyimpan box teller dari/ke

dalam brangkas.

c) Bersama-sama manajer operasional:

a. Menghitung persediaan uang yang ada di brangkas teller.

b. Pada awal/akhir membuka / menutup brangkas teller.

d) Melayani penyetoran tunai maupun non tunai dengan benar dan

cepat.

e) Melayani penarikan tunai maupun non tunai dengan benar dan

cepat dengan memperlihatkan batas wewenang yang

dimilikinya.

f) Membuka (posting) mutasi kas secara benar melalui

terminalnya.

g) Menyerahkan cek/bilyet giro, slip penarikan kepada manajer

operasional untuk diperiksa.

h) Memilah dan mempersiapkan uang tunai yang akan dilabel

(diikat dengan kertas vigget Bank Syariah Mandiri.

i) Mengkompilasi daftar penerimaan dan pengiriman kas,

menghitung saldo kas akhir hari ini dan mencocokkan dengan

jumlah fisik saldo uang tunai yang ada dalam box-nya sendiri.

j) Menjumlahkan nominal dan lembar warkat kliring dan

mencocokannya dengan rekapitulasi kliring penyerahan.

k) Melaksanakan sign-on dan sign-off secara tertib pada pagi hari

dan setiap akan mengakhiri pekerjaan pada terminal (work

station)
55

l) Mencetak mutasi kas pada sore hari melalui AS-400 dan

mencocokannya dengan tiket-tiketnya.

m) Bersama-sama manajer operasional melaksanakan cash opname

setiap akhir bulan.

n) Menampung usul/saran nasabah/investor dan diteruskan kepada

manajer operasional untuk ditindaklanjuti.

o) Memberika usaha perbaikan pedoman/ketentuan yang berkaitan

dengan pelayanan kas pada manajer operasional.

p) Menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya.

q) Menjaga ketertiban dan keamanan sistem komputerisasi secara

fisik maupun administrasi.

r) Menjaga kebersihan lingkungan kerjannya.

s) Mengimplemetasikan budaya SIFAT.

t) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk atasan.

10. Back Office

a) Melaksanakan pemeriksaan ulang atas semua transaksi transfer

keluar/masuk maupun nota debit keluar/masuk setap akhir hari.

b) Memeriksa kebenaran/kecocokan antara fisik blanko nota

kredit/nota debit dengan kartu persediaan.

c) Mem-file berkas-berkas transfer.

d) Menerima warkat kliring berupa cek/bilyet giro bank lain, nota

kredit/nota debit dar petugas terkait.

e) Melakukan penyerahan kliring warkat ke Bank Indonesia.

f) Menerima penyerahan kliring penerimaan dari Bank Indonesia.


56

g) Meyakinkan bahwa rekening pelantara yang digunakan untuk

transaksi kliring telah bersaldo nihil pada akhir hari kerja.

h) Mengusulkan penyempurnaan pedoman/ketentuan yang

berhubungan dengan kliring kepada manajer operasional/kepala

cabang.

i) Melayani dan menata usahakan transaksi inkaso keluar dan

masuk.

j) Melayani dan menatausahakan hasil inkaso.

k) Membuat daftar inkaso yang masih outstanding setiap akhir

bulan.

l) Mengimplementasikan budaya SIFAT.

m) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditunjuk atasan.

2.6.4 Budaya Bank Syariah Mandiri

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak

pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang

disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah

Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values

Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.

• Excellence

Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu

dan berkesinambungan.

• Teamwork

Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.


57

• Humanity

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.

• Integrity

Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.

• Customer Focus

Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk

menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya

dan menguntungkan.

Kelima nilai tersebut, diakronimkan menjadi “ETHIC”. Kata

ETHIC sendiri berarti “set of moral principal (himpunan prinsip-prinsip

moral) sebagai tatanan perilaku mulia yang membentuk keunggulan insan

BSM. Agar nilai-nilai bersama yang telah dirumuskan dan disepakati

dapat dipaham, dihayati, dan dilaksanakan oleh seluruh insan Bank

Syariah Mandiri dalam kehidupan berorganisasi maka shared values Bank

Syariah Mandiri diterjemahkan ke dalam perilaku-perilaku utama sebagai

berikut:
58

2.6.5 Nilai-Nilai Organisasi

Tabel 2.3

Nilai-Nilai Organisasi pada Bank Syariah Mandiri

Nilai Perilaku Utama (Core Behavior)

Excellence • Perfection: Berkomtmen kepada

(Imtiyazz) kesempurnaan

• Ounership : mengembangkan sikap rasa

saling memiliki yang positif.

• Prudence : menjaga amanah secara hati-hat

dengan selalu memperhitungkan risiko atas

keputusan yang diambil dan tindakan yang

dilakukan.

• Competence: meningkatkan keahlian sesuai

tugas yang diberikan dan tuntutan profesi

banker.

Teamwork • Trust: mengembangkan sikap saling percaya

(‘Amal yang didasari pikiran dan perilaku positif.

Jamma’iy) • Result: memiliki orientasi pada hasil dan

nilai tambah bagi stakeholders.

• Respect: menghargai pendapat dan

kontribusi orang lain.

• Effective Communication: mewujudkan

iklim lalu lintas yang lancar dan sehat, serta

menghindari kegagalan dengan selalu


59

meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Humanity • Sincerity: meluruskan niat untuk

(Insaniyah) mendapatkan ridho Allah

• Universality: mengembangkan nilai-nilai

kebaikan yang secara umum diterima seluruh

umat manusia.

• Social Responsibility: memiliki kepedulian

terrhadap lingkungan dan sosial tanpa

mengabaikan tujuan perusahaan.

Integrity • Honesty: menjunjung tinggi kejujuran dan

(Shiddiq) nilai setiap perlaku.

• Diciplin: melaksanakan tugas dan kewajiban

sesuai dengan dengan ketentuan dan tuntutan

perusahaan serta nilai-nilai syariah.

• Responcibility: menerima tugas sebagai

amanah dan menjalankannya dengan penuh

tanggung jawab.

Customer • Good Corporate: melaksanakan tata kelola

Fokus organisasi yang sehat.

(Tafdhilu Al- • Innovation: proaktif menggali dan

‘Umalaa) mengimplementasikan ide-ide untuk

memberikan layanan yang lebih baik dan

lebih cepat dibandingkan dengan competitor.


60

• Customer Satisfying: mengutamakan

pelayanan dan kepuasan pelanggan.

(Sumber : Bank Syariah Mandiri)

2.6.6 Prinsip-Prinsip Operasional

• Keadilan

Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil, transfer prestasi dari mitra

usaha dalam porsi yanga dil sesuai dengan fitrah alam.

• Kemitraan

Posisi nasabah investor, pengguna dana bank berada dalam hubungan

sejajar sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan dan bertanggung

jawab, dimana bank syariah mandiri benar-benar berfungsi sebagai

intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.

• Keterbukaan

Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan,

nasabah dapat mngetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen

bank.

• Universalitas

Bank Syariah Mandiri dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-

bedakan suku, agama, ras dan golongan dalam masyarakat dengan prinsip

Islam sbagai rahmatan lil alamin.


BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah diperoleh dan keterangan-keterangan dan

teori yang telah ada maka dapat disimpulkan bahwa Kegiatan atau operasi dari

Bank Syariah tidak jauh beda dengan Kegiatan atau operasi dari Bank-bank

konvensional. Kegiatan utamanya adalah menghimpun dana, menyalurkan dana,

dan memberikan jasa bank lainnya. Dari kegiatan utama bank, penulis

menemukan perbedaan didalamnya. Yaitu terdapat pada Bidang Investasi, prinsip

dalam pengelolaan dana, cara perolehan keuntungan/laba bank, adanya dewan

pengawas pada bank syariah, dan tujuan utama bank.

Terdapat banyak produk yang disediakan oleh Bank Syariah termasuk

Bank Syariah Mandiri (BSM). Salah satunya adalah produk yang sangat diminati

oleh nasabah yang beragama Islam. Produk tersebut adalah pembiayaan Talangan

Haji. Pembiayaan Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari

bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh

kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH. Produk tersebut diminati karena

mempunyai manfaat yang sangat besar bagi nasabah dan kemudahan dalam

memperoleh fasilitas tersebut.

Fasilitas Talangan Haji ini juga dipunyai oleh beberapa bank umum. Di

bank umum fasilitas ini termasuk dalam jenis pembiayaan yang terdapat bunga

pinjaman per tahun. Dengan adanya bunga pada bank umum tersebut maka terjadi

perbedaan antara jasa bank umum dan bank syariah dalam pemberian jasa

61
62

pembiayaan nasabah dalam naik haji. Perbedaannya, biaya naik haji akan semakin

mahal apabila nasabah dari bank umum tidak bisa melunasi kewajiban mereka.

Akan tetapi di bank syariah, walaupun dalam bentuk pembiayaan, tidak

diperbolehkan adanya bunga dalam kegiatannya. Oleh karena itu keuntungan bagi

pihak Bank Syariah Mandiri (BSM) diperoleh dari ujroh atau biaya yang

dikenakan dalam pemberian fasilitas pembiayaan Talangan Haji. Ujroh dibayar

oleh nasabah di awal.

Fasilitas pembiayaan Talangan Haji memberikan kepastian keberangkatan

Haji para nasabah. Sehingga nasabah bisa mendapat kepastian keberangkatan

Haji. Hal ini lebih baik dibandingkan apabila nasabah melakukan tanpa melalui

fasilitas ini. Karena kebarangkatan Haji nasabah baru akan ditentukan setelah

pelunasan biaya naik haji. Dengan kata lain, mempercepat dan memudahkan

nasabah dalam melaksanakan Haji.


BAB IV

SARAN

Pada bagian akhir laporan ini, penulis ingin memberikan saran kepada

pihak Bank Syariah Mandiri (BSM) yang berkaitan dengan pembahasan yang

telah ada.

1. Meningkatkan tingkat keberadaan produk fasilitas yang telah ada,

khususnya fasilitas pembiayaan talangan haji. Karena fasilitas tersebut

mempunyai potensi yang sangat besar dilihat dari segi masyarakat

Indonesia yang sebagian penduduknya mayoritas beragama Islam.

2. Penambahan divisi atau bagian kerja yang menangani khusus dalam

produk talangan haji. Karena pada Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang

Malang masih belum mempunyai unit yang khusus dalam pelayanan

produk ini. Hal ini diharapkan agar kinerja Bank Syariah Mandiri (BSM)

Cabang Malang lebih optimal. Dan juga jumlah nasabah pada produk ini

sangat banyak.

3. Berkenaan dengan jangkauan Bank, Bank Syariah mandiri (BSM) harus

terus membuka cabang-cabang baru untuk meluaskan pasar.

4. Perlu adanya unit baru yaitu Desk Call di setiap cabang Bank Syariah

Mandiri (BSM). Unit ini berfungsi seperti Customer Service yang khusus

melayani nasabah via telpon. Agar pelayanan kepada nasabah lebih

optimal.

5. Menambah pelayanan pada produk talangan haji. Karena nasabah masih

harus melakukan pengajuan SPPH sendiri. Bagaimana apabila pihak bank

63
64

melakukan permohonan SPPH bagi nsabah, sehinggga nasabah akan

merasa lebih mudah dan terbantu dengan produk talangan haji dari Bank

Syariah Mandiri (BSM).

Laporan magang ini dibatasi pada permasalahan pembiayaan talangan haji

yaitu bagaimanna cara dan prosedur Pembiayaan talangan haji di Bank Syariah

Mandiri cabang Malang.

You might also like