You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN LANJUT KOMUNITAS

AGREGAT DEWASA DENGAN MENDERITA DM DI KELURAHAN


MOJO SURABAYA

Disusun oleh:

Widhiarti
Maria Manungkalit
Farida Umamah
Arief Widya Prasetya

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2010
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daiabetes militus merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya
semakin meningkat dari tahun ke tahun, World health organization (WHO)
memprediksi kenaikan jumlah pasien diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030, bahkan Indonesia
menempati urutan keempat di dunia sebagai jumlah penderita diabetes mellitus
terbanyak setelah India, China dan Amerika (Pratiwi, 2007).
Pengobatan diabetes memerlukan waktu yang lama (karena diabetes
merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup) dan sangat
kompleks (tidak hanya membutuhkan pengobatan tetapi juga perubahan gaya
hidup) sehingga seringkali pasien tidak patuh dan cenderung menjadi putus asa
dengan program terapi yang lama, komples dan tidak menghasilkan kesembuhan.
Hasil penelitian di beberapa Negara, ketidak patuhan pasien diabetes dalam
berobat mencapai 40 – 50%. Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan
rata – rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di Negara
maju hanya sebesar 50% dan di Negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih
rendah. Tahun 2006 jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 14 juta
orang, dari jumlah itu baru 50% penderita yang sadar mengidap dan sekitar 30%
diantaranya melakukan pengobatan secara teratur (delamater, 2009; Pratiwi,
2007).
Perawat merupakan faktor yang mempengaruhi peran penting dalam
merubah perilaku pasien sehingga terjadi kondisi keseimbangan (equilibrium)
dalam diri pasien. Pada makalah ini akan dibahas tentang bagaimana perawatan
komunitas pada kelompok dewasa dengan diabetes militus.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 2


Di Kelurahan Mojo Surabaya
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran tentang perilaku berisiko pada komunitas
agregat orang dewasa di Kelurahan Mojo termasuk upaya pencegahan dan
penanganannya melalui pendekatan proses keperawatan.
Tujuan Khusus:
1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas agregat orang
dewasa.
2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas agregat orang dewasa.
3. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas agregat orang dewasa.
4. Membuat perencanaan tindakan terkait diagnosa keperawatan.

1.3 Manfaat
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan di atas, asuhan keperawatan yang
ditujukan pada komunitas agregat orang dewasa di Kelurahan Mojo
diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Membantu orang dewasa lainnya melalui kelompok peernya baik dalam
institusi pendidikan formal maupun masyarakat luar.
2. Membantu orang dewasa dalam mencegah terjadinya perilaku berisiko.
3. Memberikan informasi data tentang orang dewasa dan risiko yang
mungkin terjadi.
4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan
terkait orang dewasa.
5. Membantu masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai anak orang
dewasa dalam memberikan intervensi.
6. Sebagai bahan informasi tambahan bagi petugas kesehatan dalam
memberikan penanganan orang dewasa dalam hal promotif dan preventif.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 3


Di Kelurahan Mojo Surabaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dan Deskripsi Komunitas.


2.1.1 Definisi Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan
sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat
dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah dewasa yang tergolong
kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait
perilaku tidak sehat.

2.1.2 Deskripsi wilayah Komunitas


Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat dewasa dengan
DM di kelurahan Mojo pada tanggal 20 desember 2010.

2.1.3 Besarnya Komunitas


Komunitas agregat dewasa dengan diabetes millitus yang menjadi sasaran
pengkajian adalah orang dewasa yang berusia 22 tahun – 55 tahun pada lingkup
RW 8 Kelurahan Mojo Surabaya.

2.2 Konsep DM
2.2.1 Pengertian
Kata Diabetes berasal dari Diabetus berarti banyak mengeluarkan
pancuran. Mellitus berarti : Madu atau gula (http//artikelindonesia.com). Diabetes
Mellitus adalah penyakit herediter dengan gangguan metabolik dari karbohidrat,
lemak dan protein, karena defisiensi dari fungsi insulin yang disertai dengan
degenerasi vaskuler dalam tubuh. Mungkin produksi insulin tinggi, tetapi
efektivitasnya rendah. Insulin diproduksi dalam kelenjar pankreas (pulau-pulau
Langerhans). Produksi insulin normal 40-50 unit/ 24 jam. Fungsi insulin untuk
merubah glukosa menjadi glycogen. Menurut Mansyoer (2001) Diabetes Mellitus
adalah keadaan hiperglikemik kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat
gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik misalnya

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 4


Di Kelurahan Mojo Surabaya
pada mata, ginjal, syaraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Sedangkan menurut Susan Martin
Tucker (1998) Diabetes mellitus adalah Gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat, dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin/
secara relatif kekurangan insulin : dua klasifikasi yang terpenting adalah type I :
Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) dan type II: Non Insulin –
Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM).
2.2.2 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Defisiensi
Insulin
(absolut atau
relatif)

↓Ambila ↑Katabolisme ↑Lipolisis


n Protein

↑Asa ↑Kehilang ↑Gliserol ↑Asam


m an Lemak
Amino Nitrogen Bebas

↑Ketogenesis
Hiperglikem ↑Glukoneogene
ia sis
↑Ketonemia

Diuresis Kehilangan ↑Ketonuria


Elektrolit

Kehilangan hipotonik

Hiperosmolali Penipisan Volume Ketoasidosis

Koma Asidosis Metabolik


Syo
k
Gambar 2.1 Patofisiologi diabetes Mellitus (Hudak & Gallo, 1999)

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 5


Di Kelurahan Mojo Surabaya
Karbohidrat merupakan komponen diet yang penting, karbohidrat yang
dimakan akan dicernakan menjadi monosakarida dan diabsorbsi terutama dalam
duodenum dan jejunum proximal. Sesudah diabsorbsi kadar glukosa darah akan
meningkat untuk sementara waktu dan akhirnya akan kembali pada batas
dasarnya. Pengaturan fisiologi kadar glukosa darah sebagian tergantung dari:
1)Ekskresi glukosa, 2)Sintesis glikogen, 3)Glikoneogenesis dalam hati.
Selain itu jaringan-jaringan perifer, otot-otot dan adiposit juga mempergunakan
glukosa sebagai sumber energi, jaringan-jaringan ini ikut dalam mempertahankan
kadar glukosa darah, meskipun secara kwalitatif tidak sebesar kemampuan hati.
Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hepar dan yang dipergunakan
oleh jaringan-jaringan perifer tergantung dari keseimbangan fisiologi beberapa
hormon. Hormon-hormon ini dapat diklasifikasikan sebagai:
1) Hormon yang merendahkan kadar glukosa darah
2) Hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah
Insulin merupakan hormon yang menurunkan kadar glukosa darah, dibentuk sel-
sel beta pulau-pulau Langerhans Pankreas. Sebaliknya ada beberapa hormon
tertentu yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah antara lain:
(1) Glukagon yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau Langerhans
(2) Epineprin yang disekresikan oleh medulla adrenal dan jaringan kromatin lain
(3) Glukokortikoid yang disekresikan oleh konteks adrenal
(4) Hormon pertumbuhan yang disekresikan oleh kelenjar hypopisis anterior
Keempat hormon ini membentuk suatu membentuk suatu mekanisme yang
mencegah timbulnya hipoglikemi akibat pengaruh insulin.
2.2.3 Etiologi.
Etiologi Diabetes Mellitus masih belum jelas atau belum dapat ditentukan
dari berbagai literatur yang telah dibaca oleh peneliti ada berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi serta mengganggu pembuatan insulin dan metabolisme
karbohidrat didalam sel-sel sehingga dapat menyebabkan hiperglikemia dan
glukosuria (Sylvia A. Price, 1997)
1. Faktor Keturunan
Pada keluarga yang mempunyai penderita Diabetes Mellitus ada kemungkinan
± 25% akan menurunkan pada anggota keluarga dekat yang lain.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 6


Di Kelurahan Mojo Surabaya
2. Faktor Obesitas
Sekitar 80% penderita Diabetes Mellitus obesitas. Obesitas merupakan faktor
resiko untuk terjadinya Diabetes Mellitus, diketahui bahwa jumlah reseptor
insulin menurun ada obesitas dan penurunan berat badan, biasanya sebesar 20
pon.
3. Faktor Hormonal, meliputi: Pankretektomi,
Alloxan, Zat anti insulin, Penyakit-penyakit pancreas, Hipofisis, Suprarenal,
Thyroid.
2.2.4 Tanda dan Gejala
Manifestasi klinik dikaitkan dengan konsekuensi tubuh terhadap metabolik
defisiensi insulin. Klien yang mengalami defisiensi insulin tak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi glukosa
sesudah makan karbihidrat. Kalau hiperglikemia nya parah dan melebihi ambang
ginjal bagi zat tersebut, maka timbul glukosuria. Glukosuria ini mengakibatkan
diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poliurine) dan timbul
rasa haus (polidipsi). Karena glukosa hilang bersama urine, maka klien menderita
keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin
hebat (poliphagi) yang timbul akibat banyak kalori yang hilang dan klien
mengeluh lelah dan ngantuk.
Pada klien NIDDM dapat tidak memperlihatkan gejala apapun, pada
keadaan hiperglikemi yang lebih berat baru muncul gejala-gejala diatas. Biasanya
mereka tidak menderita ketoasidosis kalau hiperglikeminya parah dan klien tidak
memberi respon terhadap terapi diet, mungkin diperlukan terapi insulin untuk
menormalkan kadar glukosanya. Klien ini biasanya memperlihatkan kehilangan
sensitifitas perifer terhadap insulin eksogen.
Diabetes Mellitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga klien tidak
menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang terjadi lebih banyak,
buang air kecil sering, berat badan menurun. Gejala tersebut dapat berlangsung
lama tanpa dapat diperhatikan. Seringkali gambaran klinis tidak jelas. Dari sudut
klien Diabetes sendiri hal yang sering menyebabkan klien datang berobat ke
dokter dan kemudian di diagnosis sebagai Diabetes ialah keluhan : Kelainan kulit

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 7


Di Kelurahan Mojo Surabaya
gatal, bisul, Kelainan ginekologis keputihan, Kesemutan, rasa baal, Kelemahan
tubuh, Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh, Infeksi saluran kemih

2.3 Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas


Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat orang dewasa
menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (dewasa) dengan
DM digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa,
nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi
meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan
dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi
(Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).
Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:
I. Pengkajian
Data inti komunitas, terdiri dari:
1) Demografi: Jumlah dewasa keseluruhan, jumlah klien dewasa DM
menurut jenis kelamin, golongan umur.
2) Etnis: suku bangsa, budaya, status perkawinan, tipe keluarga.
3) Nilai, kepercayaan dan agama: nilai dan kepercayaan yang dianut
oleh klien dewasa berkaitan dengan gaya hidup, agama yang dianut,
fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan
keagamaan yang dikerjakan oleh klien dewasa.
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut:
1. Lingkungan Fisik
a. Inspeksi:
Lingkungan rumah tempat orang dewasa tinggal, kebersihan lingkungan,
aktifitas orang dewasa di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield
survey dan observasi.
b. Auskultasi:
Mendengarkan aktifitas yang dilakukan orang dewasa dari tokoh masyarakat,
kader kesehatan, dan kader melalui wawancara.
c. Angket:
Adanya kebiasaan pada lingkungan orang dewasa yang kurang baik bagi
perkembangan orang dewasa.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 8


Di Kelurahan Mojo Surabaya
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus orang dewasa, bentuk pelayanan
kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi orang dewasa
melalui wawancara.
3. Ekonomi
Jumlah orang dewasa yang telah bekerja, jenis pekerjaan.
Politik dan pemerintahan
Keikutsertaan orang dewasa dalam organisasi sosial dan politik di masyarakat,
kebutuhan orang dewasa terhadap terbentuknya organisasi orang dewasa
untuk mencegah terjadinya masalah pada orang dewasa, kebijakan pemerintah
tentang orang dewasa.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh orang dewasa untuk memperoleh
informasi pengetahuan tentang latihan dan nutrisi padapasien DM,
perubahan-perubahan yang terjadi pada orang dewasa baik secara fisik dan
psikologis dan masalah-masalah lain yang lazim terjadi pada orang dewasa.
Keikutsertaan orang dewasa pada pertemuan yang membahas masalah DM
pada orang dewasa.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan orang dewasa dengan orang lain,
keterlibatan orang lain dan lingkungan dalam menyelesaikan orang dewasa.
7. Pendidikan
Status pendidikan formal dan non formal yang diikuti oleh orang dewasa.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan orang dewasa, tempat sarana penyaluran
bakat orang dewasa seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu
penggunaan.

Peran Perawat Komunitas Terkait Diabetic


1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 9


Di Kelurahan Mojo Surabaya
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan
keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil
tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada
keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi
daripada individu dan keluarga.
2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Orang dewasa
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat orang dewasa
antara lain:
a. Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam
membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah
orang dewasa. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh
masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM,
NGO, BKKBN, PKBI dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan orang dewasa,
menetapkan penyedia pelayanan untuk orang dewasa.
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat orang
dewasa, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus
penyakit dan risiko pada orang dewasa.
d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan orang dewasa, merancang rencana perawatan
untuk memenuhi kebutuhan orang dewasa, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan
mengevaluasi dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak orang
dewasa di masyarakat dan orang dewasa di institusi formal, memberikan
pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan
kesehatan.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 10


Di Kelurahan Mojo Surabaya
f. Konselor
Membantu orang dewasa mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,
membantu orang dewasa mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait orang dewasa, mengaplikasikan hasil riset pada orang
dewasa, mendesiminasikan hasil riset.

h. Caregiver
Mengkaji status kesehatan komunitas orang dewasa, menetapkan diagnosa
keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana
tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi orang dewasa, menentukan
kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus orang dewasa terhadap pengambil
keputusan, mempersiapkan orang dewasa untuk mandiri.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 11


Di Kelurahan Mojo Surabaya
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DIABETES MILLITUS

Asuhan keperawatan agregat orang dewasa yang dilakukan di Kelurahan


Mojo menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian
status kesehatan orang dewasa, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader
kesehatan, orang dewasa dan orang tua, kelompok pengajian, pimpinan wilayah
setempat.
1. Pengkajian
Pengkajian pada agregat orang dewasa menggunakan pendekatan Community
as partner meliputi: data inti komunitas dan subsystem. Dan untuk asuhan
keperawatan menggunakan pendekatan teori Roy
2. Status perkawinan
100% dari responden sudah menikah.
3. Nilai, kepercayaan dan agama:
mayoritas responden beragama Islam yaitu 75%.
4. Data subsystem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1) Lingkungan Fisik
a. Inspeksi:
Tipe perumahan mayoritas permanen, jarak antara satu rumah yang
satu dengan lainnya sangat berdekatan. Kebersihan lingkungan terjaga
dengan baik, status kepemilikan sebagian besar rumah sendiri dan
sebagaian rumah kontrakan. Tampak aktifitas orang dewasa di beberapa
rumah karena sebagian besar ibu rumah tangga.
b.Auskultasi:
Hasil wawancara dengan kader, orang dewasa dan orang tua. Banyak
kegiatan yang ada pengajian rutin orang dewasa sekali seminggu di
majelis ta’lim dan qosidahan.
c. Angket:
Adanya kebiasaan pada lingkungan orang dewasa dengan DM yang
kurang baik karena sering jalan pagi tanpa menggunakan alas kaki.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 12


Di Kelurahan Mojo Surabaya
2) Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Pelayanan kesehatan khusus orang dewasa dan konseling untuk orang
dewasa DM belum ada di wilayah kelurahan Mojo.
3) Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara perekonomian warga kelurahan mojo
kebanyakan membuka took bagi ibu rumah tangga selain itu ada juga yang
bekerja diluar rumah.
4) Keamanan dan transportasi.
a. Keamanan : pos keamanan di masing – masing RT
b. Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan orang dewasa berdasarkan
inspeksi dan wawancara adalah sepeda motor, dan angkutan umum.
5) Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi orang dewasa adalah
keikutsertaan orang dewasa dalam organisasi sosial di masyarakat serta
kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan orang dewasa.
6) Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh orang dewasa untuk
memperoleh informasi pengetahuan tentang diabetes militus,
perubahan-perubahan yang terjadi pada orang dewasa dengan DM baik
secara fisik dan psikologis dan masalah-masalah lain yang lazim
terjadi pada orang dewasa.
b. Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan orang dewasa di wilayah
Kelurahan Mojo meliputi data tentang diskusi yang dilakukan orang
dewasa dengan DM dalam menyelesaikan dan mencegah masalah
orang dewasa dengan DM, keterlibatan lingkungan dalam
menyelesaikan orang dewasa.
7) Pendidikan
Rata – rata pendidikan orang dewasa di kelurahan Mojo RW 8 sebagian
besar Perguruan Tinggi

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 13


Di Kelurahan Mojo Surabaya
8) Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan warga biasanya ke mall yang
letaknya cukup dekat dengan pemukiman. Untuk pengembangan bakat orang
dewasa dibidang olah raga dan seni diwilayah kelurahan mojo terdapat
lapangan volly, lapangan bulutangkis, lapangan tenis meja, sanggar senam dan
fitness.
5. Analisis Data
Data Masalah
Dari hasil wawancara telah didapatkan: Resiko Cidera
1) Kelompok penderita DM (ulcerasi pada kaki)
mengungkapkan telah melakukan
olah raga secara teratur meskipun
hanya berjalan kaki.
2) Kelompok penderita DM
mengungkapkan melakukan olahraga
tersebut tanpa menggunakan alas kaki
yang memadai
3) Kelompok penderita DM mengatakan
tidak mengetahui cara perawatan
kaki.
4) Kelompok penderita DM mengatakan
belum mengetahui atau melakukan
senam kaki.
5) Hasil inspeksi didapatkan kaki
tampak bersih dan belum tampak ada
luka.

6. Diagnosa Keperawatan komunitas yang muncul adalah


Risiko cidera (peningkatan terjadinya ulcerasi pada kaki) berhubungan dengan
kurang pengetahuan

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 14


Di Kelurahan Mojo Surabaya
7. Prioritas Masalah
Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
penyelesaian positif untuk untuk score
Diagnosa masalah penyelesaian Peningkatan
keperawatan pada di komunitas kualitas
agregrate orang 1 : rendah hidup
dewasa 0 : tidak ada
2 : sedang 0 : tidak ada
1 : rendah
3 : tinggi 1 : rendah
2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi

Resiko Cidera 3 3 3 9
(ulcerasi pada kaki)

Kesimpulan:

masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah Resiko Cidera (ulcerasi pada
kaki) dan yang direncanakan adalah pembentukan paguyuban DM karena dengan
terbentuknya wadah untuk melakukan bagi penderita DM, dengan demikian
penderita DM di wilayah Kelurahan Mojo akan mempunyai wadah atau
organisasi sebagai tempat berbagi informasi tentang masalah yang sering dialami
oleh orang dewasa terutama masalah kesehatan dan alternativ penyelesaiannya
secara positif.
Tujuan terbentuknya Paguyuban (kelompok) penderita DM ini adalah peduli
kesehatan tersebut untuk memelihara serta meningkatkan status kesehatan
penderita DM dewasa di wilayah Kelurahan Mojo.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 15


Di Kelurahan Mojo Surabaya
b.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 16


Di Kelurahan Mojo Surabaya
Rencana/ Intervensi keperawatan

Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metoda Waktu Tempat


keperawatan
Resiko cidera Jangka Panjang: 1) Lakukan pendekatan secaraKetua RW danKomunikasi dan
(peningkatan 1) Terbentuknya paguyuban informal dengan pengurusKader kesehataninformasi
terjadinya ulcerasi DM dewasa di kelurahan organisasi kesehatan di RW di kelurahan
pada kaki) Mojo Mojo.
berhubungan 2) Terbentuknya perilaku 2) Diskusikan rencana pembentuk-Kepala seksiDiskusi
dengan kurang yang sehat pada an paguyuban penderita DMKesejahteraan
pengetahuan penderita DM dewasa dewasa dengan aparatSosial, Babinkam
yaitu perawatan pemerintah terkait berdasarkantibmas
kesehatan kaki DM data yang diperoleh
Jangka Pendek: 3) Lakukan kemitraan dengan lintasPuskemas Kerjasama
1) Penderita mengelami program dan sector yang terkait
peningkatan pengetahuan dengan penderita DM dewasa:
dalam melakukan dengan institusi Puskesmas
perawataan kaki

Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metoda Waktu Tempat

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas


Page 17
Di Kelurahan Mojo Surabaya
keperawatan
4) Lakukan kemitraan dengan LSMLSM DM Kerjasama
yang berminat dengan kesehatan
penderita DM
5) Lakukan pembentukan peguyub-Penderita DMSosialisasi
an dengan cara rekruitmenDewasa Informed
penderita DM untuk menjadi Consent
pengurus paguyuban.
6) Beri penyuluhan pada seluruhPenderita DMKomunikasi
penderita DM dewasa yang adaDewasa Informasi
di wilayah kelurahan Mojo Edukasi
tentang perawatan penderita DM
terutama pada perawatan kaki
yang termasuk senam kaki.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas


Page 18
Di Kelurahan Mojo Surabaya
BAB 4
PENUTUP

1. Kesimpulan
1) Pengkajian dilakukan pada agregat dewasa dengan masalah DM dengan
menggunakan frame work ”Model Konsep Adaptasi oleh Roy” dengan
berbagai modifikasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi agregat yang
dikaji, sedangkan Metode yang digunakan adalah wawancara dan
observasi.
2) Masalah keperawatan yang ditemukan adalah Resiko cidera (peningkatan
terjadinya ulcerasi pada kaki) berhubungan dengan kurang pengetahuan.
3) Perencanaan keperawatan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi
adalah dengan melakukan pendekatan secara informal dengan pengurus
organisasi kesehatan di RW, mendiskusikan rencana pembentukan
paguyuban penderita DM dewasa dengan aparat pemerintah terkait,
lakukan kemitraan dengan lintas program dan sector yang terkait dengan
penderita DM dewasa, Lakukan kemitraan dengan LSM yang berminat
dengan kesehatan penderita DM, melakukan pembentukan peguyuban
dengan cara rekruitmen penderita DM untuk menjadi pengurus
paguyuban, memberikan penyuluhan pada seluruh penderita DM dewasa
tentang perawatan penderita DM terutama pada perawatan kaki yang
termasuk senam kaki
2. Rekomendasi
a. Perlu dilakukan pengkajian dengan total populasi agar hasilnya lebih
representatif.
b. Instrumen yang digunakan dalam pengkajian belum sesuai sehingga
hendaknya dilakukan modifikasi dan dilakukannya uji validitas dan
reliabilitas.
c. Perlu waktu yang panjang apabila melakukan kemitraan dengan lintas
program dan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan dalam
menyelesaikan masalah.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 19


Di Kelurahan Mojo Surabaya

You might also like