You are on page 1of 4

3 Aspek penting tahun 1997 (awal dimulainya Era Reformasi):

1. Aspek Politik
2. Aspek Ekonomi
3. Aspek Hukum

Peraturan perundang – undangan baru, misalnya:


1. UU No. 22 Th 1999 tentang Pemerintahan Daerah
2. UU No. 25 Th 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan
Pusat & Daerah
3. UU No. 28 Th 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari KKN
4. UU No. 41 Th 1999 tentang Kehutanan, dan lain – lain.
UU yang dihasilkan kebanyakan adalah UU/Hukum yang bersifat sektoral,
sedangkan yang bersifat dasar belum ada.

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


Latar Belakang
# Ilmu Hukum
 Merupakan ilmu yang bersifat normative, ideal kristalisasi dari system
nilai,
budaya, ideology, refleksi kebiasaan, keputusan otoritas public.

# Ilmu Ekonomi
 Merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara pemenuhan
kebutuhan
manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas.

Definisi Ilmu Ekonomi menurut Manulang


Adalah: Suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahannya untuk
mencapai
Kemakmuran

Kemakmuran
 Suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya, baik
barang maupun jasa.

Kebutuhan manusia pada dasarnya ada 4 macam:


1. Kebutuhan Jasmani (Fisiologi)
2. Kebutuhan Rasa Aman
3. Kebutuhan Sosial
Misal: Usaha pendidikan, kesenian, olahraga, organisasi masyarakat,
kesenian & keterampilan.
4. Kebutuhan Harga Diri (Aktualitasi Diri)
Misal: Memiliki mobil mewah, TV berwarna, Rumah mewah, dll.

Definisi Ilmu Hukum


Van Apeldoorn
 Tidaklah mungkin memberi suatu definisi untuk hukum. Hal ini
didasarkan pada
kenyataan betapa kompleks & multi prespektif untuk mendefinisikan
hukum.
“ Bahwa hukum yang banyak seginyadan meliputi segala macam hal
yang
menyebabkan tak mungkin orang membuat suatu definisi apa
sebenarnya
hukum itu”.

Aristoteles
 Hukum adalah sesuatu dimana masyarakat menaati dan menerapkan
terhadap anggotanya sendiri.
Hukum yang universal adalah hukum alam.
Utrechs
 Hukum adalah himpunan peraturan – peraturan (perintah & larangan)
yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati
oleh
masyarakat tersebut.

Sumber Hukum:
• UU, hukum yang tercantum dalam Peraturan Perundangan.
• Kebiasaan (adat), hukum yang terdapat didalam peraturan – peraturan
kebiasaan (adat).
• Traktat / Perjanjian Internasional.
• Yurisprudensi, hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
• Doktrin (ilmu Pengetahuan).
Tujuan Hukum Secara Umum:
1. Untuk menegakkan moral.
2. Untuk merefleksikan kebiasaan.
3. Untuk mensejahterakan masyarakat.
4. Untuk melayani kekuasaan

Istilah dan Pengertian Hukum Perdata


Pada dasarnya hukum dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
 Hukum Publik
 Ketentuan – ketentuan hukum yang mengatur kepentingan umum.
Contoh: Hukum Pidana, Hukum Tata Negara, Hukum Acara Pidana, Hukum
Tata
Usaha Negara.

 Hukum Perdata (Hukum Privat)


 Ketentuan – ketentuan hukum yang mengatur kepentingan perdata
atau
perorangan.
Jadi hukum perdata mengatur hubungan antara subyek hukum yang satu
dengan subyek hukum yang lain dalam hubungan kekeluargaan didalam
pergaulan masyarakat.

Hukum Perdata meliputi :


Hukum Orang, Hukum Keluarga, Hukum Benda, Hukum Waris, Hukum Perikatan,
serta hukum Pembuktian dan daluarsa.

Istilah Hukum Perdata pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Djojodiguno


sebagai terjemahan dari Burgerlyk recht pada masa pendudukan Jepang.

Sudikno Mertokusumo memberi batasan Hukum Perdata sebagai berikut:


“Hukum antar perorangan yang mengatur hak dan kewajiban orang perorangan
yang satu terhadap yang lain didalam hubungan kekeluargaan dan didalam
pergaulan masyarakat”.

Kaidah Hukum Perdata dibedakan menjadi 2 macam, yaitu tertulis dan tidak
tertulis:
 Hukum Perdata tertulis
 Kaidah hukum yang terdapat dalam Peraturan Perundang – undangan,
Traktat, dan Yurisprudensi.

 Hukum Perdata tidak tertulis


 Kaidah – kaidah hukum perdata yang timbul, tumbuh, dan berkembang
dalam praktek kehidupan masyarakat (kebiasaan).
Luas Lapangan Hukum Perdata dibedakan menjadi 2:
 Hukum Perdata dalam arti luas
 Bahan hukum yang tertera dalam Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata, Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD), beserta Undang –
Undang lain (UU tambahan)
 Hukum Perdata dalam arti sempit
 Bahan hukum yang terdapat dalam Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata saja.

Pasal 1 KUHD
 “Kitab Undang – Undang Hukum Perdata berlaku atas hal – hal yang diatur
dalam Kitab Undang – Undang Hukum Dagang sekedar dalam Kitab Undang –
Undang Hukum Dagang tidak diatur secara khusus”.

Hukum Pluralistis
 Hukum Perdata yang berlaku itu terdiri dari berbagai macam ketentuan hukum
dimana setiap penduduk mempunyai sistem hukumnya masing – masing.

Pluralisme Hukum disebabkan oleh:


 Politik Pemerintah Hindia Belanda
 Belum adanya Ketentuan Hukum Perdata yang berlaku secara nasional.

SEJARAH TERJADINYA HUKUM PERDATA


Asas Korkondasi:
 Hukum yang berlaku di negeri jajahan Hindia Belanda sama dengan
ketentuanhukum yang berlaku dinegeri Belanda.

Hukum Perdata Belanda


Merupakan gabungan dari hukum kebiasaan / hukum kuno Belanda dan Code Civil
Perancis, karena selain didasarkan pada Code Civil Perancis, juga meresepsi
Hukum romawi.

Tgl 1 Oktober 1838 Hukum Perdata tersebut baru diresmikan (ditetapkan) di


negeri Belanda. Dan 10 tahun kemudian (1 Mei 1848) hukum ini berlaku di
Indonesia.

Pasal 2 Peralihan UU th 1945


“ Semua lembaga Negara yang yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan UUD dan belum diadakan UU yang baru.

Sistematika Hukum Perdata menurut pembegian kitab UU Hukum


Perdata adalah.
Buku I : Tentang Orang
Buku II : Tentang Hukum Benda
Buku III : Tentang Periaktan
Buku IV : Tentang Pembuktian dan Daluarsa

# Hipotik yang diatur dalam Buku II telah dicabut dengan UU no. 4 tahun 1996
tentang
hak tanggungan atas tanah beserta benda – benda yang berkaitan dengan
tanah.

# Perkawinan yang diatur dalam Buku I KUH Perdata telah dicabut dengan UU No.
1
tahun 1974 tentang perkawinan.
SUBYEK HUKUM

Menurut Subyek Hukum adalah setiap orang yang mempunyai hak dan
kewajiban juga mempunyai wewenang hukum.

Subyek hukum = pendukung hak dan kewajiban.

Pembagian Subyek Hukum dalam berbagai literature, ada 2 macam:


1. Manusia
Secara yuridis para ahli berpendapat bahwa manusia sama dengan orang
(persoon) dalam hukum, karena manusia mempunyai hak – hak subyektif
dan mempunyai kewenangan hukum.

Kewenangan hukum
 Kecakapan untuk menjadi subyek hukum yaitu sebagai pendukung hak
dan kewajiban.

Manusia mempunyai hak – hak subyektif sejak ia dilahirkan sampai


ia meninggal dunia. Hal ini di introdusir dalam pasal 2 KUH Perdata yang
berbunyi “Anak yang ada dalam kandungan seorang ibu, dianggap sebagai
telah dilahirkan, bilamana kepentingan si anak mengkehendakinya”.

Perbuatan Hukum
 Suatu perbuatan yang menimbulkan akibat hukum.

2. Badan Hukum
Adalah : Kumpulan orang – orang yang menpunyai tujuan tertentu, harta
kekayaan serta hak dan kewajiban.

Tujuan tertentu yang dimaksud


Adalah : Arah yang ingin dicapai dari pembentukan badan hukum tersebut,
dan
sejak awal didalam akta pendiriannya telah ditentukan tujuan dari badan
hukum tersebut.

Misal: Didalam akte disebutkan bahwa badan hukum ini diberikan untuk
mengurus anak yatim piatu, ini berarti bahea badan hukum tersebut
bergerak dalam pembinaan dan pengembangan anak yatim piatu

HUKUM BENDA

Hukum benda diatur dalam Buku II KUH Perdata dari pasal 499 KUH Perdata
sampai dengan pasal 1232 KUH Perdata. Namun sekarang ada beberapa pasal
yang tidak berlaku lagi, dengan dikeluarkannya UU No. 5 tahun 1960 tentang UU
Pokok Agraria, juga dengan adanya UU No. 4 tahun 1996 tentang Hipotek. Disa

You might also like