You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era yang semakin maju ini, setiap individu dituntut untuk dapat
mengikuti perkembangan dan kemajuan, hal ini juga berlaku dalam
pengembangan diri. Pengembangan diri adalah mengembangkan diri baik
dalam segi fisik maupun psikis. Dalam hal psikis adalah bagaimana cara
kita mengatasi masalah yang menganggu kehidupan kita sehari – hari
salah satunya melalui kegiatan konseling kelompok.
Bimbingan dan Konseling Kelompok adalah salah satu layanan
bimbingan dan konseling yang terdiri dari 6-8 orang yang menggunakan
dinamika kelompok yang bertujuan untuk mengentaskan masalah masing
– masing anggota kelompok. Konseling kelompok menekankan pada
pengembangan pribadi, yaitu membantu individu – individu dengan cara
mendorong pencapaian tujuan perkembangan dan memfokuskan pada
kebutuhan dan kegiatan belajarnya. Dalam konseling kelompok semua
anggota juga belajar dalam konseling kelompok juga belajar untuk
mengenali dirinya sendiri dalam hubungannya dengan anggota lain
ataupun orang lain di luar kelompok itu.
Bimbingan dan Konseling kelompok membantu individu untuk
mengentaskan masalah yang mengganggu kehidupan efektif sehari – hari.
Hal ini berguna dalam hal pengembangan diri yang berkaitan dengan
psikis terutama bagi individu yang bermasalah karena banyak individu
yang belum mampu untuk menyelesaikan permasalahannya secara
mandiri. Oleh karena itu, Bimbingan dan konseling kelompok sangat
dibutuhkan untuk membantu perkembangan pribadi dari seorang individu
dengan melalui format kelompok.
B. Tujuan.
Penyusunan laporan praktik Bimbingan dan Konseling Kelompok
yang dilakukan bertujuan untuk :

1
1. Memenuhi tugas ahir mata kuliah praktik Bimbingan dan
Konseling Kelompok
2. Memberikan pengalaman kepada praktikan guna terjun ke lapangan
kelak.

C. Manfaat.
Manfaat yang didapat dari penyusunan laporan praktik Bimbingan
dan Konseling Kelompok ini adalah memberikan pemahaman atas konsep
yang telah dipelajari sebelumnya. Pengalaman yang didapat memberikan
referensi dan masukan sendiri bagi praktikan.

D. Kerangka Kerja
Kerangka kerja yang dilakukan oleh praktikan dalam praktik ini
adalah sebagai berikut :
1. Pemantapan konsep praktik Bimbingan dan Konseling Kelompok
2. Melakukan simulasi secara makro maupun mikro bersama mahasiswa
satu kelas.
3. Melaksanakan praktik Bimbingan kelmpok topic tugas
4. Melaksanakan praktik Konseling Kelompok.
5. Menyusun hasil praktik Bimbingan dan Konseling Kelompok
6. Melaporkan hasil praktik Bimbingan dan Konseling Kelompok
7. Pertanggung jawaban secara lisan atas laporan hasil praktik Bimbingan
dan Konseling Kelmpok
E. Waktu dan Tempat
Ada dua kegiatan Bimbingan dan Konseling kelompok. Pada kegiatan
bimbingan kelompok dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : kamis, 09 Desember 2010
Waktu : 14.00 – 16.00 WIB
Tempat : Lab.BK.gd.a2.lt.3

2
Sedangkan pada kegiatan kegiatan Konseling kelompok dilaksanakan
pada :
Hari / Tanggal : Senin, 20 Desember 2010
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
Tempat : Pusat Kegiatan Mahasiswa FIP

3
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL BIMBINGAN DAN KONSELING
KELOMPOK
A. Pengertian, Tujuan, Azaz
1. Bimbingan Kelompok
a) Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Tohirin (2007: 170) Bimbingan kelompok adalah suatu
cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan
kelompok.
Menurut Mungin (2005:38) Bimbingan Kelompok merupakan
layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu untuk
membahasa masalah atau topic umum secara luas dan mendalam yang
bermanfaat bagi anggota kelompok,
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi. (2002:48) Bimbingan
kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari
nara sumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor) yang
berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dari beberapa pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Bimbingan Kelompok merupakan salah satu layanan Bimbingan
dan Konseling yang diberikan kepada siswa melalui kegiatan kelompok
yang menekankan pada hubungan antar pribadi pada anggota kelompok
yang membahas masalah umum secara luas untuk memperoleh berbagai
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan.
b) Tujuan Bimbingan Kelompok
Mungin (2005:39) memberikan tujuan Bimbingan Kelompok agar
individu mampu memberikan informasi seluas-luasnya kepada angota
kelompok supaya mereka dapat membuat rencana yang tepat serata

4
membuat keputusan yang memadai mengnai hal-hal yang berkaitan
dengan masa depan serta cenderung bersifat pencegahan.
Prayitno (2004) Tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan
kelompok yaitu penguasaan informasi untuk tujuan yang lebih luas,
pengembangan pribadi, dan pembahasan masalah atau topik-topik
umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota
kelompok.
Dari tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Bimbingan
Kelompok adalah memberikan informasi seluas-luasnya guna
pengembangan pribadi dalam membuat keputusan yang versifat
pencegahan.
c) Azaz
1) Asas kesuka relaan
Anggota kelompok diharapkan secara sukarela dan tidak ada
paksaan dalam mengungkapkan pendapatnya.
2) Asas Keterbukaan
Anggota kelompok diharapkan mau membuka diri dan terus terang
sehingga pendapatnya mudah dipahami oleh orang lain. Sedang
dipihak konselor, diwujudkan dengan mau menjawab pertanyaan
dari anggota kelompok.
3) Asas Kegiatan
Dalam mencapai tujuannya anggota kelompok harus melakukan
sendiri kegiatannya agar menghasilkan sesuatu. Partisipasi dari
semua anggota kelompok harus ada dan konselor mendukung
anggota kelompok agar mau berpendapat.
4) Asas Kenormatifan
Seluruh proses bimbingan kelompok berjalan sesuai dengan norma-
norma yang ada.
5) Asas Kerahasiaan

5
Konselor harus memegang asas ini dengan baik agar mendapatkan
kepercayaan dari klien. Jika ada pribadi anggota kelompok yang
buruk terbuka. Maka dirahasiakan dan tidak terbeberkan.

2. Konseling Kelompok
a. Pengertian
Menurut Prayitno (1997:37) konseling kelompok yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah
yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok.
Mungin (2005:33) memberikan pengertian bahwa Konseling
Kelompok merukan hubungan antar-pribadi yang menekankan pada
proses berfikir secara sadar, perasaan-perasaan, dan prilaku-prilaku
untuk meningkatkan kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan
individu yang sehat
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Konseling
Kelompok merupakan hubungan antar pribadi yang menekankan pada
prosen berfikir untuk meningkatkan kesadaran akan pertumbuhan dan
perkembangan individu yang sehat dengan memanfaatkan dinamika
kelompok.
b. Tujuan
Tujuan umum konseling kelompok adalah mengembangkan
kepribadian siswa dimana berkembang kemampuan sosialisasinya,
komunikasinya, kepercayaan diri, kepribadian dan mampu memecahkan
masalah yang berlandaskan nilai ilmu dan agama.
Sedangkan tujuan khususnya adalah:
1) Membahas topic yang mengandung masalah actual, hangat dan
menarik, perhatian anggota kelompok

6
2) Individu dapat mengatasi masalahnya dengan cepat dan tidak
menimbulkan emosi

c. Asas
1) Kerahasiaan
Asas ini menjadi paling utama karena menyangkut data pribadi
dari anggota kelompok. Segaa hal mengenai informasi yang muncul
dalam kegiatan konseling kelompok harus dirahasiakan.
2) Kesukarelaan
Anggota kelompok diharapkan secara sukarela dan tidak ada
paksaan dalam mengungkapkan pendapatnya. diwujudkan dengan
mau menjawab pertanyaan dari anggota kelompok
3) Keterbukaan
Anggota kelompok diharapkan mau membuka diri dan terus terang
sehingga pendapatnya mudah dipahami oleh orang lain.
4) Kegiatan
Dalam mencapai tujuannya anggota kelompok harus melakukan
sendiri kegiatannya agar menghasilkan sesuatu. Partisipasi dari semua
anggota kelompok harus ada dan konselor mendukung anggota
kelompok agar mau berpendapat. Sehingga pemecahan masalah untuk
anggota yang masalhnya terpilih dapat tercapai.
5) Kenormatifan
Seluruh proses bimbingan kelompok berjalan sesuai dengan
norma-norma yang ada.

B. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Bimbingan Kelompok

a. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini, pemimpin kelompok melaksanakan sesuai dengan
tahapan-tahapannya, yaitu :

7
 Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam dan menerima anggota secara terbuka, pemimpin kelompok
juga menanyakan kabar anggota.
 Pemimpin kelompok mengucpkan terimakasih atas kedatangan
anggota.
 Pemimpin kelompok memimpin doa untuk memulai kegiatan,
 Pemimpin kelompok mnjelaskan pengertian dan tujuan kegiatan
bimbingan kelompok.
 Pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan dan asas-asas
yang trdapat dalam kegiatan bimbingan kelompok. Dalam
menjelaskan asas-asas Bimbingan kelompok, PK menjelaskan
dengan bahasanya sendiri sehingga lebih mudah dimengerti oleh
anggota.
 Pemimpin kelompok melakukan perkenalan antara pmimpin
kelompok dengan semua anggota.
 Pemimpin kelompok mngadakan permainan agar anggota
kelompok bisa lebih akrab sehingga kegiatan bisa berlangsung
dengan lancer. Permainan yang dilaksanakan adalah “Pak dosen
bilang”.
 Pemimpin kelompok mengadakan kontrak waktu dengan anggota
agar pelaksanaan kegiatan ini bisa lebih efektif.
Pada tahap ini, anggota kelompok masih terlihat tegang,
tetapi lambat laun anggota merasa nyaman dan siap untuk
melanjutkan kegiatan.

b. Tahap Peralihan
Pada tahap ini, pemimpin kelompok melaksanakan sesuai
dengan urutannya, yaitu :

 Pemimpin kelompok menjelaskan kembali mengenai kegiatan


Bimbingan Kelompok, yaitu mulai dari pngertian, tujuan, cara
pelaksanaan dan asas-asasnya.

8
 Pemimpin kelompok memberikan contoh topik, baik topik tugas
maupun topik bebas.
 Pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota untuk
melanjutkan kegitan.
 Pemimpin kelompok mengenali suasana ksiapan anggota, yaitu
dengan menanyai anggota satu per satu
Pada tahap ini pemimpin kelompok tidak mengalami kesulitan
karena anggota benar-benar telah menunjukkan kesiapannya untuk
melanjutkan kegiatan.

c. Tahap Kegiatan
Pada tahap ini, yang dilakukan pmimpin kelompok adalah
sebagai berikut :

 Pemimpin kelompok menentukan topik yang akan dibahas. Pada


kegiatan ini topik yang dibahas adalah topik bebas.
 Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota kelompok untuk
mengemukakan topik. Pemimpin kelompok menanyakan kenapa
topik itu harus dibahas.
 Pemimpin kelompok beserta anggota kelompok menentukan topik
yang akan dibahas. Pada kegiatan ini topik yang dibahas adalah
mengenai pacaran.
 Pemimpin kelompok beserta anggota menentukan subtopic.
Subtopik yang ditentukan adalah pengertian pacaran, tujuan
pacaran, dan dampak positif dan negatif dari pacaran.
 Pemimpin kelompok beserta anggota kelompok membahas topic
tersebut secara tuntas
 Pemimpin kelompok meminta kepada anggota untuk
menyimpulkan hasil dari pembahasan topik tersebut.
Pada tahap ini masih ada anggota yang belum mau
berpendapat apabila tidak ditunjuk. Tetapi anggota yang aktif lebih
banyak daripada anggota yang pasif. Dalam menyimpulkan isi

9
pembahasan, pemimpin kelompok tidak menyimpulkan sendiri,
tetapi memberi kesempatan kepada anggota untuk menyimpulkan.

d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini yang dilakukan pemimpin kelompok adalah
sebagai berikut :

 Pemimpin kelompok membritahukan kepada anggota bahwa


kegiatan bimbingan kelompok akan segera diakhiri.
 Pemimpin kelompok meminta semua anggota kelompok untuk
mengungkapkan kesan-kesannya setelah mengikuti kegiatan
Bimbingan Kelompok ini.
 Pemimpin kelompok dan anggota membahas kegiatan lanjutan
dan anggota setuju apabila diadakan kegiatan Bimbingan
Kelompok lagi.
 Pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih kepada anggota
atas partisipasinya dalam kegiatan ini.
 Pemimpin kelompok memimpin doa untuk menutup kegiatan.
 Pemimpin kelompok berjabat tangan dengan anggota sebagai
tanda perpisahan,
 Pemimpin kelompok mngakhiri kegiatan dengan mengucapkan
salam.
Pemimpin kelompok memberikan lembar laiseg kepada anggota
untuk diisi

2. Konseling Kelompok

a. Tahap pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan penjajakan,
dimana  para peserta diharapkan dapat lebih terbuka menyampaikan
harapan keinginan dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh masing-
masing anggota. Penampilan pemimpin kelompok pada tahap ini
hendaknya benar-benar bisa meyakinkan anggota kelompok sebagai

10
orang yang bisa dan bersedia membantu anggota kelompok
mencapai tujuan yang diharapkan
Yang dilakukan dalam tahap pembentukan antara lain:
1) Menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih atas
kehadiran dan kesediaan anggota kelompok melaksanakan
kegiatan.
2) Berdoa secara bersama, sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing – masing.
3) Menjelaskan pengertian konseling kelompok (disesuaikan dengan
kegiatan apa yang direncanakan).
4) Menjelaskan tujuan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok.
5) Menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok.
6) Menjelaskan asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas
kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, keterbukaan, kenormatifan.
7) Melaksanakan  perkenalan dilanjutkan dengan permainan
pengakraban.
b. Tahap peralihan/transisi
Tahap peralihan/transisi adalah suatu tahap setelah proses
pembentukan dan sebelum tahap kerja kelompok. Pada tahap ini
pemimpin kelompok sekali lagi harus jeli dalam melihat dan
membaca situasi
Yang dilakukan dalam tahap peralihan, antara lain:
1)Menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok
2)Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap
menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga).
3)Mambahas suasana kesiapan anggota kelompok
c. Tahap kegiatan
Tahapan kegiatan merupakan tahap inti dari proses suatu
kelompok dan merupakan kehidupan yang sebenarnya dari
kelompok. Tahap ini sangat  menentukan keberhasilan kegiatan

11
kelompok. Jika tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap
ini akan berlangsung dengan lancar.
Yang dilakukan dalam tahap kegiatan, yaitu:
1) Setiap anggota kelompok mengemukakan masalah pribadi yang
perlu mendapat bantuan kelompok untuk pengentasannya.
2) Kelompok memilih masalah mana yang hendak dibahas dan
dientaskan pertama, kedua, ketiga, dst.
3) Klien (anggota kelompok yang masalahnya dibahas)
memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai masalah yang
dialaminya.
4) Seluruh anggota kelompok aktif membahas masalah klien
melalui berbagai cara, seperti  : bertanya, menjelaskan,
mengkritisi, memberi contoh, mengemukakan  pengalaman
pribadi, menyarankan.
5) Klien setiap kali diberi kesempatan untuk merespon apa-apa
yang ditampilkan oleh rekan-rekan anggota kelompok.
6) Kegiatan selingan
d. Tahap pengakhiran
Tahap pengakhiran secara keseluruhan merupakan akhir dari
serangkaian pertemuan  kelompok. Keseluruhan pengalaman yang
diperoleh anggota selama proses kerja ini memerlukan perhatian
khusus dari pimpinan kelompok, terutama ketika kelompok hendak
dibubarkan. Pembubaran kelompok secara keselruhan idealnya
dilakukan setelah tujuan kelompok tercapai.
Yang dilakukan dalam tahap pengakhiran, yaitu:
1) Mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri
2) Menanyakan UCA kepada anggota yang masalahnya dibahas
3) Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan
pesan dan kesan.
4) Membahas kegiatan lanjutan
5) Mengucapkan terima kasih

12
6) Doa penutup
7) Perpisahan

C. Dinamika Kelompok dan Permainan Kelompok


1. Dinamika Kelompok
Dinamika merupakan sesuatu yang mengandung arti tenaga
kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri
secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya
interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan
kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama
ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada
dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat
dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan
kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan
mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan
kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain.
Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or
dissimilarity of its members but their interdependence”.
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari
dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas
antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam
situasi yang dialami secara bersama.
Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang
menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang
dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap
anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling
menghargai

13
b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling
menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
c. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota
kelompok
d. Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota
kelompok.
2. Permainan
a. Syarat
- Memberikan dinamika didalam kelompok
- Mampu mengintegrasikan suasana kelompok
- Memberikan keakraban antara anggota kelompok yang
mulanya belum mengenal antar satu dengan yang lain.
- Mudah dipahami
b. Fungsi
Ada beberapa fungsi dari permainan yaitu :
- Memberikan penyegaran pikiran kembali setelah serius
melakukan kegiatan
- Membentuk dinamika kelompok
- Menambah akrab anggota kelompok

D. Pemimpin Kelompok
1) Syarat seorang Pemimpin Kolompok
Menurut Wibowo (2005 118) Ada beberapa syarat seorang
pemimpin kelompok didalam melaksanakan konseling kelompok yaitu :
- Mempunyai kemampuan memimpin kelompok
- Mengerti tahapan konseptual maupun operasional konseling kelompok
- Mengetahui azaz konsling kelompok
- Mampu mendorong kelompok untuk mengikuti instruksi
2) Tugas Pemimpin Kelompok
- Membuat dan mempertahankan kelompok

14
Yaitu pemimpin kelompok kelompok konseling. Pemimpin idealnya
bertindak untuk mempertahankan agar anggota tetap hadir dan
mengikuti kelompok yang dibuatnya. Tugas utamnaya adalah
menciptakan sistim sosial yang tercermin didalam kelompok
konseling.
- Pemimpin kelompok berupaya agar kelompok menjadi sistem sosial
yang bersifat teurapetik.di dalam kelompok konseling pemimpin
kelompok bertindak sebagai agen perubahan tidak langsung. Yaitu
membawa kelompok dari satu factor kuratif ke factor kuratif lainnya
melalui pembentukan budaya kelompok.
- Membentuk norma-norma
Dibentuk berdasarkan harapan anggota kelompok terhadap kelompok
dan pengarahan langsung.
3) Keterampilan Pemimpin Kelompok
Ada beberapa kualifikasi yang harus dimiliki oleh serang
pemimpin kelompok yaitu diantaranya :
- Mendengar aktif
- Merefleksi dan menginterpretasi
- Menjelaskan dan memberikan umpan balik
- Merangkum
- Menjelaskan pertanyaan

E. Hasil Perubahan Anggota Kelompok


Beberapa hal yang dapat diharapkan setelah mengikuti kegiatan
Bimbingan Kelompok sesuai dengan tujuan dari pembentukan kelompok
Bimbingan Kelompok. Sedangkan pada hasil perubahan atas Konseling
Kelompok adalah terselesaikannya masalah yang dialami oleh anggota
kelompok terpilih masalahnya.

15
BAB III
PRA KEGIATAN KONSELING KELOMPOK

A. Persiapan
1) Akademik
Praktikan menyiapkan materi Konseling Kelompok yang
terangkum dalam Operasionalisasi Layanan Konseling Kelompok.
Materi yang didapat dari perkuliahan. Persiapan akademik lainnya
adalah dengan melakukan simulasi agar mempunyai pandangan
mengenai jalannya praktik Konseling Kelompok. Simulasi dilakukan
secara makro dan mikro.
2) Fisik dan Mental
Persiapan fisik yang dilakukan oleh Praktikan seperti menjaga
kesehatan dengan melakukan kegiatan olahraga, dan menjaga pola
makan. Sedangkan persiapan mental yang dilakukan adalah dengan
melakukan simulasi agar mempunyai gambaran psikologi mengenai
suasana kelompok.
3) Administratif
Pada persiapan ini Praktikan mengisi dengan menyiapkan lembar
penilaian segera (Laiseg) sesuai jumlah anggota kelompok. Selain itu
juga Praktikan menyiapkan lembar observasi bagi observer serta.

B. Upaya Rekruitment Anggota


Hal yang dilakukan Praktikan adalah dengan menyebarkan
undangan mengenai kegiatan Konseling Kelompok ini. Undangan yang
disebarkan untuk mencari anggota dilakukan melalui pesan singkat
elektronik, telephone, serta melalui jejaring sosial yang adadi internet.
Selain itu juga Praktikan mengundang calon anggota kelompok secara
langsung bertemu kepada calon anggota. Ada juga calon anggota yang
mengajak temannya.

16
C. Penyusunan Prosedur Operasional Kegiatan
Pelaksanaan penyusunan prosedur operasional kegiatan yang
dilakukan meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
evaluasi, tahap analisis data, follow up, dan pelaporan. Operasionalisasi
Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok terlampir.
1. Tahap perencanaan berisi tentang pembentukan
kelompok, penyusunan jadwal kegiatan, menetapkan fasilitas layanan,
dan menyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Tahap pelaksanaan berisi tentang
mengkomunikasikan rencana layanan bimbingan dan konseling
kelompok, mengkoordinir kegiatan layanan bimbingan dan konseling
kelompok, menyelenggarakan layanan konseling kelompok melalui
tahap pelaksanaan: (1) Pembentukan; (2) Peralihan; (3) Kegiatan; dan
(4) Pengakhiran.
3. Tahap evaluasi berisi tentang menetapkan materi
evaluasi, menetapkan prosedur evaluasi, menyusun instrumen evaluasi,
mengoptimalisasikan instrumen evaluasi, dan mengolah hasil evaluasi.
4. Tahap analisis hasil evaluasi yang berisi tentang
menetapkan norma standard analisis, melakukan analisis, menafsirkan
hasil analisis.
5. Tahap tindak lanjut yang berisi tentang menetapkan
jenis dan arah tindak lanjut, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut
kepada pihak terkait, merencanakan rencana tidak lanjut.
6. Tahap pelaporan yang berisi tentang menyusun
laporan layanan bimbingan dan konseling kelompok, menyampaikan
laporan, dan mendokumentasikan laporan layanan bimbingan dan
konseling kelompok

17
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL BIMBINGAN DAN
KONSELING KELOMPOK

A. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok


1. Deskripsi Tahap

Setelah semua rencana disiapkan dan kelengkapan sarana serta


prasarana dipastikan siap, kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan sesuai
kesepakatan yaitu pada hari Kamis tanggal 09 Desember 2010, jam 14.00 –
16.00 WIB, dan bertempat di Kampus Fakultas Ilmu Pendidikan A2 lantai 3,
ruang laboraturium jurusan BK. Kegiatan ini diikuti oleh 8 orang anggota dan
3 orang observer. Dimana kegiatan bimbingan kelompok ini meliputi 4 tahap
yaitu :

a. Tahap Pembentukan
Kegiatan ini dimulai dengan salam yang dilakukan oleh pemimpin
kelompok dilanjutkan ucapan terimakasih kepada anggota yang telah hadir
disusul dengan doa yang dipimpin oleh Pemimpin Kelompok.

Sebagai awal keakraban antar anggota kelompok maka pemimpin


kelompok memulai perkenalan dilanjutkan anggota kelompok. Supaya
anggota kelompok mengetahui kegiatan Bimbingan kelompok maka
dilanjutkan dengan penjelasan menganai kegiatan Bimbingan Kelompok.
Penjelasan berisi pengertian, tujuan, azaz, peranan pemimpin dan anggota
kelompok, cara pelaksanaan, serta topik yang akan dibahas. Beberapa
anggota bertanya seputar penjelasan Pemimpin Kelompok.

18
Setelah memberikan penjelasan sebagai lanjutan keakraban dan
jembatan ke tahap selanjutnya yaitu tahap peralihan, pemimpin kelompok
memberikan permainan ”sambung kata”. Pemimpin Kelompok terlibat
dalam permainan ini yang ditujukan agar tidak hanya antar anggota
kelompok saja yang akrab, melainkan juga dengan pemimpin kelompok.
Setelah permainan selesai disepakati bersama anggota kelompok untuk
melaksanakan kegiatan Bimbingan Kelompok selama 30 menit.

b. Tahap Peralihan
Tahap ini dilaksanakan oleh Pemimpin Kelompok dengan
menawarkan secara verbal kepada anggota kelompok apakah sudah siap
untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

Dilanjutkan dengan penjelasan ulang mengenai Bimbingan Kelompok


topik tugas sebagai pemahaman sehingga peran anggota kelompok dapat
terlaksana dengan efektif. Kemudian Pemimpin kelompok melanjutkan
kegiatan dengan memberikan topik tugas yaitu konservasi dan
memberikan penjelasan mengapa topik itu dipilih.

c. Tahap Kegiatan
Pembahasan selanjutnya merupakan pemilihan sub topik. Pemimpin
Kelompok menawarkan kepada anggota mengenai pemilihan ini. Pada
pemilihan topik ini beberapa topik muncul dan disepakati oleh kelmpok
untuk membahas tiga sub topik utama yaitu, pengertian, manfaat, dan
pelaksanaan di kampus Unnes.

Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada anggota


kelompok untuk mengemukakan pendapatnya mengenai topik yang
dibahas. Pemimpin kelompok memandu proses jalannya kegiatan sesuai
dengan sub – sub topik bahasan yang telah disepakati. Setelah topik
dibahas secara detail dan jelas pemimpin kelompok menyimpulkan
pembicaraan yang telah dibahasnya.

d. Tahap Pengakhiran

19
Mendekati waktu yang telah ditentukan Pemimpin Kelompok
mengisyaratkan dengan melihat jam sebagai salah satu isyarat non verbal
baru dilanjutkan dengan mengatakan bahwa kegiatan akan segera berahir.

Selanjutnya pemimpin kelompok mendorong anggota kelompok untuk


mengungkapkan kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan ini
dilanjutkan dengan memberikan lembar Laiseg untuk diisi. Sementara
mengisi, Pemimpin Kelompok menawarkan kegiatan lanjutan.

Setelah selesai Pemimpin Kelompok menutup dengan doa serta


berterimakasih kepada anggota kelompok yang hadir. Kegiatan diahiri
dengan berjabat tangan antar anggota kelompok dan pemimpin kelompok

2. Upaya pemimpin Kelompok Menumbuhkan Dinamika Kelompok dan


cara mengatasi Hambatan
Upaya yang telah dilakukan oleh praktikan dalam menumbuhkan
dinamika kelompok adalah dengan memberikan suasana yang hamnis,
hangat dan terbuka. Tingkah laku yang menumbuhkan dinamika yangs
udah dilakukan oleh praktikan adalah dengan berkenalan secara
terbuka, yang selanjutnya diikuti oleh anggota kelompok. Selain itu
juga permainan yang digunakan oleh praktikan juga telah menimbulkan
dinamika kelompok yang baik.
Namun ada hambatan yang praktikan alami, yaitu anggota
kelompok yang diam dan cenderung pasif. Praktikan memahami
keadaan yang kurang mendukung, maka praktikan menggunakan
permaian untuk mengendurkan suasana. Selain itu juga pada tahap
kegiatan ada beberapa anggota kelompok yang memonopoli pendapat.
Praktikan melakukan penyebaran pendapat kepada anggota kelompok
yang pasif dengan mempersilahkan anggota tersebut. Sehingga
pendapat muncul secara seimbang.

20
B. Pelaksanaan Konseling Kelompok
1. Deskripsi Tahap
Setelah rencana, kelengkapan siap dan sarana prasana dipastikan
siap, kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan sesuai kesepakatan
yaitu pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2010, jam 09.00 – 10.00
WIB, dan bertempat di Kampus Pusat Kegiatan Mahasiswa Fakultas
Ilmu Pendidikan. Kegiatan ini diikuti oleh 7 orang anggota dan 2 orang
observer. Dimana kegiatan bimbingan kelompok ini meliputi 4 tahap
yaitu :

a. Tahap I ( Tahap Pembentukan )


Pemimpin kelompok mengucapkan salam dan memimpin
doa. Setelah itu pemimpin kelompok memberikan ucapan terima
kasih kepada anggota konseling kelompok.Pemimpin kelompok
menjelaskan pengertian, tujuan, manfaat, azas – azas dan cara
pelaksanaan dalam konseling kelompok. Setelah pemimpin
kelompok menjelaskan hal tersebut, pemimpin kelompok
mengadakan perkenalan yang dimulai dari pemimpin kelompok
yang dilanjutkan dengan para anggota kelompok secara bergantian.
Langkah berikutnya, untuk lebih mengakrabkan anggota
satu dengan yang lain, pemimpin kelompok mengadakan suatu
permainan yaitu “ menyambung sajak “ dimana anggota diberikan
selembar kertas kecil kemudian menuliskan nama masing –
masing, pada tahap pertama kertas diputarkan ke arah kanan
mengikuti arah jarum jam sebanyak satu kali. Setelah menerima
kertas kembali, anggota kelompok diminta untuk menuliskan suatu
kata kerja kemudian kertas tersebut dilipat dan diputar ke arah
kanan kembali sebanyak satu kali. Kemudian anggota kelompok
menuliskan nama dari salah satu dari anggota kelompok dengan
bebas di atas kertas yang telah diputar. Terakhir, kertas diputar
kembali sebanyak 1 kali dan kemudian anggota kelompok dapat

21
membuka lipatan kertas tersebut dan membacakannya. Dalam
permainan ini, tidak ada sistem salah maupun benar sehingga pada
saat membaca kertas tersebut hanya disertai dari ekspresi wajah
dari masing – masing anggota kelompok yang membentuk suatu
pernyataan di luar dugaan para anggota kelompok.

b. Tahap II ( Peralihan )
Tahap peralihan dimasuki setelah keadaan sudah mulai
akrab satu sama lain kemudian pemimpin kelompok menayakan
kepada anggota kelompok untuk memasuki kegiatan lebih lanjut.
Setelah itu, pemimpin kelompok menjelaskan kembali tentang
pengertian, tujuan, azas – azas dan cara pelaksanaan dari konseling
kelompok kemudian, konselor menanyakan kembali kepada
anggota kelompok apakah sudah mengerti dari hakekat dari
konseling kelompok. Apabila sudah mengerti, konselor
menawarkan kontrak waktu untuk melaksanakan kegiatan
konseling kelompok. Pada konseling kelompok kali ini, waktu yang
disepakati ± 45 menit. Setelah menyepakati waktu, konselor
meminta anggota kelompok untuk mengucapkan janji kerahasiaan
dalam konseling kelompok kemudian menjelaskan tentang contoh
– contoh masalah yang dapat dibahas dalam konseling kelompok.

c. Tahap III ( Kegiatan )


Setelah melihat kesiapan anggota kelompok memasuki
tahap kegiatan, konselor langsung masuk ke tahap kegiatan dengan
awal yaitu memberikan kesempatan kepada para anggota kelompok
untuk mengungkapkan masalah pribadi masing – masing. Pada
awalnya, sempat selama beberapa detik anggota kelompok belum
ada yang terbuka untuk mengungkapkan masalahnya tetapi
beberapa detik kemudian ada beberapa anggota yang mulai
mengungkapkan masalahnya. Pengungkapan masalah dilakukan

22
secara bergantian oleh para anggota kelompok dengan sukarela.
Terungkap beberapa masalah yang dikemukakan oleh masing –
masing anggota kelompok kemudian, konselor meminta pendapat
dari anggota kelompok permasalahan mana yang dianggap paling
penting untuk dibahas untuk saat ini yang mengganggu dalam
kehidupan sehari – hari.
Setelah semua anggota kelompok mengungkapkan
permasalahannya masing – masing berdasarkan kesepakatan,
masalah yang dipilih adalah masalah yang dialami oleh Dk yang
mempunyai permasalahan dengan teman satu kamarnya (az) yang
menjadikan ruang gerak di kosnya menjadi terbatas. Permasalahan
tidak hanya sebatas pada ruang gerak saja. Namun menjadikan
hubungan Dk dengan teman teman satu kosnya menjadi renggang
yang dikarenakan teman sekamarnya menyebarkan suasana yang
kurang menjadikan Dk diterima. DK belum mengetahui penyebab
az berlaku demikian terhadapnya. Masalah ini terjadi begitu saja.
Dk mulai mengetahui bahwa az berlaku demikian semenjak dua
minggu sebelumnya. Setelah mengungkapkan latar belakang
masalah Dk secara singkat, pemimpin kelompok mulai mulai
mempersilahkan kepada anggota lain untuk menggali masalah
secara lebih mendalam untuk mendapatkan suatu pemecahan
masalah bagi Dk. Ada beberapa anggota kelompok yang pada
awlanya diam saja. Pemimpin kelompok berusaha memberikan
dorongan kepadabeberapa anggota tersebut. Beberapa kali
dorongan masih saja belum mau memberikan pendapatnya,
sehingga pemimpin kelompok terpaksa menunjuk anggota tersebut
untuk berpendapat.
Pada tahap ini, dinamika kelompok sudah terbentuk yang
dapat dilihat dari anggota kelompok yang mulai aktif memberikan
tanggapan terhadap permasalahan yang dibahas. Setelah, anggota
kelompok mengemukakan pendapatnya atau memberikan solusi

23
alternatif kepada saudara Dk, Pemimpin Kelompok menyimpulkan
beberapa poin atau solusi yang ditawarkan kepada Dk, diantaranya
adalah :
 Mencoba menyapa az dengan ramah agar suasana sedikit mencair
 Tetap mencoba menyapa walaupun tanggapan dari az dingin atau
malah tidak ada
 Mengirim pesan singkat kepada az yang berisi menanyakan ada apa
yang terjadi terhadap dirinya.
 Mencoba membicarakan empat mata dengan kepala dingin.
Teknik bimbingan

d. Tahap IV ( Tahap Pengakhiran )


Tahap pengakhiran dimasuki ketika konselor
menyimpulkan beberapa solusi yang ditawarkan oleh anggota
kelompok lain dan anggota yang bermasalah merasa dapat
menerima solusi – solusi yang ditawarkan oleh anggota kelompok
yang lain. Dalam hal ini, setelah konselor menyimpulkan tentang
beberapa poin di atas, konselor menanyakan pendapat kepada Dk
mengenai pendapat dari anggota kelompok lain. Setelah Dk,
merasa dapat menerima dan berusaha melakukan yang diusulkan
oleh anggota kelompok lain, konseling kelompok ini sudah
memasuki tahap pengakhiran dengan konselor juga melihat kontrak
waktu yang telah disepakati menunjukkan konseling kelompok
harus diakhiri.
Setelah itu, konselor menanyakan kepada Dk tentang hal –
hal apa yang sekiranya akan dia lakukan setelah mengikuti kegiatan
konseling kelompok ini. Kemudian, konselor juga menanyakan
kesan dan pesan dari semua anggota kelompok mengenai kegiatan
konseling kelompok dan hal – hal apa saja yang diperoleh dari
kegiatan konseling kelompok ini. Semua anggota kelompok
memberikan kesan dan pesan yang positif terhadap kegiatan

24
konseling kelompok dan konselor kemudian menawarkan kegiatan
konseling lanjutan untuk membahas permasalahan yang lain, para
anggota kelompok antusias menanggapinya dan menyetujui untuk
diadakan kegiatan konseling kelompok lanjutan. Pemimpin
kelompok mengakhiri kegiatan terebut dengan ucapan terima kasih
dan memimpin doa. Tahap ini ditutup dengan bersalaman dengan
semua anggota kelompok dan mengucapkan terima kasih.

2. Upaya Pemimpim Kelompok Menumbuhkan Dinamika Kelompok dan


Cara Mengatasi Hambatan
Pada kegiatan ini praktikan mengalami kesulitan pada waktu
permainan yang bertujuan untuk menumbuhkan dinamika kelompok.
Pada waktu ini praktikan menggunakan permainan bermain sambung
puisi. Ada beberapa anggota yang tidak suka bermain puisi. Cara yang
praktikan lakukan untuk tetap menumbuhkan dinamika di dalam
permainan ini adalah dengan memberikan contoh secara lisan kepada
angogota kelompok. Sehingga anggota yang tadinya kurang suka
bermain sambung puisi menjadi mau untuk meneruskan puisinya. Ada
3. Masalah Yang Muncul
a) Masalah dengan teman satu kamar
b) Kasih sayang kepada double parents
c) Bingung memilih spesifikasi jurusan
d) Sahabat juga suka pada cewek yang sama
4. Cara Menetapkan Masalah
Cara yang dilakukan untuk menetapkan masalah yang dibahas
secara tuntas yaitu dengan cara melihat masalah mana disaat sekarang
sangat mengganggu anggota kelompok yang mempunyai masalah. Dan
atas persetujuan bersama, setelah semua menyetujui masalah yang
akan dibahas secara tuntas menanyakan kepada anggota kelompok
yang masalahnya akan dibahas, setelah mendapat persetujuan dari

25
anggota kelompok yang masalahnya akan dibahas barulah masalah
tersebut dibahas secara tuntas

C. Hasil Bimbingan dan Konseling Kelompok


1. Perubahan Pada Anggota Kelompok
Hasil dari bimbingan kelompok yang diadakan meliputi
penambahan pemahaman dari anggota kelompok, minimal anggta
kelompok sudah berani mengutarakan pendapatnya serta meresume
pembicaraan didalam suatu kelompok. Hal ini terlihat dari hasil Laiseg
dan jawaban lisan dari anggota kelompok sendiri. Sedangkan pada
konseling kelompok pribadi yang masalahnya terpilih merasakan
terbantu dengan adanya masukan dan pendapat yang muncul dari anggota
kelompok lain.
2. Deskripsi UCA
a. UCA DALAM Bimbingan Kelompok Topik Tugas
- Pertemuan : I (Pertama)
- Topic : Konservasi
- Hari/Tanggal/Waktu : 09 Desember 2010, 14.00-16.00 WIB

N Klie Aspek Penilaian Segera(Laiseg)


O n
Understanding Confortable Action
(Pemahaman) (Kenyamanan) (Tindakan)

1. WL konservasi bukan hanya senang dan karena ada


sebatas penghijauan mndapatkan program unnes
namun juga ada pengetahuan baru bersepeda, maka
konservasi ekonomi akan berusaha
mengikuti aturan
bersepeda dalam
kampus

2. RO pemahaman mendalam senang melakukan


tentang konservasi konservasi diri

26
sendiri

3. AT pengertian konservasi biasa saja melakukan


kegiatan bisa

4. BM mendapatkan share merasa lebih baik menyebarkan


pengetahuan mengenai pemahaman yang
konservasi didapat kepada
teman

5. TD Jenis Konservasi sangat lebih mengerti mendukung


banyak tidak hanya yang menjadikan konservasi
mencakup hutan senang kampus
mendapatkan
pengetahuan baru

6. MD pemahaman tentang arti, lebih membuka lebih membuka


rencana, dan pelaksanaan pikiran dan pikiran dalam
konservasi senang bisa memahami suatu
melhat masalah topic

Secara keseluruhan anggota kelompok sudah mendapatkan pemahaman


mengenai konservasi dan mau mengikuti program yang dicanangkan oleh
kampus. Pemahaman yang tercapai dan tindakan yang akan dilakukan sudah
terpengaruh oleh adanya kegiatan BImbingan Kelmpok topic tugas.

b. UCA Dalam Konseling Kelompok


- Pertemuan : I (Pertama)
- Hari/Tanggal/Waktu : 09 Desember 2010, 14.00-16.00 WIB

N Klie Aspek Penilaian Segera(Laiseg)


O n
Understanding Confortable Action
(Pemahaman) (kenyamanan) (Tindakan)

1. IK mendapatkan senang menjadikan


pengalaman mendapatkan referensi diri
menyelesaikan masalah pengalaman
dengan banyak teman

27
2. RZ Kebersamaan dan senang bisa berbagi memberikan
kekeluargaan cerita bersama solusi jika
menemukan
masalah yang
mirip

3. RY kerukunan antar teman senang ikut memberi


sekamar harus terjadi solusi bila ada
masalah mirip

4. DN masalah dapat lebih baik karena menjadikan


dipecahkan bersama bisa membantu referensi diri

5. FD Mengatasi masalah senang menjaga


dengan teman sekamar hubungan baik
dengan teman
satu kamar

6. WS kalau menjadi orang senang aplikasi kalau


jangan terlalu gengsi jadi rang jangan
menegur teman sekamar gengsi

7. DK pemahaman bagaimana lega dapat mencoba saran


memecahkan maslah mengungkapkan dan solusi yang
dengan teman satu masalahnya dan didapatkan
kamar mendapatkan solusi dengan keputusan
sendiri

Secara keseluruhan anggota kelompok sudah mau berpendapat dan


memberikan solusi kepada DK yang masalahnya terpilih. Pada DK sendiri sudah
merasakan perubahan pola piker dari yang tadinya gengsi untuk mengawali
penyelesaian maslah denga teman satu kamar menjadi mau untuk mengawali
penyelesaian masalahnya.

28
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari semua tahap atau proses kegiatan bimbingan kelompok yang
dilaksanakan dapat diambil simpulan bahwa :

1. Topik tugas dalam bimbingan kelompok ini adalah pemanasan


global yang mencakup pengertian, penyebab, dampak dan upaya
menanggulangi.
2. Praktikan sudah dapat melaksanakan semua tahap yang ada dalam
kegiatan bimbingan kelompok dengan baik
3. Beberapa kekurangan dirasa karena praktik Bimbingan Kelompok
baru dilaksanakan pertama kalinya bagi praktikan. Sehingga
menjadikan pengalaman tersendiri dan referensi untuk praktik
selanjutnya.
4. Praktik ini juga membuat kemampuan praktikan menjadi lebih
terasah. Hal ini bisa disimpulkan dari bagaimana menguasai diri saat
grogi dan tuntutan keadaan menuntut untuk rampil prima sebagai
pemimpin. Dirasa sebagai beban namun mengasah diri untuk menjadi
lebih baik bagi persiapan terjun ke lapangan sesungguhnya dengan
menyandang profesi seorang Konselor.

B. SARAN

29
Saran yang terbentuk dari diri Praktikan adalah menambah latihan
yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan belajar menguasai keadaan
yang tidak terencana sedangkan keadaan menuntut untuk tampil prima.
Profesionalitas seorang konselor harus terjaga dihadapan klien mapun
stake holder agar pengakuan sehat dari masyarakat dapat terangkat.

C. REFLEKSI DIRI
 Kendala yang Dihadapi :
1. Menyesuaikan jadwal para anggota konseling kelompok dengan
waktu pelaksanaan kegiatan konseling kelompok.
2. Kurangnya pemahaman mengenai layanan Bimbingan dan
Konseling sehingga mengurangi minat anggota kelompok untuk
mengikuti kegiatan.
 Usaha Mengatasinya :
1. Praktikan berusaha menyesuaikan jadwal pelaksanaan dengan jadwal
kuliah dari para anggota konseling kelompok.
2. Praktikan memberiakan sosialiasi tentang konseling kelompok
sehingga dapat meningkatkan minat untuk mengikuti kegiatan
konseling kelompok.

30
DAFTAR PUSTAKA

Corey, G 1985. Theory and Practice of Group Counseling. California Monterey :

Books/Cole Publishing Company.

Prayitno.2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Wibowo, Mungin Eddy (2005). Konseling Kelompok Perkembangan.

Semarang :UPT UNNES Press.

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok (L.6 &

L.7). Padang : Universitas Negeri Padang.

Prayitno. 2005. Layanan Bimbingan Kelompok, Konseling Kelompok. Padang :

FIP Universitas Negeri Padang.

Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan&Konseling Kelompok : Dasar & Profil.

Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia.

31
32

You might also like