You are on page 1of 40

INSEMINASI BUATAN

MANUSIA
MENURUT AGAMA ISLAM

Dr., H. A. HASYIM NAWAWIE, SH, M.Si


‫يآيها الناس انا خلقناكم من ذكر وأنثى‬
‫وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا ان اكرمكم‬
‫عند هللا اتقاكم (الحجرات ‪)13 :‬‬

‫فجعل منه الزوجين الذكر واالنثى (القيامة‪)39 :‬‬


Latar belakang

1. Pelaksanaan Inseminasi buatan


Daniel Rumondor Inseminasi buatan ini
diilhami oleh keberhasilan para Syeikh
Syeikh Arab yang memperanakkan kuda
th 1322

Cerita Midrash dimana BEN SIRAH


dilahirkan dari ibunya yang hamil secara
tidak sengaja, karena ibunya memakai air
bak yang tercampur dengan sperma;
John Hunter seorang guru dari
Edward Jenner (penemu vaksinasi)
dan Dr. P. S. Physick dari Philadephia
tahun 1785 telah berhasil
mengadakan inseminasi buatan
seorang isteri pedagang kain di
London;
Eksperimen di Prancis yang telah
melakukan 55 orang dan berhasil 6
orang bayi yang lahir hasil
inseminasi buatan;
Bonner yang mengomentari keberhasilan
Abbe Lazaric Spallanzani th 1784 yang
telah berhasil mengawinkan pertama kali
terhadap serangga, binatang ampibi dan
anjing dengan inseminasi buatan yang
telah melahirkan 3 ekor anak anjing dalam
komentarnya: “ Akan datang swaktunya
penemuan ini amat penting buat
masyarakat manusia”

Stalin akibat perang atom menyetujui


gagasan Prof. I. I Kuperin untuk
mendirikan Bank Sperma;
Khruschov th. 1968 dengan adanya
Bank Sperma, ada keinginan
mengumpulkan sperma orang- orang
jenius baik dibidang ilmu pengetahuan,
peperangan, sastra dan lain sebagainya;

Dr. Patrick Steptoe abad 20 yang


dibantu oleh Dr. Robert Edwads dan Dr.
Barry Baviter dari Inggris atas lahirnya
Louis Brown pada tanggal 25 Juli 1978;
dan
Dr. Patrick Steptoe abad 20 yang
dibantu oleh Dr. Robert Edwads dan Dr.
Barry Baviter dari Inggris atas lahirnya
Louis Brown pada tanggal 25 Juli 1978;
dan

Di In donesia keberhasilan inseminasi


buatan ditandai dengan lahirnya AKMAL
dari pasangan Linda – Soekotjo pada 25
Agustus 1987 dengan tehnik GIFT, dan
ALDILA AKMAL SUDIAR lahir pada 2
Oktober 1988 dari pasangan Wiwik Juwari
– Sudirman dengan tehnik FIV
2. Latar belakang melakukan
(motivasi ) inseminasi buatan:
a. Keinginan memperoleh atau
menolong memperoleh keturunan;
b. Menghindarkan kepunahan
manusia;
c. Memperoleh generasi genius;
d. Memilih suatu jenis kelamin; dan
e. Mengembangkan tehnologi
kedokteran.
B. Pengertian Inseminasi buatan
Drh. Djamalin Djanah : Pekerjaan
memasukkan mani ( Sperma atau
semen ) kedalam rahim ( kandungan
) dengan menggunakan alat khusus
dengan maksud agar terjadi
pembuahan;
Ir Suryo : Suatu cara untuk
menempatkan sperma didalam atau
didekat saluran sevik dari uterus
dengan menggunakan suatu alat dan
bertujuan supaya terjadi kehamilan;
Dr. Nukman moeloek; Suatu cara
atau tehnik untuk ,memasukkan air
mani suami kedalam kandungan
isteri secara buatan;

Dr. H.Ali Akbar : Membuahi isteri


tanpa junub yang dilakukan dengan
pertolongan dokter; atau
Memasukkan sperma kedalam alat
kelamin perempuan tanpa
persetubuhan untuk membuahi telur
atau ovum wanita
Secara umum dapat diambil
pengertian Inseminasi buatan adalah
suatu cara atau tehnik memperoleh
kehamilan tanpa melalui persetubuhan
(coitus ).
C. TEHNIK INSEMINASI BUATAN
1. Fertilisasi in Vitro ( F I V )
Ialah usaha fertilisasi yang dilakukan
diluar tubuh, di dalam cawan biakan
(Petri disk ) dengan suasana yang
mendekati ilmiah; jika berhasil, pada
saat mencapai stadium morula, hasil
fertilisasi ditandur ke endometerium
rongga uterus. Tehnik dikenal dengan “
Bayi Tabung “
2. Tandur alih Gamet Intra Tuba
( TAGIT ), Gamette Intra
Fallopian Transfer.
Ialah usaha mmpertemukan sel
benih (gamet ) yaitu ovum dan
sperma dengan cara
menyemprotkan campuran sel
benih itu memakai kanul tuba ke
dalam ampula. Tehnik bukan bayi
tabung, karena pembuahan terjadi
di saluran telur ( tuba fallopi ) si ibu
sendiri’
D. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI;
1. Jumlah sel telur yang harus diambil :
tentunya yang diambil hanya sebagian
saja, sedangkan yang lain dimusnahkan,
bagaimana pemusnahan sel telur tsb.
apakah sama dengan pengguguran/
;pembunuhan ?
2. Bank sperma, bagaimana bila pemilik
sperma meninggal dunia?
3. Donor Sperma ?
4. Ibu pengganti (surrogate motherhood)
yang ditempati hasil pembuahan sperma
dan ovum orang lain’
E. INSEMINASI BUATAN MENURUT AGAMA ISLAM

1. Pengambilan bibit;
a. Pengambilan sel telur:
1). Laparoskopi
2). Ultrasonografi ( USG )
Yang menjadi masalah dalam hal ini
adalah tentang melihat Aurat orang
lain’
Syafiiyyah dan Hanabilah dalam suatu
riwayat menyatakan bahwa semua
badan wanita merdeka adalah Aurat;
Hanafiyah dan Malikiyah menyatakan
seluruh anggota badan wanita Aurat,
kecuali wajah dan kedua telapak
tangan;
Yusuf Qordawi dalam kitab Al halal
wal Haram Fil Islam menyatakan
bahwa dalam kondisi dharurat atau
hajat memandang atau memegang
aurat wanita diperbolehkan dengan
syarat keamanan dan nafsu birahi
terjaga, seperti kaidah fiqhiyyah:

‫الضرورة تبيح المحظورات‬


Artinya: keadaan darurat memperbolehkan
suatu yang dilarang
Seorang dokter demi menjaga fitnah dan
godaan setan dalam melakukan tindakan
insemenasi buatan dihadiri pihak ketiga
atau dengan paramedic,

Menghindari kerusakan didahulukan dari


pada menarik kebaikan/ kemaslahatan.

Berdasarkan uraian diatas dapat


disimpulkan bahwa pengambilan sel telur
( ovum ) dalam pelaksanaan inseminasi
buatan diperbolehkan dengan pertimbangan
alasan darurat atau hajat
b. Pengeluaran sperma
Ada beberapa cara dalam pengeluaran
atau pengambilan sperma:
Istimna’ ( masturbasi, onani );
Azl ( coitus interruptus , senggama
terputus )
Dihisap langsung dari pelir ( testis );
Jima’/ Sanggama dengan memakai
kondom;
Sperma yang ditumpahkan kedalam
vagina yang dihisap dengan cepat
dengat spuit; dan
Sperma mimpi.
Yang paling baik adalah masturbasi
atau onani.
Yang menjadi masalah dalam hal ini adalah
Bagaimana hukumnya pengeluaran sperma
dengan cara- cara tersebut diatas:
Para ulama berbeda pendapat ; Ada yang
mengharamkan secara mutlak, ada yang
menghalalkan dalam hal khusus, ada pula
yang menghukumi makruh.

Sayyid Sabiq menyatakan bahwa


Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Zaidiyyah
menghukumi haram, dengan alasan bahwa
Allah Swt memerintahkan agar menjaga
kemaluan dalam segala keaadaan, kecuali
kepada isteri atau budak yang dimilikinya
Ahnaf menyatakan bahwa onani
hukumnya haram, kecuali takut
berbuat zina, hokum menjadi wajib,
berdasarkan kaidah fqhiyyah:

‫إرتكاب اخف الضرر<ين واجب‬


Artinya: mengambil yang lebih ringan
dari dua hal yang darurat adalah
wajib
Hanabilah menyatakan bahwa onani
diperbolehkan bagi orang takut berbuat zina,
atau alasan kesehatan sedang ia tidak memiliki
isteri atau budak atau tidak mampu nikah.

Ibnu Hazm termasuk Ibnu Umar dan “Atha’


berpendapat onani hukumnya makruh, tidak
berdosa tapi tidak etis;

Ibnu Abbas, Hasan dan sebagian Tabiin


menyatakan hukumnya mubah, bahkan Hasan
menyatakan orang dahulu melaksanakan Onani
pada masa ;perang;

Mujahid menyatakan hukumnhya mubah karena


orang Islam dahulu memberikan toleransi kepada
pemudanya untuk onani;
Ali Ahmad Al Jurjawy dalam kitab “ Hikmatut
Tasyri’ Wa Falsafatuhu: hukumnya boleh bagi
mereka yang memiliki nafsu syahwat yang kuat
dan takut berbuat zina;

Yusuf Al Qordawi sependapat dengan


Hanabilah, yakni diperbolehkan onani, bila takut
zina, alasan kesehatan, tidak memiliki isteri atau
tak mampu untuk nikah;

Imam Taqiyuddin Abu Bakar ibnu


Muhammad Al Husainy memperbolehkan onani
yang dilakukan oleh isteri atau budak ( Ammah ),
karena ia merupakan tempat untuk bnersenang-
senang,
‫لوستمنى الرجل بيد امر<أته او امته جازا النها محل استمتاعه‬
Artinya :Apabila seseorang mengeluarkan sperma/
bersenang- senang dengan tangan isterinya
diperbolehkannya, karena isteri adalah tempat
kesenangannya.

Berdasarkan pendapat diatas onani


dalam kaitan pengeluaran/
pengambilan sperma diperboleh
berbagai alasan
2. Penanaman bibit (Embryo
Transfer)
Setelah sel telur dan sperma didapat
kemudian diadakan pencucian untuk
memisahkan sperma yang motil dan yang
tidak motil/ mati, bila:
Tehnik In Vitro ( F I V ) kedua calon bibit
tsb dipertemukan dalam CAWAN PETRI
Tehnik Tandur Alih Gamet Intra Tuba
( TAGIT ) sperma langsung disemprotkan
kedalam RAHIM
Yang menjadi masalah adalah
Bagaimana pembuangan/ pemusnahan
embrio bibit/ sperma ?
Para Ulama berbeda pendapat;
sebagaian mengharamkan dan
sebagian yang lain memperboleh.
Mereka yang mengharamkan, karena
tindakan itu termasuk Aborsi/ pengguguran
kandungan, sedang Aborsi itu sendiri para
Ulama juga berbeda pendapat.
Hanafiyyah memperbolehkan Pengguguran
kandungan sepanjang kandungan itu belum
120 hari/ 4 bulan; Sebagian dari Madzhab
Hanafi ada yang ,menghukumi makruh bila
pengguguran sebelum 120 hari itu tanpa
Udzur;
Ulama Zaidiyyah seperti yang
ungkapkan Ad Dasuqii pengguguran
kandungan hukumnya haram; Ulama
Syafiiyyah berbeda pendapat; Abu
Ishaq AL Marwazi, Abu Bakar Ibnu
Sa’id Al Parati dan Qulyubi
menghukumi boleh sebelum 120 hari;
Ar Rumi menghukumi Makruh sebelum
120 hari; Imam Ghazali, Ibnu Hajar
dan Al kurdi menghukumi haram;
Hanabilah sebagaiman yang
dikemukakan Ibnu qudamah bahwa
pengguguran bagi pelakunya tidak
dikenakan sanksi apapun; dan
Adh Dhohiri berpendapat bahwa
pelaku dikekanakan sanksi DIYAT,
yaitu memerdekan budak laki- laki
atau perempuan.
Prof Dr. Harun Nasution menyatakan
bahwa Kandungan yang belum usia
120 hari belum ditiupkan roh kepada
janin tsb.
Dari uraian tsb. dapat disimpulkan
bahwa pemusnahan embrio bibit/
sperma diperbolehkan dengan
alasan;
< Embrio belum ditanamkan dalam
rahim wanita;
< Embrio bisa jadi tidak
menimbulkan kehamilan bila
ditanamkan dalam rahim wanita;
< Embrio belum disebut
manusia, tapi masih berupa
konsepsi;
Pemusnahan Sisa embrio dalam
pelaksanaan Inseminasi buatan
tidak dapat digolongkan dengan
Pembunuhan manusia sebenarnya.
3. Asal dan tempat Penanaman Bibit

a. Bibit dari suami- isteri dan


ditanamkan pada isteri
Syaikh Mahmud Syaltut, Syaikh Yusuf
Qordawi, Ahmad AR Ribashy dan Zakafria
Ahmad Al Barry : memperbolehkan/
menghalalkan inseminasi buatan yang
bibitnya berasal dari suami isteri;
Majlis Pertimbangan Kesehatan dan Syara’
Departemen Kesehatan RI Majlis Ulama
DKI Jakarta dan Lebaga Fiqh Islam OKI
menghalalkan Inseminasi buatan yang
bibitnya dari suami isteri;
Muhammadiyyah masih
menangguhkan hukumny apapun
bentuknya;
Nahdlotul Ulama ( NU ) dalam
Muktamar ke 28 Nopember 1989
tidak membebicarakan tentang
hokum inseminasi buatan; dan
Majlis Ulama pusat b elum
mengeluarkan Fatwanya tentang ini’
Bibit dari suami isteri, tapi ditanamkan
pada orang lain
> Lembaga Fiqh Islam OKI menghukumi
haram, karena dikawatirkan kehilangan
nasab dan keibuan srta halangan syara,
lainnya;
> Majlis Ulama DKI Jakarta menghumi
haram;
> Mahmud Syaltut, Yusuf Qordawi, Ar
Ribashy dan Zakaria Ahmad Al Barry
menharamkan inseminasi buatan yang
bibitnya bukan dari suami – isteri yang
sah;
>Dokter H Ali Akbar mengqiyaskan hal ini
dengan rodho’ah
> Dr. Robyn Rowland ( Australia)
menentang inseminasi model ini, dengan
pertimbangan nantinya wanita itu menjadi
incubator hidup;
> Kartono Muhammad, Ketua UM PB IDI
kasus ini memerlukan jawaban yang tegas
dari kalangan hukum, agama dan sosilogi
tentang Ibu titipan;
c- Sperma dari suami yang telah
meninggal dunia dan ovum isteri ditanam
di rahim isteri sendiri
Islam tidak memperbolehkan, karena telah
tidak hubungan pernikahan lagi;
Sperma laki laki lain dan ovum dari wanita lain
kemudian ditanam pada wanita yang tidak bersuami
Inseminasi tersebut tidak dibenarkan,
karena juga tidak ada pernikahan yang sah;
e.Spema suami, ovum dari wanita lain
( donor ), ditanam pada rohim isteri sendiri
Inseminasi ini juga tidak dibenarkan oleh
Islam
f.Sperma laki- laki lain ( donor ) ovum dari
isteri dan ditanamkan di rahim isteri sendiri
Inseminasi ini juga tidak dibenarkan oleh
Islam
Sperma laki- laki lain, ovum wanita lain
dan ditanam di rahim isteri
In seminasi ini juga tidak diperbolehkan
oleh Islam.
Bibit dari suami isteri, tapi ditanamkan
pada isteri lain ( poligami )
Insseminasi ini sama dengan model b
( terjadi Pro dan kontra pada Ahli/ Ulama )
4. STATUS ANAK INSEMINASI BUATAN
a. Anak dari Sperma dan ovum dari suami isteri
yang memiliki ikatan perkawian sah:
1). Pada isteri sendiri yang memiliki ovum
Anak menjadi anak kandung
2). Pada issteri sendiri yang tidak memiliki
ovum
Anak milik ibu yang melahirkannya
3). Pada wanita lain yang tidak mempunyai
ikatan nikah
Anak tersebut menjadi anak ibu yang
melahirkannya.
b. Anak dari sperma dam ovom dari
laki- laki dan wanita yang tidak
mempunyai ikatan nikah sah
Inseminasi model ini anak yang
dilahirkan statusnya dapat
dikategorikan anak zina, yang
dilarang o;leh Islam, sabda
Rasulullah Saw.
‫ال يحل المرئ يؤمن باهللا واليوم االخر ان يسقي مائه‬
‫زرع غيره (اخرجه ابو دوود وترمذى وصححه ابن‬
‫حبان وحسنه البزار)‬

‫ما من ذنب بعد الشرك عظم عند هللا من نطفة وضعها‬


‫رجل فى رحم ال يحل له ‪ .‬رواه ابن ابى الدنيا عن الهيثام‬
‫ابن مالك الطاء‬

You might also like