You are on page 1of 13

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan tentang pasang surut air laut sangat diperlukan dalam ilmu kelautan
terutama dalam bidang transportasi laut, kegiatan di pelabuhan, dan pembangunan di
daerah pesisir pantai karena sifat pasang surut yang periodik, maka hal ini dapat
diramalkan dan untuk dapat meramalkan pasang surut air laut diperlukan data amplitudo
dan beda fasa dari masing-masing komponen pembangkit pasang surut. Pasang surut air
laut ini merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.

Dalam kejadian pasang surut air laut kita dapat mempelajari banyak hal yang dapat
bermanfaat dan untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya pasang surut air laut
maupun faktor-faktornya.

Mengingat pentingnya pengetahuan tentang pasang surut terutama bagi yang


tertarik mempelajari masalah pantai dan estuari, maka akan dicoba dijelaskan tentang
pengertian pasang surut itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan tidal?

 Apa yang dimaksud gravitasi?

 Bagaimana penjelasan tentang siklus air?

 Bagaimana penjelasan efek sentrifugal

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui maksud dari tidal.

 Untuk mengetahui proses pasang surut air laut.

 Untuk mengetahui macam-macam tidal.


 Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tidal.

II. PEMBAHASAN

2.1 TIDAL (pasang surut air laut)

Pasang surut laut adalah gelombang yang dibangkitkan oleh adanya interaksi
antara laut, matahari dan bulan. Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah
gelombang disebut pasang rendah. Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang
rendah disebut rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu
antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya.
Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Terdapat tiga tipe dasar pasang surut yang didasarkan pada periode dan
keteraturannya, yaitu pasang surut harian (diurnal), tengah harian (semi diurnal) dan
campuran (mixed tides). Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang surut berubah
secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga bergantung pada
bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.
Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara
langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan
lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya
tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan
matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut.
Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi
bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan dalam transportasi laut,
kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat
pasang surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk dapat meramalkan pasang
surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masing komponen
pembangkit pasang surut. Seperti telah disebutkan di atas, komponen-komponen utama
pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena
interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar komponen pasang surut
utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya komponen-komponen
pasang surut yang baru.
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan
air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh
benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih
kecil.
Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup
seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan.
Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang
rendah.
Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut
(tidal range).
Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke
puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara
12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang surut laut (Ocean Tide) Pasang surut laut adalah naik turunnya permukaan
air laut disertai gerakan horizontal massa air, dan gejala ini mudah dilihat secara visual.
Naik turunnya muka air laut biasanya disebut vertical tide dan gerakan horizontal disebut
tidal curren (arus pasang surut). Turun- naiknya permukaan air laut ini karena pengaruh
gravitasi dari bulan dan matahari. Bila permukaan air laut mengalami kenaikan disebut
pasang naik dan sebaliknya bila terjadi penurunan disebut pasang surut.
PASANG SURUT LAUT adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet,
bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda angkasa
di luar materi itu berada. Gelombang pasang (tidal waves) adalah gelombang yang
mempunyai periode antara 12 jam sampai dengan 24 jam, disebabkan adanya gaya
gravitasi dan percepatan gaya coriolis, tumbuh akibat gaya tarik benda-benda langit
terutama matahari dan bulan.
2.2 MACAM-MACAM TIDAL
Pasang surut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada
dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi
dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan
baru dan bulan purnama.
Pasang surut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari
membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah
dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan
3/4.
Tipe tidal ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini
disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang
surut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari,
maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal tides), namun jika
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe
harian ganda (semidiurnal tides). Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe
tunggal dan ganda disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini
digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran
dominasi tunggal.

2.3 SIRKULASI AIR LAUT

Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan
dibangkitkan oleh stres angin yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai
sirkulasi laut yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation). Selain itu,
ada juga sirkulasi yang bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut sebagai sirkulasi
termohalin (thermohaline circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut laut. Sirkulasi
termohalin dibangkitkan oleh adanya perbedaan densitas air laut. Istilah termohalin
sendiri berasal dari dua kata yaitu thermo yang berarti temperatur dan haline yang berarti
salinitas. Penamaan ini diberikan karena densitas air laut sangat dipengaruhi oleh
temperatur dan salinitas. Sementara itu, sirkulasi laut akibat pasang surut laut
disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi tinggi muka laut akibat adanya interaksi
bumi, bulan dan matahari.
Sirkulasi di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah tropis
menuju ke daerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang dibawa oleh
massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di daerah kutub, air menjadi
lebih dingin pada saat musim dingin sehingga terjadi proses sinking (turunnnya massa air
dengan densitas yang lebih besar ke kedalaman). Hal ini terjadi di Samudera Atlantik
Utara dan sepanjang Antartika. Air laut dari kedalaman secara perlahan-lahan akan
kembali ke dekat permukaan dan dibawa kembali ke daerah tropis, sehingga terbentuklah
sebuah siklus pergerakan massa air yang disebut Sabuk Sirkulasi Laut Global (Global
Conveyor Belt). Semakin efisien siklus yang terjadi, maka akan semakin banyak pula
energi panas yang ditransfer dan iklim di bumi akan semakin hangat.

Akibat bumi yang berotasi, maka aliran massa air (arus) yang terjadi akan
dibelokkan ke arah kanan di belahan bumi utara (BBU) dan ke kiri di belahan bumi
selatan (BBS). Efek ini dikenal sebagai gaya semu Coriolis. Pembelokkan ini menjadikan
tinggi dan rendahnya elevasi muka laut berbanding secara langsung dengan kecepatan
arus permukaan. Perubahan elevasi muka laut yang diakibatkan aliran massa air ini
disebut sebagai topografi laut dan saat ini dapat diamati dengan menggunakan satelit
TOPEX/Poseidon. Dengan bantuan data dari satelit ini, maka para ahli dapat memetakan
pola arus laut global.

Variasi yang terjadi pada sirkulasi laut mengakibatkan variasi pada transpor energi
panas dan pola musim. Seperti diketahui bahwa laut memiliki peranan yang sangat
penting dalam mendsitribusikan energi panas dari daerah ekuator ke daerah kutub karena
kemampuan air untuk menyimpan energi panas dalam waktu yang sangat lama
(bandingkan dengan tanah yang cepat menjadi dingin ketika matahari sudah tidak
menyinarinya lagi). Hal ini menjadi bagian yang sangat vital dalam menentukan pola
cuaca/iklim di bumi. Menurut penelitian yang dilakukan di University of Bern dengan
menggunakan model iklim dengan perata-rataan ke arah zonal (zonally averaged climate
model), pemanasan global yang terjadi saat ini akibat adanya efek gas rumah kaca bisa
merubah dan bahkan mematikan sabuk sirkluasi laut global (Stocker and Schmittner,
1997). Pembahasan lebih rinci tentang hal ini dapat dilihat di bagian laut dan iklim.
2.4 MANFAAT PASANG SURUT

Energi yang berasal dari laut (ocean energy) dapat dikategorikan menjadi tiga macam:

1. energi ombak (wave energy)


2. energi pasang surut (tidal energy)
3. hasil konversi energi panas laut (ocean thermal energy
conversion)

Prinsip sederhana dari pemanfaatan ketiga bentuk energi itu adalah: memakai
energi kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya menggerakkan generator untuk
menghasilkan listrik. Artikel kali ini ialah bagian kedua dari tiga artikel yang membahas
tentang energi yang dapat dimanfaatkan dari laut. Di bagian kedua trilogi artikel ini,
energi pasang surut (tidal energy) akan dibahas.

Energi Pasang Surut

Gambar 3. Ombak masuk ke dalam muara sungai ketika terjadi pasang naik
air laut.

Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan
pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar. Dalam
sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu siklus bisa
diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun relatif lebih dapat
diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga ombak. Namun demikian, menurut
situs darvill.clara.net, hanya terdapat sekitar 20 tempat di dunia yang telah diidentifikasi
sebagai tempat yang cocok untuk pembangunan pembangkit listrik bertenaga pasang
surut ombak.
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut:

Gambar 4. Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil
memutar turbin.

1. Dam pasang surut (tidal barrages)


Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang terdapat di
dam/waduk penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun untuk
memanfaatkan siklus pasang surut jauh lebih besar daripada dam air sungai pada
umumnya. Dam ini biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan antara
air sungai dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi pasang atau surut), air
mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam. Aliran masuk atau keluarnya ombak
dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin (Lihat gambar 3 dan 4).
Gambar 5. PLTPs La Rance, Brittany, Perancis.
Gambar atas menampilkan aliran air dari kiri ke kanan. Gambar sebelah kiri
bawah menampilkan proyek dam ketika masih dalam masa konstruksi.
Gambar kanan menampilkan proses perakitan turbin dan baling-balingnya.
Photo credit: Popular Mechanics, December 1997.

Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat di muara
sungai Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada tahun 1966
dan berkapasitas 240 MW. PLTPs La Rance didesain dengan teknologi canggih dan
beroperasi secara otomatis, sehingga hanya membutuhkan dua orang saja untuk
pengoperasian pada akhir pekan dan malam hari. PLTPs terbesar kedua di dunia terletak
di Annapolis, Nova Scotia, Kanada dengan kapasitas “hanya” 16 MW.
Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah mereka
hanya dapat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun
mengalir keluar (surut), yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam per harinya.
Namun, karena waktu operasinya dapat diperkirakan, maka ketika PLTPs tidak aktif,
dapat digunakan pembangkit listrik lainnya untuk sementara waktu hingga terjadi pasang
surut lagi.

2. Turbin lepas pantai (offshore turbines)


Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih menyerupai
pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode
pertama yaitu: lebih murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil
daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat
dipasang di lebih banyak tempat.
Beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi turbin lepas pantai adalah:
Blue Energy dari Kanada, Swan Turbines (ST) dari Inggris, dan Marine Current Turbines
(MCT) dari Inggris. Gambar hasil rekaan tiga dimensi dari ketiga jenis turbin tersebut
ditampilkan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Bermacam-macam jenis turbin lepas pantai yang digerakkan oleh


arus pasang surut.
Gambar sebelah kiri (1): Seagen Tidal Turbines buatan MCT. Gambar
tengah (2): Tidal Stream Turbines buatan Swan Turbines. Gambar kanan
atas (3): Davis Hydro Turbines dari Blue Energy. Gambar kanan bawah
(4): skema komponen Davis Hydro Turbines milik Blue Energy. Picture credit:
(1) marineturbines.com, (2) swanturbines.co.uk, (3) & (4) bluenergy.com.

Teknologi MCT bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamkan
di bawah laut. Dua buah baling dengan diameter 15-20 meter memutar rotor yang
menggerakkan generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir (gearbox). Kedua
baling tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang horizontal dari sebuah
batang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut akan mampu menghasilkan
750-1500 kW per unitnya, dan dapat disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi
ladang pembangkit listrik. Demi menjaga agar ikan dan makhluk lainnya tidak terluka
oleh alat ini, kecepatan rotor diatur antara 10-20 rpm (sebagai perbandingan saja,
kecepatan baling-baling kapal laut bisa berkisar hingga sepuluh kalinya).
Dibandingkan dengan MCT dan jenis turbin lainnya, desain Swan Turbines
memiliki beberapa perbedaan, yaitu: baling-balingnya langsung terhubung dengan
generator listrik tanpa melalui kotak gir. Ini lebih efisien dan mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan teknis pada alat. Perbedaan kedua yaitu, daripada melakukan
pemboran turbin ke dasar laut ST menggunakan pemberat secara gravitasi (berupa balok
beton) untuk menahan turbin tetap di dasar laut.
Adapun satu-satunya perbedaan mencolok dari Davis Hydro Turbines milik Blue
Energy adalah poros baling-balingnya yang vertikal (vertical-axis turbines). Turbin ini
juga dipasangkan di dasar laut menggunakan beton dan dapat disusun dalam satu baris
bertumpuk membentuk pagar pasang surut (tidal fence) untuk mencukupi kebutuhan
listrik dalam skala besar.

2.5 FAKTOR - FAKTOR TIDAL

Pasang surut terjadi disebabkan gaya tarik menarik antara matahari dan bumi, bumi
dan bulan, serta matahari-bulan dan bumi. Gaya tarik menarik antara bumi dan palnet
lainnya kecil, sehingga bisa diabaikan. Gerakan-gerakan yang penting dalam sistem
matahari-bumi-bulan adalah revolusi dari bumi mengitari matahari dan revolusi bulan
mengelilingi bumi. Bidang dimana bumi mengitari matahari disebut bidang “ecliptic”,
sumbu roasi bumi membuat sudut dengan bidang Ecliptic ini sebesar .

Orbit sistem bumi-bulan mengelilingi matahari adalah berbentuk Ellipse dengan


eksentrisitasnya 0,017, dan matahari terletak pada salah satu fokus dari Ellipse tersebut.
Posisi bulan yang terdekat dengan bumi disebut Perigee, dan terjauh disebut Apogee.
Jarak terdekat antara bumi-matahari disebut Perihelion dan terjauh disebut Aphelion.

Kecepatan gerak planet dalam menempuh lintasan revolusinya tidak selalu tetap.
Pada saat dekat titik perihelium (Perihelion) mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pada saat planet tersebut di dekat titik aphelium (Aphelion).
Hukum Keppler

1. Lintasan planet berbentuk elips dengan matahari sebagai salah satu titik apinya.

2. Garis penghubung planet matahari menyapu luas yang sama dalam waktu yang sama.

3. Pangkat dua periode planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga
jarak rata-ratanya ke matahari.

GAYA GRAVITASI • Gaya gravitasi adalah gaya tarik yang bekerja antara dua
benda yang bermassa. M .m F =G 2 (1) r F = gaya gravitasi (N) • M = massa matahari
(kg) • • m = massa planet (kg) • r = jarak kedua benda (m).

Gaya gravitasi bulan lebih dominan pengaruhnya dibandingkan gaya gravitasi


matahari terhadap terjadinya pasang air laut ini, karena posisi bulan lebih dekat ke bumi
dibandingkan jarak bumi ke matahari. Pasang besar akan terjadi bila tempat- tempat di
bumi mangalami bulan mati dan bulan purnama. Pasang terbesar dapat terjadi bila bulan
mati atau bulan purnama tepat tegak lurus di atas permukaan bumi. Sedangkan surut
terjadi pada tempat-tempat sebaliknya, yaitu pada permukaan bumi dibalik terjadinya
bulan mati atau bulan purnama.
III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan
air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pasang
surut laut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini
disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang
surut.

Energi pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan
pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar. Dalam
sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Dari hal ini ada dua metodologi
untuk memanfaatkan energi pasang surut :

1. Dam pasang surut (tidal barrages).


2. Turbin lepas pantai (offshore turbines)
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2009. pasang surut air laut. http://www.google.com/pasangsurutairlaut/.


Akses tanggal 24 april 2009. jam 21.00 wib.

_________, 2009. sirkulasi air laut. http://www.google.com/sirkulasiairlaut/. Akses


tanggal 24 april 2009. jam 21.00 wib.

_________, 2009. macam-macam tidal. http://www.google.com/macam-macamtidal/.


Akses tanggal 24 april 2009. jam 21.00 wib.

________, 2009. Factor-faktor tidal. http://www.google.com/faktor-faktortidal/. Akses


tanggal 24 april 2009. Jam 21.00 wib.

You might also like