Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional,
telah terwujud berbagai hasil yang positif di berbagai bidang. Kemajuan ekonomi;
perbaikan lingkungan hidup; kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
(IPTEK), terutama di bidang medis dan kepererawatan dapat meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk; serta meningkatnya usia harapan hidup manusia.
Akibatnya, jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan cenderung
bertambah lebih cepat.
Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committee on Health, WHO yang
telah mengadakan pertemuan tahun 1987 bahwa menjelang tahun 2000 kurang
lebih dua diantara tiga orang dari 600 juta orang lansia berada di negara
berkembang. Di Indonesia diperkirakan akan beranjak dari peringkat ke-10 pada
tahun 1980 menjadi peringkat ke-6 pada tahun 2020, diatas Brazil yang
menduduki peringkat ke-11. Banyak kelainan atau penyakit yang prevalensinya
meningkat dengan bertambahnya usia, sistem organ yang mengalami proses
penuaan akan rentan terhadap penyakit. Makin panjangnya usia harapan hidup
seseorang disamping sebagai suatu kebanggaa, namun di pihak lain juga
merupakan tatangan yang sangat berat, mengingat tidak sedikit masalah yang bisa
timbul akibat penuaan. Hal yang lebih ironis adalah keadaan ini belum didukukng
oleh adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi lansia. Pengetahuan
perawatan lansia, baik oleh keluarga maupun oleh lembaga sosial lainnya masih
sangat kurang memadai (Darmojo dan Martono, 1999).
Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu : masa anak, masa dewasa,
dan masa tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis.
Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut yang memutih,
1
penurunan pendengaran, penglihatan menurun, gerakan menjadi lambat, kelainan
berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat, dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi
tidak harus menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, lansia harus senantiasa sehat,
dalam hal ini sehat diartikan sebagai berikut :
1. Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial
2. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari
3. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.
Peran perawat sangat diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan
pada lansia pada taraf yang setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit
atau gangguan kesehatan. Dengan demikian, lansia masih dapat memenuhi
kebutuhan dengan mandiri.
1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan kunjungan di Panti werdha, mahasiswa diharapkan
mampu menerapkan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami masalah
kesehatan dari gmbaran masalah yang telah didapatkan.
2.1.1 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kunjungan di Panti Werdha Mojopahit di harapkan
mampu:
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi
oleh lansia.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang di
hadapi oleh lansia.
c. Menyusun rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
muncul.
d. Mengevaluasi keunjungan yang telah dilaksanakan di panti selama 5 hari
e. Mendokumentasikan data yang telah didapatkan dari panti.
2
1 Manfaat
1.4.1. Untuk Mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep teori tentang asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok khusus lansia di Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto
2. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitik, dan bijaksana
dalam panti werdha.
3. Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal dengan kelompok khusus lansia.
4. Meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah sesuai konflik
yang dihadapinya.
1.4.2 Untuk Kelompok Khusus Lansia
1. Meningkatkan kepercayaan lansia dengan orang lain
2. Lansia dapat mengungkapkan apa yang dialaminya dan mampu
mengungkapkan perasaannya saat tinggal di panti werdha
1.4.3. Untuk Penyusun
Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan kelompok dalam
mengaplikasikan dan melaksanakan asuhan keperawatankomunitas pada
kelompok khusus lansia di panti werdha.
1 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab 1 Membahas pendahuluan yang meliputi : latar belakang, tujuan, manfaat,
dan sistematika penulisan
Bab 2 Menguraikan tentang tinjauan teoritis yang terdiri atas : 1) konsep dasar
keperawatan kelompok khusus yang terdiri : definisi kelompok, proses
pembentukan kelompok, persyaratan kelompok, kriteria kelompok; 2)
proses asuhan keperawatan kelompok khusus yang terdiri : definisi
kelompok khusus, perawatan kelompok khusus, tujuan kelompok khusus,
sasaran kelompok khusus, dan proses keperawatan kelompok khusus.
Bab 3 Membahas tentang asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus
lansia yang meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan yang terdiri :
3
pengkajian, analisis data, diagnosa keperawatan, perencanaan, dan
evaluasi
Bab 4 Kesimpulan dan Saran.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
4
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Kelompok Khusus
2.1.1 Definisi Kelompok
Kelompok merupakan himpunan satu kesatuan manusia yang hidup
bersama, yang dilandasi oleh kriteria tertentu seperti : usia, jenis kelamin, latar
belakang pendidikan, pekerjaan, kepentingan tertentu, kebutuhan yang sama,
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi, serta saling tolong menolong
untuk mencapai tujuan yanh diinginkan.
4. Tahap Perubahan
Terjadi perubahan fisik, posisi, dan aktivitas kelompok sehingga berdampak
pada perubahan kelompok. Hal ini berdampak pada timbulnya masalah
5
kelompok yang memerlukan pengaturan kembali berkaitan dengan struktur
organisasi, prosedur kerja, kegiatan, hubungan antar anggota, dan sebagainya.
6
2.2.2 Perawatan Kelompok Khusus
Perawatan kelompok khusus merupakan suatu upaya di bidang
keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada sekelompok individu
yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan kesehatan, dan
rawan terhadap masalah kesehatan. Perawatan kelompok khusus ini dilaksanakan
secara terorganisir dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kelompok dan
derajat kesehatannya. Perawatan ini lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan
kepada mereka yang tinggal di panti serta kepada kelompok-kelompok yang ada
di masyarakat yang diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan
pemecahan masalah melalui proses keperawatan.
7
g. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam
menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan
kesehatan masyarakat
8
Penyakit yang pernah diderita (akut, subakut, kronis, atau menular), keadaan
umum gizi kelompok, imunisasi, keadaan personal hygiene anggota
kelompok.
f. Kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal anggota kelompok
Perumahan (permanen, semipermanen, sementara, ventilasi, penerangan, dan
kebersihannya), sumber air minum, pembuangan air limbah, pembuangan
sampah, dan tempat pembuangan tinja.
Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk melihat kesenjangan yang terjadi dalam
kelompok dikaitkan dengan konsep, prinsip, dan teori yang relevan. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan apa saja permasalahan yang dialami kelompok serta
kebutuhan kelompok akan pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Perumusan Masalah dan Prioritas Masalah
Perumusan masalah didapatkan dari analisis data, setelah itu diprioritaskan
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
a. Sifat masalah yang dihadapi kelompok
b. Tingkat bahaya yang mengancam kelompok
c. Kemungknan masalah untuk dapat diatasi
d. Berat ringannya masalah yang dihadapi kelompok
e. Sumber daya yang tersedia dalam kelompok
9
Dibuat berdasarkan diagnosis keperawatan dengan melibatkan anggota
kelompok yang bersangkutan. Rencana keperawatan kelompok mencakup tujuan
keperawatan yang ingin dicapai, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan, dan kriteria keberhasilan. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun rencana keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Keterlibatan pengurus dan anggota kelompok dalam menyusun perencanaan
keperawatan
b. Keterpaduan dengan pelayanan kesehatan lainnya, baik tenaga, biaya, sarana,
maupun, waktu
c. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral, sehingga program pelayanan
yang diberikan bersifat menyeluruh.
1. Pelaksanaan
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan gerontik :
1. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan oleh tenaga keperawatan,
petugas/pengurus panti atau kader kesehatan sesuai dengan kewenangan yang
diberikan
2. Dilakukan dalam rangka alih teknologi dan keterampilan keperawatan
3. Di institusi lebih ditekankan kepada penghunu panti, pengelola/pengurus
panti, dan lingkungan panti
4. Di masyarakat lebih ditekankan kepada anggota kelompok, kader kesehatan,
pengurus kelompok, dan keluarga
5. Bila ada masalah yang tak tertanggulangi dilakukan rujukan medis dan
rujukan kesehatan
6. Adanya keterpaduan pelayanan dengan sektor lain
7. Dicatat dalam catatan keperawatan yang telah ditetapkan
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan menilai
10
efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan
pelaksanaan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA KELOMPOK KHUSUS LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT
KABUPATEN MOJOKERTO
11
Kegiatan lab klinik keperawatan komunitas diawali dengan adanya
pembagian kelompok kecil dalam kelas. Setelah kelompok terbentuk akhirnya
kelompok memutuskan untuk mengambil sampel kelompok khusus pada lansia di
panti werdha. Sebelum kelompok melakukan survey ke tempat yang
bersangkutan, terlebih dahulu kelompok meminta surat pengantar dari institusi
yang dimaksudkan sebagai surat permohonan ijin kepada kepala panti untuk
malaksanakan kegiatan lab klinik di tempat tersebut. Setelah kelompok
mendapatkan surat ijin tersebut, akhirnya tepat pada hari jum’at tanggal 15
oktober 2010 kelompok yang didampingi dengan salah satu pembimbing pergi
menuju panti untuk melakukan survey lokasi dengan menyerahkan surat ijin lab
dari institusi. Ketika tiba di panti dan surat sudah diterima kepala panti, kelompok
pun diajak untuk orientasi ruangan oleh salah satu perawat pengurus panti.
Selanjutnya, kelompok merencanakan hari dan waktu untuk memulai kegiatan
yang nantinya akan dilaksanakan kegiatan lab selama 5 kali kunjungan.
12
3. Perubahan pada panti selama ini
Sejak berdirinya panti 30 tahun yang lalu, perubahan yang terjadi
didalamnya tidak terlalu menonjol. Karena selama itu panti hanya
melakukan perubahan pada gedung panti yang dulunya terbuat dari kayu,
dan sekarang telah berubah menjadi tembok.
A. Demografi Panti
1. Identitas Panti
Nama Panti : Panti Werdha Mojopahit
Alamat : Jl. Raya Brangkal no. 862, Sooko, Kabupaten
Mojokerto.
2. Struktur Organisasi Panti
Kepala Panti : Sugiono, S. Sos
Kepala Subag : Sugiharto
Kelompok Jabatan Fungsional
Administrasi : 1. Miarti
2. Purwo Edi, S. Sip
Pelayanan Klien : 1. Niken
2. Feri
3. Rudi
4. Dr. Mega
Keamanan : 1. Heri Mulyadi
Kebersihan/Makanan : 1. Kusdi
2. Nurchanda
3. Majidi
Juru Masak : 1. Sariatun
2. Nurfadilah
3. Arliyah
Humas : Joko Susanto
13
a. Visi :
Tercapainya pola hidup dan perilaku sehat baik jasmani maupun
rochani agar lansia tetap dalam kondisi kehidupan sejahtera serta
bermanfaat bagi sesamanya
b. Misi :
1. Meningkatkan Kesejahteraan Lansia baik yang potensial
maupun non potensial
2. Memberikan pembinaan mental spiritual agar semakin
mendekatkan diri kepada Illahi dipenghujung usianya
3. Memberikan kemudahan dalam pelayanan yang bersifat umum.
4. Tujuan Panti
a.Tujuan Umum
Tercapainya kualitas hidup dan kesejahteraan sosial lanjut usia
sehingga dapat menikmati hari tuanya dengan diliputi ketenteraman
lahir dan batin.
b.Tujuan Khusus
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar lanjut usia
2. Terpenuhinya kebutuhan rohani lanjut usia
3. Terpenuhinya kebutuhan keperawatan dan kesehatan lanjut usia
4. Terpenuhinya kebutuhan ketrampilan lanjut usia
5. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan sosial lanjut usia
6. Adanya peran serta keluarga dan masyarakat terhadap lanjut
usia.
14
di panti, 5 pendatang baru yang datang ke panti atau sekitar 31,25%
dan 3 lansia atau 6,25% yang pulang (2 lansia pulang atas kemauan
sendiri dan 1 lansia dipulangkan). Sedangkan sisanya adalah lansia
yang lama.
Dengan jumlah 48 lansia yang ada di panti, peneliti hanya
mengambil sampel lansia sebesar 16 orang.
A. Etnisitas
1. Pola makan
a. Frekuensi makan dalam sehari
Frekuensi makan lansia normal. Di panti lansia makan 3x sehari; pagi
pukul 07.00, siang pukul 11.00, dan sore pukul 16.00.
b. Kualitas makan (nafsu untuk makan)
1. Sebanyak 13 lansia atau 81,25% lansia nafsu makannya baik
2. Nafsu kurang sebanyak 3 lansia atau 18,75% lansia
a. Pola minum
Semua lansia (16 lansia) pola minumnya cukup
b. Kebiasaan makan
Kandungan makanan pada lansia adalah 100% rendah lemak, untuk
lansia yang hipertensi lauknya tempe dan tahu.
c. Penggunaan garam beryodium
Pemberian garam beryodium dalam masakan lansia untuk mencegah
penyakit gondok adalah benar.
15
Pagi : Siang : Sore :
• Nasi putih • Nasi putih • Nasi putuh
• Eseng- • Soto daging • Tumis
eseng tahu • Tempe daun
• Kecambah goreng pepaya
kecap • Snack menjeng
• Kerupuk • Tahu
• Minum teh goreng
manis, susu,
dan kopi
1. Selasa
Pagi : Siang : Sore :
• Nasi putih
• Nasi putih • Nasi putih
• Asem-asem
• Pecel • Mie ayam
pacin
(kecambah • Kerupuk
• Buah
dan sawi)
• Telur
ceplok
• Peyek
kremes
• Minum teh
manis, susu,
dan kopi
1. Rabu
16
Pagi : Siang : Sore :
1. Kamis
Pagi : Siang : Sore :
1. Jum’at
17
Pagi : Siang : Sore :
1. Sabtu
Pagi : Siang : Sore :
1. Minggu
Pagi : Siang : Sore :
18
• Kecambah pindang semarang
kecap • Buah (wortel,
• Kerupuk kentang,
• Minun susu, dan
teh manis, daging)
dan kopi • Kerupuk
Catatan : Menu tersebut diatas sudah diatur sedemikian rupa oleh dokter yang
ada di panti, dan terkadang menu berubah sewaktu-waktu.
1. Bahasa
a. Bahasa yang biasa digunakan lansia adalah bahasa Jawa sebesar 90%
dan bahasa Indonesia sebesar 10%.
A. Vital Statistik
1. Angka kematian lansia
Dalam 1 tahun terdapat 4 lansia yang telah meninggal dunia, atau
sebesar 8,3% lansia di tahun 2010.
2. Angka kesakitan lansia
Dalam panti didapatkan jumlah lansia yang menderita hipertensi
sebanyak 19 orang (39,58%), penyakit kronis ada 3 orang atau 6,25% (2
19
lansia menderita hernia dan 1 lansia menderita diabetes melitus), dan
sisanya sebesar 54,17% lansia menderita rematik (rheumathoid arthritis).
I. Pengkajian Subsistem
A. Lingkungan Fisik
1. Pola penggunaan air bersih
1.Sumur sebesar 40%
2.PAM sebesar 60%
1. Pengurasan bak mandi
Dilakukan 2x dalam seminggu
2. Keadaan kamar mandi
1.Bersih, sebanyak 93,75%
2.Kurang bersih, sebanyak 6,25%
3.Licin, sebanyak 93,75%
Keterangan :
a. Asrama 1 : ada 2 kamar mandi, bersih, tidak ada pegangan,
lantai licin, ada pintu penutup yang mengarah ke
dalam, lampu kamar mandi suram
b. Asrama 2 : ada 2 kamar mandi, salah satunya sebagai tempat
memandikan lansia yang meninggal dunia, bersih,
tidak ada pegangan, lantai licin, dan ada pintu
penutup mengarah ke dalam, lampu kamar mandi
suram,
c. Asrama 3 : ada 2 kamar mandi, tidak ada pegangan, bersih,
lantai licin, lampu kamar mandi suram, lantai licin,
ada pintu penutup yang mengarah ke dalam
20
d. Asrama 4 : ada 2 kamar mandi, lantai terbuat dari semen, tidak
ada pegangan, tidak ada pintu (tertutup korden)
e. Asrama 5&6 : ada sumur yang jaraknya ± 5 m dari kamar mandi,
kamar mandi terbuka, tidak licin, dan tidak ada
pegangan, bak mandi rendah.
1. Tanaman yang ada disekitar asrama panti
1.Tanaman hias
1. Tipe bangunan asrama di panti
1. Permanen
2. Lantai asrama panti
1. Tegel, sebanyak 50%
2. Semen, sebanyak 50%
3. Jendela di setiap kamar atau asrama
1. Ya, 70%
2. Tidak, 30%
1. Pencahayaan dalam ruang asrama setiap hari
1. Terang, 50%
2. Gelap, 16,67%
3. Remang-remang, 33,33%
1. Jarak antar asrama
1. Bersatu, 33,33%
2. Dekat (<5 m), 33,33%
3. Jauh (>5 m), 33,33%
1. Halaman di sekitar asrama panti
1. Ya, 66,67%
2. Tidak, 33,33%
1. Pemanfaatan Pekarangan Panti
Kebun dan kolam ikan
21
PETA!!
taman
k.man
k.man
di
Asrama Asrama Asrama 4
6 5
Asrama 3
Taman
kantor aula
22
A. Ekonomi
1. Tempat lansia membeli sesuatu
1. Pasar, sebanyak 31,25% lansia
2. Penjaja keliling yang masuk ke dalam panti sebanyak 68,75%
1. Apakah lansia pernah menerima bantuan selain dari petugas panti?
a Pernah misalnya baju, handuk, uang, hiasan dinding, dan yang
lainnya,
23
1. Dimana lansia biasa berkumpul
Balai pertemuan, mushola dan halaman depan ruang perawat panti
2. Bacaan apa yang biasa dibaca oleh lansia
Sebanyak 78% lansia mengatakan biasa membaca Al Qur’an, dan
sisanya sebanyak 21% mengatakan tidak suka membaca.
3. Apakah masing-masing asrama tersedia televisi/radio
1. Ya, sebanyak 80% asrama tersedia televisi
2. Tidak, sebanyak 20% asrama tidak ada televisi
4. Tayangan yang paling diminati lansia
1. Sinetron, 86%
2. Berita, 14%
5. Apakah tersedia sarana komunikasi di panti
Terdapat sarana komunikasi di panti dalam bentuk telephon yang
biasa digunakan untuk menghubungi keluarga lansia.
A. Pendidikan
1. Pendidikan terakhir lansia
1.SD dan SMP, 97,92%
2.Perguruan tinggi, 2,08%
A. Rekreasi
1. Kebiasaan lansia menghabiskan waktunya bila merasa bosan
1. Berbincang-bincang, 25%
2. Melihat TV, sebanyak 37,5%
3. Membaca, sebanyak 25%
4. Lain-lain, tidur 12,5%
2. Keinginan lansia untuk pulang kerumahnya
1. Iya, sebanyak 56,25%
2. Tidak, sebanyak 43,75%
24
Senin : Pengajian pagi dan perawatan terhadap lansia (observasi
TTV dan pemberian obat kepada lansia yang
membutuhkan)
Selasa : -
Rabo : Istighosah
Kamis : Tahlilah setelah maghrib dan perawatan terhadap lansia
(observasi TTV dan pemberian obat kepada lansia yang
membutuhkan)
Jum’at : Senam lansia dan pengajian
Sabtu :-
Minggu : -
A. Persepsi
1. Persepsi lansia
a. Perasaan lansia ketika tinggal di panti
Hampir 90% lansia mengatakan kalau mereka betah tinggal di
panti, karena banyak teman dan bisa mandiri tanpa tergantung
dengan keluarganya. Namun ada juga lansia yang tidak suka tinggal
di panti karena jauh dan tidak bisa berkumpul dengan keluarganya.
b. Hubungan lansia dengan rekan yang lainnya
Lansia menjalin hubungan baik dengan lansia yang lainnya,
meski ada lansia yang suka mengambil barang milik orang lain, akan
tetapi lansia selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan
rekannya.
c. Masalah-masalah yang terjadi selama dalam asrama
Ada lansia yang suka mengambil barang milik lansia yang
lainnya. Selain itu ada juga salah satu lansia yang mengalami
halusinasi dengar yang kadang-kadang berteriak dan mengamuk
sehingga mengganggu kenyamanan lansia yang lainnya.
2. Persepsi umum perawat tentang kesehatan dari komunitas
dan masalah yang diidentifikasi
25
Perawat panti mengatakan kesehatan lansia di panti terjamin karena
langsung diawasi oleh tim medis yang ada di panti. Sedangkan masalah-
masalah yang umumnya dialami lansia seperti salah paham dengan
rekannya adalah hal yang wajar, karena perawat memaklumi dengan
adanya perubahan persepsi lansia terhadap orang lain.
26
tinggal dipanti
2.
Resiko terjadinya cidera diantara penghuni panti berhubungan dengan kondisi
lingkungan kamar mandi yang kurang kondusif yang dimanifestasikan dengan :
a) 6,25 % mengatakan kamar mandi dalam keadaan kurang bersih
b) 93,75 % mengatakan kamar mandi dalam keadaan licin
3.
27
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan
rahmad serta hidayahNya kelompok kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah Keperawatan Komunitas yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Komunitas Pada Kelompok Khusua Lansia di Panti Werdha Mojopahit,
Kabupaten Mojokerto” dengan baik.
Makalah ini berisi tentang konsep asuhan keperawatan lansia dan penerapan
proses keperawatan lansia di panti Werdha Mojopahit. Makalah ini diharapkan
bisa di jadikan acuan dalam melakukan proses keperawatan khususnya pada
lansia. Dalam pembuatan makalah ini tidak lupa kami sampaikan terima kasih
kepada:
1. Pak Amin Zakaria, S. Kep. Ners selaku dosen pengajar mata kuliah
Keperawatan komunitas.
2. Pak Aris Hartono, S. Kep, Ners selaku dosen pembimbing kelompok
yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah
3. Ketua Panti Werdha Mojopahit yang telah memberikan ijin kepada
kelompok untuk melaksanakan lab klinik selama 5 kali kunjungan
4. Perawat Panti Werdha Mojopahit yang telah banyak membantu
kelompok ketika berada di panti, serta
5. Teman-teman S1 Keperawatan yang senantiasa membantu dalam
pembuatan makalah.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mengharap saran dan kritik yang membangun bagi anggota
kelompok dan untuk pembuatan makalah selanjutnya.
ii
28
DAFTAR ISI
iii
29
3.2.3 Diagnosa Keperawatan .................................................
3.2.5 Perencanaan ..................................................................
3.2.7 Evaluasi.........................................................................
Bab 5 PENUTUP..........................................................................................
5.1 Kesimpulan ..............................................................................
5.2 Saran .........................................................................................
Daftar Pustaka ...............................................................................................
iv
30