You are on page 1of 26

KELOMPOK

METODE PENGUKURAN 5 dan 6


KELOMPOK 5 KELOMPOK 6
^ Nia Nurfitria Saldhyna Di Amora ^
1409100022 1409100027
^ Djamilah Arifiyana Irfan Mardhani ^
1409100023 1409100028
^ Nurina Listya Manggiasih Iif Fakhrudin ^
1409100024 1409100029
^ Renny Fauzia Andyana Gladis Alifah ^
1409100025 1409100030
^ Risa Rininta Gazza Zaini Putra P. ^
1409100026 1409100031
Preparasi Sampel
Pembuatan
Larutan Standar M Gravimetri

Penentuan
Asidi Alkalimetri
E Bil.Peroksida
Penentuan Titrasi
Indikator Titrasi N Oksidasi-Reduksi

Penentuan Kadar
Protein
U Penentuan
Kesadahan Air
Titrasi
Argentometri
Kompleksometri
PERCOBAAN 1
PREPARASI SAMPEL

Tujuan : Untuk melakukan preparasi sampel


ke dalam bentuk larutan yang siap di ukur.
Prinsip : Pelarutan, Pengenceran

DATA YANG DIDAPATKAN


Berat Awal Berat Kertas Berat Sampel Berat Akhir Kadar Air dari
Sampel (gram) Saring (gram) dengan Kertas Sampel (gram) Sampel (%)
(gram)
m1 = 2,0022 mk1 = 0,4406 m1 = 2,2591 m1 = 1,8185 Kadar 1 = 9,175
m2 = 2,0005 mk2 = 0,4700 m2 = 2,3105 m2 = 1,8403 Kadar 2 = 8,008
m3 = 2,0245 mk3 = 0,4619 m3 = 2,3015 m3 = 1,8396 Kadar 3 = 8,772
P Dalam percobaan preparasi sampel, sampel yang di gunakan
adalah tanah yang telah di haluskan agar diperoleh partikel
E padatan yang lebih halus, lalu sampel ditimbang untuk
mendapatkan massa awal, dan kertas saring ditimbang untuk
M mendapatkan massanya, serta dilakukan pengeringan untuk
menghilangkan air dalam sampel. Setelah sampel dalam keadaan
B kering maka sampel diletakkan di eksikator guna mendinginkan
sampel, mencegah adanya kontaminasi antara sampel kering
A dengan molekul H2O di udara, lalu berat akhir sampel
didapatkan.
H Kemudian sampel tersebut dibagi enam untuk dilarutkan

A dalam berbagai larutan, sehingga dapat diketahui kelarutan


tanah dalam berbagai pelarut dan seberapa besar pelarut dapat
S melarutkan tanah. Adanya pelarut yang dipanaskan untuk lebih
melarutkan. Sehingga aquaregia yang paling banyak melarutkan
A tanah sebab terdiri dari HNO3 dan HCl, sedangkan HCl dan HNO3
lebih kuat HNO3, serta asam yang lebih pekat dapat dengan
N mudah untuk membentuk ion-ion kompleks dan jumlah partikel
yang dihasilkan lebih banyak.
MENU
Percobaan 2
PEMBUATAN LARUTAN STANDAR
Tu ju a n : Un t u
k me mb uat
lla
a rut an dan sek
alliig
g us ca ra
standaris isasin
inya
Prinsiip
p : Titras i as
a m b a sa,
pe ng e nc era n

DATA YANG DIDAPATKAN


Berat asam oksalat Berat NaOH (gram) Volume NaOH (asam Volume NaOH (HCl)
(gram) oksalat) (mL) (mL)

masam = 0,37 mbasa = 0,3840 V1 = 6,7 V1 = 10,7

V2 = 6,7 V2 = 10,7
P Dalam percobaan ini digunakan asam oksalat sebagai
E analat, lalu sampel yang sudah ditimbang tersebut
dilarutkan dalam air untuk mendapatkan konsentrasi
M NaOH yang nantinya bisa homogen. Setelah itu
B digunakan NaOH sebagai titran, lalu sampel yang sudah
ditimbang tersebut dilarutkan dalam air untuk
A mendapatkan konsentrasi NaOH yang nantinya bisa
homogen. Pada saat pengambilan asam oksalat yang
H telah di encerkan menggunakan pipet volum agar
A mendapatkan ketelitian lebih besar.
Sebelum titrasi larutan tersebut ditambahkan
S indikator pp untuk mengamati titik ekuivalen, titik akhir
titrasi, serta mengetahui range dari pH.
A
N
MENU
Percobaan 3
ASIDI ALKALIMETRI
Tujuan : Percobaan Asidi Alkalimetri ini bertujuan untuk menentukan kadar atau
konsentrasi larutan asam dengan larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya atau
sebaliknya.
Prinsip : Titrasi Asam-Basa

Titrasi asidi-alkalimetri adalah titrasi asam-basa, dimana titrasi tersebut terdiri dari
asidimetri yaitu titrasi larutan basa dengan larutan asam sebagai larutan standarnya,
sedangkan alkalimetri adalah titrasi larutan asam dimana larutan basa sebagai larutan
standarnya.

Dalam percobaan ini, larutan sabun yang bersifat basa dititrasi dengan larutan HCl 0,0937 N
untuk diketahui kadar Na2CO3 di dalamnya. Indikator yang dipakai adalah metil-merah
dengan trayek pH 4,2 – 6,2. Metil-merah dipilih karena pH pada titik ekivalen titrasi
terletak di antara trayek pH indikator ini, sehingga perubahan warna dapat diamati dengan
mudah.
Ketika larutan sabun ditambahkan indikator metil-merah, warnanya berubah
dari putih keruh menjadi merah, lalu dititrasi dengan HCl hingga warna
larutan berubah menjadi kuning. Setelah itu larutan dipanaskan sebentar
untuk menghilangkan CO2 yang dapat mengganggu titrasi.

Kemudian, titrasi kembali dilanjutkan hingga warna larutan kembali menjadi


merah seperti semula.

Data yang diperoleh dari percobaan ini adalah volume HCl yang dipakai
untuk titrasi (ml), normalitas HCl, serta berat sampel (g). Dari data-data
tersebut, dihitung kadar Na2CO3 dalam sabun dengan rumus :

Kesimpulan
Dari percobaan ini didapatkan kadar Na2CO3 dalam sabun sebanyak 5,297 %.

MENU
Percobaan 4
PENENTUAN INDIKATOR TITRASI

Dalam percobaan ini digunakan kelopak bunga sepatu sebagai indikator alami yang akan
ditentukan trayek pH-nya. Indikator ini memiliki trayek pH 1 – 10 dengan perubahan warna
dari merah ke hijau tua. Penentuan trayek pH ini dilakukan dengan menambahkan sejumlah
asam kuat (HCl) dan basa kuat (NaOH).
Percobaan selanjutnya adalah titrasi asam lemah (HCOOH) oleh basa kuat (NaOH). Indikator
yang dipakai adalah phenolphtalein (pp). Perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak
berwarna menjadi merah muda.
Data yang diperoleh dari percobaan ini adalah volume NaOH (ml) dan normalitas NaOH.
Kemudian volume NaOH yang diperoleh dihitung persen kesalahannya (galat) dengan rumus:

Kesimpulan
Dari percobaan ini diperoleh kesimpulan volume NaOH yang dibutuhkan dalam titrasi
HCOOH adalah 5,05 ml dengan galat sebesar 1 %.
MENU
Percobaan 5.
Penentuan Kadar Protein Secara Titrasi Formol

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pemecahan protein dengan cara titrasi formol secara cepat
dengan menggunakan prinsip titrasi formol dan pengenceran. Berikut adalah tabel data hasil percobaan:
No Pengamatan Data
1 Massa sampel susu m1= 10,02 g
m2= 10,03 g
Rata-rata berat sampel= 10,025 g

2 Volume NaOH untuk titrasi awal analat V NaOH 1= 1,2 ml


V NaOH 2= 1,3 ml
3 Volume NaOH untuk titrasi kembali V NaOH 1= 1,1 ml
analat V NaOH 2= 1 ml
4 Volume NaOH total untuk titrasi analat V NaOH 1= 2,3 ml
V NaOH 2= 2,3 ml
5 Volume Blanko V blanko= 0.5 ml
6 Volume NaOH total titrasi sampel V NaOH= 1,8 ml
7. % kadar Nitrogen ((V NaOH × N NaOH ×14,008)/massa sampel 10)×100%
= 2, 515 %
Percobaan dimulai dengan penambahan 0,4 ml K-Oksalat dalam dua sampel susu
dengan massa 10,02 gram dan 10,03 gram (duplo) yang telah diencerkan dengan 20 ml
aquades, penambahan K-Oksalat untuk menstabilkan ion zwiter yang ada dan bertindak
sebagai buffer.

Digunakan indikator Penolphtalein karena range pH PP cocok digunakan untuk titrasi ini
yaitu sekitar 8,3-10 dan dititrasi dengan 1,2 ml dan 1,3 ml NaOH dalam duplo dengan
warna awal larutan analat adalah putih susu dan warna akhir titrasi berwarna merah
jambu yang menunjukkan bahwa keadaan yang terbentuk adalah basa. Penambahan
NaOH pada titrasi awal ini untuk menetralkan pH karena susu bersifat asam dan agar
formaldehid yang akan ditambahkan dapat berikatan dengan asam amino dalam susu.
Kemudian 2 ml larutan formaldehid 40% ditambahkan dalam larutan analat dengan
warna larutan analat menjadi putih susu kembali. Penambahan formaldehid ini untuk
mengikat asam amino agar terbentuk dimetilol yang berarti gugus amino dari susu
sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dan basa NaOH pada
titrasi kembali yang akan dilakukan sampai mencapai titik akhir titrasi. Titrasi yang
dilakukan dengan penambahan formaldehid inilah yang disebut titrasi formol. Titrasi
kembali dengan NaOH 0,1 N memerlukan volume 1,1 ml dan 1 ml dalam duplo. Fungsi
titrasi kembali adalah untuk mengetahui volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi
keseluruhan larutan analat. Dilakukan titrasi blanko dengan analat tetap seperti titrasi
formolnya kecuali analat susu untuk dapat menentukan kadar protein yang terkandung
dalam susu, didapatkan data volume NaOH untuk titrasi blanko adalah 0,5 ml. Reaksi
yang terjadi adalah

RCH(NH2)COOH + HCOH + NaOH  RCH(NHCH2OH)COONa + H2O


Jadi volume NaOH untuk menitrasi sampel susu adalah selisih dari total V NaOH untuk titrasi awal dan
titrasi kembali dengan V NaOH untuk titrasi blanko yaitu 1,8 ml (rata-rata dari data duplo).
Kadar Nitrogen yang menunjukkan kadar protein dalam sampel susu dapat dihitung dengan perkalian
V NaOH total dengan Normalitas NaOH dan massa atom relatif dari Nitrogen kemudian dibagi dengan
sepuluh kali berat sampel yang lalu diukali 100%, didapatkan hasil perhitungannya adalah 2,515%.

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah dengan


menggunakan metode titrasi formol, kadar Nitrogen dalam
sampel susu adalah 2,515%.

MENU
Percobaan 6.
ARGENTOMETRI
Tujuan :
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan halide dan ion-ion logam tertentu
berdasarkan pada pembentukan endapan yang sukar larut.
Prinsip :
Kelarutan dan Pengendapan

Standarisasi Larutan AgNO3 dangan NaCl:


Percobaan ini dilakukan dengan mengambil 10 mL 0.01 Lar.Standar NaCl dan
diencerkan hingga 100 mL sehingga saat titrasi tidak dibutuhkan volume yang
besar, diperoleh konsentrasi akhir 0.001 M. Larutan tersebut kemudian diatur
pHnya, diperoleh pHakhir sebesar 9. Pengaturan pH dilakukan dimaksudkan agar
endapan yang terbentuk sesuai dengan yang diinginkan. Lalu ditambahkan 6
tetes K2Cr2O4 sebagai indikator saat titrasi. Kemudian larutan dititrasi dengan AgNO3
(VAgNO3=13.5 mL). Larutan ditutup dan dikocok kuat agar endapan pecah dan
dapat diketahui perubahan warna yang terjadi saat titrasi selanjutnya. Lalu
dititrasi kembali dengan AgNO3 (VAgNO3= 9.5 mL).
Diperoleh Normalitas AgNO3 sebesar 0.0010869 N.
Penentuan Klorida dalam Air Kolam :
Percobaan ini dilakukan dengan mengambil air kolam sebagai
sampel sebanyak 50 mL, lalu ditambah 1.5 mL Al(OH)3 yang
berfungsi untuk menstabilkan pH sampel karena sifatnya sebagai
amfoter. Lalu dikocok agar Al(OH)3 bercampur sempurna dengan air
kolam, dan dibiarkan mengendap. Setelah itu disaring dan
diperoleh endapan.
Endapan tersebut lalu dicuci dengan air agarion Cl- yang tersisa
dikertas saring larut, lalu disatukan filtrat dengan air cucian.
Kemudian diatur pH dan ditambahkan 6 tetes K2Cr2O4 sebagai
indikator saat titrasi. Lalu dititrasi dengan AgNO3 sampai timbul
endapan. Setelah itu dilakukan titrasi blanko sebagai koreksi,
kemudian dihitung kadar Cl-.
Reaksi : Ag+(berlebih) + Cl- AgCl(s) + Ag+(sisa)
Kesimpulan :
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah Normalitas AgNO 3
sebesar 0.0010869 N dan Kadar Cl- dari air kolam sebesar 79.65 mg/L. Selain
itu, metode yang digunakan pada percobaan ini adalah Metode Mohr.

MENU
Percobaan 7.
TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Tujuan :
Untuk menentukan kadar zat (logam) dengan cara titrimetri melalui
pembentukan senyawa kompleks.

Titrasi kompleksometri adalah cara titrimetri yang didasarkan pada


kemampuan ion-ion logam membentuk senyawa kompleks yang mantap yang
dapat larut dalam air. Percobaan titrasi kompleksometri bertujuan untuk
menentukan kadar zat (logam) dengan cara titrimetri melalui pembentukan
kompleks. Percobaan ini menggunakan indikator EBT dan EDTA sebagai titran.
Analat yang digunakan adalah larutan CaCO3 . Kemudian larutan tersebut
ditambahkan dengan 1 ml buffer pH 10 yang berfungsi untuk mencegah
perubahan pH. Lalu ditambahkan 5 tetes indikator EBT sebagai indikator titrasi
yang menunjukkan tercapainya titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Larutan yang
ditetesi dengan EBT berwarna merah violet dan dititrasi dengan EDTA secara
duplo hingga larutan berubah menjadi biru.
Reaksi yang terjadi :
CaIn + H2Y2- CaY2- + HIn2- + H

Dari percobaan tersebut, volume EDTA yang dibutuhkan adalah


V1=3,2 ml dan V2=3,2 ml.

Nilai Normalitas EDTA yang dihasilkan dari hasil percobaan adalah


sebesar 0,05 N.
Struktur kelat logam
Struktur EBT +EDTA

MENU
Percobaan 8
PENENTUAN KESADAHAN AIR

 Tujuan : Menentukan kesadahan air dengan cara titrimetri melalui pembentukan


senyawa kompleks.
 Prinsip : Titrasi kompleksometri
 Macam – macam kesadahan :

KESADAHAN TETAP
Penyebab : CaSO4, MgSO4,
KESADAHAN SEMENTARA
CaCl2, MgCl2
Penyebab : Ca(HCO3)2,
Dihilangkan dengan
Mg(HCO3)2
penambahan larutan
Dihilangkan dengan
soda-kapur
Pemanasan

 Sampel yang digunakan adalah air kolam kimia, dengan hasil :


Kesadahan total = 1500 mg/L
Kesadahan tetap = 1250 mg/L
Kesadahan sementara = 250 mg/L
Penambahan Penambahan Titrasi dengan EDTA (1) Titrasi dengan EDTA (2)
Indikator EBT Membentuk kompleks Setelah Ca-EDTA
Larutan Buffer Ca-EDTA yang lebih terbentuk seluruhnya,
Memberikan
Fungsi : untuk perubahan warna
stabil dari Mg-EDTA maka terbentuk Mg-
karena EDTA karena
menjaga yang tajam yaitu Kf Ca-EDTA > Kf Mg- Kf Mg-EDTA > Kf Mg-
kestabilan pH merah - biru EDTA EBT

Reaksi yang terjadi :


Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+
tak berwarna tak berwarna

[Mg-ErioT]- + H2Y2- MgY2- + [H-ErioT]2- + H+


Merah tak berwarna biru
MENU
Percobaan 9a.
PERMANGANOMETRI
Percobaan PERMANGANOMETRI ini bertujuan untuk menentukan kadar zat
dengan cara mengoksidasi reduktor dengan kalium permanganat sebagai
oksidator. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah reaksi redoks dan
pengenceran.

Permanganometri adalah salah satu jenis titrasi redoks yang menggunakan


titran kalium permanganat (KMnO4). Kalium permanganat bersifat oksidator
kuat dalam suasana asam lemah, netral, dan basa lemah jadi perlu ditambahkan
H2SO4 dalam percobaan ini. Selain menjadi titran, kalium permanganat juga
bertindak sebagai otoindikator yang dapat memberikan perubahan warna yang
signifikan yaitu pink keunguan menjadi tidak berwarnasehingga titik akhir
titrasi dapat dengan mudah ditentukan. Kalium permanganat distandarisasi
terlebih dahulu dengan asam oksalat untuk mengetahui konsentrasinya.
Standarisasi kalium permanganat dapat dilakukan dengan mengencerkan
kristalnya. Reaksi yang terjadi saat standarisasi KMnO4 adalah sebagai berikut:
5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
“ penentuan bilangan permanganat pada air
kran laboratorium analitik”
Sete lah dil akukan
Dipanaskan destandar
ngan isasibatKMnO
u didih 4, maka
unt uk
dipe role h konse ntrasi KMnO4 adal ah 0.021 N.
m e nghilangkan
pene ntuan bi langan pe gas C O2 yang
rmanganat pada dapat
air kran
m e nganggu
dapat di lakukanprose
dengans car
t it ra asi
mentidan
tr asi de ngan
lmareutan
mperc standar pr ime
e pat r KMnO
t e rj adinya 4. re
diper
aksi ol ekare
h na
vol ume KM nO4 se banyak 0. 3 ml Reaksi yang
re aksi dalam t it r asi ini ber j alan sangat
ter jadi adalah
lam bat.
MnO 4- + 5e + 8H + Mn2+ + 4H 2O

Jika
masih
terciu
m gas
H2S
yang
dapat
meng
anggu
perub
ahan
warn
a titik
akhir
titrasi
,
maka
dipan
askan
lagi
samp
ai gas
H2S
hilang
.
Kemu
dian
dititr
asi
lagi
denga
n
KMn
O4
dan
di
dapat
kan
volum
e
KMn
O4
seban
yak 4
ml
sehin
gga
bilang
an
perm
angan
at air
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan permanganometri ini adalah bahwa
kran
adala
h
konsentrasi asam oksalat adalah 0.021 N dan bilangan permanganat air kran Lab.
63,29
48
mg/L
Analitik adalah 63, 2948 mg/L
Percobaan 9b.
IODOMETRI
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat
oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan
menggunakan larutan baku tiosulfat.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar zat dengan cara
mengoksidasi reduktor dengan iodium sebagai oksidator dan sebaliknya. Zat yang dimaksud
dalam percobaan ini adalah oksigen yang terlarut dalam air kolam. Pripsip yang digunakan
dalam percobaan ini adalah titrasi reduksi oksidasi dan pengenceran.
Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu menstandarisasi larutan Na 2S2O3
dengan asam K2Cr2O7, karena Na2S2O3 merupakan larutan standar sekunder, sehingga harus
dilakukan titrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan standar primer (K 2Cr2O7) agar
nantinya didapatkan nilai Normalitas Na2S2O3 sebenarnya. Hasil yang didapat dalam
percobaan ini adalah Normalitas Na2S2O3 adalah 0,756 N dengan galat 339,53% yang
nantinya nilai ini akan digunakan dalam perhitungan percobaan selanjutnya.
Setelah Na2S2O3 distandarisasi, maka dilakukan percobaan selanjutnya yaitu penentuan
oksigen terlarut dalam air. Sampel (air) yang digunakan dalam percobaan ini adalah air
kolam jurusan kimia dan air kran.
Hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah kadar oksigen terlarut dari air kran adalah
MENU
182,68 mg/L dan air kolam adalah 60,829 mg/L.
Percobaan 10
Penentuan Bilangan Peroksida
Tujuan : Untuk Menentukan kualitas minyak atau lemak melalui
penentuan Bil. Peroksida
Prinsip : titrasi iodometri
Dalam Penentuan bil. Peroksida ini dari faktor ketengikan minyak
karena pemanasan dan sinar dapat menimbulkan angka peroksida yang
besar dan menjadikannya minyak mengandung peroksida aktif
Perhitungan bil peroksida :
Rx nya : R1-CH2-CH=CH- ENERGI PANAS
CH2-R2 + SINAR

R1-*CH-CH=CH-
+ O2 CH2-R2
( RADIKAL BEBAS )

R1-CHO-CHO*=CH- + R1-CH2-
CH2-R2
(PEROKSIDA AKTIF ) CH=CH-CH2-R2

R1-CHO-OH-CHO=CH-CH2-R2
(HIDROPEROKSIDA )
+ R1-*CH-CH=CH-CH2-R2
( RADIKAL BEBAS )

Faktor – faktor lain yang menentukan kualitas minyak


adalah :
 1. Angka asam
 2. Angka TBA
 3. Kadar air dalam minyak
 4. Bilangan Peroksida
MENU
Percobaan 11
GRAVIMETRI
Gravimetri adalah percobaan yang bertujuan untuk menentukan kadar
suatu at berdasar berat komponen yang dikehendaki.

Prinsip dari percobaan ini adalah antara lain adalah gravimetri, titrasi
kompleksometri, dan penentuan kadar berat komponen.

Analisa gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tetrtentu.

Terdapat 7 faktor yang mempengaruhi kelarutan dalam endapan, antara


lain, ph, suhu, dan efek hidrolisis.
Pada percobaan ini, ditambahkan HCl,dengan
maksud agar memberikan suasana asam (nantainya
akan memperlanca proses nukleasisasi),
memperkecil kontaminan, serta memperbesar
angka pemurnian endapan.

Setelahterjadi penambahan HCl, dilakukan


pemanasn agar mempercepat reaksi. Setelah itu
ditambahkan H2SO4 yang berfungsi membentuk
nukleasi dari Ba2+.
Ba2+ (aq) + SO42- (aq) ---BaSO4(s)
Kadar Ba dalam Baso4 inilah yang nantinya akan
di hitung.

Kesimpulannya, dari perhitngan, didapatkan kadar


Ba sebesar 78,88%
MENU

You might also like