Professional Documents
Culture Documents
Penentuan
Asidi Alkalimetri
E Bil.Peroksida
Penentuan Titrasi
Indikator Titrasi N Oksidasi-Reduksi
Penentuan Kadar
Protein
U Penentuan
Kesadahan Air
Titrasi
Argentometri
Kompleksometri
PERCOBAAN 1
PREPARASI SAMPEL
V2 = 6,7 V2 = 10,7
P Dalam percobaan ini digunakan asam oksalat sebagai
E analat, lalu sampel yang sudah ditimbang tersebut
dilarutkan dalam air untuk mendapatkan konsentrasi
M NaOH yang nantinya bisa homogen. Setelah itu
B digunakan NaOH sebagai titran, lalu sampel yang sudah
ditimbang tersebut dilarutkan dalam air untuk
A mendapatkan konsentrasi NaOH yang nantinya bisa
homogen. Pada saat pengambilan asam oksalat yang
H telah di encerkan menggunakan pipet volum agar
A mendapatkan ketelitian lebih besar.
Sebelum titrasi larutan tersebut ditambahkan
S indikator pp untuk mengamati titik ekuivalen, titik akhir
titrasi, serta mengetahui range dari pH.
A
N
MENU
Percobaan 3
ASIDI ALKALIMETRI
Tujuan : Percobaan Asidi Alkalimetri ini bertujuan untuk menentukan kadar atau
konsentrasi larutan asam dengan larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya atau
sebaliknya.
Prinsip : Titrasi Asam-Basa
Titrasi asidi-alkalimetri adalah titrasi asam-basa, dimana titrasi tersebut terdiri dari
asidimetri yaitu titrasi larutan basa dengan larutan asam sebagai larutan standarnya,
sedangkan alkalimetri adalah titrasi larutan asam dimana larutan basa sebagai larutan
standarnya.
Dalam percobaan ini, larutan sabun yang bersifat basa dititrasi dengan larutan HCl 0,0937 N
untuk diketahui kadar Na2CO3 di dalamnya. Indikator yang dipakai adalah metil-merah
dengan trayek pH 4,2 – 6,2. Metil-merah dipilih karena pH pada titik ekivalen titrasi
terletak di antara trayek pH indikator ini, sehingga perubahan warna dapat diamati dengan
mudah.
Ketika larutan sabun ditambahkan indikator metil-merah, warnanya berubah
dari putih keruh menjadi merah, lalu dititrasi dengan HCl hingga warna
larutan berubah menjadi kuning. Setelah itu larutan dipanaskan sebentar
untuk menghilangkan CO2 yang dapat mengganggu titrasi.
Data yang diperoleh dari percobaan ini adalah volume HCl yang dipakai
untuk titrasi (ml), normalitas HCl, serta berat sampel (g). Dari data-data
tersebut, dihitung kadar Na2CO3 dalam sabun dengan rumus :
Kesimpulan
Dari percobaan ini didapatkan kadar Na2CO3 dalam sabun sebanyak 5,297 %.
MENU
Percobaan 4
PENENTUAN INDIKATOR TITRASI
Dalam percobaan ini digunakan kelopak bunga sepatu sebagai indikator alami yang akan
ditentukan trayek pH-nya. Indikator ini memiliki trayek pH 1 – 10 dengan perubahan warna
dari merah ke hijau tua. Penentuan trayek pH ini dilakukan dengan menambahkan sejumlah
asam kuat (HCl) dan basa kuat (NaOH).
Percobaan selanjutnya adalah titrasi asam lemah (HCOOH) oleh basa kuat (NaOH). Indikator
yang dipakai adalah phenolphtalein (pp). Perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak
berwarna menjadi merah muda.
Data yang diperoleh dari percobaan ini adalah volume NaOH (ml) dan normalitas NaOH.
Kemudian volume NaOH yang diperoleh dihitung persen kesalahannya (galat) dengan rumus:
Kesimpulan
Dari percobaan ini diperoleh kesimpulan volume NaOH yang dibutuhkan dalam titrasi
HCOOH adalah 5,05 ml dengan galat sebesar 1 %.
MENU
Percobaan 5.
Penentuan Kadar Protein Secara Titrasi Formol
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pemecahan protein dengan cara titrasi formol secara cepat
dengan menggunakan prinsip titrasi formol dan pengenceran. Berikut adalah tabel data hasil percobaan:
No Pengamatan Data
1 Massa sampel susu m1= 10,02 g
m2= 10,03 g
Rata-rata berat sampel= 10,025 g
Digunakan indikator Penolphtalein karena range pH PP cocok digunakan untuk titrasi ini
yaitu sekitar 8,3-10 dan dititrasi dengan 1,2 ml dan 1,3 ml NaOH dalam duplo dengan
warna awal larutan analat adalah putih susu dan warna akhir titrasi berwarna merah
jambu yang menunjukkan bahwa keadaan yang terbentuk adalah basa. Penambahan
NaOH pada titrasi awal ini untuk menetralkan pH karena susu bersifat asam dan agar
formaldehid yang akan ditambahkan dapat berikatan dengan asam amino dalam susu.
Kemudian 2 ml larutan formaldehid 40% ditambahkan dalam larutan analat dengan
warna larutan analat menjadi putih susu kembali. Penambahan formaldehid ini untuk
mengikat asam amino agar terbentuk dimetilol yang berarti gugus amino dari susu
sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dan basa NaOH pada
titrasi kembali yang akan dilakukan sampai mencapai titik akhir titrasi. Titrasi yang
dilakukan dengan penambahan formaldehid inilah yang disebut titrasi formol. Titrasi
kembali dengan NaOH 0,1 N memerlukan volume 1,1 ml dan 1 ml dalam duplo. Fungsi
titrasi kembali adalah untuk mengetahui volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi
keseluruhan larutan analat. Dilakukan titrasi blanko dengan analat tetap seperti titrasi
formolnya kecuali analat susu untuk dapat menentukan kadar protein yang terkandung
dalam susu, didapatkan data volume NaOH untuk titrasi blanko adalah 0,5 ml. Reaksi
yang terjadi adalah
MENU
Percobaan 6.
ARGENTOMETRI
Tujuan :
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan halide dan ion-ion logam tertentu
berdasarkan pada pembentukan endapan yang sukar larut.
Prinsip :
Kelarutan dan Pengendapan
MENU
Percobaan 7.
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Tujuan :
Untuk menentukan kadar zat (logam) dengan cara titrimetri melalui
pembentukan senyawa kompleks.
MENU
Percobaan 8
PENENTUAN KESADAHAN AIR
KESADAHAN TETAP
Penyebab : CaSO4, MgSO4,
KESADAHAN SEMENTARA
CaCl2, MgCl2
Penyebab : Ca(HCO3)2,
Dihilangkan dengan
Mg(HCO3)2
penambahan larutan
Dihilangkan dengan
soda-kapur
Pemanasan
Jika
masih
terciu
m gas
H2S
yang
dapat
meng
anggu
perub
ahan
warn
a titik
akhir
titrasi
,
maka
dipan
askan
lagi
samp
ai gas
H2S
hilang
.
Kemu
dian
dititr
asi
lagi
denga
n
KMn
O4
dan
di
dapat
kan
volum
e
KMn
O4
seban
yak 4
ml
sehin
gga
bilang
an
perm
angan
at air
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan permanganometri ini adalah bahwa
kran
adala
h
konsentrasi asam oksalat adalah 0.021 N dan bilangan permanganat air kran Lab.
63,29
48
mg/L
Analitik adalah 63, 2948 mg/L
Percobaan 9b.
IODOMETRI
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat
oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan
menggunakan larutan baku tiosulfat.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar zat dengan cara
mengoksidasi reduktor dengan iodium sebagai oksidator dan sebaliknya. Zat yang dimaksud
dalam percobaan ini adalah oksigen yang terlarut dalam air kolam. Pripsip yang digunakan
dalam percobaan ini adalah titrasi reduksi oksidasi dan pengenceran.
Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu menstandarisasi larutan Na 2S2O3
dengan asam K2Cr2O7, karena Na2S2O3 merupakan larutan standar sekunder, sehingga harus
dilakukan titrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan standar primer (K 2Cr2O7) agar
nantinya didapatkan nilai Normalitas Na2S2O3 sebenarnya. Hasil yang didapat dalam
percobaan ini adalah Normalitas Na2S2O3 adalah 0,756 N dengan galat 339,53% yang
nantinya nilai ini akan digunakan dalam perhitungan percobaan selanjutnya.
Setelah Na2S2O3 distandarisasi, maka dilakukan percobaan selanjutnya yaitu penentuan
oksigen terlarut dalam air. Sampel (air) yang digunakan dalam percobaan ini adalah air
kolam jurusan kimia dan air kran.
Hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah kadar oksigen terlarut dari air kran adalah
MENU
182,68 mg/L dan air kolam adalah 60,829 mg/L.
Percobaan 10
Penentuan Bilangan Peroksida
Tujuan : Untuk Menentukan kualitas minyak atau lemak melalui
penentuan Bil. Peroksida
Prinsip : titrasi iodometri
Dalam Penentuan bil. Peroksida ini dari faktor ketengikan minyak
karena pemanasan dan sinar dapat menimbulkan angka peroksida yang
besar dan menjadikannya minyak mengandung peroksida aktif
Perhitungan bil peroksida :
Rx nya : R1-CH2-CH=CH- ENERGI PANAS
CH2-R2 + SINAR
R1-*CH-CH=CH-
+ O2 CH2-R2
( RADIKAL BEBAS )
R1-CHO-CHO*=CH- + R1-CH2-
CH2-R2
(PEROKSIDA AKTIF ) CH=CH-CH2-R2
R1-CHO-OH-CHO=CH-CH2-R2
(HIDROPEROKSIDA )
+ R1-*CH-CH=CH-CH2-R2
( RADIKAL BEBAS )
Prinsip dari percobaan ini adalah antara lain adalah gravimetri, titrasi
kompleksometri, dan penentuan kadar berat komponen.
Analisa gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tetrtentu.