You are on page 1of 3

KAWASAN BERGAMBUT DAN UU NO 26

TAHUN 2007
10 February 2008

Page 1 of 3
B
ila kita meletakkan telur-telur di jalan, dilakukan untuk mengendalikan hidrologi wilayah,
maka kita harus siap menanggung resiko yang berfungsi sebagai penambat air dan pencegah
karena diinjak orang atau dilindas mobil. banjir serta melindungi ekosistem yang khas di
Itulah kalimat keramat dari sobat saya BB Siregar, kawasan yang bersangkutan (Keppres No. 32 Tahun
ketika mengomentari investor yang dengan 1990 dan PP No 47 Tahun 1997).
bangganya bermain-main dengan lingkungan.
Sudah banyak investor perkebunan, karena terbuai CIRI-CIRI SPESIFIK
dengan istilah otonomi daerah, terperosok dalam Ciri-ciri spesifik ekosistem kawasan bergambut
masalah tumpang tindih kawasan hutan. Begitu pula adalah memiliki potensi alami yang sangat peka
dengan kawasan bergambut, masyarakat dan LSM terhadap setiap sentuhan pembangunan yang
(contoh: baru-baru ini Green Peace sudah beraksi di merubah pengaruh perilaku air (hujan, air sungai
Riau), dan juga Pemerintah sudah mulai dan air laut). Kawasan ini juga besifat terbuka untuk
mempermasalahkan pemanfaatan kawasan ini. UU menerima dan meneruskan setiap material (slurry)
No 24 Tahun1992 tentang Penataan Ruang, belum yang terbawa dalam air, baik bersifat hara mineral,
mengatur sanksi. Pada saat itu, sanksi untuk zat atau bahan berat maupun energi lainnya. Selain
pelanggaran tata ruang dikaitkan dengan UU No 23 itu, kawasan ini berperan sangat penting dalam
Tahun1997 tentang LH. Pada UU No 26 Tahun mengatur keseimbangan hidup setiap ekosistem
2007 yang merupakan pengganti UU No 24 darat di hulu dan sekitarnya serta setiap ekosistem
Tahun1992, dengan jelas mengatur sanksi pidana kelautan di hilirnya (Kepmen LH No 5 Tahun
badan dan denda terhadap pelanggaran tata ruang. 2000).
Pengenaan sanksi bukan hanya pada perseorangan
atau perusahaan dan PENATAAN RUANG
pengurusnya, tapi juga Menurut UU No 26
kepada pejabat Tahun 2007,
pemerintah yang disebutkan bahwa
bersalah penataan ruang wilayah
nasional, provinsi dan
KAWASAN kabupaten/kota
BERGAMBUT dilakukan secara
Dalam UU No 26 berjenjang dan
Tahun 2007 disebutkan komplementer. (Pasal 6
bahwa berdasarkan ayat 2).
fungsi utamanya, Penyelenggaran
kawasan dibedakan penataan ruang
menjadi kawasan dilaksanakan oleh
lindung atau budidaya. seorang Menteri.
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan Dalam kaitan ini, yang dimaksud Menteri adalah
dengan fungsi utama melindungi kelestarian menteri yang menyelenggarakan urusan
lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam pemerintahan dalam bidang penataan ruang (Pasal 1
dan sumberdaya buatan. Selanjutnya pada UU ini ayat 34).
dijelaskan bahwa yang termasuk kawasan lindung Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam
adalah antara lain kawasan yang memberikan penyelenggaraan penataan ruang antara lain
perlindungan kawasan bawahannya, antara lain melakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan
kawasan hutan lindung, kawasan bergambut dan terhadap kabupaten/kota serta kerjasama penataan
kawasan resapan air. ruang antarprovinsi. Penetapan rancangan peraturan
daerah provinsi tentang rencana tata ruang wilayah
Adapun pengertian kawasan bergambut, adalah provinsi dan rencana rinci tata ruang, terlebih
tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau dahulu harus mendapat persetujuan substansi dari
lebih yang terdapat di hulu sungai dan rawa. Menteri. Begitu pula untuk kabupaten/kota juga
Perlindungan terhadap kawasan bergambut

Page 2 of 3
harus mendapat persetujuan substansi dari Menteri menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata
setelah mendapat rekomendasi dari Gubernur ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.
PEMBATALAN 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pada UU No 26 Tahun 2007 ini disebutkan bahwa
izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan .PENUTUP
rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh Pemanfaatan lahan bergambut untuk pengembangan
Pemerintah dan pemerintah daerah menurut budidaya perkebunan harus dihindari, karena
kewenanngan masing-masing. Selain itu, izin disamping tidak ramah lingkungan, juga akan
pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan atau menuai kecaman dari berbagai pihak. Selain itu,
diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar dengan terbitnya UU No 26 Tahun 2007,
batal demi hukum. pemanfaatan lahan ini akan dijerat dengan sanksi
Adapun izin pemanfaatan ruang yang diperoleh yang berat baik pidana maupun denda terhadap
melalui prosedur yang benar tetapi kemudian pengurus dan perusahaan serta pejabat pemerintah
terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang menerbitkan izin pada lokasi tersebut.
wilayah, dibatalkan oleh Pemerintah dan Pemanfaatan lahan bergambut untuk
pemerintah daerah pengembangan
sesuai dengan budidaya perkebunan
kewenangannya. meninggalakan tapak
Terhadap kerugian yang sulit dihapus, dan
yang ditimbulkan dapat menjadi dosa
akibat pembatalan turunan. Bila terjadi
izin ini dapat bencana misalnya
dimintakan banjir, kebakaran,
penggantian yang kekeringan dan intrusi
layak kepada instansi air laut akan
pemberi izin. menggugah
masyarakat di hilir,
SANKSI LSM dan mungkin
Adapun sanksi pidana pemerintah cenderung
yang diterapkan menuduh (walaupun
sesuai UU ini antara belum tentu
lain adalah sebagai kebenarannya)
berikut perusahaan sebagai
Setiap orang yang tidak menaati rencana tata ruang penyebab bencana alam tersebut.
yang telah ditetapkan yang mengakibatkan
perubahan fungsi ruang dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling (Yeeri, Sumber Internet)
banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
(Pasal 69 ayat 1)
Dalam hal pidana dilakukan oleh suatu korporasi,
selain pidana penjara dan denda terhadap
pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan
terhadap korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda tersebut
di atas. (Pasal 74 ayat 1) Setiap orang yang
menderita kerugian akibat tindak pidana
sebagaimana dimaksud pada pasal-pasal tersebut di
atas, dapat menuntut ganti rugi secara perdata
kepada pelaku tindak pidana (Pasal 75 ayat 1)Setiap
pejabat pemerintah yang berwenang yang

Page 3 of 3

You might also like