You are on page 1of 13

1

Mengenal Informasi dan Sumber-sumber Informasi di Sekitar Kita

Oleh:
2
H. Pawit M. Yusup

Sidang pembaca yang budiman, untuk mengawali pembahasan mengenai


masalah informasi ini, penulis ingin mengingatkan kembali betapa informasi
semakin sulit untuk diikuti perkembangannya. Kita renungkan gambaran berikut:
Berapa banyak informasi terekam yang ada di alam ini hingga saat ini?.
Berapa banyak informasi terekam yang terlahir pada tahun lalu di negara kita?.
Berapa banyak informasi terekam dalam media komunikasi massa, baik dalam
bentuk tekstual, audio, video, dan ekaman multimedia telah dilahirkan pada hari-
hari yang lewat dan hari ini? Demikian juga pertanyaan yang sama kita ajukan untuk
hari-hari yang akan datang?. Berapa banyak informasi terekam yang tercipta pada
sebuah surat kabar nasional hari kemarin, hari esok, hari esoknya lagi, dst.?. Itu
baru informasi yang disimpan dalam bentuk sebagian dari media yang ada di dekat
kita. Pertanyaan yang sama di atas bisa kita ajukan untuk media elektronik dan
digital, yang sekarang sudah semakin marak penggunaannya di masyarakat. Sebut
saja contoh, CDROM dan DVD, flash disk, hard disk, halaman-halaman web,
internet, memory card, adalah media yang berfungsi sebagai penyimpan informasi.
Pertanyaan-pertanyaan itu hanyalah untuk menunjukkan betapa informasi lahir dan
terus dilahirkan setiap waktu. Ribuan, jutaan, bahkan milyaran informasi terekam
lahir dan terus dilahirkan setiap hari, setiap jam, atau bahkan setiap menit dan
detik. Tak seorang pun sanggup mengikuti seluruh perkembangan dan
pertumbuhan informasi secara tuntas, bahkan seorang ahli di bidangnya sekalipun,
apalagi jika informasi dimaksud tidak ada yang mengelolanya secara khusus.
Semua informasi tersebut sebagian sudah disimpan dalam memori manusia,
terutama memori yang sudah dialihbentukkan ke dalam media penyimpanan yang
di dunia kepustakaan dikenal dengan nama meida atau dokumen, baik dokumen
analog maupun dokumen digital. Yang pertama berkaitan dengan dokumen-
dokumen konvensional, sedangkan yang digital berarti dokumen yang dihubungkan
dengan teknologi informasi dan komputer. Secara kasar, pengelolaan informasi
untuk kedua jenis dokumen dimaksud, yang dari jaman ke jaman semakin
berkembang dan kompleks, sekarang sudah semakin merumit seiring dengan
kompleksnya jenis dan ragam dokumen yang ada.. Itu semua terjadi akibat dari
perkembangan pengetahuan, ilmu, dan teknologi.
Gambaran tentang perkembangan informasi seperti itu mengharuskan pihak
pengelola sumber informasi untuk bekerja lebih giat lagi supaya tidak terlalu
ketinggalan jaman dalam mengikutinya. Perpustakaan sebagai pusat pengelolaan
1
Disampaikan dalam kegiatan pelatihan pengenalan studi ilmu informasi dan perpustakaan dalam
rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Senin, 28 Desember 2009 di Unpad, Bandung
2
Staf Pengajar pada Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjadjaran
sumber informasi untuk kepentingan masyarakat banyak pun tidak bisa lepas dari
pengaruh pembludakan informasi tadi. Oleh karena itu, sebagai penghimpun,
pengolah, dan sekaligus sebagai penyebarluasan (distributor) informasi kepada yang
berhak (masyarakat pada umumnya), perpustakaan selalu berusaha
mengorganisasikan informasi yang ada tersebut untuk memudahkan
memperolehnya bagi masyarakat yang membutuhkan.
Informasi apa pun bisa diperoleh di dan melalui perpustakaan, terutama
yang sudah direkam dalam media perekaman, baik yang bentuknya analog ataupun
digital. Penelusuran dan pencarian sumber informasi yang bersebaran di segala
jenis perpustakaan dan di pusat-pusat sumber informasi itu bukan merupakan hal
yang mudah bagi setiap orang untuk melakukannya mengingat besar dan
banyaknya sumber-sumber informasi itu. Perpustakaan Virtual (dikenal juga dengan
sebutan perpustakaan maya, e-library, atau internet), misalnya, memiliki
kemampuan mengelola informasi yang jumlahnya relatif tanpa batas. Oleh karena
itulah pihak perpustakaan selalu berusaha meningkatkan kemampuannya untuk
memperbaharui sistem penelusuran yang sudah ada.

Sumber-sumber informasi di Perpustakaan


Perpustakaan disebut berfungsi sebagai pusat sumber informasi di sini
karena memang memenuhi ciri-ciri yang antara lain seperti berikut:
(1) Tempat dihimpunnya segala macam (sumber) informasi baik dalam bentuknya
yang tercetak maupun dalam bahan yang bukan hasil cetakan, baik berupa
dokumen analog maupun dokumen digital.
(2) Tempat diolahnya bermacam ragam (sumber) informasi, baik yang tercetak
maupun dalam bentuk rekaman elektronik
(3) Tempat disebarluaskannya segala macam (sumber) informasi ke segenap
anggota masyarakat (pengguna) yang membutuhkannya
(4) Dalam hal-hal tertentu berfungsi sebagai tempat lahirnya informasi, misalnya
informasi tentang pengembangan perpustakaan, informasi yang oleh
pustakawan sudah diolah dalam bentuknya yang siap digunakan oleh mereka
yang membutuhkan, seperti contohnya informasi mengenai ramalan cuaca hari
ini dan esok, tabel pertumbuhan ekonomi nasional dalam bentuk grafik, dll.
(5) Tempat dipeliharanya segala jenis informasi terekam. Dalam kaitan ini
perpustakaan bertugas sangat mulia yaitu sebagai lembaga yang secara sadar
melestarikan hasil budaya anak bangsa, sehingga masyarakat pada generasi
mendatang bisa memanfaatkan hasil karya masyarakat jaman sekarang; dan
(6) Tempat pewarisan budaya bangsa. Yang ini sangat besar kegunaannya untuk
kepentingan masyarakat yang akan datang. Melalui membaca karya-karya yang
diterbitkan pada abad ke-15 atau sebelumnya, misalnya, kita dapat mengetahui
sebagian peristiwa pada masa itu.. Dan bahan bacaan tersebut banyak tersedia
di perpustakaan.
(7) Dan masih banyak lagi tugas-tugas atau fungsi perpustakaan berkaitan dengan
pelestarian dan pemanfaatan informasi untuk kepentingan umat manusia di

1
masa-masa sekarang maupun untuk masyarakat yang akan datang.
Ciri-ciri seperti diuraikan di atas tadi memang belum lengkap, akan tetapi
setidaknya sudah cukup untuk menggambarkan bahwa perpustakaan itu berfungsi
sebagai tempat pengelolaan sumber-sumber informasi untuk kepentingan orang
banyak. Dikatakan orang banyak karena selama ini dan hingga kapan pun
perpustakaan tetap akan mengoptimalkan pemanfaatan koleksinya kepada segenap
anggota masyarakat yang membutuhkannya tanpa membeda-bedakan status
sosialnya.
Untuk lebih sedikit merinci mengenai pembicaraan perpustakaan sebagai
pusat sumber informasi di atas tadi, pada bagian berikut akan dibicarakan berbagai
jenis informasi dan tempatnya di perpustakaan yang berbeda-beda pula jenisnya.
Jenisnya adalah: perpustakaan sekolah (SD, SMP, SMU/K, MA/K; perpustakaan
perguruan tinggi (universitas, sekolah tinggi, fakultas, jurusan. Program-program di
perguruan tinggi, lembaga-lembaga di perguruan tinggi); perpustakaan umum
(perpustakaan nasional, perpustakaan daerah, perpustakaan umum
kabupaten/kota, perpustakaan desa, perpustakaan komunitas, dan perpustakaan
umum perseorangan). Selain itu ada lagi jenis perpustakaan khusus atau instansi,
yakni perpustakaan-perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga atau instansi
baik pemerintah maupun swasta, baik lembaga yang bersifat sosial, komersial atau
lembaga lainnya.

Informasi di Perpustakaan sekolah


Sebagaimana sudah diketahui banyak orang, fungsi perpustakaan pada
umumnya adalah edukatif, informatif, rekreatif, dan riset atau penelitian.
Perpustakaan sekolah pun mempunyai fungsi yang sama seperti itu. Hanya dalam
pelaksanaannya sehari-hari setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi yang
paling menonjol dari antara fungsi-fungsi umum yang dimilikinya. Ada yang
menekankan fungsinya pada bidang informatif, ada yang menekankan fungsinya
pada aspek-aspek yang bersifat rekreatif, ada juga yang menonjolkan fungsinya
pada hal-hal yang bersifat edukatif, dan juga ada yang lebih menekankan kepada
jenis koleksi yang menunjang penelitian atau riset. Hal ini demikian karena
disesuaikan dengan tugas-tugas dan tujuan lembaga yang membawahi atau
menaungi perpustakaan tersebut berada, sebab bagaimanapun juga, perpustakaan
adalah suatu unit kerja yang harus tunduk dan bertugas sejalan dengan tugas-tugas
lembaga induknya.
Melihat fungsinya yang demikian, maka sesuai dengan penekanan fungsi
perpustakaan sekolah yang titik beratnya pada fungsi edukatif dan rekreatif, maka
ia harus sanggup menampung segala macam informasi yang bersifat edukatif dan
rekreatif tersebut. Jenis koleksi yang perlu dimiliki oleh perpustakaan sekolah juga
harus sejalan dengan fungsi perpustakaan sekolah yang bersangkutan, yakni yang
bersifat edukatif dan rekreatif. Fungsi rekreatif di sini tetap mengacu kepada hal-hal
yang positif edukatif, sehingga karenanya, secara umum perpustakaan sekolah
berfungsi sebagai pusat sumber informasi edukatif. Dengan kata lain, segala macam
(sumber) informasi yang bersifat edukatif tersedia di perpustakaan sekolah.

2
Informasi di Perpustakaan perguruan tinggi
Disesuaikan dengan tingkat penalaran warga belajar di perguruan tinggi
yang harus lebih tinggi daripada masyarakat belajar tingkat sekolah menengah
umum, maka segala informasi bidang ilmunya pun tingkatannya harus lebih tinggi
pula. Walaupun demikian, fungsi perpustakaan perguruan tinggi tetap pada hal-hal
yang bersifat informatif, edukatif-akademik (ilmiah), dan penelitian. Segala
informasi yang sanggup mendukung kelancaran terlaksananya program-program
akademik di suatu perguruan tinggi, tersedia di perpustakaan perguruan tinggi yang
bersangkutan. Program-program perguruan tinggi yang dimaksudkan di sini adalah
yang tertuang dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan, yang tentu
saja mengacu kepada tridarma perguruan tinggi, yang berarti di dalamnya terdapat
tiga darma, yaitu melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran, melakukan
kegiatan penelitian, dan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Melihat bahwa perguruan tinggi pada umumnya mengembangkan berbagai
bidang ilmu dan tentu saja termasuk bidang informasi studi secara lebih mendalam,
maka jelas, bahwa perpustakaan yang ada di lingkungannya pun harus mampu
mendukung segala kebutuhan informasi studi yang menjadi bidang
pengembangannya. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi
berfungsi sebagai pusat sumber informasi yang sesuai dengan program perguruan
tinggi yang bersangkutan, yaitu program-program akademik-ilmiah yang sudah
tertuang ke dalam kurikulumnya secara keseluruhan.
Segala jenis dan tingkatan informasi yang sudah direkam dalam berbagai
bentuknya, tersedia di perpustakaan perguruan tinggi. Dan oleh karenanya
perpustakaan perguruan tinggi disebut sebagai pusat sumber informasi. Sedangkan
jenis informasi yang disediakannya pun sesuai dengan tujuan perguruan tinggi,
adalah yang bersifat edukatif, akademik-ilmiah. Jenis informasi lainnya juga
disediakan, namun biasanya tidak banyak, misalnya buku-buku atau koleksi bacaan
ringan dan bentuk karya-karya fiksi lainnya, mereka tidak banyak disediakan di sini.
Karena secara umum perpustakaan perguruan tinggi bertugas mengelola
sumber-sumber informasi yang mampu mendukung pelaksanaan kurikulum
perguruan tinggi yang bersangkutan, dan semua sumber informasi dimaksud bisa
dimanfaatkan secara bersama oleh seluruh sivitas akademikanya, maka dikatakan
juga bahwa perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat sumber belajar bersama.
Semua informasi dan sumber-sumber informasi yang disediakannnya secara relatif
sanggup memenuhi segala kebutuhan belajar warga perguruan tinggi yang
bersangkutan. Dan tentu saja informasi dan sumber-sumber informasi yang
dikelolanya adalah yang berciri akademik ilmiah.

Informasi di Perpustakaan khusus


Disebut juga dengan perpustakaan instansi atau lembaga, baik yang
berorientasi sosial, layanan, maupun yang bersifat komersial. Yang dimaksudkan
dengan informasi khusus di sini bukan berarti informasi bidang khusus peenelitian
dan pengembangan saja, melainkan juga segala jenis informasi yang dapat

3
digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan penelitian dan sekaligus
pengembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya. Akan
tetapi, karena perpustakaan khusus biasanya hanya mengkhususkan diri pada
bidang-bidang ilmu tertentu, maka sumber informasi yang disediakannya pun harus
disesuaikan dengan bidang khusus tadi.
Perpustakaan khusus pada umumnya merupakan sarana khusus sebagai
kelengkapan suatu organisasi, baik swasta maupun resmi (pemerintah). Di
Indonesia, jenis perpustakaan khusus ini banyak macamnya karena banyak
bergantung pada misi dan tujuan lembaga induknya. Sekadar contoh perpustakaan
khusus yang ada di Indonesia dan merupakan badan resmi pemerintah atau negara
adalah perpustanaan sentral Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan
perpustakaan-perpustakaan yang berada di lembaga-lembaga cabang dari LIPI
seperti misalnya Lembaga Biologi Nasional, Lembaga Elektronika Nasional, dan juga
Lembaga Metallurgi Nasional. Perpustakaan khusus jenis lainnya juga masih banyak
seperti misalnya perpustakaan pertamina, perpustakaan geologi dan
pertambangan, dan perpustakaan geologi kelautan. Sedangkan yang swastanya
antara lain adalah perpustakaan Caltec Pasific Indonesia, perpustakaan Yayasan
Hatta di Yogyakarta, dan juga termasuk perpustakaan-perpustakaan yang berada di
bawah naungan lembaga atau badan-badan komersial.
Semua jenis perpustakaan khusus tersebut bertugas mengelola sumber
informasi khusus yang sesuai dengan program-program lembaga induknya. Segala
informasi dari jenis media apa pun, berupa cetakan maupun bahan dari bukan hasil
cetakan, termasuk di dalamnya media elektronik, khususnya yang banyak
mendukung kebutuhan-kebutuhan khusus lembaga, selalu diupayakan
pengadaannya untuk kemudian diolah dan dimanfaatkan (dilayankan) kepada para
peneliti di lingkungan lembaga yang bersangkutan. Walaupun demikian, anggota
masyarakat di luar lembaga tersebut juga bisa memanfaatkan segala fasilitas
sumber informasi yang disediakan oleh perpustakaan ini, karena sebagaimana
sudah kita ketahui bersama bahwa perpustakaan merupakan lembaga yang bersifat
sosial, termasuk perpustakaan khusus sekalipun, dalam arti ia adalah milik orang
banyak, dan dimanfaatkannya pun oleh orang banyak juga. Akan tetapi karena
cakupan bidang informasinya yang mengkhusus tadi, biasanya orang luar, atau
orang banyak tadi, jarang yang memanfaatkan jenis perpustakaan khusus ini. Dan
yang terbanyak memanfaatkannya adalah para peneliti dan para manajer di
lingkungan lembaga yang mengindukinya, karena memang informasi yang
dikelolanya sangat berguna dalam bidang penelitian, pengembangan, dan juga
sebagai bahan dalam pengambilan keputusan.
Demikianlah bahwa informasi yang dikelola dan disediakan oleh jenis
perpustakaan khusus adalah yang bersifat khusus dan sesuai dengan sifat dan jenis
lembaga yang menjadi penaungnya. Informasinya khusus terbatas pada bidang-
bidang tertentu saja, namun di balik keterbatasan dan kekhususannya itu
terkandung informasi yang sangat menentukan bagi pengembangan informasi
selanjutnya, termasuk pengembangan bidang ilmu dan teknologi di masa yang akan
datang. Bahkan dari sanalah kemajuan dan temuan-temuan ilmu pengetahuan dan

4
teknologi bermunculan.

Informasi di Perpustakaan umum


Sesuai dengan namanya, perpustakaan umum, maka segala sumber
informasi dalam koleksi yang dimilikinya pun bersifat umum. Umum di sini berarti
merata, baik dalam sebaran dan cakupan bidang ilmunya maupun dalam
penggunanya. Sebaran koleksinya umum, artinya hampir seluruh bidang ilmu atau
bidang studi di segala tingkatannya, tersedia di sini. Dengan kata lain segala jenis
sumber informasi dari tingkat paling bawah (dasar) sampai dengan tingkat paling
tinggi (informasi ilmiah dan yang sangat rumit dan kompleks), tersedia di
perpustakaan ini. Penggunanya pun sangat beragam, umum, dan tanpa membeda-
bedakan status sosial dan tingkat pendidikannya. Pengguna dari tingkatan sekolah
dasar sampai dengan pengguna dari masyarakat peneliti dan perguruan tinggi,
berusaha dilayani oleh perpustakaan umum ini. Karenanya, tingkat kedalaman
informasi yang disediakannya pun tidak terlalu tinggi, akan tetapi yang umum-
umum saja.
Perpustakaan umum didirikan dengan tujuan untuk melayani kebutuhan
masyarakat akan informasi secara menyeluruh di suatu daerah tertentu tanpa
memisah-misahkan stratifikasinya di masyarakat. Mulai dari yang berprofesi buruh
lepas, tukang becak, pelajar, mahasiswa, sampai dengan para profesor dan peneliti
tertentu, diharapkan dapat dijangkau oleh layanan perpustakaan umum ini. Kalau
perpustakaan-perpustakaan jenis lain, baik koleksi maupun penggunanya sudah
tampak jelas yang dibatasi oleh anggota masyarakat di lingkungannya sesuai dengan
misi lembaga yang menaunginya, maka pada perpustakaan umum, hal demikian
tidak terjadi. Anggota masyarakat mana pun dan dari mana pun berhak
menggunakan segala fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan ini. Karena itu
umumnya segala aspek yang berkaitan dengan perpustakaan ini, ada sebagian
orang yang menyebutnya dengan julukan universitas rakyat; artinya perpustakaan
umum berfungsi sebagai universitas bagi masyarakat banyak.
Terlepas dari berbagai nama yang terpampang di perpustakaan yang
bersangkutan, yang penting adalah bahwa salah satu tugas yang dibebankan
kepadanya adalah mengumpulkan segala macam media cetak dan karya lainnya
yang dihasilkan oleh daerah yang tercakup dalam wilayah koordinasinya. Tidak
terbatas hanya pada salah satu bidang ilmu tertentu saja tetapi lebih bersifat
menyeluruh. Perpustakaan umum bertugas menghimpun semua jenis informasi,
kemudian mengolahnya guna kepentingan pemanfaatan bagi masyarakat banyak,
yaitu anggota masyarakat yang secara administratif tercakup dalam jangkauan
pelayanannya.
Karena adanya kenyataan bahwa kondisi masyarakat pada suatu wilayah itu
beragam, maka perpustakaan bertugas mengelola sumber-sumber informasi yang
beragam pula sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bervariasi itu. Itulah
sebabnya bahwa perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat sumber informasi
bagi masyarakat luas.

5
Informasi di Perpustakaan Nasional
Nama Perpustakaan Nasional didasarkan kepada Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1989. Ia merupakan lembaga pemerintah non
departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tugas pokok dari
perpustakaan nasional ini adalah untuk membantu presiden dalam
menyelenggarakan pengembangan dan pembinaan perpustakaan dalam rangka
pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan pelayanan informasi ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan.
Fungsi dari perpustakaan nasional ini sesuai dengan tugas pokok tersebut di
atas sebagian besar adalah:
(1) Membantu presiden dalam merumuskan kebijaksanaan mengenai
pengembangan, pembinaan, dan pendayagunaan perpustakaan
(2) Melaksanakan pengembangan tenaga perpustakaan dan kerja sama antar
badan/lembaga termasuk perpustakaan baik di dalam maupun di luar negeri
(3) Melaksanakan pembinaan atas semua jenis perpustakaan baik perpustakaan
di instansi/lembaga pemerintah maupun swasta yang ada di pusat dan daerah
(4) Melaksanakan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka
dari dalam dan luar negeri
(5) Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan, dan pelestarian bahan pustaka
(6) Melaksanakan penyusunan naskah bibliografi nasional dan katalog induk
nasional
(7) Melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indeks, bibliografi, subjek,
abstrak, dan penyusunan perangkat lunak bibliografi
(8) Melaksanakan jasa koleksi rujukan dan naskah.
Kiranya sudah jelas bahwa fungsi dari perpustakaan nasional yang berkaitan
langsung dengan pokok pembahasan dalam buku ini adalah fungsinya yang
menyeluruh. Selain ia berfungsi sebagai pelestari hasil-hasil budaya bangsa secara
keseluruhan, juga dalam pelaksanaannya ia juga melayani para pengguna jasa
informasi kepada semua warganegara Republik Indonesia. Bahkan orang asing pun
bisa memanfaatkan jasa informasi ini dengan persyaratan tertentu.
Informasi atau sumber-sumber informasi yang ditampungnya tidak terbatas
pada bidang-bidang ilmu pengetahuan tertentu saja, akan tetapi sangat
menyeluruh. Bahkan sesuai dengan fungsi pentingnya yang lain, semua hasil karya
anak bangsa Indonesia sedianya harus disimpan oleh perpustakaan nasional.
Sekadar contoh, buku-buku dan surat kabar yang diterbitkan pada abab ke-
16 dan 17 pun sebagian ada tersedia di perpustakaan nasional. Pembaca pun bisa
melihat-lihat dan memanfaatkan jasa informasi yang ditawarkan oleh perpustakaan
nasional, dan tentu saja tidak perlu bayar jika hanya membaca di tempat.
Dalam struktur organisasinya, perpustakaan nasional membawahkan
beberapa bagian unit kerja yang bertanggung jawab langsung kepada perpustakaan
nasional, sesuai dengan struktur organisasi yang ada Sebelum diberlakukannya
undang-undang otonomi daerah, perpustakaan nasional secara langsung
membawahkan perpustakaan-perpustakaan nasional yang ada di provinsi (sekarang
perpustakaan daerah). Namun setelah berlakunya otonomi daerah, perpustakaan

6
daerah berada di bawah tanggung jawab langsung daerah atau provinsi sebagai
lembaga penaungnya. Sedangkan hubungan dengan perpustakaan nasional bersifat
koodinasi dan pembinaan.

Informasi di Perpustakaan Daerah


Seperti di muka sudah disinggung, bahwa sebelum diberlakukannya otonomi
daerah, perpustakaan daerah adalah satuan organisasi di lingkungan perpustakaan
nasional yang berada di daerah. Secara administratif perpustakaan daerah
bertanggung jawab langsung kepada perpustakaan nasional. Dan tugas pokok serta
fungsinya pun mirip dengan perpustakaan nasional, hanya dalam lingkup yang lebih
sempit karena hanya membina dan mengkoordinasikan perpustakaan-perpustakaan
yang ada di daerah.
Sekarang perpustakaan daerah berada di bawah tanggung jawab daerah
penanungnya yakni pemerintah daerah provinsi. Perpustakaan daerah ada pada
setiap provinsi di Indonesia. Biasanya berada di ibukota provinsi dari daerah yang
bersangkutan.
Dari pengertian seperti itu maka di perpustakaan daerah, terdapat berbagai
jenis koleksi yang bisa terdiri dari karya-karya untuk konsumsi anak-anak hingga
karya-karya untuk dibaca oleh orang dewasa. Dari karya-karya yang ringan-ringan
seperti karya-karya fiksi dan buku-buku cerita ringan, sampai kepada buku-buku
hasil penelitian yang sangat kompleks dan rumit. Semuanya ada tersedia di
perpustakaan daerah. Dari sanalah maka pada hakekatnya perpustakaan daerah
secara fungsional merupakan perpustakaan yang melayani masyarakat umum. Anda
pun jika mau datang dan mencari informasi yang berkaitan dengan tugas dan
profesi Anda, tentu bisa dilayani oleh perpustakaan daerah, dan tidak perlu
membayar untuk itu.
Di masa depan, bahkan sekarang pun tampaknya sudah mulai menggejala,
perpustakaan mulai bisa memberdayakan dirinya dengan cara ‘menjual’ informasi
yang tepat untuk orang yang tepat pula. Meskipun, sekali lagi, misi utama
perpustakaan daerah adalah pelayanan kepada masyarakat luas, bukan komersial.

Informasi di Perpustakaan umum kabupaten dan kota


Di hampir seluruh kabupaten tingkat dua ada lembaga yang secara khusus
menangani informasi dan sumber-sumber informasi yang dikenal dengan nama
perpustakaan. Nama dari perpustakaan tingkat kabupaten dan kota bisa beragam,
juga kedudukannya secara hirarkis organisatoris. Ada yang disebut sebagai
perpustakaan umum dengan kedudukan setingkat kantor, unit pelaksana teknis
daerah, dan juga ada yang berstatus subbagian.
Di Provinsi Banten, misalnya, terdapat dua Kantor Perpustakaan Daerah di
tingkat kabupaten/ kota yaitu Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten dan Kota
Tanggerang. Sementara itu, di Kabupaten Serang, Cilegon dan Pandeglang berstatus
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan di Kabupaten Lebak berstatus Sub Bagian.
Di beberapa kabupaten di jawa juga keadaannya beragam dan banyak
mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan jaman. Contohnya antara lain

7
adalah perpustakaan umum kabupaten Sidoarjo Jawa Timur, yang pada tanggal 30
Maret tahun 2001 dengan terbitnya Perda No. 3 tahun 2001 tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sidoarjo, maka
Perpustakaan Umum menjadi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo.
Memang untuk beberapa kasus, kedudukan perpustakaan umum kabupaten
dan kota bisa sejajar dengan perpustakaan daerah di tingkat provinsi, kedua-duanya
nya berstatus kantor. Hal ini sedikit banyak bisa menghambat koordinasi dari
perpustakaan daerah provinsi sebagai pembina perpustakaan di kabupaten dan
kota, sebab mereka ada yang berkedudukan setingkat.
Baiklah, terlepas dari kedudukan dan tingkatan perpustakaan umum
kabupaten dan kota, yang jelas mereka termasuk ke dalam jenis perpustakaan
umum. Perpustakaan ini berdiri dengan tujuan menghimpun, mengolah,
melestarikan, dan sekaligus mendistribusikan atau melayankan informasi dan
sumber-sumber informasi yang ada di daerah, juga sumber informasi lain yang
bermanfaat, kepada segenap anggota masyarakat di wilayah administratif
layanannya.
Tidak hanya anggota masyarakat setempat saja yang berhak memanfaatkan
perpustakaan umum kabupaten dan kota, namun anggota masyarakat lain pun,
tanpa dibeda-bedakan status sosialnya, bisa memanfaatkan perpustakaan ini. Tentu
saja ada prosedur tertentu dalam pelaksanaan pemanfaatannya, terutama untuk
menjaga kelangsungan kehidupan perpustakaan itu sendiri, yang secara lebih jauh
berdampak pada pelestarian hasil budaya anak bangsa.

Informasi di Perpustakaan komunitas


Perustakaan komunitas yang dimaksudkan di sini lebih disebabkan kaena tujuan
penyelenggaraanya didasarkan atas msi dan tujuan dari komunitas. Yang
dimaksudkan dengan komunitas di sini adalah kelompok peminatan, atau
kelompok-kelompok orang yang memiliki kepentingan terentu dengan
menggunakan perpustakaan sebagai alatnya, atau lebih pas lagi mungkin sebagai
kendaraannya.
Sekelompk orang yang meminati bidang perbukuan dan perkembangan
informasi tertentu, misalnya, mereka menghimpun sejumlah besar informasi dan
sumber-sumber informasi terekam yang sesuai dengan bidang peminatannya,
kemudian diolah dengan menggunakan sistem tertentu, misalnya dengan sistem
manual, elektronik, intranet, atau bahkan melalui penggunaan internet, untuk
selanjutnya didistribusikan atau dilayankan kepada masyarakat luas.
Prinsip kerja kelompok ini dalam menjalankan program pemberdayaan
informasi dan sumber-sumber informasi sejalan dengan prinsip-prinsip pengelolaan
informasi dan sumber-sumber informasi yang beraku di perpusakaan.
Sekarang sedang menggejala pemunculan sejenis perputakaan komunitas
ini. Nama dari perpustakaan jenis ini bisa beragam. Misalnya ada 1001 buku, baik
yang berbasis manual maupun yang online. Ada yang dikenal dengan nama learning
centre atau learning resource centre, ada sudut baca, dan ada pula yang yang
dnamakan sesuai dengan nama pendiri atau pemiliknya, misalnya P-DATA

8
Perpustakaan Doddy A. Tisna Amidjaja) yang berada di Bandung. Anda pun bisa
mendirikan sejenis perputakaan komunitas ini jka berminat dalam hal
perkembangan informasi dan media secara khas. Atau jika Anda memilki sejumlah
media dan sumber-sumber informasi yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain, bisa
menghibahkannya ke perpustakaan terdekat, atau bisa juga bangun sendiri itu
perpustkaan.

Informasi di Perpustakaan Desa


Perpustakaan desa termasuk ke dalam kelompok perpustakaan umum, yang jenisnya
bisa bervariasi. Ada perpustakaan nasional, perpustakaan nasional provinsi, (dulu
perpustakaan daerah dan perpustakaan wilayah), perpustakaan umum tingkat
kabupaten, kecamatan, dan bahkan perpustakaan umum tingkat desa. Pengertian
umum di sini lebih disifati oleh karakteristik masyarakat penggunanya yang sangat
heterogen, yang meliputi semua batas usia dan di semua tingkatannya. Jadi tidak
dibatasi oleh karakteristik sosiode-mografinya. Dalam skala dan ruang geraknya yang
kecil, perpustakaan desa dapat digolongkan ke dalam kategori perpustakaan umum,
karena dilihat dari penggunanya tidak dibatasi oleh karakteristik sosial tadi.
Pengertian lengkapnya, perpustakaan desa atau kelurahan adalah
perpustakaan yang berada di desa atau kelurahan yang pengelolaannya dilakukan oleh
orang-orang yang bermukim di desa tempat perpustakaan tersebut berada.
Diadakannya perpustakaan desa adalah untuk tujuan memenuhi kebutuhan informasi
bagi masyarakat desa yang bersangkutan. Ia berperan sebagai media dan sarana untuk
turut serta berupaya mencerdaskan kehidupan masyarakat desa melalui jalur
pengumpulan, pengolahan, dan penyebarluasan informasi yang dibutuhkan warga
desa. Dan oleh karena itu ia merupakan bagian integral dari program pembangunan di
desa yang bersangkutan.
Sebenarnya perpustakaan desa tidak selalu harus dikelola oleh perangkat desa
setempat. Siapapun dan dengan keahlian apapun bisa membangun perpustakaan
desa. Sebagai warganegara yang merasa terpanggil untuk membangun desanya, bisa
saja turut berpartisipasi dalam pembangunan desa secara keseluruhan dengan antara
lain membangun suatu perpustakaan yang nantinya bisa bermanfaat bagi pendidikan
masyarakat desa pada umumnya.
Dokumen-dokumen hasil karya anak bangsa yang berada di desa di mana
perpustakaan tersebut berada, juga bisa disimpan di perpustakaan desa jika sudah
memungkinkan. Jenis koleksi perpustakaan, termasuk juga perpustakaan desa, akan
dijelaskan pada bagian tersendiri pada buku ini.

Informasi di Perpustakaan Pribadi


Sebenarnya lebih tepat disebut koleksi pribadi, sebab dilihat dari misi, tujuan,
fungsi, sistem layanan, dan manajemen, juga berbeda. Kalau perpustakaan tujuan
utamanya adalah untuk membantu menunjang pencapaian tujuan-tujuan lembaga
penaungnya, dengan cara menghimpun, mengolah dan kemudian melayankan
koleksi dan sumber-sumber informasi yang dimilikinya kepada orang yang
membutuhkannnya, maka koleksi pribadi lebih banyak digunakan untuk

9
kepentingan pribadi dan mungkin sebagian orang lain secara terbatas.
Namun demikian, ada juga koleksi pribadi yang sudah mulai meluaskan
jangkauan pelayanannya kepada masyarakat sekitar, meskipun jumlahnya tidak
banyak. Dan biasanya untuk jenis perpustakaan seperti ini sudah dimiliki oleh suatu
yayasan atau lembaga berbadan hukum tertentu. Contohnya, sebuah keluarga
besar dan banyak memiliki media dan sumber-sumber informasi yang cukup
banyak, bisa saja itu dikelola secara lebih efektif untuk kemudian dilayankan kepada
masyarakat sekitar.
Koleksi atau sumber-sumber informasi yang tersedia pada perpustakaan
pribadi atau koleksi pribadi ini sangat erat dengan peminatan pemiliknya. Kalau
pemiliknya adalah seorang akuntan publ;ik. Misalnya, maka koleksi yang banyak
dimilikinya banyak yang menyangkiut bidang akuntansi, ekonomi dan sebagian
koleksi bidang lain yang relevan dengan itu. Demikian pula jika pemilik
perpustakaan tersebut seorang ahli hukum seperti pengacara, hakim, dan jaksa,
juga peneliti dan dosen mata kuliah hukum di perguruan tinggi, maka tentu
koleksinya banyak yang menyangkut bidang hukum dengan aspek-aspek keilmuan
yang berkaitan.
Dalam hal pemanfaatannya, koleksi pribadi tidak sebebas perpustakaan yang
diperuntukkkan bagi masyarakat umum. Biasanya ada prosedur tertentu, misalnya
melalui pendekatan pribdai. Yang jelas, banyak informasi yang bisa digali dalam
perpustakaan pribadi ini, terutama bagi para peneliti dan pencari informasi yang
bersifat khas.

Informasi di Perpustakaan Maya atau Virtual


Dalam konteks tertentu, kehadiran internet disamping berfungsi sebagai media
sekaligus sebagai pusat sumber informasi yang banyak sekali manfaatnya bagi
masyarakat, namun dilihat dari aspek perpustakaan, internet bukanlah segalanya. Ia
diperlukan karena kemampuannya yang luar biasa.
Internet bisa berfungsi sebagai perpustakaan jika yang dilihatnya hanya pada
segi-segi pemanfaatan sumber-sumber informasi yang disediakannya. Informasi
yang ada di internet bisa sangat banyak sehingga tak mungkin bisa dikendalikan
secara lebih teliti oleh perpustakaan, bahkan oleh siapapun. Namun demikian,
sebagian orang menganggap internet sebagai ‘perpustakaan maya’. Artinya
perpustakaan yang yang praktis tidak tampak tempatnya, tidak tampak kinerjanya,
tidak tampak tujuannya, tidak jelas manajemennya. Serba maya.
Banyak sekali informasi yang tersedia di internet sebagai ‘perpustakaan maya’
atau ‘perpustakaan virtual’. Tinggal kita saja yang perlu hati-hati dan cermat dalam
memilih informasi yang betul-betul kita butuhkan. Sekali lagi teknik mencari
informasi di internet kami sajikan pada bab terakhir buku ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, S.N. (ed). 1982. Perspective in Library and Information Science, Jilid 2.

10
Lucknow (India), Uttar Pradesh Library Association.
Brown, Christine D. 2001. The role of computer-mediated communication in the
research process of music scholars an exploratory investigation. University
of Alabama. USA. http://informationr.net/ir/isis
Buckland, 2001. Historical Studies in Information Science. Medford, NJ: Information
Today
------------. 2001. What is a "digital document"? Journal of the American Society for
Information Science 48
Grolier International. 1996. Marketing, what to do people want from marketing, ....
Grolier International Corporation.
INTERNET LIBRARY FOR LIBRARIANS: A Portal Designed for Librarians to Locate
Internet Resources Related to Their Profession. A Popular Information
Resource Site for Librarians Since 1994. Copyright © 1994-2003 Vianne
Tang Sha & InfoWorks Technology Company. Tanggal akses, Mei 2005.
Katz, William A. 1978. Introduction to Referens Work, jilid ke-1: Basic Information
Sources. New York, McGraw Hill.
Kingrey, Kelly Patricia. 2002. ‘Concepts of Information Seeking and Their Presence in
the Practical Library Literature’. Library Philosophy and Practice Vol. 4, No.
2 (Spring 2002); ISSN 1522-0222. Calcasieu Parish public Library System,
Louisiana).
Pawit M. Yusup. 1990. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional.
Bandung, Remaja Rosdakarya.
--------------------. 1991. Mengenal Dunia Perpustakaan dan Informasi. Bandung,
Binacipta.
--------------------. 2005. Aplikasi Selektif; Teori Ilmu Informasi, Komunikasi dan
Perpustakaan.. (P3M Dikti Depdiknas 2005). Jurusan Ilmu Informasi dan
Pepustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Pendit, Putu Laxman, 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi;suatu
pengantar diskusi epistemologi dan metodlogi. Jakarta: Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Pickard, Alison Jane. 1998. The impact of access to electronic and digital
information resources on learning opportunities for young people A
grounded theory approach. http://informationr.net/ir/isis
Reddick, Randy and King Elliot. 1996. Internet untuk Wartawan: Internet untuk
semua Orang. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Ritchie, Sheila (ed). 1982. Modern Library Practice. Cambridge, Buckden, E.L.M.
Publications.
Siatri, Rani. 1998. Information seeking in electronic environment: a comparative
investigation among computer scientists in British and Greek Universities.
Location: http://InformationR.net/ir/4-2/isic/siatri.html   © the author,
1998. Last updated: 9th September 1998. Information Research, Volume 4
No. 2 October 1998.
Sptizberg. Brian H. 2006. Preliminary Development of a Model and Measure of
Computer-Mediated Communication (CMC) Competence. School of

11
Communication San Diego State University.
Ward, David dan Reisinger, Sarah. 2000. Designing Internet Research Assignments:
Building a framework for instructor collaboration. Jurnal elektronik
Information Research, Vol. 6 No. 1, October 2000, University of Illinois.
Wiedzka, Barbara Nied. 2003. A proposed general model of information behaviour.
Jurnal Elektronik. Information Research. Vol. 09 No. 1, October 2003. .
http://InformationR.net/ir/11-4/paper260.html
Wilson, TD. 2000. Recent trends in user studies action research and qualitative
methods. Departement of Information Studies. University of Sheffeld.
United Kingdom. http://informationr.net/ir/isis

12

You might also like