You are on page 1of 20

BAB III

Pancasila dalam kontek sejarah perjuangan


bangsa indonesia

Pancasila merupakan dasar republik indonesia sebelum d sahkan pada tanggal 18


agustus 1945 oleh PPKI,nila-nilai telah pada bangsa indonesia mendirikan negara,yang berupa
nilai-nilai religius.pancasila berupa nilai-nila tersebut tidak lain adalah dari bangsa indonesia
sendiri,sehingga bangsa indonesia sebagai kausa materialis pancasila.proses perumusuan
materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama, sidang panitia
“9”,sidang BPUPKI kedua,serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara
republik indonesia.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka untuk memahami pancasila secara lengkap dan
utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa indonesia,mutak diperlukan pemahaman
sejarah perjuangan bngsa indonesia untuk membentuk suatu negara yang berdasarkan suatu
asas hidup bersama demi kesejahtaraan hidup bersama,yaitu negara yang berdasarkan
pancasila.selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai pertanggung jawaban ilmiah,bahwa
pancasila selain sebagai dasar negara indonesia juga sebagai pandangan hidup bangsa,jiwa
dan kepribadian bangsa indonesia pada waktu mendirikan negara.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu: ketuhanan , kemanusian
,persatuan ,kerakyatan serta keadilan ,secara objektif telah dimiliki oleh bangsa indonesia sejak
jaman dahulu kala sebelum mendirikan negara.proses terbentuknya negara dan bangsa
indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup pajang yaitu sejak jaman batu kemudian
timbul kerajaan-kerajaan pada abad ke IV,ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan indonesia
telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan sriwijaya di bawah bangsa
Syailendra di palembang, kemudian kerajan Airlangga dan majapahit jawa timur serta kerajaan
lainnya.
Dasar-dasar pembentukan Nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan
bangsa, antara lain rintisan yang di lakukan oleh para tokoh pejuang kenagkitan nasional pada
tahun 1908, kemudian dicetuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928.Akhirnya titik
kulminasi sejarah perjuangan bangsa indonesia dalam mendirikan negara tercapainya dengan
diproklamasikannya bangsa indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Zaman kerajaan kutai

Pada tahun 400 M,dengan ditemukan prasasti yang berupa 7 yupa (tiang
batu).berdasarkan prasasti dapat diketahui bahwa Raja Maulawarman keturuan dari raja
Aswarman keturunan dari kudungga. Raja maulawarman menurut prasasti tersebut mengadakan
kenduri dan memberikan sedekah kepada Brahmana, dan brahmana membangun yupa itu
sebagai tanda terimakasih raja dermawan .
Bentuk kerajaan agama sebagai tali pengikat kewibawaan raja tampak dalam kerajaan-
kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan sumetra.dalam zaman kuno (400 – 1500) terdapat
dua kerajaan yang brhasil mencapai integritas dengan wilayah yang meliputi hampir separuhnya
indonesia dan seluruh wilayah indonesia sekarang yaitu kerajaan sriwijaya disumatra dan
majapahit yang berpusat di jawa.

Zaman sriwijaya
Menurut M.yamin bahwa berdirinya negara bangsa indonesia tidak dapat dipisahkan
dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa
indonesia.bangsa indonesia terbentuk tiga tahap yaitu:
1).zaman sriwijaya di bawah bangsa syailendra (600 – 1400) yang bercirikan kedaulatan.
2).zaman majapahit (600 – 1400 ) yang bercirikan keprabaun(kerajaan).
3).kebangasaan modern yaitu negara indonesia merdeka(proklamasi 17 agustus 1945).
Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu universitas agama
budha ,yang sangat terkenal di negara lain di asia.banyak musyafir dari negara lain misalnya dari
cina belajar terlebih dahulu universitas tersebut terutama tentang agama budha dan bahasa
sansekerta sebelum melanjutkan studiny ke india.malahan banyak guru - guru besar tamu dari
india yang mengajar di sriwijaya misalnya Dharmakitri.cita-cita tentang kesejahteraan bersama
dalam suatu negara telah tercerminkan pada kerajaan sriwijaya tersebut yaitu berbunyi ‘marvuat
vanua criwijaya siddhayatra subhiksa’ (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
Kebangkitan Nasional
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia
timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri.Republik philipina (1898),yang
dipelopori joez Rizal,kemenangan jepang atas rusia di tsunia (1905),gerakan sun yat sen dengan
republik cinanya(1911).
Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan pelopor
pergerakan nasional,sehingga segera setelah itu muncul organisasi-organisasi pergerakan lainny
: sarekat dagang islam (SDI)(1909),yang kemudian dengan cepat mengubah bentukny menjadi
gerakan politik mengganti namany menjadi sarekat islam(SI) tahun(1911) di bawah H.O.S.
cokroaminoto.
Muculah Indische Parrtij(1913), yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu: Douwes Dekker,
Ciptomangunkusumo, suwardi suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).dalam situasi yang
menggoncang itulah muncul Partai Nasional(PNI) yang di pelopori oleh soekarno,
ciptomangunkusumo, sartono, dan toko lainny.perjuangan titikberatkan pada kesatuan nasional
dengan tujuan yang jelas yaitu indonesia merdeka.tokoh-tokoh antarlain: M.yamin,
Wongsonegoro, Kuncoro purbonoto.perjungan rintisan nasional kemudian diikutin dengan
sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah
air.lagu indonesia saat ini sebagai pengerak kebangkitan kesadaran berbangsa.

Zaman jepang
Jepang masuk ke indonesia dengan propaganda "Jepang pemimpin Asia,Jepang saudara
tua indonesia”.Akan tetapi dalam perang melawan sekutu barat yaitu(Amerikat, Inggris, Rusia,
Perancis, Belanda dan negara-negara sekutu lainnya).supaya mendapat dukungan dari bangsa
indonesia, pemerintahan Jepang menjajikan indonesia merdeka kelak kemudian hari.
Pada tanggal 29 april 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun kaisar jepang beliu
memberikan hadiah ‘ulang tahun’ kepada bangsa indonesia yaitu janji kedua pemerintahan
jepang berupa ‘kemerdekaan tanpa syarat’.janji itu disampaikan bangsa indonesia seminggu
sebelum jepang menyerah, dengan Maklumat Gunseikan (pembesar tinggi sipil dan militer
jepang di seluruh jawa dan madura).
Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa indonesia sebagai Realisasi janji
tersebut maka di bentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelediki usaha-usaha
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dokur itu zyunbi tioosakai . sususan Badan penyilidik
adlah sebagai berikut :
Ketua (kaicoo) : Dr.K.R.T Radjiman Wediodimimgrat
Ketu Muda : Itibanse (seorang anggota dari luar)
Ketua Muda : R.P.Soeraso(merangkap kepala)
Sidang BPUPKI pertama
Sidang pertama kali di laksanakan selama 4 hari berturut-berturut yang tampil untuk
berpidato menyampaikan usulan adalah sebagai berikut :
1) M.yamin pada tanggal 29 mei 1945, adapun M.yamin rumusuan ny adlah :
1).perikebangsaan, 2).perikemanusiaan, 3).periketuhanan, 4). Perikerakyataan,
5).kesejahteraan Rakyat.
2) Prof.soepomo tanggal 31 mei 1945
3) Ir.soekarno , adapun Ir.soekarno rumusanny adalah : 1).Nasionalisme,
2).internasionalisme, 3).Mufakat(demokrasi), 4).kesahterahan sosial, 5).ketuhanan
yang maha esa
Lima perinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian oleh soekarno di usulkan menjadi nama
“pancasia”. Soekarno juga mengusulkan pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan
hidup bangsa indonesia atau ‘philosophische grondslag’ juga pandangan dunia yang setingkat
dengan aliran-aliran besar dunia atau sebagai ‘weltan scahuung’ dan dasar itulah kita dirikan
negara bangsa indonesia.

Sidang BPUPKI Kedua


Sidang BPUPKI kedua di laksanakan pada tangal 10 – 16 Juli 1945,ketua penambahan 6
anggota baru badan penyidik yaitu :
1). Abdul fatah
2). Asikin natanegara,
3). Soerjo Hamidjojo,
4). Muhammad Noor,
5). Abdul Kaffar
Mereka membentuk panitia kecil yang terdiri atas 9 orang dan populer disebut “panitia sembilan”
yang anggotanya adlah : 1). IR.soekarno, 2).Wachim Hasim, 3).M.Yamin, 4).Maramis,
5).Drs.Moh.Hatta, 6).Soebardjo, 7).Kyai abdul Kahar Moezakir, 8).Abikoesno Tjokrosoejoso,
9).Haji Agus salim
Proklamasi Kemerdekaan dan sidang PPKI
Tanggal 17 agustus 1945(Kan Poo No.72/2605 k.11) pada pertengahan agustus 1945 di
bentu panitia persiapan kemerdekaan indonesia.pada tanggal 8 agustus 1945 Ir.soekarno,
Drs.Moh.Hatta , dan Dr.Radjidman di berangkatkan kesaigonpanggilan jendral Terauchi.menurut
soekarno, jenderal Terauchi pada tanggal 9 agustus memberikan kepadanya 3 cap yaitu:
1).soekarno di angkat menjadi Ketua panitia persiapan kemerdekaan,
Moh.Hatta sebagai wakil ketua, Radjiman sebagai anggota.
2).Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 agustus itu.
3).Cepat atau tidaknya pekerjaan Panitia diserahkan sepenuhnya kepada panitia.

Panitia persiapan kemerdekaan terdiri atas 2 orang,termasuk ketua dan wakil ketua.pada tanggal
14 agustus 1945 Ir.soekarno mengumumkan orang banyak d kemayoran bahwa bangsa
indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga(secepat mungkin).panitia persiapan
kemerdekaan itu berubah menjadi badan pendahuluan komite Nasional.berdasarkan fakta
sejarah tersebut ternyata bahwa panitia persiapan kemerdekaan indonesia yg semula adalah
merupakan badan bentukan pemerintahan jepang, kemudian jepang jatuh dan kemudian di
tambah anggota baru atas tanggungan sendiri maka berubahan sifatny dari badan jepang
menjadi badan nasional sebagai badan pendahuluan bagi komite nasional.adapun 6 anggota
tambahan baru tersebut adalah : 1).Wiranatakusuma, 2).Ki Hajar Dewantara, 3).Kasman
singodimejo, 4).Sajuti Melik, 5).Iwa Kusuma Sumantri, dan ,6).Achmad soebardjo.

Sidang PPKI
Sidang PPKI di laksanakan setelah keesoakanny hari pada tanggal 18 agustus 1945.
Sidang pertama(I)
di hadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan sebagai brikut:
a).mengesahkan undang-undang dasar 1945 meliputi :
1).setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai pembukaan undang-undang dasar 1945.
2).menetapkan rancangan Hukum dasar yang telah di terima dari badan
penyelidikan pada tanggal 17 juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan
karena berkaitan dengan perubahan piagam jakarta, kemudian berfungsi sebagai
undang-undang dasar 1945.
b).Memilih presiden dan Wakil presiden yang pertama.
c).Menetapkan berdirinya badan komite Nasional Indonesia pusat sabagai
badan musyawarah darurat.
Sidang PPKI kedeua(II)
D laksanakan pada tanggal 19 agustus 1945

Sidang kedua menentukan ketetapan berikut :

1).tentang daerah Propinsi, dengan pembagian sebagai berikut:

a).jawa barat, e).borneo,

b).jawa tengah, f).maluku,

c).jawa timur, g).sulawesi,

d).Sumatra, h).sunda kecil

hasil sidang yg ketiga dalam sidang tersebut adala dibentuknya kementrian,atau Departemen.

Sidang PPKI ketiga (III)

Dilaksanakan tanggal 20 agustus 1945.

Sidang ketiga pembahasan pembentukan ‘Badan Keamanan Rakyat’(BKR).

Sidang PPKI keempat (IV)

Membahas tentang Komite Nasional Partai Nasional indonesia.

Pembentukan Negara Republik Indonesia(RIS)

Konfresi meja bundar(KMB) maka di tanda tangani suatu persetujuan (mantelresolusi)


oleh Ratu Belanda Yuliana dan Wakil pemerintahan RI di kota Den Haag pada tanggal 27
Desember 1949 hasil persetujuan hasil konfresi meja buntar adalah:

1).Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat(federasi) Yaitu 16 Negara


bagian(pasal 1 dan 2).

2).Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi liberal


dimana menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijakan pemerintah kepada
parlemen(Pasal 118ayat 2).

3).Mukadimah konstitusi RIS telah menghapus sama sekali jiwa dan semangat maupun isi
pembukaan UUD’45, proklamasi Kemerdekaan sebagai naskah proklamasi yang terinci.

Persetujuan tanggal 27 desember 1945 tersebut bukanny penyerahan kedaulatan melainkan


‘pemulihan kedaulatan’ atau ‘pengakuan kedaulatan’.
Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1950

Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaran Indonesia adlah sebagai suatu titik
secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang terkandung dalam
pembukaan UUD’45 yaitu persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea IV,
bahwa pemerintahan Negara....’ yang melindungi segenap bangsa indonesia dan selurah
tumpah darah negara indonesia .........’ yang berdasarkan UUD’45 dan Pancasila.negara bagian
dalam RIS tinggal 3 buah negara bagian saja yaitu:

1).Negara bagian RI Proklamasi

2).Negara bagian Indonesia timur (NIT)

3).Negara Sumatera Timur(NST)

Berdasarka persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 mei 1950, maka seluruh negara
bersatu dalam kesatuan, dengan konstitusi sementara yang berlaku sejak 17 agustus 1950.

Walaupun UUDS 1950 merupakan tongak proklamasi, Pancasila dan UUD’45, namun
kenyataan masih berorientasi kepada pemerintahan yang berasas demokrasi liberal sehingga isi
maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap Pancasila.hal ini di sebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :

1).sistem multi partai dan kabinet parlementer berakibat silih bergantinyakabinet yang
rata-rata hanya berumur 6 atau 8 bulan.ini berakibat tidak mampu menyalurkan dinamika
masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan pertentangan – pertentangan,
gangguan-gangguan keamanan serta penyelewengan dalam masyarakat.

2).secara ideologi Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati


perumusuan otentik Pembukaan UUD’45, yang dikenal sebagai Declaration of
independence bangsa indonesia.demikian pula perumusan pancasila dasar negara juga
terjadi penyimpangan.Namun bagaimanapun juga UUDS 1950, adalah merupakan suatu
strategi ke arah negara Ri yang berdasarkan pancasila dan UUD’45 dari negara Republik
indonesia Serikat.
Dekrit presiden 5 juli 1945
Pemilu tahun 1955 tidak dapat memenuhi harapan dan keinginan masyarakat, bahkan
mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang politik, ekonomi, sosial, maupun hankam.keadaan
seperti itu disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

a).Makin berkuasanya modal – modal raksasa terhadap perekonomian Indonesia.

b).Akibat silih bergantinya kabinet, maka Pemerintahan tidak mampu menyalurkan dinamiaka
masyarakat kearah pembangunan terutama pembangunan ekonomi.

c).Sistem liberal yang berdasarkan UUDS 1950 mengakibatkan kabinet jatuh bangun, sehingga
pemerintahan tidak stabil.

d).pemilu 1955 ternyata tidak mampu mencerminkan dalam DPR suatu perimbangan kekuasaan
politik yang sebenarnya hidup dalam masyarakat.

Atas dasar inilah maka presiden akhirnya mengeluarkan Dekrit atau pernyataan pada tanggal 5
juli 1955,yang isinya :

1).Membubarkan konstituante

2).Menetapkan berlakunya kembali UUD’45 tidak berlakunya kembali UUDS 1950.

3).Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Dekrit : suatu putusan dari organ tertinggi(kepala negara atau orang lain) yang merupakan
penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak.landasan dekrit adlah : hukum darurat yang
dibedakan atas dua macam yaitu:

1).hukum tatanegara darurat subjektif :

suatu keadaan hukum yang memberi wewenang kepada organ tertinggi untuk bila perlu untuk
mengambil tindakan-tindakan hukum bahkan kalau perlu melanggar undang-undang hak-hak
asasi rakyat, bahkan kalau perlu Undang-undang dasar.

2).Hukum tatanegara Darurat Objektif :

Suatu keadaan hukum yang memberikan wewenang kepada organ tertingggi negara untuk
mengambil tindakan – tindakan hukum, namun tetap berlandasakan pada konstitusi yang
berlaku, contoh adalah SP 11 maret 1966.

Ideologi pancasila saat itu dirancang oleh PKI, yaitu digantinya dengan ideologi Manipol
Usdek serta konsep nasakom.peristiwa yang dicoba oleh komunis untuk mengganti ideologi
pancasila.peristiwa – peristiwa itu antara lain dibangkitkannya bangsa indonesia untuk
berkonfrontasi dengan malaysia, peristiwa Kanigoro,Boyolali, bandar betsy dan sebagainya.
puncak peristiwa yaitu meletusnya pemberontakan Gestapu PKI atau dikenal dengan G
30S PKI pada tanggal 30 september 1965 untuk merebut kekuasaan yang sah negara RI yang
diproklamasikan tanggal 17 agustus 1945, disertai pembunuhan yang keji dari para jendral yang
tidak berdosa.atas peristiwa tersebut maka tanggal 1 oktober 1965 diperingati bangsa indonesia
sebagai ‘Hari Kesaktian Pancasila’.

Masa orde baru


Meletusnya gerakan 30S PKI dalam sejarah indonesia disebut sebagai ‘ orde lama’ .
setelah meletusnya G 30S PKI sampai saat ini disebut sebagai ‘orde baru’.gelombang aksi
rakyat muncul di mana – mana dengan tuntutan yang terkenal “TRITURA”(tiga tuntutan Hati
nurani rakyat). Adpun isi TRITURA tersebut adalah sebagai berikut:

1).Pembubaran PKI dan ormas – ormasnya,

2).Pembersihan Kabinet dari unsur – unsur G 30S PKI,

3).Penurunan Harga

Orde lama tidak lagi mampu menguasai pimpinan negara, maka presidan/panglima
tertinggi memberikan kekuasaan penuh kepada panglima angkatan darat Letnan suharto, yaitu
dalam bentuk (supersemar) “surat perintah 11 maret 1966”.tugas pemegang super semar cukup
berat, yaitu memulihkan keamanan dengan menindak pengacau keamanan yang dilakukan oleh
PKI beserta Ormas – ormasny, membubarkan PKI dan ormas – ormasnya serta mengamankan
15 menteri yang memiliki indikasi terlibat G 30S PKI dan lain – lainya.

Sidang MPRS IV/1966, menerima dan memperkuat Super Semar dengan dituangkan
dalam Tap no.IX/MPRS/1966.pemerintahan orde baru kemudian melaksanakan pemilu pada
tahun 1973 dan terbentuk nya MPR tahun 1973.adapun misi yang harus diemban berdasarkan
Tap no.X/MPR/1973 meliputi :

1).melanjutkan pembangunan lima tahun dan menyusul serta melaksanakan rencana lima
tahunII dalam rangka GBHN.

2).membina kehidupan masyarkat agar sesuai dengan demokrasi pancasila,

3).melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan orentasi pada kepentingan
nasional.

Demikian orde baru berangsur – angsur melaksanakan program – program dalam upaya untuk
merelasikan pembangunan nasional sebagai perwujudan pelaksanan pancasila dan UUD’45
secara murni dan konsekuen.
BAB IV
Pancasila sebagai etika politik
A.pengantar

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga
sumber dari segala penjabaran norma Hukum, norma Moral, maupun norma kenegaraan.dalam
filsafat pancasila terkandung di dalam suatu pemikiran – pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komperhensif(menyeluruh) dan sistem pemikiran ini
merupakan suatu nilai.suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma – norma
yang merupakan pedoman suatu tindakan atau aspek praksis melainkan suatu nilai – nilai yang
bersifat mendasar.

Pancasila memberikan dasar – dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi
manusia baik dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.nilai – nilai tersebut akan
dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat,
berbangsa, maupun negara maka nilai – nila tersebut akan dijabarkan dalam suatu norma –
norma yang jelas sehingga suatu pedoman.norma – norma tersebut meliputi:1).norma moral:
yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik mupun
buruk.sopan ataupun tidak sopan, susila atau tidak susila.nilai – nilai pancasila telah terjabarkan
dalam norma – norma moralitass atau norma – norma etika sehingga pancasila merupakan
sistem etika bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.2).norma hukum: suatu sistem peraturan
perundang – undangan yang berlaku di indonesia.pacasila berkedudukan sebagai sumber dari
segala sumber hukum di negara indonesia.sumber hukum nilai – nila pancasila yang sejak
dahulu telah merupakan suatu cita – cita moral yang luhur terwujud dalam kehidupan sehari –
hari bangsa indonesia sebelum membentuk negara.

Pancasila pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat
normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai – nilai etika yang merupakan
sumber norma baik meliputi norma moral maupun norma hukum yang pada giliran harus
dijabarkan lebih lanjut dalam norma – norma etika, moral maupun norma hukum dalam
kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan.
Pengertian etika

Filsafat di bagi menjadi beberapa cabang menurut lingkungan bahasanya masing –


masing.cabang – cabang itu di bagi menjadi 2 kelompok bahasa pokok yaitu filsafat teoritis dan
filsafat praktis.kelompok pertama mempertanyakan segala sesuatu yang ada, sedangkan
kelompok kedua membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada
tersebut.filsafat teoritis mempertanyakan dan berusaha mencari jawabannya tentang segala
sesuatu, misalnya hakikat manusia, alam, hakikat realitas sebagai keseluruhan, tentang
pengetahuan, tentang apa yang kita ketahui, tentang yang transenden dan lain sebagainya.

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika
umum dan etika khusus.etika adlah suatu ilmu tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung
jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral. Etika umum mempertanyakan prinsip – prinsip
yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Etika khusus membahas prinsip – prinsip itu dalam
hubungan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Etika khusus dibagi menjadi etika
individual yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup
masyarakat , yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.

Etika bekaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya membicarakan
maslah – masalah yang brkaitan dengan predikat nilai “susila” dan “tdaik susila”,”baik” dan
“buruk”. Sebenarnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip – prinsip dasr pembenaran
hubungan dengan tingkah laku manusia(Kattsof, 1986).etika berkaitan dengan dasar – dasar
filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.
B.pengertian,nilai, norma dan moral

1.pengertian nilai

Nilai atau “Value”(bahasa inggris)termasuk bidang kajian filsafat.persoalan –


persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu filsafat(Axiology,
Theory of Value) .filsafat sebagai ilmu tentang nilai – nilai.istilah nilai di dalam bidang filsafat
dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan”(Worth) atau ‘kebaikan
(goodnes), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau
melakukan penilaian, (Frankena,229).

Dictionary of sosciologi and Related Sciences dikemukakan bahwa nilai adalah


kemampuan yang dpercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia.sifat dari
suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok,(The believed
capacity of any object to statisfy a human desire).

Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu yang
lain, kemudian untuk selanjutnya diambil keputusan.Keputusan itu merupakan keputusan nilai
yang dapat menyatakan berguna,atau tidak berguna, benar atu tidak benar, baik atau tidak baik,
indah atau tidak indah.keputusan nilai yang dilakukan oleh subjek penilai, yaitu unsur – unsur
jasmani, akal, rasa, karsa (kehendak)dan kepercayaan.sesuatu itu dikatakan bernilai apabila
sesuatu itu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu berharga,
berguna, bener, indah, baik, dan lain sebagainya.

Berbicara tentang nilai berarti berbicara tentang das Sollen, bukan das sein.kita masuk
kedunia ideal bukan dunia real.diantara keduanya, antara dunia ideal dan dunia real itu saling
berkaitan secara erat.das sollen itu harus menjelma menjadi das Sein, yang ideal harus menjadi
real, yang bermakna normatif harus direlasasikan dalam perbuatan sehari – sehari yang
merupakan fakta.

2.Hierarkhi nilai

Max Sceler mengemukakan bahwa nilai – nilai yang ada, tidak sama luhurnya dan sama
tingginya.menurut tinggi rendahnya, nilai – nilai dapat dikelompokkan dalam 4 tingkatan sebagai
berikut :

1).Nilai – nilai kenikmatan: dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai – nilai yang mengenakkan
dan tidak mengenakkan (die Wertreihe des Angenehmen und Unangehmen), yang
menyebabkan orang lain senang atau menderita tidak enak

2).Nilai- nilai kehidupan:dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai – nilai yang penting bagi
kehidupan (Werte des vitalen Fuhlens) misalnya kesehatan, kesegaran jasmani, kesejahteraan
umum.

3).Nilai – nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai – nilai kejiwaan(geistieg were) yang sama
sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.Nilai – nilai semacam inilah
keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.
4).Nilai –Nilai kerohanian: dalam tingkatan ini terdapat modalitas nilai dari yang suci dan tidak
suci(wermodalitat des heiligen ung unheligen).Nilai – nilai semacam ini terdiri dari nilai – nilai
pribadi.

Walter G.Evert menggolongkan Nilai – Nilai manusiawi dalam 8 kelompok yaitu:

1).Nilai ekonomis(ditunjukan oleh harga pasar dan meliputin semua benda yang dapat dibeli).

2).Nilai –nilai kejasmanian (membantu pada kesehatan, efesiensi dan keindahan dari kehidupan
badan).

3).Nilai – nilai hiburan (nilai – nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbangkan
pada pengayaan kehidupan).

4).Nilai – nilai sosial (berasal dari keutuhan kepribadian dan sosial yang di inginkan).

5).Nilai – nilai watak (keselurauhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan).

6).Nilai – nilai estetis (nilai – nilai keindahan dalam alam dan karya seni).

7).Nilai – nilai intelektual (nilai – nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran).

8).Nilai – nilai keagamaan

Notonagoro membagi Nilai menjadi 3 yaitu:

1).Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau
kebutuhan material ragawi manusia.

2).Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau
kebutuhan material ragawi manusia.

3).Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia nilai kerohanian ini
dapat dibedakan atas 4 macam:

1).Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta)

2).Nilai keindahan atau nilai estetis,yang bersumber pada unsur perasaan

(esthetis,gevoel,rasa) manusia.

3).Nilai kebaikan atau nilai moral,yang bersumber pada unsur kehendak(will, Wollen,
karsa)Manusia.

4).Nilai Religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak.Nilai religius ini
bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Cara pengelompokan nilai, seprti yang dilakukan N.Rescher, yaitu pembagian nilai
berdasarkan pembawahan nilai (trager), hakikat keuntungan yang diperoleh, dan hubungan antar
pendukung nilai dan keuntungan yang diperoleh.pengelompokan nilai menjadi nilai intristik dan
ekstrintik, nilai objektif dan nilai subjektif, nilai positif dan nilai negatif(disvalue), dan sebagainya.

Macam – macam nilai diatas, dapat dikemukakan pula bahwa yang mengandung nilai itu
bukan hanya sesuatu yang berwujud material saja, akan tetapi juga segala sesuatu yang
berwujud non – material atau imaterial.immetarial itu dapat mengandung nilai yang sangat tinggi
dan mutlak bagi manusia.Nilai – nilai material relatif lebih mudah diukur, yaitu dengan
menggunakan alat indra maupun alat pengukur seperti berat, panjang, luas,dan sebagainya.nilai
kerohanian/spiritual lebih sulit mengukurnya.menilai hal – hal kerohanian/spiritual, yang menjadi
alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang di bantu oleh alat indra, cipta, rasa, karsa, dan
keyakinan manusia.

Notonagoro berpendapat bahwa nilai – nilai pancasila tergolong nilai – nilai kerohanian,
tetapi nilai – nilai kerohanian yang mengakui adanya nilai material dan nilai vital.nilai – nilai lain
secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau
nilai estetis, nilai kebaikan atau nilai moral, maupun nilai kesucian yang sistematik – hirarkhis,
yang dimulai dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia sebagai tujuan.

Nilai – nilai yang dikemukan oleh para tokoh aksiologi tersebut menyangkut tentang wujud
macamnya, nilai – nilai tersebut juga berkaitan dengan tingkatan – tingkatannya.secara objektif
karena nilai – nilai tersebut menyangkut segala aspek kehidupan manusia.ada sekelompok nilai
yang memiliki kedudukan atau hierarkhi yang lebih tinggi di bandingkan dengan nilai – nilai
lainnya ada yang lebih rendah bahkan ada tingkatan nilai yang bersifat mutlak.bagi bangsa
indonesia nilai religius tersebut merupakan suatu nilai yang tertinggi dan mutlak, artinya nilai
religius tersebut heirarkhirnya di atas segala nilai yang ada dan tidak dapat di jastifikasi
bedasarkan akal manusia karena pada tingkatan tertentu nilai tersebut bersifat di atas dan di luar
kemampuan jangkauan akal pikir manusia.

Nilai Dasar, Nilai instrumental dan Nilai Praktis

Nilai – nilai dapat di kelompokan menjadi 3 yaitu: Nilai dasar,nilai instrumental dan nilai praksis.

(a). Nilai Dasar

nilai memiliki sifat abstrak artinya tidak dapat di amati melalui indra manusia, namun
dalam realisasi nya nilai berkaitan dengan tingkah laku atau segala aspek kehidupan manusia
yang bersifat nyata(praksis) namun demikian setiap nilai memiliki nilai dasar (dalam bahasa
ilmiahnya disebut dasar onotologis), yaitu merupakan hakikat hakikat, esiensi, intisari atau
makna yang terdalam dari nilai – nilai tersebut.nilai dasar bersifat universal karena menyangkut
hakikat kenyatan objektif segala sesuatu misalnya hakikat tuhan, manusia atau segala sesuatu
lainnya. Nilai dasr itu berkaitan dengan Tuhan, maka nilai tersebut bersifat mutlak karena hakikat
Tuahn adalah kuasa prima,sehingga segala sesuatu diciptakan (berasal) dari Tuhan.nilai – nilai
bersumber pada hakikatnya kodrat manusia, sehingga jikalau nilai – nilai dasar dasar
kemanusian itu dijabarkan dalam norma hukum maka istilahnya hak dasar(hak asasi).hakikat
nilai dasar itu dapat berlandaskan pada hakikat sesuatu benda, kuantitas, kualitas, aksi, relasi,
ruang maupun waktu.

(b) Nilai Instrumental


Nilai instrumental suatu pedoman yang dapat diukur dan dapat diarahkan.nilai
instrumental tersebut berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari–hari maka
hal itu akan merupakan suatu norma moral.Nilai Insrumental berkaitan dengan suatu organisasi
ataupun negara,nilai instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijaksanan atau strategi yang
bersumber pada nilai dasar.

(c) Nilai praksis

Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam suatu
kehidupan yang nyata.artinya nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis merupakan suatu sistem
perwujudan tidak boleh menyimpang dari sistem tersebut.

3.Hubungan Nilai, Norma dan moral

Nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir,
maupun batin.kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap
dan tingkah laku baik d sadari maupun tidak.

Nilai berbeda dengan fakta di mana fakta dapat diobservasi melalui suatu verifikasi
empiris, sedangkan nilai bersifat abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan
dihayati oleh manusia.nilai berkaitan juga dengan harapan, cita–cita, keinginan dan segala
bentuk pertimbangan internal (batiniah) manusia.Nilai tidak bersifat kongkrit yaitu tidak dapat
ditangkap dengan indra manusia, dan nilai dapat bersifat subjektif maupun objektif.bersifat
subjektif manakala nilai tersebut diberikan oleh subjek (dalam hal ini manusia sebagai
pendukung pokok nilai) dan bersifat objektif jika nilai tersebut telah melekat pada sesuatu
terlepas dari penilaian manusia.

Wujud dari yang lebih kongkrit dari nilai tersebut adalah merupakan suatu norma.terdapat
barbagai macam norma, dan dari berbagai macam norma tersebut norma hukumlah yang paling
kuat keberlakuan, karena dapat dipaksakan oleh suatu kekuasan eksternal misalnya penguasa
atau penegak hukum.

Hubungan antara moral dengan etika memang sangat erat sekali dan kadangkala kedua
hal tersebut disamakan begitu saja.moral yaitu suatu ajaran–ajaran ataupun wewenang–
wewenang, patokan–patokan, kumpulan peraturan,baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.Etika yaitu ajaran–ajaran
dan pandangan–pandangan moral tersebut.dikemukan oleh De Vos(1987), etika dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan.kesusilaan adalah identik dengan pengertian
moral,etika pada hakikatnya adlah sebagai ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip–
prinsip moralitas.etika tidak berwenangan menentukan apa yang boleh atau tidak dilakukan oleh
seseorang.hubungan yang sistematik antara nilai,

norma dan moral yang pada giliriannya 3 aspek tersebut terwujud dalam suatu tingkah laku
praksis dalam kehidupan manusia.

(c)Etika politik

Filsafat dibagi menjadi beberapa cabang,terutama dalam hubungan dengan bidang yang
dibahas.filsafat dibedakan atas filsafat teoritis sesuatu, antara manusia, alam, benda fisik,
pengetahuan bahkan juga tentang hakikatnya yang transender.filsafat teoritis pun pada akhirnya
sebagai pengembangan hal–hal yang bersifat praksis termasuk ilmu pengetahuan dan
tehnologi.filsafat praksis sebagai bidang kedua,membahas dan mempertanyakan aspek praksis
dalam kehidupan manusia, yaitu etika yang mempertahankan dan membahas tanggung jawab
dan kewajiban manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia,masyarakat,bangsa dan
bernegara,lingkungan alam serta terhadap Tuhan.

Etika bisa dibedakan atas etika umum dan etika khusus.etika khusus membahas prinsip–
prinsip itu dalam hubungannya dengan kewajiban manusia sebagai lingkup kehidupannya.etika
khusus dibagi menjadi 2, yang pertama: etika individual, yang membahas tentang kewajiban
manusia sebagai individu terhadap dirinya sendiri,serta melalui suara hati terhadap Tuhannya,
yang kedua: etika sosial membahas kewajiaban seta norma–norma moral yang seharusnya
dipatuhi dalam hubungan dengan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara.

Substatif pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subjek sebagai pelaku
etika yaitu manusia.etika politik berkaitan erat dengan bidang pembahasan moral.kewajiban
moral dibedakan dengan pengertian kewajiban–kewajiban lainnya,karena yang di maksud
adalah kewajiban manusia sebagai manusia.suatu negara yang dikuasai oleh penguasa atau
rezim yang ottorier,yang memaksakan kehendak kepada manusia tanpa memperhitungkan dan
mendasarkan kepada hak–hak dasar kemanusiaan.aktualisasi etika politik harus senantiasa
mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia.

1.pengertian Politik

Politik berasal dari kata ’politic’ yang memiliki makna bermacam–macam kegiatan dalam
suatu sistem politik atau ‘negara’, yang menyangkut proses penentuan tujuan–tujuan dari sistem
itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan–tujuan itu. ‘pengambilan keputusan’ atau
‘decisionmaking’ tujuan dari sistem politik itu menyakut seleksi antara beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas dari tujuan–tujuan yang telah dipilih itu.

Tujuan–tujuan itu perlu ditentukan kebijaksanaan–kebijaksanaan umum atau public


policie,yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau distributions dari sumber–sumber
yang ada.suatu kekuasaan(power),dan kewengan(authority), yang akan dipakai baik untuk
menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini.cara–cara yang dipakai dapat
bersifat persuasi, dan jika perlu dilakukan suatu pemaksaan (coercion).tanpa adanya suatu
paksaan kebijaksaan ini merupakan perumusan keingian belaka (statement of intent) yang tidak
akan terwujud.

Politik selalu menyangkut tujuan–tujuan dari seluruh masyarakat (public goals),dan bukan
tujuan pribadi seseorang (privta goals).selain itu politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok
termasuk partai politik,lembaga masyarakat maupun perseorangan.

Pengertian–pengertian pokok tentang politik maka secara operasional bidang politik


menyangkut konsep–konsep pokok yang berkaitan dengan negara (state), kekuasaan (power) ,
pengambilan keputusan (decisionmaking), kebijaksaan (policy) , pembagian (distribution), serta
alokasi (allocotion).

Bidang politik lebih banyak berkaitan dengan para pelaksana pemerintahan negara,
lembaga–lembaga tinggi negara, kalangan aktivis politik seta para pejabat serta birokrat dalam
pelaksanaan dan penyelengaran negara.hubungan dengan etika politik pengertian politik
tersebut harus dipahami dalam pengertian yang luas yaitu menyangkut seluruh unsur yang
membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut masyarakat negara.
2.Dimensi politis Manusia

A.Manusia sebagai Mahluk Individu-sosial

Manusia adalah bebas sejauh ia sendiri mampu mengembangkan pikirannya dalam


hubungan dengan tujuan–tujuan dan sarana–sarana kehidupan dan sejauh ia dapat mencoba
untuk bertindak sesuai dengannya.

Manusia sebagai mahluk yang berbudaya, kebebasan sebagai individu dan segala
aktivitas dan kreativitas dalam hidupnya senantiasa tergantung kepada orang lain,hal ini
dikarenakan manusia sebagai warga masyarakat atau sebagai makhluk sosial.

Dasar filosofis sebagaimana terkandung dalam pancasila yang nilainya terdapat dalam
budaya bangsa, senantiasa mendasarkan hakikat sifat kodrat manusia adalah bersifat
‘monodualis’,yaitu sebagai makhluk individu dan sekaligus sebagai mahluk sosial.maka sifat
serta ciri khas kebangsaan dan kenegaraan indonesia bukanlah totalitas individulistis atapun
sosialistis,melainkan monodualistis.moralitas negara bukan hanya demi tujuan kepentingan
individu–individu belaka dan juga bukan demi tujuan kolektivitas saja melainkan tujuan bersama
baik meliputi kepentingan dan kesejahteraan individu maupun masyarakat secara bersama.basis
moralitas bagi pelaksanaan dan penyelengaran negara, sehingga konsekuesinya segala
keputusan, kebijaksaan serta arah dari tujuan negara indonesia harus dapat dikembalikan
secara moral kepada dasar–dasar tersebut.

B.Dimensi Politis Kehidupan Manusia

Hubungan dengan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu mahluk sosial, dimensi,
politis manusia senantiasa berkaitan dengan kehidupan negara dan hukum, sehingga senantiasa
berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan etika politik
senantiasa berkaitan dengan sikap–sikap moral dalam hubungannya masyarakat secara
keseluruhan.keputusan bersifat politis manakala diambil dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Dimensi politis manusia dapat ditentukan sebagai suatu
kesadaran manusia akan dirinya sendiri sebagai ditentukan kembali oleh kerangka
kehidupannya serta ditentukan kembali oleh tindakan–tindakannya.
Dimensi politis manusia memiliki dua segi fundamental,yaitu pengertian dan kehendak
untuk bertindak, sehingga dua segi fundamental itu dapat diamati dalam sikap aspek kehidupan
manusia.dua aspek ini yang akan senantiasa berhadapan dengan tindakan moral manusia.

Lembaga penata normatif masyarakat adalah Hukum.kehidupan masyarakat hukumlah


yang memberitahukan kepada semua anggota masyarakat bagaimana mereka harus
bertindak.Hukum terdiri dari atas norma–norma kelakuan yang betul dan salah dalam
masyarakat.Hukum hanya bersifat normatif, dan tidak secara efektif dan otomatis mampu
menjamin agar setiap anggota masyarakat taat kepada norma–normanya.secara efektif dapat
menntukan kelakuan masyarakat hanyalah lembaga yang mempunyai kekuasaan untuk
memaksakan kehendaknya,dan lembaga itu adalah negara.penataan efektif masyarakat adalah
penataan yang de fakto, penataan yang berdasarkan kenyataan menentukan kelakuan
masyarakat.perlu dipahami bahwa negara yang memiliki kekuasaan itu adalah sebagai
perwujudan sifat kodrat manusia sebagai individu dan mahluk sosial, jadi lembaga negara yang
memiliki kekuasaan adalah lembaga negara sebagai kehendak untuk hidup bersama.

Hukum dan kekuasaan negara merupakan aspek yang berkaitan dengan etika
politik.Hukum sebagai penataan masyarakat secara normatif, serta kekuasaan negara sebagai
lembaga penataan masyarakat yang efektif pada hakikatnya sesuai dengan struktur sifat kodrat
manusia sebagai individu dan mahluk sosial.Hukum tanpa kekuasaan negara akan merupakan
aturan normatif yang kosong,sedangkan negara tanpa hukum akan merosot menjadi kehidupan
yang berada di bawah sifat manusiawi karena akan berkembang menjadi ambisi kebinatangan,
karena tanpa tatanan normatif. Negara berbuat tanpa tatanan hukum akan sama halnya dengan
kekuasaan tanpa pembatasan, sehingga akan terjadi penindasan manusia, yang lazimnya
disebut negara otoriterianisme.

Hukum harus mampu menunjukkan bahwa tatanan adalah dari masyarakat bersama dan
demi kesejahteraan bersama, dan bukannya berasal dari kekuasaan. Negara yang memiliki
kekuasaan harus mendasarkan pada tatanan normatif sebagai kehendak bersama semua
warga, sehingga demikian negara pada hakikatnya mendapatkan legismasi dari masyarakat
yang menentukan tatanan hukum tersebut.

Etika politik berkaitan dengan objek forma etika, yaitu tinjauan berdasarkan prinsip–prinsip
dasar etika, terhadap objek materia politik yang meliputi legitimasi negara, hukum, kekuasaan
serta penilaian kritis terhadap legitimasi–legitimasi tersebut.

3.Nilai–nilai Pancasila sebagai sumber etika politik

Filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan


perundangan–undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam
hubungannya dengan legitimasi kekuasaan,hukum serta berbagai kebijakan dalam
pelaksanakan dan penyelenggara negara.sila pertama ‘ketuhanan yang maha esa’ serta sila
kedua ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’ adalah merupakan sumber nilai–nilai moral bagi
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
Negara indonesia berdasarkan sila I ‘ketuhanan yang maha esa’ bukan negara ‘toleransi’
yang berdasarkan kekuasaan negara dan penyelenggara negara pada legistimasi religius.asas
sila ‘ketuhanan yang maha esa’ lebih berkaitan dengan legitimasi moral.yang membedakan
negara yang berketuhanan yang maha esa dengan negara tokrasi.

Selain sila I, sila II ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’ juga merupakan sumber nilai–
nilai moralitas dalam kehidupan yang negara.negara pada prinsipnya adalah merupakan
persekutuan hidup manusia sebagai mahluk tuhan yang maha esa.manusia adalah merupakan
dasar kehidupan serta pelaksanaan dan penyelengaraan negara.asas–asas kemanusiaan
adalah bersifat mutlak dalam kehidupan negara dan hukum.kehidupan negara kemanusiaan
harus mendapatkan jaminan hukum, diistilahkan dengan jaminan atas hak–hak dasar(asasi)
manusia.

Etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan (1) asas
legalitas (legitimasi hukum) , yaitu dijalankan sesuai dengan hukum berlaku, (2) disahkan dan
dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis),dan (3) dilaksanakan berdasarkan prinsip–
prinsip moral atau tidak bertentangan dengannya (legitimasi moral). Pancasila sebagai suatu
sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut.pelaksaan dan penyelengaraan negara, baik
menyangkut kekuasaan, kebijaksanaan yang menyangkut publik, pembagian serta kewenangan
harus berdasarkan legitimasi moral religius (sila I) srta moral kemanusiaan (sila II).ditegaska
Hatta takala mendirikan negara , bahwa negara harus berdasarkan moral ketuhanan dan moral
kemanusiaan agar tidak terjerumus kedalam machtsstaats, atau negara kekuasaan .

Pelaksaan dan penyelenggaran negara harus berdasarkan legitimasi hukum yaitu prinsip
‘legalitas’. Negara indonesia adalah negara hukum, ‘keadilan’ dalam hidup bersama (keadilan
sosial) terkandung sila V, adalah merupakan tujuan dalam kehidupan negara.pelaksanaan dan
penyelengaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenagan serta pembagian senantiasa
harus berdasarkan atas hukum yang berlaku.

Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang
dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila IV).rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan
negara.pelaksanaan dan penyelengaraan negara segala kebijaksanan, kekuasaan, serta
kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara.pelaksanaan
politik praktis hal–hal yang menyangkut kekuasaan eksekutif, legislatif, serta yudikatif, konsep
pengambilan keputusan,pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat,
atau dengan lain perkataan harus memiliki ‘legitimasi demokratis’.

Prinsip–prinsip dasar etika dalam realisasi praksis dalam kehidupan kenegaraan


senantiasa dilaksanakan secara korelatif diantara ketiganya.keputusan yang diambil dalam
pelaksanaan kenegaraan baik menyangkut politik dalam negeri maupun luar negeri, ekonomi
baik nasional maupun global, yang menyangkut rakyat, dan lainnya selain berdasarkan hukum
yang berlaku (legitimasi hukum), harus mendapatkan legitimasi rakyat (legitimasi demokratis)
dan juga harus berdasarkan prinsip–prinsip moralitas (legitimasi moral).
DAFTAR PUSTAKA

1.Abdulgani Ruslan, 1998, Pancasila dan Reformasi. Makalah seminar nasional KAGAMA, 8 juli
1998 di yogyakarta.

2.Bambang sumadio, dalam sartono Kartodirdjo, 1977, sejarah nasional indonesia III dan IV,
Departemen Pendidikan dan kebudayaan,Jakarta.

3.Baut Pau. S. & Beny Hartman, 1988, kompilasi deklarasi hak–hak Asasi manusi, yayasan lembaga
bantuan hukum indonesia, jakarta

4.Besar Abdulkadir, 1995, dalam citra Negara persatuan indonesia, BP-7 Pusat, jakarta.

4.Bp-7, 1988, ketetapan MPR Republik indonesia, jakarta

5......., 1994, Bahan Penataran P-4, Pancasila/P-4, jakarta.

6........, 1994, Bahan Penataran P-4, Undang–Undang Dasar 1945 jakarta.

7.Budiardjo Miriam, 1981, Dasar-Dasar ilmu politik, Gramedia, Jakarta.

8.Cooley Charles Horton, D., 1992, sociologi Theory and social Research. Dalam K.J.Veeger, Realitas
Sosial,Gramedia,Jakarta

9.Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Dewan pertahanan dan Keamanan
Nasional, 1993, konsep Bangsa Indonesia tentang Hak-Hak Asasi Manusia berdasarkan nilai
Pancasila, yogyakarta.

10.Galtung Johan, 19180, The True Worlds:A Transnational Perspective, The Free Press, New York.

11.Hardowirogo Marbangun, 1977, Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Mekanisme perintis,Nasional,


Regional, patma, Bandung.

12.Hatta Mohammad, panitia Lima,1984 Uraian Pancasila, mutiara,Jakarta.

13.Kaelan, 1983, Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945, Liberty,Yogyakarta.

14.Kaelan, 1996, Filsafat Pancasila, Paradigma, Yogyakarta

15.Kaelan, 1995, “Hakikat sila-sila Pancasila”,Dalam Ensiklopedi Pancasila pariata Westra(Ed),


Penerbit BPA, Yogyakarta.

You might also like