You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................................
Pemilihan umum merupakan salah satu sarana demokrasi. Pemilihan Umum,
selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pesta demokrasi yang merupakan perwujudan tatanan
kehidupan negara dan masyarakat yang berkedaulatan rakyat dilaksanakan guna
menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan dari dan untuk
rakyat. Melalui pemilu, rakyat melakukan evaluasi terhadap kinerja dan moral wakil-
wakilnya di lembaga legislatif dan pemerintah. Pemilu juga dimaksudkan untuk
membangun kembali kepercayaan baru masyarakat terhadap pemerintah dan
negara................................................
Sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dimana kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat, pemilihan umum
diselenggarakan secara demokratis, jujur, dan adil dengan mengadakan pemberian dan
pemungutan suara secara langsung, umum, bebas, dan rahasia.
B. Tujuan
1. Agar para pembaca dapat mengetahui gambaran secara umum mengenai pemilihan
umum tahun 2009
2. Agar para pembaca dapat memperoleh manfaat yang dapat dipetik dari pembahasan
makalah ini yang dapat dijadikan pembelajaran yang berharga dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.

C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran mengenai pemilu
2. Siapa saja partai politik yang menjadi peserta pemilu 2009
3. Tipe pemilu seperti apa yang berlaku di Indonesia
4. Permasalahan apa yang terjadi pada pemilu 2009

BAB II

1
PEMBAHASAN

A. Pemilihan Umum 2009 .......................................................................................................


Pemilihan Umum 2009 baru saja kita lalui. Tradisi akbar lima tahun sekali ini
diselenggarakan untuk memilih wakil-wakil rakyat (anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) yang akan duduk di
kursi Majelis yang terhormat. Pemilu 2009 yang berlangsung pada tanggal 9 April 2009
sekali lagi telah menorehkan sejarah baru dalam transformasi pemerintahan di Indonesia.
Itu berarti dalam konteks transformasi demokrasi, bangsa Indonesia telah sepuluh kali
menyelenggarakan pemilihan umum yaitu tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992,
1997, 1999, 2004, dan terakhir pemilu 2009. Pemilu di Indonesia pada awalnya ditujukan
untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota. Namun, setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan
presiden dan wakil presiden (pilpres) yang semula dilakukan oleh MPR disepakati untuk
dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim
pemilu.......................
...................................................
B. Partai Politik Peserta Pemilihan Umum...........................................................................
Pemilu 2009 diikuti oleh 34 partai politik. Menurut UU No.2 Tahun 2008, Partai
Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga
negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan
negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Jumlah parpol nasional peserta Pemilu 2009 ini lebih banyak
dibandingkan peserta Pemilu 2004, tetapi lebih sedikit dibanding Pemilu 1999. Pemilu
2004 diikuti oleh 24 parpol sedangkan Pemilu 1999 diikuti 48 parpol. Adapun Parpol
peserta pemilu 2009 berjumlah 34, dimana 16 partai politik lama dan 18 partai politik
baru yang telah lolos seleksi. Berikut daftar parpol peserta pemilu
2009:..................................................................

No.Parpo
Partai Politik Keterangan
l

2
1 Partai Hati Nurani Rakyat Baru
2 Partai Karya Peduli Bangsa
3 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia Baru
4 Partai Peduli Rakyat Nasional Baru
5 Partai Gerakan Indonesia Raya Baru
6 Partai Barisan Nasional Baru
7 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
8 Partai Keadilan Sejahtera
9 Partai Amanat Nasional
10 Partai Perjuangan Indonesia Baru Baru
11 Partai Kedaulatan Baru
12 Partai Persatuan Daerah Baru
13 Partai Kebangkitan Bangsa
14 Partai Pemuda Indonesia Baru
15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
16 Partai Demokrasi Pembaruan Baru
17 Partai Karya Perjuangan Baru
18 Partai Matahari Bangsa Baru
19 Partai Penegak Demokrasi Indonesia
20 Partai Demokrasi Kebangsaan
21 Partai Republik Nusantara Baru
22 Partai Pelopor
23 Partai Golongan Karya
24 Partai Persatuan Pembangunan
25 Partai Damai Sejahtera
26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia Baru
27 Partai Bulan Bintang
28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
29 Partai Bintang Reformasi
30 Partai Patriot Baru
31 Partai Demokrat
32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia Baru
33 Partai Indonesia Sejahtera Baru
34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama Baru
35
www.kpu.go.id

Selain itu, Pemilu 2009 adalah pemilu pertama yang menyertakan enam partai
lokal Aceh. Kecuali di Nanggroe Aceh Darusalam, nomor urut partai peserta pemilu
2009 yang tertera di kertas suara akan ‘lompat’ dari partai bernomor 34 ke partai
bernomor 41 di seluruh daerah pemilihan. Karena partai nomor urut 35 sampai 40 adalah
partai lokal Aceh...................................................................................................................
Dalam hal mekanisme pemungutan suara, berbeda dengan pemilu 2004, pada pemilu

3
2009 proses pemungutan suara dilakukan dengan cara membubuhkan tanda centang atau
contreng bukan dicoblos lagi (Pasal 176 UU No.10/2008).....................

C. Tipe Pemilu 2009.................................................................................................................


Secara umum pemilu-pemilu di dunia dikelompokkan dalam dua tipe umum
pemilu yaitu sistem distrik (single member district system) dan sistem proporsional
(multymember proportional system). Sistem distrik merupakan wujud dari perwakilan
wilayah. Karenanya sistem ini sering dipergunakan oleh beberapa negara untuk
menentukan siapa yang berhak menjadi wakil dari suatu daerah pemilihan dan
menduduki posisi di parlemen. Cara kerjanya sederhana: siapapun yang memperoleh
suara terbanyak dari suatu daerah pemilihan maka dialah yang akan menjadi
pemenangnya dan mewakili daerah pemilihan tersebut. ......................................................
Selain sistem distrik, tipe lainnya adalah proporsional atau dikenal pula di Indonesia
dengan sistem pemilu perwakilan berimbang. Berbeda dengan distrik, tipe ini merupakan
perwakilan rakyat sehingga setiap suara yang diberikan oleh pemilih harus direpresentasi
di dalam parlemen. Dengan demikian tidak boleh terdapat suara yang dihilangkan karena
setiap suara pemilih harus dihargai. Di dalam tipe ini tidak dikenal istilah pemenang
melainkan siapa yang memperoleh suara terbanyak atau menempatkan perwakilan
terbanyak dalam parlemen.

D. Permasalahan Seputar pemilu 2009.................................................................................


Dengan ditetapkannya peraturan perundang-undangan baru untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dan Presiden dan Wakil Presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala
daerah secara langsung oleh rakyat, ruang gerak partisipasi politik warga negara menjadi
semakin luas. Warga negara memperoleh hak untuk memberikan suaranya dan turut serta
terlibat dalam kegiatan-kegiatan kenegaraan di bidang politik dari tingkat daerah sampai
tingkat pemerintahan. Partisipasi politik ini mencakup semua kegiatan yang sah oleh
semua warga negara yang kurang lebih langsung dimaksudkan untuk mempengaruhi
pemilihan pejabat pemerintahan dan atau tindakan-tindakan yang mereka
ambil............................................
Berjalan baiknya sebuah negara tidak terlepas dari partisipasi politik warga
negaranya. Tingginya partisipasi politik menunjukkan bahwa warga negara memahami
kehidupan politik. Di sisi lain, rendahnya partisipasi politik dapat dianggap sebagai

4
rendahnya kepedulian dan pengetahuan warga negara dalam kehidupan politik atau bisa
jadi terdapat batasan serta tidak adanya kesempatan dalam kehidupan politik. Adapun
warga negara yang sama sekali tidak melibatkan diri dalam partisipasi politik disebut
apati (apaty). Hal ini terjadi karena beberapa sebab. Pertama, adanya sikap acuh tak
acuh, tidak tertarik atau rendahnya pemahaman mereka mengenai masalah politik.
Kedua, adanya keyakinan bahwa usaha mereka untuk mempengaruhi kebijakan
pemerintah tidak berhasil. Ketiga, mereka tinggal dalam lingkungan yang menganggap
bahwa tindakan apati merupakan suatu tindakan yang terpuji........................................
Dalam perjalanan historis pemilihan umum di Indonesia, kemudian kita temui lagi
adanya istilah Golongan putih (golput). Berbeda dengan tindakan apatis, golput
merupakan predikat bagi orang-orang yang memilih untuk tidak menggunakan hak
suaranya pada Pemilihan Umum (Pemilu). Pada Pilpres 2004, angka golput mencapai 20
persen dan pada pemilu tahun 2009 meningkat lagi mencapai sekitar 40 persen.
Tingginya angka golput ini semakin mempertegas posisi tawar dari masyarakat dalam
bernegara atau berpartisipasi dan terlibat dalam pemerintahan, saat ini masyarakat mulai
apatis terhadap ‘pesta demokrasi’.
Secara umum, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula tingkat
partisipasinya dalam politik. Demikian juga dalam hal tingkat penghasilan. Tingkat
pendidikan merupakan faktor yang paling signifikan mempengaruhi tingkat partisipasi
politik. Namun, perlu digarisbawahi bahwa pengertian partisipasi politik di sini bukan
semata keikutsertaan yang terbatas pada pemilu atau pemilihan presiden. Artinya,
meningkatnya angka golput itu sendiri merupakan pertanda meningkatnya daya kritis
masyraskat terhadap partai politik................................................................................
Tingginya angka golput ini disebabkan karena tiga hal yang sifatnya sangat
krusial, yakni masalah pendataan, ideologis, dan teknis. Jika dahulu orang didatangi
petugas ke rumah untuk didaftar, kini dasarnya hanya KTP. Masalah ideologis, yang
based on pemahaman dan pengetahuan orang bersangkutan. Ada penilaian bahwa
pemerintahnya siapa saja ternyata tidak berubah. Oleh karena tidak ada perubahan maka
lebih baik memilih golput. Dan yang terakhir, masalah teknisnya adalah kartu suara.
Entah karena kartu suara ganda atau pendistribusiannya yang tidak terlaksana dengan
baik............................................

BAB III

5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemilu 2009 yang berlangsung pada tanggal 9 April. Itu berarti dalam konteks
transformasi demokrasi, bangsa Indonesia telah sepuluh kali menyelenggarakan
pemilihan umum yaitu tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, dan
terakhir pemilu 2009.
Adapun Parpol peserta pemilu 2009 berjumlah 34, dimana 16 partai politik lama
dan 18 partai politik baru yang telah lolos. Selain itu, Pemilu 2009 adalah pemilu
pertama yang menyertakan enam partai lokal Aceh. ...........................................................
Dalam hal mekanisme pemungutan suara, proses pemungutan suara dilakukan
dengan cara membubuhkan tanda centang atau contreng (Pasal 176 UU No.10/2008).....
Tipe pemilu di Indonesia yaitu Sistem proporsional atau dikenal pula di Indonesia
dengan sistem pemilu perwakilan berimbang.
Kesadaran politik warga negara untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik
bangsa baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi hal yang begitu krusial.
Krusial dalam artian bahwa keterlibatan warga negara dalam transisi demokrasi menjadi
begitu penting dalam penentuan pemimpin bangsa dan wakil-wakil rakyat yang
diharapkan bertindak atas nama rakyat yang memilihnya
. Adapun warga negara yang sama sekali tidak melibatkan diri dalam partisipasi
politik disebut apati (apaty).Kemudian kita temui lagi adanya istilah Golongan putih
(golput). Berbeda dengan tindakan apatis, golput merupakan predikat bagi orang-orang
yang memilih untuk tidak menggunakan hak suaranya pada Pemilihan Umum (Pemilu).

B. Saran
Pemilu 2009 memang begitu banyak meninggalkan catatan. Walaupun banyak
pihak menilai pemilu 2009 memiliki banyak kekurangan, sepatutnya kita harus
menghargai ini sebagai sebuah proses demokrasi yang agaknya begitu sangat kompleks
dengan berbagai aturan yang ada. Kita patut menghargai KPU sebagai lembaga
penyelenggara pemilu yang telah mampu menyelenggarakan pemilu dengan damai dan
lancar walaupun banyak kekurangan di sana-sini. Partisipasi aktif dari seluruh elemen
merupakan kunci suksesnya penyelenggaraan pemilihan umum.

DAFTAR PUTAKA

6
AA GN Ari Dwipayana. Pemilu-pemilu di Indonesia. Jakarta: 2004

Budiyanto. Kewarganegaraan. Penerbit Erlangga, Jakarta: 2004

Prasojo, Eko. Demokrasi Di Negeri Mimpi: Catatan Kritis terhadap Pemilu 2004 dan
Good Governance. Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI, Jakarta: 2005

Priyo Sukanto, Budi, Panduan Belajar Kewarganegaraan. Primagama, Jakarta: 2006

Muhammad Tiro, Hasan. Demokrasi untuk Indonesia. Teplok press, Jakarta: 1993

UU No.22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum

UU No.10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan


Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

www.kpu.go.id

You might also like