You are on page 1of 26

Berikut ini adalah contoh Marketing Plan yang akan dianalisis :

MARKETING PLAN HEXOS

A. Ringkasan Eksekutif

Perkembangan industri kembang gula dewasa ini semakin mengalami


perkembangan yang siginifikan. Ditandai dengan maraknya perusahaan yang
berkecimpung di industri kembang gula, seperti PT. Konimex, Mayora, PT. OT, dan
masih banyak lagi. Berjamurnya industri ini dikarenakan potensi pasar yang sungguh
menggiurkan, seperti jumlah penduduk yang besar, perilaku konsumen yang berubah-
ubah dan lain-lain.
Hexos yang merupakan produk keluaran PT. Konimex melalui divisi kembang
gula, Nimm’s, menjadi produk yang patut disorot sebagai produk yang cukup berhasil
di Indonesia. Denagn STP anak muda, Hexos melakukan persaingan kompetitif antara
sesama jenis produk yaitu produk herbal, dan juga terhadap jenis permen lainnya.
Permen ini dilepas senilai Rp. 1.500 – Rp. 2.000,- dipasaran yang bermaksud
untuk meraih kantong anak muda yang sangat sensitive terhadap harga. Hexos
melakukan beberapa strategi produk untuk mampu bersaing dipasaran Indonesia,
dengan melakukan diversivikasi produk, promosi melalui berbagai bentuk, dan
peningkatan kualitas mutu produk.

Begitu banyak kekuatan perusahaan ini, sehingga Ia pun mampu bersaing di


industri kembang gula. Namun juga tidak sedikit hambatan dan ancaman seperti
kenaikan harga gula, TDL, dan BBM yang mampu menghambat produksi. Namun, hal
tersebut tidak menjadi kendala, dikarenakan kesempatan yang ada dan didapat
perusahaan Konimex ini sangatlah banyak.

B. Analisis Situasi

1. Situasi Produk
Bisa dibilang permen atau kembang gula adalah satu sub produk makanan
pelengkap yang simpel namun menyimpan potensi pasar yang cukup menggiurkan.

1
Dalam perkembangan sejarah kembang gula di tanah air bisa kita ketahui bahwa life
time suatu brand name produk kembang gula tidaklah panjang.

Patah tumbuh hilang berganti, mungkin itulah perumpamaan yang mungkin pas
kita tujukan untuk pasar kembang gula di tanah air. Begitu satu produk lama mulai
redup di pasaran maka akan muncul produk baru yang akan menggantikan
kedudukannya. Boleh jadi produk kembang gula baru tersebut adalah produk lama
namun di re-lounch dengan kemasan baru bahkan dengan merk baru. Trick and Tip
semacam ini sering dijalankan oleh perusahaan permen di tanah air. Saat ini banyak
sekali macam ragam kembang gula yang ditawarkan di pasaran dan masing-masing
memiliki keunggulan komparatif guna menarik minat konsumen untuk membelinya.
Jikalau kita teliti lebih dalam permen ata kembang gula ini dibagi menjadi 2
kelopok besar yaitu hard candy dan soft candy. Dari dua kelompok besar ini bisa
dipecah atau didifersifikasi lagi menjadi beberapa kelompok kembang gula yaitu :

1. Hard Candy
2. Chewy Gum
3. Soft Candy
4. Liquid Candy
5. Mix Hard and Soft Candy

Untuk pilihan rasa, kembang gula dibagi menjadi :

1. Coffee Candy
2. Fruit Candy
3. Herbal Candy
4. Tea Candy
5. Milk Candy
6. Chocolate Candy
7. Tammarind Candy

Begitu banyak pilihan kembang gula yang ditawarkan di pasaran memang


memberikan satu petunjuk bahwa pasar kembang gula cukuplah manis untuk dicicipi.
Pasalnya dalam pasar permen atau kembang gula saat ini masih memberikan satu
keuntungan yang cukup signifikan bagi para pelaku bisnis ini.

2
Selain itu market share di Indonesia memang cukup besar dalam arti potensi
pasar untuk menyerap produk permen ini sangatlah menjanjikan. Beberapa product
leader permen yang cukup mampu menguasai pasar kembang gula di tanah air tercatat
sebagai berikut :

2. Coffee Candy --> Kopiko


2. Herbal Candy --> Hexos, Golia, Relaxa
2. Fruit Candy --> Sugus, Tango
2. Tammarind Candy --> Gulas,
2. Milk Candy --> Sugus
2. Chocolate Candy --> Alpenliebe

Namun seiring perkembangan jaman, beberapa leader product kembang gula


sedikit demi sedikit tergerus dengan munculnya banyak produk kompetitor baru yang
siap menggantikan kedudukannya, salah satu produk baru unggulan yang cukup
diperhitungkan semisal : Lotte, Tamarind, Milkita, dan masih banyak lagi produk yang
secara kualitas dan kuantitas siap bersaing dengan market leader. Jadi bisa kita
simpulkan, dengan memperhatikan pangsa pasar yang potensial dan banyaknya produk
yang ditawarkan di pasar kembang gula ini menunjukkan bahwa pasar produk ini
cukuplah manis untuk digeluti dan dinikmati.
Perkembangan industri permen saat ini terus mengalami perkembangan. Pada
tahun 2009, perkembangan industri permen meningkat hingga 10-15%
(kapanlagi.com). Hal ini terjadi karena pangsa pasar permen di Indonesia semakin
berkembang dikarenakan adanya isu atau kasus permen asal Cina yang mengandung
melamin. Tindakan ini, menyebabkan industri permen di Indonesia menjadi penyuplai
permen yang memiliki bargaining power yang lebih besar di kawasan Asia dan Eropa.

2. Situasi Harga

Hexos yang tergolong hard candy menjadi produk yang memberikan


keuntungan yang sangat signifikan bagi perusahaan Konimex. Perusahaan melempar
produk hexos ke pasaran dengan harga per sachet Rp. 1.000,-, dan dijual kembali oleh
retail sekitar pada harga Rp. 1.500 – 2.000,-. Harga ini cukup terjangkau oleh
masyarakat terlebih kalangan anak muda yang menjadi target utama Hexos.

3
Biaya tetap dalam memproduksi Hexos itu sendiri mapu menghabiskan sekitar
Rp. 975,-. Oleh karena itu, kita mampu menghitung marjin kontribusi yang didapat
oleh perusahaan tersebut, yaitu dengan mengurangi biaya tetap dengan harga yang
dilempar kepasar, yaitu sebesar Rp. 25,- /sachet. Besarnya tingkat penjualan Hexos
pada tahun 2009 saja untuk daerah Bengkulu saja mampu mencapai 1 hingga 3 juta
kotak (satu kotak terdiri dari 50 pieces Hexos)/bulan.

3. Situasi Persaingan

Analisa pesaing dan bertujuan agar pemasar dapat mengetahui siapa saja yang
menjadi pesaingnya dan bisa menetukan strategi yang akan digunakannya dalam
menghadapi pesaing tersebut.Dengan begini maka diharapkan agar produk pesaing
bisa berhasil saat diluncurkan di pasar.
Seperti yang telah diketahui, bahwa permen dibagi menjadi dua kelompok
besar yaitu, hard candy dan soft candy. Dan Hexos merupakan permen kategori hard
candy. Tingkat persaingan pada industri hard candy ini menjadikan Hexos memiliki
banyak pesaing dikarenakan kebanyakan perusahaan permen bermain pada hard
candy. Ditambah lagi pada produk sejenis,yaitu pada golongan permen herbal. Hexos
yang merupka kategori permen herbal, memiliki beberapa pesaing, seperti Nigella
Candy, permen Antangin, dal masih banyak lagi.
Kompetesi persaingan permen herbal ini, merupakan tantangan berat yang
menjadi ancaman bagi Hexos. Ditambah lagi terhadap golongan hard candy lainnya,
seperti permen produksi PT. Orang Tua ; MintZ, Minis, Blaster, dan Kurang Asem.
Dan juga dari perusahaan Mayora yang memluncurkan produk nya yaitu Kopiko, Kiss,
Tamarin, Plonk. Dan juga permen-permen lainnya yang bergabung dalam industri
hard candy.
Besarnya persaingan di dalam industri permen ini, dalam kurun waktu yang
sangat singkat, mengalami banyak perkembangan. Persaingan menjadi bertambah
ketika jenis soft candy dipasarkan, seperti golongan permen karet, permen coklat dan
lain sebagainya.
Besarnya jumlah penduduk di Indonesia menjadi sumber utama mengapa
industri permen di Indonesia semakin berkembang. Banyak perusahaan yang tumbuh
dan berkembang menjadi perusahaan yang terkemuka, seperti perusahaan Nimms’s
yang menjadi perusahaan divisi permen PT. Konimex. Namun tidak sedikit pula

4
perusahaan permen yang tumbang karena ketidakmampuan produk tersebut dalam
memposisikan produknya.
Kebanyakan perusahaan permen di Indonesia mensegmentasikan produknya
pada batas usia anak-anak hingga anak remaja. Namun ada juga perusahaan yang
sengaja menargetkan produknya untuk kalangan orang dewasa, seperti permen khusus
untuk perokok. Segmentasi yang sedemikan rupa, berfungsi untuk mempermudah
produknya dalam menentukan pasar yang ingin dicapai. Nimm’s yang saat ini masih
menjadi follower dalam industri ini, yang masih membayang-bayangi PT. Orang Tua
yang saat ini menjadi market leader di industri permen, mengambil segmentasi anak
muda sebagai pasar utamanya. Ini dapat dilihat dari beberapa iklan Hexos yang
cenderung mempergunakan aktivitas-aktivitas anak muda. Dan juga event-event yang
dibuat oleh Hexos, seperti pertandingan basket dan cheers di beberapa SMU di
Indonesia. Permen adalah makanan yang bersifat easy to carry, easy to use sehingga
cocok untuk dibawa mereka yang beraktivitas tinggi seperti mereka yang masih duduk
dibangku sekolah dengan segala macam kegiatan mereka.
Dalam tingkatan persaingan yang sangat besar ini, setiap perusahaan harus
mampu membuat startegi yang mampu menjatuhkan atau menyaingi perusahaan yang
lain. Strategi-strategi tersebut dapat berupa startegi penetapan harga, distribusi, dan
promosi.

a. Strategi Harga
Segmentasi psychographical yang dilakukan oleh perusahaan Hexos yaitu
remaja yang sangat sensitive terhadap harga merupakan langkah awal dalam
menggaet konsumen. Harga yang ditawarkan dipasaran yang mudah terjangkau
oleh konsumen, menjadikan daya jual Hexos sangat tinggi.

b. Strategi Distribusi
Peusahaan Nimm’s menyebarkan jumlah produk yang sangat banyak di
pasaran. Ini dimaksudkan untuk menjaga ketersedian produk di seluruh retailer
agar tidak terjadi brand switching yang dimana permen merupakan produk yang
memiliki tingkat perpindahaan merek yang sangat tinggi.

5
c. Strategi Promosi
Startegi promosi merupkan stretgi utama yang sangat sering dilakukan oleh
Hexos. Diantaranya dengan membuat event-event di SMU se-Indonesia. Event ini
dimaksudkan untuk meningkatkan image Hexos dimata konsumennya (remaja)
agar konsumen Hexos tersebut semakin mempercayai bahwa Hexos merupkan
permen anak-anak muda yang memiliki tingkat aktivitas yang tinggi.
Media promosi lainnya yang merupakan media yang mempengaruhi penjualan
Hexos yaitu media iklan. Total belanja iklan Hexos saja pada tahun 2003 mencapai
total 5 miliar. Ini disebabkan media iklan menjadi sangat berpengaruh dalam
peningkatan penjualan Hexos. Salah satu iklan yang terkenal yaitu iklan “Pengen
Jadi Kasir”. Iklan tersebut menegaskan jika kita mengalami gangguan tenggorokan,
Hexos dapat menanganinya.
Karakteristik pesaing yang serupa, menyebabkan tingkat persaingan di industri
permen ini semakin berat. Strategi harga yang sama yang dilakukan oleh bebrapa
perusahaan permen, sedikit menyulitkan Hexos dalam membedakan produknya.
Strategi distribusi pesaing pun serta promosi nya juga hampir sama dengan staregi
yang dilakukan oleh Hexos.

4. Situasi Distribusi

Pada pemasaran retail, terdapat dua bentuk alur distribusi yang sering
digunakan yaitu, alur distribusi pendek dan alur distribusi panjang. Hexos sebagai
produk yang tidak tahan lama, lebih menggunkan system ditribusi panjang. Dapat
digambarkan sebagai berikut :
Pabrik Utama – Gudang Utama – Gudang Cabang (Perusahaan Regional) –
Distributor – Pengecer (Toko, Kampasser) – retailer (Warung)
Jumlah armada distribusi Hexos yang banyak, memudahkan dalam
menyebarkan produknya. Dan ini sangat membantu prosese pemenuhan kebutuhan
konsumen akan permen herbal. Bentuk distribusi lainnya, yang membantu kefektifan
penjualan yaitu dengan media promosi. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
Hexos sering mengadakan event-event yang sangat besar, seperti pertandingan basket
diseluruh Indonesia. Ini membangkitkan image Hexos yang merupakan permen anak
muda yang memiliki aktivitas yang sangat tinggi. Media iklan juga mempengaruhi
besarnya peningkatan permintaan. Penulis juga mencoba untuk membuat iklan yang

6
dimana menggunakan konsep yang berbeda namun pada tag line yang sama, yaitu
gangguan tenggorokan. Iklan yang berceritakan hantu yang ingin menakuti-nakuti
pemuda yang sedang tertidur, menimbulkan kesan bahwa kekutan Hexos yang sangat
mampu membantu konsumennya mengatasi masalah tenggorokan. Hantu tersebut
ketika ingin menakuti pemuda tersebut, tiba-tiba kehilangan suara. Pada kondisi
tertidur, pemuda tersebut memberikan Hexos kepada hantu tersebut. Ini menjelaskan
bahwa, Hexos selalu menjadi permen andalan semua orang dengan dramatisasi pemuda
yang selalu membawa Hexos kapanpun dan dimanapun ia berada. Setelah itu, hantu
tersebut memakan hexos tersebut dan tenggorokannyapun kembali baik.
Situasi lingkungan makro pun mempengaruhi alur distribusi yang dilakukan
oleh perusahaan Nimm’s tersebut. Lingkungan tersebut yaitu :
1. Lingkungan Ekonomi
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia akhirakhir ini, membantu
Hexos dalam menjual produknya. Daya beli masyarakat yang semakin tinggi
menjadikan potensi pasar permen semakin tinggi.
2. Lingkungan Politik
Kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM per 1 Okt 2005 . Tarif
dasar listrik dan upah buruh minimum berdampak langsung pada semua sektor
industri, terutama pada biaya produksi dan biaya transportasi.

3. Lingkungan Sosial

Faktor – sosial yang terjadi pada masyarakat dapat dilihat secara demografis,
gaya hidup dan juga sikap konsumen terhadap produk dan merek tertentu.
Banyak fitur – fitur produk disesuaikan dengan gaya hidup masyarakat yang
semakin memiliki mobilitas yang tinggi. Sehingga konsumen tidak segan untuk
membelanjakan produknya untuk membantu kegiatan mereka.

4. Lingkungan Hukum

Legalitas hukum yang berkaitan dengan kegiatan operasional di Indonesia, pada


umumnya dipengaruhi oleh lingkup hukum industri dan perdagangan, lingkup
hukum ketenagakerjaan serta lingkup hak atas kekayaan intelektual (HAKI) yang
dapat berupa hak cipta, hak paten dan merek, adapun penjelasannya sebagai
berikut:
1) Izin pendirian perusahaan yang dikeluarkan oleh direktorat kehakiman
pusat Jakarta.

7
2) Tanda izin usaha perdagangan.
3) Nomor pokok wajib pajak (NPWP) yang diteruskan dengan nomor pokok
pengusaha kena pajak (NPPKP).
4) Tanda daftar perusahaan (TDP).
5) Tanda Daftar Industri.
6) Izin merek. Persyaratan izin merek yang harus dipenuhi diantaranya harus
dipublikasikan ke masyarakat selama 4 – 6 bulan. Hal ini untuk menjaga
jika terdapat merek yang sama untuk produk sejenis (Duplikasi yang dapat
membingungkan konsumen).
7) Tanda Barcode (Jika produk dijual di supermarket)
8) Izin Depkes untuk mendapatkan nomor Depkes.

5. Lingkungan Teknologi

Faktor teknologi merupakan faktor yang penting dalam industri, karena pada
dasarnya teknologi semakin memudahkan dan mempercepat proses produksi.
Teknologi yang digunakan dalam industri permen bermacam – macam jenisnya
tergantung seberapa besar dan bagaimana spesifikasi yang dinginkan produsen.

3. Analisis SWOT
Untuk menjabarkan analisis SWOT, sebaiknya kita mengetahui profil singkat
perusahaan, untuk membantu menggambarkan kondisi perusahaan. Sehingga dengan
adanya keterangan tersebut, dapat dilihat apa saja kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dihadapai atau akan dihadapi perusahaan.

1. Profil Perusahaan
PT. Konimex berada di daerah Solo, Indonesia. Perusahaan ini memiliki pabrik
yang memproduksi aneka produk farmasi, makanan kecil, permen dan berbagai produk
lain sejenis. Yng didirikan oleh Djoenaedi Joesoef yang dijuluki maestro
entreupreunership.
Konimex memang bukan perusahaan terbesar di bidangnya. Bukan pula
perusahaan dengan jangkauan menggurita yang beroperasi di berbagai negara.

8
Konimex ‘hanyalah’ perusahaan dari daerah yang produknya mudah ditemukan dari
Sabang sampai Merauke. Walaupun demikian, kepemimpinan Djoenaedi Joesoef
dalam membesarkan Konimex layak dicatat dengan tinta emas.
Sebagai peraih Indonesia Entrepreneur of the Year 2003 dari lembaga prestisius
Ernst & Young, kepemimpinan Djoenaedi Joesoef mendapat tempat terhormat di
negeri tercinta dan meluas sampai negeri manca negara. Jiwa kewirausahaannya
memberi inspirasi tidak saja pada ranah farmasi yang digeluti selama hidupnya, tetapi
juga bagi seluruh masyarakat yang ingin belajar menjadi wirausaha berbasis etika,
moral dan spiritual.
Djoenaedi Joesoef layak mendapat julukan pemimpin unggul. Dimulai dari
toko obat kecil lalu pada 8 Juni 1967 PT Konimex Pharmaceutical Laboratories
didirikan dan sekarang mampu mempekerjakan ribuan karyawan, jelas membuktikan
julukan itu. Menjadi pemimpin unggul memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan
beberapa prasyarat yang mana keunggulan sang pemimpin dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hasil bisnisnya.
James Collins dan Jerry Poras melalui buku spektakulernya yang telah menjadi
‘kitab suci’ pemimpin bisnis, Built to Last, menulis referensi komplet tentang
organisasi unggul. Walaupun Collin dan Poras meneliti tentang organisasi unggul,
tetapi benang merahnya jelas. Organisasi unggul pasti dipimpin oleh pemimpin unggul.
Berdasar kajian Collin dan Poras, ada lima karakter utama yang dimiliki oleh
Djoenaedi Joesoef dalam memimpin Konimex, yaitu :
.1 mempunyai visi yang besar, berani dan mengagumkan,
.2 memiliki budaya perusahaan kuat,
.3 selalu berjuang untuk mencapai kesempurnaan mutu,
.4 mempunyai mentalitas berspektrum lebar,
.5 jiwa kewirausahaan untuk selalu berinovasi

2. Diversivikasi Perusahaan Konimex


a. Farmasi

Divisi farmasi merupakan tulang punggung Konimex. Saat ini memiliki 59


merek produk. Kalau pada mulanya hanya memproduksi obat-obat bebas
(OTC), kini Konimex juga mengembangkan obat-obat dengan resep dokter

9
(Ethical) serta produk nonkuratif, antara lain vitamin. Dari sediaan semula
hanya tablet, kini Konimex memiliki berbagai variasi sediaan, seperti, sirup,
salep, krim, kapsul, serta tablet effervescent. Beberapa merek produk farmasi
Konimex yang populer di masyarakat, antara lain Konidin, Inza, Inzana,
Paramex, Termorex, Fit-Up, Feminax dan Braito.

b. Kembang Gula

Kembang gula menjadi pilihan pertama, ketika Konimex melakukan


diversifikasi usaha ke industri makanan sehat pada tahun 1980. Konimex
membangun perusahaan divisi lain yaitu Nimm’s. Selain karena faktor peluang
pasar, pilihan ini juga dengan mempertimbangkan bahwa manajemen produksi
kembang gula tak jauh berbeda dengan farmasi. Divisi kembang gula Nimm's
ini sejak berdiri telah dilengkapi dengan mesin-mesin canggih dan mutakhir,
untuk mengantisipasi perkembangan permintaan pasar - terutama pangsa
remaja yang dinamis. Hingga kini, Nimm's telah mengembangkan bermacam
bentuk kembang gula, antara lain hard candy, chewy candy, deposit candy, dan
compressed candy. Inovasi dalam hal rasa juga telah menghasilkan berbagai
variasi kembang gula rasa unik. Saat ini Nimm's memiliki 11 merek, antara lain
Hexos, Nano-Nano, Mr.Sarmento, Eski, dan Frozz.

c. Produk Alami

Semakin tingginya biaya kesehatan serta timbulnya kesadaran bahwa tidak


semua penyakit dapat disembuhkan dengan pengobatan modern, menumbuhkan
kecenderungan di masyarakat untuk mencari pengobatan alternatif. Pengobatan
alternatif antara lain dengan memanfaatkan dan melestarikan apa yang telah
disediakan oleh alam - going to nature. Kecenderungan masyarakat tersebut
mendorong KOnimex untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk
kesehatan yang berbasiskan bahan-bahan alami. Direncanakan, dalam waktu
dekat produk-produk alami ini dapat beredar di masyarakat untuk melengkapi
sediaan produk Konimex.

d. Makanan Ringan

Pertumbuhan usaha kembang gula yang menggembirakan, memperbesar


keyakinan Konimex bahwa pemekaran usaha ke industri makanan merupakan
langkah tepat. Sehingga, pada tahun 1993 Konimex mendirikan PT Solonat,

10
perusahaan yang memproduksi makanan ringan, khusus dari bahan kacang-
kacangan yang sangat digemari kaum muda. Produk-produk cemilan Solonat
yang populer antara lain, Ono Nuts dan Lekker. Langkah pengembangan
Kelompok Usaha Konimex berlanjut dengan berdirinya Sobisco pada tahun
1994. Sobisco adalah pabrik biskuit dan coklat yang dilengkapi dengan fasilitas
mesin-mesin canggih berkapasitas besar. Di antara produk-produk Sobisco
yang terkenal di masyarakat, antara lain Snips, Snaps, Wafero, Tini Wini Biti
dan Kido. Secara keseluruhan, kedua pabrik makanan tersebut kini telah
memiliki 15 merek produk.

3. Strenghts
Perusahaan Konimex memiliki pengalaman hingga lebih dari 30 tahun.
Sepanjang perjalanan ini, perusahaan Konimex terus belajar dan menambah
pengalamannya dalam berkecimpung dalam industri farmasi, kembang gula dan lain
sebagainya. Pengalaman yang diambil dari perjalanan usia perusahaan tersebut,
menjadi kekuatan yang dapat mendukung maju kembangnya perusahaan. Perusahaan
akan lebih mudah mengenali adanya masalah dan serta pemecahaannya. Ini akan
menimbulkan kepercayaan dari konsumen Konimex secara umum dan Hexos pada
khususnya. Umur yang panjang ini juga, mampu menciptakan kekuatan merek atau
brand power pada konsumen Konimex tersebut. Kekuatan merek mampu menciptakan
persepsi konsumen yang akan mampu mengundang pembelian. Kekuatan merek Hexos
pun semakin menguat seiring berjalannya waktu yang sangat panjang. Strategi
diversivikasi produk yang dilakukan Hexos (permen herbal) menjadikan daya saing
Hexos yang semakin kuat karena perusahaan permen terbesar saat ini yaitu PT. Orang
Tua belum memproduksi permen jenis herbal. Hal ini menjadikan posisi Hexos sebagai
permen herbal semakin kuat.
Konimex, yang dipimpin oleh Djoenaedi Joesoef, semakin menambah daya
tahan akan serangan perusahaan lain. Djoenaedi Joesoef mendapatkan julukan
pemimpin andalan versi Indonesia Entrepreneur of the Year 2003 dari Ernst & Young,
menguatkan posisi Konimex menjadi perusahaan yang besar. Hal ini membantu
perusahaan dalam mengatasi persaingan yang ada di industri farmasi dan lain
sebagainya. Seperti yang telah diuraikan diatas, kemampuan pemimpin akan
membantu perkembangan karakter perusahaan. Pemimpin unggul seperti Djoenaedi

11
Joesoef, memiliki lima karakter yang membangun Konimex sebagai perusahaan yang
kuat. Lima karakter tersebut yang juga merupkan kekuatan perusahaan Konimex
adalah :
Karakter pertama, mempunyai visi yang besar, berani dan mengagumkan. Visi
Djoenaedi Joesoef adalah membuat obat murah yang terjangkau masyarakat luas. Obat
murah tersebut harus mudah didapat dan selalu tersedia di pasar. Maka lahirlah obat
kemasan isi empat dengan fungsi yang tidak kalah dibandingkan dengan obat resep
dokter berharga mahal. Dari tangan Djoenaedi Joesoef muncul merek kuat semacam
Paramex, Inza, Inzana, Konidin yang sampai sekarang menjadi benchmarking obat
murah sejenisnya.
Kedua, memiliki budaya perusahaan kuat. Budaya perusahaan pada dasarnya
adalah praktik dari nilai-nilai yang menjadi acuan perusahaan bersangkutan. Dapat
dipastikan hampir semua perusahaan mempunyai nilai-nilai ideal seperti disebut dalam
profil perusahaan atau pernyataan visi dan misi. Namun, nilai-nilai ideal tersebut sering
mampat dalam pelaksanaan lantaran tidak ada konsistensi dari manajemen (pemilik,
CEO dan direksi). Atau yang lebih parah tidak ada contoh peran dari pihak
manajemen.
Hal demikian tidak berlaku di Konimex. Cara Djoenaedi Joesoef memimpin
dan perilaku pribadi sehari-harinya membentuk budaya perusahaan kuat di Konimex.
Nilai-nilai utama perusahaan dapat dengan mudah dipraktikkan dan menjadi perilaku
seluruh karyawan Konimex karena contoh dari sang pemilik sekaligus CEO-nya.
Ketiga, selalu berjuang untuk mencapai kesempurnaan mutu. Wacana mutu
yang bergulir sejak 80-an mendapat tempat tersendiri bagi Djoenaedi Joesoef. Beliau
berpendapat bahwa mutu produk, manusia (karyawan) dan pemimpin merupakan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam bersaing merebut pasar. Menjadi tidak
mengherankan walaupun Konimex beroperasi dari Solo tetapi kaidah-kaidah bisnis
yang bersinggungan dengan kesempurnaan mutu menjadi wacana utama manajemen
Konimex. Tidak segan Konimex menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk
memenuhi standar mutu internasional. Alhasil produk Konimex dapat dipastikan
berkualitas. Dalam sejarah perusahaan, nyaris tidak terdengar keluhan atau protes besar
dari konsumen karena konsumen semakin buruk kesehatannya setelah menelan
Paramex.
Keempat, mempunyai mentalitas berspektrum lebar. Inti dari karakter empat
ini-meminjam pendapat Stephen Covey-adalah mentalitas berkelimpahan untuk
12
berbuat baik kepada karyawan, konsumen, pemasok, pengatur (pemerintah) serta
lingkungan (manusia dan alam). Djoenaedi Joesoef percaya bahwa hukum kelimpahan
yaitu ketika memberi berlebih akan mendapat keuntungan berlebih akan berjalan
dengan sempurna.
Berpedoman pada hukum kelimpahan ini Djoenaedi Joesoef selalu
memperhatikan tetesan keringat dari karyawannya untuk mendapat upah jauh dari
layak sesuai dengan levelnya. Atau tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat sekitar dengan cara menjadi pemasok di Konimex.
Kelima, jiwa kewirausahaan untuk selalu berinovasi. Ada banyak inovasi
produk yang dihasilkan oleh Konimex. Tanpa harus mengulang bentuk inovasi tersebut
yang sering dibahas di media massa, penghargaan Indonesia Entrepreneur of the Year
2003 dari Ernst & Young membuktikan bagaimana sebagai seorang wirausaha
Djoenaedi Joesoef selalu berinovasi untuk memberikan produk terbaik kepada
konsumennya.
Kekuatan lainnya yang dimiliki oleh Konimex, yaitu dengan memiliki system
promosi yang kuat. Konimex membelanjakan anggaran untuk periklanan mencapai 5m.
Ini untuk menguatkan perusahaan dalam memposisikan produk-produknya. Seperti
iklan Hexos yang selalu menggunakan anak muda dalam pembuatan iklannya. Ini
dikarenakan segmentasi dan target Hexos yang menujukan pemuda. Kekuatan
distribusi perusahaan yang sangat baik, juga membantu Konimex membangun citra
nya sebagai perusahaan yang besar. Lengkapnya fasilitas operasional membantu
karyawannya dalam menyebarkan produknya. System distribusi perusahaan yang
teratur atau sistemik, menjadi factor penyebab produk Konimex termasuk Hexos
gampang ditemui di seluruh Indonesia sehingga membantu mengurangi brand
switching konsumen Hexos.
Desain kemasan produk Konimex seperti Hexos pun mampu menjdi pilar
kekutan yang membantu perusahaan menjaga loyalitas konsumen. Tidak seperti
permen lainnya, hexos menggunkan bungkus luar sebagai pembungkus permen, dan
bungkus sachet untuk membungkus permen-permen yang ada didalamnya. Ini akan
menjamin mutu produk, yang kita ketahui bahwa permen sangat rentan pada kondisi
cuaca. Sehingga dengan adanya desain kemasan seperti ini, akan membantu menjamin
mutu produk tetap terjaga.

13
4. Weakness
Setiap perusahaan tentunya juga memiliki kelemahan-kelemahan yang akan
menyulitkan perusahaan dalam menjajkan produknya. Dari sekian banyak kekuatan
yang dimiliki Konimex, terdapat bebrapa kelemahan yang diidentifikasikan karena
terlalu banyak nya divisi perusahaan yang dikelola, sehingga tidak sepenuhnya 100%
mampu memberikan hal yang terbaik.
Untuk produk Hexos, sangat sedikitnya informasi tentang permen Hexos
tersebut. Walaupun Hexos termasuk produk nondurable (tidak tahan lama) dan
memiliki keterlibatan rendah atau low involvement, sebaiknya perusahaan memberikan
informasi-informasi tentang produk tersebut. PT. Konimex hanya membuat sumber
informasi umum melalui satu-satunya web, yaitu www.konimex.com. Padahal kita
mengetahui bahwa, Hexos merupakan produk Nimm’s yang dinaungi oleh perusahaan
Konimex. Orang-orang yang tidak memiliki awareness terhadap produk ini, hanya
akan mengetahui bahwa Hexos merupakan produk dari Nimm’s, bukan produk
perusahaan yang sangat besar di Indonesia, yaitu Konimex.
Kelemahan lainnya untuk seputar produk Hexos yaitu jenis produk itu sendiri.
Seperti yang telah dijelaskan, permen merupakan jenis nondurable goods. Ketidak
tahanan produk ini, akan membuat batas loyalitas yang singkat antara konsumen
dengan produknya. Konsumen tidak akan memperdulikan lagi akan produk tersebut
ketika produk tersebut habis dikonsumsi. Tidak adanya memori fisik yang akan
tertinggal ketika konsumen ingin melakukan pembelian untuk produk permen.
Konsumen hanya memiliki memori abstrak di fikirannya yang seketika akan
mengalami perubahan. Ditambah lagi permen merupakan produk jenis low
involvement.
Bentuk kelemahan produk Hexos ini juga terlihat dari varian produk yang
beredar dipasaran. Pada situs www.konimex.com, terdapat empat (4) varian produk
Hexos. Tidak adanya varian yang seperti tertera pada situs itu, akan menyebabkan
kejenuhan konsumen akan produk yang tidak bervariasi. Sedangkan kita mengetahui
bahwa konsumen lebih cenderung melakukan pencarian variasi (variety seeking).
Tingkat kejenuhan konsumenpun semakin meningkat, ketika dihadapkan pada
kemasan Hexos yang jarang sekali mengalami perubahan. Hexos hanya melakukan tiga
(3) kali perubahan desain produk dari tahun 1980 hingga 2010 atau sekitar 30 tahun.
Tidak ada penyegaran produk atau refreshing terhadap desain tersebut.

14
5. Opportunity
Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, yaitu sekitar 231 juta jiwa,
dengan jumlah penduduk usia 19 – 24 tahun (anak muda) berkisar 43 juta jiwa.
Ditambah lagi dengan jumlah remaja dibawah umur 19 tahun, yang semuanya menjadi
target Hexos, menjadikan peluang bisnis ini semakin besar. Target konsumen yang
berlimpah, akan mampu menjadi pemasok keuntungan bagi perusahaan. Ini juga
ditambah dengan jumlah pendapatan perkapita Indonesia tahun 2009 mengalami
peningkatan. Walaupun harga permen tidak terlau mempengaruhi pendapatan, namun
setidaknya ini merupakan peluang yang sangat baik yang harus dimanfaatkan oleh
perusahaan.
Perilaku konsumen yang sering berpindah-pindah dikarenakan kategori produk,
juga merupkan peluang bagi Hexos dalam menggaet konsumennnya. Tersedianya
produk (stock ready) ketika produk lain yang diinginkan konsumen tidak tersedia, akan
membuka peluang konsumen tersebut melakukan perpindahan merek menuju Hexos.
Perilaku konsumen terlebih anak muda yang menyukai produk easy carry and easy
use, menjadikan Hexos mampu menjadi produk yang diharapkan. Ditambah lagi,
permen merupakan produk yang mudah sekali diterima oleh masyarakat. Ini akan
mempermudah Hexos dalam melakukan ekspansi produk keseluruh pelosok negri.
Peluang lainnya yang dilihat Hexos adalah banyaknya event-event yang
dilakukan oleh sekolah-sekolah di Indonesia. Ini dapat dijadikan ajang promosi yang
dilakukan oleh perusahaan. Banyaknya kegiatan sekolah, seperti basket, futsal, dan lain
sebagainya, dapat membantu perusahaan dalam memperkenalkan Hexos di pasaran dan
anak muda sebagai target utama.
Industri permen merupakan industri yang cukup sulit untuk dimasuki. Sehingga
peluang pesaing baru untuk munculpun akan berkurang. Ini merupakan kesempatan
perusahaan untuk dengan leluasa mengeksplorasi pasar dan untuk menambah market
share. Ditambah lagi dengan adanya isu permen yang mengandung melamin dari Cina,
semakin membuka lebar kesempatan perusahaan. Isu melamin ini berpengaruh besar
terhadap industri permen dunia. Dikarenakan isu ini, Indonesia menjadi pemasok
permen utama untuk kawasan Asia dan Eropa. Kesempatan ini dapat digunakan Hexos
untuk memasuki pasar Internasional.

15
6. Threats
Perilaku konsumen yang mudah berpindah tersebut pun mampu menjadi
ancaman bagi perusahaan. Kategori produk permen akan cenderung membangun sifat
konsumen untuk berpindah kelain hati. Ditambah lagi jika ada pesaing baru ataupun
produk baru yang muncul dipasaran. Kecendrungan mencoba produk baru, akan
menjadi ancaman yang sangat vital bagi siklus produk tersebut.
Ancaman lain yang muncul adalah ketika munculnya produk baru yang serupa
dengan produk Konimex tersebut. Misalnya saja muncul permen herbal baru yang
memiliki STP yang sama. Ini akan menjadi pesaing yang cukup berat karena memiliki
karakter yang sama.

Bentuk rintangan yang lainnya adalah biaya produksi yang semakin meningkat.
Yaitu tarif dasar listrik (TDL) yang rencananya naik 15% pada tahun 2010. Ini akan
menambah biaya produksi yang mampu menjadikan harga produk menjadi naik.
Ditambah lagi dengan harga gula yang semakin melambung tinggi. Padahal bahan
baku utama permen adalah gula, sehingga perusahaan pun harus mencari alternative
untuk mengatasi masalah ini. Serta harga BBM untuk industri juga dinaikkan.
Kebijakan pemerintah ini menjadi ancaman bagi perusahaan seperti Konimex.

5. Pemecahan Masalah
Dari analisa di atas, tdapat kita temukan bebrapa penyelesaian dari setiap
masalah yang ada, yaitu :
a. Membuat sumber informasi penting tentang perusahaan dan
produk terkait. Ini akan membantu konsumen mengenali
perusahaannya dalam pembentukan kepercayaannya terhadap
produk perusahaan tersebut.
b. Meningkatkan mutu produk untuk mengurangi tingkat brand
swcthing konsuemen. Ini dikarenakan jika Hexos memiliki mutu
yang sangat baik, kemungkinan besar akan membantu
pembentukan loyalitas konsumen.
c. Mendesain kemasan Hexos yang sudah sangat lama tidak
mengalami pembaharuan, serta menambah jenis varian yang
tersedia dipasaran agar konsumen dapat menemukan kenikmatan
produk tersebut.

16
d. Mempertahankan harga, system distribusi, promosi, dan kinerja
perushaan agar dapat terus bersaing di industri permen ini.
e. Mencari alternative bahan baku perusahaan agar tidak tergantung
terhadap pasokan bahan baku dipasaran. Mungkin dengan cara
membuat perkebunan tebu sendiri, dan juga mengelola sendiri
dengan mengurangi belanja iklan yang sangat besar. Karena
situasi pasar bahan baku gula saat ini sangat tidak mendukung
industri kembang gula.
f. Mencari BBM alternative untuk menunjang industri kembang
gula. Tebu dapat dijadikan bahan baker alternative seperti yang
dilakukan oleh Negara Brasil.
g. Lebih meningkatkan penelitian terhadap egala bentuk yang
mampu menunjang produksi perusahaan.

17
HASIL ANALISIS MARKETING PLAN

Berdasarkan deskripsi dan susunan Marketing Plan pada Appendix A (Hartline :


639), maka berikut hasil analisis dari Marketing Plan Hexos :

1. Bagian pertama ( Ringkasan eksekutif )

Di dalam marketing Plan, Ringkasan Eksekutif merupakan ringkasan dari


keseluruhan suatu marketing Plan. Pada Marketing Plan Hexos, telah terdapat
tujuan/sasaran (berupa STP) walau kurang mendetail karena hanya disebut STP
merupakan anak muda, seharusnya lebih diperjelas lagi mengenai tujuan dan sasaran
secara umum misalnya bertujuan untuk menguasai pasar kembang gula di seluruh
Indonesia pada tahun 2011 dengan sasaran meningkatkan market share sejumlah
20% dan lain sebagainya, kemudian pada bagian ringkasan eksekutif telah terdapat
elemen strategi, masalah dalam implementasi, serta hasil yang diharapkan.

2. Bagian kedua ( Analisis situasi )

Pada poin A, sesuai susunan seharusnya merupakan analisis situasi lingkungan


internal, namun pada marketing plan tersebut tidak terdapat ulasan yang
menunjukkan tujuan dan sasaran secara umum, ulasan strategi dan performa, ulasan
tentang sumberdaya organisasi saat ini dan pengantisipasiannya, maupun ulasan
tentang isu budaya dan structural saat ini dan pengantisipasiannya.

Misalnya dapat dimasukkan : Review mengenai tujuan dan sasaran

Saat ini perusahaan Hexos bertujuan untuk menjadi leader dalam pasar kembang
gula di tahun 2010, perusahaan tersebut menetapkan sejumlah sasaran dalam
pencapaian tujuan tersebut, antara lain dengan meningkatkan pangsa pasar sejumlah
20% dan upaya dalam meningkatkan brand awareness konsumen melalui promosi
baik di media elektronik maupun pada saluran distribusi. Apalagi pada saat ini
produk convenience seperti kembang gula (permen) menjadi komoditi yang tak
dapat dipisahkan dari gaya hidup masyarakat terutama kawula muda.

18
Review mengenai strategi pemasaran dan performa

Pada strategi harga, Hexos menawarkan produknya dengan harga yang mudah
terjangkau oleh konsumen sehingga menjadikan daya jual Hexos sangat tinggi.
Kemudian pada strategi distribusi, Peusahaan Nimm’s menyebarkan jumlah
produk yang sangat banyak di pasaran. Ini dimaksudkan untuk menjaga ketersedian
produk di seluruh retailer agar tidak terjadi brand switching.
Untuk strategi promosi, selain Hexos mengadakan even-even untuk remaja SMU
di Seluruh Indonesia, Hexos juga menggunakan media iklan dalam menarik
konsumennya.
Namun untuk strategi produk, Hexos sendiri merupakan bagian dari diversifikasi
dari produk yang terdapat pada divisi kembang gula Nimms, sehingga tidak
terdapat strategi yang spesifik selain perubahan desain kemasan dengan warna
yang tidak berubah.
Dengan kata lain strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi pada
produk Hexos telah berjalan dengan baik, dan hanya strategi produk yang kurang
berhasil karena kurang dispesifikan.

Pada poin B, berdasarkan susunan seharusnya berisi analisis lingkungan pelanggan


yang di dalamnya terdapat deskripsi tentang siapa pelanggan potensial saat ini, apa
yang dilakukan pelanggan dengan produk perusahaan tersebut, lokasi pembelian
produk tersebut, waktu pembelian produk, alasan memilih produk, dan alasan
mengapa pembeli yang potensial tidak membeli produk tersebut. Namun pada
marketing plan hexos, tidak terdapat penjelasan secara spesifik mengenai ulasan-
ulasan tersebut.

Misalnya dapat diisi sebagai berikut:

Pelanggan potensial dari produk Hexos saat ini saat ini adalah kalangan para remaja
yang pada umumnya didominasi oleh pelajar SMU.

Produk Hexos seringkali dikonsumsi para remaja untuk kebutuhan sehari-hari


mereka ketika mereka harus bersosialisasi di sejumlah acara dengan teman
sepergaulannya.

Waktu pembelian produk Hexos tidak terbatas, karena produk bersifat convenience,
sehingga bisa kapan saja dibeli oleh konsumen.

19
Produk Hexos dijual di sejumlah supermarket, minimarket bahkan penjual eceran di
pinggir jalan pun banyak yang menjual permen Hexos.

Produk Hexos banyak dipilih karena Hexos mempunyai khasiat dalam menyegarkan
nafas dan melehakan tenggorokan, selain itu harganya juga terjangkau dan mudah
untuk memperolehnya

Namun seringkali pelanggan potensial tidak membeli produk Hexos, apabila pada
suatu saat toko tersebut kehabisan stock ataupun bias juga akibat adanya produk
kembang gula sejenis yang memiliki varian rasa dan kemasan yang lebih menarik.

Pada poin C, yang merupakan Analisis lingkungan pelanggan, pada dasarnya telah
dijabarkan pada marketing plan tersebut yang meliputi ulasan mengenai kompetisi,
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, politik, sosial, hukum, dan teknologi, hanya
saja posisinya masih acak.

3. Bagian ketiga ( Analisis SWOT )

Pada Marketing Plan Hexos tersebut telah dijelaskan secara detail mengenai
Strength, Weakness, Opportunities, dan kelemahan dari produk perusahaan tersebut,
bahkan terdapat profil singkat perusahaan dan gambaran dari diversivikasi yang
telah dilakukan oleh perusahaan untuk masing-masing produknya.

Kelemahan dari analisis SWOT pada marketing plan Hexos yakni tidak terdapatnya
Matriks SWOT berupa tabel yang didalamnya memuat angka-angka untuk masing-
masing elemen (strength, weakness, oppurtunities, threats) untuk mengukur sejauh
mana posisi perusahaan ditinjau dari keempat elemen tersebut.

Kemudian untuk masalah pengembangan keunggulan kompetitif, dalam arti kata


penjabaran solusi yang dapat diberikan oleh perusahaan untuk mengubah weakness
(kelemahan) menjadi strength (kekuatan), dan mengubah threats (ancaman) menjadi
opportunities (peluang), telah dijelaskan pada marketing plan tersebut pada bagian
akhir (pada pemecahan masalah), hanya saja posisinya masih acak.

Pada marketing plan tersebut juga telah dijelaskan mengenai strategi focus
perusahaan, yakni melalui diversifikasi produk, hanya saja posisinya tidak beraturan.

20
4. Bagian ke 4 ( Tujuan dan Sasaran Pemasaran )

Pada marketing plan Hexos, belum terdapat tujuan dan sasaran pemasaran secara
Spesifik. Seharusnya hal ini dicantumkan, karena unsur ini merupakan hal yang
sangat urgen di dalam suatu marketing plan. Misalnya dapat ditulis :

Tujuan : Menguasai pasar kembang gula (permen) di seluruh Indonesia

Sasaran 1 : Meningkatkan penjualan 20 persen sepanjang tahun 2011

Sasaran 2 : Meningkatkan brand awareness pelanggan secara sustainable selama

tahun 2011

5. Bagian ke 5 ( Strategi Pemasaran )

Strategi pemasaran yang meliputi : Price, Promotion, and Distribution telah diuraikan
dengan jelas pada Marketing Plan tersebut, hanya saja posisinya yang masih tidak
berurutan. Namun, strategi produk pada marketing plan Hexos kurang dijabarkan
secara spesifik.

6. Bagian ke 6 (Implementasi Pemasaran)

Pada poin A di bagian ke 6, seharusnya terdapat Isu Struktural yang didalamnya


mendeskripsikan pendekatan pengimplementasian strategi pemasaran secara
keseluruhan, kemudian hal-hal apa saja yang dibutuhkan perusahaan dalam
mengimplementasikan strategi tersebut, serta deskripsi akan perlunya aktivitas
pemasaran internal yang mencakup pelatihan karyawan, pemberian motivasi
karyawan dalam mengimplementasikan strategi, dan lainnya.

Pada poin B seharusnya terdapat aktivitas pemasaran taktis, namun pada marketing
plan Hexos sama sekali tidak dicantumkan, contoh sebenarnya adalah sebagai berikut

21
Pihak / departemen
Biaya Waktu
Aktivitas spesifik yang
(dalam $) penyelesaian
bertanggungjawab
Aktivitas Produk
1. Menyelesaikan $ 10,000 Maret minggu
pengemasan dan desain Marketing ke1
label dan Maret minggu
2. Pelatihan tenaga produksi R&D $ 5,000 ke2
3. Memproduksi kemasan $ 50,000 Mei minggu ke3
4. Produksi berjalan $ 100,000 Mei minggu ke4
Aktivitas Distribusi
1. Menyelesaikan masalah $ 10,000 Maret minggu
distribusi dengan retailer ke3
perusahaan jasa vending
Marketing
2. Pengiriman produk ke $ 8,000 Mei minggu ke4
gudang dan pusat distribusi
3. Pengiriman produk ke $ 6,000 Mei minggu ke4
retailer
Aktivitas Harga
1. Pemberian diskon 10% $ 2,000 Mei minggu ke4
pada jumlah 300 pack yang
terjual

2. Pemberian diskon 15% Marketing dan


Wholesaler $ 3,000 Mei minggu
pada jumlah 400 pack yang ke4
terjual
Aktivitas Promosi
1. Menyelesaikan Marketing dan
Webmaster dan $ 5,000 Maret Minggu
pembuatan website khusus Wholesaler
Marketing ke2
Hexos
2. Launching website Webmaster dan $ 5,000 Maret Minggu
Hexos Marketing ke3
3. Pengiklanan pada Marketing+Wholesaler $ 100,000 Mei Minggu ke4
televisi
4. Pengiklanan online Marketing+Wholesaler $ 5,000 Mei Minggu ke4
5. Promosi pada toko atau Marketing+Wholesaler $ 7,000 April Minggu
pusat distribusi ke4
6. Pemberian free trial Marketing+Wholesaler $ 6,000 April Minggu
setiap pembelian 1 pack ke4

TOTAL $ 322,000

22
7.Bagian ke 7 ( Evaluasi dan Kontrol )

Pada poin A (Kontrol Formal)

Marketing Plan Hexos sama sekali tidak mendeskripsikan pengendalin input, dengan
kata lain yakni hal-hal yang harus ada sebelum marketing plan dapat
diimplementasikan, contohnya yakni sumberdaya keuangan, pengeluaran modal,
penambahan R n D dan penambahan sumber daya manusia.

Selanjutnya pada marketing plan Hexos tersebut juga tidak terdapat pengendalian
proses yang akan dibutuhkan selama menjalankan marketing plan, contohnya meliputi
pelatihan manajemen, evaluasi karyawan, system kompensasi, dan lain sebagainya.

Selain itu tidak terdapat deskripsi dari jenis pengendalian output yang akan digunakan
untuk mengukur performa pemasaran dan membandingkan sasaran pemasaran lainnya
selama dan sesudah menjalankan marketing plan.

Pada poin B (Kontrol Informal)

Pada marketing plan Hexos tidak diuraikan isu yang terkait dengan pengendalian
karyawan pribadi yang dapat mempengaruhi pengimplementasian strategi pemasaran.

Selain itu tidak terdapat deskripsi yang berhubungan dengan pengendalian sosial
karyawan yang juga turut mempengaruhi pengimplementasian strategi pemasaran.

Tak hanya itu, pada marketing plan hexos juga tidak terdapat deskripsi yang berkaitan
dengan permasalahan budaya perusahaan yang mempengaruhi pelaksanaan strategi
pemasaran.

23
Pada Poin C (Jadwal pelaksanaan dan Timeline)

Seharusnya terdapat jadwal pelaksanaan dan timeline seperti pada contoh berikut:

Bulan Maret April Mei


Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Aktivitas Produk
Menyelesaikan pengemasan dan

desain label
Pelatihan tenaga produksi
√ √ √ √
Memproduksi kemasan
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Produksi berjalan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Aktivitas Distribusi
Menyelesaikan masalah distribusi
dengan retailer perusahaan jasa √ √ √
vending
Pengiriman produk ke gudang dan
√ √ √ √ √ √
pusat distribusi
Pengiriman produk ke retailer
√ √ √ √ √
Aktivitas Harga
Pemberian diskon 10% pada
√ √ √ √ √ √ √ √
jumlah 300 pack yang terjual
Pemberian diskon 15% pada
√ √ √ √ √ √ √ √
jumlah 400 pack yang terjual
Aktivitas Promosi (IMC)
Menyelesaikan pembuatan website

khusus Hexos
Launching website Hexos

Pengiklanan pada televisi
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengiklanan online
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Promosi pada toko atau pusat
√ √ √ √
distribusi
Pemberian free trial setiap
√ √ √ √
pembelian 1 pack

24
Poin D ( Audit Pemasaran )

Pada Marketing Plan tersebut tidak terdapat penjelasan tentang bagaimana aktivitas
pemasaran tersebut akan dimonitoring.

Selain itu tidak terdapat deskripsi bagaimana hasil audit ditunjukkan, termasuk pihak
yang bertanggungjawab dalam melakukan audit.

Kemudian harus ada tindakan yang dilakukan ketika strategi pemasaran tidak sesuai
dengan ekspektasi, dan juga bagaimana tindakan yang dapat dilakukan ketika strategi
pemasaran menunjukkan kemungkinan untuk sesuai dengan sasaran pemasaran,
elemen mana yang akan dipertimbangkan kembalin atau direvisi. Yang kesemuanya
belum dicantumnkan pada Marketing Hexos tersebut.

Catatan Penting :

Seharusnya pada Marketing Plan dicantumkan Asal data atau sumber dimana data
tersebut diperoleh, karena hal ini sangat berkaitan erat dengan informasi actual
yang akan diimplementasikan nantinya. sedangkan pada Marketing Plan Hexos
tersebut belum banyak terdapat sumber data berasal, sehingga kevalidan data
apakah reliable ketika diaplikasikan nantinya masih dipertanyakan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ferrell, O.C. and Hartline, Michael D. 2005. Marketing Strategy. Fourth Edition.
Natorp Boulevard Mason : Thomson South-Western.

www.4shared.com/document/rlgMQgON/Marketing_Plan_Hexos.html
data diases pada hari Senin 20 Desember 2010 pada pukul 20.00 WIB.

26

You might also like