Professional Documents
Culture Documents
PENGENALAN MIKROSKOP
OLEH :
NAMA : MUHAMMAD PARHANI
NIM : J1FI09039
KELOMPOK : 4
ASISTEN : TATI HIDAYAH
NIM : J1D107060
PENDAHULUAN
Menurut bentuk dan struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi dua
yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini
tidak dapat terlihat dengan mata kita, karena panca indra manusia memiliki
kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena itu
banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan
pengamatan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Salah satu
alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang
organisme yang tidak bisa dilihat dengan mata, terutama dalam bidang kedokteran
dan biologi adalah mikroskop dalam (bahasa latin mikro diartikan kecil sedangkan
scopium berarti penglihatan). Mikroskop sering digunakan untuk, meningkat
kemampuan daya pisah atau lihat seseorang sehingga memungkinkan dapat
mengamati obyek yang sangat halus dan tidak dapat terlihat oleh mata terbuka
(Dwidjoseputro, 1994).
Bakteri adalah makhluk hidup yang kecil sehingga tidak bisa di lihat
dengan mata telanjang (tanpa bantuan alat pembesar). Begitu juga hal nya dengan
paramecium dan sebagainya sehingga bantuan alat pembesar ini sangat
diperlukan. Alat pembesar ini selain diperlukan untuk melihat bakteri, alat
pembesar juga sangat diperlukan untuk melihat isi dari sel pada makhluk hidup,
bentuk organisme-organisme yang kecil, untuk melihat jaringan yang ada di
dalam tubuh organisme, serta banyak lagi hal lainnya (Syamsuri, 2000).
Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1632 oleh seorang ilmuan
berkebangsaan Belanda bernama Antoni Van Leeucanhoek. Beliau berhasil
membuat mikroskop berlensa tunggal yang sederhana. mikroskop yang ditemukan
pertama kali ini penbesarannya dapat mencapai pemliesaran sekitar 270 kali.
Dengan mikroskop ini Antoni Van Leeucanhoek dapat meIihat benda kecill
dalam tetesan air sekalipun (Muchlis, 1980).
Hingga saat ini sudah ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya
yang biasa banyak digunakan dalam bidang pendidikan dan mikroskop elektron
yang digunakan bidang kedokteran karena mikroskop elektron ini mempunyai
pembesaran yang lebih dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Mikroskop
elekron ini menggunakan elektron berkecepatan tinggi yang dapat di samakan
dengan sinar-x (0.05 angstrom atau satu million satuan inci) (Albert, 1994).
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
4. Pengukuran Mikroskopis/Mikrometri
Untuk mengetahui ukuran obyek yang diamati dengan mikroskop untuk
dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut Mikrometer
Obyektif dan Mikrometer Okule
5. Menggambar Hasil.
Hasil pengamatan dengan mikroskop dapat dituangkan dalam bentuk
gambar, yang dilakukan dengan alat fotografi atau dengan tangan
(manual). Gambar yang baik harus dapat menyampaikan ide yang jelas
dari suatu struktur yang nyata sebagaimana tampak hubungan antara
bagian-bagian yang diamati. Adapun cirri-ciri gambar yang baik adalah ;
jelas, mempunyai keterangan yang lengkap, rapi, dan cermat. Gamabr
diatur sedemikian rupa, dibagian tengah halaman buku, disertai judul,
keterangan pembesaran, biasanya satu halaman hanya untuk 1-2 gambar
saja, letak keterangan gambar pada sisi yang sama dengan jarak garis
petunjuk diusahakan sama dan tidak saling berpotongan.
BAB IV
4.1 Hasil
Keterangan :
1. Lensa
Okuler
2. Tabun
g
3. Makro
meter
4. Mikro
meter
5. Lensa
Objektif
6. Penjep
it
7. Diafra
4.1 Pembahasan
4.2.1Pengertian Mikroskop
Mikroskop adalah alat pembesar diperlukan untuk melihat bakteri, melihat
isi dari sel pada makhluk hidup, bentuk organisme-organisme yang kecil, untuk
melihat jaringan yang ada di dalam tubuh organisme, serta banyak lagi hal lainnya
(Syamsuri, 2000).
4.2.2Bagian-Bagian Mikroskop
Bagian- bagian pada mikroskop yang wajib\kita ketahui adalah sebagai :
1. Bagian mekanis
a. Kaki dasar atau basis ; dapat berbentuk apal kuda, persegi atau bentuk
yang lain.
b. Pilar, lengan , dan engsel penggerak ; atas kaki terdapat pilar,
diatas pilar terdapat lengan. Bagian pilar (19 lengan
ckhubungkan oleh engsel penggerak yang berfungsi untuk
mengatuf kedudukarki mikroskop sesuai yang kita kehendaki.
c. Meja Benda ; merupakan tempat untuk meletakkan enda atau
obyek yang akan diamati. Pada bagian tengah meja terdapat
luban yang berfungsi untuk meloloskan cahaya yang bcrasal
dari ccrmin pcmantul. \ Di bawah meja atau panggung terdapat
sub panggung yang padanya melekat kondensor yang berfungsi
untuk memfokuskanicahaya ke obyek yang akan diamati. Di
bawah kondensor terdapat diafragrim untuk mengatur
sedikitnya cahaya yang diperlukan.
d. Sekrup penggerak sediaan atau obyek ; jumlahnya dua (2)
tersusun pada satu sumbu yang berfungsi untuk mcnggerakkan
sediaan kekiri dan ke sebelah kanan ( sekrup Bawah ).
e. Sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan jumlahnnya
2 buah atau menjadi satu, yang inempunyai dua fungsi, yaitu sebagai
pengatur atau penggerak kasar ( makrometer ) dan sebagai penggerak
halus ( micrometer )
2. Bagian optik,
a. Menggunakan Mikroskop
1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan
mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di
hadapan pemaka
2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah
berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai
bunyi klik pada revolver.
3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya
masuk, hinggadari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat
(lapang pandang).
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan
jepit dengan penjepit obyek/benda!
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara
memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler.
6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar
gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X,
dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.
7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan
simpan pada tempat yang tidak lembab.
a. Memelihara Mikroskop
1. Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak,
dengan satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan
tangan yang lain menyangga pada dasar atau kakinya.
2. Apabila tabung perlu diangkat dicondongkan posisinya, maka cukup
dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar.
Setelah selesai harus ditegakkan kembali.
3. Usahakan agar lensa obyektif lemah ( 4X atau 10X ) berada satu
poros di bawah lensa okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikian
rupa sehingga ujung lensa obyektif lemah berjarak kurang lebih 1cm
dari atas meja benda.
4. Aturlah kedudukan penjepit sediaan dengan rapid an cermin pada
posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
5. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah
berakhir, bersihkan sisa minyak dengan menggunakan cairan Xilol
sesegara mungkin dan keringkan dengan kain lap yang bersih.
6. Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop, bersihkan lensa
atau bagian lainnya dengan kain lap bersih dari bahan yang halus
(flannel).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil.
2. Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu :
- Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa
okuler.
- Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,
diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek,
dan sumber cahaya.
3. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron.
5.1 Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya kita harus tahu dulu bagaimana
cara nya dan harus memeriksa segala peralatan yang akan digunakan. Terjalinnya
kerja sama antar praktikan dengan asisten sangat diperlukan untuk dapat mencapai
target yang dinginkan. Selain itu asisten sebaiknya mendampingi praktikan dalam
melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Albert, B, dkk. 1994. Biologi Monokuler Sel Edisi Kedua Mengenai Sel.
Gramedi Pustaka Utama. Jakarta.
http://basicsphysics.blogspot.com.
Nash, David. 1978. The First Ensyclopedia. Banner Press. New York.
http://www.docstoc.com/docs/downloadDoc.aspx?doc_id=17298665
PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK STERILISASI
A. TUJUAN
Mengenalkan pada mahasiswa :
1. Jenis-jenis alat laboratorium yang diperlukan dalam penelitian
mikrobiologi
2. Konsep dan teknik sterilisasi dan prosedur yang harus dilakukan untuk
keberhasilan pengkulturan
B. LANDASAN TEORI
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
• Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
• Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol.
C.2 Bahan :
1. kertas sampul coklat
2. aluminium foil
3. kapas
4. alkohol 70%
D. PROSEDUR
D.1 Prosedur Sterilisasi Area Kerja
1) Masukkan larutan alkohol dengan kadar 70% ke dalam botol semprot.
2) Semprotlah udara di sekitar area kerja dengan alkohol tersebut.
3) Semprotlah juga meja kerja dengan alkohol dan ratakan dengan kertas tissue.
4) Semprot juga tangan kita agar steril.
5) Letakkan alat-alat yang akan digunakan pada meja kerja.
6) Semprot kembali tangan kita ketika hendak menggunakan alat-alat tersebut.
3) Bila sudah selesai, tunggu beberapa detik hingga suhu ose kembali normal. Atau
sentuhkan ujung ose pada permukaan media hingga terdengar bunyi ”ches”.
E. PEMBAHASAN
Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus melalui
proses sterilisasi. Sterilisasi berasal dari kata steril yang artinya tidak didapatkan
mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu ataupun
merusak media bahkan mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan.
Setiap proses baik fisika, kimia, dan mekanik yang membunuh semua bentuk
kehidupan terutama mikroorganisme disebut dengan sterilisasi.
b.Pemanasan Kering
- Oven
- Pembakaran
- Penyinaran dg gelombang pendek
2. Sterilisasi secara kimia dan 3. mekanik
F. KESIMPULAN
1. Macam-macam alat laboratorium yang diperlukan dalam penelitian mikrobiologi
antara lain :
○ Autoklaf
○ Oven
○ Laminar
○ Pipet Volume
○ Jarum Inokulasi/ Kawat Ose
○ Api Bunsen
○ Kapas
○ Kertas Coklat/ koran
○ Alkohol 70%
○ Kertas Tisu
○ Cawan Petri
○ Labu Erlenmeyer
○ Tabung Reaksi
○ Rak Tabung Reaksi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala
laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan
yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan
murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri
dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri
tersebut (Pelczar, 1986).
Selain teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi di atas, dikenal juga adanya teknik isolasi
mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang
murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak diiinginkan.
Berdasarkarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui teknik dari
isolasi dan inokulasi bakteri.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
- Mengetahui teknik isolasi mikroba di sekitar kita (isolasi mikroba dari kotoran gigi, isolasi mikroba
dari kulit kepala dan isolasi mikroba dari kotoran belakang leher) serta isolasi mikroorganisme dari
substrak cair, isolasi dengan cara penuangan, taburan, substrak padat,agar tegak dan miring.
- Mengetahui taknik pemindahan/ inokulasi biakan mikroorganisme
- Mengetahui ciri pertumbuhan dari mikroorganisme pada media agar.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2009 dan bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini ssangatlah besar dan cukup kompleks.
Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang
cukup basar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat mnebarkan beribu- ribu mikroorganisme.
Satu gram tinja dapat mengandung jutaan bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air,
maupunudara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme.Penelitian yang layak mengenai
mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi
campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi
spsies yang berbeda- beda yang bikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni in teerdiri dari
satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang berupa bahan
pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapng dan
sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga
dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang
tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian
misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten
terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi
holokarbon (Ferdiaz, 1992).
P emindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah
inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar
semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-
benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kkontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang
tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar biakan murni
(Dwidjoseputro, 1990).
Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara
tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama- sama
dengan bakteri saprob. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu
(Dwidjoseputro, 1990) :
1. Degan pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus
lactis dalampiraan murni yang diisolasi dari sampel susu Yang sudah masam.
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL
untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk
disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni
yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh
satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum
yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita
dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2. Dengan penuangan
Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikti sampel
campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu
medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu
piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian
nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang
pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.
Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium
diantaranya adalah (Lay, 1994) :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari
pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan
adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum
terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah
dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang
kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya
tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga
sekurang- kurangnyya satu di antara cawan – cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah
baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun
tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan
mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang
hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai
Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) :
1) Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang
terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat
beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode
agar cawantuang.Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan
menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel.
Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium
agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu
dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas
permukaan/di dalamcawan.
2) Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan
pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk
mendapatkan satu sel semakin besar.
3) Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang
tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan
menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan
menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara
aseptis.
BAB III
METODOLOGI
III. 1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, bunsen, enkas, ikubator, ose dan
mikropipet.
III.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan pada percobaan ini adalah Biakan Escherichia coli, Biakan
Staphylococcus aureus, biakan Lactobacillus, Larutan tanah, medium nutrient agar padat,
aquadest, spiritus, alkohol, swab dan korek api
III.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah :
1. Isolasi mikroba di sekitar kita
- Cawan petri yang berisi medium NA diberi label masing- masing sesuai perlakuan.
- Kemudian dengan menggunakan swab, mengambil kotoran gigi, kotoran belakang leher, dan
kotoran kulit kepala.
- Sebelum dilakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
menggunakan alkohol 70%.
- Setelah itu masing- masing sampel dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi medium
NA.
- Melidahapikan mulut/ pinggir cawan petri dengan maksud agar bakteri yang melekat mati.
- Kemudian membungkus cawan petri dengan menggunakan kertas lalu menginkubasi ke dalam
inkubator selama 24- 48 jam. Mengamti perubahan yang terjadi.
2. Isolasi mikroorganisme dari substrak cair
- Cawan petri yang berisi medium NA diberi label masing- masing sesuai perlakuan. Lalu
memasukkannya kedalam enkas bersama dengan Biakan Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
dan Lactobacillus pada media cair.
- Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
mengunakan alkohol 70%.
- Mengambil masing- masing biakan bakteri dengan menggunakan mikropipet sebanyak 0,1 mL,
lalu diratakan pada permukaan medium sesuai dengan label.
- Melidahapikan mulut/ pinggir cawan petri dengan maksud agar bakteri yang melekat mati.
- Kemudian membungkus cawan petri dengan menggunakan kertas lalu menginkubasi ke dalam
inkubator selama 24- 48 jam. Mengamti koloni yang tumbuh.
3. A. Isoalsi dengan cara penuangan
- Cawan petri steril, masing- masing diberi label sesuai perlakuan lalu meletakkan di dalam enkas
bersama dengan medium NA yang cair.
- Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
mengunakan alkohol 70%.
- Mengambil masing- masing biakaan bakteri dengan menggunakan mikropipet sebanyak 1 mL.
- Melidahapikan cawan petri terlebih dahulu kemudian memasukkan biakan bakteri ke dalam
cawan petri steril lalu menuangkan medium NA cair.
- Menutup cawan petri kemudian melidahapikan dann menggoyangkan dengan cara memutar agar
merata.
- Medium setelah padat lalu menginkubasi sdelama 24- 28 jam dengan posisi terbalik pada suhu
37°C.
B. Isolasi dengan cara taburan
- Cawan petri yang berisi medium NA masing- masing diberi label sesuai perlakuan,lalu
meletakkannya di dalam enkas.
- Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
mengunakan alkohol 70%.
- Dengan menggunakan ose lurus, mengambil biakan bakteri lalu menaburkannya di atas medium
NA padat secara merata.
- Menutup cawan petri lalu melidahapikan dan membungkus dengan kertas, menginkubasi selama
24-28 jam dengan posisi terbalik pada suhu 37°C.
4. Isolasi mikroorganisme dari substrak padat
- Memasukkan cawa petri steril ke dalam enkas, kemudian sebelum melakukan pengerjaan dalam
enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan mengunakan alkohol 70%.
- Mengambil larutan tanah yang telah homogen dengan menggunakan mikropipet lalu
memasukkannya ke dalam cawan petri steril lalu menuangkan medium NA.
- Menutup cawan petri lalu melidahapikan dan membungkus dengan kertas, menginkubasi selama
24-28 jam dengan posisi terbalik pada suhu 37°C.
5. Isolasi bakteri dari kultur campuran
- 4 buah tabung rreaksi yang masinng- masing berisi 2 medium agar tegak dan 2 medium agar
mirig dimasukkan ke dalam enkas, setelah diberi label.
- Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan
mengunakan alkohol 70%.
- Dengan menggunakan ose lurus, mengambil biakan bakteri lalu menusukkan ke dalam medium
lalu di tutup.
- Dengan menguunakan ose bulat, mengambil biakan bakteri dan masing- masing digoreskan
secara zig- zag pada medium agar miring lalu di tututp
- Membungku tabung reaksi dengan kertas dan menginkubasinya selama 24- 72 jam dan
mengamati masing- masing perbedaannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel pengamatan :
1. Isolasi mikroba di sekitar kita
Asal mikroba Ciri- ciri koloni Kelompok mikroba
Bentuk Warna Tepi Permukaan
Kotoran gigi - Circular
-Irregular Putih -Entire
-Lobate Convex Bakteri
Kotoran kulit kepala -Circular
-Rhizoid Putih -Entire
-Filamentous Raised Bakteri
Kotoran Belakang leher -Circular Putih Entire Convex Bakteri
2. Isolasi mikroba dari substrak cair
Bakteri Ciri- ciri koloni
Metode
Warna Bentuk tepi Permukaan
Escherichia coli Putih kehijauan Irregular Lobate Raised Tabur
Eschericia coli Putih - - - Tuang
Keterangan : – = tidak jelas
3. Isolasi kultur campuran
Koloni Ciri-ciri koloni
Warna Bentuk Tepi Permukaan
1 Putih Circular Entire Raised
2 Putih Irregular Lobate Flat
Keterangan :
- Circular : Bulat
- Irregular : Tidak beraturan
- Rhizoid : Pertumbuhan dengan cabang- cabang tidak teratur seperti akar.
- Entire : Rata
- Lobate : Terdapat bentuk- bentuk seperti telinga
- Filamentous : Berbentuk lembaran- lembaran
- Convex : Cembung
- Raised : Pertumbuhan dengan cabang- cabang teratur
- Flat : rata, datar
VI.2 Pembahasan
1. Isolasi mikroba disekitar kita
Pada percobaan isolasi mikroba di sekitar kita, digunakan medium NA (Nutrient Agar) dengan
mengisolasi mikroba yang berasal dari kiotoran giggi, kotoran kulit kepala, dan kotoran belakang
lehet. Setelah melakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 24- 28 jam di inkubator, diperoleh
hasil bahwa cawan petri yang berisi mikroba dari kotoran kulit kepala berjumlah 21 koloni, memiliki
dua macam bentuk koloni yaitu berbentuk circular (bulat) dengan tipe entire dan berbentuk irregular
( tidak beraturan) dengan tipe lobate. Warna kedua koloni putih dan memiliki permukaan convex
(cembung).
Cawan petri yang berisi mikroba dari kotoran belakang leher berjumlah 24 koloni memiliki dua
macam bentuk koloni yaitu filamentous. Warna kedua koloni putih dan memiliki permukaan raised.
Cawan petri yang berisi kotoran gigi berjumlah 26 koloni memiliki bentuk koloni circular (bulat)
dengan tepi entire. Warna koloni putih dan permukaan convex.
2. Isolasi mikroba dari substrat cair
Pada percobaan isolasi mikroba dari substrat cair, dilakukan dengan metode tuang dan metode
tabur menggunakan bakteri Escherichia coli. Setelah melakukan pengerjaan dan diinkubasi selama
24- 48 jam di inkubator, isolasi mikroba dengan metode tabur terdapat 8 koloni bakteri dengan
bentuk irregukar, memiliki bentuk tepi lobate dan permukaan raised. Warna koloninya putih
kehijauan.
Isolasi mikroba dengan metode tuang, bakteri yang berkoloni jumlahnya tidak bisa untuk dihitung
(TBUD), bentuk bakteri,tepi, serta permukaannya tidak jelas. Sedangkan warna bakteri putih.
3. Isolasi bakteri kultur campuran
Pada percobaan isolasi bakteri dengan kultur campuran, setelah dilamkukan pengerjaan dan
diinkubasi selama 24- 48 jam di inkubator, terdapat 12 koloni bakteri dengan dua macam bentuk
bakteri dengan tepi dan permukaan berbeda.
Pada koloni pertama bentuknya Circular dengan bentuk tepi entire dan permukaan raised. Pada
koloni kedua bentuknya irregular dengan bentuk tepi lobate dan permukaan flat. Warna kedua
koloni bakteri putih.
4. Medium agar tegak dan agar miring
Pada percobaan ini digunakan agar tegak dan agar miring dengan menggunakan bakteri
Escherichia coli. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 1-2 x 24 jam, pertumbuhan
bakteri pada medium agar tegak berbentuk villous sedangkan pertumbuhan bakteri pada medium
agar miring berbentuk beaded.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Isolasi mikroba di sekitar kita, didapatkan ciri- ciri koloni berupa :
- Bentuk : Circular, irregular, dan rhizoid
- Warna : putih
- Tepi : Entire, lobate, Filamentous
- Permukaan : Convex, dan raised
2. Isolasi mikroba dari substrak cair, di dapatkan ciri- ciri koloni berupa :
- Bentuk : Irregular
- Warna : Putih, dan putih kehijauan
- Tepi : lobate
- Permukaan : Raised
3. Isolasi kultur campuran, di dapatkan ciri- ciri koloni berupa :
- Circular, dan irregular
- Warna : Putih
- Tepi : Entire, dan lobate
- Permukaan : Raised dan flat
V.2 Saran
Saran saya, sebaiknya peralatan di laboratorium yang rusak diperbaiki atau digantikan dengan
yang baru terutama mikroskopnya.
DAFTAR PUSTAKA
Admin., 2008, http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Sejarah- Perkembangan-Mikrobiologi.
Diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.
Dwidjoseputro, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pelczar, Michael, J., 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
ARTIKEL MIKROBIOLOGI
• Perhitungan Kematian Mikroorganisme pada Proses Sterilisasi
• Pengambilan dan Preparasi Sampel Bakteri dalam Mikrobiologi
• Teknik Membran Filter untuk Menghitung Mikroba (bagian 1)
• Teknik Membran Filter untuk Menghitung Mikroba (bagian 2)
• Prinsip Dasar Teori Menghitung Mikroorganisme Pada Cawan (bagian 1)
• Prinsip Dasar Teori Menghitung Mikroorganisme Pada Cawan (bagian 2)
• Bekerja Tanpa Kontaminasi (Dasar Tehnik Aspetis)
• Penentuan Sifat Gram Dengan KOH 3% dan Perbandingannya Dengan
Pewarnaan Gram
• Pentingnya Penggambaran Morfologi Koloni di Cawan
• Bakteri Kontrol Harga Murah untuk Pewarnaan Gram
• Kunci Awal Identifikasi Bakteri
• Bagaimana Membedakan Flagellar Movement dengan Brownian Movement ?
b.1.1.2 TPC
b.1.1.3 cara kerja SPC dan TPC
b.1.2 MPN
b.2 penghitungan jumlah bakteri secara keseluruhan (penghitungan langsung
dengan haemocytometer
· Menentukan Ukuran Mikroorganisme
Mikroba berukuran sangat kecil dan untuk mengetahuinya digunakan
mikrometer. Mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal 2 jenis micrometer
yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler dipasang
pada lensa okuler mikroskop, sedangkan micrometer objektif berbentuk slide yang
ditempatkan pada meja preparat mikroskop. Jarak antar garis skala pada
mikrometer okuler tergantung pada perbesaran lensa objektif yang digunakan
yang menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini dapat ditentukan dengan
mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif. Mikrometer objektif
memiliki skala yang telah diketahui, menjadi tolak ukur untuk menentukan ukuran
skala micrometer okuler. 1 skala micrometer objektif = 0,01 mm / 10 µm.
Kalibrasi dilakukan dengan menghimpitkan skala mikrometer objektif dan
okuler pada perbesaran yang diinginkan. Skala ke nol (garis pertama) kedua
mikrometer disimpulkan menjadi 1 garis kemudian dilihat pada skala ke berapa
kedua jenis mikrometer tersebut bertemu/berhimpit kembali. Dari hasil tersebut
dapat diketahui satu satuan panjang pada skala mikrometer okuler itu berdasarkan
beberapa jumlah skala kecil mikrometer objektif yang berada di antara garis yang
berhimpit tadi.
Misal : jika skala ke 0 mikrometer okuler berhimpit dengan skala ke 0 mikrometer
objektif lalu skala ke 13 mikrometer okuler berhimpit dengan skala ke 2
mikrometer objektif maka beberapa 1 skala okuler.
Cara Kerja :
Kalibrasi :
· Letakkan mikrometer objektif pada meja benda dan pasang mikrometer okuler
pada tabung lensa okuler.
·Tentukan perbesaran yang digunakan, (misalnya 40 X 10) kemudian cari gambar
perbesaran dari skala mikrometer objektif.
·Setelah fokus didapat, kemudian selanjutnya himpitkan skala ke nol mikrometer
objektif dan okuler.
·Cari dengan teliti skala ke berapa antara mikrometer objektif dan okuler yang
berhimpit lagi.
·Hitung besarnya skala okuler dengan rumus di atas.
- Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit yaitu angka satuan dan angka
sepersepuluh yang dikalikan dengan kelipatan 10 (eksponensial), missal 2,3 X
104, bukan 2,34 X 104. pembulatan keatas dilakukan pada angka seperseratus yang
sama atau lebih besar dari lima, missal 2,35 X 104 menjadi 2,4 X 104, atau 2,34 X
104 menjadi 2,3 X 104
- Bila diperoleh perhitungan kurang dari 30 dari semua pengenceran, maka
hanya dari pengenceran terendah yang dilaporkan.
- Bila diperoleh perhitungan >300 dari semua pengenceran, maka hanya dari
pengenceran tertinggi yang dilaporkan. Misalnya dengan cara menghitung
jumlahnya pada ¼ bagian (transek) cawan kemudian hasilnya dikalikan empat.
Hasil tersebut dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya faktor
pengenceran, tetapi jumlah sebenarnya harus dicantumkan dalam tanda kurung.
- Bila ada 2 cawan, masing-masing dari pengenceran rendah dan tinggi yang
berurutan dengan jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi dari jumlah koloni
pengenceran tertinggi dan terendah ≤ 2, maka jumlah yang dilaporkan adalah nilai
rata-rata. Jika hasil bagi dari pengenceran tertinggi dan terendah > 2 maka jumlah
yang dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran terendah.
- Apabila setiap pengenceran digunakan dua cawan Petri (duplo), maka jumlah
angka yang digunakan adalah data dari kedua cawan, tidak boleh diambil salah
satu, meskipun salah satu dari cawan duplo tersebut tidak memenuhi syarat
diantara 30-300. Data yang dilaporkan adalah rata-rata dari kedua cawan duplo
tersebut.
bagan untuk mempersingkat syarat SPC
Penghitungan koloni pada cawan sebaiknya
dibuat transek atau dibagi-bagi jika koloni yang
tumbuh terlalu banyak. Transek dibuat dengan
spidol/marker di bagian bawah cawan petri. Pola
transek dapat dibuat bervariasi, tergantung
kebutuhan. Penghitungan akan lebih mudah bila
memakai Colony Counter.
-Lakukan preparasi suspensi kepada sampel terlebih dahulu (swab, maserasi dan rinse)
(jika perlu).
-Masukkan sampel ke tabung berisi 9 ml akuades untuk pengenceran pertama,
selanjutnya diencerkan sampai tingkat pengenceran (misalnya sampai 10-8) tertentu.
-Dari 3 pengenceran terakhir diplating (ditanam) ke media NA (Nutrien Agar) atau PCA
(Plate Count Agar) sebanyak dua kali tiap pengenceran (duplo). Plating dapat secara
Spread Plate atau Pour Plate. Jika secara Spread Plate, dapat digunakan batang L atau
glass beads.
-Inkubasi pada suhu 30º C selama 1-2 x 24 jam.
-Setelah tumbuh, koloni dihitung dengan persyaratan yang telah diuraikan di depan.
lihat juga Prinsip Dasar Teori Menghitung Mikroorganisme Pada Cawan (bagian 2)
Cara kerja :
1. Sediakan 3 tabung berisi LBDS (9 ml tiap tabung) dan 6 tabung berisi LBSS (9
ml tiap tabung) lengkap dengan tabung durham. Atur kesembilan tabung menjadi
3 seri (seperti di gambar).
2. Kocok botol yang berisi air sampel.
3. Pindahkan suspensi air sample sebanyak 10 ml ke masing-masing tabung seri
pertama (3 tabung LBDS), secara aseptis.
4. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri
kedua (3 tabung LBSS), secara aseptis.
5. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri
ketiga (3 tabung LBSS), secara aseptis.
6. Inkubasi semua tabung pada suhu 37º C selama 48 jam.
7. Lihat tabung gas positif (asam dan gas ; harus ada keduanya), lalu hitung
tabung positif untuk tiap seri. Tulis kombinasi tabung positif tiap seri (misal : 3 2
1). Kombinasi angka tersebut lalu dicocokkan dengan tabel MPN untuk seri 3
sehingga diperoleh jumlah mikroba sebenarnya.
Misal :
didapatkan kombinasi jumlah tabung
positif : 321 maka jumlah
bakteri coliform adalah 150 sel/100 ml.
Kotak sedang :
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini selain untuk melengkapi tugas
mikrobiologi, juga agar pembaca dapat memahami dan mengetahui
bagaimana factor-faktor lingkunagan mempengaruhi pertumbuhan
mikrobe.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FAKTOR ABIOTIK YANG MEMPENGARUHI MIKROBE A.
Faktor-faktor Alam
Faktor-faktor alam terdiri dari:
1. Pengaruh Temperatur
Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam
kehidupan. Beberapa jenis mikrobe dapat hidup pada daerah temperatur
yang luas sedang jenis lainnya pada daerah yang terbatas. Pada umumnya
batas daerah temperatur bagi kehidupan mikrobe terletak antara 0°C-
90°C, dan kita kenal ada temperatur. minimum, optimum, dan
maksimum. Temperatur minimum adalah nilai paling rendah dimana
kegiatan mikrobe -dapat berlangsung. Temperatur maksimum adalah
temper tertinggi yang masih dapat digunakan untuk aktivitas
mikroba,tetapi pada tingkatan kegiatan fisiologi yangpaling minimal.
Sedangkan temperatur yang paling baik bagi kegiatan hidup
dinamakantemperatur optimum.
Untuk menentukan temparatur maut bagi mikrobe, ada beberapa
pedoman seperti berikut ini:
Kresol (kreolin) lebih baik khasiatnya dari pada fenol. Lisol adalah
disinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol, lisol lebih banyak
digunakan daripada desinfektan lainnya.
Karbol adalah nama lain dari fenol. Seringkali orang mencampurkan
bau-bauan yang sedap, sehingga disinfektan menjadi lebih menarik.
c. Alkohol
Alkohol merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk
sterilisasi dan disinfeksi. Alkohol mendenaturasikan protein dengan jalan
dehidrasi, dan juga merupakan pelarut lemak. Oleh karena itu, membran
sel sel akan rusak, dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etanol
murni kurang daya bunuhnya terhadap mikrobe. Jika dicampur dengan
air murni, efeknya menjadi lebih baik. Alkohol 50 – 70% banyak
dipergunakan sebagian disinfektan.
Cara bekerjanya aldehid ialah dengan cara membunuh sel mikroba dengan
mendenaturasikan protein. Larutan formaldehid (CH O) 20% dalam 65-
2
70% alkohol merupakan cairan pensteril yang sangat baik apabila aiat-alat
direndam selama 18 jam. Akan tetapi karena meninggalkan residu, maka
alat-alat tersebut harus dibilas dulu sebelum dipakai.
Senyawa lain aldehid, yakni glutaraldehid merupakan solusi seefektif
formaldehid, terutama bila pHnya 7,5 atau lebih. Stafilokokus dan Iain-
lain sel vegetatif akan dimatikan dalam waktu 5 menit, Mycobacterium
tuberculosis dan virus dalam waktu 10 menit, sedangkan untuk
membunuh spora diperlukan 3-12 jam. Senyawa tersebut
bersifatnontoksik dan tidak iritatif bagi manusia.
e. Yodium
Larutan yodium, baik dalam air maupun dalam alkohol bersifat sangat
antiseptik dan telah lama dipakai sejak lama sebagai antiseptik kulit
sebelum proses pembedahan.
Klorin bebas memiliki warna khas (hijau) dan bau yang tajam. Sudah lama
klorin dikenal sebagai deodoran dan disinfektan yang sangat baik. Klorin
dijadikan standar pengolahan air minum di seluruh lingkungan.
Sayangnya kebanyakan senyawa klorin diinaktifkan bahan-bahan organik
dan beberapa katalisator logam.
g. Peroksida
Molekulnya tidak stabit dan apabila dipanaskan akan teurai menjadi air
dan oksigen, dengan reaksi kimia sebagai berikut :
2 H O —► 2 H O + O
2 2 2 2
h. Zat Warna
j. Suifonamida
Antibiotika adalah suatu substansi (zat-zat) kimia yang diperoleh dari atau
dibentuk dan dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam
jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan
mikroorganisme yang lain. Antibiotika tersebar di alam, dan memegang
peranan penting dalam mengatur populasi mikrobe dalam tanah, air,
limbah, dan kompos. Antibiotika berbeda dalam susunan kimia dan cara
kerjanya. Antibiotika yang kini banyak digunakan, kebanyakan dari
genus Bacillus, Penicillium, dan Streptomyces.
http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-oligodinamik/
Pendahuluan
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di
Fungsi lipid
Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran
material-material.
proses-proses biologis
Jenis-jenis lipid
1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
Asam lemak
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam
Simbol Nama
Struktur Keterangan
numerik Umum
Asam
16:1D9 palmitolea CH3(CH2)5C=C(CH2)7COOH
t
Asam
18:0 CH3(CH2)16COOH
stearat
Asam
18:1D9 CH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH
oleat
Asam CH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7CO
18:2D9,12 Asam lemak esensial
linoleat OH
Asam CH3CH2C=CCH2C=CCH2C=C(C
18:3D9,12,15 Asam lemak esensial
linolenat H2)7COOH
Assam
20:4D5,8,11,1 CH3(CH2)3(CH2C=C)4(CH2)3COO Prekursor untuk sintesis
4 arakhidon
H eikosanoid
at
arakhidonat
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar
dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak).
Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak
harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida,
jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan
Apa yang dimaksud dengan lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak
keduanya adalah:
1. Lemak
1. Minyak
Fosfogliserida (fosfolipid)
Lipid kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh
Lipoprotein
Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein.
kompleks
Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas
1. Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain,
kecuali ginjal
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan
molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid,
Sfingolipid
primer dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf.
Kolesterol
Steroid
progesteron.
Kortison
Malam/lilin (waxes)
Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan
sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan
Metabolisme lipid
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil
dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang
masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal
(vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui
jalur ini.
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar
maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan
ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam
lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka
asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol
tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik
asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil
KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi,
asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
Gliserol
Kolesterol
Aseto asetat
hidroksi butirat
Aseton
Steroid
Steroidogenesis
Kolesterogenesis
Ketogenesis
Diet
Lipid
Karbohidrat
Protein
Asam lemak
Trigliserida
Asetil-KoA
Esterifikasi
Lipolisis
Lipogenesis
Oksidasi beta
ATP
CO2
H 2O
+ ATP
Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
glikolisis.
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang
dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak
harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan
sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang.
Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan
Karnitin
Asil karnitin
translokase
KoA
Karnitin
Asil karnitin
Asil-KoA
Asil karnitin
Beta oksidasi
ATP + KoA
AMP + PPi
FFA
Asil-KoA
Asil-KoA sintetase
(Tiokinase)
Asil-KoA
KoA
Karnitin
Asil karnitin
berikut:
• Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
• Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria
menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut
bisa menembus membran interna mitokondria.
• Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan
karnitin keluar.
• Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan
KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di
membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
• Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5
tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir
berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat.
Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam lemak dioksidasi menjadi keton.
Keterangan:
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih
dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-
2P)
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu
kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak
atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali
dan kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus
asam sitrat.
Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta
suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C,
maka kita memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan
oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta,
Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-masing akan
demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil
-2 ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus
Kreb’s) = 78 ATP.
asetoasetat berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi
butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan asetil-
Proses ketogenesis
Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-
sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai
menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya
(oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein)
sintesis.
disimpan.
- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari
glukosa.
- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di
dalam tubuh.
degradasi trigliserida
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan
gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat
Klasifikasi dan identifikasi adalah dua hal yang berbeda tetapi saling
observasi, sifat biokimia, fisiologi, genetik dan morfologi yang sering penting
mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri
PENDAHULUAN
mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga
Klasifikasi adalah suatu istilah yang berkaitan dan sering kali digunakan atau
mudah kesulitan pertama yang kita hadapi ialah menentukan apakah mikroba itu
golongan hewan atau golongan tumbuhan. Setelah leeuwenhoek menyelami
(1838) menggolongkan bakteri pada protozoa. Baru pada tahun (1873), Cohn
tumbuhan. Klasifikasi bakteri secara agak lengkap pada tahun 1875, dan sejak itu
tumbuhan tingkat tinggi dan hewan tingkat tinggi yang didasarkan terutama pada
sifat-sifat marfologisnya. Tetapi hal ini sulit dilaksanakan pada bakteri, sehingga
tetapi sifat-sifat fisiologi mereka berlainan sama sekali. Ada beberapa golongan
bakteri yang sama bentuknya, tetapi yang satu dapat mencernakan asam amino
tertentu, sedangkan yang lainnya tidak. Ada pula suatu golongan yang dapat
menyebabkan suatu penyakit, sedang golongan yang lain tidak. Maka jelaslah
morfologi saja.
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
hidup. Klasifikasi merupakan bagian dari bidang ilmu sistematik. Tujuan klasifikasi
ialah mengatur kedudukan dari berbagai organisme di alam. Jika diketahui ciri-ciri
suatu mikroorganisme, maka dapat dilakukan perbandingan sehingga terlihat
persamaan dan juga perbedaan dnegan organisme lainnya. Hal ini dapat
disamakan dengan membuat tabel periodik bagi unsur kimia sehingga terlihat
1. Morfologi
1 m = 0,001 mm
Oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba.
peneliti.
2. Sifat Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba diberi perlauan kimiawi,
maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh,
bakteri Gram positif tidak. Sebaliknya pada banyak bakteri Gram positif terdapat
asam teikoat. Bahan kimia ini tidak ditemukan pada gram negatif. Dinding sel
fungsi dan algae berbeda dari bakteri. Pada kelompok virus, pembagian dilakukan
berdasaran asam inti yang dikandung, apakah merupakan DNA atau RNA
3. Sifat Biakan
mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tumbuh bila diberikan zat hara
yang kompleks (serum, darah). Sebaliknya ada pula yang hanya memerlukan
bahan inorganik saja atau bahan organik (asam amino, karbohidrat, purin,
pirimidin, vitamin, koenzim) selain itu beberapa mikroorganisme hanya dapat
tumbuh pada sel hidup, berupa inang, telur, bertunas, biakan jaringan.
4. Sifat Metabilisme
Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi yang
5. Sifat Antigenik
mengikat antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dari sel mikroba.
Antibodi ini bersifat sangat spesifik terhadap antigen yang menginduksinya. Oleh
Reaksi ini sangat sepesifik sehingga dapat disebut sebagai lock and key system.
6. Sifat Genetik
DNA kromosomal mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi
mikroorganisme.
7. Patogenitas
penyakit merupakan ciri khas mikroorganisme tersebut selain itu terdapat pula
8. Sifat Ekologi
hidup di lautan berbeda dengan air tawar. Mikroorganisme yang terdapat dalam
a. Forosintesis
b. Absorpsi
c. Ingesti
Prokariot termasuk dalam Monera, cara mengambilan zat hara tidak melalui
dengan ingesti dan protista lainnya dengan absorpsi. Selain itu ada pula yang
Metaphyta Plantac
Metazoa Fungsi
Animalia
Koefisien Kesamaan
Kesamaan ini dapat dinyatakan dalam derajat kesamaan atau perbedaan. Derajat
a. Cluster analysis
b. Phenogram / dendrogram
c. Ordination methods
d. Similarity Matrix
Metode klasifikasi yang paling cermat adalah keterkaitan sifat genetika anta
organisme. Metode ini paling obyektif dan didasarkan pada DNA. Pada tahun
1960, cabang ilmu yang disebut biologi molekuler menggunakan teknik untuk
mungkin saja memiliki % G + C yang sama. Oleh karena itu dicari metode
nukleotida. Urutan nukleotida inilah yang merupakan ciri dasar suatu organisme.
1. Homologi DNA
DNA dipanaskan sehingga terurai menjari untaian tunggal. Untaian tunggal ini
kemudian dicampur dengan organisme lainnya dan didinginkan kembali. Bila dua
organisme ini berkaitan erat maka akan terbentuk Heterodupleks. Ini berarti
untaian dari satu organisme akan berpasangan dengan untaian dari organisme
lainnya. Bila tidak ada keterkaitan tidak akan terlihat heterodupleks. Metode ini
Dua organisme dapat saja tidak erat kaitannya, tetapi masih memperlihatkan
homologi DNA. rRNA yang disandi oleh sebagian DNA yang disebut sebagai RNA
sistron. Pada bakteri ternyata rRNA cistron ini “highlyy conserved” lestari. Ini
berarti bahwa selama evolusi cistron ini memperlihatkan perubahan yang lebih
a. Dasar Pengelompokan
kelompok atau takson yang sesuai. Pertama kali pengelompokan ini hanya untuk
Mikroba sesuai dengan bentuk dan sifatnya termasuk kedalam Dunia tumbuh-
tunggal.
perkembangbiak).
Mikroba termasuk kedalam kelompok ke-3 tersebut sesuai dengan sifat alat untuk
perkembangbiakannya.
Dari segi mikrobiologi sendiri, dunia Mikroba terbagi menjadi dua kelompok besar
lainnya, pembagian ini berdasarkan kepada ada tidaknya inti, baik yang sudah
1. Prokaryota, yaitu kelompok mikroba yang tidak mempunyai inti yang jelas
a) Bakteria,
2. Karyota, yaitu kelompo mikroba yang sudah mempunyai inti yang jelas atau
b) Mikro-alga lainnya
Walaupun ada kelompok kehidupan atau jasad lain yang dianggap hirup
berdasarkan kepada bentuk dan sifatnya tidak sama dengan mikroba tetapi
mengingat kepentingan dan asosiasi kehidupannya, ada dua kelompok besar lain
1. Protozoa
2. Virus
Klasifakasi Bakteri
Umumnya berbentuk 1-sel atau sel tunggal atau uniseluler, tidak mempunyai
mempunyai klorofil, bakteri hidup sebagai jasad yang saprofitik ataupun sebagai
dalam tanah, didalam air, pada bahan-bahan, pada tanaman ataupun pada tubuh
diterangkan dalam bab terdahulu, informasi yang penting dapat diketahui secara
mikroskopis dengan melihat lapisan sel dan ada atau tidaknya struktur khusus
misalnya spora atau flagella. Prosedur pewarnaan seperti pewarnaan gram dapat
merupakan petunjuk awal bahwa keragaman kimiawi DNA dari organisme yang
membuktian bahwa kekerabatan DNA dari organisme yang sama dapat dikenal
Kingdom Prokaryotae
Divisi Gracilicutes
Klas Scotobacteria
Ordo Eubacteriales
Famili Entobacteriaceae
Genus Escherichia
spesies Coli
secara cepat dapat digunakan untuk menentukan jarak genetik dari gen-gen yang
Ribosom memiliki pesan penting dalam sintesa protein. Gen penanda RNA
ribosom dan protein ribosom telah diturunkan melalui evolusi dan telah
dari 165S RNA ribosom dari berbagai sumber biologis menunjukkan adanya
Klasifikasi Virus
a. Virus Bakterial
Bakterifage (fage) adalah virus yang menginfeksi bakteri dan hanya dapat
Fage pada hakekatnya terdiri dari sebuah inti asam nukleat yang terkemas di
nukleat, replikasi asam nukleat virus, perakitan partikel-partikel fage baru, dan
terjadinya lisis sel inang, fage-fage virulen telah digunakan untuk mendeteksi dan
Virus hewan dan virus tumbuhan adalah parasit intraseluler obligat yang sangat
kecil. Setiap virus mempunyai sebuah inti pusat asam nukleat dikelilingi oleh
kapsid. Secara morfologis, virus hewan dan virus tumbuhan dapat ikosashedral,
Proses replikasi virus dimulai dengan melekatnya virion pada sel inang. Peristiwa
Sistem yang secara paling luas digunakan untuk klasifikasi virus terlihat pada
sistem ini, yang diperkenalkan oleh A. Loff dan kawan-kawan dalam tahun 1962,
bentuk susunan kapsid, ada tidaknya selubung dan ukuran kapsid. Pembagian
lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat lain virion itu, seperti sejumlah untaian
asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus, seperti sejumlah untaian
asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus, seperti kedudukan tempat
sintesis virus di dalam sel dan hubungan timbal balik antara inang dan virus,
yang sama sekali tidak jelas melainkan sistem ini menggolongkan virus
Klasifikasi Jamur
Bentuknya sel tunggal (misal pada ragi), kemudian serat atau filamen (paling
sabagiannya). Seperti bakteria, Jasad ini tidak mempunyai klorofil, karena dia
Bentuknya sama seperti BGA, walaupun ada beberapa yang sudah mempunyai
tubuh lengkap dengan bagian-bagian yang dinamakan akar batang dan daun
jasad lain). Misal pada Hydra, atau menempel pada tubuh jasad lain (kulit kura-
berawarna hijau. Ada beberapa yang hidup secara simbiosis dengan jamur
Berbentuk sel tunggal atau filamen (serat) yang disekelilingnya diselimuti oleh
sederhana.
fukoeritrin (merah) hidup didalam air, di dalam tanah yang lembab atau
bersimbiosis dengan jasad lain, sejak paku-pakuan (Azolla) didalam rongga udara
karang
terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang
kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah
dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan
menguntungkan.
Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri
yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme
dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan.
halofilik, dll.
kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat yang dapat
kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan.
Nitrogen bebas merupakan komponen terbesar udara. Unsur ini hanya dapat
melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat terjadi karena adanya
Kajian religi:
45. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari
hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua
kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan
apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
12. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu
Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan.
KESIMPULAN
1. Karyota, yaitu kelompok mikroba yang sudah mempunyai inti yang jelas
2. Prokaryota, yaitu kelompok mikroba yang tidak mempunyai inti yang jelas
a) Morfologi
b) Sifat Kimiawi
c) Sifat Biakan
d) Sifat Metabilisme
e) Sifat Antigenik
f) Sifat Genetik
g) Patogenitas
h) Sifat Ekologi
Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri
peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan
hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto Mak, 2008. Hand Out dan Klasifikasi Mikroba. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang
Glukosa Darah
Glukosa adalah gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh, dikenal juga
sebagai gula fisiologis. Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang
precursor dari tiga jenis karbohidrat tumbuhan , yaitu sukrosa, pati dan selulosa
(Lehninger, 1982). Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah
sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan
pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat
ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi
hari, sebelum orang makan. Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling
2008)
Meskipun disebut “gula darah”, selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis
gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan
Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa
mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran. Bila
levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan
berkaitan dengan diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf
(Anoymous, 2008)
Gula Reduksi
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang
Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa,
laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi
Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa merupakan gula
yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil hidrolisis dari gula susu
(laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah menjadi glukosa yang dapat
komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan pada otak dan
Sedangkan salah satu ontoh dari gula reduksi adalah Sukrosa. Sukrosa adalah
senyawa yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai gula dan dihasilkan
dan bit gula mengandung sukrosa dalam jumlah yang relatif besar. Dari tebu dan
DAFTAR PUSTAKA
Oktober 2008.
Budiyanto, M.A.K. 2002. Dasar- Dasar Ilmu Gizi. UMM Press: Malang.
Gaman, P.M. dan K.B. Sherington. 1992. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan
http://zaifbio.wordpress.com/category/biokimia/