You are on page 1of 17

BAB I

LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang sempurna dalam penciptaannya
sebagaimana Allah SWT firmankan : "Kami ciptakan manusia dalam
sebaik-baik bentuk". Indikasi kesempurnaan manusia tidak hanya dilihat
dari sisi akal saja, yang dengannya manusia mampu membuat teknologi-
teknologi mutakhir untuk memudahkan manusia dalam bekerja.

Namun, disatu sisi kesempurnaan manusia juga dilihat dari sebuah


karunia lain yaitu gharizah1 dalam diri manusia. Yang pertama gharizatun
tadayyun (naluri mensucikan sesuatu), dengan naluri ini manusia selalu
merasa ingin bertuhan kepada sesuatu. Mensucikannya dan
menyembahnya.

Gharizatul baqa' (naluri mempertahankan diri), yang mana naluri ini


membuat manusia berani melawan ketika tertindas atau merasa
terancam. Dan yang terakhir adalah gharizatun nau' (naluri melestarikan
jenis), dengannya manusia mampu berkasih sayang dan saling mencinta
dalam rangka melanjutkan dan melestarikan jenis dan keturunannya.

Naluri atau gharizah ini seandainya tidak dipenuhi oleh manusia dia
tidak akan menimbulkan kematian. Namun, hanya akan menimbulkan
kegelisahan dan keresahan dalam batin manusia2. Terkait dengan
perkembangan kedokteran dan teknologi kesehatan masa kini, salah satu
keresahan besar manusia karena tidak terpenuhinya gharizatun nau'
(naluri melestarikan jenis) yaitu mereka pasangan-pasangan suami istri
yang tidak mampu memperoleh keturunan dengan cara yang normal
sudah mulai mendapatkan pencerahan dan harapan dengan teknologi
rekayasa reprosuksi.

Adakah pertentangan teknologi rekayasa reproduksi ini yang


notabene ilmu barat bertentangan dengan ajaran dan kaidah dasar
Islam?, apa-apa saja jenis rekayasa reproduksi?, adakah keuntungannya
untuk kehidupan manusia?, apa pengertian dan prosesnya?.

Maka dari itu dalam makalah ini penyusun akan bedah seluk beluk
rekayasa reproduksi serta membahasnya dalam sudut pandang Islam dan
sudut pandang pengetahuan barat. Di samping untuk memenuhi tugas
makalah dalam mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.

1
naluri dasar yang secara fitrah ada dalam diri manusia
2
Taqiyyudin an-nabhani, Nizhomul Islam, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, 2001

1
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian rekayasan reproduksi?

2. Apa saja jenis, contoh dan bagaimana proses dari rekayasa


reproduksi?

3. Bagaimana sudut pandang pengetahuan barat tentang rekayasa


reproduksi?

4. Bagaimana sudut pandang Islam tentang rekayasa reprosuksi?

PENDAHULUAN

Belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang mampu


mempermudah proses reproduksi bagi pasangan-pasangan suami istri
yang tidak mampu bereproduksi secara normal, teknologi ini dikenal
dengan nama rekayasa reproduksi. Rekayasa reproduksi merupakan
usaha manusia dalam memanipulasi hormon-hormon dan faktor-faktor
reproduksi untuk kepentingannya, yaitu kesejahteraan manusia. Dalam
pelaksanaannya, rekayasa reproduksi melibatkan banyak disiplin ilmu,
misalnya fisiologi, morfologi, anatomi, biokimia, mikrobiologi, dan
terutama biologi molekuler3.

Beberapa jenis rekayasa reproduksi telah berhasil dilakukan pada


beberapa pasangan suami istri dalam rangka membantu banyak
pasangan suami istri yang tidak mampu bereproduksi secara normal yang
memiliki keinginan berketurunan. Namun, ada salah satu cabang
reproduksi yang cukup kontroversial yaitu kloning. Memang dunia mampu
menerima ketika Kloning diterapkan pada tanaman. Tapi, ketika para
ilmuan telah menjadikan hewan bahkan manusia sebagai objek Kloning.
Hal ini mendapat pertentangan dari pihak koservatif, pihak gereja dan
ulama-ulama dari kalangan kaum muslimin.

3
Henny Riandari, Theory and Application of Biology, Tiga Serangkai, Jakarta, 2009

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Jenis, Contoh dan Bagaimana Proses dari Rekayasa


Reproduksi

a. Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan merupakan terapan yang dilakukan dengan cara


memasukkan sperma kedalam vagina oleh seorang ahli kesehatan.
Inseminasi buatan dilakukan terhadap perempuan yang suaminya
memiliki jumlah sperma yang sedikit4.

Sebuah variasi dari inseminasi buatan adalah penggunaan obat-obatan


penyubur yang dapat merangsang ovari. Selanjutnya, sperma donor
ditempatkan di dalam uterus, dekat vagina.

Pada inseminasi buatan, sperma diambil dari suami lewat masturbasi


atau senggama terputus. Sekumpulan cairan sperma dikumpulkan di
dalam gelas. Lewat penelitian laboratorium, dipilih sperma berkualitas
tinggi untuk disemai. Setelah didapat, sperma dimasukkan ke dalam
rahim lewat vagina. Pembuahan masih berlangsung di kandungan.
Menurut Noekman Moeloek, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Androligi
Indonesia, cara ini diterapkan juka jumlah sperma 15 juta/ml.

b. Bayi Tabung

Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang


berlangsung di dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari
teknologi inseminasi buatan, hanya proses pembuahan pada bayi tabung
terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh. Kedua-duanya
sama-sama merupakan perkembangbiakan generatif5.

Teknologi bayi tabung ini diterapkan sejak 1978 oleh embriolog


Edward dan ginekolog Steptoe. Keduanya dari Inggris. Pada saat itu
kedua dokter ini berhasil membuat bayi tabung bernama Louise Brown.
Kini sejulah rumah sakit pemerintah, seperti Rumah sakit Hasan Sadikin
4
Ibid
5
Ibid

3
(Bandung), Dr. Soepomo (Surabaya), Cipto Mangunkusumo dan Harapan
Kita (Jakarta) sudah menyediakan fasilitas ini.

Bedanya dengan Inseminasi, teknologi ini sedikit rumit. Suami istri


diberi obat hormonal dulu. Tujuannya, agar jumlah sperma dan sel telur
melebihi normal. Setelah itu, sejumlah sperma dan sel telur dikeluarkan
dari tubuh, dan ditempatkan dalam tabung.lalu dicari sperma dan sel telur
yang berkualitas tinggi. Selama dua jam, sejumlah sperma dibiarkan
membahi sel telur di dalam tabung. Proses ini dipantau iga hari. Dari
sejumlah pembuahan, dipilih embrio terbaik untuk ditanamkan kembali ke
rahim ibu.

Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan


yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan jalan
pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan. Secara Detail
proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut:

• Sel telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil
dengan suatu alat dan disimpan di dalam tabung yang berisi
medium seperti kondisi yang ada pada rahim wanita hamil.
• Sel telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan
diamati sehingga terjadi fertilisasi.
• Sel telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan ke dalam
tabung.
• Jika sel telur yang sudah dibuahi, disebut zigot, berkembang dengan
baik dan menjadi embrio, maka embrio tersebut akan disuntikkan
kembali ke dalam rahim induknya semula.
c. Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI)

Intracytplasmic Sperm Injection merupakan terapan teknologi dengan


metode dan prosedur yang lebih vanggih. Satu sel sperma disuntikkan
langsung ke sebuah sel telur. Metode tersebut lebih efektif pada seorang
laki-laki yang memiliki masalah kesuburan. Umunya ICSI dipilih bila
dinding sel telur terlalu tebal dan ada kerusakan pada sitoplasma, cairan
yang mengelilingi inti sel telur. Tapi, bias juga dipilih kalau ternyata
kepala sperma tidak normal.

Dengan metode ini, sperma tidak harus diambil lewat ejakulasi. Dalam
sperma yang tidak keluar bersama air mani, ICSI bias diandalkan. Tentu
saja harus melalui dua cara, yaitu MESA dan testicular sperm extraction
(TESE). MESA adalah teknik pengambilan sperma di epididimis, bagian
testis yang berfungsi sebagi tempat pematangan sperma. Sementara itu,
TESE mengambil sel berbentuk kecebong ini langsung dari pabriknya,
meski spermanya belum matang6.

Akan tetapi, teknologi ICSI ini punya efek samping, terutama pada
pemberian obat menuerut Nukman, sewaktu diperkenalkan pertama kali,
6
Biologi untuk kelas XI SMA, Tiga Serangkai

4
tingkat keberhasilan ICSI dalam membuahi sel telur Cuma 2%. Tapi, kini
bias mencapai 80%, walaupun masih mungkin terjadi keguguran.

d. Kloning

Kloning pengertian secara sederhanya adalah cangkok: yaitu


penggabungan unsur-unsur hayati dua atau lebih untuk memperoleh
manfaat tertentu. Dibidang biologi molekuler, pengertian kloning ini
sering dikonotasikan dengan teknologi penggabungan fragment
(potongan) DNA, sehingga pengertiannya identik dengan teknologi
rekombinan DNA atau rekayasa genetik7.

Namun pengertian di luar itu juga masih tetap digunakan, misalnya


kloning domba dsb, yang merupakan "penggabungan" unsur inti sel
dengan sel telur tanpa inti. Dengan demikian teknologi kloning ini juga
termasuk dalam wacana bioteknologi; malah bisa dikatakan sebagai hal
yang mendasar untuk bioteknologi. Teknologi kloning memang
memungkinkan untuk dikembangakan ke arah rekayasa pembuatan
jaringan atau organ tertentu. Namun mesti memperhatikan masalah etik.
Mengenai rekayasa darah untuk keperluan transfusi, meskipun sel
darahnya sendiri bisa diusahakan melalui teknologi kloning (melalui
stimulasi hematopoietic progenitors, atau dari stem cells-nya), namun
mesti juga harus memperhatikan komponen-komponen lainnya selain
komponen sel-sel darah.

Adapun kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan


kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik) dari
tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan
selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang telah
dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses
pembuahan atau inseminasi buatan.

Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan


cara mengambil inti sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam
sel telur yang diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan bantuan
cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel digabungkan
dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini terjadi, sel telur yang
telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim
7
Dinukil dari scribd.com, Kloning dan Bayi Tabung

5
seorang perempuan, agar dapat memperbanyak diri, berkembang,
berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu
keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami. Keturunan ini
akan berkode genetik sama dengan induknya, yakni orang yang menjadi
sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan.

Di satu sisi, Kloning tidak hanya dilakukan kepada manusia sebagai


objeknya. Juga banyak teknologi Kloning yang kemudian berkembang di
dunia peternakan dan perkebunan untuk memperoleh hewan, buah-
buahan, dan sayur-sayuran varietas unggul.

2. Rekayasa Reproduksi menurut Pengetahuan Barat

Dalam sudut pandang barat tentunya rekayasa reproduksi yang


berkembang dipandang hanyalah sebuah perkembangan teknologi
sekaligus sebagai bukti kejayaan mereka dalam bidang teknologi dan
kemajuan sains. Terlebih tentang masalah Kloning manusia. Memang
rekayasa reproduksi secara umum tidak menimbulkan perdebatan bahkan
semua kalangan barat menganggap sah-sah saja. Namun, ketika mereka
(para kalangan gereja dan konservatif) mengamati tentang realitas dan
ide-ide pengembangan teknologi rekayasa reproduksi terutama dalam
masalah kloning hewan dan manusia.

Terjadi perdebatan yang cukup alot tentang kloning dikalangan


ilmuwan barat dan gereja serta kaum konservatif terus terjadi, bahkan
dalam hal kloning binatang sekalipun, apalagi dalam hal kloning manusia.
Kelompok kontra kloning diwakili oleh George Annos (seorang pengacara
kesehatan di universitas Boston) dan pdt. Russel E. Saltzman (pendeta
gereja lutheran). menurut George Annos, kloning akan memiliki dampak
buruk bagi kehidupan, antara lain :

a. merusak peradaban manusia.

b. memperlakukan manusia sebagai objek.

Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang


bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-
nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning. kloning akan
menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap
kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang
memiliki keistimewaan dibidang tertentu. Tidak mungkin kloning
dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki keistimewaan.
Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun tokoh-tokoh yang
lain. Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil
kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika manusia hasil

6
kloning malah menguasai manusia sebenarnya karena keunggulan
mereka dalam berbagai bidang.

Sedangkan menurut pdt. Russel E. Saltzman, bagaimanapun kloning tetap


tidak diperbolehkan, karena pada prosesnya terdapat pengambilan sel
dari makhluk hidup yang berhak mendapat kehidupan. Sel yang diambil
untuk kloning berarti sama saja dengan membunuhnya untuk kemudian
dijadikan sebagai organisme baru. Padahal setiap makhluk hidup sekecil
apapun berhak menikmati kehidupan.

Adapun kelompok yang memperbolehkan kloning diwakili oleh Panos


Zavos (seorang peneliti pada pusat Reproduksi kentucky), mereka
berpendapat bahwa kloning untuk saat ini memang diperlukan oleh
manusia. Contoh misalnya ketika christopher reeves kehilangan tulang
punggungnya, salah satu cara yang pas untuk menyembuhkan sakitnya
adalah dengan kloning. Atau Andrea Gordon, seorang pasien yang
mengalami gagal ginjal dan organ tubuhnya tidak bisa menerima
transplantasi ginjal walau dari orang terdekatnya sekalipun. Ia rela
menunggu hasil kloning organ ginjal walau ginjal babi sekalipun. Untuk
mereka berdua kloning sangat diperlukan karena menimbang manfaat
yang mereka dapatkan dari hasil kloning tersebut. Selain itu, kloning juga
diharapkan bisa menjadi alternatif untuk melestarikan hewan langka,
sehingga keberadaan hewan-hewan langka terus bisa dilestarikan, hal ini
seperti yang dilakukan oleh Betsy Dresser (seorang pakar binatang di
kebun binatang audubon, new orlands, Australia). Kloning juga bisa
menjadi solusi bagi wanita yang tidak bisa melahirkan anak tetapi ingin
mempunyai anak secara genetis karena adanya keterkaitan histori antara
keduanya, hal ini seperti yang diinginkan oleh Viviane Maxwell (warga
California).

Menimbang faktor-faktor diatas, para ilmuwan terus berupaya untuk


melakukan penelitian tentang kloning ini dengan harapan penelitian
mereka bisa dimanfaatkan pada kehidupan manusia. Tentang bayi
tabung sekitar 30 tahun lalu seorang bayi perempuan dilahirkan dari
rahim seorang perempuan. Sekilas kelahiran tersebut merupakan
kelahiran biasa, normal. Namun, kelahiran itu sebenarnya merupakan
hasil dari pembuahan di luar tubuh manusia. Metode tersebut
dikembangkan oleh ilmuwan Inggris, Louise Brown. Pada mulanya, hasil
percobaan ”bayi tabung” tersebut memicu protes di berbagai belahan
dunia, akan tetapi sekaligus mengubah pandangan akan kehidupan dan

7
kemajuan sains. Metode tersebut telah menandai perubahan mendasar
dalam perkembangan ilmu kedokteran.

3. Rekayasa Reproduksi menurut Pengetahuan Islam

Rekayasa reproduksi secara umum dipandang Islam adalah sebagai


sebuah madaniah8 yang merupakan sebuah kemajuan sains yang halal
dimabil oleh kaum muslim. Namun sisi lain, ternyata setelah ditelusuri
teknologi ini menimbulkan beberapa pertentangan dengan beberapa
nash-nash Qur’an dan hadist terutama dalam dua cabang rekayasa
reproduksi. Yaitu kloning dan bayi tabung. Dalam sudut pandang Islam
tentunya ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan kaidah-kaidah
syara’ tidak boleh dan tidak layak untuk dipelajari dan diamalkan, namun
hanya pantas ditanggapi sebgaai sebuah insormasi

Kloning dan hukumnya secara tersurat tidak didapatkan dari kitab-


kitab maraji’ islam, baik dari Al-Qur’an, Hadits, maupun kitab-kitab ulama
klasik. Penentuan hukum kloning murni merupakan ijtihad kaum muslim
sekarang dan ini merupakan tantangan bagi kaum muslim dalam
menanggapi realitas yang terjadi disekitarnya. Oleh karena itu, salah satu
cara yang mungkin dilakukan adalah dengan melihat metode yang
dilakukan ulama terdahulu dalam memutuskan hukum terhadap suatu
realitas yang tidak pernah dijumpai sebelumnya (pendekatan ushul fiqh).
Pada dasarnya, kloning merupakan suatu ide ilmiah hasil pemikiran
kreativitas manusia. Ide ini merupakan realisasi dari pembacaan manusia
terhadap alam yang sebenarnya juga dianjurkan oleh islam (iqra dalam
artian ayat-ayat kauniyah). Menurut Syekh Muhammad Taufiq Miqdad
setiap ide ilmiah yang dikemukakan tidak keluar dari tiga kategori.
Pertama, ia berkaitan dengan sesuatu yang telah pasti diharamkan
agama, seperti eutanasia. Ini jelas ditolak oleh agama karena berkaitan
langsung dengan kehidupan manusia yang merupakan anugerah Ilahi
tanpa sedikitpun campur tangan manusia.

Kedua, ide tersebut berkaitan dengan sesuatu yang jelas didukung


oleh agama dan juga pertimbangan akal, seperti penciptaan aneka obat
untuk penyembuhan manusia. ini termasuk bagian dari kebutuhan pokok
manusia. Islam mendukung setiap usaha ke arah sana, dan menilainya
sebagai sesuatu yang amat terpuji. Ketiga, suatu ide ilmiah yang belum

8
Sebuah unsur kebendaan yang tidak terkait dengan kebudayaan suatu kaum atau
masyarakat

8
terbukti hasil dan dampaknya baik positif maupun negatif9. Ide semacam
ini baru dalam proses pembentukan atau tahap awal. Kita belum dapat
memperoleh gambaran jelas dan utuh yang dapat menyingkirkan segala
ketidakjelasan yang berkaitan dengannya. Ide semacam ini, tidak dapat
ditetapkan atasnya hukum haram atau halal secara pasti, karena ia baru
berbentuk ide atau baru dalam bentuk kekuatiran adanya sisi mudharat
dan negatif yang juga baru dalam benak dan teori. Menetapkah hukum
(halal maupun haram) menyangkut hal semacam ini adalah ketergesa-
gesaan yang bukan pada tempatnya dan tidak sejalan dengan tuntunan
akal dalam berpikir atau menarik kesimpulan.

Kloning, dalam ranah kloning manusia disini berada pada posisi


ketiga dari ide ilmiah tersebut. Kita tidak bisa menentukan secara pasti
(halal/haramnya) karena ide tersebut masih dalam tataran ide dan belum
diaplikasikan. Dalam hal ini segala bentuk penelitian ilmiah hukumnya
mubah/boleh. Kita bisa mengambil kesimpulan keputusan hukumnya
setelah ide tersebut diaplikasikan dengan menimbang dampak-
dampaknya terhadap kehidupan, tentang maslahah atau tidaknya hasil
penelitian tersebut.

Tetapi pendapat para ulama tentang kloning pada manusia


seandainya nanti berhasil dilakukan menarik untuk dikaji. Diantaranya
pendapat Sheikh Muhammad Thanthawi dan Sheikh Muhammad Jamil
Hammud Al-’Amily yang mengatakan bahwa kloning dalam upaya
mereproduksi manusia terdapat pelecehan terhadap kehormatan manusia
yang mestinya dijunjung tinggi10. Kloning mengarah kepada goncangnya
sistem kekeluargaan serta penghinaan dan pembatasan peranan
perempuan. Ia bukan saja memutuskan silaturahim tetapi juga mengikis
habis cinta. Ia adalah mengubah ciptaan Allah dan bertentangan dengan
Sunatullah. Itu adalah pengaruh setan bahkan merupakan upayanya
untuk menguasai dunia dan manusia.

Sheikh Muhammad Ali al-Juzu (Mufti Lebanon yang beraliran Sunni)


menyatakan bahwa kloning manusia akan mengakibatkan sendi
kehidupan keluarga menjadi terancam hilang atau hancur, karena
manusia yang lahir melalui proses kloning tidak dikenal siapa ibu dan
bapaknya, atau dia adalah percampuran antara dua wanita atau lebih
sehingga tidak diketahui siapa ibunya. Selanjutnya kalau cloning

9
www.konsultasi-islam.com

10
Ali Thanthawi, Fatwa-Fatwa Populer Ali Thanthawi, Era Intermedia, Solo, 1998

9
dilakukan secara berulang-ulang, maka bagaimana kita dapat
membedakan seseorang dari yang lain yang juga mengambil bentuk dan
rupa yang sama. Sheikh Farid Washil (mantan Mufti Mesir) menolak
kloning reproduksi manusia karena dinilainya bertentangan dengan empat
dari lima Maqashid asy- Syar’iah: pemeliharaan jiwa, akal, keturunan, dan
agama. Dalam hal ini kloning menyalahi Pemeliharaan keturunan.

Dari beberapa pendapat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa


kloning hukumnya haram karena lebih berpotensi menghasilkan dampak
buruk daripada dampak baiknya. Keharaman kloning ini lebih didasarkan
pada hilangnya salah satu hal yang harus dilindungi manusia yaitu faktor
keturunan. Hal ini kemudian disandarkan pada qaidah “dar’ul mafasid
muqaddamun ala jalbil mashalih” yang artinya menampik keburukan lebih
diutamakan daripada mendatangkan manfaat.

Hilangnya garis keturunan manusia yang dikloning akan


menghilangkan hak-hak manusia tersebut, seperti misalnya hak untuk
mendapat penghidupan dari keluarganya, warisan, lebih parah lagi hak
untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tua genetiknya, dan hak- hak
lain yang harus ia dapatkan.

Pengharamannya diambil dari kaedah yang ditegaskan oleh firman


Allah (QS. 2: 219) tentang minuman keras yang artinya, dosa keduanya
(minuman keras dan perjudian) lebih besar daripada manfaatnya. Dari
sana kita bisa menarik benang merah bahwa kloning yang bertujuan
untuk pengobatan misalnya penggantian organ tubuh manusia dengan
organ kloning menurut kami diperbolehkan sepanjang hal itu
mendatangkan maslahah dan karena kondisi darurat yang dialami oleh
pasien (Sheikh Farid Washil : 2003).

Adapun kloning dalam ranah binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka


Islam secara jelas membolehkannya, apalagi kalau tujuannya untuk
meningkatkan mutu pangan dan kualitas daging yang dimakan manusia.
Selain itu, karena binatang dan tumbuh-tumbuhan tidak perlu mengetahui
tentang asal-usul garis keturunannya. Kloning terhadap hewan atau
tumbuhan jika memiliki daya guna bagi kehidupan manusi maka
hukumnya mubah/boleh dalilnya : Q.S. Al-Baqoroh:29

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Q.S.Al-Baqoroh:29)

Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan beberapa ulama'


dapat diketahui mafsadat dari kloning lebih banyak daripada
maslahatnya. oleh karena itu,praktek kloning manusia bertentangan

10
dengan hukum islam dengan demikian kloningmanusia dalam islam
hukumnya haram.Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan
melalui cara yang tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang
telahditetapkan oleh Allah untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai
sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan. Dalil-dalil
keharaman:

“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria


dan wanita. Dari air mani, apabila dipancarkan.” (Q.S. An-Najm: 45-46)

“Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya,
dan menyempurnakannya”(Q.S.Al-Qiyamah: 37-38)

Anak-anak produk kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-


laki), tidak akan mempunyai ayah. Dan anak produk kloning tersebut jika
dihasilkan dari proses pemindahan sel telur --yang telah digabungkan
dengan inti sel tubuh-- ke dalam rahim perempuan yang bukan pemilik sel
telur, anak produk kloning tidak pula akan mempunyai ibu. Sebab rahim
perempuan yang menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut hanya
menjadi penampung, Ini merupakan tindakan menyia-nyiakan manusia,
sebab dalam kondisi ini tidak terdapat ibu dan ayah. Hal ini bertentangan
dengan firman Allah SWT :

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-


laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”(Q.S.Al-Hujurat: 13)

“Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama


bapak- bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu
tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka
sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak
ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang
ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S.Al-Ahzab: 5)

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut


mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”(Q.S.Al-Isra': 70).

“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik-baiknya.”( Q.S.At-tiin: 4)

11
Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah
pelaksanaan banyak hukum-hukum syara', seperti hukum tentang
perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak dan anak,
waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, hubungan 'ashabah, dan
lain-lain. Di samping itu kloning akan mencampur adukkan dan
menghilangkan nasab serta menyalahi fitrah yang telah diciptakan Allah
untuk manusia dalam masalah kelahiran anak. Kloning manusia sungguh
merupakan perbuatan keji yang akan dapat menjungkir balikkan struktur
kehidupan masyarakat. Berdasarkan dalil-dalil itulah proses kloning
manusia diharamkan menurut hukum Islam dan tidak boleh dilaksanakan.
Allah SWT berfirman mengenai perkataan Iblis terkutuk, yang
mengatakan :

"...dan akan aku (Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu
benar-benar mereka mengubahnya."(QS. An Nisaa' : 119).

Yang dimaksud dengan ciptaan Allah (khalqullah) dalam ayat


tersebut adalah suatu fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia.
Dan fitrah dalam kelahiran dan berkembang biak pada manusia adalah
dengan adanya laki-laki dan perempuan, serta melalui jalan pembuahan
sel sperma laki-laki pada sel telur perempuan. Sementara itu Allah SWT
telah menetapkan bahwa proses pembuahan tersebut wajib terjadi antara
seorang laki-laki dan perempuan yang diikat dengan akad nikah yang sah.

Dengan demikian, kelahiran dan perkembangbiakan anak melalui


kloning bukanlah termasuk fitrah. Apalagi kalau prosesnya terjadi antara
laki-laki dan perempuan yang tidak diikat dengan akad nikah yang sah.

Sedangkan masalah bayi tabung pada dasarnya adalah bayi yang di


hasilkan bukan dari persetubuhan, tetapi dengan cara mengambil
mani/sperma laki – laki atau ovum perempuan, lalu dimasukan dalam
suatu alat dalam waktu beberapa hari lamanya. Karena adanya kerusakan
atau tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopi) yang membawa sel
telur ke rahim, serta tidak dapat diatasi dengan cara membukanya atau
mengobatinya. Atau karena sel sperma suami lemah atau tidak mampu
menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak
dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma tersebut, atau
mengupayakan sampainya sel sperma ke rahim isteri agar bertemu
dengan sel telur di sana. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan
menghambat suami isteri untuk berbanyak anak. Padahal Islam telah
menganjurkan dan mendorong untuk berbanyak anak dan kaum muslimin
pun telah disunnahkan melakukannya.

Program bayi tabung sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi


memiliki sejumlah keunggulan dan kelemahan Proses seperti ini

12
merupakan upaya medis untuk mengatasi kesulitan yang ada, dan
hukumnya boleh (ja’iz) menurut syara’. Sebab upaya tersebut adalah
upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu
kelahiran dan berbanyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar
dari suatu pernikahan. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah
bersabda:

“Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur


(peranak), sebab sesungguhnya aku akan berbangga di hadapan para
nabi dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat nanti.” (HR.
Ahmad)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA bahwa Rasulullah saw telah


bersabda : “Menikahlah kalian dengan wanita-wanita yang subur
(peranak) karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya)
kalian pada Hari Kiamat nanti.”(HR. Ahmad)

Dalam proses pembuahan buatan dalam cawan untuk menghasilkan


kelahiran tersebut, disyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur
harus milik isteri. Dan sel telur isteri yang telah terbuahi oleh sel sperma
suami dalam cawan, harus diletakkan pada rahim isteri. Hukumnya
haram bila sel telur isteri yang telah ter buahi diletakkan dalam rahim
perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai “ibu
pengganti” (surrogate mother). Begitu pula haram hukumnya bila proses
dalam pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami
dengan sel telur bukan isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi
nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Demi kian pula haram hukumnya
bila proses pembuahan tersebut terjadi antara sel sperma bukan suami
dengan sel telur isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya
diletakkan dalam rahim isteri. Ketiga bentuk proses di atas tidak
dibenarkan oleh hukum Islam, sebab akan menimbulkan
pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang telah diharamkan oleh
ajaran Islam. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah
mendengar Rasulullah SAW

bersabda ketika turun ayat li’an :

“Siapa saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab


(seseorang) yang bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan
mendapat apa pun dari Allah dan Allah tidak akan pernah
memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang
mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka
Allah akan tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya
itu di hadapan orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari

13
Kiamat nanti).” (HR. Ad Darimi). Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia
mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah

bersabda “Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang


bukan ayahnya, atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain
tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan
seluruh manusia.” (HR. Ibnu Majah)Ketiga bentuk proses di atas mirip
dengan kehamilan dan kelahiran melalui perzinaan, hanya saja di dalam
prosesnya tidak terjadi penetrasi penis ke dalam vagina. Oleh karena itu
laki-laki dan perempuan yang menjalani proses tersebut tidak dijatuhi
sanksi bagi pezina (hadduz zina), akan tetapi dijatuhi sanksi berupa zir*,
yang besarnya diserahkan kepada kebijaksaan hakim (qadli).

BAB III
KESIMPULAN
Secara umum Islam memandang bahwasanya rekayasa reproduksi
adalah hal yang mubah untuk dilakukan, namun disisi ang lain ada hal-hal
dalam pelaksanaan rekayasa reprosuksi –terutama kloning dan bayi
tabung- yang bertentangan dengan nash-nash Qur’an maupun hadist.

Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik


yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa
tumbuhan, hewan, maupun manusia. Menurut George Annos, kloning
akan memiliki dampak buruk bagi kehidupan, antara lain :

• merusak peradaban manusia.

• memperlakukan manusia sebagai objek.Jika kloning dilakukan


manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak
semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai
kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.

kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok


tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada
manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu. Tidak
mungkin kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki
keistimewaan. Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun
tokoh-tokoh yang lain. Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh
manusia hasil kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika
manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya karena
keunggulan mereka dalam berbagai bidang.

Menurut pdt. Russel E. Saltzman, prosesnya terdapat pengambilan sel


dari makhluk hidup yang berhak mendapat kehidupan. Sel yang diambil

14
untuk kloning berarti sama saja dengan membunuhnya untuk kemudian
dijadikan sebagai organisme baru. Padahal setiap makhluk hidup sekecil
apapun berhak menikmati kehidupan.

Hukum bayi tabung dalam islam boleh menurut syarat yang ditentukan
dan haram bila tidak memenuhi syarat tentunya, sedangkan kloning jelas
– jelas haram menurut islam dan tidak boleh dilakukan.

PENUTUP
Kelegaan hati penyusun dengan terselesaikannya penulisan
makalah ini guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar,
penyusun refleksikan dengan rasa syukur kepada ALLAH SWT. Ditengah
kegembiraan kami, syukur dan tahmid wajib kami implementasikan dalam
aktifitas nyata, yaitu dengan berusaha mentaati perintah dan menjauhi
larangan-Nya.

Kami menyadari bahwa apa yang telah kami susun dalam makalah
ini tidak luput dari kekurangan dan kesempurnaan baik dari segi
penulisan maupun substansi yang ada, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan bagi siapapun yang ingin
memanfaatkannya. Dan terimakasih kami atas nikmat dan Rahmat-Nya
yang dilimpahkan kepada penyusun, hanya panjatan do’a kami
tengadahkan tangan sujud di hadapan-Nya.

15
Daftar Pustaka
Al-Qur’anul Karim

Thanthawi, Ali. 1998. Fatwa-Fatwa Populer Ali Thanthawi. Solo: Era


Intermedia

Mahfudh , Sahal. 2007. Ahkammul Fuqaha (Solusi Problematika Aktual


Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Manus dan Konbes Nahdlatul
Ulama1926-2004 M). Jawa Timur: Lajnah Syaikh Ta’lih Wan Nasyr” (LTN)
NU

An-Nabhani, Taqiyyudin. 2001. Nizhomul Islam. Bogor: Pustaka Thariqul


Izzah

Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology. Jakarta: Tiga


Serangkai

Solikhin. 2001. (Sarana Evaluasi Raih Prestasi) Biologi. Banjarmasin: Yoed’s


Media Sarana

www.konsultasi-islam.com

16
17

You might also like