Professional Documents
Culture Documents
MAHASISWA PRAKTIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN KELAS
DI SEKOLAH-SEKOLAH LATIHAN
TAHUN 2004
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Wigiarto
NIM 5114000037
Pendidikan Teknik Bangunan
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
i
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Pembimbing Penguji
Pembimbing I Penguji I
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
iii
SARI
iv
fasilitas keadaan ruang kelas, buku-buku pelajaran, maupun media pengajaran
sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar yang efektif. Bagi guru pamong
dalam membimbing mahasiswa praktikan hendaknya lebih intensif dalam proses
bimbingan terutama dalam hal pengelolaan kelas. Bagi dosen pembimbing
hendaknya dalam proses bimbingan juga lebih intensif dan peka terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa praktikan terutama apabila ada masalah
yang harus dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Penelitian ini masih terbatas
pada deskriptif kendala-kendala dalam pelaksanaan pengelolaan kelas, oleh karena
itu perlu adanya penelitian lebih lanjut lagi pada masalah-masalah yang dihadapi
oleh mahasiswa praktikan dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL).
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta seluruh alam
semesta, karena dengan segala karunia-Nya skripsi ini telah selesai disusun.
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan
1. Dr. Ari Tri Soegito, S.H, M.M. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Lashari, M.T. Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sepurna dan masih banyak
kekurangan pada isi maupun tata tulisnya, oleh karena itu pada kesempatan ini pula
penulis minta maaf yang sebesar-besarnya. Saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan agar tercipta karya tulis sejenis yang lebih baik.
vi
Penulis berharap mudah-mudahan hasil dalam penelitian ini dapat
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
SARI.................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.4 Disiplin Kelas...................................................................................... 13
3.1 Populasi............................................................................................ 28
3.2 Sampel.............................................................................................. 29
ix
3.6.3 Tahap Akhir Penelitian ............................................................. 38
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan........................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 82
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4. Indikator Tindakan yang Diambil Praktikan dalam Mengatasi Siswa yang
Mengganggu Kelas.............................................................................. 47
Tabel 4.7. Indikator Sikap Siswa Di Sekolah Latihan Apabila Diberi Kesempatan
untuk Bertanya.................................................................................... 49
Tabel 4.8. Indikator Perhatian Siswa Di Sekolah Latihan Terhadap Praktikan dalam
Melaksanakan KBM............................................................................ 50
Tabel 4.9. Indikator Siswa yang Membuat Gaduh di Dalam Kelas atau Mengganggu
PBM ................................................................................................. 52
Tabel 4.14. Indikator Buku Paket yang Disediakan Sekolah untuk Siswa.............. 55
xi
Tabel 4.15. Indikator Penggunaan Sumber atau Literatur Lain Selain Buku Paket
Tabel 4.18. Indikator Penyediaan Media Pengajaran oleh Sekolah dalam Menunjang
Tabel 4..23. Indikator Bantuan Guru Pamong kepada Praktikan dalam Menghadapi
Tabel 4.24. Indikator Bimbingan yang Dilaksanakan Guru Pamong pada Praktikan
......................................................................................................... 62
Tabel 4..25. Indikator Saran Khusus Guru Pamong pada Praktikan dalam
Tabel 4.26. Indikator Konsultasi dengan Guru Pamong yang Praktikan Laksanakan
........................................................................................................ 63
Tabel 4.27. Indikator Jumlah Partisipasi Mengajar yang Ditunggu Guru Pamong .. 64
Tabel 4.28. Deskriptif Faktor Bimbingan dan Bantuan Dosen Pembimbing ........... 64
xii
Tabel 4.29. Indikator Bimbingan yang Dilakukan Dosen Pembimbing Setelah
Tabel 4.30. Indikator Saran Khusus yang Diberikan Dosen Pembimbing kepada
Pembimbing ...................................................................................... 67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang
latihan lainnya.
kesiapan calon pendidik dapat dilihat dari tingkat keberhasilan mahasiswa dalam
melaksanakan PPL.
PPL 2004:3).
Masalah pokok yang dihadapi guru baik pemula maupun yang sudah
paling sering didiskusikan oleh pakar pendidikan dan para pengajar adalah
dapat mencapai tuntutan pengajaran secara efektif dan memungkinkan mereka dapat
belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi
pengajaran yang efektif. Tugas utama bagi guru yang paling sulit adalah mengelola
kelas. Oleh karena itu, mahasiswa praktikan sebagai calon guru dituntut harus dapat
mengelola kelas di sekolah latihan masih mendapat beberapa kendala karena masih
mengajar Hal ini dirasakan oleh sebagian besar mahasiswa Program Studi
persiapan dini sebelum melaksanakan praktik baik materi maupun kesiapan lainnya,
pengalaman yang didapatkan dalam praktik mengajar tidak dapat diperoleh secara
maksimal.
dengan hal itu, agar PPL berkualitas maka diperlukan adanya perbaikan-perbaikan
penting untuk diteliti sebagai usaha membantu mencari jalan keluar memecahkan
dihadapi oleh mahasiswa praktikan yaitu dalam mengelola kelas. Hal ini disebabkan
pembatasan masalah yang terlalu luas sehingga tidak dapat mengungkap masalah
pokok yang menjadi tujuan penelitian tersebut. Untuk itulah penelitian ini dilakukan
Berdasarkan asumsi dan pandangan tersebut di atas serta rencana populasi ini,
Tahun 2004."
1.2 PERMASALAHAN
2004 ?
4
sebagai berikut:
(Poerwodarminta 1984:474).
1984:553).
d. Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas
terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien
Dalam penelitian ini adalah pengelolaan kelas yang dilaksanakan oleh mahasiswa
2004.
f. Universitas Negeri Semarang adalah lembaga pendidikan tinggi yang salah satu
misi utamanya menyiapkan tenaga terdidik untuk siap bertugas dalam bidang
Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam
Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang melaksanakan atau telah
Untuk mempermudah proses penelitian ini, maka masalah yang ada dibatasi
situasi mengajar yang baik, sehingga dapat dikuasainya situasi belajar mengajar yang
lebih baik, memperhatikan suasana kelas sehingga jalannya pelajaran tidak terganggu
dengan cara menjaga ketertiban dan disiplin siswa, menciptakan suasana emosional
yang lebih baik, dengan menunjukkan sikap dan perhatian kelas dan anak, pada
siswa, fasilitas dan pembimbing dalam lingkup proses kegiatan belajar mengajar di
kelas.
7
a. Bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru, agar selalu berusaha
b. Bahan pertimbangan bagi guru pamong maupun dosen pembimbing PPL dalam
berkualitas.
skripsi, meliputi: halaman judul, halaman pengesahan, motto dan persembahan, sari,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, serta isi skripsi yang terdiri
Bab II Landasan Teori, yang terdiri dari kajian pustaka yang merupakan dasar
kuat. Sumber landasan teori adalah buku-buku referensi, kamus, maupun hasil
penelitian yang relevan. Pada intinya landasan teori dalam penelitian ini
guru dalam pengelolaan kelas, kepribadian guru dalam pengelolaan kelas, disiplin
Bab III Metode Penelitian, yang berisi tentang penjelasan mengenai metode
yang akan diterapkan dalam penelitian, yang terdiri dari populasi dan sampel
Bab V Penutup, yang terdiri dari simpulan dan saran. Yang berisi tentang
simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran penelitian yang terkait dengan hasil
penelitian.
Selain itu juga disertakan daftar pustaka pada bagian akhir skripsi dan
BAB II
LANDASAN TEORI
yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien (Soekarno 1996:81).
untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-
dinding) atau tempat siswa belajar. Tiap bangunan sekolah dibagi atas ruangan-
ruangan kelas yang sekaligus menunjukkan urutan tingkatannya. Kelas dalam arti
luas dapat diartikan sebagai kegiatan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa-siswa dalam suatu ruangan untuk suatu tingkat tertentu pada waktu atau jam
Kelas dapat pula diartikan sebagai ruangan di sekolah yang digunakan untuk
sekelompok siswa pada waktu sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang
sama. Dari batasan pengertian tersebut, maka ada persyaratan untuk menjadikan
kelas. Syaratnya yaitu adanya sekelompok siswa pada waktu yang sama bersama-
sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama, yang dimaksud disini
adalah kelas dengan sistem pengajaran klasikal dalam pelaksanaan pengajaran secara
Kelas adalah suatu kelompok siswa yang melakukan kegiatan belajar bersama
yang mendapat pengajaran dari seorang guru. Sebagai suatu kelompok sosial kelas
pada hakekatnya adalah suatu unit sosial yang bersama-sama memiliki tujuan dan
terbentuk secara formal yang berada di bawah satu pimpinan, yaitu guru.
mengajar yang efektif. Pengelolaan yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi
kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tesedia dapat dimanfaatkan secara
Oleh karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar tercapai kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar yang diharapkan (Suharsimi
1992:57-58).
dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Dalam kaitan ini termasuk
juga kegiatan mengatur orang dan tingkah lakunya., mengatur ruangan dan benda-
gangguan dalam proses belajar mengajar, dengan kata lain adalah kegiatan-kegiatan
kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat
harus sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pengelolaan kelas
pada hakekatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan
12
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
a. Fungsi Instruksional
Sepanjang sejarah keguruan, tugas dan fungsi guru adalah mengajar, sedang
b. Fungsi Educational
Fungsi educational ini harus merupakan fungsi sentral guru. Dalam fungsi ini
c. Fungsi Managerial
(Ametembun 1981:5).
aspek intelektual, akan tetapi berkenaan juga dengan aspek sikap, minat,
pelajaran adalah alat dan bukan tujuan didalam proses pendidikan siswa. Di
pengetahuan itu bagi kehidupannya baik sebagai individu , maupun sebagai anggota
depan kelas sangatlah dominan. Justru karena kelas merupakan wadah perpaduan
dari berbagai sifat pribadi yang berbeda-beda ada yang agresif, tenang, sabar,
pendiam, dan sebagainya. Guru dapat menciptakan integritas kelas yaitu dapat
menjalin persatuan dan kesatuan kelas secara harmonis, dan ini justru harus
memancar dari kepribadian guru sebagai suri tauladan bagi siswa-siswanya. Jadi
beberapa sifat guru yang perlu dimiliki dan perlu dikembangkan demi efektifitas
pekerjaan sebagai guru adalah tampang yang simpatik, hubungan manusiawi yang
pengelolaan kelas seorang guru. Bahkan ia merupakan suatu kriteria penting dalam
menilai kualitas kepemimpinan seorang guru. Disiplin adalah suatu keadaan tertib di
mana orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk kepada peraturan-
peraturan (tata tertib) yang telah ditetapkan dengan senang hati. Jadi disiplin kelas
14
adalah keadaan tertib dimana guru dan siswa-siswa yang tergabung dalam suatu
kelas tunduk kepada peraturan-peraturan (tata tertib) yang telah ditetapkan dengan
senang hati. Seorang guru harus menyadari bahwa suasana yang tertib dalam suatu
kelas merupakan prasyarat mutlak bagi proses belajar mengajar yang efektif
(Ametembun 1981:9).
kepada siswa dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi jika kebebasan siswa
mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat
di dalam kelas bukanlah disiplin yang kaku dan statis. Disiplin kelas bukanlah
sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar siswa melaksanakan tata tertib kelas
yang ditetapkan oleh guru dan peraturan sekolah. Disiplin dalam hal ini adalah usaha
membina secara terus menerus kesadaran dalam bekerja atau belajar dengan baik
mengajar secara lebih baik adalah penyediaan kondisi dan situasi yang
menguntungkan. Kondisi yang dimaksud bisa berupa kondisi emosional dan kondisi
fisik.
15
besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya
tujuan belajar.
emosional di dalam kelas. Bila seorang guru menerapkan tipe kepemimpinan yang
otoriter, maka akan menghasilkan sikap siswa yang apatis. Tapi dipihak lain juga
akan menumbuhkan sifat yang agresif. Tipe kepemimpinan yang otoriter siswa hanya
akan aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi maka semua aktifitas akan
menjadi menurun. Aktifitas proses belajar mengajar akan sangat bergantung pada
kepemimpinan ini biasanya tidak produktif, walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada
siswa lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan. Dalam tipe
kepemimpinan ini, biasanya aktifitas siswa lebih produktif kalau gurunya tidak ada.
Tipe ini paling cocok bagi siswa yang aktif, penuh kemauan, berinisiatif dan tidak
yang lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan
dasar saling memahami dan saling percaya. Sikap ini dapat membantu menciptakan
suasana yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang
optimal. Siswa akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun
16
tanpa diawasi guru. Dalam kondisi semacam ini biasanya problem pengelolaan kelas
kelasnya , pada umumnya lebih berhasil dalam menciptakan suasana emosional yang
baik di dalam kelas. Daripada seorang guru yang menerapkan tipe kepemimpinan
yang otoriter dan tipe kepemimpinan yang laizerfaire. Dewasa ini tipe
unit kerja akan berlangsung secara statis dan tidak memungkinkan anak-anak
berkembang secara maksimal sesuai dengan bakat minat dan kemampuan masing-
lingkungan suatu kelas untuk menciptakan dinamika kelas yang positif karena setiap
tanggap ini bisa ditunjukkan dengan berbagai cara, misalnya memandang secara
seksama, cara ini dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak pandang
serta interaksi secara pribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru untuk
a. Gerak mendekati, gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau
kesempatan. Perlu diusahakan agar guru dapat memperhatikan apa yang sedang
dilakukan oleh semua siswa. Tidak seharusnya bagi guru untuk terlalu terlibat
pada kegiatan seorang atau beberapa orang siswa saja. Apabila diperlukan guru
kemajuannya. Dengan demikian maka guru tidak terlibat dalam kegiatan siswa,
akan tetapi selalu siap membantu bila diperlukan (Popham dan Eva 1981:123).
c. Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketidak acuhan siswa. Apabila ada siswa
d. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang
takut dan karena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang melanggar
memberinya isyarat bahwa ia sedang diawasi. Isyarat itu dapat berupa petikan
jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan. Isyarat-isyarat ini akan membuat si
f. Tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus luwes tidak perlu
tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa hasil yang baik. Misalnya
apabila guru mengira bahwa siswa itu minta diperhatikannya. Jika menurut
perkiraan masalah itu tidak menggangu kelas, maka sebaiknya diabaikan saja.
Tetapi jika ada kemungkinan teman-teman terganggu atau tergoda oleh situasi
g. Menggunakan teknik yang keras, guru dapat menggunakan teknik ini, apabila
dihadapkan pada perilaku siswa yang jelas tidak dapat dikendalikan. Contoh yang
paling terkenal yaitu situasi dimana para remaja, biasanya gadis-gadis terkikih-
kikih. Hal semacam itu sering menular dan berlangsung terus walaupun si
dengan mempersilahkan seorang siswa yang tidak terkendalikan itu pergi keluar.
mengendalikan dirinya diluar lalu boleh kembali ke kelas (Popham dan Eva
1981:125).
a. Menarik perhatian orang lain. Tingkah laku siswa yang mencari perhatian
b. Mencari kekuasaan. Sikap siswa yang selalu mencari pertentangan pendapat, tak
mau diperintah, berbohong atau tidak mau berbuat apapun sama sekali (Soekarno
1996:83).
19
Berhubung dengan hal tersebut ada teknik sederhana untuk mengenali sikap
a. Jika guru merasa terganggu dengan tingkah laku seorang siswa, ini tanda bahwa
b. Jika guru merasa terancam / dikalahkan, itu berarti tingkah laku siswa mencari
(PBM) dengan situasi yang hidup dan produktif. Guru harus mengusahakan
persaingan yang positif dan mencegah konflik yang merugikan. Sebagai pengelola di
Sekali lagi ditekankan bahwa pembinaan hubungan baik dengan siswa dalam
masalah pengelolaan kelas sangat penting. Dengan hubungan baik antara guru dan
siswa, diharapkan senantiasa siswa gembira, penuh gairah dan semangat bersikap
optimistik dalam belajar yang sedang dilakukan. Misalnya guru yang berusaha
menciptakan suasana humor. Rasa humor guru dalam hubungan dengan siswa akan
mempunyai pengaruh yang positif dalam pengelolaan kelas, sepanjang rasa humor
itu berstruktur dengan baik. Rasa humor ini pun dapat merupakan saluran dari
kelas. Sehingga terbentuk hubungan yang baik antara guru dengan siswa. Di sini
20
guru adalah fungsi pembentukan hubungan pribadi itu. Jadi peranan guru adalah
berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan siswa yang
proses belajar. Kalau tempat duduknya bagus, dalam arti siswa dapat duduk dengan
tenang dan nyaman, maka siswa dapat belajar dengan tenang pula. Akan tetapi kalau
tempat duduk sudah rusak tidak ada sandarannya maka proses belajar siswa akan
terjadinya tatap muka, dimana dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku
mengajar. Beberapa pengaturan tempat duduk antara lain yaitu berbaris berbanjar,
1980:120).
(melaksanakan kegiatan belajar), apalagi kalau ruangan itu gelap (Wijaya dan
Rusyan 1991:120).
fisik yang dibutuhkan untuk situasi kelas yang baik. Misalnya ruangan kelas yang
cerah atau terang dengan udara yang segar dan bunyi atau suara tidak menggema
(Ametembun 1981:77).
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa, jendela harus cukup besar,
sehingga memungkinkan hangat sinar matahari masuk. Dengan ventilasi yang baik
memungkinkan siswa belajar dengan baik yaitu siswa dapat melihat tulisan dengan
jelas, baik tulisan di papan tulis maupun di buku bacaan, cahaya harus datang dari
Media atau sumber-sumber pengajaran ialah segala macam alat atau situasi
(b) Bahkan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga apabila guru mengajar untuk setiap mata
pelajaran.
(d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
(a) Media grafik/media dua dimensi seperti gambar, foto, bagan, poster, kartu dan
lain-lain.
(b) Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model pahat, model
(b) Membuat alat bantu pekerjaan yang sederhana, dengan maksud agar mudah
terdiri dari dua macam program yaitu mengenai teori pendidikan untuk membekali
pengetahuan teori dan praktik mengajar yang membekali calon guru dengan
bahwa pada umumnya program pendidikan guru dibagi atas dua bagian yaitu ilmu
keguruan dan praktik keguruan. Tujuan dari praktik keguruan tersebut adalah untuk
menyiapkan calon guru agar mampu dan siap menerima serta menjalankan tugasnya
PPL 2004:3).
kompetensi kemasyarakatan.
25
di dalam struktur program kurikulum Universitas Negeri Semarang. Oleh karena itu
dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang
lainnya.
Masalah pokok yang dihadapi guru baik pemula maupun yang sudah
dapat mencapai tuntutan pengajaran secara efektif dan memungkinkan mereka dapat
belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi
pengajaran yang efektif. Tugas utama bagi guru yang paling sulit adalah pengelolaan
kelas.
yang efektif. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat mutlak bagi
situasi mengajar yang baik, sehingga dapat dikuasainya situasi belajar mengajar yang
lebih baik, memperhatikan suasana kelas sehingga jalannya pelajaran tidak terganggu
dengan cara menjaga ketertiban dan disiplin siswa, menciptakan suasana emosional
yang lebih baik, dengan menunjukkan sikap dan perhatian kelas dan anak pada
dengan hal itu, agar PPL berkualitas maka diperlukan adanya perbaikan-perbaikan
Peningkatan
Kualitas Mahasiswa
Praktikan
Kendala-kendala
Mahasiswa Masalah Pengelolaan
Praktikan Kelas
Variabel:Mahasiswa
Tabulasi dan Input Data Siswa
Analisa Data Fasilitas
Pembimbing
Pembahasan
Masalah
BAB III
METODE PENELITIAN
Suatu metode atau cara yang tepat sangat diperlukan dalam setiap tindakan
untuk melaksanakan arah atau rencana yang telah ditentukan. Hal ini ditujukan agar
segala rencana tersebut dapat dilaksanakan secara tepat dan berdaya guna. Demikian
pula yang telah dilakukan dalam suatu penelitian senantiasa ditujukan untuk
dapat diuji dan dibuktikan secara ilmiah. Hasil penelitian dipandang memiliki bobot
dan langkah yang tepat serta benar disesuaikan dengan kerangka penelitian ilmiah.
Mengenai bobot ilmiah sutu penelitian dikemukakan oleh seorang ahli dalam bidang
penelitian yaitu “…
.tinggi rendahnya suatu hasil dari research tidak diukur besar
Adapun aspek-aspek yang akan dibahas dalam metode penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3.1 Populasi
memberikan informasi yang berguna bagi masalah penelitian disebut populasi atau
univers. Jika seluruh sumber data atau populasi diteliti atau diungkap informasinya,
kesimpulan yang diperoleh dapat dipercaya, akan tetapi peluangnya sangat kecil
29
mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan lain-lain (Sudjana dan Ibrahim
2001:84).
Dalam penelitian ini subyek yang menjadi populasi adalah semua mahasiswa
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lapangan (PPL) pada tahun 2004, yaitu sebanyak 76 orang, (Lampiran 1 halaman
83).
dan relatif kecil, sehingga dapat dijangkau oleh kemampuan peneliti. Maka seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian, oleh karena itu penelitian ini merupakan
3.2 Sampel
(Suharsimi 1998:120).
Karena populasi dalam penelitian ini jumlahnya kurang dari 100 orang maka
Variabel penelitian adalah obyek yang sedang di teliti atau diselidiki (Hadi
2001:4). Menurut ahli yang lain, menyebutkan bahwa variabel penelitian adalah
Jadi variabel penelitian menurut penulis adalah segala sesuatu yang dijadikan
variabel yang lebih kecil dengan cara memecah-mecah variabel menjadi sub variabel.
(Suharsimi 1998:104).
diungkap.
variabel yaitu: variabel mahasiswa, variabel siswa, variabel fasilitas dan variabel
pembimbing.
31
2) Buku-buku pelajaran
3) Media pengajaran
Sekolah Latihan Tahun 2004 yang di akan disusun dalam item-item pertanyaan
yang terdapat pada instrumen penelitian ini yaitu angket atau kuesioner.
deskriptif dengan metode survei. Metode survei adalah penelitian yang diadakan
32
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-
Survei adalah cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu
dalam waktu atau jangka waktu yang bersamaan dan jumlahnya biasanya besar.
Dalam metode survei juga dikerjakan dalam menangani situasi atau masalah yang
serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana (Suharsimi 1998:92).
perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena
Tehnik yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini terdiri
a. Metode dokumentasi
b. Metode Angket.
33
melengkapi saja, yaitu untuk memperoleh informasi tentang daftar peserta PPL yang
dijadikan populasi, nama dan lokasi sekolah latihan yang dipergunakan untuk
keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu atau responden. Caranya, melalui
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
dijawab oleh responden dengan tidak ada batas waktu, dapat dibuat anonim
sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab, dan dapat di
buat standar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar
sama.
responden sengaja memberikan jawaban tidak betul atau kurang jujur, sering tidak
kembali terutama jika dikirimkan lewat pos dan waktu kembalinya tidak bersamaan
1998:141-142 ).
apabila item pertanyaan dalam angket tersebut sudah tersedia jawabannya dan
berikut :
a. Bahwa subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri .
Praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
35
Sekolah-Sekolah Latihan Tahun 2004. Dalam tahap ini kuesioner yang telah disusun
- Buku-buku pelajaran
- Media pengajaran
berikut :
3.6.2.1.1 Validitas
kegiatan uji coba dengan sasaran sebagai sampel penelitian. Validitas adalah suatu
36
(Suharsimi 1998:160).
diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Validitas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah validitas logis, artinya
dalam menyusun instrumen sesuai teori, seperti dengan cara memecah variabel
N × ∑ XY − (∑ X ) × (∑ Y )
rXY =
{N × ∑ X 2
}{
− (∑ X ) N × ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
}
Keterangan:
X = skor faktor
masing-masing faktor > harga r tabel. Apabila rXY > rtabel maka angket tersebut valid.
Pada α = 5% dengan n = 10 diperoleh rtabel = 0,632. karena rXY > rtabel, maka dapat
37
diinginkan..
3.6.2.1.2 Reliabilitas
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen
diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan (Suharsimi
1998 :152).
k Σσ f
2
r11 = 1−
k − 1 σt
2
dimana :
k = Banyaknya faktor
Dari uji reliabilitas instrumen dengan 10 responden didapatkan harga r11 = 0.939.
Selanjutnya adalah mengkonsultasikan pada harga r tabel. Apabila r11 > rtabel maka
r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel. Untuk
tingkat reliabilitas angket berada pada rentang 0,800 – 1 berarti instrumen tersebut
Karena dalam mengisi angket uji coba, responden tidak mengalami kesulitan
dan setelah diuji validitas dan reliabilitasnya memenuhi syarat untuk dijadikan
sebagai alat pengumpul data, maka angket tersebut dapat langsung ditindak lanjuti
disebarkan secara langsung dengan cara mendatangi dan secara langsung bertemu
dihadapan peneliti, dengan alasan agar jawaban yang diinginkan benar-benar berasal
dari responden tanpa ada pengaruh dari pihak lain. Setelah selesai kuesioner
Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan analisis data, data yang diperoleh
penskoringan. Data yang terkumpul berupa data kuantitatif yaitu data yang berupa
39
a. Penyebaran angket memakan banyak waktu, karena angket harus ditunggu dan
langsung dikembalikan. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa angket harus
Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang
terpenting dalam suatu penelitian, apabila analisis salah, maka dalam pengambilan
kesimpulan tentu akan salah juga. Untuk menganalisis data diperlukan tehnik analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel
frekuensi, karena data-data yang akan di analisis berupa frekuensi, maka cara
Menurut seorang ahli dalam bidang penelitian menyebutkan bahwa data yang
1998:246).
3.8.1 Editing
dalam kuesioner tersebut telah terisi semua atau belum. Proses editing dapat
dilakukan juga setelah kuesioner selesai di jawab responden langsung pada saat itu
juga.
3.8.2 Skoring
Merupakan kegiatan berupa pemberian nilai atau skor pada item jawaban
dalam daftar pertanyaan atau angket, untuk memperoleh data kuantitatif yang
kemudian dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui keadaan atau kategori dari tiap-
Untuk keperluan analisis ini terlebih dahulu jawaban yang akan diberikan
menggunakan analisis ini akan lebih efektif dalam mengerjakannya dan bentuknya
lebih sederhana, sehingga mudah dipahami dan diketahui oleh orang lain yang
membacanya.
(%) atau disebut prosentages corection. Adapun rumus Deskriptif Persentase adalah
sebagai berikut :
n
DP = x100%
N
Keterangan :
Skormaksimal
x100%
Skormaksimal
BAB IV
Pengolahan data hasil penelitian dari jawaban yang diperoleh dari responden
Tahun 2004 berupa data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-
Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam
Hasil analisis data disajikan dengan cara dijumlahkan dan dibandingkan dengan
kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Hal ini dimaksudkan
penelitian tersebut.
Tahun 2004 berdasarkan data yang diperoleh dari masing-masing indikator pada
pertanyaan, yaitu butir 1 sampai butir 4, perolehan hasil seperti pada tabel 4.1.
712. Skor tersebut mencapai 67.42 % dari skor maksimal sebesar 1056, berdasarkan
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 1, yang mengungkap apakah pada
belum terbiasa berbicara di depan kelas, 19.70% menyatakan kurang lancar karena
kurang persiapan diri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.2.
pengelolaan kelas) untuk menumbuhkan suasana emosional yang baik di dalam kelas
1.52% menerapkan tipe kepemimpinan yang bersifat otoriter. Untuk lebih jelasnya
Tabel 4.3. Tipe kepemimpinan yang Praktikan Terapkan dalam Pelaksanaan PBM
NO. Tipe kepemimpinan yang praktikan terapkan Jumlah %
dalam pelaksanaan PBM Responden
a Tipe kepemimpinan yang demokratis. 16 24.24%
b Tipe kepemimpinan yang berdisiplin. 20 30.30%
c Tipe kepemimpinan yang bersifat laizerfaire. 29 43.94%
d Tipe kepemimpinan yang bersifat otoriter 1 1.52%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 3, mengungkap tindakan apa yang diambil praktikan bila ada
siswa yang mengganggu ketertiban kelas, misalnya ada siswa yang membuat gaduh
di dalam kelas atau mengganggu siswa lain? Jawaban dari praktikan adalah 12.12%
menyatakan dengan menggunakan pesan non verbal baik berupa isyarat tangan,
bahu, kepala, alis dsb, 51.52% menyatakan dengan cara mendekati siswa tersebut,
33.33% menyatakan dengan cara menegur atau memberi ceramah tentang kesalahan
pada waktu itu, dan 3.03% menyatakan dengan menyuruhnya keluar kelas Untuk
Tabel 4.4 Tindakan yang Diambil Praktikan dalam Mengatasi Siswa yang
Mengganggu Kelas
NO. Tindakan yang diambil praktikan dalam Jumlah %
mengatasi siswa yang mengganggu kelas Responden
a dengan menggunakan isyarat non verbal, baik 8 12.12%
berupa isyarat tangan, bahu, kepala, alis dsb
b dengan cara mendekati siswa tersebut 34 51.52%
c dengan cara menegur atau memberi ceramah 22 33.33%
tentang kesalahan pada waktu itu
d dengan menyuruhnya keluar kelas 2 3.03%
Jumlah 66 100,00%
kondisi kelas yang optimal di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti
Jawaban dari praktikan adalah 6.06% menyatakan selalu, agar siswa tidak bosan
dalam mengikuti pelajaran, 21.21% menyatakan sering agar siswa tidak bosan dalam
10.61% menyatakan jarang karena hanya mengganggu saja. Untuk lebih jelasnya
pertanyaan, yaitu butir 5 sampai butir 7, perolehan hasil seperti pada tabel 4.6.
Hasil perhitungan data sikap siswa di dalam kelas memperoleh skor sebesar
479. Skor tersebut mencapai 63,61 % dari skor maksimal 792, berdasarkan kriteria
kendala. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap siswa di dalam kelas cukup
sekolah-sekolah latihan.
49
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 5 yang mengungkap bagaimana sikap
belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas) misalnya bila diberi
siswa yang menggunakan kesempatan bertanya. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat
Tabel 4.7. Sikap Siswa Di Sekolah Latihan Apabila Diberi Kesempatan untuk
Bertanya
NO. Sikap siswa di sekolah latihan apabila diberi Jumlah %
kesempatan untuk bertanya Responden
a Siswa memberi respon aktif bertanya. 4 6.06%
b Sebagiab besar siswa menggunakan 29 43.94%
kesempatan bertanya.
c Hanya sedikit siswa yang bertanya 33 50.00%
d Siswa diam saja 0 0.00%
Jumlah 66 100,00%
selalu aktif bertanya, 48.48% menyatakan siswa cukup memperhatikan dan siswa
siswa kurang memperhatikan dan ada beberapa siswa yang mengantuk dan 13.64%
menyatakan siswa jarang memperhatikan dan mereka berbicara sendiri. Untuk lebih
belajar mengajar (dalam arti melaksanakan pengelolaan kelas) apakah ada siswa
yang membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu siswa lain? Jawaban dari
responden adalah 4.54% menyatakan tidak ada siswa yang membuat gaduh di dalam
kelas, 22.73% menyatakan jarang siswa yang membuat gaduh di dalam kelas dan
60.61% menyatakan kadang-kadang ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas
dan 12.12% menyatakan sering ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas.
Tabel 4.9. Siswa yang Membuat Gaduh di Dalam Kelas atau Mengganggu Siswa
Lain
NO. Siswa yang membuat gaduh di dalam Jumlah %
kelas atau mengganggu siswa lain Responden
a tidak ada siswa yang membuat gaduh di 3 4.54%
dalam kelas
b jarang siswa yang membuat gaduh di 15 22.73%
dalam kelas
c kadang-kadang ada siswa yang membuat 39 60.61%
gaduh di dalam kelas
d sering ada siswa yang membuat gaduh di 8 12.12%
dalam kelas
Jumlah 66 100,00%
yaitu pertanyaan butir 8 dan butir 9, perolehan hasil seperti pada tabel 4.10.
Hasil perhitungan data keadaan ruang kelas diperoleh skor sebesar 295. Skor
tersebut mencapai 55.68% dari skor maksimal 528. Berdasarkan kriteria yang telah
demikian dapat dikatakan bahwa keadaan ruang kelas menjadi kendala bagi
menyatakan kurang menunjang karena ventilasi kurang baik, dan 0.03% menyatakan
tidak menunjang karena ventilasi tidak baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dari lingkungan fisik ruang kelas apakah praktikan dalam melaksanakan proses
53
belajasr mengajar mampu memusatkan perhatian pada setiap individu ? Jawaban dari
praktikan (responden) adalah 3.03% menyatakan ya, mampu karena tempat duduk
guru memakai kursi yang tinggi, 7.58% menyatakan ya, mampu karena di depan
kelas lantainya lebih tinggi (seperti panggung), 48.48% menyatakan ya, mampu
karena tempat duduk guru sejajar dengan tempat duduk siswa, dan 40.91%
menyatakan kurang, karena di depan kelas lantainya tidak tinggi. Untuk lebih
yaitu pertanyaan butir 10 dan pertanyaan butir 11, perolehan hasil seperti pada tabel
4.13.
54
Hasil perhitungan data buku-buku pelajaran diperoleh skor sebesar 344. Skor
tersebut mencapai 65.15% dari skor maksimal sebesar 528, berdasarkan kriteria yang
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 10 yang mengungkap apakah buku
paket untuk siswa yang disediakan oleh sekolah memadai untuk dilaksanakannya
proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas)? Jawaban dari
praktikan (responden) adalah 12,12% menyatakan ya, sangat memadai karena semua
siswa mendapat buku, 22.73% menyatakan ya, cukup memadai karena sebagian
besar siswa yang mendapat buku paket, 43.94% menyatakan kurang memadai,
karena hanya sebagian saja siswa yang mendapat buku paket, dan 21.21%
menyatakan tidak memadai karena sekolah tidak menyediakan. Untuk lebih lebih
sumber atau literatur lain? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 31.82%
31.82% menyatakan sering, agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti
Tabel 4.15. Penggunaan Sumber atau Literatur Lain Selain Buku Paket dalam PBM
NO Penggunaan sumber atau literatur lain selain Jumlah %
. buku paket dalam PBM Responden
a Selalu, agar siswa lebih memperhatikan dalam 21 31.82%
mengikuti pelajaran
b Sering agar siswa tidak bosan dalam mengikuti 21 31.82%
pelajaran.
c Kadang-kadang sesuai dengan kebutuhan 24 36.36%
d Tidak pernah karena sudah cukup dengan buku 0 0.00%
paket
Jumlah 66 100,00%
56
yaitu pertanyaan butir 12 sampai butir 15, perolehan hasil seperti pada tabel 4.16.
Hasil perhitungan data media pengajaran memperoleh skor sebesar 675. skor
tersebut mencapai 63.92% dari skor maksimal sebesar 1056. Berdasarkan kriteria
kendala. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media pengajaran cukup menjadi
kesulitan karena bisa membuat sendiri, 36.36% menyatakan agak sulit karena
memakan banyak waktu dan biaya dalam pembuatannya, dan 24.24% menyatakan
57
sulit karena sekolah tidak menyediakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti
karena hanya sebagian saja media pengajaran yang sudah tersedia dan 3.03%
yang optimal, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan
pengelolaan kelas) apakah praktikan menggunakan media lain selain papan tulis?
Jawaban dari praktikan (responden) adalah 7.58% menyatakan selalu agar siswa
siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran, 72.24% menyatakan kadang-
kadang, sesuai dengan kebutuhan, dan 6.06% menyatakan tidak pernah karena sudah
cukup dengan papan tulis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.19.
siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, 54.55% menyatakan ya, karena
memperlancar komunikasi dengan para siswa dan 21.21% menyatakan ya, karena
suasana menjadi hangat dan bersahabat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti
Hasil perhitungan data bimbingan dan bantuan guru pamong diperoleh skor
sebesar 1044. Skor tersebut mencapai 65.91% dari skor maksimal sebesar 1584.
yang dilakukan teman praktikan? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 12.12%
menyatakan ya, setiap kali teman praktikan mengajar, 56.06% menyatakan pernah
beberapa kali, 21.21% menyatakan pernah satu kali, dan 10.61% menyatakan tidak
pernah. Untuk lebih jelasnya dapat diliaht seperti pada tabel 4.22.
ya, setiap kali ada siswa yang mengganggu, 68.18% menyatakan ya, pernah beberapa
kali, 22.73% menyatakan ya, pernah satu kali dan 3.03% menyatakan tidak pernah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.23 sebagai berikut.
Tabel 4.23. Bantuan Guru Pamong kepada Praktikan dalam Menghadapi Siswa
yang Mengganggu PBM
NO. Bantuan Guru Pamong kepada praktikan dalam Jumlah %
menghadapi siswa yang mengganggu PBM Responden
a Setiap kali teman praktikan mengajar 4 6.06%
b Pernah beberapa kali 45 68.18%
c Pernah satu kali 15 22.73%
d Tidak pernah 2 3.03%
Jumlah 66 100,00%
62
memberi saran perbaikan dan pengarahan, dan 6.06% menyatakan jarang memberi
saran perbaikan dan pengarahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel
proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas) misalnya bila
menghadapi problem siswa yang suka membuat gaduh di dalam kelas atau
27.27% menyatakan guru pamong sering memberikan saran dan pengarahan serta
saran dan pengarahan serta cara mengatasinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 4.25. Saran Khusus Guru Pamong pada Praktikan dalam Menghadapi Problem
Siswa yang Mengganggu di Kelas
NO. Saran khusus Guru Pamong pada praktikan Jumlah %
dalam menghadapi problem siswa yang Responden
mengganggu di kelas
a Selalu memberikan saran dan pengarahan 9 13.64%
serta cara mengatasinya
b Sering memberikan saran dan pengarahan 18 27.27%
serta cara mengatasinya
c Kadang-kadang memberikan saran dan 36 54.55%
pengarahan serta cara mengatasinya
d Jarang memberikan saran dan pengarahan 3 4.55%
serta cara mengatasinya
Jumlah 66 100,00%
menyatakan setiap kali penampilan, 50.00% menyatakan setiap dua kali penampilan,
12.12% menyatakan berkonsultasi dengan guru pamong setiap tiga kali penampilan,
dan 1.52% menyatakan setiap empat kali penampilan. Untuk lebih jelasnya dapat
menyatakan 8 kali atau lebih, 6.06% menyatakan 6-7 kali penampilan, 45.45%
penampilan atau kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.27.
skor 504. skor tersebut mencapai 47.73% dari skor maksimal 1056. berdasarkan
perbaikan dan pengarahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.29.
menghadapi problem siswa yang suka membuat gaduh di dalam kelas atau
menyatakan dosen pembimbing sering memberikan saran dan pengarahan serta cara
pengarahan dan cara mengatasinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada
tabel 4.30.
Tabel 4.30. Saran Khusus yang Diberikan Dosen Pembimbing kepada Praktikan
dalam Menghadapi Problem Siswa
NO. Saran Khusus yang diberikan Dosen Jumlah %
Pembimbing kepada praktikan dalam Responden
menghadapi problem siswa
a Selalu memberi saran pengarahan dan cara 6 9.09%
mengatasinya
b Sering memberikan saran pengarahan dan 6 9.09%
cara mengatasinya
c Kadang-kadang memberikan saran 30 45.46%
pengarahan dan cara mengatasinya
d Jarang memberikan saran pengarahan dan 24 36.36%
cara mengatasinya
Jumlah 66 100.00%
empat kali atau lebih, 22.73% menyatakan tiga kali, 46.97% menyatakan sebanyak
dua kali, dan 21.21% menyatakan satu kali atau tidak pernah. Untuk lebih jelasnya
empat kali atau lebih, 6.06% menyatakan tiga kali, 37.88% menyatakan dua kali, dan
51.52% menyatakan satu kali atau tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pelajaran, media pengajaran, bimbingan dan bantuan guru pamong termasuk kategori
baik dari mahasiswa, sikap siswa di dalam kelas, fasilitas buku-buku pelajaran,
Mahasiswa praktikan mendapat kendala dari fasilitas keadaan ruang kelas dan dari
cukup terganggu. Kalau sekarang masih ada penilaian dari pihak tertentu yang
bukan rata-rata atau kriteria yang mereka gunakan adalah kriteria guru yang sudah
ini biasanya tidak produktif, walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada siswa lebih
kepemimpinan ini, biasanya aktifitas siswa lebih produktif kalau gurunya tidak ada.
69
Tipe ini paling cocok bagi siswa yang aktif, penuh kemauan, berinisiatif dan tidak
positif karena setiap personal tidak bergerak kearah tujuan yang sama
Tindakan yang praktikan lakukan bila ada siswa yang mengganggu ketertiban
kelas, rata-rata praktikan dengan cara mendekati siswa. Tindakan ini dilakukan jika
mendekati ini biasanya cukup efektif bila seorang siswa mulai bertingkah. Kehadiran
guru dapat membuatnya takut, dan akan menghentikan dari perbuatan mengganggu
ketertiban kelas, tanpa perlu menegur. Namun apabila siswa tetap tidak
menegur atau memberi ceramah tentang kesalahan yang dibuat pada saat itu.
diperlukan. Rasa humor guru dalam hubungan dengan siswa akan berpengaruh
positif dalam pengelolaan kelas. Sepanjang rasa humor tersebut berstruktur dengan
baik. Rasa humor inipun dapat merupakan saluran dari berbagai tekanan emosional.
tahun 2004 cukup mendapat kendala pada faktor pelaksanaan penyelenggaraan kelas.
70
dalam kategori cukup mendapat kendala. Praktikan rata-rata menyatakan sikap siswa
di dalam kelas (dalam proses belajar mengajar) bila diberi kesempatan bertanya,
hanya sedikit siswa yang memberikan respon aktif bertanya atau jarang siswa yang
cukup memperhatikan dan siswa selalu menulis materi pelajaran yang disampaikan
praktikan.
menyatakan kadang-kadang ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas. Ini bisa
sikap siswa yang melanggar disiplin kelas. Di dalam kelas guru dituntut
menyelengarakan proses belajar mengajar dengan situasi yang hidup dan produktif.
Guru harus mengusahakan persaingan yang positif dan mencegah konflik yang
Dengan demikian faktor sikap siswa di dalam kelas cukup menjadi kendala
Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam
55.68% dalam kriteria mendapat kendala. Ditinjau dari pencahayaan ruang kelas,
rata-rata praktikan menyatakan cukup menunjang karena ventilasi cukup baik. Tapi
sebagian siswa juga menyatakan bahwa pencahayaan ruang kelas di sekolah latihan
kurang menunjang karena ventilasi kurang baik. Ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan siswa, jendela harus cukup besar, sehingga memungkinkan hangat sinar
matahari masuk. Dengan ventilasi yang baik memungkinkan siswa belajar dengan
baik yaitu siswa dapat melihat tulisan dengan jelas, baik tulisan di papan tullis
maupun di buku bacaan, cahaya harus datang dari kanan, tidak menyilaukan.
siswa, karena tempat duduk guru sejajar dengan tempat duduk siswa. Ada sebagian
setiap siswa karena di depan kelas lantainya tidak tinggi. Hal ini menyebabkan
praktikan mengalami kesulitan dalam mengontrol tingkah laku siswa di dalam kelas.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor keadaan ruang kelas menjadi
2004.
72
cukup menjadi kendala. Dikatakan demikian karena buku-buku yang disediakan oleh
sekolah kurang memadai, sehingga proses belajar mengajar berjalan kurang efektif.
Siswa jarang yang memiliki buku pegangan sendiri sehingga siswa hanya mencatat
menggunakan sumber atau literatur lain yang berhubungan dengan materi yang
disampaikan. Hal ini dilakukan karena materi yang ada pada buku paket tidak
tahun 2004.
media pengajaran yang dibutuhkan cukup sulit didapatkan karena di sekolah kurang
memadai.
73
disediakan oleh sekolah jumlahnya kurang menunjang karena hanya sebagian saja
kelas yang optimal, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti
tahun 2004 cukup mendapat kendala dalam hal penyediaan media pengajaran.
Praktikan rata-rata diberi kesempatan beberapa kali oleh guru pamong untuk
pengelolaan kelas) yang dilakukan oleh praktikan lain. Hal ini dimaksudkan agar
menyatakan bahwa guru pamong pernah beberapa kali memberikan bantuan untuk
menyelesaikannya.
apakah ada koreksi dan perbaikan terhadap praktik mengajar yang telah
dilaksanakan.
menghadapi problem siswa yang membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu
pamong setiap dua kali penampilan, bahkan sebagian juga mengadakan konsultasi
pada setiap kali penampilan mengajar. Dengan semakin banyak intensitas konsultasi
atau bimbingan yang dilakukan oleh praktikan pada guru pamong maka kesulitan
tahun 2004 cukup mendapat kendala pada bimbingan dan bantuan guru pamong.
menghadapi problem siswa yang membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu
rata-rata dua kali. Sedangkan jumlah partisipasi mengajar yang ditunggu dosen
praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
sekolah-sekolah latihan tahun 2004 mendapat kendala pada bimbingan dan bantuan
dosen pembimbing.
76
pengelolaan kelas, faktor sikap siswa di dalam kelas, faktor fasilitas buku-buku
pelajaran, faktor fasilitas media pengajaran, dan faktor bimbingan dan bantuan guru
pamong dalam kriteria cukup menjadi kendala. Sedangkan faktor fasilitas keadaan
ruang kelas dan faktor bimbingan dan bantuan dosen pembimbing dalam kriteria
menjadi kendala.
skor terkecil dengan kriteria menjadi kendala. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa faktor ini merupakan faktor dominan yang menjadi kendala dalam
latihan.
77
BAB V
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa kendala-
pengelolaan kelas, faktor sikap siswa di dalam kelas, faktor fasilitas buku-buku
pelajaran, faktor fasilitas media pengajaran, dan faktor bimbingan dan bantuan guru
pamong dalam kriteria cukup menjadi kendala. Sedangkan faktor fasilitas keadaan
ruang kelas dan faktor bimbingan dan bantuan dosen pembimbing dalam kriteria
67.42%.
b. Sikap siswa di dalam kelas kelas dengan tingkat persentase sebesar 60.48%.
f. Bimbingan dan bantuan guru pamong dengan tingkat persentase sebesar 65.91%.
47.73%.
78
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan tersebut maka saran yang dapat diberikan dari hasil
belajar mengajar baik dari segi materi maupun metode yang digunakan dalam
kerjasama dengan siswa melalui sistem pengajaran yang efektif. Hal ini dapat
e. Bagi dosen pembimbing hendaknya dalam proses bimbingan juga lebih intensif
pembimbing.
79
pengelolaan kelas, oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut lagi pada
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun, N.A. 1981. Guru dan Administrasi Sekolah. Bandung: FIP IKIP
Bandung.
Joni, Raka T. 1980. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Proyek Pembinaan Pendidikan Guru
(P3G) Depdikbud.
Nawawi, Handari. 1986. Organisasi Kelas dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Nurbahri. 1986. Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar PMP. Jakarta:
Depdikbud Universitas Terbuka.
Popham, W, James dan Eva L Baker. 1981. Bagaimana Mengajar Secara Sistimatis.
Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1985. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES.
Soekarno, Thomas. 1996. Manajemen Kelas dan Interaksi Manusiawi dalam Proses
Belajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang PRESS.
Sugiyanto dan Sudjarwo. 1993. Materi Pokok Perkembangan dan Belajar Gerak.
Jakarta: Depdikbud, Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
81
UPT PPL. 2004. Pedoman PPL Universitas Negeri Semarang. Semarang: Depdiknas
UNNES UPT PPL
Usman, Moh, Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wijaya, Cece dan Rusyan Tabrani. 1991. Kemapuan Dasar Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.
82
88
Lampiran 3
LEMBAR PENGANTAR
KUESIONER PENELITIAN
Bantuian yang saya maksud adalah kesediaan anda untuk menjawab seperti
Oleh karena itu saya mohon agar jawaban anda benar-benar sesuai dengan
keadaan yang sebenar-benarnya, sehingga jawaban anda dapat saya gunakan untuk
Atas bantuan dan kesediaan anda saya ucapkan banyak terima kasih
Hormat saya
Wigiarto
NIM.5114000037
89
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
NIM :
Petunjuk pengisian:
Ø Pilih salah satu alternatif jawaban yang paling tepat dengan cara
memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada setiap butir
pertanyaan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Ø Identitas dan jawaban responden dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.
Pertanyaan-pertanyaan :
9. Ditinjau dari lingkungan fisik ruang kelas, apakah anda mampu memusatkan
perhatian pada setiap individu ?
a. ya, karena tempat duduk guru memakai kursi yang tinggi
b. ya, karena di depan kelas lantainya lebih tinggi (seperti panggung)
c. ya, karena tempat duduk guru sejajar dengan tempat duduk siswa
d. kurang, karena di depan kelas lantainya tidak tinggi
B. Buku-buku pelajaran
10. Apakah buku paket untuk siswa yang disediakan sekolah memadai /
menunjang untuk dilaksanakannya proses belajar mengajar (dalam arti
pelaksanaan pengelolaan kelas) ?
a. ya, memadai karena semua siswa mendapat buku paket
b. ya, cukup memadai karena sebagian besar siswa mendaat buku paket
c. kurang memadai, karena hanya sebagian siswa yang mendapatkan buku
paket
d. tidak memadai, karena sekolah tidak menyediakan buku paket
93
11. Dalam mempertahankan kondisi kelas yang optimal selain menggunakan buku
paket, apakah anda selalu menggunakan sumber atau literatur lain ?
a. selalu, agar siswa lebih memperhatikan dalam mengikuti pelajaran
b. sering, agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran
c. kadang-kadang sesuai dengan kebutuhan
d. tidak pernah karena sudah cukup dengan buku paket saja.
C. Media pengajaran
12. Apakah anda merasa kesulitan untuk mendapatkan media pengajaran yang
anda butuhkan ?
a. tidak, karena sekolah sudah menyediakan
b. tidak, karena biasa membuat sendiri
c. agak sulit karena banyak memakan waktu dan biaya dalam pembuatannya
d. ya, sulit karena sekolah tidak menyediakan.
13. Apakah dengan media atau alat pengajaran yang disediakan oleh sekolah
jumlahnya menunjang untuk dilaksanakannya proses belajar mengajar,
sehingga akan memperlancar jalannya pengelolaan kelas ?
a. ya, menunjang karena semua media pengajaran sudah tersedia
b. ya, cukup menunjang karena sebagian besar media pengajaran yang sudah
tersedia
c. kurang menunjang karena hanya sebagian saja media pengajaran yang
sudah tersedia
d. tidak menunjang karena sekolah tidak menyediakan media pengajaran
94
15. Apakah dengan media pengajaran yang anda gunakan, pengajaran anda
(komunikasi anda dengan siswa) menjadi lebih efektif ?
a. ya, karena siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran
b. ya, karena memperlancar komunikasi dengan para siswa
c. ya, karena suasana menjadi hangat dan bersahabat
d. ya, walaupun banyak memakan waktu dan bertele-tele.
17. Bila anda menghadapi problem siswa yang menggangu proses belajar
mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas) apakah guru pamong
anda memberikan bantuan untuk menyelesaikannya ?
a. ya, setiap kali ada siswa yang mengganggu
b. ya, pernah beberapa kali
c. ya, pernah satu kali
d. tidak pernah
95
19. Apakah guru pamong anda memberikan saran khusus, yang membantu
kesuksesan anda dalam melaksanakan proses belajar mengajar (dalam arti
pelaksanaan pengelolaan kelas) misalnya dalam menghadapi problem siswa
yang membuat gaduh di dalam kelas atau menggangu siswa lain ?
a. selalu memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
b. sering memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
c. kadang-kadang memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
d. jarang memberikan saran dan pengarahan
20. Berapa kalikah konsultasi dengan guru pamong yang anda laksanakan?
a. setiap kali penampilan
b. setiap dua kali penampilan
c. setiap tiga kali penampilan
d. setiap empat kali penampilan
23. Apakah dosen pembimbing anda memberikan saran khusus yang membantu
kesuksesan anda dalam melaksanakan proses belajar mengajar (dalam arti
pelaksanaan pengelolaan kelas) misalnya bila menghadapi problem siswa yang
membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu siswa lain?
a. selalu memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
b. sering memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
c. kadang-kadang memberikan saran dan pengarahan serta cara
mengatasinya
d. jarang memberikan saaran dan perbaikan
Lampiran 6
No. X Y X2 Y2 XY
1 14 88 196 7744 1232
2 15 88 225 7744 1320
3 15 83 225 6889 1245
4 12 80 144 6400 960
5 15 79 225 6241 1185
6 12 71 144 5041 852
7 11 69 121 4761 759
8 8 62 64 3844 496
9 8 50 64 2500 400
10 8 50 64 2500 400
118 720 1472 53664 8849
Dari hasil perhitungan diperoleh rXY = 0.926 sedang rtabel =0.632 dengan
No. X Y X2 Y2 XY
1 10 88 100 7744 880
2 11 88 121 7744 968
3 10 83 100 6889 830
4 8 80 64 6400 640
5 9 79 81 6241 711
6 8 71 64 5041 568
7 9 69 81 4761 621
8 9 62 81 3844 558
9 6 50 36 2500 300
10 6 50 36 2500 300
86 720 764 53664 6376
Dari hasil perhitungan diperoleh rXY = 0.872sedang rtabel =0.632 dengan taraf
No. X Y X2 Y2 XY
1 8 88 64 7744 704
2 7 88 49 7744 616
3 6 83 36 6889 498
4 8 80 64 6400 640
5 6 79 36 6241 474
6 6 71 36 5041 426
7 5 69 25 4761 345
8 6 62 36 3844 372
9 4 50 16 2500 200
10 4 50 16 2500 200
60 720 378 53664 4475
Dari hasil perhitungan diperoleh rXY = 0.855 sedang rtabel =0.632 dengan
No. X Y X2 Y2 XY
1 6 88 36 7744 528
2 8 88 64 7744 704
3 6 83 36 6889 498
4 6 80 36 6400 480
5 7 79 49 6241 553
6 6 71 36 5041 426
7 5 69 25 4761 345
8 4 62 16 3844 248
9 4 50 16 2500 200
10 4 50 16 2500 200
56 720 330 53664 4182
Dari hasil perhitungan diperoleh rXY = 0.867sedang rtabel =0.632 dengan taraf
No. X Y X2 Y2 XY
1 13 88 169 7744 1144
2 13 88 169 7744 1144
3 14 83 196 6889 1162
4 14 80 196 6400 1120
5 12 79 144 6241 948
6 11 71 121 5041 781
7 12 69 144 4761 828
8 10 62 100 3844 620
9 8 50 64 2500 400
10 8 50 64 2500 400
115 720 1367 53664 8547
Dari hasil perhitungan diperoleh rXY = 0.937 sedang rtabel =0.632 dengan taraf
No. X Y X2 Y2 XY
1 24 88 576 7744 2112
2 22 88 484 7744 1936
3 19 83 361 6889 1577
4 21 80 441 6400 1680
5 19 79 361 6241 1501
6 18 71 324 5041 1278
7 17 69 289 4761 1173
8 15 62 225 3844 930
9 12 50 144 2500 600
10 12 50 144 2500 600
179 720 3349 53664 13387
Dari hasil perhitungan diperoleh rXY = 0.971 sedang rtabel =0.632 dengan
No. X Y X2 Y2 XY
1 13 88 169 7744 1144
2 12 88 144 7744 1056
3 13 83 169 6889 1079
4 11 80 121 6400 880
5 11 79 121 6241 869
6 10 71 100 5041 710
7 10 69 100 4761 690
8 10 62 100 3844 620
9 8 50 64 2500 400
10 8 50 64 2500 400
106 720 1152 53664 7848
Dari hasil perhitungan diperoleh rXY = 0.949sedang rtabel =0.632 dengan taraf
Rumus
k ∑ σ f
2
r11 = 1 −
k − 1 σ t2
Kriteria
Apabila r11 > rtabel , maka angket tersebut reliabel.
Perhitungan
1. Varians total
∑Y 2
−
(∑Y )
2
σ t2 = N
N
53664 −
(720 )
2
σ t2 = 10 = 182,400
10
2. Varians faktor
∑X2 −
(∑ X )2
σ 2f = N
N
1472 −
(118)2
σ 2f 1 = 10 = 7,960
10
764 −
(84 )
2
σ 2f 2 = 10 = 2,440
10
378 −
(60)
2
σ 2f 3 = 10 = 1,800
10
330 −
(56 )2
σ 2f 4 = 10 = 1,640
10
106
1367 −
(115)2
σ 2f 5 = 10 = 4,450
10
3349 −
(179 )
2
σ 2f 6 = 10 = 14,490
10
1152 −
(106)
2
σ 2f 7 = 10 = 2,840
10
∑ σ 2f = σ 2f 1 + σ 2f 2 + σ 2f 3 + σ 2f 4. + σ 2f 5 + σ 2f 6 + σ 2f 7
3. Koefisien reliabilitas
7 35,620
r11 = 1 − = 0,939
7 − 1 182,400
Pada = 5% dengan N = 10 diperoleh rtabel = 0,632
Karena r11 > rtabel , maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.
Lampiran 2
Kisi-kisi Angket
1. Variabel Mahasiswa
Ø Pelaksanaan v Kelancaran praktikan dalam menyampaikan materi pelajaran 1
pengelolaan kelas v Tipe kepemimpinan yang praktikan terapkan dalam pelaksanaan PBM 2
v Tindakan yang diambil praktikan dalam mengatasi siswa yang mengganggu 3
kelas
v Usaha praktikan dalam menciptakan suasana humor 4
2. Variabel Siswa
Ø Sikap siswa di dalam v Sikap siswa di sekolah latihan apabila diberi kesempatan untuk bertanya 5
kelas v Perhatian siswa di sekolah latihan terhadap praktikan dalam melaksankan
KBM 6
v Siswa yang membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu siswa lain 7
3. Variabel fasilitas
a. Keadaan ruang kelas v Pencahayaan ruang kelas dalam menunjang pelaksanaan PBM 8
v Kemampuan praktikan dalam memperhatikan setiap individu (siswa) dalam 9
KBM
4. Variabel pembimbing v Kesempatan observasi pelaksanaan KBM yang diberikan guru pamong pada 16
a. Bimbingan dan praktikan
bantuan guru pamong
b. Bimbingan dan v Bimbingan yang diadakan dosen pembimbing setelah praktikan berpartisipasi 22
bantuan dosen mengajar
pembimbing v Saran khusus yang diberikan dosen pembimbing kepada praktikan dalam 23
menghadapi problem siswa
v Jumlah konsultasi praktikan dengan dosen pembimbing 24
v Jumlah partisipasi mengajar yang ditunggu dosen pembimbing 25
85
Lampiran 1