You are on page 1of 25

Keutamaan

Silaturahmi
Makalah Al-Qur’an & Hadis

Disusun oleh Kelompok 6:

Deni Lukmansyah

Satya Fattah Ibrahim

Pajri Sidik

Pandri Freddy

Yusuf Dwinata

Zainal Abidin
IAIN Raden Intan Lampung
Fakultas Tarbiyah Jurusan Bimbingan Konseling Islam
2010-2011

Pendahuluan

Latar Belakang
Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, tidak ada permusuhan kecuali
kepada orang-orang zalim, dan kesudahan bagi untuk orang-orang yang
bertaqwa. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW yang terpercaya. Semoga Allah SWT memberikan rahmat kepadanya,
keluarga dan sahabatnya, dan kesejahteraan yang banyak. Sesungguhnya
silaturrahim termasuk ibadah kepada Allah yang paling baik dan ketaatan yang
paling agung, kedudukan yang tertinggi dan berkah yang besar, serta yang paling
umum manfaatnya di dunia dan akhirat. Maka silaturrahim merupakan
kebutuhan secara fitrah dan sosial, yang dituntut oleh fitrah yang benar dan
dicenderungi oleh tabiat yang selamat. Sesungguhnya sempurnalah dengannya
keakraban, tersebar kasih sayang dengan perantaraannya, dan merata rasa cinta.
Ia adalah bukti kemuliaan, tanda muru`ah, mengusahakan bagi seseorang
kemuliaan, pengaruh, dan wibawa. Karena alasan itulah berlomba-lomba
padanya orang-orang mulia yang berakal, maka mereka menyambung (tali
silaturrahim) kepada orang yang memutuskan dan memberi kepada orang yang
tidak mau memberi, serta bersifat santun kepada yang bodoh. Tidaklah nampak
muru`ah kecuali ada padanya tali kekeluargaan yang disambung kembali,
kebaikan yang diberikan, kesalahan yang dimaafkan, dan uzur yang diterima.

2
Rumusan Masalah

Silaturahmi merupakan salah satu hal yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah
saw, dan jangan pernah kita memutuskan tali silaturahmi kepada sesame
manusia terlebih lagi kepada orang yang dekat dengan kita agar terjaga
hubungan yang harmonis diantara kita semua. Selain itu ada rahasia dibalik
hubungan silaturahmi itu sendiri. Maka, untuk lebih mendalami tentang
kegunaan atau keutamaan silaturahmi serta mengenal apa saja dalil-dalil yang
ada pada Al-Qura’an dan Hadis, maka dalam makalah ini akan diberikan tidak
hanya teori saja melainkan akan disertai sumber dari Al-Quran dan Hadis.

3
Pembahasan

Pengertian

‫ق ِم ۡنہَ ا َز ۡو َجهَ ا‬ َ َ‫ٲح َد ۬ ٍة َو َخل‬ ٍ ۬ ‫وا َربَّ ُك ُم ٱلَّ ِذى َخلَقَ ُكم ِّمن نَّ ۡف‬
ِ ‫س َو‬ ْ ُ‫يَ ٰـٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ ٱتَّق‬
‫ون ِب ِهۦ َوٱأۡل َ ۡر َح ا َۚ‌م إِ َّن‬ ْ ُ‫ث ِم ۡنہُ َما ِر َجا ۬الً َكثِي ۬ ًرا َونِ َسٓا ۬ۚ ً‌ء َوٱتَّق‬
َ ُ‫وا ٱهَّلل َ ٱلَّ ِذى تَ َس ٓا َءل‬ َّ َ‫َوب‬
(١( ‫ان َعلَ ۡي ُكمۡ َرقِي ۬بًا‬ َ ‫ٱهَّلل َ َك‬

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu


saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim (Arham).
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. 4:1)

Silaturahmi secara bahasa berasal dari dua kata, yakni silah (hubungan) dan
Rahim (Rahim perempuan) yang mempunyai arti Hubungan nasab, sebagaimana
ayat diatas kata al-Arham (rahim) diartikan sebagai Silaturahmi. Namun pada
hakikatnya silaturahmi bukanlah sekedar hubungan nasab, namun lebih jauh dari
itu hubungan sesama muslim merupakan bagian dari silaturrahmi, sehingga Allah
SWT mengibaratkan umat Islam bagaikan satu tubuh. Sebagaimana firman-Nya:

ْ ُ‫ُوا بَ ۡي َن أَ َخ َو ۡي ُكمۡ ۚ‌ َوٱتَّق‬


َ ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡر َح ُم‬
(١٠) ‫ون‬ ۡ َ ‫ون إِ ۡخ َو ۬ةٌ فَأ‬
ْ ‫صلِح‬ َ ُ‫إِنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah


antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat. QS (49:10).

4
Hubungan persaudaraan inilah yang menjadikan sesama Muslim mempunyai
kewajiban untuk saling membantu, saling menghormati, menjenguk ketika sakit,
mengantarkan sampai ke kuburan ketika meninggal dunia, saling mendoakan,
larangan saling mencela, menghasud dan lain sebagainya.

Al-Qur’an telah banyak menceritakan kisah terputusnya silaturahmi, padahal


mereka mempunyai hubungan nasab. Diantaranya, Nabi Ibrahim AS menjadi jauh
dengan bapaknya, karena seorang Musyrik. Malah doa nabi Ibrahim untuk
bapaknya sendiri tidak dikabulkan oleh Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

 ۤ‫ٱس تِ ۡغفَا ُر إِ ۡب َرٲ ِهي َم أِل َبِي ِه إِاَّل َعن َّم ۡو ِع َد ۬ ٍة َو َع َدهَٓا إِيَّاهُ فَلَ َّما تَبَي ََّن لَ هُۥ‬ ۡ ‫ان‬ َ ‫َو َما َك‬
(١١٤) ‫ َع ُد ۬ ٌّو هَّلِّل ِ تَبَرَّأَ ِم ۡنهُۚ‌ إِ َّن إِ ۡب َرٲ ِهي َم أَل َ َّوٲهٌ َحلِي ۬ ٌم‬ ‫أَنَّهُۥ‬

Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain
hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu.
Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka
Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang
sangat lembut hatinya lagi penyantunan. (QS. 9:114).

Nabi Luth AS harus berpisah dengan istrinya dikarenakan tidak mau mengikuti
ajarannya, sehingga Allah SWT mengadzabnya bersama kaum yang lainnya, Nabi
Nuh AS harus berpisah dengan anaknya dikarenakan tidak mau mengikuti
ajarannya, sehingga Allah SWT menenggelamkannya bersama umat yang lainnya.
Begitupun dengan Nabi Muhammad SAW tidak bisa bersama-sama didalam
surga bersama pamannya Abu Thalib, padahal pamannya sangat menjaga dan
menyayangi beliau.

Untuk menghindari terputusnya silaturahmi, Allah SWT mengajarkan sebuah doa


supaya senantiasa ada dalam keimanan:

5
ُ‫نت ۡٱل َوهَّاب‬
َ َ‫ك أ‬ َ ‫َربَّنَا اَل تُ ِز ۡغ قُلُوبَنَا بَ ۡع َد إِ ۡذ هَ َد ۡيتَنَا َوهَ ۡب لَنَا ِمن لَّ ُد‬
َ َّ‫نك َر ۡح َمةًۚ‌ إِن‬
(٨(

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami
rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi
(karunia).” (QS. 3:8)

Dalil-dalil Silaturahmi dari Al-Qur’an & Hadis.


Di antara bentuk taqarrub yang paling berharga, ketaatan yang paling agung,
memiliki kedudukan yang paling tinggi, keberkahan yang agung, mendatangkan
manfaat yang besar dan menyeluruh di dunia dan akhirat adalah sliturrahim. Al-
Arham adalah keluarga seseorang, baik ibu, bapak, anak laki-laki atau
perempuan, saudari dan saudaranya, dan semua orang yang memiliki hubungan
dengannya dari pihak bapaknya, atau ibunya atau anak laki-laki atau anak
perempuannya, dan tidak termasuk dalam masalah ini keluarga suami atau istri,
namun mereka dianjurkan berbuat baik kepada mereka, mereka tidak termasuk
dalam kategori arham namun sebagai mantu. Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:

‫ك مِن ُكمۡ ۚ‌ َوأ ُ ْولُ و ْا‬


َ ‫اجرُو ْا َو َج ٰـ َه ُدو ْا َم َع ُكمۡ َفأ ُ ْو َل ٰ ٓـ ِِٕٕٮ‬َ ‫ِين َءا َم ُن و ْا م ِۢن َب ۡع ُد َو َه‬ َ ‫َوٱلَّذ‬
(٧٥) ‫ب ٱهَّلل ِۗ‌ إِنَّ ٱهَّلل َ ِب ُك ِّل َش ۡى ٍء َعلِي ۢ ُم‬ ِ ‫ض فِى ِك َت ٰـ‬ ُ ‫ٱأۡل َ ۡر َح ِام َب ۡع‬
۬ ٍ ‫ضہُمۡ أَ ۡو َل ٰى ِب َب ۡع‬
Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad
bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang
yang mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya

6
(daripada yang kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Anfal: 75)

Allah SWT telah mewasiatkan para hamba untuk menjalankan silaturahim, dan
wasiat untuk bersilaturahim ini dibarengkan dengan wasiat untuk bertaqwa.
Allah SWT berfirman:

‫س َوٲ ِح َد ۬ ٍة َو َخ َل َق م ِۡن َہا َز ۡو َج َها‬


ٍ ۬ ‫َي ٰ ٓـأ َ ُّي َہا ٱل َّناسُ ٱ َّتقُ و ْا َر َّب ُك ُم ٱلَّذِى َخ َل َق ُكم مِّن َّن ۡف‬
َّ‫ون ِبهِۦ َوٱأۡل َ ۡر َح ا َمۚ‌ إِن‬ ۬
َ ُ‫ث م ِۡن ُہ َما ِر َجاالً َك ِث ۬يرً ا َو ِن َسٓا ۬ ًءۚ‌ َوٱ َّتقُو ْا ٱهَّلل َ ٱلَّذِى َت َسٓا َءل‬
َّ ‫َو َب‬

(١( ‫ان َع َل ۡي ُكمۡ َرقِي ۬ ًبا‬


َ ‫ٱهَّلل َ َك‬

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu


saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu . (QS. Al-Nisa’: 1)

Artinya: Takutlah kepada Allah dengan menjalankan semua ketaatan kepada-Nya


dan meninggalkan bermaksiat kepada -Nya, takutlah jika kalian memutuskan
hubungan silaturahim, akan tetapi sambunglah dan berbuat baiklah,
sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas dan tokoh salaf yang lainnya. Allah
subhanahu wa ta'ala berfirman:

َ ‫ك َخ ۡي ۬ ٌر لِّلَّذ‬
َ ‫ِين ي ُِري ُد‬
‫ون‬ َ ِ‫يلۚ‌ َذٲل‬
ِ ‫ٱلس ِب‬ َ ‫ۥ َو ۡٱلم ِۡس ك‬ ‫ت َذا ۡٱلقُ ۡر َب ٰى َح َّق ُه‬
َّ ‫ِين َو ۡٱب َن‬ ِ ‫َفٔـََٔا‬
(٣٨( ‫ُون‬ َ ‫ك ُه ُم ۡٱلم ُۡفلِح‬ َ ‫َو ۡج َه ٱهَّلل ِۖ‌ َوأ ُ ْو َل ٰـٓ ِِٕٕٮ‬

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya demikian (pula)
kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan Itulah yang lebih
baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-
orang beruntung . (QS. Al-Rum: 38)

7
Allah SWT menerangkan bahwa menyambung silaturahim adalah hak yang wajib
dipenuhi baik dalam bentuk materi atau maknawi.

Dan dakwah untuk menyambung silaturahim termasuk perkara yang paling


pertama yang diserukan oleh Nabi Muhammad saw di permulaan pengangkatan
beliau sebagai Nabi. Di dalam As-Shahihaini pada kisah Abi Sufyan bersama
Hiraqlius, pada saat dia ditanya oleh Hiraqlius: Perkara apakah yang
diperintahkannya kepada kalian?. Yaitu oleh Nabi Muhammad saw. Maka Abu
Sufyan menjawab: Dia berkata: Sembahlah Allah, dan janganlah
mempersekutukn Dia dengan sesuatu apapun, tinggalkanlah apa-apa yang telah
dikatakan oleh bapak-bapak kalian, beliau juga memerintahkan kami untuk
menjalankan shalat, berkata jujur, menjaga diri dan bersilaturahim”. Dan
silaturahim adalah sebab bagi terbukanya pintu rizki dan panjang umur di dunia,
sementara di akherat kelak akan mendapatkan kemenangan dengan
memperoleh surga dan selamat dari neraka.

Memutuskan silaturahim termasuk dosa besar, di mana pelakunya akan diancam


oleh Allah subhanahu wa ta'ala dengan berbagai siksa baik yang disegerakan
atau ditunda di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:

‫ون َمٓا أَ َم َر ٱهَّلل ُ ِب ِهۦۤ أَن‬ َ ‫ون َع ۡه دَ ٱهَّلل ِ م ِۢن َب ۡع ِد مِي َث ٰـ ِقهِۦ َو َي ۡق َط ُع‬ َ ‫ض‬ ُ ُ‫ِين َينق‬ َ ‫َوٱلَّذ‬
(٢٥( ‫ار‬ َ ‫ضۙ‌ أ ُ ْو َل ٰـٓ ِِٕٕٮ‬
ِ ‫ك َل ُه ُم ٱللَّ ۡع َن ُة َو َلهُمۡ س ُٓو ُء ٱل َّد‬ ِ ‫ون فِى ٱأۡل َ ۡر‬
َ ‫ُوص َل َوي ُۡفسِ ُد‬
َ ‫ي‬

Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan
memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan
mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan
dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam). (QS. Al-Ra’du: 25).

8
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi
Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu 'alaihi wa salam
bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menciptakan makhluknya lalu pada saat
telah selesai menciptakannya rahim berkata: Ini adalah tempat bagi orang yang
berlindung kepadamu dari memutuskan silaturahim.

Benar, apakah engkau tidak rela jika Aku menyambung rahim orang yang
menyambungmu dan memtuskan hubungan orang yang memutuskanmu?
Hubungan rahim berkata: Benar wahai Tuhanku. Allah berfirman; Itu adalah
bagimu. Maka Rasulullah saw bersabda, "Bacalah firman Allah SWT:

ِ ‫َف َه ۡل َع َس ۡي ُتمۡ إِن َت َولَّ ۡي ُتمۡ أَن ُت ۡفسِ ُدو ْا فِى ٱأۡل َ ۡر‬
(٢٢( ۡ‫ض َو ُت َق ِّطع ُٓو ْا أَ ۡر َحا َم ُكم‬

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di
muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?. (QS. Muhammad: 22).

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam sunannya dari Abi Bakroh


radhiyallahu'anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu 'alaihi wa salam bersabda,
"Tidak ada satu dosapun yang lebih pantas disegerakan sanksinya di dunia,
ditambah dengan siksa yang disimpankan baginya di akherat selain dari dosa
menjual diri dan memutuskan silaturahimi”. Orang yang menyambung
silaturahim adalah orang yang apabila diputuskan maka dia tetap
menyambungnya.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab shahihnya dari Abdullah bin Amru bin
Al-Ash radhiyallahu'anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu 'alaihi wa salam
bersabda, "Bukanlah orang yang menyambung silaturahim itu sama dengan Al-
Turmudzi di dalam sunannya no: 2511 dan dia berkata: ini adalah hadits hasan
shahih. Orang yang membalas, akan tetapi orang yang menyambung silaturahim
adalah orang yang apabila diputuskan maka dia tetap menyambung

9
silaturahimnya”.

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah


radhiyallahu'anhu bahwa seorang lelaki berkata, "Wahai Rasulullah aku memiliki
seorang kerabat yang apabila aku menyambung silaturahim dengan mereka
maka mereka memutuskannya, dan jika aku berbuat baik kepada mereka maka
mereka membalasku dengan perlakuan buruk kepadaku, jika aku berbuat santun
maka mereka bertindak jahil kepadaku. Maka Nabi Muhammad salallahu 'alaihi
wa salam menjawab, "Jika dirimu seperti apa yang telah engkau katakan maka
sungguh engkau seakan telah memberi makan mereka dengan bara api neraka,
dan Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa memberikanmu penolong atas
tindakan mereka selama engkau berbuat seperti itu”.

Para pensyirah hadits berkata, "Artinya seakan-akan engkau telah memberi


makan mereka dengan makanan dari bara api, ini adalah sebagai kiasan tentang
siksa yang akan mereka dapatkan karena dosa mereka berupa pemakan bara
yang panas, sementara orang yang berbuat baik tidak diberikan balasan siksa
apapun, namun orang yang berlaku buruk terhadap pelaku kebaikan ini akan
mendapat ganjaran dosa yang besar karena lalai dengan hak orang yang berbuat
baik dan tindakan mereka yang telah menyakiti dirinya.

Silaturahim bisa terwujud dengan berbuat baik kepada pihak keluarga dalam
bentuk kebaikan yang bisa dikerjakan. Ibnu Abi Hamzah berkata, "Silaturahim
bisa terwujud dengan harta, membantu saat membutuhkan, menolak
kemudharatan, wajah yang berseri-seri dan dengan do’a.

Al-Qurthubi berkata, "Hubungan kekerabatan wajib disambung, dengan saling


mencintai, menasehati, berbuat adil dan obyektif, melaksanakan hakhak yang

10
wajib dan sunnah, memberikan nafkah kepada keluarga dekat, melihat keadaan
mereka dan tidak menghiraukan kesalahan mereka.

Makna umum dari silaturrahim adalah memberikan kebaikan yang pantas


diberikan kepada kerabat, menolak segala bentuk keburukan dari mereka,
sebatas kemampuan setiap orang dan disesuaikan dengan kedudukan serta
keadaannya dan mudah diwujudkan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

‫اَل ُي َكلِّفُ ٱهَّلل ُ َن ۡف ًس ا إِاَّل وُ ۡس َع َهاۚ‌ َل َها َما َك َس َب ۡت َو َع َل ۡي َہا َما ۡٱك َت َس َب ۡتۗ‌ َر َّب َنا اَل‬
‫ۥ َع َلى‬ ‫ص ۬رً ا َك َما َح َم ۡل َت ُه‬ ۡ ِ‫ُت َؤاخ ِۡذ َنٓا إِن َّنسِ ي َنٓا أَ ۡو أَ ۡخ َط ۡأ َناۚ‌ َر َّب َنا َواَل َت ۡح ِم ۡل َع َل ۡي َنٓا إ‬
‫ٱغ ِف ۡر َل َنا‬ ۡ ‫ٱع فُ َع َّنا َو‬ ۡ ‫ِين مِن َق ۡبلِ َناۚ‌ َر َّب َنا َواَل ُت َحم ِّۡل َنا َما اَل َطا َق َة َل َنا ِبهِۦۖ‌ َو‬ َ ‫ٱلَّذ‬
َ ‫نت َم ۡو َل ٰٮ َنا َفٱنص ُۡر َنا َع َلى ۡٱل َق ۡو ِم ۡٱلڪ َٰـف ِِر‬
(٢٨٦( ‫ين‬ َ َ‫َو ۡٱر َح ۡم َنٓاۚ‌ أ‬

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia


mendapat pahala [dari kebaikan] yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
[dari kejahatan] yang dikerjakannya. [Mereka berdo’a]: "Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS.
Al-Baqarah: 286).

Silatahurrahim merupakan kewajiban yang sangat ditekankan, tidak ada yang


memutuskannya dan mengingkarinya kecuali orang yang telah rusak fitrahnya,
buruk akhlaknya, jelek tabiatnya, dan ia sudah pantas mendapat kutukan dari
Allah SWT. Firman Allah:

11
ِ َّ ِ‫ أُولَئ‬. ‫ض و ُت َقطِّع وا أَرح ام ُكم‬
‫ين لَ َعَن ُه ُم‬
َ ‫ك الذ‬َ ْ ْ َ َ ْ ُ َ ِ ‫َف َه ْل َع َسْيتُ ْم إِن َت َولَّْيتُ ْم أَن ُت ْف ِس ُدوا يِف اْأل َْر‬

‫ص َار ُه ْم‬
َ ْ‫َص َّم ُه ْم َوأ َْع َمى أَب‬
َ ‫اهللُ فَأ‬

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan
dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan . Mereka itulah orang-
orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya
penglihatan mereka. (QS. Muhammad :22-23)
Karena itulah, Allah memerintahkan dalam kitab-Nya yang mulia untuk
menyambung tali silaturrahim di beberapa ayat: Allah berfirman:

‫َو ْاعبُ ُدوا اهللَ َوالَتُ ْش ِر ُكوا بِِه َشْيئًا َوبِالْ َوالِ َديْ ِن إِ ْح َسانًا‬

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, …. (QS. An-
Nisaa`:36)
Dan firman Allah:

‫َو َّات ُقوا اهللَ الَّ ِذي تَ َسآءَلُو َن بِِه َواْأل َْر َح َام إِ َّن اهللَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبًا‬

Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu


saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. 4:1)

Sesungguhnya silaturrahim memperkuat kasih sayang dan menambah rasa cinta,


serta memperkokoh ikatan kekeluargaan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

‫الر ِح ِم حَمَبَّةٌ ىِف اْأل َْه ِل َو َم َثراةٌ ىِف الْ َم ِال َو َمْن َسأَةٌ ىِف اْألَثَِر‬
َّ َ‫إِ َّن ِصلَة‬

12
"Sesungguhnya silaturrahim adalah rasa cinta di dalam keluarga, menambah
harta, dan memperpanjang umur." (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)

Sesungguhnya silaturrahim menambah umur, memakmurkan negeri, menambah


keberkahan rizqi, dan memelihara kesudahan yang buruk. Nabi Muhammad SAW
bersabda:

‫ِ مِح‬ ِِ
ُ‫ب أَ ْن يُْب َس َط لَهُ ىِف ِر ْزقه َويُْن َسأَ لَهُ ىِف أَثَِر ِه َف ْليَص ْل َر َه‬
َّ ‫َح‬
َ ‫َم ْن أ‬

"Barangsiapa yang ingin dimudahkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka


hendaklah ia menyambung tali silaturrahim." (Al-Bukhari 10/348, Muslim 2557,
dan Abu Daud 1693)

Allah SWT menyuruh menyambung hubungan silaturrahim setelah


memerintahkan bertaqwa kepada-Nya. Maka Allah mengingatkan para da'i-Nya
yang berada di di antara manusia, agar menyambung tali silaturrahim, karena
mereka berasal dari satu jiwa, dan untuk menunjukkan bahwa silaturrahim
karena mengharapkan ridha Allah merupakan salah satu pengaruh taqwa kepada
Allah yang penuh berkah, menjadi tanda meresapnya taqwa di dalam hati,
merupakan petunjuk kebenaran iman. Maka manusia yang paling menyambung
silaturrahim merupakan manusia yang paling sempurna iman dan paling
bertaqwa kepada Rabb-Nya. Kerena inilah, Nabi Muhammad merupakan orang
yang paling menyambung hubungan silaturrahim dan yang paling bertaqwa
kepada Allah SWT. Karena itulah, Khadijah radhiyallahu 'anha menyebutkan hal
itu saat turunnya wahyu pertama kali, ketika Rasulullah saw berkata kepada
Khadijah radhiyallahu 'anha dan bercerita kepadanya:

‫ت َعلَى َن ْف ِسي‬ ِ
ُ ‫إِيِّن َخشْي‬

'Sesungguhnya aku merasa khawatir terhadap diriku.' Maka ia berkata, 'Sekali-


kali tidak, sesungguhnya Allah tidak akan pernah menghinakan engkau,

13
sesungguhnya engkau benar-benar menyambung hubungan silaturrahim…'
(Muttafaqun 'alaih, dari hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha.)

Di antara besarnya perkara silaturrahim, sesungguhnya Allah mengambil baginya


satu nama dari nama-Nya yang Maha Agung, maka dari Abdurrahman bin 'Auf ,
ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:

‫ص لَ َها‬ ِ ِ ِ َّ ‫ خلَ ْقت‬,‫ أَنَا اهلل وأَنَا الرَّمْح ن‬:‫ال اهلل تعاىل‬
َ ‫ت هَلَا امْسًا م ْن امْس ي فَ َم ْن َو‬
ُ ‫الرح َم َو َش َق ْق‬ ُ َ ُ َُ ُ َ َ‫ق‬

ُ‫ص ْلتُهُ َو َم ْن قَطَ َع َها قَطَ ْعتُه‬


َ ‫َو‬

"Allah SWT berfirman: 'Aku adalah Allah, dan Aku Yang Maha Penyayang, Aku
menciptakan rahim, dan Aku mengambilkan baginya satu nama dari nama-Ku.
Maka barangsiapa yang menyambungnya niscaya Aku menyambung (hubungan
dengan)nya dan barangsiapa yang memutuskannya niscaya Aku memutuskan
(hubungan dengan)nya." ( HR. at-Tirmidzi no. 1907, Abu Daud 1694, dan Ahmad 1662 dan
1683.)

Karena berdasarkan ayat-ayat tersebut dan yang lainnya, serta hadits-hadits Nabi
ini, di samping juga yang akan disebutkan, silaturrahim merupakan perkara
besar, kedudukan yang tinggi, sanjungan yang indah, dan sebutan yang baik di
dunia, dan kesudahan yang indah di akhirat bagi orang yang menyambung
hubungan silaturrahim dan melaksanakan hak ini dengan sebaik-baiknya.

Sesungguhnya silaturrahim merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan


memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat. Menjadikannya
diberkahi di manapun ia berada, Allah SWT memberikan berkah kepadanya di
setiap kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda.
Keutamaannya sangat banyak, profitnya melimpah, buahnya matang, pohon-
pohonnya baik yang memberikan makanannya di setiap waktu dengan ijin Rabb-
nya. Maka diantara keutamaan tersebut adalah sebagai berikut:

14
1. Silaturrahim merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-
tandanya: dari Abu Hurairah ia berkata, 'Rasulullah saw bersabda:
ِ ْ‫اهلل واْلي وِم ا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫آلخ ِر‬ َ ‫َم ْن َك ا َن يُ ْؤم ُن بِاهلل َواْ َلي ْوم اْآلخ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم‬
ْ َ َ ‫ َو َم ْن َك ا َن يُ ْؤم ُن ب‬,ُ‫ض ْي َفه‬
‫ِ مِح‬
ُ‫َف ْليَص ْل َر َه‬

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia
memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahim, …" (Muttafaqun
'alaih, al-Bukhari 10/336 dan Muslim no. 85.)

2. Silaturrahim adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi: dari Abu
Hurairah, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
‫ِ مِح‬ ِِ
ُ‫ب أَ ْن يُْب َس َط لَهُ ىِف ِر ْزقه َويُْن َسأَ لَهُ ىِف أَثَِر ِه َف ْليَص ْل َر َه‬
َّ ‫َح‬
َ ‫َم ْن أ‬

"Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka


hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahim." (Muttafaqun 'alaih, dari hadits
Anas bin Malik . Al-Bukhari 10/348, Muslim 2557, dan Abu Daud 1693.)

3. Silaturrahim menyebabkan adanya hubungan Allah bagi orang yang


menyambungnya: dari Abu Hurairah, ia berkata, 'Rasulullah saw
bersabda:

‫ك ِم َن‬
َ ِ‫ َه َذا َم َق ُام الْ َعائِ ُذ ب‬:‫ت‬ ِ ِ ِ َ ‫إَ َّن اهلل خلَ ق اخْل ْل ق حىَّت إِ َذا َف ر‬
ْ َ‫غ مْن ُه ْم قَ َامت ال َّرح ُم َف َق ال‬ َ َ َ َ َ َ َ
.‫ َبلَى‬:‫ت‬ َ ‫ك َوأَقْطَ َع َم ْنَقطَ َع‬
ْ َ‫ك؟ قَ ال‬ َ َ‫ص ل‬ ِ
َ ‫ض نْي َ أَ ْن أَص َل َم ْن َو‬
َ ‫ أ ََما َت ْر‬,‫َنع ْم‬ َ َ‫ ق‬.‫الْ َق ِطْي َع ِة‬
َ :‫ال‬
.‫ك‬ ِ َ َ‫ق‬
َ َ‫ك ل‬
َ ‫ فَ َذل‬:‫ال‬

"Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari


(menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan

15
orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan.' Dia berfirman: 'Benar,
apakah engkau ridha bahwa Aku menyambung orang yang menyambung
engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau? Ia menjawab,
'Bahkan.' Dia berfirman, 'Itulah untukmu.'

Dan dalam satu riwayat al-Bukhari:

ُ‫ك قَطَ ْعتُه‬


َ ‫ص ْلتُهُ َو َم ْن قَطَ َع‬
َ ‫ك َو‬
َ َ‫صل‬
َ ‫ َم ْن َو‬:‫ال اهللُ تعاىل‬
َ ‫َف َق‬

"Allah berfirman, 'Barangsiapa yang menyambung engkau niscaya Aku


menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskan engkau niscaya Aku
memutuskannya." (Muttafaqun 'alaih, 10/349 dan 13/392, Muslim no. 2554)

4. Silaturrahim merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan


jauh dari neraka: dari Abu Ayyub al-Anshari, sesungguhnya seorang laki-
laki berkata, 'Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang
memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka.'
Maka Nabi Muhammad bersabda:

.‫الر ِح َم‬ ِ َ‫الز َكاةَ وت‬


َّ ‫ص ُل‬ َّ ‫َت ْعبُ ُد اهللَ َوالَ تُ ْش ِر ُك بِِه َشْيئًا َوتُِقْي ُم‬
َ َّ َ ‫الصالَةَ َو ُت ْؤيِت‬

"Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya,


mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahim."
(Muttafaqun 'alaih, al-Bukhari 3/208, dan Muslim no. 13.)

Dan dalam satu riwayat:

ِ ‫إِ ْن مَتَ َّس َ مِب‬


َ ‫ك َا أ ََم ْرتُهُ بِه‬
َ‫دخ َلَاجْلَّنََّة‬

"Jika dia berpegang dengan apa yang Kuperintahkan kepadanya niscaya ia


masuk surga."

16
5. Silaturrahim merupakan ketaatan kepada Allah dan ibadah besar, serta
petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya. Maka ia menyambung tali
silaturrahim tatkala Allah menyuruh untuk disambung. Dan Allah
berfirman:
ِ ‫والَّ ِذين ي‬
ِ ‫صلُو َن مآأَمر اهلل بِِه أَن يوصل وخَي َشو َن ربَّهم وخَيَافُو َن سوء احْلِس‬
‫اب‬ َ َ ُ َ ُْ َ ْ َ ََ ُ ُ ََ َ ََ َ

dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya


dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang
buruk. (QS. Ar-Ra'd :21)

6. Sesungguhnya silaturrahim lebih besar dari pada memerdekakan budak.


Dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu 'anha,
sesungguhnya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan dia tidak
meminta izin kepada Nabi Muhammad. Maka tatkala pada hari yang
menjadi gilirannya, ia berkata, 'Apakah engkau merasa wahai Rasulullah
bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan)
milikku? Beliau bertanya, 'Apakah sudah engkau lakukan? Dia
menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda:

.‫َج ِر ِك‬ ِ ْ ‫َّك لَو أ َْعطَبتِها أ‬


ِ
ْ ‫َخ َوالَك َكا َن أ َْعظَ َمِأل‬ َ ْ ْ ‫أ َّما إِن‬

"Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih


besar pahalanya untukmu." (Muttafaqun 'alaih, al-Bukhari 5/161, Muslim no. 999,
dan Abu Daud no. 1690.)

7. Di antara besarnya silaturrahim, sesungguhnya sedekah terhadap


keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain. Dari Salman
bin 'Amir, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda:

17
‫صدَ َق ٌة َوصِ َل ٌة‬
َ :‫ان‬ َّ ‫ص َدقَةٌ َو َعلَى ِذي‬
ِ َ‫الر ِح ِم ا ْثنَت‬ ِ ِ
َ ِ ‫الص َدقَةُ َعلَى الْم ْسكنْي‬
َّ ...

"…Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri
mendapat dua pahala: sedekah dan silaturrahim." (HR. at-Tirmidzi 658 dan ia
berkata: Hadits hasan, Abu Daud 2355, an-Nasa`i 5/92, Ibnu Majah 1844, dan
dishahihkan oleh Ibnu Hibban no. 892.)

Dan demikian pula dari hadits Zainab ats-Tsaqafiyah radhiyallahu 'anha, istri
Abdullah bin Mas'ud, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi Muhammad,
'Apakah boleh bersedekah darinya kepada suaminya dan anak-anak yatim yang
ada dalam asuhannya? Maka Nabi Muhammad bersabda:

َّ ‫ أَجْ ُر ْال َق َرا َب ِة َوأَجْ ُر ال‬:‫ان‬


‫ص َد َق ِة‬ ِ ‫َل َها أَجْ َر‬
"Untuknya dua pahala, pahala keluarga dan pahala sedekah." (Muttafaqun 'alaih,
al-Bukhari 3/259 dan Muslim no. 1000.)

Termasuk hak keluarga dan kerabatmu bahwa engkau mengunjungi yang sakit
dari mereka, membantu yang fakir, memperhatikan yang membutuhkan dari
mereka, mengasihi yang kecil, membantu anak yatim, menghormati yang besar,
dan engkau memberikan kepada mereka dengan kebaikanmu kepada selain
mereka, engkau memberikan senyum kepada mereka saat bertemu, lembut
berkata-kata kepada mereka, berbuat baik dalam berhubungan dengan mereka,
dalam arti saling mengunjungi, saling memberi hadiah dan salam, serta saling
mendo'akan.

Perkara ini tidak berhenti hanya sampai di sini, tetapi kamu harus menyambung
hubungan dengan mereka, sekalipun mereka bersikap kaku dan memutuskan
hubungan. Engkau harus tetap bersikap santun kepada mereka, sekalipun
mereka bodoh dan jahil. Dengan demikian, engkau telah melebihi mereka

18
beberapa derajat di sisi Allah, karena begitu banyaknya kebaikanmu dan
buruknya sikap mereka, serta jahatnya perilaku mereka bersamamu.

Berbuat baiklah kepada manusia niscaya engkau mendapatkan hati mereka


Sering kali manusia menjadi budak karena perbuatan baik.

Imam Muslim dan Imam Ahmad rahimahumallah meriwayatkan dari Abu


Hurairah, ia berkata, 'Seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad seraya
berkata, 'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki kerabat yang terus
kusambung hubungan dengan mereka dan mereka memutuskan, aku berbuat
baik kepada mereka dan mereka berbuat jahat kepadaku, dan mereka bersikap
bodoh kepadamu sedangkau aku selalu bersikap santun kepada mereka. Beliau
bersabda:

‫هللا َظ ِه ْي ٌر َع َلي ِْه ْم‬ َ ‫ َوالَ َي َزا ُل َم َع‬,‫ َف َكأ َ َّن َما ُتسِ ُّف ُه ُم ْال َم َّل‬,‫ت‬
ِ ‫ك م َِن‬ َ ‫ت َك َما قُ ْل‬
َ ‫َل ِئنْ ُك ْن‬
َ ِ‫مْت َع َلى ذل‬
.‫ك‬ َ ‫َما ُد‬

"Jika engkau benar-benar seperti yang engkau katakan, maka seolah-olah


engkau menaburkan bara panas di wajah mereka. Dan senantiasa kemenangan
dari Allah menyertaimu terhadap mereka, selama engkau tetap seperti itu."( HR.
Muslim no. 2558.)

Wahai saudara yang mulia: sebagian manusia tidak menyambung hubungan


dengan kerabatnya kecuali apabila mereka menyambungnya. Ini pada
hakekatnya bukan menyambung tali silaturrahim. Sesungguhnya hal itu hanyalah
membalas jasa. Karena sesungguhnya muru`ah dan fitrah yang sehat menuntut
untuk membalas jasa kepada orang yang berbuat baik kepadamu, sama saja ia
termasuk kerabatmu atau bukan. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash, dari Nabi
Muhammad, beliau bersabda:

‫ص َل َها‬ ْ ‫ِئ َولكِنَّ ْال َواصِ َل الَّذِي إِ َذا قُطِ َع‬


َ ‫ت َر ِح ُم ُه َو‬ ِ ‫ْس ْال َواصِ ُل ِب ْال ُم َكاف‬
َ ‫َلي‬

19
"Orang yang menyambung (tali silaturrahim) bukanlah orang yang membalas
jasa. Akan tetapi orang yang menyambung (tali silaturrahim) adalah yang
apabila diputuskan hubungan (silatarrahim)nya, ia menyambungnya." (HR. al-
Bukhari 10/355, Abu Daud no. 1697, dan at-Tirmidzi no. 1909.)

Dan dari 'Uqbah bin 'Amir, aku berkata, 'Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku
tentang amalan yang utama,' maka beliau bersabda:

َ ‫ك َوأَعْ ِرضْ َعمَّنْ َظ َل َم‬


‫ك‬ َ ‫ك َوأَعْ طِ َمنْ َح َر َم‬
َ ‫صِ ْل َمنْ َق َط َع‬
Wahai 'Uqbah, sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu,
berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari
orang yang berbuat zalim kepadamu." (HR. Ahmad dalam al-Musnad.)

Wahai saudaraku, sesungguhnya termasuk silaturrahim bahwa engkau


mengampuni kesalahan orang lain, menutupi kekeliruan. Dan tiadalah akal sehat,
keutamaan, dan kecerdasan kecuali engkau menyambung tali silaturrahim
kepada orang yang telah memutuskan, memberi kepada orang yang tidak pernah
memberi kepadamu, memaafkan kepada orang yang berbuat zalim kepadamu,
dan bersikap santun kepada yang bodoh terhadapmu. Dan bertambahlah
kecerdasan, besarlah keutamaan, dan tinggilah jiwa ketika engkau berbaik
sangka (husnuz zhan) dengan mereka, dan melihat pada kekeliruan mereka
dengan pandangan orang yang mulia lagi toleran.

Sesungguhnya memutuskan tali silaturrahim merupakan dosa besar yang Allah


memberikan ancaman kepada pelakunya dengan berbagai siksaan dan hukuman,
baik di dunia maupun di akhirat. Bagaimana tidak, padahal Rasulullah saw
bersabda:

ُ‫ص َل ُه هللاُ َو َمنْ َق َط َعنِي َق َط َع ُه هللا‬ ِ ْ‫اَلرَّ ِح ُم م َُعلَّ َق ٌة ِب ْال َعر‬


َ ‫ َمنْ َو‬:‫ش َتقُ ْو ُل‬
َ ‫ص َلنِي َو‬

20
"Rahim bergantung di Arys seraya berkata: Barangsiapa yang menyambung
hubunganku niscaya Allah menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskan
aku niscaya Allah memutuskan hubungan dengannya." (Muttafaqun 'alaih, al-
Bukhari 10/350 dan Muslim no. 2555.)

Maka orang yang memutuskan tali silaturrahim terputus dari Allah SWT. Dan
siapa yang Allah memutuskan hubungan dengannya, maka kebaikan apakah yang
bisa diharapkannya, dan keburukan apakah yang ia bisa aman darinya, baik di
dunia maupun di akhirat selama ia masih memutuskan tali silaturrahim? Dari Abu
Bakrah, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda:

َ ‫ب أَحْ َرى أَنْ ي َُعجِّ َل هللاُ ل‬


‫ِصاح ِِب ِه ْال ُعقُ ْو َب َة فِى ال ُّد ْن َيا َم َع َما ُي َّد َخ ُر َل ُه‬ ٍ ‫َما ِمنْ َذ ْن‬
‫فِى ْاآلخ َِر ِة م َِن ْال َب ْغيِ َو َقطِ ي َْع ِة الرَّ ح ِِم‬

"Tidak ada dosa yang Allah lebih mempercepat siksaan kepada pelakunya di
dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan
memutuskan tali silaturrahim." (HR. at-Tirmidzi 2511, Abu Daud 4902, Ibnu Majah
4211, dan at-Tirmidzi berkata: hadits hasan shahih, dan dishahihkan oleh Syaikh al-
Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud.)

Saudaraku yang mulia: apabila hal itu sudah diketahui, maka ketahuilah,
sesungguhnya memutuskan hubungan silaturrahim –semoga Allah melindungi
kita semua- termasuk sebab terhapusnya hati, butanya mata hati, dan terhalang
mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Bahkan, terhalang mendapat semua
kebaikan. Maka orang yang memutuskan silaturrahim, kehidupannya susah,
tidak ada yang menyukai dan menyebutnya. Dan apabila ia disebut orang, maka
dengan pembicaraan yang buruk dan sifat yang jelek.

Dan diriwayatkan dari Nabi Muhammad, sesungguhnya beliau bersabda:

21
‫ْت ْالقُلُ ْوبُ َو َق َط َع ُك ُّل‬ َ ‫ت ْاألَ ْلسُنُ َو َت َبا َغ‬
ِ ِْ ‫ض‬ ِ ‫إِ َذا َظ َه َر ْال َق ْو ُل َوخزن ْال َع َم ُل َوا ْئ َت َل َف‬
‫ار ُه ْم‬
َ ‫ْص‬َ ‫ص َّم ُه ْم َوأَعْ َمى أَب‬ َ َ ‫ذِي َرح ٍِم َر ِح َم ُه َف ِع ْن َد ذل َِك َل َع َن ُه ُم هللاُ َفأ‬
"Apabila nampak ucapan dan tersimpan amal ibadah, kesepakatan nampak di
lidah dan hati saling membenci, serta setiap orang yang mempunyai keluarga
memutuskannya. Maka ketika itulah Allah mengutuk mereka, menulikan
mereka, dan membutakan mata hati mereka." (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu'jam
al-Kabir. Lihat Kanzul Umal dan Majma' az-Zawa`id karya al-Haistami.)

Dan diriwayatkan bahwa orang yang memutuskan tali silaturrahim, amalnya


tidak diterima. Dari Abu Hurairah, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda:

ٍ ‫إِنَّ أَعْ َما َل َبنِي آدَ َم ُتعْ َرضُ ُك َّل َخ ِمي‬


‫ْس َل ْي َل َة ْال ُجم َُع ِة َفالَ ُي ْق َب ُل َع َم ُل َق اطِ ِع‬
‫َرح ٍِم‬
"Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam
Jum'at, maka tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan
silaturrahim." (HR. Ahmad dalam al-Musnad. Lihat Majma' az-Zawa`id.)

Tahukah engkau, wahai saudaraku yang mulia, kerugian orang yang memutuskan
tali silaturrahimnya, maka janganlah engkau termasuk dari mereka. Dan orang
yang memutuskan silaturrahim juga membawa dirinya untuk tidak dikabulkan
doanya. Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud pada suatu hari duduk setelah Subuh
di satu halqah, maka berkata: 'Aku meminta kepada orang yang memutuskan
silaturrahim agar berdiri meninggalkan kami. Sesungguhnya kami ingin berdoa
kepada Rabb kami dan sesungguhnya pintu langit tertutup karena orang yang
memutuskan silaturrahim.'

Maka janganlah engkau membawa dirimu, wahai si miskin, bahwa doamu ditolak
bila kamu berdoa kepada Allah. Dan orang yang memutuskan tali silaturrahim

22
membuat sial masyarakat yang dia tinggal padanya. Dari Abdullah bin Abi Aufa, ia
berkata, 'Aku mendengar Rasulullah bersabda:

‫الَ َت ْن ِز ُل الرَّ حْ َم ُة َع َلى َق ْو ٍم ِفي ِْه ْم َقاطِ ُع َرح ٍِم‬

"Rahmat tidak turun kepada kaum yang pada mereka ada yang memutuskan
silaturrahim." (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Laits as-Samarqandi no. 158 dan
dijelaskan oleh muhaqqiq bahwa Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini dha'if
dalam Dha'if al-Jami' no 1463. Namun pengarang mengatakan bahwa hadits ini
diriwayatkan oleh Muslim dan tidak menjelaskan nomor hadits. Wallahu A'lam. Pent.)

Dan orang yang memutuskan tali silaturrahim terancam tidak bisa masuk surga.
Dari Abu Muhammad Jubair bin Muth'im, dari Nabi Muhammad, beliau
bersabda:

‫الَ َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة َقاطِ ٌع‬

"Tidak bisa masuk surga orang yang memutuskan (silaturrahim)." (Muttafaqun


'alaih, al-Bukhari 10/347 dan Muslim no. 2556.)

23
Kesimpulan
Silaturahmi secara bahasa berasal dari dua kata, yakni silah (hubungan) dan Rahim
(Rahim perempuan) yang mempunyai arti Hubungan nasab. Namun pada hakikatnya
silaturahmi bukanlah sekedar hubungan nasab, namun lebih jauh dari itu hubungan
sesama muslim merupakan bagian dari silaturrahmi, sehingga Allah SWT mengibaratkan
umat Islam bagaikan satu tubuh.

Di antara bentuk taqarrub yang paling berharga, ketaatan yang paling agung,
memiliki kedudukan yang paling tinggi, keberkahan yang agung, mendatangkan
manfaat yang besar dan menyeluruh di dunia dan akhirat adalah sliturrahim.

Keutamaan-keutamaan dari menyambung tali silaturahmi adalah:


1) Silaturrahim merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-
tandanya.
2) Silaturrahim adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi.
3) Silaturrahim menyebabkan adanya hubungan Allah bagi orang yang
menyambungnya.
4) Silaturrahim merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan
jauh dari neraka.
5) Silaturrahim merupakan ketaatan kepada Allah dan ibadah besar, serta
petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya.
6) Silaturrahim lebih besar dari pada memerdekakan budak.
7) Di antara besarnya silaturrahim, sesungguhnya sedekah terhadap
keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain.

24
Daftar Pustaka

http://www.islamhouse.com/files/id/ih_articles/single/id_virtues_of_blood_rela
tionship.doc
http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single/id_Silaturrahim.pdf
http://www.quranexplorer.com/quran/
http://cordova-travel.com/blog/2008/06/16/hakikat-silaturahmi/

25

You might also like