You are on page 1of 21

KARYA TULIS

MONUMEN NASIONAL SEBAGAI TEMPAT SEJARAH

DAN PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH

KARYA TULIS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Yayang Dayanara Framesti

Kelas : VIII. C / 36

DEPARTEMEN PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
NEGERI 1 SUMBANG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
KARYA TULIS

MONUMEN NASIONAL SEBAGAI TEMPAT SEJARAH

DAN PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH

KARYA TULIS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Yayang Dayanara Framesti

Kelas : VIII. C / 36

DEPARTEMEN PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
NEGERI 1 SUMBANG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

i
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis dengan judul “ Monumen Nasional Sebagai Monumen Peringatan Untuk
Mengenang Perlawanan Dan Perjuangan Rakyat Indonesia Melawan Penjajah Belanda” ini
dibuat untk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. SMP Negeri 1 Sumbang
Tahun pelajaran 2010/201. Karya tulis ini telah disahkan pada :

Hari :……………………………

Tanggal :……………………………

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1 Sumbang Guru Pembimbing

Tohir S.Pd,M.Pd Mustaqimatin S.Pd


Nip.195107061979031001 Nip.196108171983012002

ii
HALAMAN MOTTO

1. Tiada keberhasilan tanpa pengorbanan


2. Hidup adalah perjuangan yang penuh tantangan
3. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan
4. Hidup tanpa ilmu bagaikan mayat yang berjalan
5. Tiada pengorbanan yang sia – sia
6. Jadikan membaca sebagai budaya
7. Teguran dari orang lain merupakan suatu pujian
8. Jangan mencari kawan yang membuat anda merasa nyaman, tetapi carilah kawan
yang memaksa anda terus berkembang
9. Ada usah ada jalan
10. Kegagalan keberhasilan yang tertunda
11. Kedisiplinan waktu adalah salah satu kunci keberhasilan
12. Sedikit lebih baik dari pada tidak sama sekali

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Teiring rasa syukur kehadirat Allah SWT dan dengan penuh rasa hormat karya tulis ini
penulis persembahkan kepada :

1. Tohir S.Pd,M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Sumbang


2. Mustaqimatin S.Pd Guru Pembimbing
3. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan dorongan
4. Teman – temanku yang selalu member semangat dan selalu ada di sampingku

iv
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesekan
karya tulis ini tanpa ada halangan suatu apapun.

Karya tulis ini disusun memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri
1 Sumbang Tahun pelajaran 2010/2011. Dalam kesempatan ini penulis bermaksud
menyampakan terimakasih kepada :

a. Bapak Tohir S.Pd,M.Pd Kepala SMP Negeri 1 Sumbang


b. Mustaqimatin S.Pd Guru Pembimbing
c. Bapak / Ibu Guru yang senantiasa membimbing dan mengajar dengan penuh
kesabaran
d. Keluarga yang selalu member motivasi

Penulis juga menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan
kelemahanya. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Dan penulis berharap karya tulis ini dapat menambah pengetahuan yang
bermanfaat bagi pembaca.

Purwokerto, Januari 2011

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………… ii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………… iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. v
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. vi
BAB 1 PENDAHULUAN

 Alasan Pemilihan Judul…………………………………………….. 1


 Perumusan masalah ………………………………………………… 1
 Tujuan Penulis ……………………………………………………… 1
 Metode Penulisan ………………………………………………….. 2
BAB II PMBAHASAN

 Sejarah Monumen Nsional …………………………………………. 3


 Konstruksi dan Pameran Monumen Nasional ……………………… 7
 Bangunan Lain di Sekiar Monumen Nasional ……………………… 9
BAB III PENUTUP

 Kesimpulan …………………………………………………………. 13
 Saran-saran ………………………………………………………… .13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….. 14

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Monumen Nasional atau yang popular disingkat dengan Monas atau tugu

Monas adalah salah satu dari monumen eringatan yang didirikan untuk megenang

perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah belanda.

Oleh sebab itu, dalam karya tulis ini penulis memberikan memilih judul

“Monumen Nasional Sebagai Monumen Peringatan Untuk Mengenang Perlawanan

Dan Perjuaangan Rakyat Indonesia Melawan Penjajah Belanda”

B. PERUMUSAN PERMASALAHAN

Hal yang dijadikan topik utama dalam karya tulis ini adalah seputar

Monumen Nasional. Dalam hal ini penulis bermaksud membahas sejarah berdirinya,

serta bagian-bagian dari monumen tersebut.

C. TUJUAN PENULISAN

Karya tulis ini di susun dengan tujuan :

1. Guna memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1

Sumbang Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Untuk mengenang jasa para rakyat Indonesia yang telah gugur dalam

perjuangan melawan penjajah Belanda.

3. Untuk membangkitkan semangat tunas bangsa, dengan kembali melihat

perjuangan pahlawan pada jaman penjajahan Belanda.

1
D. METODE PENULISAN

Karya tulis ini di susun berdasarkan metode – metode penulisan sebagai berikut :

1. Wawancara

Adalah suatu metode pengumpulan data dengan bertanya langsung kepada nara

sumber untuk menyusun karaya tulis ini penulis langsung mengajukan pertanyan

kepada guid tour yang bertugas menjelaskan segala hal tentang Momunen

Nasional.

2. Observasi

Adalah suatu pengambilan data dengan cara mengamati langsung objek yang di

kehendaki dalam penyusunan karya tulis ini, penulis melihat dan mendatangi

langsung Monumen nasional saat study tour pada tanggal 22 -25 Desember 2010.

3. Studi Pustaka/referensi

Adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara membaca berbagai media

yang berhubungan dengan objek yang di kehendaki dalam penyusunan karya tulis

ini , penulis mengumpulkan data/literature dari internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH MONUMEN NASIONAL


Monas atau Monumen Nasional merupakan icon kota Jakarta. Terletak di
pusat kota Jakarta, menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi
warga Jakarta dan sekitarnya. Monas didirikan pada tahun 1959 dan diresmikan dua
tahun kemudian pada tahun 1961. Monas selalu ramai dikunjungi wisatawan untuk
melihat keindahan kota Jakarta dari puncak Monas, menambah wawasan sejarah
Indonesia di ruang diorama ataupun menikmati segarnya hutan kota seluas kira-kira
80 hektar di tengah kota Jakarta.

Sejarah Monas
Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan
Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan
Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden
Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.

Sedangkan wilayah taman hutan kota di sekitar Monas dahulu dikenal dengan
nama Lapangan Gambir. Kemudian sempat berubah nama beberapa kali menjadi
Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan kemudian menjadi Taman
Monas.
Ukuran dan Isi Monas

Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh
bangunan ini dilapisi oleh marmer.
Lidah Api
Di bagian puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari
perunggu yang tingginya 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah
api ini dilapisi emas seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang
disatukan.

3
Pelataran Puncak
Pelataran puncak luasnya 11x11 m. Untuk mencapai pelataran puncak,
pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama perjalanan sekitar 3 menit. Di
sekeliling lift terdapat tangga darurat. Dari pelataran puncak Monas, pengunjung bisa
melihat gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta. Bahkan jika udara cerah,
pengunjung dapat melihat Gunung Salak di Jawa Barat maupun Laut Jawa dengan
Kepulauan Seribu.

Pelataran Bawah
Pelataran bawah luasnya 45x45 m. Tinggi dari dasar Monas ke pelataran bawah
yaitu 17 meter. Di bagian ini pengunjung dapat melihat Taman Monas yang
merupakan hutan kota yang indah.

Museum Sejarah Perjuangan Nasional


Di bagian bawah Monas terdapat sebuah ruangan yang luas yaitu Museum
Nasional. Tingginya yaitu 8 meter. Museum ini menampilkan sejarah perjuangan
Bangsa Indonesia. Luas dari museum ini adalah 80x80 m. Pada keempat sisi museum
terdapat 12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari
jaman kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G30S PKI.

Selain itu direncanakan untuk ditampilkan bendera pusaka dan naskah


proklamasi yang asli di dalam bangunan Monas. Di sini juga ditampilkan rencana
pembangunan kota Jakarta.

Taman Monas
Pijat Refleksi di Monas Anda juga dapat menghilangkan rasa jenuh Anda
dengan menikmati Taman Monas, yaitu sebuah hutan kota yang dirancang dengan
taman yang indah.
Di taman ini Anda dapat bermain bersama kawanan rusa yang sengaja
didatangkan dari Istana Bogor untuk meramaikan taman ini. Selain itu Anda juga
dapat berolahraga di taman ini bersama teman maupun keluarga.

4
Taman Monas juga dilengkapi dengan kolam air mancur menari. Pertunjukan
air mancur menari ini sangat menarik untuk ditonton pada malam hari. Air mancur
akan bergerak dengan liukan yang indah sesuai alunan lagu yang dimainkan. Selain
itu ada juga pertunjukkan laser berwarna-warni pada air mancur ini.

Bagi Anda yang ingin menjaga kesehatan, selain berolahraga di Taman


Monas, Anda pun dapat melakukan pijat refleksi secara gratis. Di taman ini
disediakan batu-batuan yang cukup tajam untuk Anda pijak sambil dipijat refleksi. Di
taman ini juga disediakan beberapa lapangan futsal dan basket yang bisa digunakan
siapapun.
Jika Anda lelah berjalan kaki di taman seluas 80 hektar ini, Anda dapat
menggunakan kereta wisata. Taman ini bebas dikunjungi siapa saja dan terbuka secara
gratis untuk umum.
Wisata Monas
Untuk mengunjungi Monas, ada banyak jenis transportasi yang dapat Anda
gunakan. Jika Anda pengguna kereta api, Anda dapat menggunakan KRL Jabodetabek
jenis express yang berhenti di Stasiun Gambir. Anda pun dapat menggunakan fasilitas
transportasi Bus Trans Jakarta. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, tersedia
lapangan parkir khusus IRTI, atau Anda dapat memarkir kendaraan Anda di Stasiun
Gambir.
5
Untuk dapat masuk ke bangunan Monas, Anda dapat melalui pintu masuk di
sekitar patung Pangeran Diponegoro. Lalu Anda akan melalui lorong bawah tanah
untuk masuk ke Monas. Anda pun dapat melalui pintu masuk di pelataran Monas
bagian utara. Jam buka Monas adalah jam 9.00 pagi hingga jam 16.00 sore.

Monas dapat menjadi salah satu pilihan Anda untuk berwisata bersama
keluarga dan tempat mendidik anak-anak untuk lebih mengenal sejarah Indonesia.
Anda pun dapat menikmati udara segar dari rindangnya pepohonan di Monas. Dan
jangan lupa untuk menjaga kebersihan Taman Monas agar tetap indah untuk
dinikmati siapapun.
6
B. KONSRUKSI PAMERAN MONUMEN NASIONAL

Bentuk tugas peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obliks yang

terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni symbol kesuburan ini tinggi 132 m.

Di puncak Monumen Nasinal terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala

obor perunggu yang beratnya mencapai 14.5 ton dan dilapisi emas 35 kg. lidah api

atau obor ini sebagai symbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih

kemerdekaan. Pelantara puncak dengan luas 11 X 11 dapat menampung sebanyak 50

pengunjung. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari

besi.

Dari pelataran puncak, 17 m lagi ke atas, terdapat lidah api, erbuat dari

perunggu seberat 14.5 ton dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.

Pelataran puncak tugu berupa “ Api Nan Tak Kunjung Padam” yang berarti

melambangkan bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang

masa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8 . luas

pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 m, meruakan pelestarian

angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI ( 17-08-45 ).

Panjang kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas

atau museum, dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, di

bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung

Pengeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, terbuat dari perunggu seberat 8

ton.

7
Patung itu dibuat oleh pemehat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh

Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3

m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke tugu

puncak Monas yang berpagar “Bambu Kuning”

Lanadasan dasar Monas setinggi 3 m, di bawahnya terdapat ruang museum

sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 m, dapat menampung

pengunjung sekitar 500 orang.

Pada keempat sisi ruangan terdapat 12 jendela peragaan yang mengabadikan

peristiwa sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Keseluruh

dinding, tiang dan lantai berlaisan marmer. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentukn

amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut peta

kepulauan. Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merah

putih dan lambing Negara dan pintu gapura yang bertulis naskah Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di dalam bangunan Monumen nasional ini juga terdapat museum dan aula

untuk bermeditasi. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan menggunakan

elevator. Dari atau Monumen Nasional dapat dilihat kota Jakarta dari puncak.

8
C. BANGUNAN LAIN DISEKITAR MONUMEN NASIONAL

Disekitar Monumen Nasional terdapat bangunan-bangunan lain yang

mendukung seperti Taman Monas, Lapangan Monas dan wisata Monas.

1. Lapangan Merdeka

Lapangan merdeka, dimasa setelah itu, terdapat tahun1960, Presiden Soekarno

yang terkenal punay pemikiran yang ‘futuristrik’ merencanakan membangun

sebuah tugu, monument, yang bias meningkatkan orang akan Indonesia, dibantu

oleh penasehat ruseno dan arsitek Soedarsono, di arel seluas 80 hektar, tugu

peringatanyang didirikan untuk mengenang peralawanan dan perjuangan rakyat

melawan penjajah Belanda ini diselesaikan secara fisik tahun 1967, dengan biaya

7 milyar yang di dapat dari sumbangan seluruh rakyat Indonesia, tugu peringatan

nasionala ini kemudian lebih di kenal sebagai tugu Monas. Ada lelucon yang

menyebutkan kalau Tugu Monas ini sebagai ‘ The Last Erection of Soekarno’

Di masa itu, Soekarno sebenarnya mempunyai 2 buah proyek, yang pertama

membangun Tugu Monas ini dan yang lain adalah membangun masjid Istiglal,

dan karena ide pembangunan Tugu Monas ini mendapat tentangan dari berbagai

pihak yang menangga ini sebagai suatu pemborosan biaya yang sia-sia, justru

Soekarno memilih untuk menyelesaikan tugu ini terlebih dahulu, dengan

pemikiran, kalau setelah pembangunan ini selesai dan ada sesuatu terjadi

dengannya, maka penerusnya pasti akan meneruskan rencana untuk membangun

Masjid Istiglal, yang belum tentu terjadi kalau dia membangun Masjid Istiglal

terlebih dahulu.

Bentuk tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obelik yang terbuat

dari marmer yang berbentuk lingga yoni symbol kesuburan ini, juga symbol

9
negative dan positif, tingginya 137 meter melambangkan dan mencerminkan

identitas, sejarah dan cita-cita bangsa Indonesia, di bangun untuk mengenang dan

menandai kebebasan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta menimbulkan

inspirasi bagi generasi sekarang dan gemnerasi masa mendatang dalam mengisi

kemerdekaan.

Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala

obor perunggu yang beratnya mencapai 14.5 ton dan mulanya dilapisi emas 35 kg.

Dan waktu 17 Agustus 1995, lapisan emas itu ditambah lagi 15 kg sebagai hadiah

kemerdekaan Indonesia yang ke 50, yang merupakaan sumbangan dari para

pengusaha di Indonesia. Konon kalau kita melihat emas yang ada di atas

Monumen ini diwaktu malam,disinari lampu lampu, dari arah Istana Negara,

lengjungan lidah api itu akan membentuk seorang wania memakai kebaya, duduk

bersimpuh menghadap Istana.

Kalau kita memasuki ruangan yang ada di dasar monument ini, kita akan

menjumpai beberapa ruangan, diantaranya ruang museum sejarah, jendela jendela

peraga pada keempat dindingnya menggambarkan sejarah perjuangan bangsa

dalam bentuk 48 buah diorama, diantaranya diorama Proklamasi Kemerdekaan,

disini kita bias mendengar suara dari Presiden Soekarno keika tengah

membacakan Proklamasi dan diorama Kesaktian Pancasila.

2. Lapangan Monas

Lapangan Monas, tugu Monumen Nasional resmi dibuka untuk umum ada tanggal

12 Juli 1975 dengan SK Gubernur DKI, Ali Sadikin. Di sekeliling tugu terdapat

taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada

10
hari-hari libur, Minggu atau hari libur Sekolah banyak masyarakat yang

berkunjung dapat naik hingga keatas dengan mengunakan elevator. Dari

Monumen Nasional dapat di lihat kota Jakarta yang semakin padat sampai

ketepian laut jawa, dengan catatan kalau tidak tertutup kabut polusi.

Dulu untuk memasuki monument ini kita melewati lorongan bawah tanah yang

dinding dindingnya tertutup marmer, pintu masuk utama yang dirancang arsitek

Indonesia tersohor di masa Bung Karno, yaitu bapak Soedarsono. Trowongan iu

berada didekat patung Pangeran Diponegoro, yang merupakan hadiah dari hasil

karya pemahat Italia tersohor, Prof Corbltado.

Terowongan itu kini tidak jelas nasibnya. Sebab, pintu masuk tak lagi melalui

trowongan itu, dengan alas an terlalu jauh dari lokasi parker. Pengelola Tugu

Monas yang ditangani Kantor Pengelola Taman Monas.

Informasi tentang Monas pun kini minim. Tak seperti dulu, setiap pengunjung

yang masuk dibagikan brosur ataupun buku anduan wisata ke Monas. Sekarang,

hanya pengunjung yang kritis dan meminta brosur sajalah yang di berikan brosur.

3. Taman Monas

Taman Monas, Sekaran engnjung yang baru pertama kali dating ke lokasi wisata

ini harus berputar mengelilingi kawasan Monas dan bertanya kepada para pertugas

banpol yang berjaga di seiap pintu masuk. Barulah mereka menemukan lokasi

parker, yakin berada di sisi selatan atau tempatnya di seberang GEdung Balaikota

DKI. Setelah masuk, para pengunjung harus berjalan kaki sekitar sau kilometer

untuk bias mencapai monument itu.

11
Kawasan aman Monas ini, dulu pernah dijadikan kawasan tempat

diselenggarakannya “Jakarta Fair” sebelum dipindahkan ke kawasan Kemayran

sampai sekarang, pernah menjadi kawasan untuk penanaman “sejuta pohon”

pernah dijadikan kawasan dengan binatang dan burung-burung di dalam nya

dilindungi, pernah menjadi kawasan “Tabligh akhbar sejuta Umat” dan menjadi

kawasan favorit untuk demonstrasi para mahasiswa, tempat berman sepatu roda.

Tahun 1811, Sir Thomas Stamford Raffles mendaangkan 12 ekor rusa totol(Axis

axis) yang berbulu kemerahan dengan totol-totol puih dan tanduk yang megah dari

India, rusa-rusa ini dilepaskan di Halaman Istana Bogor, dan sekarang

Populasinya ada 500 ekor, dan sekitar seratus tahun kemudian , Sutiyoso ternyata

berniat juga untuk memindahkan 11 ekor rusa dari Istana bogor mengisi halaman

dari Lingkungan Monas ini, dengan harapan , rusa-rusa tersebut bias berkembang

biak, dan jadi hiburan rakyat Jakarta, hanya ternyata rencana ini terbentur ijin dari

Sekertaris Negara, padahal sudah sekian banyak biaya dikeluarkan untuk

menciptakan kawasan yang ‘rusa freidly’, jadi Sutiyoso terpaksa meminjam 11

ekor rusa tutul hasil penangkaran Badan Intelejen(BIN) dan Kebun Binatang

Ragunan(KBR) Jakara. Sayangnya, salah seekor rusa yang “dialihkan” dari BIN

dan KBR itu mengalami stress dan ayan, lalu mai muda , dan walaupun ada

banyak kritik dan protes erhadap rencana ini, Sutiyoso etap bersi kukuh dan

rencana mempelihara rusa di bagian Taman Monas akhirnya terealisasi ada

tanggal 22 Juni 2003, bertepatan dengan HUT DKI Jakarta ke 476.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis selesai menguraikan berbagai hal tentang Monumen Nasional,

Maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1. Monumen Nasional merupakan sebagai salah satu dari monument

peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan

rakyat melawan penjajah Belanda.

2. Monumen Nasional melambangkan semangat juang bangsa Indonesia

dalam berperang merebut kemerdekaan, yang dilambang kan pada tugu

dan api abadi di puncak.

3. Monas menunjukan keagungan Negara Indonesia tak hanya kota Jakarta.

4. Monumen Nasional selalu berkembang menjadi lebih baik dari waktu-

kewaktu.

13
B. SARAN-SARAN

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap Monumen Nasional, penulis

bermaksud menyampaikan saran yang penulis harap dapat berguna. Adapun saran

dari enulis adalah sebagai berikut:

1. Kepada Sekolah, penulis harap kegiatan “study tour” ini tetap berjalan

dengan tujuan-tujuan lain lebih bervariasi dan mengandung nilai sejarah

yang tinggi.

2. Kepada Pengelola Monumen Nasional, penulis berharap Mnumen

Nasional tetap berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

3. Kepada pengunjung, penulis berharap pengunjung dapat menjaga

keamanan, keindahan dan ketertiban di Monumen Nasional.

4. Kepada warga Indonesia, penulis berharap untuk selalu menjaga ketertiban

di Monumen Nasional . jangan sampai terjadi kerusuhan atau kekerasan

yang dapat merusak Tugu Nasional tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. www.wikipedia.com

2. www. Kaskus.us

3. www.sinarpagiraya.com

4. www.sinarharapan.com

5. www.navigasi.net

6. www.wordpres.com

15

You might also like