Professional Documents
Culture Documents
MENGAJAR
6) Diagnosis yang tepat akan menghasilkan perbaikan belajar yang mungkin tepat
pula
7) Perbaikan belajar bersifat unik. Artinya, perbaikan belajar yang efektif untuk
seorang murid belum tentu efektif untuk murid lainnya.
Setelah menetapkan bidang yang mungkin ditangani oleh guru sendiri, guru
mulai menyusun program perbaikan belajar mengajar. Dalam hal ini guru
mengembangkan setiap komponen program yang mencakup.
1. Tujuan perbaikan
2. Materi perbaikan
3. Metode penyampaian
4. Waktu yang diperlukan
5. Penilaian kemajuan murid.
Konsep atau pengertian adalah satuan dari yang mewakili sejumlah objek
yang mempunyai ciri-ciri sama.
Kaidah (rule)
Bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu
ketentuan yang mempresentasikan suatu keturunan.
Prinsip
e. Sikap (attitude)
Bahan atau hal yang harus dipelajari ikut menentukan bagaimana proses
belajar itu terjadi dan bagaimana hasil yang dapat diharapkan.
b. Faktor instrumental
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, barangkali
kondisi individu pelajar yang memegang peranan paling menentukan. Jika diuraikan,
kondisi individu ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Kondisi fisiologis
2. Kondisi psikologis
Semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh terhadap proses
belajar yang juga bersifat psikologis itu. Beberapa faktor yang utama akan
dikemukakan yaitu :
o Minat
o Kecerdasan
o Bakat
o Motivasi
o Kemampuan-kemampuan kognitif
Diawali dari anak kecil yang dimulai mengetahui nama untuk konsep-konsep
konkret yang sederhana. Kesulitan akan timbul jika siswa di sekolah mempelajari
pasangan kata-kata, seperti menghafal pedoman kata Indonesia, Inggris, misal “kursi
– chair’.
Beberapa fase dalam jalur belajar informasi verbal ataupun tekanan yang harus
diberikan pada fase tertentu, adalah sebagai berikut:
1) Fase motivasi; cukup berperan jika siswa mempelajari banyak pedoman kata-
kata atau banyak fakta.
2) Fase mengolah; perlu mendapat tekanan pada belajar fakta, karena dalam fase
ini siswa mengadakan organisasi yang pada dasarnya berwujud mencari
makna atau arti, yang kemudian dituangkan dalam suatu perumusan verbal.
3) Fase menggali; berperan sekali jika fakta yang telah dihafal, dimasukkan
kembali di dalam LTM (long term memory), untuk dipelajari kembali
(review) atau dihubungkan dengan fakta baru.
a. Belajar perseptual
Beberapa fase dalam belajar perseptual atau tekanan yang harus diberikan
pada fase tertentu yaitu:
2) Fase pengolahan, perlu mendapat tekanan, karena dalam fase ini ditentukan
apakah sesuatu berbeda atau sama dengan yang lain dan perbedaan/kesamaan
itu menyangkut ciri fisik apa.
Kondisi intern
Siswa harus memiliki peralatan indera yang normal, yang mampu mengamati
perbedaan-perbedaan dalam ciri-ciri dan fisik, ciri-ciri fisik itu harus “dicatat”
dengan seksama selama fase konsentrasi dan diolah dengan teliti supaya berlangsung
persepsi-persepsi yang tepat.
b. Belajar konsep
Beberapa fase dalam belajar konsep konkret atau tekanan yang harus
diberikan pada fase tertentu adalah:
Fase konsentrasi, ciri-ciri fisik yang perlu berbeda-beda harus diamati secara
cermat dan ini membutuhkan konsentrasi
Fase mengolah, ciri-ciri yang sama diambil bersama-sama.
Fase prestasi; siswa membuktikan bahwa dia sudah memiliki konsep yang
dipelajari dengan menunjukkan atau memisah-misahkan, kerap disertai
dengan menyebutkan nama untuk konsep itu.
Fase umpan balik, cukup berperan sebagai konfirmasi terhadap penggolongan
yang telah dibuat.
3) Fase pengolahan, mempelajari prosedur yang harus diikuti dan melatih diri,
baik sub keterampilan mampu keseluruhan rangkaian gerak-gerik, disertai
pengaturan yang baik.
4) Fase menggali; menggali program mental yang tersimpan dalam LTM (dari
ingatan)
5) Fase umpan balik; pengesahan merupakan wujud umpan balik, intrisik atau
ekstrinsik sebagaimana diterangkan diatas.
Kondisi intern
Kondisi ekstern
Untuk membangkitkan rasa takut seorang anak pada kelinci, Paplov mulia
dengan menimbulkan suara keras yang menimbulkan reaksi spontan; terkejut dan
takut. Sesaat sebelumnya, kelinci itu ditaruh dekat pada anak. Kejadian ini diulang
sampai beberapa kali.
Pola ini mendapat aplikasi yang luas dalam mengelola pengajaran di sekolah
dan dalam mendidik siswa, serta dipakai dalam belajar sikap. Bila siswa telah
memberikan suatu prestasi yang tepat, dia mungkin diperbolehkan untuk berbuat
sesuatu yang lain, yang memang disukainya.
Setiap kategori hasil belajar bersama dengan jalur belajar yang sesuai,
membentuk suatu jenis belajar, yang masing-masing mencakup suatu jenis perilaku
tertentu.
Suatu model belajar ialah suatu rencana atau suatu pola pendekatan yang
digunakan untuk mendisain pengajaran. Model mengajar mengandung strategi
mengajar, yaitu pola urutan kegiatan instruksional yang digunakan untuk mencapai
tujuan belajar yang diinginkan. Sedangkan di dalam strategi mengajar terdapat
strategi instruksional dan keterampilan teknis mengajar yang amat spesifik, seperti
keterampilan mengajukan pertanyaan, mengkomunikasikan pengarahan, menstruktur
dan mereaksi terhadap jawaban murid .
Dari hasil observasi dan penelitian yang telah dilakukan terhadap pendekatan
mengajar belajar yang beraneka ragam dan telah banyak dipraktekkan di sekolah-
sekolah secara luas, serta penelitian terhadap berbagai teori belajar mengajar yang
muncul dalam periode tiga puluh tahunan terakhir ini, disimpulkan paling tidak
terdapat empat rumpun besar model-model mengajar yaitu:
2) Model personal
4) Model perilaku
Dampak pertama akibat dari arahan yang diberikan secara sengaja pada anak
didik, atau dampak instruksional, sedangkan dampak kedua datang sebagai
pengalaman yang lahir dari lingkungan belajar yang secara tidak sengaja muncul
mengiringi dampak instruksional itu.
Metode perbaikan belajar mengajar
Sejauh ini yang sudah kita bicarakan adalah perbaikan belajar-mengajar bagi
murid yang mengalami kesulitan belajar, yang umumnya memperlihatkan hasil
belajar di bawah rata-rata kelas.
Dalam kaitan ini, pada umumnya kita mengenal 2 jenis program perbaikan
belajar mengajar. Yang pertama adalah program yang disediakan bagi anak yang
berbakat dan yang kedua adalah program penyembuhan atau pengajaran remedial
yang disediakan bagi murid yang mengalami kesulitan belajar.
Gagne, RM. Briggs, Leskie J. Principle of Instructional Design, Holt, Richart and
Winston, New York. 1979.
M.D Dahlan S, Hamid Hasan dan A. Moein Moesa, Model-model Mengajar, IKIP
Bandung Pusdiklat PERUMTEL. 1989.