You are on page 1of 19

KUMPULAN SERIAL CINTA ANIS MATTA

Serial Cinta 12

Di Rumahku Ada Surga

Taman punya kita berdua


Tak lebar luas, kecil saja
Satu tak kehilangan lain dalamnya
Bagi kau dan aku cukuplah

Itu penggalan puisi Chairil Anwar, 1943, tentang


rumahnya yang disebutnya taman. Taman hati. Taman
hidup. Sempit ruangnya. Tapi cinta membuatnya jadi
terasa cukup lapang dalam dada. Cinta membuatnya
nyaman dihuni :

Kecil, penuh surya taman kita


Tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia

Kenyamanan. Itu rahasia jiwa yang diciptakan cinta:


maka kita mampu bertahan memikul beban hidup,
melintasi aral kehidupan, melampaui gelombang
peristiwa, sambil tetap merasa nyaman dan teduh.
Cinta menciptakan kenyamanan yang bekerja
menyerap semua emosi negatif masuk ke dalam serat-
serat jiwa melalui himpitan peristiwa kehidupan. Luka-
luka emosi yang kita alami di sepanjang jalan
kehidupan ini hanya mungkin dirawat di sana: dalam
rumah cinta.

Dalam rumah cinta itu kita menemukan sistim


perlindungan emosi yang ampuh. Mary Carolyn Davies
mengungkapkannya dengan manis :

Ada sebuah tembok yang kuat

Compiled by lina84.wordpress.com
Di sekelilingku yang melindungiku:
Dibangun dari kata-kata yang kau ucapkan padaku

Jiwa yang terlindungi akan cepat bertumbuh dan


berubah. Sederhana saja. Karena hakikat cinta
selamanya hanya satu: memberi. Memberi semua
kebaikan yang tersimpan dalam jiwa. Melalui tatapan
mata, kata atau tindakan. Jika kita terus menerus
memberi maka kita akan terus menerus menerima.
Pemberian jiwa itu menghidupkan kekuatan kebajikan
yang sering tertidur dalam jiwa manusia. Seperti
pohon: pada mulanya ia menyerap matahari dan air,
untuk kemudian mengeluarkan semua kebajikan yang
ada dalam dirinya: buahnya, keindahannya.

Dalam rumah yang penuh cinta itu kita menemukan


rasa aman, kenyamanan dan kekuatan untuk terus
bertumbuh. Itu sebabnya rumah yang begitu seperti
menghadirkan surga dalam kehidupan kita. Rumah itu
pasti utuh. Dan abadi. Adakah doa cinta yang lebih
agung daripada apa yang diajarkan sang Rasul kepada
kita di malam pertama saat kita meletakkan dasar dari
bangunan hubungan jiwa yang abadi? Letakkan tangan
kananmu di atas ubun-ubun istrimu, lalu ucapkan do’a
ini dengan lembut:

Ya Allah, aku mohon pada-Mu kebaikan perempuan ini


dan semua kebaikan yang tercipta bersama
penciptaannya

Sumber : Tarbawi Edisi 89 Th. 5/Jumadil Ula 1425 H/22


Juli 2004 M

Compiled by lina84.wordpress.com
Serial Cinta 13

Panggilan Belahan Jiwa

Kebijaksanaan Ilahi adalah takdir dan suratan nasib


yang membuat kita saling mencintai satu sama lain.
Karena takdir itulah setiap bagian dari dunia ini
bertemu dengan pasangannya.
Dalam pandangan orang-orang bijak, langit adalah laki-
laki dan bumi adalah perempuan; bumi memupuk apa
yang telah dijatuhkan oleh langit.
Jika bumi kekurangan panas maka langit mengirimkan
panas kepadanya; jika bumi kehilangan kesegaran dan
kelembaban, langit memulihkannya.
Langit memayungi bumi layaknya seorang suami yang
menafkahi istrinya; dan bumi pun sibuk dengan urusan
rumah tangga; ia melahirkan dan menyusui segala
yang telah ia lahirkan.

Erich Fromm mengutip syair Jalaluddin Rumi itu dalam


bukunya, The Art of Loving. Cinta, kata Fromm, adalah
kebutuhan eksistensial manusia untuk mengatasi
masalah “keterpisahannya” sekaligus kerinduannya
akan kesatuan. Tapi dalam hubungan antara laki-laki
dan perempuan, cinta bukan hanya kebutuhan
eksistensial, tapi juga berbaur dengan kebutuhan
biologis: hasrat kesatuan dari kutub-kutub maskulin
dan feminim. Karena dalam diri laki-laki dan
perempuan terkandung prinsip menerima dan
penetrasi, baik atas hal material maupun spiritual,
maka mereka menemukan kesatuan dalam dirinya
hanya dalam kesatuan atas polaritas kelelakian dan
keperempuanan. Polaritas inilah, kata Formm, yang
menjadi dasar dari segala kreativitas.

Tapi saat hubungan murni ini terganggu oleh tirani


sosial yang melahirkan ketidaksetaraan laki-laki dan

Compiled by lina84.wordpress.com
perempuan dalam kehidupan sosial, tiba-tiba kaum
feminis membawa bias ini: harus ada perlawanan untuk
merebut kesetaraan itu. Itu tafsir paling sentimentil
atas fenomena kezaliman dalam masyarakat.
Kesetaraan itu mungkin saja tercapai. Tapi korbannya
juga sadis: lubang keterpisahan itu makin menganga
lebar, dan hidup berujung dalam kesendirian dan
kesunyian menyiksa.

Cinta mengajarkan kita untuk memperoleh hak-hak kita


dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kita
kepada orang lain. Itulah yang mempertemukan dua
kutub jiwa. Pertemuan itulah yang membuat kita genap
menggenapi, dan saling menyempurnakan karya
kehidupan. Dan persoalan kesetaraan menjadi tidak
relevan di tengah hidup yang bergerak kreatif begitu
menuju kesatuan dan kesempurnaan. Simaklah
senandung Rumi kembali:

Tak ubahnya langit dan bumi dikaruniai kecerdasan;


karena mereka melaksanakan pekerjaan makhluk yang
memiliki kecerdasan.
Andaikan pasangan ini tidak mengecap kenikmatan;
mengapa mereka bersanding seperti sepasang kekasih
?
Sebagimana Tuhan memberikan hasrat pada laki-laki
dan perempuan sehingga menjadi terpelihara oleh
kesatuan mereka,
Tuhan juga menanamkan ke semua eksistensi, hasrat
untuk mencari belahannya.
Masing-masing saling mencintai untuk
menyempurnakan karya bersama mereka.

Sumber : Tarbawi Edisi 90 Th. 5/Jumadil Tsaniyah 1425


H/5 Agustus 2004 M

Compiled by lina84.wordpress.com
Serial Cinta 20

Semangat Penumbuhan

Pekerjaan kedua seorang pencinta sejati, setelah


memperhatikan, adalah penumbuhan. Inilah cintanya
cinta. Inilah rahasia besar yang menjelaskan
bagaimana cinta bekerja mengubah kehidupan kita dan
membuatnya menjadi lebih baik, lebih bermakna.

Cinta adalah gagasan dan komitmen jiwa tentang


bagaimana membuat kehidupan orang yang kita cintai
menjadi lebih baik. Jika perhatian memberikan
pemahaman mendalam tentang sang kekasih, maka
penumbuhan berarti melakukan tindakan-tindakan
nyata untuk membantu sang kekasih bertumbuh dan
berkembang menjadi lebih baik.

Kita tidak boleh berhenti di ujung perhatian sembari


mengatakan kepada sang kekasih: ”Aku mencintaimu
sebagaimana kamu adanya”. Atau: “Aku menerima
dirimu apa adanya”. Memahami dan mengerti sang
kekasih tidaklah cukup. Seorang pencinta sejati harus
mampu mengimajinasikan sebuah plot akhir dari
kehidupan yang akan dijalani sang kekasih. Itu tidak
berarti bahwa kita mengintervensi kehidupan
pribadinya dan mengatur kehidupannya secara rigid
atas nama cinta. Tidak ! Yang dilakukan seorang
pencinta sejati adalah menginspirasi sang kekasih
untuk meraih kehidupan paling bermutu yang mungkin
ia raih berdasarkan keseluruhan potensi yang ia miliki.

Kalau bukan karena kerja-kerja penumbuhan, seorang


pencinta sejati tidak akan sanggup bertahan hidup
disamping seorang kekasih yang ilmu, pengalaman,
keterampilan dan kepribadiannya, tidak bertumbuh
dalam 10 tahun masa perkawinannya, misalnya. Kamu

Compiled by lina84.wordpress.com
pasti bosan mengobrol dengan seseorang yang
hidupnya stagnan, dingin dan tidak dinamis. Para
pencinta sejati menemukan gairah kehidupan dari
perubahan-perubahan dinamis dalam kehidupan
kekasih mereka. Seperti gairah kehidupan yang
dirasakan seorang ibu ketika menyaksikan bayinya
tumbuh dan berkembang menjadi anak remaja lalu
dewasa. Atau gairah yang dirasakan seorang guru saat
menyaksikan muridnya tumbuh menjadi ilmuwan dan
intelektual.

Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang


dengan cinta seorang melankolik. Penumbuhan adalah
sisi paling rasional dan realistis dari cinta. Penumbuhan
memberikan sentuhan edukasi pada hubungan cinta.
Sebab disini cinta bukan sekedar gumpalan emosi di
langit jiwa: yang mungkin meledak bagai halilintar,
atau membanjiri bumi dengan hujan air mata. Disini
cinta adalah sebuah pekerjaan. Pekerjaan jiwa, pikiran
dan fisik sekaligus. Itu yang membuatnya nyata dan
efektif.

Di tangan Rasulullah Saw Aisyah bukan hanya seorang


isteri. Rasulullah Saw telah menumbuhkannya menjadi
bintang di langit sejarah. Suatu saat Ali Tantawi
mengatakan: “Isteriku yang hanya tamatan SD
ternyata lebih intelek daripada mahasiswa-
mahasiswaku yang sudah hampir lulus sarjana”. Beliau
mengatakan itu setelah melewati 10 tahun masa
perkawinan. Ketika Iqbal menemukan dirinya telah
menjadi filosof dunia, ia menyadari itu kerja sang guru.
Maka ia berkata tentang gurunya itu: “Dan nafas
cintanya meniup kuncupku jadi bunga”.

Sumber : Tarbawi Edisi 97 Th. 5/Ramadhan 1425 H/11


November 2004 M

Compiled by lina84.wordpress.com
Serial Cinta 21

Merawat Dengan Kebajikan

Hubungan cinta yang mendalam dan mampu


menembus lorong waktu yang panjang hanya mungkin
terjadi jika orang-orang yang saling mencintai
mengalami perbaikan berkesinambungan. Mereka terus
bertumbuh. Itu dinamika kehidupan yang niscaya
diperlukan untuk memberikan sentuhan gairah pada
cinta.

Tapi pertumbuhan tidak akan terjadi secara permanen


tanpa perawatan pula. Kalau pertumbuhan dilakukan
dengan memfasilitasi proses pembelajaran orang yang
kita cintai, maka perawatan dilakukan dengan
memberikan sentuhan lembut kebajikan pada sang
kekasih. Sang kekasih yang sedang bertumbuh itu
harus dipuaskan dengan kebajikan harian yang
membuatnya nyaman. Kalau penumbuhan
mendinamisasi kehidupan sang kekasih, maka
perawatan memberinya kekuatan psikologis dalam
menjalani dinamika pertumbuhan itu.

Senyum yang lembut, kata-kata yang baik, belaian


kasih, saat-saat melayani, hadiah-hadiah kecil,
hubungan fisik yang intim dan intensif, perjalanan
bersama yang direncanakan adalah contoh kecil dari
kebajikan harian yang harus dilakukan para pecinta
kepada kekasihnya untuk satu tujuan: merawat
jiwanya. Itulah air. Itulah matahari.

Di taman kebajikan itu cinta bersemi. Hanya di taman


itu. Kamu tidak bisa mencintai hanya dengan kata-
kata. Sentuhan romantika dari kata-kata hanya
sebagian dari kebajikan hati para pecinta sejati. Sebab
kata-kata, sama seperti senyuman atau sorotan mata,

Compiled by lina84.wordpress.com
jika ia tidak terbit dari hati yang bajik, maka ia
kehilangan pesannya. Ia tidak akan pernah
menggetarkan. Adakah yang lebih mempesona dari
seorang kekasih selain semua yang menggetarkan itu ?

Kalau pelaku sehari-harimu tidak lagi menggetarkan


jiwa kekasihmu, kemungkinan besar karena ia terpisah
dari jiwamu. Atau di sana cinta tidak lagi sanggup
menerbitkan kebajikan baru dalam dirimu.

Ini juga menjelaskan mengapa keshalihan selalu


bersaudara dengan cinta. Keshalihan adalah kekuatan
yang memotivasi dan menginspirasi kita untuk
melakukan kebajikan secara terus menerus. Orang
shalih selalu berada di garis kebajikan maksimum dan
minimum: jika ia mencintai seseorang ia menghormati
dan melayani orang itu. Tapi jika ia tidak mencintainya
ia tidak akan sampai mendzalimi orang itu.

Tantangan cinta yang paling rumit adalah waktu. Dalam


perjalanan waktu, kesejatian cinta teruji. Dan, ujiannya
adalah menjawab pertanyaan sederhana ini: seberapa
besar kadar kebajikan yang terkandung dalam cinta itu
? Dalam tamsil ini cinta adalah kereta: ia hanya
berjalan di atas rel kebajikan. Begitu kebajikanmu
habis, kereta cinta juga berhenti berjalan. Hanya ketika
kamu menjadi orang baik, kamu dapat mencintai
dengan kuat. Kalau ujian cinta adalah waktu, maka
jawabannya adalah kepribadian.

Sumber : Tarbawi Edisi 98 Th. 6/Syawal 1425 H/9


Desember 2004 M

Compiled by lina84.wordpress.com
Serial Cinta 25

Cinta dan Kimia Jiwa

Lelaki parlente itu tidak hanya dikenal sangat tampan


yang ketampanannya bahkan mengalahkan kecantikan
wanita paling cantik. Ia juga lelaki paling berkuasa dan
paling disegani di muka bumi ketika itu. Lelaki itu
adalah khalifah pertama sekaligus pendiri khilafah Bani
Umayyah. Di ibu kota khilafahnya, Damaskus, ia
membangun sebuah istana megah. Ia punya selera.
Semua yang ia miliki adalah mimpi-mimpi wanita.
Namun ia lantas jadi ironi: kali ini cinta tersedak. Ia
tergila-gila pada seorang gadis badui yang cantik dan
innocent. ia menikahinya. Lalu memboyongnya tinggal
di istananya. Tapi ia gagal menerbitkan bahkan sebersit
pun cinta dalam hati sang istri. Ketampanan,
kemewahan dan kekuasaan Muawiyah tidak cukup
memadai membangkitkan cinta dalam jiwanya. Ia
bahkan tidak mengerti bagaimana menikmati
kemewahan dalam istana sang suami. Setiap kali
langkah kakinya menderap di sudut-sudut istana
ingatannya malah kembali ke dusunnya. Sebab di sana
ada seorang pemuda badui yang terus merindukannya.

Pada suatu malam yang sunyi, ketika purnama


menghias langit malam, kesabarannya berakhir.
Rindunya meledak dalam bait-bait syair yang ia
senandungkan. Sayup-sayup Muawiyah mendengarnya.
Ia terhenyak. Ia tahu bait-bait itu adalah sebuah
deklarasi: aku tidak mencintaimu, aku tidak bisa
mencintaimu, aku ingin pulang, aku ingin menikah
dengan kekasihku! Muawiyah tersadar. Kekuasaan
memungkinkan ia menikahi gadis badui itu dengan
mudah. Tapi kekuasaan tidak dapat membantunya
merebut cintanya. Gadis innocent itu adalah seorang
perempuan merdeka. Ia memilih untuk meninggalkan

Compiled by lina84.wordpress.com
istana Muawiyah yang megah hanya untuk hidup
bersama seorang pemuda dusun yang teramat
sederhana. Dengan berat hati akhirnya Muawiyah
menceraikan sang istri, seorang gadis lugu yang telah
membuatnya tergila-gila.

Cinta secara umum adalah emosi kebajikan yang


meledakkan semangat memberi dalam jiwa kita. Itu
sebabnya kita selalu menjadi lebih baik ketika kita
sedang jatuh cinta. Tapi ketika cinta dihadapkan pada
objeknya, khususnya cinta antara laki-laki dan wanita,
emosi kebajikan itu tetaplah emosi kebajikan, tapi
dengan chamistry yang sangat unik. Dua emosi
kebajikan belum tentu bisa bertaut secara kimiawi
dengan mudah. Jauh sebelum cinta menjelma menjadi
pertemuan dua fisik, ia terlebih dahulu bertaut di alam
jiwa. Jika ada pertemuan fisik yang tidak didahului oleh
pertemuan jiwa itu bukanlah cinta. Maka sepasang laki-
laki dan wanita bisa melakukan hubungan seks tanpa
cinta. Atau, pernikahan bisa berlangsung tanpa cinta.
Sebagai manusia, jiwa kita memiliki tabiat kimiawi yang
sangat unik. Dan tidak bisa ditebak. Seorang
perempuan lembut bisa jadi mencintai seoarang laki-
laki kasar, karena kelembutan dan kekasaran adalah
dua kutub jiwa yang bisa bertemu seperti air dan api:
saling tergantung dan saling menggenapkan.

Tapi keunikan jiwa itu sama sekali tidak mengurangi


kadar kebenaran dari fakta bahwa cinta sebagai emosi
kebajikan tetaplah harus mengejawantah pada
semangat memberi, dan bahwa nilai kita di mata orang
yang kita cintai tetaplah terletak pada kadar manfaat
yang kita berikan padanya. Dan jika pada suatu
hubungan cinta kita tidak memberi sesuatu pada orang
yang kita cintai, sementara hubungan cinta itu tetap
berlanjut, bahkan langgeng, percayalah, itu semata-
mata karena kesabaran sang kekasih menyaksikan

Compiled by lina84.wordpress.com
pencintanya mengkonsumsi kebajikannya setiap saat,
atas nama cinta. Yang satu memberi atas nama cinta,
yang lainnya menerima atas nama cinta. Irosnis
memang. Tapi faktanya ada. Bahkan mungkin banyak
beredar di sekitar kita.

Sumber : Tarbawi Edisi 102 Th. 6/Muharram 1426 H/17


Februari 2005 M

Serial Cinta 27

Membangun Kemampuan Mencintai

Pada mulanya cinta adalah gagasan tentang bagaimana


membahagiakan dan menumbuhkan orang lain.
Selanjutnya cinta adalah kemauan baik yang
menjembatani gagasan itu menuju alam kenyataan.
Sisanya adalah kemampuan. Cinta yang hanya
berkembang di batas gagasan dan kemauan baik akan
tampak seperti pohon rindang yang tidak berbuah.

Bagian cinta yang pertama dan kedua, gagasan dan


kemauan baik, biasanya terbentuk dari serangkaian
penghayatan akan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan
keagamaan tentang kehidupan dan hubungan antar
manusia didalamnya, hubungan manusia dengan Tuhan
dan hubungan manusia dengan alam. Sedangkan apa
penghayatan itu dalam diri seorang pencinta sedalam
itu pula sumber energi cinta yang ada dalam dirinya.

Tapi bagian ketiga dari cinta, kemampuan, memerlukan


latihan dan proses pembelajaran. Kalau kita mau
memberi, kita harus dan berlatih bagaimana memiliki.
Kalau kita mau memperhatikan orang yang kita cintai,
kita harus belajar dan berlatih untuk tidak

Compiled by lina84.wordpress.com
membutuhkan perhatian orang lain. Kalau kita mau
menumbuhkan sang kekasih, kita harus belajar dan
berlatih bagaimana menumbuhkan diri sendiri terlebih
dahulu. Begitu seterusnya: memberi, memperhatikan,
menumbuhkan, merawat dan melindungi
mengharuskan kita memiliki kemampuan pribadi untuk
melakukan tindakan-tindakan produktif.

Membangun kemampuan mencintai berarti membangun


kemampuan produktif dalam diri kita. Menjadi seorang
pencinta sejati berarti menjadi seorang produktif yang
selalu berorientasi bukan saja pada proses, tapi juga
terutama hasil akhir. Produktifitas adalah indikator
kematangan seorang pencinta. Seorang pencinta yang
tidak produktif adalah pohon rindang yang tidak
berbuah.

ini sisi cinta yang paling rasional dan paling berat:


belajar dan berlatih untuk menjadi produktif. Ini bukan
pelajaran tentang bagaimana menguntai kata-kata
cinta. Atau tentang teknik-teknik merawat cinta kasih.
Ini pelajaran tentang bagaimana kita mengembangkan
diri, mengubah semua potensi dalam diri kita menjadi
kemampuan-kemampuan baru, mengarahkan semua
kemampuan baru itu menjadi sumber produktifitas.

Mencintai dengan semua siklusnya adalah kerja dari


dalam ke luar. Seorang pencinta sejati adalah
seseorang yang mampu keluar dari dirinya sendiri
menuju orang lain. Tapi jauh sebelum seseorang
mampu keluar dari dirinya sendiri, ia harus masuk
kedalam dirinya sendiri. Sedalam mungkin. Karena dari
kedalaman itulah ia bisa keluar sejauh mungkin.
Pelajaran cinta adalah pelajaran tentang bagaimana
kita masuk kedalam diri sendiri untuk kemudian
menjadikan orang lain lebih baik. Dan akhirnya, ini
adalah pelajaran tentang bagaimana mengubah hidup

Compiled by lina84.wordpress.com
kita menjadi taman yang lebih indah dipandang dan
lebih nyaman dihuni. Karena di sana kita bertumbuh.
Karena dalam pertumbuhan itu kita berbahagia.

Sumber : Tarbawi Edisi104 Th. 7/Shafar 1426 H/17


Maret 2005 M

Serial Cinta 28

Pelajaran Cinta

Memang tidak mudah. Sebab tidak karena kamu


mencintai, lalu hendak memberi, atau kamu menebar
pesona kematanganmu melalui itu, maka cintamu
berbalas. Fakta ini mungkin pahit. Tapi begitulah
adanya: kadang-kadang kamu harus belajar menepuk
angin, bukan tangan lain yang melahirkan suara cinta.

Sebabnya sederhana saja. Cinta itu banyak macamnya.


Ada cinta misi: cinta yang memang kita rencanakan
sejak awal. Cinta ini lahir dari misi yang suci, didorong
oleh emosi kebajikan dan didukung dengan
kemampuan memberi. Misalnya cinta para nabi kepada
umatnya, atau guru kepada muridnya, atau pemimpin
kepada rakyatnya, atau ibu kepada anaknya. Jiwamu
dan jiwa orang yang kamu cintai tidak mesti bersatu.
Cinta ini sering tidak berbalas. Bahkan sering
berkembang jadi permusuhan. Lihatlah nabi-nabi itu
dimusuhi umatnya, atau para ibu ditelantarkan anak-
anaknya di usia tua, atau pemimpin yang baik dibunuh
rakyatnya, atau guru yang dilupakan murid-muridnya.

Inilah cinta yang paling luhur. Paling suci. Sebagian


besar kebaikan yang kita saksikan dalam kehidupan
kita, bahkan dalam sejarah umat manusia, sebenarnya

Compiled by lina84.wordpress.com
merupakan buah dari cinta yang ini. Ambillah contoh:
1,3 milyar umat Islam saat ini adalah hasil perjuangan
berdarah-darah sang nabi beserta sahabat-sahabatnya.
Itu cinta misi.
Tapi ada jenis cinta yang lain. Cinta jiwa. Cinta ini lahir
dari kesamaan atau kegenapan watak jiwa. Jiwa yang
sama atau berbeda tapi saling menggenapi biasanya
akan saling mencintai. Cinta ini yang lazim ada dalam
hubungan persahabatan dan perkawinan atau keluarga.
Cinta ini mengharuskan adanya respon yang sama:
cinta tidak boleh bertepuk sebelah tangan di sini.

Inilah cinta yang paling rumit. Serumit kimia jiwa


manusia. Suatu saat, misalnya Umar Bin Khattab
hendak melamar Ummu Kultsum Binti Abu Bakar, adik
Aisyah ra. Gadis itu sangat belia dan tumbuh diantara
jiwa-jiwa lembut nan penyayang. Aisyah ra jadi gusar.
Wataknya tidak bertemu dengan watak Umar. Tapi
siapa berani menolak lamaran manusia paling sholeh di
muka bumi ketika itu? Namun dengan diplomasi yang
sangat halus, melalui kepiawaian Amr Bin Ash, Aisyah
ra menolak lamaran itu sembari menyarankan sang
khalifah menikahi Ummu Kultsum Binti Ali Bin Abi
Thalib, adik Hasan dan Husaen. Kali ini lamarannya
diterima: Ali dan Umar memiliki watak yang sama.
”Tidak ada alasan menolak lamaran manusia terbaik di
muka bumi”, kata Ali ra.

Ada cinta ketiga. Cinta maslahat. Cinta ini


dipertemukan oleh kesamaan kepentingan. Mereka bisa
berbeda watak atau misi. Tapi kepentingan mereka
sama maka mereka saling mencintai. Misalnya
hubungan baik yang lazim berkembang di dunia bisnis.
Suara ramah dari penjawab telepon, atau senyum
manis seorang pramugari, atau layanan sempurna
seorang resepsionis hotel: semua berkembang dari
kepentingan tapi efektif menciptakan kenyamanan jiwa

Compiled by lina84.wordpress.com
(comfortability). Anda adalah bagian dari pekerjaannya.
Bukan jiwanya. Anda adalah kepentingannya. Bukan
misinya.

Sumber : Tarbawi Edisi 105 Th. 7/Sahfar 1426 H/31


Maret 2005 M

Serial Cinta 36

Karena Jiwa Punya Hajat

Keagungan. Keluhuran. Ketinggian. Hanya itu yang ada


pada cinta misi. Romantika juga ada. Tapi tetap dalam
bingkai itu. Kita sebut itu romantika perjuangan.
Seperti kita memandang indahnya pelangi yang
menggores langit. Mengagumkan. Mempesona. Tapi
ada jarak. Itu keindahan yang dilukis oleh nilai:
kekuatan yang memvisualisasi sisi malaikat dari dalam
diri kita ke atas kanvas kenyataan, lalu melegenda
dalam riwayat sejarah.

Tapi manusia tercipta dari tanah. Dan tanah punya


tabiatnya sendiri. Juga punya rasa, punya mau, punya
hajatnya sendiri. Juga punya permintaannya sendiri
dari asal usul ini kehidupan manusia tersublimasi
menjadi riwayat yang rumit dan kompleks. Begitu juga
cinta jiwa yang lahir dari sini. Kalau dalam cinta misi
perasaan bergerak mengikuti pikiran dan nilai, dalam
cinta jiwa perasaan bergerakmemenuhi kebutuhannya
sendiri. Kebutuhan akan kegenapan. Kebutuhan akan
kesatuan.

Sendiri. Sepi. Itu musuh jiwa manusia. Sebab alam ini


termasuk kita tercipta berpasangan. Begitu juga kita:
kita semua punya pasangan hidup dalam perkawinan

Compiled by lina84.wordpress.com
dan pasangan sosial dalam bermasyarakat. Perjalanan
menemukan pasangan jiwa adalah kebutuhan
eksistensial. Sampai kita menembus ruang dan waktu
yang panjang: sebab keterpisahan ini, kata Rumi,
hanya tipu daya waktu.

Sebab ia lahir dari kebutuhan akan kegenapan dan


kesatuan, maka cinta jiwa mensyaratkan adanya
penerimaan. Tidak ada pertemuan tanpa penerimaan.
Syarat ini tidak selalu ada dalam cinta misi. Tapi syarat
ini pula yang membuat cinta jiwa jadi rumit. Sebab
asas penerimaan jiwa di sini juga beragam. Ada faktor
kesamaan. Ada faktor kegenapan. Ada faktor
keseimbangan. Seperti dua sungai besar yang bertemu
dalam samudera yang sama lalu menciptakan
gelombang cinta yang dahsyat. itu cinta yang lahir dari
kesamaan.

Atau lidah api yang menyala-nyala namun dipadamkan


oleh air yang sejuk. Cinta yang ini lahir dari kebutuhan
akan keseimbangan. Atau seperti air bening yang
mengaliri lahan tanah yang subur lalu melahirkan
taman kehidupan yang indah. Ini kegenapan jiwa yang
melahirkan cinta.

Kerumitannya terletak pada pencarian ”meeting point”


dari dua jiwa. itu ada pada kesamaan atau kegenapan
atau keseimbangan antara dua karakter. Hampir tidak
ada pertemuan jiwa di luar ketiga meeting point itu.
Bayangkanlah bila yang terjadi sebaliknya. Api bertemu
angin menciptakan kebakaran yang ganas. Air bertemu
angin melahirkan gelombang tsunami.

Baik dalam perkawinan atau perkawanan kita


menemukan kerumitan itu. Itu masalah kecocokan.
Sebab harus ada dua tangan untuk bisa bertepuk. Dua
jiwa hanya mungkin bertemu dan menyatu kalau hajat

Compiled by lina84.wordpress.com
mereka sama. Hikmah itulah yang disampaikan
Rasulullah Saw. ”Jiwa-jiwa itu ibarat prajurit-prajurit
yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal diantara
mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang
tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan
saling berbeda dan berpisah”.

Sumber : Tarbawi Edisi 112 Th. 7/Jumadal Tsaniyah


1426 H/21 Juli 2005 M

Serial Cinta 48

Mengelola Ketidaksempurnaan

Apalagi yang tersisa dari ketampanan setelah ia dibagi


habis oleh Nabi Yusuf dan Muhammad. Apalagi yang
tersisa dari kecantikan setelah ia terbagi habis oleh
Sarah, istri Nabi Ibrahim, dan Khadijah, istri Nabi
Muhammad Saw? Apalagi yang tersisa dari pesona
kebajikan hati setelah ia direbut Utsman bin Affan?
Apalagi yang tersisa dari kehalusan budi setelah ia
direbut habis oleh Aisyah?

Kita hanya berbagi pada sedikit yang tersisa dari


pesona jiwa raga yang telah direguk habis oleh para
nabi dan orang shalih terdahulu. Karena itu persoalan
cinta kita selalu permanen begitu: jarang sekali pesona
jiwa raga menyatu secara utuh dan sempurna dalam
diri kita. Pilihan-pilihan kita, dengan begitu, selalu sulit.
Ada lelaki ganteng atau perempuan cantik yang kurang
berbudi. Sebaliknya, ada lelaki saleh yang tidak
menawan atau perempuan salehah yang tidak cantik.
Pesona kita selalu tunggal. Padahal cinta membutuhkan
dua kaki untuk bias berdiri dan berjalan dalam waktu
yang lama. Maka tentang pesona fisik itu Imam Ghazali

Compiled by lina84.wordpress.com
mengatakan: “Pilihlah istri cantik agar kamu tidak
bosan”. Tapi tentang pesona jiwa itu Rasulullah Saw
bersabda: “Tapi pilihlah calon istri yang taat beragama
niscaya kamu pasti beruntung”.

Persoalan kita adalah ketidaksempurnaan. Seperti


ketika dunia menyaksikan tragedi cinta Puteri Diana
dan Pangeran Charles. Dua setengah milyar manusia
menyaksikan pemakamannya di Televisi. Semua sedih.
Semua menangis. Puteri yang pernah menjadi
trendsetter kecantikan dunia dekade 80-an itu rasanya
terlalu cantik untuk disia-siakan oleh sang pangeran.
Apalagi Camila Parker yang menjadi kekasih gelap sang
pangeran saat itu, secara fisik sangat tidak sebanding
dengan Diana. Tapi tidak ada yang secara objektif mau
bertanya ketika itu. Kenapa akhirnya Charles lebih
memilih Camila, perempuan sederhana, tidak bisa
dibilang cantik, dan lebih tua, ketimbang Diana, gadis
cantik berwajah boneka itu? Jawaban Charles mungkin
memang terlalu sederhana. Tapi itu fakta, “Karena saya
lebih bisa bicara dengan Camila”.

Kekuatan budi memang bertahan lebih lama. Tapi


pesona fisik justru berkembang di tahun-tahun awal
pernikahan. Karena itu ia menentukan. Begitu masa uji
cinta selesai, biasanya lima sampai sepuluh tahun,
kekuatan budi akhirnya yang menentukan sukses
tidaknya sebuah hubungan jangka panjang. Dampak
gelombang magnetik fisik berkurang atau hilang
bersama waktu. Bukan karena kecantikan atau
ketampanan berkurang. Yang berkurang adalah
pengaruhnya. Itu akibat sentuhan terus menerus yang
mengurangi kesadaran emosi tentang gelombang
magnetic tersebut.

Compiled by lina84.wordpress.com
Apa yang harus kita lakukan adalah mengelola
ketidaksemurnaan melalui proses pembelajaran.
Belajar adalah proses berubah secara konstan untuk
menjadi lebih baik dan sempurna dari waktu ke waktu.
Fisik mungkin tidak bisa dirubah. Tapi pesona fisik
bukan hanya tampang. Ia lebih ditentukan oleh aura
yang dibentuk darii gabungan antara kepribadian
bawaan, pengetahuan dan pengalaman hidup. Ketiga
hal itu biasanya termanifestasi pada garis-garis wajah,
senyuman dan tatapan mata serta gerakan refleks
tubuh kita. Itu yang menjelaskan mengapa sering ada
lelakii yang tidak terlalu tampan tapi mempesona
banyak wanita. Begitu juga sebaliknya.

Itu jalan tengah yang bisa ditempuh semua orang


sebagai pencinta pembelajar. Karena pengetahuan dan
pengalaman adalah perolehan hidup yang membuat
kita tampak matang. Dan kematangan itulah
pesonanya. Sebab, setiap kali pengetahuan kita
bertambah, kata Malik bin Nabi, wajah kita akan
tampak lebih baik dan bercahaya.

Sumber : Tarbawi Edisi 124 th.7 Dzulhijjah 1426 H/19


Januari 2006 M

Compiled by lina84.wordpress.com

You might also like