Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
pendekatan, model, dan metode mengajar dapat digunakan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan yang terdapat di dalam kurikulum.
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar, karena guru merupakan perancang, penggerak, dan fasilitator belajar
peserta didik. Keberhasilan seorang guru tidak hanya tergantung dari penguasaan
materi pelajaran yang akan disampaikannya. Akan tetapi juga ditentukan oleh
model yang digunakan. Pembelajaran akan lebih berhasil bila model pembelajaran
yang digunakan sesuai dengan materi pelajaran.
Oleh karena itu, guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, tetapi juga harus pandai memilih model pembelajaran yang sesuai
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, serta
permasalahan dan karakteristik yang ada pada peserta didik. Guru harus
menggunakan model pembelajaran yang tidak hanya membuat proses
pembelajaran menarik, tapi juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berkreatifitas dan terlibat secara aktif selama berlangsungnya proses
pembelajaran, sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik
dapat berkembang maksimal secara bersamaan.
Salah satu model pembelajaran yang dipandang tepat untuk mengatasi
permasalan di atas ialah model pembelajaran TANDUR. Karena model
pembelajaran ini menekankan pada partisipasi aktif peserta didik dalam proses
pembelajaran. TANDUR adalah suatu model pembelajaran yang digunakan dalam
rancangan penyajian dan fasilitas di SuperCamp yang diciptakan berdasarkan
teori-teori belajar seperti Accelerated Learning (Lazano), Multiple Intelligences
(Gardner), Neuro Linguistic Programming (Grinder dan Blander), Experimental
Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperatif Learning (Johnson dan Johnson),
dan Elements of Effektif Instruction (Hunter).2 Dengan model pembelajaran ini
diharapkan dapat membuat peserta didik tertarik dan berminat pada pelajaran,
memberikan pengalaman langsung pada peserta didik dan berusaha menjadikan
isi pelajaran nyata bagi mereka.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya partisipasi aktif peserta didik dalam proses belajar mengajar.
2. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum
mengembangkan domain afektif dan psikomotor.
3. Proses pembelajaran IPA terutama biologi masih cenderung dipelajari
sebagai produk bukan proses.
4. Pembelajaran yang berorientasi pada tes/ujian nasional.
5. Pembelajaran lebih bersifat teacher centred.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi
permasalahan penelitian ini pada:
1. Cakupan materi biologi pada penelitian ini dibatasi hanya pada konsep
sistem pernapasan manusia.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka digunakan model
pembelajaran TANDUR. Karena model pembelajaran ini menekankan
partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
peserta didik dapat memahami konsep melalui pengalaman langsung.
3. Hasil belajar biologi yang diukur meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Hasil belajar biologi pada aspek kognitif dilihat dari hasil tes
objektif yang mencakup jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2),
penerapan (C3), dan analisis (C4). Untuk hasil belajar biologi pada aspek
afektif dilihat dari observasi selama proses pembelajaran yang mencakup
keseriusan dalam pembelajaran, kerjasama dalam penyelidikan, keseriusan
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran TANDUR terhadap
hasil belajar biologi pada konsep sistem pernapasan manusia pada
aspek kognitif, psikomotor dan afektif?
2. Bagaimana hubungan antara keterlibatan psikomotorik siswa
terhadap hasil belajar kognitif?
3. Bagaimana hubungan antara sikap belajar afektif siswa terhadap
hasil belajar kognitif?