You are on page 1of 52

," • -.

1
I

PEMBUAT KOMITMEN,
WEWENAN6, DAN
TANGGUNGJAWABNYA
(Dalam Pelaksanaan Anggaran pada Kantor/Satuan Kerja)

.Muhammad Sutarsa

~it...a
wtr'& .
Penerbit

.i
PEMBUAT KOMITMEN, WEWENANG, DAN TANGGUNGJAWABNYA
(Dalam Pelaksanaan Anggaran pada Kantor!Satuan Kerja)

Muhammad Sutarsa

Editor: Dr. Herry Kamaroesid

KATA PENGANTAR
'itra
WIfZ
Penerblt
EdisiAsli
Hak Cipta © 2010, Penerbit Mitra Wacana Media
Telp.
Faks.
: (021) 824-31931
: (021) 824-31931
Website : http!!www.mitrawacanamedia.eom
E-mail: mitrawacanamedia@gmail.eom

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh


isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk
memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa
D engan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah, Tuhan yang Maha Esa, penulis
berhasil menyelesaikan penulisan sebuah buku yang berjudul : "PEMBUAT
°izin tertulis dari Penerbit. KOMITMEN, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWABNYX: dalam Pelaksanaan
Anggaran pada kantorlsatuan kerja di lingkungan kementrian negarallembaga. Buku ini
UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA penulis susun dalam rangka pengembangan kompetensi penulis selaku widyaiswara pada
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan at au Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan Perbendaharaan di lingkungan Badan
memperbanyak suatu ciptaan at au memberi izin untuk itu, dipidana Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, yang
dengan pi dana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling sekaligus untuk memberikan kontribusi bagi para penyelenggara negara khususnya dalam
banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
pengelolaan anggaran pada kantorlsatuan kerja kementerian negara/lembaga.
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
alan menjua! kepada ?mum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Buku ini penulis susun untuk menarnpung aspirasi para penyelenggara negara dalam
Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana pengelolaan anggaran yang selama ini memberikan penafsiran yang berbeda satu sarna lain
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
ten tang kewenangan, tugas dan tanggungjawab para pembuat komitmen. Seringkali mereka
banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
bertanya : "Siapakah sebenarnya penandatangan kontrak atau SPK?~ Siapakah sebenarnya
yang berwenang menandatangani kuitansi persetujuan pembayaranr: dan apakah setiap
Sutarsa, Muhammad
pembayaran harus ditandatangani pembuat komitmen?': Hal inilah yang menimbulkan
Pembuat Komitmen, Wewenang, dan Tanggungjawabnyal aspirasi penulis untuk menulis buku sebagaimana judul diatas.
Muhammad Sutarsa Penulis meneoba merangkum dan meramu beberapa ketentuan perundang-undangan
tentang pengelolaan keuangan negara dan buku-buku yang penulis anggap dapat dijadikan
Edisi Pertama
-Jakarta: Mitra Waeana Media, 2010 sebagai landasan berfikir dan dasar penulisan, sehingga akan menghasilkan tulisan yang
1 jil., 17 x 24 em, 102 hal. dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya, karena penulis selalu ingat pepatah yang
mengatakan bahwa: "Sebaik-baik manusia adalah mereka yang kehadirannya, perbuatannya
ISBN 978-602-8495-94-3
dapat memberi manfaat bagi orang lain':
1. Pemerintahan 2. Pembuat Komitmen
I. Judul II. Muhammad Sutarsa
_ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komitmen. Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - Pendahuluan

pemahaman para pengelola keuangan negara dan/atau para pejabat perbendaharaan di c. diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala pemerintahan
lingkungan kementrian negara/lembaga. daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan,
d. tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain
B. KAJIAN PAKET UNDANC-UNDANC mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang.

1. undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


Menggarisbawahi penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kekuasaan
Pasall ayat (1), menjelaskan pengertian tentang keuangan negara adalah sebagai berikut: atas pengelolaan keuangan negara tidak seluruhnya didelegasikan dan tidak seluruhnya
"Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan diserahkan, yang berarti bahwa dengan prinsip desentralisasi, pemerintah daerah diberikan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik kesempatan yang luas untuk mengelola keuangan daerah dan untuk memajukan daerahnya
negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut': Selanjutnya dalam dengan menggali sumber pendapatan aseli daerah (PAD). Sehingga setiap pemerintah
pasal 2 dijelaskan lagi bahwa hak negara itu meliputi memungut pajak, mengeluarkan daerah berpacu dan berupaya membangun daerahnya dengan menggali, menggunakan
dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman. Sedangkan kewajiban negara adalah atau memanfaatkan potensi daerah masing-masing, sepanjang tidak bertentangan dengan
menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. ')
pihak ketiga. Sementara itu bagi menteri/pimpinan lembaga diberikan kewenangan seluas-luaJnya
Pemahaman keuangan negara menurut undang-undang ini mengandung arti bahwa untuk mengelola dan menggunakan anggaran kementrian negarallembaga, selaku
hanya negara yang mempunyai hak untuk memungut pajak kepada pihak ketiga yang Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang telah menerima pendelegasian kewenangan
menjadi obyek pajak. Hanya negara yang mempunyai hak untuk mengeluarkan dan dari Presiden. Sehingga para menteri/pimpinan lembaga dapat mengatur dan mengelola
mengedarkan uang dan melakukan pinjaman, yang berarti bahwa kementrian negara atau anggaran di lingkungan kementrian negaranembaga sesuai dengan batas kewenangan yang
pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan dan mengedarkan diberikan oleh Presiden.
uang sendiri atau melakukan pinjaman dalam rangka pelaksanaan pemerintahan daerah. Dengan demikian menteri teknis/pimpinan lembaga, secara operasional sangat
Hal ini menunjukkan bahwa negara merupakan satu kesatuan yang utub, meskipun bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran di lingkungan kementrian negaranembaga
terdiri atas beberapa pemerintahan daerah, dimana pemerintahan daerah yang walaupun yang dipimpinnya, yang pada hakekatnya adalah Chief Operational Officer (COO)
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah sendiri namun tidak boleh melakukan
Menteri Keuangan, secara teknis tidak mencampuri urusan keuanganpada kementrian·
. tindakan-tindakan, membuat peraturan-peraturan yang bertentangan:dtilgan ketentuan
negaranembaga dan yang menjadi tanggungjawab menteri!pimpinan lembaga selaku
pemerintah pusat.
Pengguna Anggaran, akan tetapi Menteri Keuangan diberi kewenangan untuk melakukan
Hal tersebut di atas dapat dilihat bagaimana kekuasaan atas pengelolaan keuangan pengendalian dalam pengelolaan keuangan negara, selaku Pengelola Anggaran.
negara dilakukan oleh Presiden selaku kepala pemerintahan dalam pasal6, pada;
Pengelola Anggaran pada hakekatnya adalah Chief Financial Officer (CFO), yang
Ayat 1, Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan mempunyai tugas antara lain:
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.
Ayat 2, Kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1): a. menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro,
b. menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN,
a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil c. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran,
pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan, d. melaksanakan fungsi bendahara umum negara (BUN),
b. dikuasakan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaranl e. menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
Pengguna Barang kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya,
"",~"", =
..•="'.""'.""'........,..- - - - - . - - . - .
....."".c;:;q""'
..

- - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - Pendahuluan


------------------.----
Ketentuan yang terkandung dalam Undang-Undang ini, merupakan landasan pokok Makna yang tersirat dalam ketentuan tersebut menjelaskan bahwa Pengguna Anggaran
dalam pengelolaan keuangan negara, yang memisahkan fungsi comptabel oleh Menteri diberi kewenangan yang luas dalam pelaksanaan anggaran, akan tetapi harus dilaksanakan
Keuangan untuk mengatur kebijakan pengelolaan keuangan negara dan fungsi teknis dengan kepatutan dan kepatuhan terhadap rambu-rambu yang ditetapkan oIeh Pengelola
oleh menteri/pimpinan lembaga untuk mengatur secara teknis pengelolaan anggaran Anggaran. Setiap pelaksanaan anggaran harus dilandasi dengan undang-undang yang
di lingkungan kementriari negara/lembaga yang dipimpinnya. Hal ini mengisyaratIcan mengatur tentang pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (UU~APBN),
bahwa menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran diberi kewenangan penuh yang setiap tahun diundangkan setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
untuk menggunakan anggarannya sendiri berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Para pejabat perbendaharaan tidak diperkenankan melakukan kegiatan atau tindakan yang
yang menjadi tanggungjawabnya. Pengguna Anggaran, berwenang untuk merencanakan tidak tersurat atau tidak tersedia atau tidak cukup tersedia anggarannya untuk kegiatan
anggaran sendiri, melaksanakan anggaran sendiri dan mengawasi sendiri pelaksanaan yang akan dilaksanakan. Sehingga semua kegiatan, tindakan, pembiayaan, pengeluaran
anggaran di lingkungan kementrian negarallembaga. Menteri Keuangan selaku Pengelola belanja negara hanya dapat dilakukan sepanjang hal tersebut tersurat dan tersedia dalam
Anggaran hanya mengesahkan rencana anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran, dokumen anggaran yang disusun, direncanakan, ditetapkan oleh Pengguna Anggaran,
mengendalikan pe1aksanaan anggaran agar Pengguna Anggaran tidak kebablasan dan setelah disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
.sewenang-wenang dengan batasan kewenangan pelaksanaan anggaran yang diberikan oleh Presiden selaku penanggungjawab pengelolaan keuangan negara, telah menetapkan
Presiden. Dengan demikian, Pengelola Anggaran hanya memberi rambu-rambu dalam bahwa seIuruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara dalam rangka memajukan
pelaksanaan anggaran kementrian negara/lembaga, agar tertib, efektif, efisien, dan dapat kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa selama ditetapkan dan menjadi
dipertanggungjawabkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. program pemerintah pusat disediakan dan dibebankan kepada APBN. Hal ini mengandung
arti bahwa dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, stakeholder atau
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 pihak lain yang berhubungan dengan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, setiap
masyarakat. stakeholder yang dilayani tidak layak untuk dibebani biaya, kecuali diatur lain
Berdasarkan landasan pokok pengelolaan keuangan negara, Undang-Undang Nomor 1 yang ditetapkan oleh pemerintah atau undang-undang.
tahun 2004 merupakan kaidah hukum administrasi negara yang mengatur pelaksanaan
anggaran (Perbendaharaan Negara), agar pelaksanaan anggaran dapat dilakukan secara
transparan, terbuka yang ditujukan sebesar-besamya bagi kemakmuran dan kesejahteraan 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
rakyat. Perbendaharaan Negara merupakan pengelolaan dan pertanggungjawabankeuangan Paket ketiga dalam reformasi pengelolaan keuangan negara adalah uncbng-undang yang
negara, yang 4arus dilaksanakan secara efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan.
. : . . '.:r.. . mengatur mekaQisrp.e pemeriksaan atas tanggung jawab pengelolaan keuangan negara
Undang-undang ini, mengatur bagaimana mekanisme kewenangan pelaksanaan yang dilaksanakan pemerintah. Lahirnya ketiga paket undang-undang ini diharapkan akan
anggaran bagi kementrian negara/lembaga yang harus dilaksanakan dengan kepatuhan dan menjadi landasan yang kokoh dalam pengelolaan keuangan negara untuk menciptakan
kepatutan, yang dijelaskan dalam pasal 3 Undang-UndangNomor 1 tahun 2004 tentang pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
asas umum pelaksanaan anggaran, antara lain:
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini dilakukan oleh Badan
a. Undang-Undang APBN merupakan dasarbagi pemerintah Pusat untukmelakukan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang bebas dan mandiri, dengan maksud agar keuangan negara
penerimaan dan pengeluaran negara. dapat dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
b. Setiap pejabat dilarang untuk melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran efektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.
atas beban APBNIAPBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut
tidak tersedia atau tidak cukup tersedia. Pemeriksaan oIeh BPK dilakukan melalui proses identifikasi masalah, analisis, dan
c. Semua pengeluaran negara dan/atau daerah, termasuk subsidi dan bantuan lainnya evaluasi yang dilakukan secara indepeden, obyektif, dan professional berdasarkan stan dar
yang sesuai dengan program pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi
dibiayai dengan APBN/ APBD. mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
~-~- ..

/
/

_ _- - - - - - - Pembuat Komitmen. Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - Pendahuluan

Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah melalui berbagai kegiatan Mengamati beberapa pemahaman pejabat perbendaharaan tersebut di atas, secara
yang dilaksanakan oleh setiap satuan kerja di lingkungan kementrian negara/lembaga, substantif tidak berbeda dengan pengertian menu rut lew, akan tetapi kita mulai melakukan
secara pasti dan nyata akan mengakibatkan belanja negara, sehingga menurut Peraturan perubahan-perubahan terhadap kewenangan dan tanggungjawab para pengelola keuangan
Presiden No.8 tahun 2006, P2K adalah pejabat yang diberikan kewenangan selaku pengguna negara.
barang/jasa pada kantor/satuan kerja, yang melakukan perikatan-perikatan/kontrak kerja KewenangaX@ dan tanggungjawab P2K, sangat menentukan dalam pengelolaan
dengan penyedia barang/pihak ketiga. Hal ini perIu dipahami bahwa tindakan yang dapat anggaran negara pada kantorlsatuan kerja masing-masing. Setiap tindakan yang dilakukan
mengakibatkan belanja negara bukan semata terhadap kegiatan pengadaan barang/jasa berkaitan dengan anggaran negara harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, ketelitian,
pemerintah belaka, akan tetapi banyak kegiatan lain yang juga dapat mengakibatkan kecermatan dan penuh rasa tanggungjawab agar akibat yang ditimbulkannya benar-benar
pengeluaran/belanja negara. Misalnya kegiatan pengangkatan pegawai negeri, ditetapkannya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam undang-undang dan tidak mengakibatkan
surat pengangkatan dan kepangkatan kepegawaian, diterbitkannya surat tugas dalam hal pemborosan serta. penyalahgunaan keuangan negara. Kalau dikemudian hari ternyata
penyelenggaraan tugas kepemerintahan, seperti perjalanan dinas dan sebagainya. terdapat tindakan P2K mengakibatkan kerugian negara, siapakah yangbertanggungjawab?
Semua kegiatan dan/atau tindakan P2K tersebut di atas dilakukannya dengan P2K atau KPA? lalu jika sudah diangkat P2K, siapakah yang berhak menandatangani SPK
menerbitkan surat-suratkeputusan ataupun berupa Kontrak atau Surat Perintah Kerja (SPK), ataukontrak dengan pihak ketiga/Penytidia Barang, P2K ataukah KPA? Hal-hal inilah
yang menurut bahasa perbendaharaan adalah Surat Keputusan Otorisasi (SKO). Dengan yang seringkali dipertanyakan oleh sebagian pengelola keuangan di lingkungan kantorl
diterbitkannya SKO akan mengakibatkan belanja yang membebankan anggaran negara. satuan kerja.
SKO menurut lew merupakan surat keputusan yang ditetapkan oleh seorang Otorisator. Munculnya pertanyaan-pertanyaan sebagaimana tersebut di atas disebabkan karena
Dengan demikian seorang P2K menurut bahasa lew adalah seorang Otorisator. tidak jelasnya pemberian kewenangan dan tugas yang diberikan kepada P2K, kurangnya
Sampai saat ini semua penyelenggara pengelola keuangan negara sangat paham bahwa • pemahaman tentang peran dan fungsi KPA, P2K dan Penguji Tagihan, sehingga seringkali
menurut lew ada tiga pejabat perbendaharaan yang mengelola keuangan negara, yaitu: terjadi tumpang-tindih tugas dan kewenangan antara KPA dan P2K di beberapa kantorl
satuan kerja.
1. Otorisator, yakni pejabat yang tindakannya dapat mengakibatkan pengeluaran
Semua ini terjadi sebagai akibat pemahaman yang bervariasi atas ketentuan perundang-
belanja negara dan/atau pendapatan negara.
undangan yang ditetapkan. MenteriKeuangan selaku PengelolaAnggaran tidakmenentukan
2. Ordonator, yakni pejabat yang memiliki kewenangan melakukan penelitian dan
persyaratan atau kriterialang harus dimiliki terhadap para pejabat perbendaharaan yang
pcngujian atas tagihan yang membebankan anggaran belanja negara
melakukan pengelolaanK,euangan negara pada kementrian negarallembagalkantorlsatuan
3. Comptabel,pejabat.. yang memiliki kewenangan untuk menerima,
kerja. Hal ini mengisyaratkan bahwa, Menteri Keuangan menyerahkan sepenuhnya kepada
menyimp~;:~embayarkan dan/atau menyetorkan, menatausahakan dan
masing-masing MenterilPimpinan Lembaga untuk menentukan sendid kriteria dan
mempertanggungjawabkan uang atau barang yang berada dalam penguasannya.
kompetensi yang harus dimiliki oleh pejabat perbendaharaan yang akan ditetapkannya.
yang lebih dikenal dengan sebutan " Bendahara'~
Begitupun tentangjumlah P2K yang diperlukan pada setiap kantorlsatuan kerja, diserahkan
sepenuhnya kepada masing-masing Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PAl
Dengan lahirnya paket undang-undang sebagaimana tersebut di atas, ketiga fungsi
KPA), yang penetapannya disesuaikan dengan jumlah kegiatan yang ada serta beban volume
ini melekat pada satuan kerja, atas dasar pemisahan kewenangan pengelolaan keuangan
kerja pada setiap kegiatan kantorlsatuan kerja masing-masing.
negara sebagai pemegang kewenangan administratif yang dalam bahasa lew dikenal
Oleh karena itu untuk lebih memaharni peran dan fungsi P2K dan KPA, perIu diperjelas
dengan '~dministratif Beheer", sedangkan pada Menteri Keuangan selaku Bendahara
lebih dalam lagi makna yang terkandung dalam Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang
Umum Negara dan/atau KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN)
jabatan tersebut dalam pelaksanaan anggaran belanja negara.
hanya pemegang kewenangan kebendaharawanan atau menu rut lew. adalah "Comptabel
Beheer". Buku ini, sengaja penulis sajikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin timbul dalam pengelolaan anggaran negara yang sekaligus untuk memudahkan
l
1 f

_ _ _ _- - - - - Pembuat Komltmen. Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - -

Mudah-mudahan dengan diterbitkannya buku ini, sedikit banyak akan membantu


memberikan pemahaman bagi para pengelola keuangan/anggaran pada kantorlsatuan
kerja.
Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Keluarga penulis, isteri dan anak yang merelakan waktunya diberikan kepada
penulis yang terkadang sampai larut malam untuk menyelesaikan suatu tulisan
dalam rangka pelaksan~an kegiatan belajar-mengajar dan pelatihan,
DAFTARISI
2. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Bapak I.Gde Made E. Rata,
3. Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Bapak Dodi Iskandar,
4. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan Perbendaharaan, Bapak
Agus Hermanto,
S. Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan pada Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan, Bapak Heru Wahyudi,
Kata Pengantar ......................................................................................................... iii
6. Semua rekan-rekan widyaiswara pada Pusdiklat Anggaran dan para dosen pada
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dan,
Abstraksi ....................................................................... ............................................ 1
7. Semua pihak yang turut berperanserta memberikan kontribusi penyelesaian
BAB 1 Pendahuluan ........................................................................................ 5
penulisan buku ini.
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 5
B. Kajian Paket Undang-Undang .............................................................. 8
Semoga tulisan yang sangat sederhana ini, yang mungkin masih banyak kekurangannya
masih dapat dimanfaatkan bagi setiap pembaca yang memerlukannya, dan itu sangat BAB2 Pelaksanaan Anggaran Belanja KantorlSatuan Kerja......................... 15
penclis -sadari. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat A. Penyelenggara Perbendaharaan............................................................ 16
penulis harapkan gun a perbaikan-perbaikan dalam penulisan berikutnya. Semoga kiranya B. Kewenangan dan Tugas Pokok Pejabat Perbendaharaan .................. 18
buku ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amiiiin. C. Ruang Lingkup Belanja Negara............................................................. 22
.:. .' ,-'-'
D. Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Pada Kanto~/Satuan Kerja ....... 24

BAB3 Mekanisme Kegiatan dalam Pengadaan Barang dan


Jakarta, Maret 2010
Jasa Pemerintah.................................................................................... 29
A. Prinsip Dasar dan Kebijakan Pengadaan............................................. 30
B. Cara Pengadaan....................................................................................... 32
Muhammad Sutarsa C. Pelaksana Pengadaan.............................................................................. 33
(mury) D. Proses pengadaan......................................................... ........................... 34
E. Metode Pengadaan.................................................................................. 34
F. Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa ...... 38
G. Contoh Bentuk Kontrak.......................................................................... 43
-~
,il
,!
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komitmen. Wewenangdlln Tanggungjawabnya - - - - - - - - -

BAB4 Wewenang dan Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Komitmen. ••••.••••• 49


A. Tugas dan Wewenang ............................................................................. 49
B. Ruang Lingkup dan Kegiatan .............................................................. . 53
C. Mekanisme Pembayaran atas Beban APBN ....................................... . 55
D. Peran dan Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Komitmen ................. . 73

BAB5 Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Komitmen............................. 75


75
ABSTRAKSI
A. Penyusunaan dan Penyampaian Laporan Keuangan ....................... ..
,. " B. Penyusunan dan Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban ... .. 76

Daftar Pustaka .....................................................................: .................................. . 81


Lampiran-Iampiran .................................................................................................. 85

P embuat Komitmen, adalah salah satu jabatan dalam mekanisme penge10laan keuangan
negara yang diperkenalkan mulai tahun anggaran 2005. Pembuat Komitmen lebih
banyak dikenal dalam hal pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2006 sebagai perubahan yang substantif
atas Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003, tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah.
Pembuat Komitmen seringkali diindentikkan dengan pemimpin proyek/pemimpin
bagian proyek ketika sistem penganggaran menganut "Doel Budgeting System" (Sistem
anggaran berdasarkan tujuan/Output). Pembuat Komitmen diberi kewenangan me1akukan
penandatanganan kontrak-kontrak pengadaan barang/jasa yang membebani anggaran
belanja negara. Dengan demikian setiap tindakan pembuat komitm.en senantiasa
mengakibatkap. belanja negara. Menumt Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 pada bab II
pasal4 ayat 2 e, tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja merupakan
kewenangan menterilpimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran. Menteri/Pimpinan
Lembaga adalah pemegang pelimpahan kewenangan pengelolaan keuangan negara pada
kementrian negarallembaga yang dipimpinnya, yang dalam bahasa Indiche Comptabiliteit
Wet (ICW) adalah seorang "Otorisator': Sementara menteri/pimpinan lembaga selaku
Pengguna Anggaran mendelegasikan kewenangannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran
untuk melaksanakan anggaran dan bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran pada
kantor/satuan kerja di lingkungan kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya, yang
berarti bahwa KPA adalah seorang otorisator pada tingkat kantor/satuan kerja. Laiu
siapakah sebenarnya yang menguasai anggaran pada kantor/satuan kerja? Atau siapakah
yang lebih berwenang antara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan Pejabat Pembuat
_ _ _ _- _ _ _ _ Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Abstraksi - - - - - -_ _ _ _ _ _ _ __

Komitmen (P2K)? Apakah kedua pejabat perbendaharaan tersebut merupakan otorisator? g. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Nomor PER-66/PB/2005 tentang
Hal inilah yang akan penulis jelaskan dalam buku yang penulis susun, yang diharapkan Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
dapat membantu para penyelenggara negara dalam pelaksanaan anggaran pada kantor/ Negara.
satuan kerjanya masing-masing.
3. Melakukan pembimbingan dan pelatihan pengelolaan anggaran kepada para pejabat.
Pembuat Komitmen, Wewenang dan Tanggung Jawabnya, merupakan buku yang perbendaharaan dan/atau pengelola keuangan pada masing-masing satuan kerja untuk
penulis sajikan untuk lebih menjelaskan siapa Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), batasan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam pengelolaan anggaran.
kewenangan dan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan anggaran pada kantor/satuan kerja
di lingkungan kementrian negara/lembaga.
Dalam buku ini penulis akan menjelaskan:
1. Siapakah yang dapat diangkat Iditetapkan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Seberapa banyak dapat ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen dalam satu kantor/
satuan kerja.
3. Apa saja kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen dalam pelaksanaan anggaran.
4. Untuk melaksanakan kewenangan tersebut, apa saja tugas dan tanggungjawabnya.
5. Secara strukturallfungsional dimanakah kedudukan Pejabat Pembuat Komitmen
dalam struktur organisasi satuan kerja.

Penulis juga menyarankan agar setiap satuan kerja/pengelola keuangan:


1. Lebih sering membuka website Ditjen Perbendaharaan, untuk mengetahui terjadinya
perubahan-perubahan ketentuan dalam pelaksanaan anggaran.
2. . Mempelajari kembaU lebih dalam mengenai undang-undang pengelolaan keuangan
negara dan beberapa petunjuk pelaksanaannya, antara lain;
a. Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
b. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
c. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
d. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
e. Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah ( dan perubahannya, Peraturan Presiden Nomor 8 tahun
2006 )
£ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran
dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
_ _ _- - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenang dan Tanggungjawabnya
T
i

-BAB1-
Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Undang-Undang No.I7 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. I
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang No.IS tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, merupakan salah
satu paket reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara. The New Financial
Management Reform (Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara), telah diawali dengan
lahirnya paket undang-undang sebagaimana tersebut di atas.
lndische Comptabiliteit Wet (ICW), lnstructie en verdure bepalingen voor de Alegemeene
Reijkenkamer (JAR), dan Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) dinyatakan tidak
berlaku lagi dengan lahirnya paket undang-undang pengelolaan keuangan negara, namun
demikian, banyak hal dalam paket undang-tindang tersebut di atas fuerupakan saduran
yang diadopsi dari lew atau IAR, yang salah satunya adalah tentang Pejabat Pembuat
Komitmen.
Pejabat Pembuat Komitmen, yang selaftjutnya kita sebut saja P2K, menurut Peraturan
Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-66!PB/200S adalah pejabat yang diangkat oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) setelah mendapat pendelegasian kewenangan dari Menteril
~
~tua LembagaSelaku Pengguna Anggaran. P2K adalah pejabat yang tindakannya dapat
mengakibatkan belanja negara, penanggungjawab kegiatan. Sedang dalam Keputusan
Presiden No. 80 tahun 2003, yang secara substantif diubah dengan Peraturan Presiden No.8
tahun 2006 ten tang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, adalah
pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik
pekerjaan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
- - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenang dan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - Pendahubum

Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK adalah pemeriksaan yang dilakukan atas: pemeriksaan, apakah terjadi penyimpangan, penyelewengan, dan/atau penyalahgun
a.. Pemeriksaan pengelolaan keuangan negara, yakni pemeriksaan yang dilakukan keuangan negara. Yang tentu saja pengelolaan keuangan yang menjadi tanggungjawab K~:
atau P2K pada suatu kantorlsatuan kerja, merupakan salah satu ob~ek ik
terhadap keseluruhan proses kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pengelola d·l k J pemer saan yang
1 a ukan oleh BPK pada kurun waktu tertentu sesuai dengan kewenangan yang diberikan

I..
:
keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangan yang diberikan dan
menjadi tanggungjawabnya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
kepada BPK bersangkutan yang ditetapkan dalam undang-undang ini.
dan pertanggungjawaban.
b. Pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara, yakni pemeriksaan yang
dilakukan terhadap kewajiban pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan
keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, dan transpararr, dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK sebagaimana dimaksud di atas dilakukan dalam
bentuk:

a. Pemeriksaan keuangan, yakni pemeriksaan yang dilakukan terhadap laporan


keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah da1am rangka memberikan
opini pada masyarakat ten tang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan pemerintah. Laporan dimaksud adalah Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP), yang disajikan berdasarkan ketentuan yang dijelaskan
menurut Peraturan menteri keuangan Nomor 1711PMKOS/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (perubahan atas PMK
\
No.59/PMK06/200S). \

b. Pemeriksaan kinerja, yakni pemeriksaan atas aspek ekonorni dan efisiensi,


serta pemeriksaan atas aspek efektifitas yang lazim dilakukanbagi kepentingan
manajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Dengan kata lain
pemeriksaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan yang dibiayai dengan
keuangan negara diselenggarakan secara ekonomis dan efisien serta memenuhi '
sasaran yang ditetapkan secara efektif.
c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yakni pemeriksaan yang dilakukan dengan
tujuan khusus, diluar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja, termasuk
didalamnya pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan
pemeriksaan investigatif.

Mengacu kepada maksud yang tersirat dalam ketentuan di atas bahwa BPK berwenang
melakukan pemeriksaan secara menyeluruh baik dari aspek pengelolaan (manajemen)
oleh Para penvelenggara negara ataupun dari aspek hukum yang dijadikan sebagai standar
r

_ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komitmen, Wewenang dan Tanggungjawabnya

I,
'~
-BAB2-
Pelaksanaan Anggaran Belanja Kantorl
SatuanKe~a

A nggaran belanja negara, adalah sejumlah biaya yang telah ditetapkan untuk digunakan
dalampelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan negaraselamasatu tahunanggaran.
Anggaran belanja negara merupakan kumpulan anggaran dan kegiatan pemerintah yang
akan dilaksanakan oleh kementrian negarallembaga sesuai kewenangan dan fungsi yang
diberikan oleh Presiden selaku kepala pemerintahan. Penetapan anggaran belanja negara
merupakan suatu proses yang eukup panjang dan direneanakan dengan eukup matang
oleh kementrian negara/lembaga berikut kantorlsatuan kerja di Iingkungannya untuk
melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan selama satu tahun anggaran.
MenterilPimpinan Lembaga,selaku Pengguna Anggaran berwenangmenyusun reneana
kerja kementerian negarallembaga untuk tahun yang sedang disusun dengan mengaeu
pada prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif yang ditetapkan dalam Surat
Edaran Bersama Menteti Pereneanaan dan Menteri Keuangan. Rencana kerja ini memuat
kebijakan, program, dan kegiatan yang dilengkapi sasaran kinerja dengan menggunakan
pagu indikatif untuk tahun anggaran yang sedang disusun dan prakiraan maju untuk tahun
anggaran berikutnya.
Selanjutnya MenterilPimpinan Lembaga setelah menerima Surat Edaran Menteri
Keuangan tentang pagu sementara bagi masing-masing program pada pertengahan bulan
Juni, menyesuaikan reneana kerja Kementerian Negara/Lembaga menjadi RKA-KL yang
dirind menurut unit organisasi dankegiatan. RKA-KL ini dibahas olehKementerian Negaral
Lembaga bersama dengan komisi terkait di DPR. HasH pembahasan RKA-KL disampaikan
kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Pereneanaan untukdilakukan penelaahan
apakah sudah sesuai dengan Reneana Kerja Pemerintah dan sesuai dengan pagu semen tara,
prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan standar biaya yang
telah ditetapkan.
Ir. ·
t
,_J __ • •
.~ ..
~

- - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - ~. VV I>rv IfV Pelaksanaan Anggaran Belanja KantorlSatuan Kerja - - - - - - -
'I
Kemudian Menteri Keuangan menghimpun RKA-KL yang telah ditelaah untuk /' 1. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; .
selanjutnya bersama-sama dengan Nota Keuangan dan Rancangan APBN dibahas dalam > 2. menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); )
Sidang Kabinet. Hasil pembahasan ini disampaikan Pemerintah kepada DPR selambat- 3. melakukan tindakan yang rnengakibatkan pengeluaran anggaran belanja;
lambatnya pertengahan bulan Agustus untuk dibahas bersama dan untuk ditetapkan 4. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah
menjadi Undang-undang APBN selambat-lamEat ya-p akhir bulan Oktober. - &A.l \A ~ pembayaran;
yang telah disepakati DPR ditetapkan dalam eputusan Presiden tentang 'ndan APBN, M. '" ,.J . S. menggunakan barang milik negara (BMN);
Rindan APBN inilah yang menjadi dasar oa' asia . Kementerian Negara/ 1'1 I 6. mengawasi pelaksanaan anggaran;
Lembaga untuk menyusun konsep dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA). Konsep 7. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan berkaitan dengan pelaksanaan
DIPA ini disampaikan kepada Menteri Keuangan selambat-Iambatnya minggu kedua bulan anggaran di lingkungan kementrian negara/lembaga bersangkutan.

~"""t;:;
Desember untuk disahkan Menteri Keuangan selambat-Iambatnya tanggal31 Desember.
DIPA, sebagai dokumen anggaran yangtelah ditetapkan oleh pp.nggunaAnggaranlKuasa Berdasarkan Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005. Menteril
Pengguna Anggaran dan telah disahkan oleh Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan/ Pimpinan Lembaga dalam melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan, dijadikan sebagai landasan pelaksanaan kegiatan belanja negara di lingkungan kantorlsatuan kerja, mengangkat para pejabat perbendaharaan
dan anggaran bagi satuan kerja selama satu tahun anggaran. DIPA adalah rujukan satuan untuk melaksanakan kegiatan dimaksud, yang antara lain adalah Kuasa Pengguna Anggaran
kerja dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran, karena tidak ada kegiatan dan tid¥ ada (KPA), sebagai penerima pendelegasian kewenangan penggunaan anggaran pada kantor/
pengeluaran yang dilaksanakan satuan kerja, yang tidak tersurat dalam DIPA. DIPAJ juga satuan kerja, Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran belanja
sebagai pengendali kegiatan dan anggaran bagi satuan kerja, karena dengan memahami dan negara, yang selanjutnya menurut Peraturan Direktur Jenderal Anggaran Nomor PER-66/
mempelajari DIPA, seharusnya satuan kerja dapat merencanakan kapan dimulai dan harus PB/200S, disebut Penanggungjawab Kegiatan/Pembuat Komitmen yang kemudian dikenal
bagaimana melakukan suatu kegiatan dalam upaya meningkatkan daya serap anggaran dan dengan~ejabat Pembuat Komitmen (P2K). Sedangkan pejabat yang melakukan pengujian
kegiatan kantor/satuan kerja yang bersangkutan. dan penntah pembayaran, yang selanjutnya disebut dengan PPSPM, diberi kewenangan
Dengan demikian DIPA merupakan rencana kerja dan anggaran kantor/satuan kerja untuk melakukan penelitian dan pengujian atas setiap tindakan Pejabat Pembuat
. selama satu tahun anggaran yang telahdisahkan oleh Menteri Keuangan, sedangkan oleh Komitmen, agar setiap pengeluaran belanja negara sesuai dengan rencana yang ditetapkan
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku Kuasa Bendahara Umum Negara, DIPA dalam dokumen anggaran, berupaya agar setiap pembebanan anggaran tidak menyebabkan
Sat'l1an,I<e:rj~ dijacl..ika.n.sebagai dasar pembayaran. pemborosan dan penyimpangan anggaran, serta tidak mengakibatkan penyelewengan dan
penyalahgunaan wewenang yang dapat mengakibatkan pemborosan anggarari dan kerugian
negara.
A. PENYELENCCARA PERBENDAHARAAN Untuk mengetahui seberapa besar daya serap pelaksanaan anggaran dan untuk
Telah dijelaskan di atas bahwa menteri/ketua lembaga adalah Pengguna Anggaran yang mengetahui seberapa besar kegiatan telah dilaksanakan serta untuk melaksanakan
bertanggungjawab penuh dalam pelaksanaan anggaran di lingkungan kementrian negara/ pembayaran kegiatan yang relatip kedl dan sederhana, ditetapkan Bendahara Pengeluaran,
lembaga. Kantor/satuan kerja di lingkungan kementrian negara/lembaga merupakan yang diberi kewenangan untukmelakukan pembayaran yang tidakmelebihiRp.lO.OOO.OOO,OO
ujung t-ombak pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kementrian negara/lembaga, untuk {sepuluh juta rupiah) untuk setiap transaksi/kuitansi dan mencatat seluruh transaJ<sil )
melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh kegiatan serta keluar-masuknya anggaran pada kantorlsatuan kerja bersangkutan. v' l tJr:1. I (.JJoV""
menterilketua iembaga. Bagi satuan kerja yang memiliki sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004, Menteri/Pimpinan dan telah ditetapkan sebagai instansi pengguna PNBP, wajib menunjuk dan mengangkat
Lembaga berwenang antara lain untuk: Bendahara Penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan negara, dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan.
- -- - - - - - - - PelakSallaall AlIggaran Belanja Kantor/Satuall Kerja - - - -_ _ _ _ __
- - - - - - - - - Pembunt Komi/m en, \l\fewcllrlng dan Tallgg wlgjmvabllya - --------

Untuk melaksanakan kewenangan sebagaimana tersebut di atas, Pengguna Anggaran


Para pejabat perbendaharaan terselmt di atas merupakall pengguna anggaran di
mengangkat dan menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk melaksanakan
lingkungan kantorlsatuan kerja yang lebih dikenal dengan:
anggaran di lingkungan kantorlsatuan kerja bersangkutan. KPA memiliki kewenangan
a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) J t menggunakan anggaran bagi kantorlsatuan kerja yang dipimpinnya dan bertanggungjawab
b. Pejabat Penguji Tagihan, Penerbit Surat Perintah Membayar (PPSPM) penuh at as pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.
I
I' c. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) / KPA dalam pelaksanaan anggaran bagi satuan kerja dapat diberi kewenangan
d. Bendahara Pengeluaran mengangkat Pejabat Penguji Tagihan Penerbit Surat Perintah Membayar (PPSPM) dan
e. Bendahara Penerimaaan Bendahara Pengeluaran di lingkungan satuan kerja bersangkutan sesuai dengan batas
kewenangan yang diberikan Pengguna Anggaran. Apabila dalam satuan kerja bersangkutan
I ternyata memiliki banyak kegiatan dan volume kerja, maka KPA dapat mengangkat satu
atau beberapa Pejabat Pembuat Komitmen yang diberikan kewenangan melakukan tindakan
P-e.ng:gun:alIAng'galan1
~ .~ Y
dan kegiatan yang mengakibatkan pengeluaran belanja negara dalam setiap kegiatan yang
menjadi tangggungjawabnya. Setiap Pembuat Komitmen bertanggungjawab atas segala
1 tindakannya baik berupa fisik, kegiatan dan anggaran yang dikelolanya. Seorang KPA dapat
KuasaPenggunaAnggaran melaksanakan kegiatan yang mengakibatkan pengeluaran belanja negara bagi satuan kerj a
bersangkutan yang secara otomatis (ex officio) sebagai Pembuat Komitmen. v

------------ Dengan kata lain KPA dapat merangkap sebagai P2K sepanjang tidak merangkap pula
sebagai PPSPM.
Bagi kantorlsatuan kerja yang memiliki Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
\ Fungsional, dan/atau telah ditetapkan sebagai Instansi Pengguna PNBP, maka KPA dapat
mengangkat Bendahara Penerimaan dan menetapkan Atasan Langsung Bendahara untuk
mengelola PNBP dimaksud.

2. Pejabat penguji Tagihan Penerbit Surat Perintah Membayar


(PPSPM) .
B. KEWENANCAN DAN TUCAS POKOK PEJABAT PERBENDAHARAAN
Pengguna Anggaran, sebagai pejabat yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
I • 1. Kuasa pengguna Anggaran (KPA) angggaran di kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya, berwenang menetapkan dan
mengangkat pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan pengujian terhadap tagihan
Pembagian kewenangan delam pengelolaan keuangan negara sebagaimana dijelaskan dalam
yangmembebankan anggaran belanja, yang sekaligus menerbitkan surat perintah membayar
Undang-Ul1'dang Nomor 17 tahun 2003, bahwa Presiden telah mendelegasikan kewenangan
atas beban anggaran dimaksud yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan
penggunaan anggaran kepada menterilpimpinan lembaga untuk melaksanakan anggaran
Negara (KPPN) . Pejabat Penguji Tagihan Penerbit Surat Perintah Membayar, yang
di lingkungan kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya.
selanjutnya disebut PPSPM, diangkat dan ditetapkan untuk setiap kantorlsatuan kerj a,
Pengguna Anggaran bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan anggaran bagi
sehingga dalam s<;!iap satuan kerja hanya terdapat se~A, seorang PPSPM, dan
kementrian n egara/lembaga termasuk satuan kerja/kantor yang berada dalam lingkungan
kementrian negara/lembaga bersangkutan.
seorang B e~dahara Pengeluaran. l P1~ A A.(u.v.-l. 0-- P I~ P Alt~ ,c,gI ~
I~ 2- f!pv ?t~ I hh J-. f r'l. :l..? 1/'1·
- -- - - - - - -- Pembuat Komitm ell, Wcwena1lg dan Tanggungjawabl1ya - - - - - - - - - - - - - - - - -- - Pelaksanaall AlIggaran Belanja Kantor/Satl/all Kerja - -- - _ _ _ _ __

PP.~?M sangat bertanggungjawab atas pengeluaran belanja satuan kerja, karena dimaksud bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara yang berada
PPSPMJIlerupakan pejabat terakhir di lingkungan satuan kerja yang melakukan penelitian dalam pengurusannya.
dan pengujian tagihan pihak ketiga (yang berhak menerima pembayaran). PPSPM dapat
Pasal 21 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004, menyatakan bahwa Bendahara
menolak dan/atau melanjutkan permintaan pembayaran pihak ketiga, sesuai dengan
Pengeluaran diberi kewenangan untuk mengelola Uang Persediaan (UP) yang diberikan
ketentuan yang dipersyaratkan. Permintaan pembayaran diteruskan dengan menerbitkan
kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untukkelancaran pelaksanaan tugas
SPM sepanjang ketentuan yang persyaratkan telah terpenuhi. Akan tetapi PPSPM dapat
kementrian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dan Bendahara Pengeluaran
menolak bahkan wajib menolak setiap permintaan pembayaran yang diajukan KPA apabila
melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang berada dalam pengelolanya,
ketentuan yang dipersyaratkan tidak atau kurang terpenuhi menurut ketentuan yang
setelah:
dipersyaratkan. Dalam hal ini seorang PPSPM tidak boleh ragu dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya, sehingga dapat menimbulkan "conjlic of interest", mengingat yang a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna
mengajukan permintaan pembayaran adalah KPA/P2K yang ~ecara struktural adalah atasan Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA).
Iangsungnya sendiri. b. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah
pembayaran.
c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
3. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K)
P2K adalah pejabat yang diangkat dan ditetapkan oIeh PA/KPA untuk melaksanakan tugas Dalam ayat berikutnya ditegaskan pula bahwa Bendahara Pengeluaran wajib menolak
kebendaharaan, yang tindakannya dapat mengakibatkan pengeluaran belanja negara. perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran apabila persyaratan
Dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud memungkinkan pula terjadinya penerif aan sebagaimana ditentukan tersebut di atas tidak terpenuhi, dan Bendahara Pengeluaran
dan/atau pendapatan negara. KPA memberi kewenangan kepada P2K untuk melakukan bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya.
tindakan dan kegiatan yang berkaitan dengan pengeluaran belanja negara untuk dan atas Menggarisbawahi penjelasan-penjelasan dalam undang-undang tersebut di atas,
nama KPA. Pengangkatan dan penetapan P2K diserahkan sepenuhnya kepada PA/KPA, maka tugas dan kewenangan Bendahara Pengeluaran dalam pelaksanaan belanja negara
yang tentunya disesuaikan dengan banyaknya kegiatan serta besar-kecilnya beban volume sangat berat, karena apa yang dilakukannya/dibayarkannya bukan tanggungjawab KPAI
kerja pada kegiatan satuan kerja masing-masing. P2K sebagaimana Atasan Langsung Bendahara ketika menganut pembayaran dengan
mekanisme sistem Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD). Seorang Bendahara
Pengeluaran bukan saja dapat menolak akan tetapi lebih dari itu, yakni "wajib" menolak
4. Bendahara pengeluaran
manakala persyaratan yang ditentukan dalam setiap permintaan pembayaran/perintah
Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional, yang diangkat oIeh menteri/pimpinan bayar oleh seorang KPA/P2K yang secara struktural adalah atasan langsungnya, ternyata
lembaga gubernur/bupati/walikota untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam tidak terpenuhi. Seorang Bendahara Pengeluaran tidak boleh "conflict of interest" dalam
..
rangka pelaksanaan anggaran belanja pad a kantorlsatuan kerja di lingkungan kementrian tugas dan kewenangannya, seorang Bendahara Pengeluaran harus komitmen dan konsisten
negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah. Tugas Bendahara Pengeluaran sebagaimana dalam pelaksanaan tugas yang harus bersandar kepada landasan pelaksanaan, bukan semata
r - tersebut di atas adalah untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, untuk kepentingan pimpinan apabila ternyata tidak sesuai dengan koridor hukum yang
I
dan mempertanggungjawabkan uang yang berada dalam penguasaannya untuk keperluan telah ditetapkan.
belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN. Oleh karena itu, penulis sering menjelaskan bahwa Bendahara Pengeluaran pad a
Berdasarkan Undang- Undang Nomor 17 tahun 2003, bahwa setiap orang yang hakekatnya adalah "Menteri Keuangan" yang ditempatkan pada kantorlsatuan kerja di
diberi tugas menerima, menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat Iingkungan kementrian negara/lembaga untuk membantu tugas-tugas Menteri Keuangan
berharga atau barang-barang negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan Iaporan pada satker berkenaan dan bertanggungjawab kepada Menteri Keuangan (Bendahara
pertanggungjawabannya kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dan bendahara Umum Negara). Sehingga dengan kewenangan tersebut, Bendahara Pengelua~an dapat dan
wajib menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang
- - - -- - - -- - Pembuat Komitmel1, WewenQllgdan Tallggw lgja wabllya - - - - - - - - - _ _ _ _ _ _ _ _ __ Pelaksanaml Anggaran Be/allja Kallior/S ali/all Kerja - -- - - -- - - _

telah meJ.!.etapkannya sebagai Bendahara Pengeluaran, manakala persyaratan pembayaran setiap unsur belanja mengandung arti terjadi pengeluaran negara yang mengakibatkan
tidak terpenuhi menurut ketentuan yang telah ditetapkan, yang merujuk kepada PMK berkurangnya nilai bersih kekayaan negara. Dalam APBN terdapat sisi pendapatan dan
No.134/PMK.06/2005 dan Perdirjen Perbendaharaan No.PER-66/PB/2005. sisi belanja, yang berarti bahwa belanja adalah lawan dari pendapatan. Olehkarena itu
setiap penerimaan yang dapat menambah nilai kekayaan bersih negara adalah pendapatan
negara.
5. Bendahara Penerimaan
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa setiap kegiatan dan anggaran yang
Adalah pejabat yang diangkat dan ditetapkan oleh PA/KPA untuk melaksanakan tugas dilaksanakan oleh para pejabat perbendaharaan harus mengacu kepada DIPA satuan
kebendaharaan negara dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan, untuk menerima, kerja masing-masing yang telah memuat semua rencana kegiatan dan anggaran yang
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uanglbarang akan dilaksanakan selama satu tahun anggaran. DIPA disusun dan ditetapkan oleh PAl
yang berada dalam penguasaannya. Oleh karena itu bagi satuan kerja yang potensial memiliki KPA/Pejabat yang ditunjuk yang merupakan keluaran perencanaan yang telah disusun
sumber pendapatan negara bukan pajak (PNBP), wajib mengangkat dan menetapkan Bendahara da'lam RKA-K/L masing-masing. Apa yang terkandung di dalam DIPA seyogyanya dapat
Penerimaan. Bendahara Penerimaan akan melaksanakan tugas kebendaharaan pada satuan diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi
kerja yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Instansi Penggguna PNBP. masing-masing satuan kerja, karena DIPA disusun, ditetapkan, dan akan dilaksanakan
Para pejabat perbendaharaan tersebut di atas (Kuasa Pengguna Anggaran, Penguji sendiri oleh satuan kerja. Menteri Keuangan (dalam hal ini Dirjen Perbendaharaan danl
Tagihan dan Penerbit SPM, dan Bendahara Pengeluaran), akan tercantum namanya dalam atau Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan di daerah) hanya sebatas mengesahkan setelah
DIPA sebagai dokumen pelaksanaan anggaran. DIPA menjadi acuan bagi kantorlsatuan dilakukan penelahaan untuk meneliti kesesuaian antara RKA- K/L hasil pembahasan dengan
kerja untuk melaksanakan kegiatan dan anggaran, menjadi acuan bagi KPPN untuk konsep DIPA yang diusulkan/direncanakan satuan kerja masing-masing.
melakukan pengujian dan pengendalian pelaksanaan anggaran dan menjadi acuan bagi Komponen belanja yang tertuang dalam DIPA, menurut Peraturan Menteri Keuangan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit dalam pelaksanaan anggaran. Nomor 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar (perubahan PMK No.l3 1
PMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan Standar), meliputi:

1. Belanja Pegawai,
2. Belanja Barang,
3. Belanja Modal,

---------
.~3D.iJlQ~ ~QlJg,a,d;Uln
4. Belanja Beban Bunga,
5. . Belanja Subsidi, .;.
6. Belanja Bantuan Sosial,
7. Belanja Hibah,
8. Belanja Lain-lain

Tidak semua jenis belanja sebagaimana tersebut di atas terdapat pada setiap DIPA

Jserja terdapN..J_{tiga) jenis belanja, yaitu: 1)' ~


-
satuan kerja kementrian negara/lembaga, akan tetapi sekurang-kurangnya setiap satuan
'..(j ~ _ fylJ (IJ •
~

c. RUANC LlNCKUP BELANJA NECARA 1. Belanja Pegawai, --tL~t)" , ,~ .~ ;d_~


2. Belanja Barang,
Belanja >negara, menurut Undang- Uridang Nomor 17 tahun 2003 adalah kewajiban 3. Belanja Modal.
pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Dengan demikian yang dibebankan kepada sumber dana masing-masing.
- - - - - - -- - - Pembuat Komitm en, Wewenang dati Tanggungjawahnya - - ------- _ __ _ _ _ _ _ _ . _ PcI"ksanaan Anggaran Belcmja Kantor/Satuan Kerja - - - - - - - - - _

Sum-ber dana dalam DIPA meliputi: satuan kerja berkenaan. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) , sebagai penerima kuasa
\W"\,. ~ «l'-J
r
,..~.

1
L, l,tJ dalam pe1aksanaan anggaran pada kantorlsatuan kerja bertangggungjawab penuh atas
l. beban Rupiah Murni
\" )1JAI> ~~ 1... .,
2.
3.
beban PHLN
beban PNBP
1~' ~T
71) l? t u
)

.-)
\o} ~ V
'"
,lA pe1aksanaan anggaran satuan kerja yang dipimpinnya. KPA berwenang me1akukan
kegiatan dan/atau perikatan/perjanjian dengan pihak ketiga/penyedia barang/jasa yang
dapat mengakibatkan penge1uaran belanja atas beban anggaran dalam DIPA berkenaan.
Akan tetapi sebaliknya KPA tidak diperkenankan melakukan perikatan dan/atau
Setiap satuan kerja be1um tentu memiliki ketiga sumber dana tersebut di atas, akan tetapi
perjanjian dengan siapapun apabila dokumen pe1aksanaan belum disahkan oleh Menteri
sekurang-kurangnya terdapat sumber dana dari Rupiah Murni.
Keuangan. Dengan demikian setiap proses pengadaan barang/jasa sehubungan dengan
pelaksanaan kegiatan kantorlsatuan kerja hanya dapat dilakukan sepanjang kegiatan
bersangkutan tersurat dan telah dialokasikan anggaran dalam dokumen anggaran.
D. MEKANISME PELAKSANAAN ANCCARAN PADA KANTOR/ SATUAN
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2006 (perubahan ke-empat Keputusan
KERJA
Presiden Nomor 80 tahun 2003), bahwa proses pengadaan barang/jasa sehubungan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disebut APBN, adalah rencana dengan pe1aksanaan kegiatan satuan kerja di lingkungan kementrian negarallembaga
keuangan pemerintah pusat se1ama satu tahun anggaran yang te1ah mendapatkan persetujuan dapat dilakukan sepanjang anggaran untuk kegiatan bersangkutan te1ah dialokasikan,
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sehingga APBN merupakan kerangka operasional dengan ketentuan bahwa penerbitan Surat Penetapan Pemenang BaranglJasa (SPPBI
pemerintah jangka pendek yang ditetapkan dengan undang-undang. Pe1aksanaan APBN J) dan penandatanganan kontrak untuk kegiatan/proyek dimaksud dilakukan sete1ah
diimplementasikan dengan perumusan dan penyusunan konsep DIPA yang mengacu dokumen anggaran disahkan oleh Menteri Keuangan .
kepada Peraturan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (RABPP) Dalam pe1aksanaan anggaran oleh satuan kerja, KPA tidak dapat melakukan tindakan
untuk satuan kerja pusat dan Surat Rincian Alokasi Anggar ~ untuk satuan kerja dengan sewenang-wenang, walaupun KPA memiliki kekuasaan atas anggaran pada satuan
daerah. ~ I,~ t: :~'- ' kerja yang dipimpinnya, namun tindakan KPA masih dikendalikan oleh Kuasa BUN (KPPN)
Konsep DIPA yang disusun satuan kerja kementrian negara/lembaga ditelaah bersama l /'ofV-. sesuai dengan batas kewenangan yang ditetapkan. Oleh karena itu DIPA yang diterima
sama an tara Menteri Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan di pusat/Kanwil Ditjen KPPN dijadikan sebagai dasar untukmengendalikan anggaran, melakukan pengujian secara
Perbendaharaan d~ . daerah dengan satuan kerja terkait untuk menghasilkan kesesuaian formal dan substantif atas setiap tagihan yang membebankan anggaran negara me1alui DIPA
antara Konsep DIPA dengan SRAA terkait. Sangat sederhana sebenarnya apabila setiap satuan kerja bersangkutan. KPPN akan menguji ketersediaan dana atas beban kegiatanl
satuan kerja mengikuti petunjuk dan memahami makna yang terkandung,.dalam setiap subkegiatan yang dimintakan, menguji kebenaran perhitungan tagiha }'ang dimintakan,
petunjuk pelaksanaan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan kepada safuan kerja menguji kebenaran sahnya dokumen yang dipersyaratkan, serta erhitungan paja y ang ·
bersangkutan sebe1um konsep DIPA disusun. Akan tetapi yang terjadi adalah seringkali mungkin harus diluqasi pihak penagih. KPP~ juga menguji kebenaran atau sahnya hak
ketika menyusun konsep DIPA, se.tiap satuan kerja masih berpedoman kepada RKA-KI penagih. (~<)t;. -?t z,n~ f\ ~ ~ h <tiS y\JU;;~ ~ .J.u", "'.-J.r
". L yang diusulkan semula atau sebelum dilakukan pembahasan dengan DPR, sehingga Kewenangan KPPN untuk melakukan pengujian tagihan yang membebankan
an tara konsep DIPA dengan 'SRAA tidak terdapat kesesuaian. Kesalahan akan semakin anggaran belanja nega.ra sangat berbeda dengan ketika KPKN masih memiliki kewenangan
fatal, manaka-la dalam pene1ahaan, sumber daya manusia para pene1aah, baik dari satuan "ordonansering'; kebenaran tujuan penggunaan dana atau ketika itu dikenal dengan aspek
kerja ataupun Kanwil DJPBN be1um memahami secara maksimal apa yang tersirat dalam "doelmatigheid" tidak lagi menjadi urusan KPPN. Kebenaran atas aspek hukum yang ketika
ketentuan-ketentuan yang terkait dengan pene1aahan DIPA. Kondisi ini akan menyebabkan itu dikenal dengan aspek "wetmatigheid" juga tidak lagi menjadi sasaran pengujian KPPN,
terjadinya revisi DIPA yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan.(Direktur Jenderal tetapi semua itu diserahkan sepenuhnya kepada satuan kerj a. Dengan kata lain bahwa
Perbendaharaan/Kepala Kanwil Ditjen Perhendaharaan/Pejabat yang ditunjuk). semua kegiatan atau tindakan yang dilakukan satuan kerj a yang menyebabkan pengeluaran
DIPA yang te1ah disahkan oleh Menteri Keuangan merupakan dokume.n pe.laksanaan belanja negara sepenuhnya menjadi tanggung jawab satuan kerja, atau menjadi tanggung
anggaran yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan penganggaran bagi jawab KPA.
_ _ __ _ _ _ _ __ Pembuat Komi/m en, Wewenang dan TcmggutJgjmvabnya - -- -- - -- -
- - - - - - - - - - Pelaksanaan Anggaran Belanja Kanlor/Sa luan Kerja _ _ _ _ _ _ _ _ __

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/200S tentang Pedoman Pembayaran Mekanisme pelaksanaan anggaran yang dilakukan oleh pejabat perbendaharaan dalarn
Dalam Pelaksanaan APBN, merupakan petunjuk pelaksanaan yang harus dipedomani oleh satu satuan kerj a kementrian negara/lembaga merupakan Sis tern Administrasi Manunggal
para pihak yang terkait dalam pelaksanaan anggaran. Dan UI1tuk memudahkan pelaksanaan, Satu Atap (SAMSAT) , yang seluruhnya dilakukan untuk dan atas nama Kuasa Pengguna
secara teknis ditegaskan lagi dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-66/ Anggaran.
PB/200S tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN.
Setiap tagihan yang membebankan anggaran belanja negara harus disertai dengan surat
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan sebagaimana terse but di atas, dijelaskan
- bukti sahnya suatu tagihan dan diajukan berdasarkan perrnintaan pembayaran(Surat
dalam pasal (4) bahwa, MenterilPimpinan Lembaga menetapkan para pejabat yang ditunjuk Permintaan Pembayaran) oleh KPA kepada PPSPM. Sesuai dengan kewenangannya
sebagai: PPSPM melakukan pengujian atas SPP yang diajukan KPA dan rnenerbitkan Surat Perintah
1. Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang; Membayar (SPM) yang disarnpaikan ke KPPN apabila sernua persyaratan yang ditentukan
2. Pejabat yang bertugas rnelak,!kan pernungutan penerirnaan negara; telah terpenuhi baik kelengkapannya atau kebenaran dan sahnya dokumen pendukung.
3. Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran Namun apabil~ ternyata kelengkapan dokumen pendukung belurn terpenuhi atau syarat-
belanja; syarat yang dltetapkan belurn terpenuhi, maka SPP dikernbalikan kepada KPA untuk
diperbaiki/dilengkapi sebagairnana mestinya.
4. Pejabat yang bertugas rnelakukan pengujian dan perintah rnembayar;
5. Bendahara Penerimaan untuk rnelaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka SPM yang mernenuhi persyaratan dan sahnya suatu tagihan akan diterbithn Surat
pelaksanaan anggaran pendapatan; Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh KPPN yang ditujukan kepada Bank Operasional
6. Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka mitra .kerj.a K~PN. ~ebaliknya apabila SPM terdapat kesalahan dan/atau anggaran yang
pelaksanaan anggaran belanja. tersedla/dlsedlakan tJdak mencukupi, maka SPM akan dikernbalikan kepada PPSPM llntllk
diperbaiki sebagaimana mestinya .

Penetapan para pejabat perbendaharaan sebagairnana tersebut di atas dilakukan dengan


ketentuan bahwa:

1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA):


a. Tidak boleh merangkap sebagai Bendahara Penerimaan atau Bendahara
Pengeluaran.
b. Tidak boleh merangkap sebagai Pejabat Pembuat Kornitmen (P2K) yang I
sekaligus merangkap pula sebagai PPSPM. . ~ 1;. t
c. Boleh merangkap sebagai P2K dan/atau sebagai PPSPM (hanya merangkap
-. salah satu jabatan).
2. Pejabat Penguji Tagihan Penerbit SPM (PPSPM) :
a. Tidak boleh dirangkap oleh P2K.
b. Tidak boleh dirangkap oleh Bendahara (Penerimaan atau Pengeluaran)
c. Boleh dirangkap oleh KPA.
3. Pejabat Pernbuat Komitmen (P2K):
a. Tidak boleh dirangkap oleh PPSPM.
b. Tidak boleh dirangkap oleh Bendahara (Penerimaan atau Pengeluaran)
c. Boleh dirangkap oleh KPA
_ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komitmen. Wewenang dan Tanggungjawabnya - - - - - - - - -

-BAB3-
'. , Mekanisme Kegiatan dalam
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

M ekanisme pengadaan barang dan jasa pemerintah saat ini diatur berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 yang selanjutnya dapat disebut Keppres
No.SO tahun 2003, yang secara substantiftelah diubah dengan Peraturan Presiden No.S tahun
2006 yang selanjutnya disebut Perpres No. 8 tahun 2006, tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, yang secara teknis telah diubah sampai dengan
perubahan yang ke-tujuh. Kegiatan P2K dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pemerintah harus berpedoman kepada Keputusan Presiden Nomor SO tahun 2003 yang
mengatur tentang pengadaan barangljasa yang membebani APBN sebagaimana alur di
halaman berikut.
Mekanisme pengadaan barangljasa pemerintah penulis uraikan atas beberapa item
sebagai berikut:

A. Prinsip Dasar dan Kebijakan Pengadaan


B. Cara Pengadaan
-. C.
D.
Pelaksana Pengadaan
Proses Pengadaan
E. Metode Pengadaan
F. Penyusunan Kontrak Pengadaan

Mekanisme Kegiatan sebagaimana terse but di atas telah dijelaskan dalam keputusan
Presiden Nomor SO tahun 2003. Secara substantif dalam pelaksanaannya telah dilakukan
pada perubahan ke (empat), yakni dengan Peraturan Presiden Nomor S tahun 2006.
_ _ _ _ _ _ _ _ Mekanism e Kegiatan dn/am Pcngadaan BaranK dan ]asa Pem e,;nlah - - -_ _ _ __
_ _ _ __ _ _ __ _ Pembuat Komitmen, Wewenang dan Tanggung;awabnya - -- - - - - - -

sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Hal ini berarti tidak akan pernah
terjadi pengadaan barang/jasa, yang bcrh enti hanya "output" saja akan t~tapi
setiap pengadaan barang/jasa benar-benar d·ibeli untuk digunakan /dilakukan
"pcncrilllaan 1)l"[lIp" komisi, !'orongan, lIraup"n bmt"k lain ,cbagai akiba[ dari pcngad.an
pengadaan dan dapat memberi hasil yang sesuai bagi penyelenggaraan tugas
b:lrang/ ja,a :lJ;llalt hak ncga ra yang barus di,ctor kc kas nega ra (uu llo.1 /2004 ps. 16)"
pokok dan fungsi serta pelayanan prima kepada masyarakat.
c). terbuka dan bersaing, artinya memberikan kesempatan yang sarna kepada setiap
masyarakat penyedia yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan yang telah
ditetapkan.
d). transparan, prinsip ini menjelaskan keterbukaan terhadap semua informasi dan
DIT.PA/
ketentuan yang ditetapkan untuk semua calon penyedia barang/jasa yang berminat
KANWIL
dalam setiap pengadaan barang/jasa pemerintah.
DJPb
e). adil/tidak diskriminatif, prinsip ini menjelaskan tentang pemberlakuan yang
sarna kepada semua masyarakat penyedia barang/jasa dengan tidak memberi
keuntungan/pelayanan yang berbeda yang mengarah untuk menguntungkan
kepada penyedia tertentu saja.
KONTR:AKTOR f) . akuntabel, artinya setiap bentuk pengadaan harus dilakukan sesuai dengan
, I SUpPLIER '. 6 prinsip-prinsip dan ketentuan yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran yang
.. ~: '.

DIKLAT BENDAHARA
diinginkan yang dapat dipertanggungjawabkan.
23.03.2010
PENGELUARAN

2. Kebijakan pengadaan
Sumber: Modul Pusdiklat Anggaran

a). Setiap pengadaan barang/jasa, P2K wajib mengutamakan penggunaan produksi


dalam negeri, atau rancang bangun dan perekayasaan nasional sepanjang telah
A. PRINSIP DASAR DAN KEBIJAKAN PENGADAAN diakui dan memiliki standar yang ditetapkan. Kebijakan ini dimaksudkan untuk
Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan . Presiden Nomor 80 tahun 2003 bahwa memberi kesempatan pengembangan industri dalam negeri dan perluasan
dalam pengadaan barang atau' jasa yang diperlukan untukmenunjang pelaksanaan tugas lapangan kerja bagi nrasyarakat.
pokok dan fungsi satuan kerja, mengharuskan P2K mengacu kepada ketentuan-ketentuan b). Meningkatkan peran serta masyarakat penyedia dari golongan ekonomi kecil,
yang ditetapkan didalamnya, yang antara lain: koperasi dan sejenisnya dalam setiap pengadaan barang/jasa pemerintah.
c). P2K wajib menyederhanakan ketentuan dan tata cara pengadaan yang dapat
menarik minat masyarakat penyedia dan tidak mengada-ada yang dapat
1. prinsip Dasar pengadaan mempersulit para calon penyedia barang/jasa.
d). P2K, panitia/pejabat pengadaan harus senantiasa untuk meningkatkan
a). efisien, menggunakan setiap rupiah yang terbatas untuk mencapai sasaran yang
profesionalisme, kemandirian dan tanggungjawab dalam pengadaan barang/jasa
ditetapkan dalam waktu sesingkat mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini mengandung arti bahwa setiap P2K tidak mengada-ada baik dari sisi waktu pemerintah.
e). P2K wajib dan berusaha meningkatkan penerimaan dari sektor pajak dalam
atau biaya dalam setiap pengadaan barang atau jasa.
setiap bentuk pelaksanaan pengadaan/j asa pemerintah yang menjadi tanggung
b). efektif, setiap pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan yang clap at memberi manfaat dalam penyelenggaraan pemerintahan jawabnya.
f'<',0$'

- - - - - - - Pembuat KomI/men. Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - -


- - - - - - - Mekanisme Kegiatan dalam Pengadaan Barangdan Jasa Pemerini4h _ _ _ _ _ __
P2K harus berupaya untuk menumbuhkembangkan peran serta usaha nasional,
O· artinya kesempatan bagi penyedia nasional selama kebutuhan tersebut ada dan b). pengecatan pagar kantor sepanjang 20 m2, tidak boleh dHakukan dengan cara
memungkinkan. membeli cat sendiri dan dikerjakan sendiri tanpa menggunakan pihak ketiga/
tukang cat, dan sebagainya.
g). Setiap pengadaan barang/jasa harus dilakukan dalam wilayah hukum NKRI dan
sesuai dengan ketentuan yang telab ditetapkan.
h). Setiap re~eana pengadaan barang/jasa wajib diumumkan seeara terbuka p~da ApabHa pekerjaan tersebut dilakukan, bukan hanya melanggar ketentuan yang
setiap awal pelaksanaan anggaran kepada masyarakat penyedia yang bermmat ditetapkan dalam Surat Keputusan Presiden sebagaimana tersebut di atas, akan tetapi juga
dan mem~nuhi persyaratan, keeuali untuk pekerjaan/kegiatan/pengadaan yang . tidak memberikan peluang atau kesempatan kepada para usaha keeH perseorangan untuk
sifatnya rabasia. berperan aktif sebagai penyedia barang/jasa pemerintah. Terhadap hal-hal tersebut diatas,
yang menjadi pihak ketiga/penyedia jasa adalah clapat dilakukan oleh pihak penyedia
perseorangan (personal). Oleh karena itu yang dimaksud dengan pihak ketiga/penyedia
B. CARA PENCADAAN barangljasa dapat bersifat perseorangan atau kelembagaan.

1. Dengan tara Swakelola


Pengadaan swakelola adalah kegiatan pengadaan yang direncanakan sendiri, dilaksanakan
C. PELAKSANA PENCADAAN
sendiri, dan diawasi sendiri. 1. Oleh PeJabat Pengadaan
Kegiatan ini hanya dapat dilakukan apabila tidak ada satupun penyedia barang/pihak
ketiga atau rekanan yang memilild kemampuan, kemauan ata.u berse~ia melaksan~an Adalah kegiatan pengadaan barang atau jasa yang nilainya relatif keeil, yang nHai per
kegiatan dimaksud. Atau apabila ada penyedia barang/jasa at~u pihak.ket1g~ yang ber~mat, transaksi setinggi-tingginya sebesar Rp.SO.OOO.OOO,OO (lima puluh juta rupiah).
akan dapat dilaksanakan dalam waktu yang eukup lama, tldak efislen, tidak efektif, dan
akan memerlukan biaya yang sangat tinggi.
2. Oleh Panitla Pengadaan. yang jumlahnya gasallganjil.
. a) .. Jumlah personilnya.sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
2. Dengan tara Melalul Penyedia Barang/Plhak Ketlga
Yakni kegiatan pengadaan barang abiu jasa yang nila:i per transaksinya setinggi-
Pengadaan melalui penyedia barangljasa, adalah kegiatan pengadaan yang proses pen~~ya tingginya sebesar Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) untuk jasa konsultansi
dilakukan oleh penyedia barangljasa atau pengadaan terhadap barang-baranglJasa yang atau setinggi-tingginya sebesar Rp500.000.000,OO (lima ratus juta rupiah) untuk
diperlukan, yang memang sudah banyak tersedia dan ada pada penyedia barangljasa. pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya. 7: .

Kegiatan ini harns dilakukan oleh P2K sepanjang barang ataupun jasa yang diperluk~n b). Jumlah personilnya sekurang-kurangnya 5 (lima) orang.
satuan kerja cukup banyak tersedia di pasaran atau yang dikuasai oleh pih~ketig~/p.en!ed~a Yakni kegiatan pengadaan barang atau jasa yang nilai per transaksinya di
barang/jasa. Dengan kata lain pekerjaan, barang atau jasa yang banyak diku~sai/dlml~ati/ atas Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) untuk jasa konsultansi atau di
tersedia oleh/pada pihak ketiga, harus dilakukan melalui pihak ketiga/penyedla barang/Jasa, atas Rp.500.000.000,OO (lima ratus juta rupiah) untuk pengadaan barangljasa
pemborongan/jasa lainnya.
sehingga tidak boleh suatu satuan kerja atau P2K melakukan pekerjaan seeara swakelola,
keeuali ditentukan lain.
Contohnya: 3. Unit Lavanan Pengadaan (E· Procurement Unit)

t
a). penggantian kunci pintu kamar mandi, tidak boleh dilakukan d~gan ca~a membeli Adalah unit layanan pengadaan barang/jasa melalui media elektronik, yang melakukan
. kund sendiri dan dipasang sendiri tanpa menggunakan jasa pihak kehga/tukang
11. . .
transaksi tanpa bertatap muka antara pihak penyedia dan pengguna barangljasa.
kayu, dan sebagainya. '.,

}
- - -- - - - - Mekanisme Kegiatan dalam Pengadaa n Barang dan Jasa Pemerintah - - - - - - - -
_ _ _ - - - Pembuat Kom it mell, Wewenal1g dan Tanggungjawa bnya - - - - - - - - - -

(tujuh) hari dan pada media elektronik satu kali penayangan, llntuk mendapatkan penawar
Transaksi pengadaan diumumkan melalui website pengadaan yang dapat dibuka oleh
sebanyak-banyaknya, sehingga menghasilkan persaingan yang sehat diantara masyarakat
semua masyarakat penyedia yang berminat dengan cara m en-download dan upload data
masing-masing pihak, sehingga terjadi interaksi pengadaan melalui sarana elektronik yang penyedia, agar dip eroleh harga yang serendah-rendahnya yang menguntungkan negara
serta memperoleh barang sesuai spesifikasilkualitas yang diinginkan.
digunakan.
. Pelelangan Umum/seleksi umum dilakukan untuk setiap pengadaan yang nilainya
dl atas Rp.l00.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan dipilih dari sekurang-kurangnya 3
D. PROSES PENGADAAN (tiga) penyedia barang/jasa yang memasukkan penawaran. Proses Pelelangan Umum
pada prinsipnya menggunakan Paskakualifikasi, sedangkan Seleksi Umum dengan
, . Proses pengadaan dilakukan dengan cara:
Prakualifikasi.
Bentuk kontrak pengadaan dengan cara Pelelangan Umum/Seleksi Umum menurut
1. prakualifikasi Keppres 80 tahun 2003 pasal 31 adalah dengan membuat Surat Perjanjian/Kontrak
Pengadaan antara P2K dengan Penyedia Barang sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam
Yakni kegiatan pengadaan barang at au jasa yang dilakukan dengan cara melakukan
d~k~men lelang, dengan melampirkan Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya 5% dari
kualifikasi kepada penyedia barang/pihaklketiga sebelum memasukkan penawaran harga.
mlal kontrak, kecuali untuk Jasa Konsultansi.

2. paskakualifikasi 2. Pelelangan Terbatas/SeleksiTerbatas


Yakni kegiatan pengadaan barang atau jasa yang dilakukan dengan cara kualifikasi kepada
Pelaksanaan pengadaan dengan cara pelelangan terbataslseleksi terbatas dilakukan
penyedia barang/pihak ketiga setelah memasukkan penawaran harga.
oleh panitia pengadaan, dengan membuat pengumumam di media cetak atau elektronik
Kualifikasi kepada penyedia barang/pihak ketiga dilakukan dengan mengacu kepada
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Keppres Nomor 80 tahun 2003.
stan dar persyaratan yang harus dimiliki oleh setiap penyedia barang/jasa sebagaimana yang
Pengumuman dalam pelelangan terbatas/seleksi terbatas tidak dengan cara
ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003
mengumumkan secara luas kepada penyedia yang berminat, akan tetapi dengan cara
(P.eraturan Presiden Nomor8 tahun 2006) mengu~d a~g para penyedia barang/jasa yang diyakini mampu menyediakan barang/jasa
yang dnnglI1kan. Namun demikian, karena dalam prinsip pengadaan harus dilakukan
secara terbuka, transparan, memenuh.i rasa keadilan dan kepatutan, maka dengan prinsip
E. METODE PENGADAA~
keter~uka.an tersebut, apabila terdapat peserta yang tidak diundang akan tetapi ingin
Mekanisme pengadaan barang atau jasa yang dilakukan dengan metode: menglkutl proses pelelangan, keikutsertaan penyedia barang tersebut tidak boleh ditolak
sepanjang mengikuti kualifikasi yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang.
. Pelelangan Terbatas/Seleksi Terbatas dilakukan untuk setiap pengadaan yang nilainya
1. pelelangan Umum/Seleksi Umum
dl. atas Rp.l00.000.DOO,00 (seratus juta rupiah) dan dipilih dari sekurang-kurangnya 3
Pelaksanaan pengadaan dengan cara pelelangan umum/seleksi umum dilakukan oleh (tIga) peny~dia barang/jasa yang memasukkan penawaran. Untuk pemilihan penyedia jasa
panitia pengadaan, dengan membuat pengumuman pelelangan di mediacetak at au konsultansl yang menggunakan metode Seleksi Terbatas ini, pada dasarnya menggunakan
elektronik sebagaimana yang dipersyaratkan dalam keppres Nomor 80 tahun 2003. proses Prakualifikasi, yang akan memilih sekurang-kurangnya 5 (lima) penyedia jasa
Pelelangan Umum dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya konsultansi dan sebanyak- banyaknya 7 (tujuh) penyedia jasa konsultansi, yang akan
kepada penyedia barang/jasa yang be rminat melalui persaingan sehat dan transparan dan dlm asukka n dalam Daftar Pendek. Apabila hanya terdapat 4 (empat) penyedia jasa atau
diharapkan memperoleh harga yang serendah-rendahnya untuk kualitas/spesifikasi barang kurang, maka harus dilakukan kualifikasi ulang dengan mengundang peserta baru, akan
yang diinginkan. Pengumuman pelelangan dilakukan di media cetak sekurang-kurangnya 7
- - - -- - - - - Pembuat Komitme/!, Wewellang dan Tanggungjawabnya -~_ _ _ _ __ _ _ - - - - - - - - M ekanisme Kegialall da/am Pengadaan Barallg dall fasa Pemeri"ta" - - - - - -_ _

tetapi apabila terjaring lebih dari 7 (tujuh) penyedia jasa, maka hanya dipilih 7 (tujuh) dibubuhi meterai secukupnya. Dalam hal pengadaan dengan nilai "pas" Rp.5.000.000,00
penyedia jasa terbaik sesuai dengan urutan hasil kualifikasi. (lima juta rupiah), tidak lebih dan tidak kurang, maka bentuk kontrak tidak diatur
Bagi penyedia jasa konsultansi yang telah lulus Prakualifikasi dapat mengajukan dalam pasal 31 Keppres 80 tahun 2003, sehingga untuk memenuhi rasa aman dan tidak
penawaran harga sesuai yang ditetapkan dalam dokumen lelang, sedangkan yang tidak mengundang polemik dalam pelaksanaan belanja, sebaiknya P2K menggunakan SPK dan
Iulus Prakualifikasi dinyatakan gugur sebagai peserta lelang. kuitansi. Andaikata P2K tidak menggunakan SPK untuk tagihan yang nilainya sebesar
Bentuk kontrak pengadaan dengan cara Pelelangan Terbatas adalah dengan membuat Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah), akan tetapi hanya menggunakan kuitansi sesuai yang
Surat Perjanjian/Kontrak Pengadaan sesuai yang ditetapkan dalam dokumen lelang dengan dipersyaratkan, maka hal inipun bukan merupakan pelanggaranlkesalahan dalam
melampirkan Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya 5% dari Nilai Kontrak, kecuali tindakan, karena suatu tindakan dapat dinyatakan pelanggaran atau berbuat salah manakala
untuk Jasa Konsultan. ada kaidah hukum yang tidak dipatuhi oleh setiap penyelenggara negara.
Dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah, P2K bersama-sama dengan Panitial
Pejabat Pengadaan menyusun Dokumen Pemilihan Penyedia BaranglJasa atau yang sering
3. Pemilihan Langsung/Seleksi Langsung
dikenal dengan dokumen lelang. Dalam dokumen lelang dimuat persyaratan dan/atau
Pelaksanaan pengadaan dengan cara pemilihan langsung/seleksi langsung dilakukan untuk kualifikasi penyedia yang dapat mengikuti proses pelelangan, kualifikasi/spesifikasi dan
pengadaan barang/jasa yang nilai per transaksinya di atas Rp.50.000.000,00 (lima puluh jumlah barang/jasa yang diinginkan serta dokumen pendukung lain yang harus disertakan
juta rupiah) sampai dengan Rp.lOO.OOO.OOO,OO (seratus juta rupiah) dan dilaksanakan oleh dalam dokumen penawaran harga.
panitia pengadaan. Pemilihan dilakukan dengan cara membuat pengumuman pada papan Sebelum menyusun dokumen lelang, P2K menetapkan paket-paket pengadaan yang
pengumuman resmi atau pada instansi untuk memberikan kesempatan kepada penyedia akan dilakukan selama satu tahun anggaran, sesuai dengan kebutuhan, waktu dan volume
barang/jasa yang berminat. Pemilihan dilakukan terhadap sekurang-kurangnya dari 3 yang tersurat dalam DrPA dan ketentuan lainnya yang dipersyaratkan dalam keppres
(tiga) penawar. Nomor 80 tahun 2003, seperti penyusunan dan penetapan BPS, penyusunan draft kontrak,
Bentuk kontrak pengadaan dengan cara -Pemilihan Langsung adalah cukup dengan dan lain sebagainya.
Surat Perintah Kerja (tidak dilarang dengan Surat Perjanjian) dengan melampirkan Untuk melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah sebagaimana
Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya 5% ·da.rj Nilai SPK/Kontrak, kecuali untuk Jasa tersebut di atas, seorang P2K harus memiliki sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa
Konsultansi. sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Keppres Nomor 80 tahun 2003. Dengan demikian
yang harus memiliki sertifikasi keahlian pengadaan barangljasa pemerintah bukan hanya
4. Penunjukkan Langsung panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit pelayanan pengadaan (E-Procurement Unit),
akan tetapi juga wajib dimiliki oleh P2K.
Pelaksanaan pengadaan -dengan cara penunjukkan langsung dapat dilakukan oleh panitia Tugas dan kewenangan P2K dalam mekanisme pengadaan barang/jasa, antara lain
pengadaan atau pejabat pengadaan, yang nilai per transaksinya tidak boleh lebih dari adalah:
Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Pelaksanaan pengadaan ini adalah pelaksanaan
· , pengadaan barang/jasa yang sederhana yang banyak terdapat di sekitar kita/kantor. Proses 1. menetapkan BPS
pemilihan dengan penunjukkan langsung dilakukan dengan cara Prakualifikasi, yakni 2. mensahkan dokumen pemilihan
melakukan kualifikasi kepada para penyedia yang akan ditunjuk sebelum memasukkan 3. menetapkan penyedia barang/jasa sebagai pemenang
penawaran harga. 4. menyusun draft kontraklperjanjian
5. menandatangani kontraklperjanjian
Bentuk kontrak pengadaan dengan cara Penunjukan Langsung adalah cukup dengan
6. menolak atau menyetujui pembayaran tagihan oleh pihak ketiga/penyedia barangl
Surat Perintah Kerja untuk pengadaan yang nilainya di atas Rp. 5.000.000,00 (lima juta
jasa
rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000,OO (lima puluh juta rupiah), sedangkan pengadaan
7. dan sebagainya.
yang nilainya di bawah Rp.5.000.000,OO (lima juta rupiah) cukup dengan kuitansi yang
- - - - - - - - - - - Pembuat Komitmel!, Wewenangdan Tanggungjawabnya _ _ _ _ _ _ _ __

F. PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK PENGADAAN


BARANO/JASA 1
- - - - - - - Mekanisme KegUitan dalam Pengadaan Barang dan /QSa Pemerintah

a). Kontrak Lisan ak k.t h y dengan


l I

Adalah bentuk kontrak yang dilakukan para pih ter al an a


kesepakatan lisan saja.
Sebelum penyusunan kontrak dilakukan oleh P2K dengan pihak Penyedia Barang, sebaiknya
dipahami lebih dini apa yang dimaksud dengan kontrak pengadaan barangljasa pemerintah b). Kontrak Tertulis . ihak terkait dibuat dalam
dan pengertian kontrak pada umumnya. Ad 1 h bentuk kontrak yang dilakukan oleh para p .
be:t:k tulisan. Contohnya perjanjian yang dibuat. oleh para pihak yang
menggunakan Ja. sa Notaris dalam bentuk Akta Notans.
1. Pengertlan Kontrak
Kalau kita lihat dalam pasal1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH perdata),
b.2. ~~::::;~=~g digolongkan berd,:rkan :::
sebagaimana dijelaskan dalam pasal1319 KUH Per ata, y
k"::P:::=.
0
yang dimaksud dengan kontrak adalah bentuk perikatan atau perjanjian yang dimaknai
(kontrak bernamaJ dan kontrak innominaat (tidak bernama). uk k trak
bahwa, "Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan
Contoh kontak nominaat adalah, kontrak jual-beli, kontrak tukar men ~r, on
dirinya terhadap satu orang atau lebih". Definisi perbuatan dalam makna tersebut banyak
k trak pinjam pakai, kontrak perdamaian dan sebagamya.
didefinisikan berbeda-beda. Namun para ahli hukum sepakat bahwa yang dimaksud dengan sewa-menyewa, on tumbuh dan berkembang
perbuatan tersebut adalah "perbuatan hukum berdasarkan kesepakatan pihak yang saling Contoh kontrak innominaat adalah, kontrak yang d . lnya kontrak

!:~:g~k~~:::k ~~i~~!n~re,
k blum dikenal dalam KUH Per ata, Illlsa
mengikat (terkait) yang dapat menimbulkan akibat hukum". Bahkan menurut Van Dunne,
kontrak karya, kontrak production sharing, dan
yang dimaksud dengan perjanjian adalah «Suatu hubungan an tara dua pihak atau lebih
berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum". sebagainya.
b 3 Kontrak menurut sumbernya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan perjanjian/kontrak adalah merupakan .. Ada. lIma macam kontrakyang dibedakan menurut sumbernya, menurut apa yang
perikatan antara dua pihak atau lebih untuk melakukan tindakan yang disepakati bersama di"elaskan oleh Sudikno Mertokusumo, yakni: .
yang dapat mengakibatkan tindakan hukum. Oleh karena itu proses pengadaan barangl
)J efJanJlan
..• yang berasal dan. hukum keluarga, contohnya perkawman. d
jasa pemerintah yang mengakibatkan terjadinya penyerahan barang atau jasa oleh Penyedia a. p . .. b a l d . yang berhubungan dengan benda-ben a,
b). pefJanpan yang eras arl •
Barang/Jasa dan terjadinya penyerahan uang/pembayaran .oleh P2K/KPA sebagai akibat
h ralihan kepemilikan (pemindahtanganan).
penyerahan barang/jasa tersebut harus dibuatkan perjanjian/kontrak, untuk disepakati conto nya: pe bah h k Belanda
c). perjanjian yang berasal dari hukum acara, yang dalam asa u urn
dan dilaksanakan bersama sesuai bunyi kesepakatan di dalam kontraklperjanjian yang
dikenal dengan bewijsovereenkomst. . .
ditandatangani bersama-sama. ,Dan setiap tindakan yang dapat mengakibatkan hukum
I.' .
d). perjanjian yang menimbulkan kewajiban, ~;
harus ditandatangani diatas meterai secukupnya sebagaimana dijelaskan dalam ketetapan
undang-undang tentang bea meterai. e). perjanjian yang bersumber dari hukum pu

2. Jenis Kontrak 3. Kontrak Pengadaan

pre;!::~or
d ikian kalau kita mengamati apa yang tersurat d a1am Keputusan Presiden
. Nomor
Para ahli hukum kontrak banyak menetapkan beberapa jenis kontrak yang berbeda satu
dengan lainnya yang mengkajinya dari berbagai sumber hukum, baik nama, bentuk, aspek,
:07'ob: ;:3.
yang telob diubob]>'da Perubahan Ketig. dengan perabuan
70 tahun 2005, bahwa untuk kontrak pengadaan barang/Jasa hanya dibedaka
dan sebagainya, yang diantaranya adalah:
c.l. Bentuk imbalan;
b.I. Kontrak menurut bentuknya. c.l.l.lump sum;
Berdasarkan pasal1682 dan pasal1320 KUH Perdata, bentuk kontrak meliputi: c.1.2. harga satuan;
c.1.3. gabungan lump sum dan harga satuan;
- - - - - - - - Mekanisme Kegialan daIam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah - - - - - - - -
_ _ _ _ _ _ _ _ _ • Pembuat Komitmen, Wewenangda;, Tanggungjawabnya

persetujuan oleh Menteri Keuangan (dana beban APBN) atau Gubernur/Bupati/


1
I
c.1.4. terima jadi (turn key); I
Walikota (dana beban APBD provinsi/Kabupaten/Kota)
c.1.5. persentase.
8) Kontrak pengadaan tunggal, adalah kontrak antara satu unit kerja atau satu proyek
c.2. Jangka waktu pelaksanaan;
dengan penyedia barangljasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
c.2.1. tahun tunggal;
dalam waktu tertentu.
c.2.2. tahun jamak.
9) Kontrak pengadaan bersama, adalah kontrak antara beberapa unit kerja atau
c.3. Jumlah pengguna barang/jasa;
beberapa proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan
c.3.1. pengadaan tunggal;
pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan kegiatan bersama yang
c.3.2. pengadaan bersama.
jelas dari masing-masing unit kerja dan didanai bersama yang dituangkan ke
dalam kesepakatan bersama.
Kontrak pengadaan barang/jasa sebagaimana dijelaskan dalam Keppres Nomor 80
tahun 2003 tersebut diatas adalah sebagai berikut:
4. Pelaksanaan Kontrak Pengadaan
1) Kontrak Lump Sum, adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian
Setiap pembuatan kontraklperjanjian pengadaan barang/jasa dengan penyedia barang/jasa
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti
harus menyusun kerangka kontrak yang meliputi:
dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barangljasa. a. Pembukaan (komparasi), yang berisikan;
2) Kontrak harga satuan, adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian a.I. Judul kontrak;
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkanharga satuan yang pasti dan a.2. Nomor kontrak;
tetap untuk setiap harga satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, a.3. Tanggal kontrak;
yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan a.4. Kalimat pembuka;
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan a.s. Penandatanganan kontrak;
yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barangljasa. a.6. Para Pihak yang terkait dalam kontrak
3) Kontrak gabungan lump sum dan harga satuan, adalah kontrak yang merupakan b. lsi kontrak;
gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan. lsi kontrak merupakan pernyataan-pernyataan para pihak terkait yang dalam hal
4) Kontrak terima jadi, adalah kontrak pengadaan barangljasa pemborongan atas ini adalah P2K dan Penyedia Barang/jasa untuk menyetujui. dan sepakat melakukan
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga kontrak pengadaan atas obyek yang disepakati sesuai dengan jenis pekerjaannya.
pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan Untuk pengadaan atas obyek pekerjaan/kegiatan yang diperjanjikan disepakati
".
utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria besaran nilai atau harga kontrak yang harus dituliskan baik dengan angka ataupun
kinerja yang telah ditetapkan. dengan huruf serta rincian sumber pembiayaan yang dibebankan.
5) Kontrak persentase, adalah kontrak pelaksanaan jasa konstruksi di bidang lsi kontrak juga harus memuat dokumen-dokumen pendukung yang
konstru"ksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana jasa konsultan yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kontrak pengadaan,
bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari nilai serta kesepakatan tentang hak dan kewajiban para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan fisik konstruksilpemborongan tersebut. hak dan kewajibannya sebagaimana yang tersurat dalam kontrak, yang antara
6) Kontrak tahun tunggal, adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat lain mengenai jumlah, spesifikasi barang/pekerjaan yang diperjanjikan dan harga
dana anggaran untuk masa satu tahun anggaran. yang disepakati bersama, serta jangka waktu dan kapan dimulainya pelaksanaan
7) Kontrak tahun jarnak, adalah kontrak pe1aksanaan pekerjaan yang mengikat pekerjaan.
dana anggaran untuk masa lebih dari satu tahun anggaran yang dilakukan atas
- - - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - Mekanisme Kegiatan dalam Pengadaan Barang dan lasa Pemerintah _ _ _ _ _ _ __

Dalam isi kontrak juga dituangkan apabila terjadinya kelalaian dan sanksi uang muka yang dipersyaratkan. Dalam perjanjian/kontrak juga harus dije1askan
yang diberikan apabila para pihak terkait me1alaikan kewajibannya, serta hal- tata eara pengembalian uang muka dalam setiap tahapan pembayaran hingga
hal yang terjadi diluar kemampuan para pihak terkait dan cara penyelesaian jika tereapainya penyelesaian pekerjaan 100 %.
terjadi perselisihan dian tara para pihak terkait. 6). Pembayaran pada setiap Prestasi Pekerjaan.
c. Penutup Setiap pembayaran yang dilakukan berdasarkan prestasi pekerjaan harusdije1askan
Pada akhir surat perjanjian/kontrak berisi penutup yang menjelaskan kesepakatan tahapan-tahapan yang harus diselesaikan serta besaran pembayaran yang akan
untukme1aksanakan hak dan kewajiban sebagaimana yangtertuang dalam kontrak, diberikan pada setiap tahapan penye1esaian pekerjaan, yang dinyatakan dengan·
sesuai dengan ketentuan perundang -undangan yang berlaku, yang diakhiri dengan berita aeara penyelesaian prestasi pekerjaan dalam setiap tahapan.
penandatanganan para pihak yang terkait diatas meterai secukupnya, yakni KPA/ 7). Terjadinya perub~han kegiatan/pekerjaan
P2K dan penyedia barang. Apabila dalam pelaksanaan kontrak terdapat hal-hal yang mengakibatkan
perubahan, maka P2K dapat membentuk panitia untuk melakukan penelitian
Dalam pelaksanaankontrak pengadaan barang/jasa, P2K yang paling bertanggungjawab dan pemeriksaan jika mungkin terjadi perbedaan/perubahan yang signifikan,
atas kegiatan yang dilaksanakannya, harus memperhatikan beberapa hal antara lain: yang memungkinkan terjadinya penambahan dan/atau pengurangan volume
pekerjaan, atau terjadi perubahan spek pekerjaan yang harus disesuaikan dengan
1). Penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang harus diterbitkan selambat- kondisi lapangan.
lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak dan 8). Pemberian sanksi, denda dan ganti rugi.
kapan paling lamb at pe1aksanaan kontrak dimulai.
Di dalam kontrak juga harus dijelaskan bagaimana sanksi diberikan dan bagaimana
2). Penggunaan Program Mutu Barang, yang berisikan penggunaan mutu barang
tata cara pemberian ganti rugi atas setiap kelalaian para pihak terkait.
yang harus disusun berdasarkan kesepakatan para pihak serta gambaran informasi 9). Bila terjadi kahar (force majeur).
berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan, jadwal dan prosedur pelaksanaan, serta
Hal-hal yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kontrak dituangkan dalam pasal
organisasi penyedia barang/jasa dan P2K.
yang menje1askan bila terjadi kahar atau peristiwa yang terjadi diluar kemampuan
3). Mobilisasi, merupakan pekerjaan untuk mendatangkan peralatan dan persiapan
para pihak, dimana penyedia barang/jasa harus sudah memberitahukan dalam
fasilitas yang diperlukan .dalam pelaksanaan kontrak seperti gudang, bengkel, dan
waktu 14 (empat b.e1as) hari sejak terjadinya kahar.
para pekerja yang akan me1aksanakan kegiatan, yang harus dilaksanakan paling
10). Pemberhentian dan pemutusan hubungan pekerjaan/kontrak.
lambat 30 (tiga pulull) hari sejak diterbitkan SPMK.
Pemutusan kontrak yang dil~ ketika sedang dalam pelaksanaan kontrak bisa
4). Pemeriksaan bersamJ terjadi apabila: .
.~
.
Pemeriksaan bersama dilakukan pada tahap awal periode pelaksanaan kontrak
a). peristiwa terjadi diluar kemampuan/kekuasaan kedua belah pihak;
dan pada saat pelaksanaan kontrak, untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan
b). penyedia barang/jasa tidak melaksanakan kewajibannya sesuai isi kontrak
ada hal-hal yang dapat merubah isi kontrak.
c). Para pihak melakukan kolusi, keeurangan atau tindakan korupsi.
5) .. Pembayaran uang muka kepada penyedia barang/jasa.
mekanisme pemutusan kontrak hams dituangkan dalam isi kontrak.
Pembayaran uang muka kepada penyedia barang/jasa harus dituangkan dalam .
kontrak sesuai besaran yang dibolehkan, yakni 20 % dari nilai kontrak untuk
penyedia barang/jasa yang masuk kategori usaha besar/kuat atau 3D % dari nilai C. CONTOH BENTUK KONTRAK
kontrak untuk penyedia barang/jasa yang masuk dalam kategori usaha keeil. Setiap
Dibawah ini dituangkan salah satu bentuk kontrak pengadaan barang/jasa pelaksanaan jasa
pembayaran uang muka harus diawali dengan permohonan tertulis penyedia
konstruksi:
kepada P2K disertai reneana penggunaannya yang dilampiri dengan jaminan
- - - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - Mekanisme Kegiatan dalam Pengadaan Barang dan lasa Pemerintah _ _ _ _ _ _ __

Syarat-syarat kontrak Contoh Bentuk Kontrak jasa konstruksi

a. Dokumen kontrak harus disusun dsk prinsip dan syarat hukum • PembukaanPada hari ini, Senin, tanggal Tiga Belas Pebruari tahun
kontrak sbb: Dua Ribu Tujuh, kami yang bertanda tangan di bawah ini, sepakat
• Para pihak hrs jelas, yaitu orang atau badan hukum yg melakukan perjanjian pekerjaan sebagai berikut :
punya kewenangan /berhak dan mempunyai kemampuan • Para Pihak terkait
bertindak 1. N a m a: Arnir Hutasoit, MPA
• Obyek yg diperjanjikan adl. Barang yang nyata dan ada Jabatan Pejabat Pembuat Komitmen pada Kantor Bea dan
dalarn perniagaan Cukai Tanjung Pinang
• Kontrak dibuat secara sah dan mengikat para pihak Alarnat : Jalan Raya Da Do Pitie Tanjung Pinang
• Hak dan kewajiban para pihak sarna yang selanjutnya disebut Pihak Kesatu.
• Dibuat tanpa ada paksaan, kekhilafan dan kekeliruan. 2. N a m a: John Simamora, Npm.
• Tidak bertentangan dgn peraturan perundangan yang ada Jabatan : Direktur P.T. Ogah Kaya
Sumber: bahan ajar Pe/alesanaan PBI M.Sutarsa Alamat : Jalan Raya Kurang Bagus No.77 Pekanbaru
yang selanjutnya disebut Pihak Kedua
• Barang yg diperjanjikan
b). Kewajiban penyedia jasa.a.l: Kedua pihak sepakat melakukan perjanjian untuk pekerjaan pembuatan
• Dalam pelaksanaan wajib mematuhi hukum yg berlaku gedung pemeriksaan dan pengujian arus barang berlantai dua sesuai
di Indonesia. spesifikasi teknis yang terurai dalam dokumen pemilihan yang disepakati.
• Wajib merinci setiap biaya yg berhubungan dg • Nilai/harga barang yg diperjanjikan
pelaksanaan, sehingga dpt dilakukan pemeriksaan Pihak Kesatu bersedia membayar pekerjaan dimaksud kepada Pihak
keuangan. Kedua seluruhnya sebesar Rp.896.000.000,- ( delapan ratus sembilan
• Tindakan yg perIu mendapat persetujuan pengguna jasa puluh enam juta rupiah) termasuk pajak-pajak yang harus dilunasi
spt. mobilisasipersonil, membuat subkontrak. oleh Pihak Kedua
c). Personil konsultan dan subkonsultan • Jangka Waktu Pelaksanaan
3. Syarat-syarat khusus kontrak. Pelaksanaan pekerjaan tersebut akan diselesaikan oleh Pihak Kedua
Adalah ketentuan yg merupakan perubahan, tambahan dan/ atau dalam waktu 6 (enam ) bulan sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai
penjelasan dari ketentuan yang ada pada syarat-syarat umum Kerja ( SPMK ), dengan masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan
kontrak. sejak pekerjaan selesai 100 % yang dinyatakan dengan Berita Acara
4. Dokumen lainnya. (11 hal 110) Serah Terima Pekerjaan, yang disahkan oleh Konsultan Pengawas.
a. Jasa pemborongan a.l: Sanksi
Surat penunjukan, Surat penawaran, Spek. Tek, gambar dll. Apabila terjadi kelalaian atau kelambatan penyelesaian pekerjaan,
b. Jasa konsultansi a.l: Pihak Kedua akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar satu
Surat penunjukan, KAK,Hasil negosiasi, Dok. penawaran. dU. permil per-hari kelambatanatau maksimum lima persen dari
Sumher: bahan ajar Pe/aksanaan PBI M.Sutarsa Nilai Kontrak.

Sumher: bahan ajar Pe/aksanaan PBI M.Sutarsa II


I,'
- - - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - Mekanisme Kegiatan dalam Pengadaan Barang dan !asa Pemerintah - - - - - - - -

• Tata Cara Pembayaran Jaminan Uang Muka dan Jaminan Pemeliharaan


Pembayaran kepada Pihak Kedua dilakukan sebagai berikut : 1. Aseli Jaminan Uang Muka agar diserahkan Pihak Kedua
1.Pihak Kedua dapat diberikan uang muka kerja sebesar 30 % kepada Pihak Pertama paling larnbat pada saat pengajuan
dari nilai kontrak setelah Kontrak ditandatangani, dengan permintaan uang muka
syarat Pihak Kedua menyerahkan jaminan uang muka 2. Aseli jaminan uang muka akan dikembalikan pada saat
sekurang-kurangnya sebesar uang muka yang diberikan, pengembalian uang muka selesai atau paling lambat setelah
yang dikeluarkan oleh Bank yang ditunjuk oleh Menteri pekerjaan dinyatakan selesai 100 %.
Keuangan sebagai bank penjarnin. 3. Apabila masa pemeliharaan melampaui akhir tahun
2. Pembayaran tahap pertarna dapat dibayarkan kepada anggaran. Pihak Kedua dapat mengajukan pembayaran
Pihak Kedua sebesar 25 % dari nilai kontrak apabila terkahir sebesar.5 % dari nilaikontrakdengan menyerahkan
pekerjaan telah diselesaikan sekurang-kurangnya 30%, asli jarninan pemeliharaansekurang-kurangnya sebesar
yang dinyatakan dengan Berita Acara Prestasi Pekerjaan. nilai jarninan pemeliharaan yang diberikan.
3. Pembayaran tahap kedua dapat dibayarkan kepada Pihak 4. Aseli Jaminan Pemeliharaan akan dikembalikan paling
Kedua sebesar 50 % dari nilai kontrak apabila pekerjaan larnbat empat belas hari setelah selesainya masa
telah diselesaikan sekurang-kurangnya 60%, yang pemeliharaan bersamaan dengan Jarninan Pelaksanaan.
dinyatakan dengan Berita Acara Prestasi Pekerjaan.
4. Pembayaran tahap ketiga dapat dibayarkan kepada Pihak • Apabila Terjadi Kahar
Kedua sebesar 75 % dari nilai kontrak apabila pekerjaan Apabila terjadi sesuatu hal yang mengakibatkan terhentinya
telah diselesaikan sekurang-kurangnya85%, yang atau tidak dapat dilanjutkannya pekerjaan diluar kemampuan
dinyatakan dengan Berita Acara Prestasi Pekerjaan. Pihak Kedua, akan dilakukan musyawarah antara Pihak Kesatu
5. Pembayaran tahap keempat dapat dibayarkan sebesar 95 % dan Pihak Kedua sampai memperoleh kesepakatan sesuai
dari nilai kontrak apabila pekerjaan telah diselesaikan 100 dengan ketentuan yang berlaku.
%, yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima
Penyelesaian Pekerjaan 100 %. • Apabila Terjadi Perselisihan
6. Pembayaran_terakhir dibayarkan seluruh nilai pekerjaan 1. Apabila terjadi perbedaan pendapat dan I atau perselisihan
100% setelah selesainya mas a pemeliharaan, yang antara Pihak Kesatu dan Pihak Kedua yang tidak dapat
dinyatakan dengan BeritaAcara Penyelesaian Pemeliharaan diselesaikan oleh kedua belah pihak, penyelesaian akan
'.
Pekerjaan meminta hakim Abitrase untuk menyelesaikan peerbedaan
7. Setiaptahapan pembayarandilakukancicilanpengembalian tersebut.
uang muka yang diberikan sebesar 25 % dari uang muka 2. Apabila melalui hakim Abitrase penyelesaian juga tidak
yang diterima Pihak Kedua, masing-masing dengan Berita dapt diterima kedua belah pihak, maka pabila terpaksa
Acara Pembayaran yang ditandatangani kedua belah keputusan sepenuhnya diserahkan kepada pihak
pihak. Pengadilan setempat.

Sumber: bahan ajar Pelaksanaan PB! M.Sutarsa Sumba: bahan ajar Pelaksanaan PB! M.Sutarsa
r-- . .
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komi/men, Wewenang dan Tanggungjawabnya - - - - - - - - -

• Penutup
Demikian perjanjian ini kami sepakati dan kami
tandatangani bersama secara sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun juga.

Para Pihak Terkait


-BAB4-

Wewenang dan Tanggung Jawab
Pekanbaru, 6 Pebruari 2007
Pejabat Pembuat Komitmen
Pihak K e d u a , P i h a k Kesatu,
meterai kedua meterai kesatu
A. TUOAS DAN WEWENANO
( John Simamora ) ( Amir Hutasoit ) Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa salah satu kewenangan
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran adalah melakukan tindakan yang
Sumber: bahan ajar Pelaksanan PBJ M. Sutarsa mengakibatkan pengeluaran belanja negara. Dalam pelaksanaannya, Pengguna Anggaran
mendelegasikan kewenangannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pada tiap-tiap satuan kerja baik di tingkat eselon J, eselon n, atau eselon III
Keterangan:
di lingkungan kementi"ian negarallembaga bersangkutan, sesuai dengan batas kewenangan
Lembar asH kontrak sekurang-kurangnya 2 (dua) lembar, yang kedua-duanya diberi meterai
yang diberikan. Dengan demikian seorang KPA dapat melakukan tindakan yang dapat
secukupnya (Rp.6.000,OO). Lembar asH pertama ditanda tanganioleh Pemberi Kerja atau
mengakibatkan pengeluaran belanja negara pada kantorlsatuan kerja yang dipimpinnya..
P2K/KPA diatas meterai yang tersedia dan lembar asH kedua tanda tangan Penerima
Tindakan KPA tersebut dapat dilalrukan sendiri atau didelegasikan kepada pejabat lain
Pekerjaan atau Penyedia Barang/Jasa diatas meterai yang tersedia.· Setelah semua lembaran
dengan mengangkat seorang atau lebih, "pejabat pembuat komitmen".
kontrak ditandatangani kedua belah pihak,maka kontrak asH pertama diserahkan kepada
Setiap satuan kerja memiliki kegiatanyang berbeda satu sama lain tergantung besaran
penyedia barang dan kontrak asH kedua dipegang oleh P2K/KPA.
bebankerja dan volume kegiatan masing-masing. Oleh karena itu setiap satuan kerja dapat
memiliki lebih dari satu kegiatan dan setiap kegiatan akan memiliki volume kerja yang
".
berbeda. Hal inilah yang memungkinkan pengangkatan P2K pada suatu satker dapat lebih
dari satu jabatan.
Apabila seorang KPA menguasai dan bertanggungjawab atas DIPA satuan kerja yang :1
li
dipimpinnya, maka seorang P2Khanya menguasai dan bertanggungjawabatas suatu kegiatan I!
yang diberikan dan berada di bawah tanggungjawabnya, sesuai dengan kewenangan yang
diberikan kepadanya. Dan setiap P2K dapat dibantu oleh seorang Pemegang Uang Muka
Kegiatan (PUMK), yang saat ini berdasarkan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/
i
PMK.OS/2008 disebut dengan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP), dan staf pengelola
keuangan lainnya untuk melaksanakan kegiatan dan anggaran yang dikuasainya.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komi/men, Wewenang dan Tanggungjawabnya - - - - - - - - Wewenangdan Tanggung lawab Pejabat Pembuat Komitmen - - - - - - - -

e. Mengendalikan pelaksanaan kontraklperjanjian.


1. TUgas pembuat Komltmen
f. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada pimpinan
a. Melaksanakan tugas dan/atau kegiatan sesuai dengan batas yang diberikanoleh atasannya.
Kuasa Pengguna Anggaran. g. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepada Menteril
b. Menandatangani surat tugas/surat perjanjian/surat perintah kerjalsurat-surat Pimpinan Lembaga/KapolrilPanglima TNIIKesekretariatan Komisi, dengan Berita

e.
lainnya yang dapat mengakibatkan pengeluaran belanja negara.
Menandatangani Berita Aeara yang berkaitan dengan pekerjaan/pengadaan barang
atau jasa pemerintah. . C "f.~
J h.
Aeara Serah Terima pekerjaan barang/jasa.
Menandatangani Pakta Integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah.
d. Menyusun paket-~aket pengadaan berkaitan dengan pdaksanaan pengadaan tJ-( ~""~ll~
barang/jasa pemenntah. . ,-4 . 4. Wewenang Pembuat Komitmen
e.
belaoja oegara. 7
Menandatangani surat-surat lainnya yang berkaitan dengan p~laksanaan anggaran
a. Menetapkan dan mengesahkan Harga Perhitungan/Perkiraan Sendiri (HPS), yang
disusun bersama-sama Panitia Pengadaan.
b. Menetapkan jadwal dan tata eara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun
2. TUgas Pembuat Komitmen dalam Bidang Kepegawaian .
oleh Panitia PengadaanlPejabat Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan.
a. Menandatangani surat-surat keputusan kepegawaian sesuai dengan batas c. Menetapkan besaran Uang Muka yang menjadi hak Penyedia Barang/Jasa sesuai
kewenangan yang diberikan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna dengan ketentuan yang berlaku.
Anggaran. d. Menetapkan pemenang pengadaan barang/jasa yang diusulkan oleh Panitia
b. Menandatangani surat tugas dan/atau Surat Perintah Perjalanan Dinas pegawai Pengadaan dengan Surat Keputusan.
sehubungan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. e. Menandatangani Surat Perjanjian/Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa yang
c. Menandatangani surat keplltllsan pengangkatan dalam jabatan, baik jabatan ditetapkan sebagai pemenang dalam pemilihan/pelelangan.
fungsional atau jabatan struktural sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan f. Meneairkan jaminan penawaran/jaminan uang mukaljaminan pelaksanaanl
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. jaminan pemeliharaan, apabila pihak ketiga/penyedia barang/jasa, lalai dalam
kewajibannya terhadap pelaksanaan kontraklperjanjian.
3. TUgas pembuat Komitmendalam Kegiatan pengadaan Barang/Jasa g. . Menghentikanlmemutus kontraklperjanjian dengan Penyedia Barang/Jasa,
pemerintah {-ptrf" apabila ternyata Penyedia BaranglJasa terbukti melakukan KKN/sanggahan
/7'( yo- peserta/pengaduan masyarakat terbukti.
a. Menyusun kegiatan pereneanaan pengadaan barangljasa. ./ \.f~ i h. Menetapkan dan mengesahkan hasil hasil pengadaan barangljasa sesuai dengan
b. Menetapkan paket-paket kegiatan/pengadaan bagi satuan kerja dengan batas kewenangannya.
memperhatikan ketentuan mengenai peningkatan produksi dalam negeri dan
pemberian kesempatan bagi usaha keeil, termasuk koperasi kedl dan kelompok
masyarakat.
5. Hal-hal yang Harus Dlperhatikan oleh Pembuat Komitmen
e. Bersama-sama dengan panitia pengadaan menyusun dokumen pemilihan a. Pejabat Pembuat Komitmen dilarang melakukan kegiatan yang dapat
pengadaan. mengakibatkan pengeluaran belanja negara apabila dokumen pelaksanaan
d. Bersama-sama dengan panitia pengadaan menyusun dan mempersiapkan anggaran belum disahkan dan/atau kegiatan dimaksud tidak tertuang dalam
dokumen perjanjian/kontrak pengadaan (draft surat perjanjian/kontrak). dokumen pelaksanaan anggaran.
I
~I
! I
- - - - - - - - - Wewenangdall TanggungJawab Pejabat Pembuat Komitmen - - - - - - - -
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - -

Sedangkan yang dimaksud dengan persyaratan manajerial. berdasarkan penjelasan


b. Dokumen pelaksanaan anggaran disahkan oleh Dirjen Perbendaharaan (DIPA
Pusat) dan/atau Kepala Kanwil Oitjen Perbendaharaan (DIPA Daerah). yang Keppres Nomor 80 tahun 2003 antara lain adalah:
bertindak untuk dan at as nama Menteri Keuangan. 1. Berpendidikan sekurang-kurangnya Diploma 3 (D3) sesuai dengan keahlian yang
c. Pejabat Pembuat Komitmen dilarang untuk melakukan perikatan/perjanjian diperlukan.
dengan pihak ketiga/Penyedia Barang/Jasa. apabila biaya untuk kegiatan/belanja 2. Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barangljasa pemerintah.
barang/jasa. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam dokumen pelaksanaan 3. Memiliki pengalaman minimal 2 (dua) tahun memimpin/mengorganisasi
anggaran. kelompok kerja yang berkaitan dengan kegiatan pengadaan barangljasa.
d. Pejabat Pembuat Komitmen dapat melakukan proses pengadaan barang/jasa 4. Memiliki ketataan yang tinggi dalam melaksanakan setiap tugas/pekerjaannya.
pemerintah sebelum dokumen anggaran disahkan sepanjang anggaran untuk 5. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan. bertindak tegas dan
membiayai kegiatan bersangkutan telah dialokasikan. dengan ketentuan bahwa keteladanan dalam sikap dan perilaku antara lain tidak terlibat KKN (Korupsi.
penerbitan Surat Penetapan Pemenang Penyedia BaranglJasa (SPPBJ) dilakukan Kolusi dan Nepotisme).
setelah dokumen pelaksanaan disahkan oleh Menteri Keuangan. 6. Penilaian kondite dan prestasi kerja (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan)
e. Pejabat Pembuat Komitmen bertanggungjawab dari s~i fisiko administrasi. untuk masa 3 (tiga) tahun terakhir dengan nilai rata-rata "bail<':
k~an dan fungsional atas pengadaan barang/jasa yang dilakukannya.
f. Pejabat Pembuat Komitmen dapat diangkat lebih dari satu orang sesuai dengan
Berdasarkan kriteria yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai Pejabat Pembuat
kebutuhan dan/atau kegiatan satuan kerja bersangkutan.
Komitmen. keteladanan seorang pejabat dan/atau pemimpin sangat dipertaruhkan. Tidak
cukup dengan kualitas pendidikan formal yang mendasari pengangkatan dimaksud.
6. Pengangkatan dan Persyaratan Pejabat Pembuat Komitmen akan tetapi lebih diutamakan sikap mental dan perilaku yang harus dikedepankan untuk
dicontoh oleh setiap bawahan, rekan kerja. pemimpin dan/atau semua stakeholder yang
a. Pejabat Pembuat Komitmen diangkat dan ditetapkan oleh Pengguna Anggaran/
dilayaninya.
Kuasa- Pengguna Anggaran.
Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen jumlahnya disesuaikan dengan kegiatan Pejabat. Pembuat Komitmen, harus dapat memberi contoh bagaimana seseorang
b.
dan kebutuhan kantor/satuan kerja. bersikap jujur. konsisten dan komitmen terhadap semua ketentuan yang harus dipatuhi.

c. Pembuat Komitmen berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan barangljasa harus Kebenaran akan perilaku dan perbuatan, kejujuran akan sikap, ucap dan kata.
memenuhi kriteria sebagai berikut: keserasian antara ucapan dan perbuatan. ketaatan akan hukum dan peraturan perundang-
O. memiliki integritas moral
. , undangan. saling menghormati dalam hak dan kewajiban, serta hal-hal lain yang dapat
2). memiliki disiplin tinggi memberi keteladanan dalam ucapan dan perilaku. merupakan cerminan seorang Pejabat
3). memiliki tanggungjawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk Pembuat Komitmen.
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
4). memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai
ketentuan.
B. RUANO LlNOKUP DAN KECIATAN
5). memiiiki kemampuan untuk mengambil keputusan. bertindak tegas dan Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Pengguna AnggaraniKuasa Pengguna
keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah terlibat KKN. Anggaran mengangkat dan menetapkan para pejabat pengelola anggaran bagi kantor/satuan
kerja di lingkungan kementrian negarallembaga masing-masing sesuai dengan tugas dan
Persyaratan sebagaimana dimaksud di atas secara nyata dijelaskan dalam Peraturan kewenangan yang diberikan.
Presiden Nomor 8 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang merupakan perubahan ke - empat Keputusan Presiden Nomor 80 tahun
2003.
_ _ _ _ _ _ _~_ _ Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - Wewenangdan Tanggung /awab Pejabat Pembuat Komi!men - - - - -_ _ __

Para pejabat/petugas dimaksud adalah: Pejabat Pembuat Komitmen pada satuan kerja eselon I sangat bervariasi dan tergantung
kepada besaran dan beratnya beban volume kerja pada satuan kerja masing-masing,
1. Pejabat Pembuat Komitmen. (P2K) sehingga pada satuan kerja tingkat eselon I, jumlah P2K pada umumnya lebih dari satu
2. Pejabat Penguji Tagihan Penerbit SPM. (PPSPM) pejabat. Hal ini dimaksudkan agar setiap P2K berkonsentrasi penuh terhadap kegiatan
3. Bendahara Penerimaan yang menjadi tanggungjawabnya, sehingga setiap kegiatan dapat dilaksanakan sesuai
4. Bendahara Pengeluaran jadwal, sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh satuan kerja kementrian negara/lembaga
5. Pejabat Pengadaan bersangkutan. Patut diketahui bahwa setiap P2K bertanggungjawab penuh atas kegiatan
6. Panitia Pengadaan yang dilaksanakannya baik secara fisik, administrasi ataupun dari segi keuangan/anggaran
7. Pem~Bg-Ua~ (PU~) atau Bendahara Pengeluaran Pembantu yang ~ikeluarkan untuk membiayai kegiatan tersebut. Untuk mengantisipasi keberhasilan
·. 8. Pembuat DaftarGaji (PDG). ) . ~ f ~. Vr ~ atas pelaksanaan kegiatan pada masing-masing satuan kerja, seorang KPA harus benar-
l //---=r benar melakukan kualifikasi para pejabat yang akan ditunjuklditetapkan sebagai P2K
'---...... / d Ih . b
Pejabat Pembuat KomTtmen sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, a a a peJa at berdasarkan kompetensi, kemampuan dan pemahaman dalam bidang kegiatan yang kelak
yang diangkat dan ditetapkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk diserahkan kepada P2K berkenaan.
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran belanja negara di lingkungan Sementara itu kegiatan P2K sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa tindakan P2K
kantorlsatuan kerja bersangkutan. Tindakan yang mengakibatkan pengeluaran belanja merupakan penerimaan pendelegasian kewenangan KPA, yang setiap tindakan tersebut
negara dimaksud antara lain dilakukan dengan berbagai kegiatan, baik kegiatan dalam dapat mengakibatkan pengeluaran belanja negara yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan
bidang kepegawaian atau pengembangan sumber daya manusia maupun kegiatan lain~ya tugas pokok dan fungsi satuan kerja. Setiap kegiatan P2K harus senantiasa mengacu atau
berupa pengadaan barang dan/atau jasa keperluan kantorlsatuankerja bersangkutan. Setlap berpedoman pada dokumen pelaksanaan anggaran atau DIPA ataupun dokumen lain yang
P2K bertanggungjawab tethadap semua kegiatan yang dilakukannya pada suatu kegiatan dapat disamakan dengan DIPA, karena DIPA merupakan dokumen pelaksanaan anggaran
yang menjadi tanggungjawabnya, baik secara fisik, administrasi, maupun keuangan atau satuan kerja yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan. P2K tidak dapat melakukan
anggaran yang membebani kegiatan tersebut. kegiatan atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran belanja negara, sepanjang
Pejabat Pembuat Komitmen pada tingkat satuan kerja eselon III, lebih banyak dijabat kegiatan tersebut tidak terdapat dalam DIPA dan/atau kegiatan tersebut tidak tersedia atau
rangkap oleh seorang Kepala KantorlSatuan kerja, yang sekaligus selaku Kuasa Pengguna tidakcukup tersedia anggarannya dalam DIPA berkenaan. Kegiatan yang dituangkan dalam
Anggaran (KPA). Hal ini memungkinkan karena terbatasnya jumlah pegawai, atau karena DIPA merupakan kegiatan yang direncanakan oleh masing-masing satuan kerja berkaitan
sedikitnya beban volume kerja satuan kerja di tingkat ini, sehingga kegiatan teknis atau dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi· satuan kerja. Apabila dalam pelaksanaan
manajerial dilakukan oleh hanya satu orang pejabat. Namun tidak sedikit kantorlsatuan kegiatan dimaksud ternyata terdapat atau menemui hal-hal yang tidak dapat dilaksanakan
kerja eselon III yang memiliki beban volume kerja yang besar, memisahkan jabatan KPA dan/atau ada hal-hal yang dianggap sangat prioritas yang harus dilaksanakan yang belum
"
dengan P2K, sehingga seorang Kepala Kantor hanya merangkap jabatan selaku KPA, tersedia atau belum cukup tersedia anggaran dalam DIPA dimaksud, maka satuan kerja
sedangkan P2K ditetapkan pejabat lainnya yang secara struktural berada satu tingkat atau dapat melakukan revisi DIPA sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Pengeluaran belanja
lebih dibawah kepala kantor. negara dimaksud antara lain tindakan-tindakan yang dilakukan dengan berbagai kegiatan
Pejabat Pembuat Komitmen pada satuan kerja :eselon Illsetingkat, tidak dijabat oleh yang menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan bagi satuan kerja/kantor untuk
kepala kantorlsatuan kerja, akan tetapi ditetapkan pejabat strukturallainnya yang berada menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
satu tingkat atau lebih dibawah kepala kantor. Begitupun untuk jabatan Penguji Tagihanl
Penerbit SPM, pada satuan kerja eselon II atau III, lebih banyak diserahkan kepada pejabat
struktural lainnya yang berada satu tingkat atau lebih dibawah kepala kantor, sehingga
C. MEKANISME PEMBAYARAN ATAS BEBAN APBN
sangat sedikit seorang kepala kantor/satuan kerja yang merangkap selaku PPSPM. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), adalah pejabat yang tindakannya dapat mengakibatkan
pengeluaran belanja negara dan P2K merupakan kepanjangan tangan dari KPA selaku
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - Wewenangdan Tanggung]awab Pejabat Pembuat Komitmen - - - - -_ _ __

penguasa/pengguna anggaran pada \antor/SaLUan kerja, sehingga setiap tindakan P2K untuk mengurangi terjadinya kesalahan pembayaran, penyalahgunaan wewenang dan/atau
dilakukan untuk dan atas nama KPA. Dalam mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah kegiatan yang dapat mengakibatkan kebocoran dan pemborosan keuangan negara.
pada satuan kerja, P2K bertanggung jawab atas hasil pengadaan yang diperolehnya. P2K Pemahaman terhadap setiap ketentuan dalam persyaratan pembayaran, ketelitian dan
bertanggungjawab secara fisik, administrasi atau dari segi anggaran yang dikeluarkannya. kecermatan dalam pengujian dan pemeriksaan/verifikasi, konsistensi dan komitmen dalam
. Hal inilah yang harus menjadi perhatian seorang P2K. Kegagalan atas hasil pengadaan tugas, merupakan salah satu kunci keberhasilan kinerja para pejabat perbendaharaan.
yang diperoleh, kesalahan pembayaran atas barang yang diperjanjikan, semuanya menjadi Oleh karena itu, KPA, P2K, PPSPM, dan Bendahara Pengeluaran harus senantiasa
tanggungjawab P2K, bukan dilemparkan kepada pejabat atau panitia pengadaan. Tugas meningkatkan kompetensi dan kualitasnya dalam tugas dan tanggungjawabnya sebagai
pejabat pengadaan atau panitia pengadaan hanya sebatas pada mekanisme pemilihan pejabat perbendaharaan. P2K yang berhadapan dan bertanggungjawab langsung dengan
sampai kepada mengusulkan calon pemenang yang akan ditetapkan oleh P2K, atau setelah prosedur dan mekanisme pembayaran harus memiliki kompetensi dan kualifikasi tentang
Penyedia Barang ditetapkan oleh P2K, dengan Surat Penetapan Pemenang PenyediaBarangl persyaratan dan tata cara pencairan anggaran belanja Negara. Oleh karena itu P2K sangat
Jasa (SPPBIJ) bertanggungjawab atas segala tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran belanja
Mekanisme pembayaran terhadap pelaksanaan pengadaan barangljasa atau kegiatan negara pada anggaran dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.
berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi satuan kerja dilaksanakan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 dan Perdirjen Perbendaharaan
mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Nomor PER-66/PB/200S, mengatur mekanisme pembayaran antara lain sebagai berikut:
Pembayaran dalam Pelaksanaan APBN dan petunjuk pelaksanaannya, Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PBI200S tentang Mekanisme Pelaksanaan 1. Cara pembayaran
Pembayaran Atas Beban APBN. 2. Macam dan persyaratan pembayaran
Dalam pelaksanaan anggaran seorang KPA, P2K, atau Bendahara Pengeluaran harus 3. Mekanisme pembayaran
4. Prosedur pembayaran
dapat membedakan ketentuan yang mengatur mekanisme pengadaan barangljasa, dengan
ketentuan yang mengatur mekanisme pembayaran. Seringkali para pengelola anggaran
masih ragu menafsirkan ketentuan dalam pelaksanaan anggaran tersebut dan bahkan Mekanisme pembayaran kepada pihak ketiga/penyedia barang yang membebani ,
masih banyak yang belum memahami apa yang menjadi persyaratan pembayaran dan anggaran belaja negara dalam ketentuan tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: i.LttA~'

bagaimana pula tata cara pengadaan barang yang diperlukan satuan kerja. Contohnya, ~ rJ'1'v c,JH-.. ,
masih ada beberapa KPA atau P2K yangmewajibkan kepada Bendahara Pengeluaran
1. Cara Pembayaran 11.~ [AU"; \
~}
rlN "t.k~- PI\) {'Ii·
untuk menandatangani kuitansi pembayaran yang dilakukan dengan cara Langsung (SPP- \..:

LS) kepada pihak ketiga/penyedia barang. Padahal berdasarkan ketentuan tersebut di atas, a. Dilakukan dengan cara langsung kepada pihak ketigalpenyed~'r-tt,mr~¥aI~
pembayaran dengan cara langsung tidak membebani anggaran uang persediaan .yang her~k menerima pembayaran, dengan cara pemindahbukuan d . rekening Ka
dikuasai Bendahara Pengeluaran. Bendahara Pengeluaran hanya wajib menandatangani ~e rekening Penyedia Barang/Pihak Ketiga melalui KPPN, yang dikenal
kuitansi pembayaran yang disetujuinya yang pembayarannya dilakukan dengan cara tunai dengan cara LS.
alau cek yang membebani Uang Persediaan (UP). Apabila kuitansi yang akan dibayar Pembayaran dengan cara LS, wajib dilakukan untuk setiap transaksi
secara tunai oleh Bendahara Pengeluaran dan telah ditandatangani KPA/P2K, Bendahara pembayaran yang nilainya di atas Rp.lO.OOO.OOO,OO (sepuluh juta rupiah). -'-"I ' '{
.(,It.t~~\'1-''''
Pengeluaran akan melakukan verifikasi, menguji dan memeriksa persyaratan dan sahnya Pembayaran dengan cara LS dilakukan tidak selalu harus menunggu transaksi
suatu tagihan. ApabHa ternyata kuitansi tidak memenuhi persyaratan pembayaran yang yang nilainya di atas Rp.lO.OOO.OOO,OO (sepuluh juta rupiah) akan tetapi dapat
ditentukan, maka Bendahara Pengeluaran dapat bahkan wajib menolak kuitansi tagihan dilakukan sepanjang memenuhi kriteria persyaratan SPP-LS walaupun nilairiya
yang diajukan KPA/P2K dengan tidak menandatangani kuitansi dimaksud. Dalam hal ini kurang dari Rp.l O.QOO.OOO,OO (sepuluh juta rupiah).
terjadi internal kontrol diantara para pejabat perbendaharaan di lingkungan satuan kerja
- - - - - -- - - - Pem bunt Ko mitmen. WewcnQllgda fl Ta nggwIgjawab tly a - - - - -- - -- - - - - - -- -- "Vcwc17cngdan TangglmgJawab Pej obat Pem buat Kumilmeu _ _ ___ __ _ __

Kriteria dim aksud adalah: dokumen) dan dari s gi hukum (kebenaran menurut ketentuan perundang- undangan van a
1). barang yang diperjanjikan/yang akan dibelildibayarkan sudah jelas/pasti. ditetapkan) . ' b
contohnya: 50 (lima puluh) rim kertas HVS 80 gram @ Rp.40.000.00 (empat
Berdasa rkan Peraturan Dirjen Perben daharaan se bagaimana tersebut di atas,
puluh ribu rupiah) .
persyaratan dimaksud dapa t dibedakan menurut m acam p embayaran dengan penjelasan
2). nilai atau besaran yang harus dibayarkan sudah jelas/pasti. sebagai berikut:
contohnya: belanja yang harus dibayarkan adalah Rp.2.000.000,00 (dua juta
rupiah) ~ NPt . a. SPP-UP
3). mata anggaran/a!smi belanja yang akan membebankannya sudah jelas/pasti. Permintaan pembayaran uang persediaan yang pertama kali diajukan P2K,
contohny~¥IAB tersebut di at as adalah 521111 ditujukan ke rekening Bendahara Pengeluaran untukdikelola dan didaur ulang
4). pihak keti~(enyedia barangnya sudah jelas/pasti dan memiliki rekening selama satu tahun anggaran, dengan melampirkan Surat Pernyataan dari KPAI
pada bank yang akan dituju. 1 P2K, yang isinya menyatakan bahwa:
contohnya: Toko Ogah Ribut dengan rekening No.112.123456.001 pada Bank o. Uang Persediaan akan digunakan untuk keperluan riel selama satu bulan J
Mandiri, Jalan Iskandarsyah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 1[1'''(-2) . U ang Perse d laan
· ·d k k .
tI a a an dlgunakan untuk pembayaran yang seharusnya
5) . pihak ketiga/penyedia barang bersangkutan sudah memiliki Nomor Pokok dengan cara LS, yang nilainya diatas Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). J
Wajib Pajak (NPWP), yang telah ditetapkan sebagai Pengusaha Kena Pajak 1 3). Uang Persediaan akan dipertanggungjawabkan apabila telah digunakan
(PKP). sekurang-kurangnya 75 % dari UP yang diterima. J
b. Dilakukan dengan cara tunai atau pemberian cek kepada pihak ketiga/penyedia b. SPP-TUP
barang/yang berhak menerima pembayaran melalui Bendahara Pengeluaran, Tambahan Uang Persediaan diajukan apabila UP yang diterima tidak mencukupi
yang dikenal dengan cara UP (Uang Persediaan), yang dikelola Bendahara untuk ~embiayai ~iatan yang tidak dapat ditunda lagi/keperluan m endesak
Pengeluaran. -tla-lamD.!!!an-bel'ke~a ~n-, SPP-TUP harus melampirkan:
Tagihanyang diajukan kepada Bendahara Pengeluaran menggunakan O. Rincian Rencana Penggunaan Dana (RPD) yang ditandatangani KPA/P2K
kuitansi ber~.etel~i cukup atau disertai SPK untuk tagihan yang nilainya diatas J keperluan bulan berkenaan.
Rp.5.000.000,OO {.lima juta rupiah), setelah disetujui KPNP2K bersangkutan. 2). Melampirkan Surat Pernyataan yang ditandatangani KPAlP2K, yang berisi:
Pembayaran dengan cara UP dilakukan untuk setiap transaksi pembayaran a) . Dana TUP akan habis digunakan selama satu bulan berkenaan sejak
yang nilainya paling tinggi sebesar Rp.lO.OOO.OOO,OO (sepuluh juta rupiah). Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) diterbitkan oleh KPPN.
c. Setiap pembayaran kepada ~PN diawali dengan dibuatkannya Surat Permintaan b). Sis a danaTUP akan disetorkan ke-r:ekening Kas Negara, ap~bila ternyata
Pembayaran (SPP) oleh KPA/P2K, baik permintaan pembayaran Uang Persediaan tidale habis digunakan dalam satu bulanberkenaan.
(UP), permintaan penggantian uang persediaan (GUP), ataupun permintaan c). Dana TUP tidak akan digunakan untuk pembayaran yang seharusnya
pembayaran dengan cara Langsung (LS), berdasarkan sahnya bukti-bukti tagihan dilakukan dengan cara LS, yang nilainya diatas Rp.lO.OOO.OOO,OO (sepuluh
yang diajukan Penyedia Barang/Pihak Ketiga/Pihak Penagih atas pekerj aan/barang juta rupiah).
yang diperjanjikan. 3). Melampirkan rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir J
c. SPP-GUP

2. Macam dan Persyaratan Pembayaran ~an~ Persediaan yang telah digunakan sekurang-kurangnya 75% dari UP yang
dltenma Bendah ara Pengeluaran dan dapat didaur-ulang/dimintakan pengganti an
Pemb ayaran tagihan yang di ajukan yang m emb ebankan anggaran beJanj a negara dapat dengan melampirkan persyaratan sebagai ber ikut:
dib aya rkan sepanjang terpen uhinya syarat-syarat pembaya ran yang diajukan ba ik dari segi 1). Kuitansi/tanda bukti pembayaran ya ng sa h, ses llai format yang ditetapkan.
administratif (kelengkapan dokum en), ataupun dari segi materiel (kebenaran/keabsahan 2). SPK llntuk pembayaran dengan niJ ai diatas Rp.5.000.000,OO (lima juta
rupiah ).
_ _ _ __ _ _ _ _ _ Pembuat Komitmen. Wewe/lang dan Ta/lggulIgjawabnya - - - - - - - - -

Keberhasi lan pencapaian kegiatan pada suatu kantor/satuan kerja tergantung kepada
kinerja dan keberhasilan P2K dalam kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.

2. Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Komitmen


a. P2K bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa
pemerintah. -BAB5-
b. P2K wajib melakukan pengendalian dan pengawasan dalam pelaksanaan kontrak
pengadaan barang/jasa pemerintah . .
Pertanggungjawaban
c. P2K bertanggungjawab atas kegiatan, uraian tugas, sasaran dan kinefJa yang akan Pejabat Pembuat Komitmen
dicapai.
d. P2K bertanggungjawab atas hasil kerja, fisik, administrasi dan anggaran yang
dikuasainya.
e. P2K wajib menyimpan dan memelihara seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan A. PENVUSUNAAN DAN PENVAMPAIAN LAPORAN KEUANCAN
yang dilakukannya, dan hams mempertanggungjawabkannya bila sewaktu-waktu
Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa
diperlukan dalam pemeriksaan oleh aparat pemeriksa fungsional.
tindakan yang dilakukannya adalah untuk dan atas nama KPA. KPA sebagaimana dijelaskan
f. P2K wajib menyampaikan laporan kegiatan yang dilakukannya kepada KPA/PA,
dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 dan dalam Peraturan Menteri Keuangan
dengan tembusan kepada aparat pemeriksa fungsional. (Inspektorat Jenderal,
Nomor S9/PMK.06/200S yang telah diubah dengan peraturan Menteri Keua~gan Nomor
BPKP) 171/PMK.OS/2007 ten tang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat,
wajib menyampaikan laporan keuangan kepada KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum
Negara paling lambat tanggal 7 setiap bulannya untuk periode laporan bulan sebelumnya.
Laporan dimaksud meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Arus Kas dan
Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan dibuat untuk mengetahui sejauhmana
daya serap kegiatan yang telah dituangkan dalam DIPA pada masing-masing satuan kerja,
laporan keuangan juga dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan kinerja yang telah
dicapainya.
Bagi KPPN, laporan keuangan sangat diperlukan sebagai bahan untuk menyusun
laporan keuangan yang berada dalam wilayah kerja yang menjadi tanggungjawabnya
kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
KPA yang merangkap sebagai P2K, menyusun laporan dimaksud melalui UAKPA
yang diserahi tugas dan tanggungjawab menyusun laporan keuangan atas semua transaksi
anggaran yang terjadi pada satuan kerja bersangkutan. Bagi KPA yang menetapkan dan
mengangkat lebih dari satu P2K, sehubungan dengan banyak dan besarnya volume kegiatan,
laporan disusun berdasarkan laporan P2K da1am pelaksanaan kegiatan masing-masing .
•! ,.,

Dengan demikian setiap P2K wajib menyampaikan laporan kegiatannya kepada KPAI
- - - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - ----------Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Komitmen _ _ _ _ _ _ _ _ __

PA sesuai dengan bidang tugas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan negara, pengeluaran dan belanja negara pada suatu satuan kerja dapat diketahui berdasarkan
keuangan dimaksud dibuat oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang pembukuan/penatausahaan yang dilakukan oleh Bendahara pengeluaran.
diberi kewenangan untuk menyusun laporan keuangan kantorlsatuan kerja, sebagaimana
Oleh karen a i~u PA~:2l< yang bertanggungjawab atas realisasi anggaran kegiatan pada
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.OS/2007. Untuk
kantorl satuan kefJa, waJ1b menyampaikan laporan pertanggungjawabannya kepada KPPN
menyusun laporan keuangan, UAKPA melakukan koordinasi dan rekonsiliasi dengan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN).
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) dan Bendahara Pengeluaran. UAKPB
menyampaikan Arsip Data Komputer (ADK) kepada UAKPA berkenaan terjadinya mutasil Sebagaimana diamanahkan oleh Peraturan Menteri KeuanganNomor 73/PMK.OS/2008
transaksi BMN pada masing-masing satuan kerja. tentang ~ata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Kementnan Negara/LembagalKantorlSatuan kerja, Bendahara wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban (LPT) yang disampaikan kepada:
B. PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIANLAPORAN a. Menteri Keuangan (melalui KPPN selaku Kuasa BUN).
PERTANCCUNCJAWABAN b. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
c. Menteri Teknis/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan.
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sangat bertanggungjawab atas anggaran kantorlsatuan
kerja yang dipimpinnya. Setiap rupiah yang tertuang dalam DIPA masing-masing satuan
kerja harus dapat digunakan sesuai dengan rencana kegiatan yang ingin dicapainya dengan Laporan Pertanggungja\faban dimaksud harus disampaikan kepada KPPN paling
transparan, hemat, efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan. l~mbat t~nggal ~ 0 pada bulan berikutnya untuk bulan laporan sebelumnya. Sebelum laporan
Dalam pelaksanaan tugasnya KPA didampingi PPSPM dan Bendahara Pengeluaran dls~paikan, ddakukan rekonsiliasi antara Bendahara Pengeluaran dengan UAKPA satuan
serta mengangkat dan menetapkan satu atau lebih P2K sesuai dengan banyak dan besarnya J keCJa b~rsangkutan, ~gar laporan yang dibuat dapat memberikan informasi yang akurat,
~ dapat dlpertanggung)awabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
l
volume kerja pada masing-masing satuan kerja.
P2K bertanggungjawab penuh atas anggaran dankegiatan yang menjadi Form~t d:;' tata carn penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban
tanggungjawahnya, sesuai dengan beban tugas dan tanggungjawab yang diberikan KPAI : mengacu epa a Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009
PA. Dalam pelaksanaan tugasnya, dan untuk memudahkan koordinasi dalam pelayanan tanggal23 Nopember 2.009.
kepada masyarakat, P2K dapat didampingi oleh seorang Bendahara Pengeluaran Pembantu . Apabila. KPA terla~bat menyampaikan laporan keuangan dan ·laporan
(BPP) atau Pemegang Uang Muka (PUM). Semua transaksi yang terjadi pada satuan kerja pertan~gungJawaban ~ebagaunana telah ditetapkan diatas, maka satuan kerja bersangkutan
bersangkutan ditatausahakan/dicatat oleh Bendahara Pengeluaran untuk mengetahui daya akan dlkenakan sanksl berupa penundaan penerbitan SP2D atas SPM-GUPISPM-TUP
d· . k k yang
serap dan untuk memudahkan pengendalian anggaran yang dikuasai satuan kerja masing- laJU an e KPPN. Sanksi yang diberikan tidak membebaskan satuan kerja/bendaharal
masing. UAKPA dari kewajiban untuk menyusun dan menyampaikan laporan dimaksud.
Bendahara Pengeluaran sebagaimana dijelaskan dalam PMK Nomor 134/PMK.06/200S .Alur pembayaran dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban KPA oleh masing-
wajib melakukan pencatatan atas semua transaksi yang terjadi pada satuan kerja ma~mg Bendahara Pengeluaran pembantu (BPP) dan Bendahara Pengeluaran pada satuan
bersangkutan, walaupun secara formal hanya bertanggungjawab atas uang persediaan yang ~ ker)a dapat dilihat di bawah ini:
berada dalam pengelolaannya. Dengan demikian semua penerimaan negara, pendapatan
I
I
Perlallggw,gjawaball Pejabal Pembual Komilmell - - - -- --_
_ _ _ Pem[,ual Komilmell, Wewella/'g dall l illlggu"gjawab"ya - - - -- - -

2. Alur Penyusunan LP J Bendahara


1. Alur Pembayaran dan Penyusunan
LPJ-BPP

KPPN

Uji & KPPN


periksa
PPSPM

n
6b
Bukukan BENDAHARA
BENDAHARA Lonse,PJ
~PL

Pihak ke 3+-,- - - - - - -_ _ _ _ _ _ _.2


Pihak ke 3
Sumber: Sosialisasi PMK No. 73/PMK.OS/200, Dirjen Perbendaharaan Sumber.
. Sosialisasi PMK No. 73/PMK. OS/2008"rJen
D" Perben daharan
_ _- - - . - - - - Pembuat Komitmen, Wewenang dan Tanggungjawabnya

" DAFrAR PUSTAKA

A. DOKUMEN
1. Undang - Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak
2. _ _ _ _ _-',Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

3. _ _ _ _ _-',Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


4. ,Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
5. Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 (dan perubahannya, Peraturan Presiden
Noinor 8 tahun 2006) terkhir sampai dengan perubahan ke tujuh, tentang Ped6man
Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa Pemerintah.
6. • Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
7. , Nomor 72 tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (perubahan Keppres No.42 Thun 2002).
8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 tentang
Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
9. _ _ _ _ _ _, Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan

I Keuangan Pemerintah Pusat


- - - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ' - - - - D a f t a r P u s t a k a -_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

10. , Nomor 171/PMKOS/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan C. LAIN - LAIN
keuangan pemerintah Pusat (perubahan PMK Nomor S9/PMK.06/2005)
1.
Direktorat Pengelolaan Kas, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Penatausahaan Kas
11. , Nomor 80/PMK05/2007 tentang Petunjuk Penyusunan dan
dan Penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban Bendahara Instansi, (2008), Sosialisasi
Penelahaan Rencana Kerja Anggaran Kementrian Negara/Lembaga (RKA- KL) dan
PMK No.73/PMK.OS/2008, Jakarta,
Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan, dan Pelaksanaan Daftar Isian Perbendaharaan
(DIPA) Tahun Anggaran 2008.
2.
Sutarsa Muhammad, Pembuat Komitmen dan Pejabat Penguji Tagihan, (ModuI),
(2006), Jakarta, Pusdiklat Anggaran.
12. , Nomor 73/PMKOS/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
- . Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian Negara/Lembaga/
3.
- - - - . ' Pengujian Tagihan Anggaran Non Belanja Pegawai, (ModuI), (2008),
Kantor/Satuan Kerja. Bogor, PusdlkIat Anggarandan Perbendaharaan.

13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang


4.
. , PeIaksanaan Anggaran Non BelanJ'a Pegawai, (ModuI) (2008) J k t
SkI
e 0 ah T'mggl. Akuntansi Negara. ' , a ar a,
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
14. , Nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian Negara/
Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.

B. BUKU·BUKU
1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, (1990), Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
2. Rahardjo, Budi, (2005), Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Jakarta,
Lindamas.
3. Rasul, Sjahruddin,(2003), Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran
Dalam PrespektifUU No.17 /2003 tentang Keuangan Negara, Jakarta, Perum Percetakan
Negara Republik Indonesia.
4. Salim H.S, (2003), Perkembangan Hukum Kontraklnnominaat Di Indonesia, Mataram,
Sinar Grafika.
5. Siagian, Sondang P. (1988), Filsafat Administrasi, Jakarta, CV Haji Masagung.
r- - - - - - - PembuatKomitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - -

.,
LAMPlRAN - LAMPlRAN
" ..
1. Bentuk LPJ Bendahara Penerimaan
I. Keadaan Pembukuan
JenisBuku SaldoAwal Penambahan Pengurangan SaldoAkhir
A. BPKas
1. BP Kas (tunailbank) ............... .............. ................

B. BP selain Kas
1.BP ....
2.BP .....
3.BP ......
4. BP I.ain~ain

II. Keadaan kas


Uang tunai +di Rek. Bank
III. Hasil rekonsiliasi internal
1. Penerimaan yang telah {Iisetor ke Kas Negara =
2. Pembukuan menurut UAKPA =
3. Selisih pembukuan Bendahara dengan UAKPA(1-2) =........
iV. Penjelasan Selisih Kas dan Selisih Pembukukan
1. Jelaskan selisih kas (I.A - II) ......... ..
2. Jelaskan selisih pembukuan (111.3) ...... ..

Sumber: Sosialisasi PMK No.73/PMK.OS/2008. DIPBN


I r Pembuat Komitmen, Wewenang dan Tanggungjawabnya - - - - - - -
lI --------Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Komitmen - - - - -_ __

2. Bentuk LPJ BPP '1I


'J
~
3. Bentuk lPJ Bendahara Pengeluaran
n,
I. Keadaan Pembukuan I. Keadaan Pembukuan
JenisBuku SaldoAwal Penambahan Pengurangan Sal do Akhir JenisBuku SaldoAwal Penambahan Pengurangan SaldoAkhir
A. BPKas/UM ............. ABP KaslUM/BPP ... ,.........
1. BP Kas (Iunailbank) ............... .............. ................ .............
1. BP Kas (tunailbank) ..............
• ,1 ............ .............
............ ,...
I •••••••••••••••

2. BP UM Perjadin ................. .............. ........... ,'


2. BP UM Pe~adin 1111 •• , . . . . 01 •• 1. .............. , •• " . l t l l " ' l t l .............
B. BP selain Kas/uM ............. 3. BP BPP (kas di BPP) •••• 01 . . . . . . . . . ............... •••• It •••••••••• ..............
1. BPUP .............. .............. .............. ..............
• Belanja MA ..... ............
B. BP selain Kas/UM/BPP .............
• Belanja MA ..... ............. l.BP. UP .............. .............. .............. ..............
• Pengembalian UP ............. 2. BPlS-Bdh .............. .............. .............. ..............
2. BP LS-Bdh .............. ............- .............. ..............
............. .............
• Pembayaran .............
3. BPPajak ............. .............
•Seloran alas LS-Bdh ............. 4. BP lain~ain .............. .............. .............. , .............

3. BPP~ak ............. ............. ............. ............. II. Keadaan kas


4. BP Lain-lain .............. .............. .............. .............. U~ tunai +di Rek. Bank
III. Selisih Kas
II. Keadaan kas
(IA1-II)
Uang lunai +di Rek. Bank
III. Selisih Kas IV. Selisih UP (hasil rekonsiliasi internal)
( 1.A.1 -II) 1. Saldo BP UP +Kuitansi UP yg belurn disahkan =.......
V. Penjelasan SelisihKas 2. Saldo UP rnenurut UAKPA (SAl)· =
jelaskan selisih kas ........... ·3. Selisih pembukuan UP (1·2)
V. Penjelasan Selisih Kas dan Selisih Pembukukan UP
Sumber: Sosialisasi PMK No.73IPMK.OSI200B, VJPBN
1. Jelaskan selisih kas ...........
2. Jelaskan selisih pembukuan UP ........
Sumber: Sosialisasi PMK No.73IPMK.OSI200B DJPBN
- - - - - - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - li - - - - - - - - - - - - - Pertanggu/lgjawaba/l Pejabat Pembuat Komitmen - _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

DAFTAR RINCIAN PERMINTAAN PEMBAYARAN


~ SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN
Tanggal: (1) Nomor: (2)
Sifat Pembayaran
Jenis Pembayaran
1. Kemenlerian I ( ) 6. DIPA Nomor
Lembaga JenisSPP Tangaal
1. Departemenl : (5) 7 Keglatan (11) 2. Unit Organisasi ( ) 1.GUP 7. Kode Kegialan
Lembaga 8 Kode Keglatan (12)
.\ 2. UnH Organls.s; : (6)' 9 Kode flings!, Sub flings!, Program (13) 3. Lokasi ( ) 2. GUP Nih~
3 Satker/SKS : (7) 10 Kewenangan Pelaksanaan (14) 4. Kantor I Satuan ( ) 8. Kode Sub Kegiatan :
4. LokasI : (8)
Kerja
~ l~~)
5 Tempat
6 Alamat
.. ' . Kepada 5. Alamat
Pagu Sub Kegialan 9. Tahun Anggaran
vth. PeJabat Penerbit Surat Perintah Membayar
Rp.
Satker/ satker sementara ...... (15) ..................
dl .........(16) ............................
10. Bulan
Buldi Pengeluaran
Serdasarkan DIPA/ (17) ....... Nomar: (18) ................................tanggal .. (19) ........belsama Inl!caml aJukan pennlntaan
pembayaran sebagal berilwt: No. Tanggal Jumlah Kotor
1. Jumlah pernbayaran yang dlmlnta!can : dengan ang!ca : (20)
Urut NomorBuldi Nama Penerima dan Keperluan NPWP MAl< Yang dibayarkan
dengan huNt : (21) Pembukuan (RD.l
2. Untuk kepertuan : (22)
3. Jenls belanja : (23)
4. Atasnama : (24)
5. Alamat : (25)
6. Mempunyal rekenlng : (26)
: Nomor rekenlng: (27)
7. NoD dan Tanggal SPK/ korOk :(28) 0
8. Nllal SPK/ Kontrak : Rp.{29)
9. Dengan hnJelasan
No I. KEG. SUB KEG. DAN MAK PAGU SPP/ SPM SPP INI JUMLAH S1SA
BERSANGKUTAN DAlAM sd. YANG sd. SPP INI DANA
Urut II.
D1PA/(~;? ........
~~~
SEMUA KODE KEGIATAN
DALAM DIPAI (30\... ..... (Rn) (Ro) (Rn)
I 2 3 4 5 6",,4+5 7
I. KEGlATAN, SUB KEGIATAN, MAK

(32) (33) (34) (35) (36) (37)

JUMLAH 1 38 39 40 41 42
II. SEMUA KEGIATAN

(43) (44) (45) (46) (47) (48) Jumlah Lampiran : Jumlah SPP ini (Rp.)
SPMlSPP sebelum SPP ini alas beban sub kegiatan ini
Lembar Jumlah S.d. SPP ini atas beban sub kegiatan ini
JUMLAH II 49 50 51 52 (53)
UANG PERSEDIAAN

LAMPIRAN Dokumen Surat Bukti STS ....(56) ... lembar


Pendukung: ...(54). Berkas Penge!uaran (55)... l.embar an. Kuasa Pengguna Anggaran
Pembuat Komitmen
Iliterima oIeh penguJI SPP/ penerbit SPM ........,,' tanggal seperti dlatas

I
satkerl satker sementara ...(57) Pejabat I'embuat KomiImen
Pada tanggal (58) satker/ satker sementara ... (59) ....
I.;.;
II
NIP NIP Nama
, NIPINRP
r
!
- - - - - - - - - - Pembuat Komitmen. Wewenang dan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - -
1 -----------Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Komitmen--_ _ _ _ _ _ _ __

Lampiran 3 Perdi~en Perbendaharaan


Nornor PER- IPBI2005
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
Nomor:
KUITANSI UP Tanggal Desember 2005

1. Nama Saluan Ke~a


2. Kode Saluan Ke~a
3. Tanggal , No. OIPA TA: (1)
4. Sub Keglatan
5. Klaslfikasl Belanja Nomor Bukti: (2)
Yang bertanda - tangan di bawah ini Kuasa Pengguna Anggaran Saluan Ke~a ................•..•.............menyatakan bahwa saya bertanggung jawab MAK: (3)
penuh atas segala pengeluaran yang lelah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menenma dengan perincian
sebagai benkul : KUITANSI/ BUKTI PEMBAYARAN
Buktl
No. MAK Penerlma Uralan
Tanggal Nomor
Jumlah Sudah terima dari: Kuasa Pengguna Anggaran
satkerl satker sementara ...... (4) .................. ..
Jumlah uang: Rp: ...... (5)............. .
Terbilang: .................. (6)................................................. ..
Untuk pemb~~~;~~~· ......(7·)·.·.......·.·.·.·.·.·.·.·.·.·...·...·... ·................................

Tempat/ Tgl. (8)


Jabatan Penerima Uang
T. Tangan dan stempel
(9)

(Nama Jelas)
Setuju bayar Setuju dan lunas dibayar Tgl. ...
Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran

T. Tangan T.Tangan

(10) (11)
(Nama Jelas) (Nama Jelas)
Barangl pekerjaan tersebut telah diterimal diselesaikan dengan lengkap dan baik
Pejabat yang bertanggungjawab
Jumlah ~ - T. Tangan
Bukli-bukli belanja tersebut di atas disimpan sesuai kelentuan yang be~aku pada Satuan Ke~a ........................ .
untuk kelengkapan administrasi dan kepe~uan pemeriksaan aparat pengawasan fungsionai. (12)
Oemikian Surat Pemyalaan ini dibual dengan sebenamya.
(Nama Jelas)
Kuasa Pengguna AnggaranIPembual Komltmen.

NAMA
• SPT8 dibuat berdasarkan klBsifikasi belanja (4 digit) NIPINRP
(
--, -I

r
;
f
. - - - - - - Pembuat Komi/men, Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - -

PETUNJUK PENGISIAN KUITANSI UANG PERSEDIAAN (UP)


- - - - - - - - - - - Per/anggungjawaban Pejabat Pembuat K o m i / m e n - - - - - - - - - _

KUITANSI LS
t
j
,
Nomor 1 Diisi tahun anggaran berkenaan
TA:(l)
Nomor 2 Diisi nomor urut kuitansilbulti pembukuan
Nomor Bukti : (2)
Nomor 3 Diisi MAKIAB yang dibebani transaksi pembayaran
h MAK:(3)
Nomor 4 Diisi nama satkerlSKS yang bersangkutan
t Nomor 5 Diisi jumlah uang dengan angka
r-'" KUITANSI BUKTI PEMBAYARAN
Nomor 6 Diisi jumlah uang dengan huruf
Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran/Pembuat Komitmen
Nomor 7 Diisi uraian pembayaran yang meliputi jumlah barangljasa dan sppesifikasi
Satker/Satker sementara : ...............(4) •.•••••••••••••••
teknisnya
Jumlah uang: Rp......................(5)... ,...
Nomor 8 Diisi temp at dan tanggal penerima uang
Diisi tanda tangan, nama jelas, stempel perusahaan (apabila ada) dan Terbilang : .................................(6) .............................................................
Nomor 9
meterai secukupnya sesuai ketentuan yang berlaku
Nomor 10 Diisi tanda tangan, nama jelas dan NIP KPA/P2K serta stempel dinas Untuk pembayaran : ................ (7)...........................................................
(dalam format, nomor 10 ini tidak nampak, yang seharusnya berada
disebelah kiri tanda tangan Bendahara Pengeluaran)
Tempat/Tgl... ... (8)
Nomor 11 Diisi tanda tangan, NIP bendahara pengeluaran dan tanggallunas bayar
Jabatan Penerima uang
Nomor 12 Diisi tanda tangan, nama jelas, NIP pejabat yang ditunjuk dan
T.Tangan
bertanggungjawab dalam penerimaan barang/jasa.
(9)

(Nama Jelas )

Setuju dibayar :

a.n. Kuasa pengguna Anggaran

Pembuat Komitmen

T.tangan dan stempel

(10)
'1:
( Nama Jelas )

I
1.',
- - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewetlallgdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - ----------Pertanggungjawaban Pejabat Pembuat Komitmen - - -_ _ _ _ _ __

PETUNJUK PENGISIAN KUITANSI LANGSUNG (LS) DAFTAR PERHITUNGAN


JUMLAH MAKSIMAL PENCAIRAN DANA (MP)
SATKER PENGGUNA PNBP
Diisi tahun anggaran berkenaan
Diisi nomor urut kuitansilbukti pembukuan 1. Nama kantorlSatker .......................................... .
2. Nomor dan tgl. DIPA ........................................... .
Diisi MAKIAB yang dibebani transaksi pembayaran 3. Target Pendapatan ........................................... .
Diisi nama satkerlSKS yang bersangkutan 4. Pagu Pengeluaran ......................................... ..
5. Perhitungan maksimal Pencairan Dana
Diisi jumlah uang dengan angka
a. Jumlah Setoran PNBP
Diisi jumlah uang dengan huruf
1) Jumlah setoran s.d SSBP yang lalu .................. Rp ............ .
Diisi uraian pembayaran yang meliputi lingkup pekerjaan yang
2) Jumlah setoran tambahan SSBP ini .................. Rp ............. *)
diperjanjikan, tanggal, nomor kontrklSPK, berita acara yang diperlukanl (+)
dipersyaratkan. 3) Jumlah setoran s.d SSBP ini ........................... Rp .......... ..

Nomor 8 Diisi tempat tanggal penerima uang b. Jumlah dana yang dapat digunakan (.... % x 5.a.3) ....... Rp .......... ..
Nomor 9 Diisi tanda tangan, nama jelas, stempel perusahaan (apabila ada) dan
meterai secukupnya sesuai ketentuan yang berlaku. c. Realisasi Pencairan dana s.d SPM yang lalu

Nomor 10 Diisi tanda tangan, nama jelas dan NIP KPA/P2K serta stempel dinas 1) SPM-UP 20% pagu Rp............... ..
2) SPM-TUP (isi) Rp................ ..
3) SPM-GU............ Rp ................. .
Catatan: Dalam SPP-LS tidak diperlukan tanda tangan Bendahara Pengeluaran, karena 4) SPM-LS............. Rp ................ ..
5) Jumlah ....................................................... Rp ............. (-)
SPP-LS tidak melalui Bendahara Pengeluatan.
d. Jumlah Maksimal Pencairan Dana (5b - 5c.5) ...... ..... Rp .............. ..
e. Jumlah SPM ini ...... ............... ............... ...... ..... Rp .............. .

....................... ,.. ~ .......... 20 .... .


Kepala Kantor.......................... .

Nama ......................................
NiP ...................................... ..
*) Foto copy SSBP Ibr 4 terlampir

l
_ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komltmen. Wewellangdall Tanggungjawabnya - - - - - - - - -

DAFTAR REALISASI PENDAPATAN


DAN PENGGUNAAN DANA DIPA TAHUN ..... .

1. Nama kantorlSatker . ......................................... .


2. Kode Kegiatan ........................................... .
3. Kode Kantor ........................................... .
4. Tanggal dan nomor DIPA .......................................... .
5. Perhitungan realisasi Pendapatan dan penggunaan dana DIPA

a. Jumlah Setoran PNBP dari 1 Januari 20 .. s.d 31 Desember 20 ..


SSBP lembar 4 ....... Lembar .......................... , ... ..... Rp ............ .
b. Jumlah dana yang dapat digunakan ( ........ % x 5.a) Rp ............ .
c. Realisasi Pencairan dana 1 Januari 20 .. s.d 31 Desember 20 ..

1) SPM-UP 20% pagu Rp ................ .


2) Jml SPM-TUP (isi) Rp ................ .
3) Jml SPM-GU (isi) Rp ................ .
4) Jml SPM-LS Rp ............... .
5) Jumlah... ...... ... ..................... ...... ...... ... ...... ..... Rp ............ .
(-)
d. Sisa Dana (5b - 5c.5) ..................................... ,. ... ... ... Rp ............ .

6. Sisa UP + TUP yat!I!iJ belum digunakan pad a tgl. 31 Desember ....

a. SPM-UP 20% pagu Rp ................ .


b. Jml SPM-TUP (isi) Ro .. · .. ··· ...... ··· (+)
c. Jumlah UP + TUP .......................................... . Rp ...........
d. Jml SPM-GU Nihil.. ....................................... . Ro .... ······· (-)
e. Sisa UP + TUP yang belum digunakan .................. . Rp ...........
f. Jumlah UP + TUP disetor ke rekening Kas Negara RD· .... ··· .. *)

*) Bukti setoran sisa UP + TUP terlampir

~i· .......................•............. 20 .... .


~
Kepala Kantor.......................... .
i:
i:li
~"

.1
Nama .............................. ········

NiP ................................ ········
I)
'·1

\I
'.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komitmm, 'Vrwenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - Wewenangdan Tanggung /awab Pejabat Pembual Komitmen - - - - _ ,_ __

3), Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB), yang ditandatangani oleh 2) P2K menerima barang dan kuitansi tagihan dari Pihak III/penyedia barang
KPA/P2K, sesuai format yang ditetapkan, menandatangani kuitansi dan menyerahkan kuitansi kepada Bendahara Pengeluaran
4). Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah dilegalisir oleh KPA/P2K, jika terdapat untuk dibayarkan kepada penyedia barang. .
transaksi yang harus dipungut pajak oleh Bendahara Pengeluaran selaku
3). Bendahara Pengeluaran menguji dan memeriksa keabsahan dan kebenaran kuitansi
Wajib Pungut.
tagihan serta membayarkan tagihan kepada penyedia barang.
d. Alur pembayaran SPP-GUP
Proses permintaan pembayaran yang membebankan anggaran belanja negara oleh 4}. Bendahara Pengeluaran menyerahkan kuitansi yang telah ditandatanganinya kepada
s~tuan kerja telah diatur menurut ketentuan sebagaimana alur di bawah ini: P2K untuk diproses lebih lanjut.
Alur pembayaran SPP-GUP: 5}. P2K menyusun kuitansi tagihan dan membuat SPP penggantian UP (SPP-GUP) kepada
PPSPM.

1. Atur Pembayaran dengan UP 6}. PPSPM memeriksa dan menguji SPP-GU sesuai tugas dan' kewenangannya dan
menerbitkan SPM dan menyampaikan SPM-GU ke KPPN.
Uji &
7). KPPN menguji dan memeriksa SPM-GU sesuai dengan tugas dan 'kewenangannya lalu
menerbitkan SP2D-GU (sepanjang memenuhi syarat penibayaran) dan;
7a a. menyampaikan SPID-GU lembar ke-2 kepada PPSPM (satker).
b. menyampaikan SP2D-GU asli kepada Bank Operasional I mitra kerja KPPN.
7b c. Bank Operasional I melakukan kredit ke rekening Bendahara Pengeluaran.
Uji&

e. SPP-LS Belanja Pegawai

-
:;.':'~':'!.:"~.
. ,'

,....

,~~.

Pihak ke 3
"j •••

~~::
,"

'

'..:-="
ErO'i"
,
.... ..
'-'~ .

."
SPP-LS belanja pegawai meliputi:
I}. Pembayaran gaji induk, gaji susulan, kekurangan gaji/rapel, gaji terusan/uang ,
duka wafatltewas.
Lampiran SPP ini adal~:
a}. Daftar Pembayaran yang meliputi; Daftar Gaji bulanan, Daftar Gaji
Susulan, daftar perhitungan kekurangan gaji/rapel, daftar perhitungan
gaji terusan/uang duka wafatltewas.
Sumber: Sosialisasi PMK NO.73/PMK.05/2008, Dirjen Perberulaharatlll b}. Foto copy Surat kepangkatan/pengangkatan daIam jabatan/perubahan,
status, untuk perubahan PNS yang terjadi dalam gaji induklkekurangan
Keterangan: gaji.
1). P2K melalui Pejabat Pengadaan melakukan pengadaan barang kepada pihak penyedia c), Surat Keterangan Kematian, surat keterangan ahli waris, foto kopi surat
barang dan penyedia barang menyerahkan barang yang diperjanjikan dan kuitansi nikah, daftar keluarga dari pejabat yang berwenang, untuk gaji terusanl
uang duka wafatltewas.
tagihan pembayaran kepada P2K.
Persyaratan dalam point (a). (b). dan (c) tersebut di atas, disesuaikan
dengan peruntukkannya.
- - - - - - - - - - Pembuat Komitmen. Wewenang dan Tanggungjawabnya - - - - - - - - -
- - - - - - - - - Wewenangdan TanggungJawab Pejabat Pembuat Komitmen _ _ _ _ __

2). Pembayaran uang lembur. 7). Surat Setoran Pajak (SSP)


SPP untuk pembayaran uang lembur, diberikan kepada pegawai yaog 8). Faktur Pajak
diperintahkan kerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak dapat 9). Jaminan bank (Bankgaransi)
diselesaikan pada jam kerja, berdasarkan Surat Perintah Kerja Lembur yang
10). Surat Pernyataan SPP-LS yang ditandatangani oleh KPAlP2K, yang isinya
ditandatangani KPA/P2K.
menyatakan bahwa, penetapan penyedia barang/jasa/pihak ketiga dilakukan
SPP ini dilampiri:
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Keppres Nomor 80 tahun
a). SPK Lembur
2003. (misalnya: dengan eara penunjukkan langsung, pelelangan umum, dan
b). Daftar perhitungan lembur sebagainya).
c). Daftar hadir kerja g. SPP-LS Langganan Daya dan lasa j
d). Daftar hadir lembur
SPP-LS untukpembayaranlangganan daya dan jasameliputipembayaranlangganan
listrik kepada PT.PLN, pembayaran langganan telepon kepada PT.Telkorri dan
Persyaratan tersebut di atas memberi isyarat bahwa kepada para pegawai yang langganan air bersih kepada PDAM.
tidak hadir kerja, terlambat datang ke temp at kerja pada waktunya, pulang
SPP ini dilampiri "asli tembusan" rekening tagihan bulan yang akan
kerja lebih awal/sebelum waktunya, tidak diperkenankan untuk ikut bekerja
dibayarkan (karena rekening asli tidak dapat diserahkan sebelum dibayar lunas),
lembur.
atau pernyataan tagihan dari kantor Telkom/PLN eabanglPDAM setempat, yang
3). Pembayaran honor/vakasi. telah meneantumkan: NPWP bersangkutan.
Pembayaran honor/vakasi merupakan pembayaran yang diberikan h. SPP beban PNBP /
sebagaimana imbalan atas hasil kerja pengujian, pemeriksaan hasil ujianl
SPP beban PNBP adalah SPP yang membebani dana PNBP fungsional satuan kerja
kertas ujian/jawaban ujian. Pembayaran ini hanya terdapat pada satker
bersangkutan, dibuat oleh KPAlP2K. SPP PNBP menggunakan mekanisme dan
tertentu berkaitan dengan tupoksi.
formula tersendiri sebagaimana diatur dalam Perdirjen Perbendaharaan Nomor
f. SPP-LS Non Belanja Pegawai PER-66/PB/200S.
SPP-LS non belanja pegawai adalah SPP yang diajukan KPAlP2K untuk dibayarkan
Unit Pengguna PNBP dapat diberikan UP- PNBP sebesar 20 % x Pagu PNBP
kepada pihak ketiga/penyedia barang atas penyerahan barangljasa berdasarkan
atau maksimum sebesar Rp.SOO.OOO.OOO,OO (lima ratus juta rupiah).
perikatanfperjanjianlkontrak pengadaan barangljasa, menurut ketentuanl
Permintaan dana PNBP berikutnya selalu menggunakan formula maksimum
kesepakatan yang dituangkan dalam perikatan dimaksud.
peneairan dana sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Dirjen perbendaharaan
Peinbayaran dengan eara SPP-LS ini dilakukan dengan cara pemindahbukuan Nomor PER-66/PB/200S sebagaimana tersebut di atas.
antar rekeningbank, melalui KPPN dengan Bank Operasional selaku mitra kerja
Formula penarikan PNBP yang dapat digunakan dalam setiap permintaan
KPPN. pembayaran dimaksud adalah:
SPP ini harus dilampiri (sesuai peruntukkannya):
1). Surat Perintah Kerja/KontraklSurat Perjanjian/Surat Pesanan, sejenisnya.
MP = (PPP x IS) - IPS
2). Berita Aeara (Serah Terima Pekerjaan/Barang/Jasa)
3). Berita Aeara Pembayaran (untuk pembayaran dengan termiyn/tahapan)
4). Kuitansi bermeterai secukupnya MP =Maksimum Peneairan
5). Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) PPP = Proporsi Pagu terhadap Pendapatan
6). Resume KontraklSPK JS = Jumlah Setoran
IPS = Jumlah Peneairan Sebelumnya
l
- - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenang dan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - Wewenangdan TanggungJawab Pejabat Pembuat Komitmen _ _ _._ _ _ __

3. Mekanisme Pembayaran penyedia barang dalam hal transaksi berkenaan mengakibatkan pajak terutang
sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan tentang perpajakan.
Pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh penyedia barang/jasa/pihakketiga, berdasarkan
h. SPP yang tidak memenuhi persyaratan dikembalikan kepada KPA/P2K untuk
Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/200S adalah sebagai berikut:
diperbaiki atau dilengkapi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
a. Semua tagihan yang membebani anggaran belanja negara dapat dilakukan i. SPM yang diterima KPPN akan diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana
berdasarkan bukti-bukti yang sah (kuitansi pembayaran). (SP2D) sebesar nilai neto (bersih), setelah KPPN memungut potongan-potongan
Setiap kuitansi harus dibubuhi meterai secukupnya sesuai dengan ketentuan yang harus dilunasi penyedia barang/pihak ketiga kepada negara, sepanjang SPM
tentang bea meterai, yakni sebesar Rp.3.000,oo (tiga ribu rupiah) untuk kuitansi memenuhi persyaratan pembayaran.
yang bernilai di atas Rp.2SO.000,OO (dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai . j. SP2D yang diterbitkan KPPN disampaikan kepada Bank Operasional mitra kerja
dengan Rp.l.OOO.OOO,OO (satu juta ~upiah) dan bermeterai Rp.6.000,OO untuk KPPN.
kuitansi yang bernilai di atas Rp.l.OOO.OOO,OO (satu juta rupiah). Untuk tagihan k. SPM yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran sebagaimana yang telah
sampai dengan Rp.2SO.OOO,OO (dua ratus lima puluh ribu rupiah), tidak wajib ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, dikembalikan kepada PPSPM
dibubuhi rneterai. untuk diperbaiki sebagaimana mestinya.
b. Kuitansi pembayaran dibuat berdasarkan harga/nilai barangljasa yang disepakati 1. Bank Operasional mitra kerja KPPN akan memindahbukukan pembayaran dari
bersama antara P2K dan Penyedia Barang/Jasa menurut SPKlKontrak/Perjanjian/ rekening kas nega~a ke rekening penyedia barang/jasa/pihak ketiga padabank
Pesanan yang ditandatangani bersama di atas meterai sesuai dengan ketentuan tujuan masing-masing.
yang belaku, atau berdasarkan harga jual dari toko jika dilakukan pembelian/ m. Pihak Ketiga/penyedia barang/rekanan atau yang berhak menerima tagihan akan
pengadaan langsung kepada toko penjual, dalarn hal nilai pengadaan relatifkecil! menerima berita kredit dari bank tujuan masing-masing yang didebet langsung ke
tidak me1ampaui Rp.5.000.000,OO (lima juta rupiah). rekening bersangkutan sebesar nilai SP2D (neto).
c. Penulisan kuitansi pada bagian angka dan huruf dari nilai pembelian/pembayaran,
jumlah (kuantitas) barang, tanggal dan bulan transaksi, tidak boleh ada coretan 4. Prosedur Pembayaran
atau tip exlhapusanlperbaikan.
d. Permintaan pernbayaran (SPP) dibuat setelah barangljasa/kegiatan te1ah a. Pihak Ketiga/Penyedia BaranglJasa menyerahkan barangljasa yang diperjanjikan
diserahterimakan/diselesaikan yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima sesuai SPK/Kontrak/SP kepada KPA/P2K.
(barang/jasa/kegiatan yang diperjanjikan), atau barang/pekerjaan sudah diterima b. KPA/P2K memeriksa barang/jasa/pekerjaan yang diserahterimakan baik dalam
dengan jumlah yang cukup dan kualitas sesuai yang diminta yang ditandatangani jumlah, kualitas dan kondisi baranglpekerjaan yang diperjanjikan.
'. olehpenerima harang dalam hal pengadaan/pembelianlkegiatan dilakukan secara c. Penyedia BaranglJasaIPihak Ketiga menyerahkan Berita Acara Serah Terima
iangsung tanpa SPK untuk nilai transaksi tidak melebihi Rp.5.000.000,OO (lima (BAST) dan kuitansi yang sudah ditandatanganinya kepada KPNP2K.
juta rupiah). d. KPA/P2K memeriksa kebenaran/kesesuaian isi dan uraian BAST serta kuitansi
e. SPP ditandatangani KPA/P2K dan dilampiri persyaratan sebagaimana yang telah yang diterima.
ditentukan tersebut di atas sesuai dengan peruntukkannya. e. KPA/P2K menandatangani BAST dan kuitansi sesuai dengan ketentuan yang
f. SPP dan kelengkapan dokumen pendukungnya disampaikan kepada PPSPM berlaku.
satuan kerja bersangkutan untuk dilakukan penelitian dan pengujian sesuai f. KPA/P2K membuat SPP dan menyampaikannya kepada PPSPM, apabila
dengan yang dipersyaratkan (telah dijelaskan sebelumnya). persyaratan permintaan pembayaran telah terpenuhi.
g. SPP yang memenuhi syarat pembayaran sesuai yang ~itentukan, diterbitkan Surat g. PPSPM meneliti dan menguji SPP yang diterimanya dan memeriksa kelengkapan
Perintah Membayar (SPM) oleh PPSPM yang selanjutnya disampaikan kepada persyaratan administrasi sesuai dengan yang ditentukan.
KPPN demmn melamoirkan dokumen vendukung SPM. SPM yang diterbitkan h. SPP yang memenuhi persyaratan administrasi, diteliti dan diuji kebenarannva
- - - - - - - - - Pembuat Komitmen, Wewenang dan TanggungJawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - Wewenangtlan Tanggung /awab Pejabat Pembuat Komitmen _ _ _ _ _ _ __

1). aspekhukum dan peraturan pemndang-undangan yang berlaku (sebelumnya (Tata cara penatausahaan transaksi yang terjadi pada satuan kerja ke dalam Buku
lebih dikenal dengan "Wetmatigheid") Kas Umum agar berpedoman pada Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 47/
2). aspek kebenaran formal hak penagih (sebelumnya lebih dikenal dengan PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
"Reghtmatigheid") Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian Negara/Kantor/Satuan Kerja.
3). aspekkebenaran tujuan penggunaan dana yang ditentukan (sebelumnyalebih f. Pejabat Penguji Tagihan Penerbit SPM pada masing-masing satuan kerja
dikenal dengan "Doelmatigheid") menatausahakan setiap pembayaran atas SPM yang diterbitkan menurut Kegiatan,
.i. PPSPM menerbitkan SPM dan menyampaikannya kepada KPPN dengan Subkegiatan, Klasifikasi Belanja dan Mata Anggaran Keluaran (MAK)/Akun
melampirkan dokumen pendukung sesuai dengan jenis SPM yang pemindahbukuan antar rekening kas negara dengan rekening tujuan, sesuai
dipersyaratkan. dengan tugas dan kewenangannya.
j. KPPN menerbitkan SP2D terhadap SPM yang memenuhi persyaratan
dan menyampaikannya kepada Bank Operasional mitra kerja KPPN dan 6. Alur Pembayaran SPP-LS
mengembalikan SPM kepada PPSPM (Satuan Kerja) terhadap SPM yang tidak
memenuhi persyaratan. KPA/P2K menyusun dan menyampaikan SPP-LS kepada PPSPM untuk dimintakan
pembayaran atas tagihan penyedia barang dengan alur sebagaimana gambar di bawah 1ni:
Alur pembayaran atas SPP-LS kepada Pihak ketiga:
5. Penatausahaan Pembayaran
a. Setiap transaksi pembayaran kepada pihak ketiga/penyedia barang/yang berhak
menerima pembayaran atas beban APBN hams dicatat atau dibukukan dalam 2. Alur Pembayaran Langsung
dokumen penatausahaan yang ditentukan oleh semua instansi/pihak terkait
Uji& . ' ..
b. Belanja (AB), untuk mengetahui ketersediaan pagu anggaran pada masing-masing
2 ~~_3________~_ri~~
pos yang tersedia tersebut di atas. Kegiatan penatausahaan pada satuan kerja
~
diatas (pada item a dan b) sekaligus untuk mengetahui seberapa besar daya serap
PPK
KPPN'
kegiatan/anggaran yang dilakukan.
4b
c. KPPN selaku Kuasa BUN, menatausahakan setiap SP2D yang diterbitkan
berdasarkan SPM yang diterima, menurut Kegiatan, Subkegiatan dan Klasifikasi
Belanja dalam DIPA Satuan Kerja masing-masing, sebagai wujud pengujian formal
6
'. dan substantif serta pengendalian anggaran yang dikuasai satuan kerja. 'P.i,<CA
d. Bank Operasional I (BO I) melakukan penatausahaan atas SP2D yang dicairkan Posting Bukukan
UAKPA BENDAHARA
dengan tata cara dalam pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan
. . _._ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _=4C_ _
yang berlaku.
e. Penatausahaan pada kantor/satuan kerja ditatausahakan oleh Bendahara
Pihakke 3
Pengeluaran ke dalam Buku Kas Umum (BKU) dan buku pembantu lainnya
yang terkait untuk mengetahui seberapa besar daya serap dana yang tersedia
dalam DIPA satuan kerja bersangkutan, serta untuk mengendalikan pengeluaran Sumber: Dokumerr Sosialisasi PMK No. 731PMK. 0512008. Dirjen Perbendaharaan

anggaran agar pencapaian kinerja dapat lebihefisien dan efektif sesuai tujuan yang
ditetapkan. i

!~
Ii
I,
- - - - - - - - - Pembuat I\omitmen. Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - - Wewenang dan TanggungJawab Pejabat Pembuat Komitmen _ _ _ _ _ _ __

Keterangan: pe~ba~aran selaku Wajib Setor. Pajak yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran
1. P2K menetapkan penyedia barang dan menyusun kontraklSPK dengan Pihak IIII waJIb dlsetorkan ke rekening Kas Negara sesuai dengen ketentuan yang berlaku.
penyedia' barang untuk ditandatangani bersama dan Pihak III/penyedia barang
menyerahkan barang sesuai yang diperjanjikan. 8. Tata tara Pemungutan Pajak
2. P2K 'm~nyusun SPP-LS dan menyampaikannya kepada PPSPM untuk dimintakan a. Pajak terutang (Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan) adalah kewajiban
pembayarannya atas barang yang diperjanjikan.
yang harus dilunasi atas setiap Penghasilan Kena Pajak (PKP).
3. PPSPM ;menguji dan memeriksa SPP-LS dan menyampaikan SPM yang diterbitkan b. Penghas~lan Kena Pajak yang dipungut oleh Bendahara Pegeluaran adalah setiap
kepada KPPN. transaksl pengadaan/pembelian barang yang nilainya di atas Rp.1.000.000,00
4. KPPN melakukan pemeriksaan dan pengujian SPM -LS yang diterima, lalu menerbitkan (satu juta rupiah) ~n setiap pembayaran kegiatan/jasa yang dibayarkan di
SP2D yang disampaikan kepada: atas PTKP. Sehingga dengan kata lain bahwa setiap pengadaan/pemb~lian
hanya diperhitungkan/dipungut pajak oleh bendahara pemerintah, jika nilai
a). PPSPM (lembar kedua)
transaksinya di atas Rp.l.OOO.OOO,OO (satu juta rupiah). Apabila nilai transaksi
bY. BankOperasional I (lembar aseli)
pengadaan/pembelian barang sampai dengan Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah),
c). Bank Operasional I melakukan pemindahbukuan ke rekening Pihak III
maka pajak tidak diperhitungkan/dipungut oleh Bendahara Pengeluaran (untuk
5. PPSPM menyampaikan SP2D lembar kedua yang diterima kepada UAKPA untuk
nil.ai sebesar Rp.l.OOO.OOO,OO pajak disetorkan/diperhitungkan sendiri oleh wajib
dijadikan sebagai bahan laporan keuangan.
P~Jak). Sed~ngkan untuk pembayaran kegiatan jasa hanya diperhitungkanl
6. UAKPA menyampaikan SP2D yang telah dicatat kepada Bendahara Pengeluaran untuk dlpungut pajak penghasilan pasal 23, untuk pembayaran yang nilainya sampai
dicatat sebagai bahan penyusunan LPJ. dengan Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah). Untuk pembayaran yang nilainya di
atas Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) akan diperhitungkan/dipungut Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan sesuaidengan ketentuan
7. perhltungan Pajak yang Wajlb Dlpungut perpajakan yang berlaku. .
c. Tata cara perhitungan pajak adalah sebagai berikut:
a., P2K dan Bendahara Pengeluaran harus memperhatikan setiap transaksi yang
dibayarkan kepada penyedia barang/pihak ketiga atas kewajiban pajak yang harus 1). Contoh transaksi dengan nilai pembelian/pengadaan baningljasa sebesar
dilunasi oleh penyedia baranglpihak ketiga: Rp 1.100.000,t)0 (sam juta seratus rupiah)
b. Setiap transaksi yang dibayarkan dengan cara LS ataupun dengan beban Uang Transaksi ini akan dikenakan PPN 10 % dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP)'
Persediaan (UP) harus diperhitungkan dan/atau dipungut pajak sesuai dengan dan PPh pasal22 sebesar 1,5 % dari DPP.
ketentuan yang ditetapkan. !
Mencari DPP sebagai berikut:
c. Pembayaran dengan cara LS diperhitungkan dan dituangkan dalam SPK/Kontrak DPP = 100/110 X Rp.1.l00.000,OO =Rp.l.000.000,OO
Pengadaan dan dituangkan dalam Surat Permintaan Pembayaran (SPP), dengan PPN = 10 % x DPP = 10/100 X Rp.l.000.000,OO =Rp. 100.000,00
melampirkan Surat Setoran Pajak dan faktur Pajak, yang pemungutannya afan PPh 22 = 1,5 % x DPP = 1,5/100 x Rp.l.000.000,OO =Rp. 15.000,00
dilakukan oleh KPPN selaku Kuasa BUN. ' Keterangan:
. '

d. Pembayaran dengan cara tunai atas beban Uang Persediaan, diperhitungkan a). Harga barang (Rp1.l00.000.00,OO) di pasaran selalu bernilai bruto,
dan dipungut langsung oleh Bendahara Pengeluaran selaku Wajib Pungut pada yakni nilai 110 % = (100% harga fisiklDPp, dan + 10 %, PPN yang
dipungut)
saat dilakukan pembayaran kepada pihak ketiga/penyedia barang/jasa, dengan
menyerahkan bukti Surat Setoran Pajak (SSP) untuk ditandatangani oleh penerima b). dalam APBN, kita menggunakan azas bruto.
·--l

_ _ _ _ _ _ _ _ _ Pembuat Komitmen. Wewenangdan Tanggungjawabnya - - - - - - - - - - - - - - - - Wewenangdan Tanggung /awab Pejabat Pembual Komitmen - - - -_ _ __

2). 'I'ransaksi dengan nilai pembelian/pengadaan barang/jasa sebesar Jika nilai kuitansi diuraikan menurut pekerjaannya seperti di bawah ini:
Hp.2.200.000.,00 (dua juta dua ratus rupiah) a) Penggantian spare-part kendaraan =Rp.2.200.000.00
Transaksi ini akan diperhitungkan/dipungut pajak sebagai berikut: b) Ongkos kerja/tukang =Rp.l.l00.000,OO
a) PPN 10 % = 10 % x DPP dan
b) PPh Pasal22 = 1,5 % x DPP maka perhitungannya (dari nilai bruto) adalah:
DPP = 100/110 x Rp.2.200.000,0 = Rp.2.0oo.000,00 c) PPN =10 % = 10/110 x Rp.2.200.000,OO =Rp.200. 000, 00
c) PPN 10 % = 10/100 x Rp.2.000.000,00 = Rp. 200.000,00 d) PPh 22 = 1,5 %
d) PPh 22 = 1,5/100 x Rp.2. 000. 000, 00 = Rp. 30.000,00 = 1,51100 x (Rp 2.200.000,00 - Rp.200:000,00) = Rp.30.000,00
atau transaksi pengadaan dengan perhitungan secara langsung (dari nilai e) PPh 23 =2% x ongkos kerja/tukang
bruto) sebagai berikut: =2/100 x Rp.l.100.000,00 Rp.22.000,OO
=:=

a). PPN 10 % = 10/110 x Rp.2.200.000,00 =Rp.200.000,00 sehingga untuk kuitansi yang nilai pembayaran diuraikan antara
b). PPh 22 = 1,5 % x (nilai bruto - PPN) penggantian spare-part dan ongkos tukang, akan dipungut dua jenis
1,5/100 x (Rp.2.200.000,00 - Rp.200.000,00) =Rp. 30.000,00 pajak penghasilan yakni PPh 22 untuk pembelian/penggantian spare-
3). Transaksi perbaikan komputer senilai Rp. 700.000,00 part dan PPh 23 untuk jasa.
Transaksi ini tidak dipungut PPN, akan tetapi hanya dikenakan PPh pasal 5). Transaksi untuk pembayaran honor PNS (memiliki penghasilan tetap) diluar
23 sebesar 2 % dari nilai pembayaran, yakni 2/100 x Rp.700.000,00 = penerimaan gaji.
Rp.14.000,00 Bahwa PNS adalah subyek pajak, akan tetapi tidak semua PNS menjadi obyek
(Ingat: 1. Transaksi atas pembayaran jasa, tidak mengenal Penghasilan Tidak pajak.
Kena Pajak atau PTKP; 2. Prosentasi PPh Pasal23 dapat berubah-ubah) Obyek pajak bagi PNS adalah setiap PNS yang telah menduduki pangkat
4). Transaksi perbaikan k"t!ndaraan dinas sebesar Rp.3.3oo.000,00 golongan III ke atas, sehingga golongan I dan golongan II belum menjadi
(nilai kuitansi ditulis total tidak diuraikan menurut transaksi) obyek pajak, oleh karena itu PNS golongan I dan golongan II tidak dikenakan
Transaksi ini akan dipungut PPN 10 % dan PPh psI 23 sebesar 2%, dengan PPh pasal21 atas penghasilan yang diterirna baikdari gaji ataupun penghasilan
perhitungan sebagai berikut; non gaji.
Perhitungan dengan mencari dan berdasarkan DPP: Contoh:
a). PPN, 10 % =10/100 x DPP dan a). Jika seorang PNS bemama Asratus, pangkat Pembina golongan IV/a,
PPh 23, 2%, =2f100 x DPP menerima penghasilan sebagai berikut:
b) DPP = 100/110 x Rp.3.300.000,00 = Rp.3. 000. 000, 00 1). penerimaan gaji Rp.3.400.000,00
c). PPN, 10 % = 10%xDPP 2). penerimaan honor sebagai panitia pengadaan barang sebesar
= 10/IQO x Rp.3.000.000,00 =Rp. 300.000,00 Rp.600.000.-
d). PPh 23, 2% = 2%xDPP maka akan dipungut:
= 2/100 x Rp.3.000.000,00 =Rp. 60.000,00 PPh 21 sebesar 15 % x penghasilan diluar gaji =
15/100 x Rp.600.000,OO =Rp.90.000,OO
atau dengan perhitungan secara langsung (dari nilai bruto), sebagai berikut: (penerimaan gaji telah dipungut PPh dan diberikan tunjangan PPh
a). PPN. 10 % = 10/110 x Rp.3.3000.000,OO = Rp.300.000,OO yang besarannya sarna dengan potongan PPh).
b). PPh 23 = 2/100 x (Rp.3.300.000,OO - Rp.300.000,00) = Rp. 60.000,00 b). Seorang PNS bemama Oktria, pangkat PengaturMuda golongan lIla,
menerima penghasilansebagai berikut:
- - - - - - - - Wewenangdan TanggungJawab Pejabat Pembuat Komitmen - - - - - - - -
_ _ _ _- - - - - - Pembuat Komitmen. Wewenang dan Tanggungjawabnya
penggantian spare-part, kabel dan sebagainya Rp. 780.000,00
) enerimaan gaji sebesar Rp. 2.100.000,00 I' Rp. 500.000,00 +
1. P . ·tia pengadaan barang Jasa ongkos kerja/biaya perhaikan
2). penerimaan honor sebaga1 anggota pani Jumlah = Rp.1.280,000,OO
sebesar Rp.200.000,00 1 II (Satu juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah)
maka akan dipungut pajak Rp.O,OO karena Oktria masih go ong~
bukan obyek pajak dan tidak dikenakan atau tid~ dipungut pajak.
. h . yang dlbayar bulanan Terhadap transaksi ini akan dikenakan pajak sebagai berikut:
6). Transaksi untuk pembayaran honor pegawal anan 2.1. penggantian sparepart tidak dipungut pajak (PPN atau PPh) karena
Contoh: R 60 000 00 per hari tidak melampaui PTKP
) Seorang buruh harian menerima upah sebesar p. . :. gk 2.2. ongkos kerja dikenakan PPh psi 23 final sebesar 2 % x Rp.500.000,OO
a. . sebagai tenaga Cleaning Service yang dikontrak oleh kantordi~bllm ungan
bersangkutan ayar secara =Rp.l0.000,OO
kementrian negara/lembaga. H onor yang .
bulanan sebesar 30 hari x Rp.60.000,OO = Rp.1.800.000,00 seSUal dengan

bunyi kontrak. . di un ut PPh


D. PERAN DAN TANCCUNC JAWAB PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Maka untuk pegawai harian yang dlbayar bulanan, akan p g
P2K selaku pejabat yang bertanggungjawab secara fisik, administrasi dan keuangan dalam
asa121 sebesar 5 % x penghasilan di atas PTKP.
~TKP yang ditetapkan sebesar Rp.1.320.000,OO maka: kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya, memegang peranan yang sangat penting dalam
Perhitungan PPh 21 adalah = 5 % x (Rp.1.800.000,00 - Rp.1.320.000,00) setiap proses pengadaan barang/jasa pemerintah ataupun dalam proses pembayaran yang
= 5/100 x Rp.480.000,00 = Rp.24.000,00 membebankan anggaran belanja pada kantorlsatuan kerja bersangkutan.
PTKP pegawai harian saat ini adalah Rp.150.00 0,OO per hari atau Secara formal, seluruh kegiatan dan anggaran yang tertuang dalam DIPA menjadi
M t . Keuangan No. 2541 tanggungjawab KPA selaku pengguna anggaran pada kantorlsatuan kerja bersangkutan,
R 1 320 000 00 per bulan (Peraturan en en .
p.. . , ) PTKP d at berubah setlap namun dalam hal diangkat P2K lain yang diserahi tugas dan tanggungjawab untuk setiap
PMKl03/2008 tanggal 31 Desember 2008 . ap . . P2K
t berdasarkan ketentuan yang berlaku, oleh karena 1tu set1~p . kegiatan yang didelegasikan, maka kegiatan tersebut menjadi tanggungjawab P2K yang
saa 'ku' ti teIJadmya menerima pendelegasian dati KPA. Dalam hal ini, P2K dapat bertindak untuk dan atas
atau bendahara pengeluaran harus dapat mengI b se ap
nama KPA pada kegiatan satuan kerja yang menjadi tanggungjawabnya.
perubahan PTKP. . ksi atau
Untuk pegawai harian lepas yang dibayar pada setiap t~an~a 'd k
b). . . ghasilan yang d1tenma tI a
dibayar mingguan, apab11a setIap pen . .
. Rp i 50 000 00 per 'hari, maka penghasUan pegawal yang
1. Peran PeJabat Pembuat KOlilltmen
el
m ampaul . . , . . PTKP.
bersangkutan tidak dipungut pajak karena tidak melampaUl. .d P2K, sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah pejabat yang tindakannya dapat
. k tuk PPh pasal21 dlmaksu : mengakibatkan pengeluaran belanja negan. P2K bertindak untuk dan atas nama KPA
Berikut ini contoh-contoh pungutan paJa un
dalam kegiatan yang menJadi tanggungjawabnya. Oleh karena itu P2K memegang peran
Contoh: . baikan nset pada instansi
1) Bapak Samin menerima upah atas Jasa per ge k' k yang sangat penting dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Semua kegiatan, kebijakan
. 0000 k PakSaminakandikena anpaJa berkaitan dengan pelaksanaan tugas yang diberikan KPA, sangat menentukan keberhasilan
Pemerintah sebesar Rp.250.0 , ma a 00 _
I d' k sebesar 5% x Rp250.00 0, - kinerja satuan kerja. P2K berperan untuk menetapkan kebijakan dalam pengadaan barangl
terutang yang harus dipungut lsetor an
jasa yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas satuan kerja. P2K berperan untuk
Rp.12.500,00 . .' .dak berfungsi
P k Sabar melakukan perbaikan instalas1 bstrtk yang tI .' mengelola dan mengendalikan anggaran pada kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya,
2). a . kan k 'tansi dengan nnClan oleh karena itu pengangkatan dan penetapan P2K harus disesuaikan dengan kompetensi
karena terjadi korrsleting. Pak Sabar mengaJu U1
dan kemampuan.pejabatbersangkutan.
sebagai berikut:

You might also like