Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Utara : berbatasan dengan Pabrik seasoning PT. Indo Sentra Pelangi dan
pemukiman penduduk.
Selatan : berbatasan dengan Pabrik Gas Samator
Timur : berbatasan dengan Jalan Raya dari Kampung Jarakosta
Barat : berbatasan dengan pemukiman penduduk, jalan tol dan sawah.
Luas area pabrik PT.Indofood CBP Sukses Makmur ini sekitar 25,75 hektar
digunakan untuk bangunan pabrik, unit pengolah limbah dan berbagai sarana
hubungan industrial.
Unit pengolah limbah yang digunakan Waste Water Treatment (WWT)
untuk pengolahan limbah cair dan incinerator untuk pengolahan limbah padat.
Berbagai fasilitas industrial yang ada adalah Kantin. Poliklinik, Koperasi,
Mushola ,Tempat olahraga dan kesenian serta Bank dan ATM BCA .
1.4 Ketenagakerjaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur cabang Cibitung mempunyai jumlah tenaga
kerja kurang lebih 2076 orang dari seluruh plant.
1. Pembuatan Alkali
Larutan Alkali adalah suatu campuran dari air dan bahan tambahan makanan
lain seperti antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, penguat flavour, dll.
Larutan alkali dibuat berdasarkan pada jenis flavour yang akan diproduksi pada
line tertentu. Pembuatan larutan alkali dilakukan pada sebuah tangki alkali yang
didalamnya terdapat pengaduk yang digerakkan dengan motor, dimana
penggerak tersebut berfungsi untuk mengaduk campuran air dan bahan
tambahan makanan sehingga dihasilkan larutan alkali yang homogen. Kemudian
larutan alkali ditampung disebuah alat penampung (weighing tank). Larutan
yang telah dibuat digunakan untuk satu kali batch pengadukkan. Dari weighing
tank, larutan alkali kemudian dialirkan ke dalam mixer pembuat adonan.
2. Pengiriman tepung
Pengiriman tepung dapat dilakukan 2 cara yaitu Screw (secara manual)
dan SILO (secara otomatis)
a. Screw
Suatu proses penyupplian tepung terigu yang berasal dari gudang
bahan baku yang dimasukkan ke dalam hopper secara manual.
Kemudian tepung terigu tersebut akan disaring dengan menggunakan
sieveter dengan tujuan menyaring kotoran seperti benang dari kemasan
zak dan kayu dari palet. Kemudian terigu yang telah terbebas dari
kotoran tersebut dibawa oleh screw yang akan menuju mixer.
b. Silo
Suatu proses penyupplian tepung terigu yang dilakukan secara
otomatis. Tepung terigu yang berasal dari gudang bahan baku
dimasukkan ke tangki penampungan (buffer) sebelum penimbangan
berlangsung. Kemudian tepung yang sudah disesuaikan
jumlahnya/sudah diprogram (sesuai dengan jenis mie yang akan
diproduksi) secara otomatis masuk ke dalam mixer.
1. Mixing
Proses mixing adalah proses awal pada pengolahan mie. Pada tahap ini
tepung terigu yang sudah berada di alat mixer dicampurkan dengan air dan
bahan tambahan ( larutan alkali yang sudah dibuat sesuai dengan jenis mie
yang akan diproduksi ) agar menjadi suatu adonan. Air yang dicampurkan
harus sesuai, sehingga adonan tidak terlalu lembek atau terlalu keras.
Pada proses ini pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pengamatan
terhadap cemaran, jumlah alkali yang ditambahkan , jumlah penambahan air
serta kadar air pada adonan.
2. Pressing
Pada Proses Pengepresan (Pressing) adonan terigu beserta campurannya
dibentuk menjadi suatu lembaran. Adonan dilewatkan pada pressing roll yang
memiliki tingkat ketebalan yang berbeda-beda untuk mendapatkan lembaran
panjang dengan ketebalan tertentu yang sesuai dengan standart. Adonan yang
berjalan dari pressing roll pertama sampai dengan yang terakhir menyebabkan
bentuk lembaran semakin tipis hingga mencapai ketebalan tertentu sesuai
dengan jenis mie yang akan diproduksi.
Pada Proses Pressing ini pemeriksaan yang dilakukan yaitu untuk
mengetahui cemaran dan ketebalan untaian.
3. Slitting
Setelah melalui roll press , maka adonan mie akan dibentuk suatu untaian
dengan menggunakan alat sillter. Dengan mengatur kecepatan laju alat sillter
untaian akan lebih merapat. Jadi mie yang terbentuk terlihat lebih rapi, rapat
dan lebih padat. Kemudian adonan yang berbentuk untaian diubah menjadi
bentuk gelombang dengan menggunakan waving net.
Pemeriksaan yang dilakukan pada tahap ini adalah bentuk untaian dan
bentuk gelombang mie yang dihasilkan.
4. Steaming
Steaming merupakan proses pengukusan atau pemasakan mie
menggunakan uap panas yang dialirkan boiler ke dalam steam box. Pada tahap
ini berlangsung proses gelatinisasi. Gelatinisasi adalah proses penyerapan air
kedalam granula pati. Tujuan dari proses ini agar mie tergelatinisasi dengan
sempurna sehingga tekstur mie menjadi empuk dan elastis.
Proses pemeriksaan yang terjadi pada proses ini adalah pengukuran
tekanan, suhu, waktu steam, serta cemaran. Pengukuran tekanan menjadi hal
yang penting pada proses ini karena jika tekanan terlalu tinggi bisa
menyebabkan mie menjadi lengket dan waktu steaming juga berpengaruh
terhadap penetrasi panas dalam mie, jika waktu steaming semakin lama maka
panas yang berpenetrasi akan semakin baik dan merata.
5. Cutting
Setelah melakukan steaming, mie dibentuk menjadi bentuk segi empat
dengan proses cutting yang dilakukan dengan melewatkan mie pada alat cutter
yang bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga ukuran panjang mie sesuai
dengan standart yang telah ditentukan.
Pemeriksaan yang dilakukan pada tahap ini adalah kecepatan cutter,
panjang mie yang telah terpotong, berat mie basah untuk setiap line serta
cemaran asing.
6. Frying
Proses Frying merupakan proses dimana mie yang telah disteam akan
digoreng menggunakan minyak goreng yang sebelumnya telah dilakukan
penyaringan dan pemanasan yang telah ditambahkan dengan antioksidan.
Tujuan dari proses ini adalah untuk menurunkan kadar air yang berasal dari
proses pengukusan (steaming).
Beberapa factor yang mempengaruhi proses penggorengan adalah kondisi
minyak goreng, suhu dari luar ataupun dari alat-alat penggorengan,
temperature penggorengan serta waktu penggorengan.
Parameter mutu yang digunakan dalam proses ini adalah waktu
penggorengan, berat mie kering setiap jalur, susut mie, jumlah antioksidan
yang ditambahkan pada minyak serta menganalisa FFA (asam lemak bebas)
minyak goreng.
7. Cooling
Cooling atau proses pendinginan merupakan suatu proses dimana mie
yang telah melalui proses frying didinginkan/ ditiriskan di cooling box dengan
suhu tertentu.
Tujuan dari proses cooling adalah untuk menurunkan suhu mie agar mie
pada saat dikemas tetap terjaga kerenyahannya . Tujuan lain dari proses
cooling ini juga untuk mengurangi kadar minyak yang dihasilkan dari proses
frying agar mie tidak berminyak.
Parameter mutu yang dilakukan pada proses cooling ini meliputi
pengukuran waktu pendinginan mie, bentuk mie dan cemaran . Selain itu
dilakukan juga analisa berupa kadar lemak dan kadar air mie tujuannya untuk
mengetahui mie mudah patah atau tidak.
Berikut ini tabel dari komposisi trigliserida dan tabel komposisi asam lemak
dari minyak kelapa sawit (Pasaribu, 2004) :
BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN
3.2.1 Penentuan Kadar Air pada Mie Instan dan Bumbu Mie
A. Tujuan
Penetapan ini bertujuan untuk menentukan kadar air pada Mie Instan
dengan menggunakan metode pemanasan langsung.
B. Prinsip Kerja
Metode ini digunakan untuk seluruh produk makanan kecuali bila
produk tersebut mengandung komponen atau zat yang mengalami
dekomposisi pada suhu pemanasan 105 ± 2 oC atau produk tersebut
mengandung zat yang mudah menguap.
Penetapan ini relative sederhana dimana contoh ditimbang pada suhu
105 ± 2 oC dalam oven kemudian hilangnya berat dalam contoh dihitung
sebagai kadar air.
C. Alat
1. Neraca Analitik pembacaan 0,1 mg
2. Oven listrik dengan suhu 105 ± 2 oC
3. Desikator
4. Cawan / botol timbang
5. Penjepit
6. Spatula
D. Bahan
1. Sampel (Mie Instan)
E. Cara Kerja
1. Dikeringkan cawan / botol timbang beserta tutupnya dalam oven dengan
suhu 105 ± 2 oC selama 30 menit.
2. Didinginkan dalam desikator kemudian timbang sampai ketelitian 0,1
mg.
3. Ditimbang 2-5 g contoh yang telah disiapkan ke dalam botol timbang.
4. Dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 ± 2 oC selama 3 jam (botol
timbang dalam keadaan terbuka)
5. Didinginkan dalam desikator selama 30-45 menit
6. Ditimbang botol beserta isinya sampai ketelitian 0,1 mg.
A. Tujuan
Penetapan ini bertujuan untuk mengetahui kadar Lemak yang
terkandung pada Mie Instan dengan menggunakan metode Soxlet.
B. Prinsip Kerja
Sampel yang telah dihaluskan dimasukkan dalam huls kemudian
dengan menggunakan alat soxlet sample diekstrak dengan pelarut organic
yaitu petroleum benzene. Ekstraksi lemak bebas dengan pelarut non polar,
bagian bahan yang terekstrak dibagi contoh adalah kadar lemak yang
ditentukan.
C. Alat
1. Labu Lemak
2. Alat Soxlet
3. Pemanas Listrik
4. Oven listrik dengan suhu 105 ± 2 oC
5. Penangas air
6. Neraca Analitik
7. Huls
8. Kapas
D. Bahan
1. Petroleum benzene
2. Thimble bebas lemak
3. Kapas bebas Lemak
4. Batu didih
E. Cara Kerja
1. Contoh dihaluskan sampai cukup halus (< 1 mm)
2. Ditimbang dengan teliti 2 – 4 g contoh,
3. Dimasukkan ke dalam thimble dan tutup rapat dengan kapas dijaga
jangan sampai bocor
4. Diekstrak dengan menggunakan petroleum benzene dalam alat soxlet
selama 4 jam
5. Diatur suhu penangas air dimana labu didih dipanaskan pada suhu 60 –
70 oC.
6. Dimasukkan thimble berisi contoh ke dalam soxlet.
7. Labu lemak berisi batu didih yang digunakan sebelumnya telah
diketahui bobot tetapnya.
8. Disulingkan dan keringkan labu lemak yang berisi residu lemak /
minyak dalam oven pada suhu 105 ± 2 oC sampai tidak berbau pelarut
selama 3 jam.
9. Didinginkan dalam desikator selama 30 – 45 menit.
10. Ditimbang labu berisi minyak.
A. Tujuan
Penetapan Kadar AV bertujuan untuk menentukan dan mengetahui
mutu minyak terhadap bilangan asam .
B. Prinsip Kerja
Pelarutan lemak atau minyak hasil ekstraksi dalam pelarut organic
yang sesuai (campuran etanol : eter = 1:1) dan telah dinetralkan,
selanjutnya asam lemak bebas yang terdapat dalam contoh dinetralkan
dengan larutan basa.
C. Alat
1. Burette dengan ketelitian 0.05 mL
2. Erlemeyer Flask
3. Penangas air
4. Hotplate
5. Neraca Analitik
6. Beaker glass
7. Corong
8. Oven
D. Bahan
1. Larutan KOH
2. Lar. Indicator PP dalam etanol 95%
3. Campuran etanol : dietileter (1:1) yang telah dinetralkan .
4. Larutan Petroluem benzene
E. Cara Kerja
1. Lakukan ekstraksi terhadap contoh produk untuk
mendapatkan minyak
2. Contoh minyak cair hasil ekstraksi dapat langsung ditimbang
3. Contoh minyak yang telah diekstraksi kemudian didestilasi
untuk menghilangkan pelarut (petroleum benzene)
4. Dikeringkan dioven dengan suhu 105 ± 2 oC sampai bau
pelarut hilang
5. Ditimbang contoh minyak yang telah kering
6. Ditambahkan 30 – 50 mL pelarut yang telah dinetralkan
dan kocok sampai larut
7. Ditambahkan beberapa tetes indicator PP
8. Bila minyak tidak larut, tempatkan campuran diatas
hotplate kemudian atur suhu pada 40 oC . Kocok contoh pelan-
pelan sambil dititrasi dengan larutan standar alkali KOH 0.05 N
dengan titik akhir titrasi berwarna pink tidak hilang sampai 30
menit
3.2.4 Penetapan kadar FFA pada Minyak goreng dan Minyak Bumbu
A. Tujuan
Untuk menentukan Kadar asam lemak bebas pada minyak goreng
yang telah dipakai.
B. Prinsip Kerja
Pelarutan lemak atau minyak dalam pelarut organic yang sesuai
dan telah dinetralkan, selanjutnya asam lemak bebas yang terdapat
dalam contoh dinetralkan dengan larutan alkali.
C. Alat
1. Buret
2. Labu erlemeyer
3. Pipet tetes
4. Neraca analitik
5. Pipet measuring
6. Bulp
D. Bahan
1. Isopropanol atau dietil eter : etanol (1:1) yang telah dinetralkan.
Penetralan dilakukan dengan menitrasi pelarur dengan KOH 0.05
N dengan menggunakan indicator PP
2. Larutan indicator phenolpethalein 1%
3. Larutan KOH 0.05 N
F. Cara Kerja
1. Ditimbang dengan teliti 3-5 gram contoh ke dalam erlemeyer
2. Ditambahkan 30-50 mL pelarut yang telah dinetralkan dan kocok
sampai larut
3. Tambahkan 2-3 tetes indicator phenolphthalein
4. Dititrasi dengan menggunakan larutan KOH 0.05 N . Titik akhir
titrasi tercapai bila warna campuran berubah menjadi pink dan
tidak hilang selama 30 detik.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1.1.2. Hasil Analisa AV (Acid Value) / bilangan asam pada Mie Instan
Line Kode Berat Berat Berat Volume Hasil FFA
alat Alat Contoh Akhir titrasi Perhitungan Mie
(gram) (gram) (gram) (ml) (%)
16.1 KAO 114.2031 4.3359 118.5390 0.73 0.557 0.254
16.2 HR 111.4766 3.8041 115.2807 0.64 0.557 0.254
16.3 RSL 109.1717 2.9617 112.1334 0.49 0.548 0.250
16.4 SRP 111.2762 3.5710 114.8463 0.59 0.547 0.250
16.5 X2 106.2844 3.6035 109.8879 0.59 0.542 0.247
16.6 TYS 116.5433 3.3532 119.8965 0.57 0.563 0.257
16.7 RZ 107.2242 3.4196 110.6438 0.52 0.503 0.230
16.8 2A 116.2161 4.1846 120.4007 0.67 0.530 0.242
Keterangan :
SPGS Supermie Goreng Sedap
SPGAB Supermie Goreng Ayam Goreng
RGA Sarimi Goreng Ayam
OR Original Indomie
GSE Goreng Satay